Recent content by ^_O

iya, suhu. mari minum kopi dulu.

semasa kereta melaju selaju kuda mengalun sampai kaki letih mengayun mata lekat di lembar buku kusam meluruh warna barisan kata tersaput tangan menulis kosa kata tambahan mengoleskan torehan tinta membuat ending yang hening menghindari eluh yang sering melupakan pejuh yang kering...

terimakasih suhu. semoga bermanfaat.

maaf suhu. saya memberi sedikit tambahan untuk soneta. (maaf, bukan sonela. sedikit koreksi untuk sonela, suhu.) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta...

suit siul burung di bubungan cemara bulan yang setengah tiang hujan yang tak lagi datang warna oranye laut membayang #lembayung senja anak pertama kita

entah kenapa tiba-tiba bangun di sela adzan subuh yang terbata-bata mengeja nada mengejar fajar melawan dingin yang menggigit kain tebal selimut besar tempat kita bergumul mengumbar badan meregang urat membasuh rindu yang semakin dekat dengan ufuk kematian ku masih di dalam sengguk yang tidak...

sore berkabut di pinggir laut debur nyiur pohon enau di lereng bukit kau lukis itu di teras rumah sepotong roti secangkir kopi sehelai kertas sebatang pensil sekotak ***** dan tiga helai kanvas yang tercoret yang terrobek #sore yang tercabik

saya masih ingin banyak latihan menulis, tapi kepala saya sering terasa aneh. selalu mengingat hal-hal yang tidak perlu. normalkah itu pak?

bila hari menuai semi dari kemelut bunyi kemeluk nyeri kupeluk sunyi melepuh meninggalkan peluh menguar membentuk dinding dingin menyelimuti bongkahan mawar yang tercabik durinya sendiri.... sorry, i've fell again. samitabh.

terimakasih, mas.

siap thok! tapi bocah-bocah lain sudah on their way, pak.

lemah, letih, lesu. minum jamu apa ya?

terimakasih om. tapi saya tidak pake sempak. saya cuma berhanduk setelah mandi. saya tidak bisa kembalikan yang warna hijau. saya baru ada yang abu-abu.

lambai lamban ayunan daun pisang di pinggir ladang berpohon berjajar lamunan atas kedatangan dan kepergian anggukan dan senyuman berbaris di antrian juga bibirmu juga tangismu juga belai rakusmu juga hentakan di ranjang itu juga hisapan asap berbau angan juga usapan di rambut juga...

sudah pagi nasi di piring sudah basi berlendir bagai remah memori