Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A High Class First Love Story (BUCIN)

Next update kapan? ><


  • Total voters
    72
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part I: Who Am I?
First Person POV, and so on.

Back to 10 years ago from now.

"Cc, pindah k map sblh yuk"
"Ykn kuat kk? Buff aku msh kecil, nanti mati dikeroyok gmn?"
"Y kl mati dikeroyok y matinya barengan wkwkwk"
"Iiiihhhhh><"
"Sante, baru bli pedang ama baju baru, mau nyoba wkwk"
"Yawdah--""

Itulah aku. Setiap hari aku menghabiskan waktuku untuk bermain game MMORPG itu. Dapat dibilang, karakterku sudah berada di tingkat atas sehingga karakterku sangat terkenal di kalangan sesama pemain. Level tertinggi, perlengkapan kelas atas, money-in-game yang sangat banyak, sering memenangkan pertempuran antar pemain, dan teman-teman dalam game yang semuanya juga tingkat atas membuat karakterku selalu dihormati di manapun aku berada. Game ini juga memiliki fitur pacaran. Tentunya karakterku juga berpacaran dong, itu tadi pacar karakterku, hehehe.

Walaupun demikian, aku tidak mengetahui siapa orang yang berada di balik pacar karakterku ini, begitupun dia. Bukannya apa-apa, namun aku baru saja menginjak umur 15 tahun, umur di mana aku masih takut untuk berkenalan dengan orang lain dari internet. Dia pun juga demikian. Namun yang pasti, dia mengetahui bahwa aku baru berstatus pelajar SMA kelas X, dan aku juga mengetahui bahwa dia berstatus... pelajar baru SMP kelas VII. Akan tetapi, kami sudah berjanji suatu saat kami akan bertemu langsung empat mata di dunia nyata, entah kapan hal tersebut akan terwujud.

Namun, aku melakukan ini semua sebagai pelarianku dari dunia nyata. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tidak memiliki prestasi yang baik di sekolah. Aku yang tidak pernah memperhatikan penampilan ini memiliki perawakan yang bisa dibilang standar dengan perut buncit. Ekonomi keluargaku juga pas-pasan, ayahku hanya seorang buruh pabrik dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. Aku juga tidak pandai bersosisalisasi di dunia nyata, entah mengapa. Hal tersebutlah yang menjadikan game online sebagai pelarianku dari dunia yang aku sebut sangat tidak adil ini.

Perempuan? Mana ada yang mau mendekatiku? Disapa oleh perempuan saja aku sudah senang. Tidak, tidak ada urusanku untuk hal itu.

Aku terus menerus melakukan hal tersebut hingga 10 bulan kemudian perusahaan tempat ayahku bekerja gulung tikar. Putusnya pemasukkan satu-satunya keluargaku menjadi sebuah tamparan keras bagiku. Tamparan ini membuatku mulai untuk memikirkan masa depan. Sempat aku berfikir untuk berhenti sekolah lalu bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, namun kedua orang tuaku menolaknya. Kedua orang tuaku menginginkan aku untuk belajar setinggi-tingginya, walau itu harus menjual segala harta yang ada. Dengan mata berkaca-kaca, aku berjanji kepada kedua orang tuaku bahwa aku akan menjadi sukses dan akan mengangkat derajat orang tuaku setinggi-tingginya, aku yakin!

Hari-hari yang biasanya aku isi dengan bermain game online, aku ganti dengan belajar, belajar, dan terus belajar. Aku belajar mulai dari awal untuk mengejar kebodohanku di masa lalu. Cita-citaku untuk masuk perguruan tinggi negeri paling bergengsi di Indonesia menjadi pelecut yang selalu membakar semangatku untuk belajar. Aku tak mau terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang dialami oleh ayahku.

Urusan game online yang biasa aku mainkan termasuk pacar karakterku? Sudah tidak aku pikirkan lagi. Sejak aku membuat janji kepada kedua orangtuaku, aku sama sekali belum menyentuh game online itu lagi. Pacar karakterku? Ya tidak aku perdulikan juga, toh hanya pacar-pacaran juga, tidak penting.

Back to 6 years ago from now alias 3 years ahead from the last story.

Hasil kerja kerasku selama aku masih SMA sudah mulai terasa. Sekarang aku sudah menjadi mahasiswa di fakultas teknik universitas negeri nomor 1 di Indonesia, suatu tempat yang banyak siswa SMA impikan. IPK? Sedikit lagi menyentuh angka 4. Karenanya, aku mendapat banyak beasiswa sehingga kuliahku gratis bahkan diberi uang saku. Walau sebenarnya aku masih dalam masa pembelajaran, namun aku sudah dipercaya untuk menjadi asisten dosen dari seorang dosen yang sudah sangat senior dan bergelar professor, hitung-hitung untuk menambah uang saku mengingat kedua orang tuaku kini kerja serabutan. Maka dari itu, aku tidak bermain-main di dunia perkuliahan ini. Dapat dibilang aku adalah tipe mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang yang tidak memperdulikan kegiatan organisasi mahasiswa.

Suatu hari, dosen asistensiku memberi tahu kepadaku bahwa presiden berencana untuk meluncurkan sebuah roket yang ciptaan putra-putri Indonesia untuk mengorbitkan satelit inderaja dan satelit telekomunikasi yang juga ciptaan putra-putri Indonesia. Rencana ini masih dalam rancangan sehingga publik belum mengetahuinya. Namun yang pasti rencana ini akan direalisasikan sehingga tahap rekrutmen terhadap tenaga ahli sudah dilakukan. Presiden menginginkan tenaga ahli yang berisikan para ahli yang berstatus dosen professor dan mahasiswa-mahasiswi yang mendapat rekomendasi dari para dosen profesor yang telah menjadi bagian dari rencana ini. Kebetulan, dosen asistensiku sudah menjadi bagian dari rencana ini dan memilihku sebagai mahasiswa rekomendasi beliau. Tentunya aku ambil tawaran emas ini, ini merupakan sebuah kehormatan bagiku.

Semua orang dalam proyek ini dikumpulkan di hadapan presiden, dan dipilih secara langsung ketua pelaksana dari setiap kelompok oleh presiden. Oh ya, dalam proyek ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berisi mahasiswa sebagai perancang dan kelompok utama sekaligus penanggung jawab, sementara kelompok kedua berisi para dosen dan ahli sebagai penguji dan memverifikasi hal-hal yang kelompok mahasiswa lakukan. Pembacaan nama ketua dilaksanakan, dan namaku tersebut. Aku tidak mengerti mengapa aku terpilih menjadi ketua kelompok, namun aku tidak akan menolaknya. Aku menerima dan menyanggupi amanah ini.

Present time.

Kini aku bekerja sebagai Staff Ahli di Kementerian Pendidikan dan Riset Indonesia. Umurku yang sekarang masih berusia 25 tahun menjadikanku sebagai pejabat eselon I termuda sepanjang sejarah. Walau demikian, aku lebih suka berbaur dan berteman dengan bagian pekerja kantoran kementerian yang tingkatannya jauh di bawahku dibandingkan dengan para pejabat sekelasku, bahkan aku juga bergaul dengan kalangan Office Boy yang seumuran. Mungkin karena faktor umur, pula pejabat senior sudah mulai susah untuk bergaul.

Jabatan ini berhasil aku raih berkat roket yang dulu aku bangun bersama teman-teman dan para dosenku berhasil meluncur dengan baik bersama satelit yang dibawanya beberapa tahun yang lalu. Dalam pengerjaan proyek itu, aku menemukan kekeliruan dalam hukum faraday I dan membuat sebuah hipotesis untuk memperbaiki hukum tersebut. Hipotesis tersebut terbukti saat peluncuran roket sehingga menjadi sebuah hukum baru yang membuat dunia sains dan teknologi. Saat wisuda, aku menerima predikat summa cum laude dan mendapatkan gelar professor honoris causa atas penemuanku tersebut. Aku juga berhasil mendapat nobel sains karena penemuanku tersebut. Atas dasar itulah aku diangkat menjadi pejabat di lingkup Kementerian Pendidikan dan Riset Indonesia.

Namun, jabatan bukan satu-satunya penyumbang pendapatanku. Penemuanku tersebut membuat banyak perusahaan elektronika menggunakan hukumku tersebut sehingga mereka memberikanku sejenis uang paten. Aku juga memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan nasional maupun internasional ternama di segala bidang. Aku juga memiliki banyak villa di berbagai tempat yang cukup strategis dan memiliki pemandangan yang bagus, sehingga tiap bulan pasti terisi. Akhir-akhir ini, aku juga ikut bertransaksi valas. Selain itu, masih banyak lagi. Dapat dibilang aku memiliki pemasukan perminggu yang sangatlah tinggi.

Bisa dibilang hidupku ini sudah hampir sempurna. Aku mempunyai cukup banyak rumah maupun Villa. Mobil juga cukup banyak dan cukup mewah. Sirkuit balapan standar internasional pun aku juga punya. Orang tuaku pun sudah aku buatkan sebuah istana yang sangat megah dengan segala perlengkapannya di kampung halaman untuk menghabiskan masa tuanya. Orang-orang yang dulu menjauhi dan menertawakanku, kini aku yang menjauhi dan menertawakan mereka. Ya, jerih payahku selama ini terbayar sudah.

Urusan perempuan? Itu urusan gampang bagiku. Sudah tak terhitung lagi berapa kali aku melakukan hal maksiat ini kepada banyak wanita, baik itu wanita pelacur hotel, anak kuliahan, pembantu, bahkan anak SMP dan SMA juga aku terkam dengan stimulus ponsel baru. Seleraku? Wanita lokal yang seumuran atau lebih muda dariku, selera yang sama dengan selera untuk pasanganku kelak. Urusan ejakulasi di luar atau di dalam? Ah itu tinggal kemauan saja, tinggal bayar. Namun yang pasti aku selalu menguji "target operasiku" dengan tes HIV sebelum dieksekusi, aku masih ingin hidup lama.

Walau demikian, tetap ada hal yang kurang dari hidupku. Tak adanya pengisi hati membuat hidupku tetap terasa suram. Entah mengapa aku tidak menemukan perempuan yang cocok untuk mengisi hati ini. Padahal, sudah tak terhitung banyaknya perempuan yang dapat dikatakan sesuai dengan seleraku yang mendekatiku, baik perempuan yang baik sampai wanita nakal sekalipun. Bahkan, perempuan yang sempat aku naksir saat aku masih berstatus sebagai pelajar pun kini aku tidak tertarik lagi walau mereka juga mengejarku. Entah mengapa.

Sampai suatu hari, aku diminta untuk memimpin proses akreditasi salah satu perguruan tinggi vokasi swasta di Jakarta yang berfokus pada seni. Walau aku belum memiliki pengalaman, aku tetap melaksanakannya, namanya juga tugas. Sesampainya di tempat, aku dan tim akreditasi langsung menuju ke bagian administrasi untuk melakukan akreditasi administrasi. Terbilang cukup baik untuk sebuah perguruan tinggi kecil vokasi swasta berjenis institut yang berlokasi di sebuah mall di pusat Jakarta. Setelah urusan administrasi beres, kami berpencar untuk melanjutkan akreditasi kegiatan belajar mengajar. Kebetulan terdapat 3 kelas yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar dan timku terdiri dari 3 orang, aku dan 2 orang staff akreditasi. Aku memilih kelas Interior Design berharap terdapat hitung-hitungan, supaya tidak cepat bosan.

Aku memasuki kelas Interior Design. Setelah memperkenalkan diri di depan kelas, aku mengambil beberapa foto di depan kelas untuk dokumentasi. Namun, pandanganku tertuju pada seseorang mahasiswi yang sedang duduk di barisan kedua kelas...

 
Terakhir diubah:
Bangun tenda dulu gan
Pantau terus :mancing::baca:

syap kk :)


Belum ada enak2nya

sabar kk
masa belum kenal udah enak-enak (?)
sebentar lagi kok, tungguin aja, page selanjutnya update kok :)



kak....
kita kenal di rl gak ya?.....
kok......

whaaaaa dha paan nehg?
kaga kok hu, saya sendiri far
kenapa hu? boleh kali cerita-cerita, pm saya kosong kok :)


wah kak piny~

:horey::horey:

gre mau juga?
:horey::horey:
 
Kaya mo bagus nih cerita..smg lancar update nya huu...

Hajaaaaarrr!!!!
 
maaf, yang ini sih setia, ga bajingan seperti 2 nama yang kamu sebut

dia sudah dikejar-kejar cewek, kalau jadi bajingan seharusnya sudah dari dulu, ini malah nolak semua cewe yang ngejarnya
Tpi anak SMP sama sma aja diembat di cerita wkwkwkw
 
Kaya mo bagus nih cerita..smg lancar update nya huu...

Hajaaaaarrr!!!!

makasih suhu :ampun:


Tpi anak SMP sama sma aja diembat di cerita wkwkwkw

tolong bedakan antara menyewa bispak dengan kampret ya
kalau menyewa bispak, hanya ngewe dan bayar, ga ada main perasaan
tapi kalau kampret, dia mainin perasaan cewe sehingga bisa ngewe gratis
tolong camkan itu :konak:
 
Bimabet
syap kk :)

sabar kk
masa belum kenal udah enak-enak (?)
sebentar lagi kok, tungguin aja, page selanjutnya update kok :)


whaaaaa dha paan nehg?
kaga kok hu, saya sendiri far
kenapa hu? boleh kali cerita-cerita, pm saya kosong kok :)


gre mau juga?
:horey::horey:

Oke deh...semoga lancar nulis ceritanya gan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd