Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Bimabet
Model ilustrasinya Nmnya siapa hu?

Yang mana hu? Banyak soalnya mulustrasinya :D

Asiiiiik selina di DP...

Iya hu, uda menu favorit yak ;)

dah sering di DP mah.

perlu di humiliation sih ini Selina.

:fsedih:

Haha, di part ini kan uda dihumiliation jg hu :adek:

Wow...hot sekali Selina...

2x Di sandwich nih....
Kayaknya bakal ketagihan Selina di Sandwich...

Terima kasih update nya Suhu...
:ampun: :genit:

Iya hu, 2 sandwich in a row :cif:
Sama2 suhu.
Makasih jg terus ramein cerita Selina :beer:

Terimakasih updatenya suhu

Sama2 suhu :cendol:

Mantap huuu

Thank you suhu :beer:

Wah akhirnya yg ditunggu update juga mantap kali hu

Iya hu, selamat enjoy cerita Selina :)

Mantap huu update nya

Thanks hu apresiasinya :cendol:
 
Mq
Part 26

Pak Sudarjo terus memompa memekku di posisi Woman On Top ini dan tidak sampai 2 menit kemudian gantian pria paruh baya ini yang menembakkan lahar putihnya. Begitu banyaknya sperma pria tinggi besar ini sampai tidak dapat tertampung di dalam lubang vaginaku.

Lalu dicabutnya kontolnya dengan wajah sumringah karena menuntaskan nafsu seksualnya padaku, gadis yang usianya terpaut 30 tahun darinya. “Makasih moy dah bikin bapak puas.. hahaha..”, ucapnya.

Aku benar-benar luluh lantak setelah orgasme ketiga ini. Staminaku terkuras habis apalagi karena memang tadi di sekolah aku sudah melayani nafsu seksual guru Fisikaku. Pandanganku mulai kabur menjelang saat-saat aku tak sadarkan diri. Sebelum pingsan, sempat kudengar suara salah satu pria yang mengatakan, “Nah akhirnya saatnya gua lepas perjaka deh..”.

Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri akibat rasa lelah yang begitu hebat ini. Akhirnya kesadaranku pulih saat terasa goncangan hebat pada tubuh bagian bawahku serta ada benda keras yang keluar masuk di liang vaginaku.

“Ngghhh…”, secara spontan aku mendesah dengan lemah ketika kesadaranku mulai pulih seiring sensasi nikmat di organ kewanitaanku. Terdengar suara-suara geraman dari pejantan yang sedang menggagahiku.

Saat kubuka mataku, tampaklah wajah jelek pemuda yang sedang menindihku ini. Ternyata si Gondrong yang duluan melepas perjakanya. Dengan begitu bersemangat salah 1 tukang bengkel gerobak ini memompa kontolnya di memekku.

Diameter kontol si Gondrong yang memang termasuk paling lebar dari para pejantan yang pernah menyetubuhiku ini menimbulkan sensasi gesekan yang lebih hebat. Terasa bagaimana dinding rongga vaginaku yang bergesekan saat “rudal daging” si Gondrong yang keluar masuk dengan cepat.

Ada rasa perih bercampur nikmat saat batang kejantanan pemuda ini sedang dihentak keluar masuk di memekku. Aku jadi teringat saat-saat aku diperawani dulu oleh teman sekolahku. Bagaimana perihnya liang vaginaku yang masih sangat sempit itu harus menerima batang penis.

“Ngghh.. ahh ahh..”, aku tidak bisa menahan lenguhanku dari sesi bercinta dengan si Gondrong. Vaginaku terasa sesak sekali rasanya saat sedang dihunjam oleh penis tebal tukang bengkel gerobak ini. Apalagi teknik genjotan pria ini yang termasuk barbar karena begitu kasar. Mungkin karena ia masih perjaka juga jadi tidak bisa menahan nafsunya.

“Ohh oh udah bangun lu moy.. padahal tadi pingsan gitu sebelum gue entot..”, ujar si Gondrong dengan muka bernafsu menatapku.

“Nah enakan gini main sama cewe yang gak pingsan.. haha..”, komentar si Cepak yang kini sedang meremas-remas payudaraku.

“Yo i.. mana enak main yang diam gak bersuara.. uda kayak gedebok pisang. Huahaha..”, timpal si Kribo yang sedang duduk sambil menonton tidak jauh dari kami.

Kulihat sekeliling tidak tampak Pak Sudarjo dan kakek Wahid yang tadi ikut menyetubuhiku. Sepertinya mereka sudah pulang atau sedang pergi. Kini hanya aku dan tiga pemuda yang berada di dalam kantor bengkel gerobak ini.

Kini si Cepak menyodorkan penisnya yang sudah tegak ke arah mulutku sambil berkata, “Moy, sepong gih kontol gue.”. Aku yang sudah pasrah pun segera mengikuti kemauannya itu dan kuemut penis si Cepak ini. Kukeluarkan teknik blowjobku dengan harapan ia bisa cepat orgasme.

“Uhhh enak moy.. ahh gitu terus.. mantep mantep.. mulut lu emang bikin gue ketagihan..”, racau pemuda ini dengan mata merek melek keenakan.

“Awas lu crot duluan coi.. rugi ntar gak ngerasain mekinya. hahaha..”, ucap si Kribo sambil terkekeh.

“Iya, ni memek mantep bener.. mimpi apa coba gua bisa lepas perjaka pake memek kek gini. Wahaha...”, ujar si Gondrong sambil tertawa norak.

“Haha, tenang aja bray. Gua ga mau buru-buru keluar juga..”, si Cepak menimpali ucapan rekan kerjanya itu.

Aku masih terus memberi servis oral di kontol si Cepak selagi memekku sedang disodok-sodok oleh kontol si Gondrong. “Mmmhh.. mmhhhh.. mmmmmhh..”, hanya suara itu yang keluar dari mulutku yang sedang dipenuhi oleh penis si Cepak.

Kurasakan kedua buah dadaku diremas oleh sepasang tangan si Gondrong dengan kuat. Puting susuku yang sudah keras ini juga tidak luput dari jamahan jari-jari pemuda itu. Ditarik-tariknya pentil susuku yang berwarna pink itu hingga menimbulkan sensasi geli, sakit dan nikmat bercampur satu.

“Mmhhh.. mmmpph…”, aku hanya bisa merintih tertahan di saat aku sedang didera kenikmatan yang amat sangat.

Hampir 3 menit mengoral penis si Cepak tiba-tiba ia menghentikan gerakan kepalaku yang sedang menghisap penisnya. “Uhhh udahan dulu moy nyepongnya, ntar keburu crot.”, ujar si Cepak sambil mencabut penisnya dari mulutku.

“Lu mau bareng coi?”, tanya si Gondrong yang menghentikan genjotannya di memekku.

“Yowes, gaskeun aje kita mabarin ni amoy..”, jawab si Cepak yang mulai bergerak ke arah posisi si Gondrong.

“Haha, mabar.. yang bener ngebar. Ngentot bareng. Hahaha..”, timpal si Kribo yang terkekeh.

Kini kontol si Gondrong sudah dicabut dari memekku, menimbulkan suara plop karena diameter batang kejantanannya yang memang lebar. Uh, pastinya ia ingin menyodok liang anusku dan tidak terbayang bagaimana saat kontol yang tebal punya si Gondrong nanti saat memasuki lubang pantatku.

Tapi aku sadar tidak ada gunanya melawan atau menolak karena memang aku kini tak ubahnya pelacur bagi para tukang bengkel gerobak ini. Jadi aku hanya menyiapkan tubuhku, terutama anusku untuk disodomi kontol tebal si Gondrong.

Si Gondrong berbaring di atas matras yang sudah cukup basah oleh keringat dari tubuhku yang dari tadi menjadi pemuas nafsu mereka. Si Cepak lalu segera membantunya untuk memposisikan tubuhku di atas si Gondrong. Kini aku sudah duduk di atas tubuh berkulit gelap si Gondrong. Kulihat si Gondrong meludahi tangannya dengan air ludahnya dan lalu mulai membasahi anusku dengan ludahnya itu.

Aku hanya bisa pasrah saat kontol si Gondrong pelan-pelan mulai mencoba menerobos lubang pantatku yang rapat itu. Oh, terasa perih saat penisnya yang tebal itu mulai didorong ke dalam lubang anusku.

Sedikit demi sedikit penis itu memasuki lubang pantatku, Oh tidak, baru beberapa cm batang penisnya saja sudah membuatku kelabakan. Aku pun mencoba memperlebar bukaan pinggulku dengan tujuan lebih mempermudah kontol si Gondrong menembus masuk ke anusku. Sayangnya upayaku itu tak berarti banyak dan aku tetap merasakan perih di anusku. Aku sampai meringis menahan sakit saat penis berdiameter tebal milik pemuda ini sedang mempenetrasi liang analku.

Beberapa saat kemudian akhirnya penisnya pun sudah masuk ke dalam duburku. “Ohhh! Asoy ni bool peret banget! Uhhh mantap memek dan bool amoy ini sama-sama sempit!”, ceracau pemuda berambut gondrong ini yang menikmati jepitan liang anusku yang rapat. Aku yang memang cukup kesakitan ini pun lalu menjerit, "aduh mas.. ampun.. sakit banget!".

“Tenang moy.. ntar kalo uda kebiasa bakal enak koq. Hehe.”, ujarnya seolah mencoba menenangkanku.

“Iya mas.. pelan-pelan ya.”, pintaku yang masih merasakan perih di lubang anusku.

“Siap amoy cantik.. mas bakal bikin lu melayang ke langit ketujuh. Haha.”, timpalnya sambil tertawa norak dan disambut gelak tawa dua pemuda lain.

Kini giliran si Cepak yang akan melepas keperjakaannya saat ia sedang bersiap di selangkanganku yang dilebarkan oleh kedua tangan si Gondrong. Memekku dengan bibirnya yang sudah begitu basah oleh cairan cinta dan sperma ini seolah menyambut kontol pemuda berambut cepak ini.

Tanpa buang waktu lagi si Cepak lalu mengarahkan kontolnya yang sudah tegak itu ke memekku. Agak sulit kepala penisnya karena permukaan kulit vaginaku yang basah sehingga licin itu. Ia lalu menggunakan tangannya untuk merentangkan bibir vaginaku. Dan segera si Cepak mulai mendorongkan pinggulnya supaya penisnya memasuki liang vaginaku.

“Ahh.. anjing.. peretnya.. enak..”, gumamnya saat kepala penisnya sudah masuk ke lubang kemaluanku. Terus didorongnya penisnya itu hingga amblas semua ke dalam liang vaginaku.

“Ohhh mas.. jangan kasar-kasar ya..”, rintihku saat aku merasakan vagina dan anusku terasa sesak diisi penis dua pemuda yang tadinya perjaka ini. Terasa begitu perih dan penuh di kedua ronggaku itu padahal mereka belum mulai menggenjotku.

Tidak lama kemudian mereka sudah mulai memacu kontol mereka di lubang memek dan pantatku. Si Gondrong memompa liang pantatku dengan tempo lambat seperti permintaanku tadi. Sedangkan si Cepak lebih cepat menyodok memekku seakan tidak peduli denganku.

Melihat temannya yang menaikkan tempo sodokan, si Gondrong jadi terbawa irama temannya itu dan ikut menyodok makin cepat. Makin parahlah rasa perih di lubang pantatku ini akibat brutalnya genjotan mereka. Si Gondrong seolah sudah lupa akan janjinya tadi yang akan bermain dengan lembut.

‘Plak plak plak plak!’ saking cepatnya sodokan mereka berdua di dua lubang tubuhku itu sampai menimbulkan suara yang keras hasil pertemuan kulit kami.

Rasa sakit yang dibarengi rasa nikmat segera menjalari tubuhku yang sedang disandwich oleh dua tukang bengkel gerobak ini. “Aduh.. ahh.. mas.. sakit.. uhh.. pe.. lan-pelan.. mas.. ahh sakit..”, erangku yang sedang didera rasa sakit akibat kasarnya genjotan mereka.

Begitu kontrasnya aku yang seorang gadis keturunan dengan tubuh putih mulusku yang rutin luluran ini sedang threesome dengan dua pemuda pribumi berkulit gelap dan kasar. Tanpa ampun, kontol keras si Cepak dan Gondrong ini terus menghentak keluar masuk di lubang anus dan vaginaku. Rasa sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan mulai memudar dan diikuti rasa nikmat yang makin menguat.

Tangan kanan si Gondrong yang tadi memegangi pinggangku kini sedang memerah buah dadaku yang kanan. Puting susuku juga dipelintirnya, membuat aku mendesah keras karena memang puting adalah titik sensitifku yang paling kuat.



Si Cepak yang melihat tangan si Gondrong yang sedang bermain di dada kananku kini menggunakan tangan kirinya meremas payudara kiriku. Ia juga ikut memilin pentilku sambil sesekali mencubitnya membuat aku makin terbuai oleh sensasi nikmat ini.

Kulit tangan mereka yang coklat kehitaman tampak kontras dengan buah dadaku yang putih bersih ini. Belum lagi permukaan telapak tangan mereka yang kasar bersentuhan dengan kulit payudaraku yang halus menimbulkan sensasi geli nikmat.

Kini rasa sakit di rongga anusku sudah berangsur melemah dan aku kini melenguh-lenguh melampiaskan rasa nikmat bercinta dengan dua pemuda ini. Baik si Cepak dan Gondrong juga mengerang akibat sempitnya lubang memek dan anusku. Suara desahan kami bertiga balas membalas di ruangan kantor bengkel ini.

Puas meremas susuku, lalu si Cepak segera mengenyot puting susuku yang kiri. Dihisap-hisapnya kedua putingku yang sudah tegak secara bergantian dengan bibir tebalnya itu. Aku yang keenakan oleh ulah mulutnya itu makin liar mendesah, “Nghhh mas.. enakkhhh.. isepphh.. terus… ahhh iyahhh..”.

Puas menyusu di payudaraku, si Cepak tiba-tiba mencumbuku dengan ganas sambil tangannya pun kini kembali memainkan buah dadaku. Lidah si Cepak segera bergerilya ke dalam mulutku yang merekah saat mendesah-desah. Lidah kami pun bertemu dan saling beradu dalam mulutku. Agak kasar caranya menciumku karena memang si Cepak ini masih perjaka. Mungkin ini malah merupakan ciuman pertamanya.

Sudah tidak ada lagi rasa perih yang menderaku. Sekarang hanya kenikmatan seksual saja yang kurasakan dari persetubuhan interracial dengan dua pemuda yang berprofesi sebagai tukang bengkel gerobak. Pelan-pelan gelombang menuju puncak kenikmatan seksual pun mulai terbentuk.

Sekitar 5 menit dipompa dua kontol pemuda ini akhirnya pertahananku pun runtuh. Orgasmeku yang entah sudah keberapa kali ini pun meledak. Kulepas tautan bibirku dari bibir si Cepak menjelang klimaks. “Aaaahhhhhh mas.. aku keluar.. ngghhhhhhh!!”, rintihku yang mendapat kepuasan birahi dari double penetration ini.

Otot-otot vaginaku pun berkontraksi kuat di momen menjelang klimaksku membuat dua penis yang sedang menancap di memek dan anusku seperti diremas kuat. Si Cepak dan Gondrong sampai melenguh karena jepitan dua lubang tubuhku itu.

Tiba-tiba terdengar geraman dari mulut si Gondrong di bawahku. Oh, ternyata ia juga sudah akan klimaks karena tidak kuat menahan jepitan anusku yang makin sempit. Tidak sampai semenit kemudian, si Gondrong pun berejakulasi. “Uughhhhh gak kuat gue ni bool sempit bener! Oghhh!”, geram pemuda ini sambil menghunjam dalam-dalam kontolnya ke liang pantatku.

Di sela sela geramannya, tubuhnya terus berkelojotan dan tersentak sentak dengan kuat. Aku ikut terguncang mengikuti gerakan tubuh si Gondrong ini yang sedang klimaks. Aku serasa seperti seorang atlit rodeo yang sedang berada di atas banteng yang mengamuk. Tubuhku ini sampai berguncang mengikuti sentakan dari tubuh pemuda berkulit coklat kehitaman ini.

‘crot crot crot’, terasa beberapa kali spermanya menyembur di rongga anusku. Terasa penuh rongga anusku yang disembur oleh cairan putih kental dari kontol si Gondrong. Spermanya yang banyak ini sampai tidak tertampung di lubang pantatku ini. Bahkan saking banyaknya sampai meleleh keluar membasahi matras ini. ‘Plop’, suara kontol si Gondrong yang dicabut dari lubang anusku.

Si Kribo yang dari tadi hanya menonton liveshow threesome interracial dua teman kerjanya dengan seorang gadis keturunan ini akhirnya kembali bernafsu. Ia bangkit dari kursi dan berjalan mendekatiku yang masih terengah-engah selepas klimaks barusan. Kulihat penis si Kribo yang sudah setengah ereksi itu agak mengayun selagi ia berjalan ke arahku.

Aku sebenarnya masih lemas dan ingin istirahat tetapi sepertinya si Kribo ini bukan tipe yang mau menunggu. Terlihat dari sorot matanya yang sudah amat bernafsu seolah predator yang menatap mangsanya. Maka saat si Kribo mengacungkan kontolnya ke mukaku yang sedang terbaring ini, aku pun membuka mulutku dan mengemut batang kejantanannya itu.

“Ayo moy, bikin kontol gua keras maksimal biar memek lu bisa cepat gua enakin.”, perintah si Kribo dengan seenaknya.



Selagi aku memberi servis oral sex di penis Kribo, si Cepak kembali menyodok-nyodok penisnya di posisi misionaris ini. Buah dadaku yang berguncang-guncang tidak luput dari jamahan kedua tangan kasarnya.

Payudaraku yang berukuran 34B ini diremas-remas dengan kuat oleh si Cepak. Diciuminya juga leherku yang putih lalu lidahnya menyapu leherku naik turun. Dan lidah si Cepak lalu bergerak turun ke arah dadaku. Dijilatinya bukit payudaraku itu dengan begitu bernafsu. Oh, aku makin keenakan oleh rangsangan dari si Cepak ini.

Tidak lama si Kribo pun merasa penisnya sudah siap tempur. Ia lalu melepaskan seponganku dan segera meminta si Cepak untuk berganti posisi. “Lu boolnya ya bray. Gue mau memeknya.”, ucap Kribo yang segera diiyakan si Cepak.

Kemudian si Kribo berbaring di matras seperti si Gondrong tadi. Bedanya kini tubuhku ditelungkupkan di atas tubuh Kribo. Lalu si Kribo segera menghunjamkan kontolnya yang sudah sangat keras ke memekku di posisi WOT ini. Tidak susah masuknya karena si Cepak membantu merentangkan vaginaku. Apalagi memang vaginaku sudah banyak cairan pelumasnya.



Si Cepak pun buru-buru segera memposisikan dirinya di belakang pantatku. Dan sambil memegang kontolnya ia pun mendorong kejantanannya itu memasuki lubang anusku. Kembali aku merasakan disandwich lagi.

Aku kini disodomi di posisi menungging dimana si Cepak di belakangku terus menyodok dengan cepat. Penis si Kribo juga tidak kalah cepat sedang menghentak keluar masuk di vaginaku. Di dalam ruangan kecil di bengkel gerobak ini aku diperlakukan bagaikan budak seks mereka yang harus memuaskan birahi mereka. Walau memang sangat merendahkanku, tetapi jujur saja ada sensasi aneh dimana aku malah menikmati semua ini dan membuatku makin bergairah. Apakah karena sudah sering diperlakukan begini membuatku menjadi begini?
Kini aku tidak malu-malu lagi menjerit-jerit nikmat selagi sedang disandwich oleh si Cepak dan si Gondrong.

“Ahhh.. kontol mas berdua enak.. terus.. yang dalam.. yang keras.. sodok memekku.. ahh.. ahhh!”, begitu binalnya diriku yang sudah diamuk birahi ini.

Mendengar desahan liarku itu, si Kribo mengejekku. Ia bertanya, “Gimana moy ngewek sama orang-orang kayak kami gini?”.

Aku hanya diam tidak menggubris pertanyaan si Kribo yang kutahu hanya untuk melecehkanku itu. Kututup mataku sambil meresapi kenikmatan hebat yang sedang menjalari tubuhku. Apalagi aku yang sudah sangat keenakan oleh sodokan penis si Cepak dan Gondrong ini merasakan aku makin mendekati puncak birahiku.

Beberapa detik kemudian akhirnya aku pun merasa akan mencapai klimaksku. Tetapi saat aku sudah dekat, tiba-tiba kedua pemuda ini menghentikan pompaan mereka di memek dan duburku. Aku yang tentu saja merasa kehilangan rasa nikmat dan sudah sangat dekat untuk orgasme ini pun memprotes, “Loh mas, koq berhenti?”.

Mendengar protesku itu, mereka bertiga pun tertawa dan mengejekku. “Hehe, napa moy? Koq kecewa gitu?”, ejek si Cepak. Diikuti si Gondrong yang juga mengejekku sambil tertawa, “Haha, nanggung ya moy lu dah mau crot?”

Si Kribo lalu juga berkata, “Kalo ditanya tu jawab moy. Jangan sok jual mahal. Uda jelas lu keenakan kayak pecun gitu masih aja gak mau ngaku.”. Sepertinya ia jengkel karena tadi aku mendiamkannya dan pasti ia meminta temannya untuk mengerjaiku.

“Tadi kesakitan gitu pas gua sodok bool lu moy. Eh sekarang malah pengen dientot terus pake dua kontol. Enak kan dikeroyok gini?”, tanya si Gondrong dengan nada yang amat merendahkanku.

Aku yang malu ini memilih tidak menjawab pertanyaan dari si Gondrong dan menutup mataku. Tapi aku yang sudah dikuasai nafsu birahiku tanpa sadar malah menggoyang pinggulku seolah ingin merasakan 2 lubangku terus digenjot oleh kontol mereka.

Mengetahui aku yang menggoyang pinggulku, mereka makin senang dan mengejekku. “Wah ni amoy goyang sendiri loh coi. Saking sangenya dia. Wahaha.”, ucap si Cepak. Si Gondrong sambil tertawa kembali mengejek, “Hehe, emang binal ni amoy.”.

Si Kribo lalu berujar, “Kalo lu mau kami entot lagi, lu harus bilang kalo lu tuh emang doyan kontol dan paling suka dientot dua kontol sekaligus gini.”.

“Iya, ngaku lu moy kalo lu demen memek dan bool lu dikontolin kayak gini.”, timpal si Cepak sambil meremas buah dadaku.

Aku yang memang sudah ingin mencapai orgasmeku dan tidak bisa menahan diriku lagi ini tahu tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan mereka. Walaupun tentu saja akan membuatku makin seperti wanita murahan.

Akhirnya karena gairah seksku yang tinggi ini sudah menuntut pemuasan maka aku pun mau tidak mau menuruti apa yang diminta mereka. Dengan binalnya aku berkata, “Sshh.. mas, aku ngaku kalo aku emang suka dientot kontol langsung di memek dan boolku.. yuk mas.. cepatan entot aku lagi. Bikin aku kelojotan lagi mas..”.

Mendengar ucapanku yang begitu nakal seperti pelacur itu pun membuat mereka tertawa sambil berkomentar merendahkanku.

“Nah gitu dong moy. Lu itu pecun kami sekarang. Jadi jangan jaim lagi yak.”, ucap si Kribo dengan seringai mesumnya.

“Iya moy, kalo mau digenjot yang cepet lu juga harus desah yang binal kayak tadi. Biar kita juga semangat ngewekin lu. Hahaha.”, timpal si Cepak sambil tertawa.

“Yo i bray. Sebinal mungkin ya moy.”, si Kribo kembali berkata sambil mulai kembali bergerak memompa memekku dengan kontol perkasanya itu.

Si Cepak juga tidak ketinggalan dan mulai menggerakkan pinggulnya menyodok lubang anusku. Kini aku kembali merasakan nikmatnya didouble penetration oleh kontol dua pemuda ini.

“Ngghhh mas.. enak kontol mas berdua.. ahh ahh.. memek sama boolku nikmat bangethh.. ohhh.. disodok-sodok gini.. ahh ahhh!”, aku mendesah-desah keras tanpa kutahan-tahan lagi dan terus menceracau sebinal yang aku bisa karena takut mereka akan berhenti menggenjot lagi jika tidak kuturuti keinginan mereka.

“Ohh memek lu juga asoy gila.. ahh edan.. ngejepit banget.. ketagihan gua moy sama memek lu..”, lenguh si Kribo.

“Uhhh boolnya peret bener.. ahh..”, si Cepak yang keenakan dengan jepitan lubang anusku ini mendesah-desah.

“Ohhh.. terus mas.. yang cepat.. ahhh ahhh enak.. entot terus aku mas.. ohh ohh.. bikin aku nyampe.. ahh ahh..”, lenguhku dengan binal.

Bahkan dengan liarnya aku meremas-remas buah dadaku sendiri. Mereka yang tahu aku meremas buah dadaku tertawa mengejek dan kini tangan si Kribo memainkan payudara 34Bku ini dengan gemas.



Tubuhku dan dua pemuda ini sudah bersimbah peluh hasil berpacu dalam birahi ini. Terlihat dari cermin bagaimana tubuhku yang putih ini terlihat berkilat. Kembali gelombang orgasme yang tertunda tadi mengumpul lagi dan terasa vaginaku makin berdenyut-denyut.

Akhirnya klimaks yang sudah kunanti ini pun tercapai juga. “Ngghhh ohhh mas.. ahh ahhh.. aku dapetthhh… Aaahhhhhh!!!”. Otot vaginaku berkontraksi hebat, membuat vagina dan anusku makin menjepit penis si Kribo dan si Cepak.

Tidak lama kemudian, si Cepak pun yang tidak tahan dengan kontraksi rongga tubuhku ini akhirnya akan mendapat orgasmenya. “Oohhhh amoy.. gua gak kuat nahan lagi.. bool lu asoy tenan!”, ceracaunya dengan keras.

Lalu ia segera mencabut penisnya dari liang anusku dan ia mendekati mulutku yang sedang merekah saat mendesah. Lalu dijejalinya mulutku dengan penisnya. Aku pun tanpa perlu disuruh lagi segera menggerakkan kepalaku maju mundur mengoral kontol hitamnya.

Kurasakan penisnya berkedut-kedut tanda sudah siap menembakkan lahar putihnya. Aku meresponnya dengan makin mempercepat sedotanku pada penisnya. “Ughh moy.. terima peju gua.. oohhhh…”, lenguh si Cepak saat orgasme. Cukup banyak semburan spermanya yang masuk ke mulutku dan terpaksa ada yang kutelan saking banyaknya. Lalu si Cepak pun mencabut penisnya dari mulutku dan berangsut menjauh dan duduk di lantai tidak jauh dari kami.



Kini hanya Kribo yang belum orgasme. Aku yang lemas setelah mencapai klimaks ini hanya terbaring telungkup di atas tubuh Kribo sambil mengambil napas. Buah dadaku naik turun seirama diriku yang terengah-engah.

Lalu ia mencabut penisnya dari liang kemaluanku dan menggeser tubuhku ke sampingnya. Ia mengambil air botolan di dekat meja dan lalu meminumnya sebelum memberikan kepadaku. Baik juga pemuda ini masih mau memberiku air minum. Ah, tapi ia juga beruntung bisa menikmati tubuh molek gadis sepertiku.

Aku yang memang sangat kehausan ini pun segera meminum air itu. Terasa begitu menyegarkan karena memang mendesah-desah dari tadi membuat kering tenggorokanku. Melihatku yang sudah selesai minum si Kribo lalu menarik tanganku untuk bangkit.

“Sini moy. Ikut gua ke depan.”, ujarnya santai sambil menarikku untuk berjalan mengikutinya keluar dari ruangan kantor bengkel gerobak ini.

Musik dangdut yang tadi disetel oleh pak Sudarjo masih terus mengalun dengan cukup keras sehingga suara-suara erotis kami saat sedang pesta seks tadi tidak akan terdengar dari luar. Terlihat kondisi di luar sudah sore dan saat kulirik ke arah jam tanganku, ternyata sudah hampir jam 4 sore.

Kribo mengajakku berjalan di luar ruangan kantor yang tadi jadi tempat diriku digangbang oleh mereka. Lalu ia menuntunku ke salah 1 gerobak tua yang sepertinya masih baru. Mungkin ini salah 1 gerobak yang memang dipajang untuk dijual disini.

“Nah moy, lu pegangan di gerobak ini sambil nungging. Gua mau ngewekin lu disini.”, ujar si Kribo dengan senyum mesumnya.

“Eh eh mas.. nanti keliatan orang gimana?”, protesku yang takut nanti ketahuan oleh warga sekitar sini.

“Tenang aja moy. Disini gelap dan banyak gerobak nutupin kita dari jalanan depan. Gua cuma pengen sensasi ngentot di luar gini. Hehe.”, ujarnya sambil cengengesan.

Aku yang masih ragu ini kembali berkata, “Tapi kalo ada yang masuk ke bengkel ini mas harus umpetin aku ya.”.

“Beres, tenang aja. Nanti tinggal ngumpet di balik gerobak ini.”, timpalnya dengan santai. “Nah yuk buruan lu nungging sini moy.”, ujarnya lagi.

Aku pun mengikuti keinginannya dan berpegangan di ujung meja gerobak ini sambil agak menunggingkan pantatku ke arahnya. Si Kribo lalu mengelus pantatku dengan tangan kanannya sambil tangan kirinya mengocok-ngocok penisnya. Tidak lama ia pun mengarahkan kejantanannya itu ke memekku yang sudah sangat becek ini.



‘Bles’, dengan mudah kontol hitam si Kribo kini sudah tertanam di memekku lagi.

Dengan segera pemuda ini pun memompa vaginaku dengan tempo cepat. Terdengar suara tumbukan kulit paha Kribo dengan kulit pantatku. Cukup keras suara itu, untungnya memang alunan musik dangdut bisa mengalahkan suara pertemuan kulit kami.

“Nghhh ohh ohh ohh..”, aku mendesah dengan suara tidak terlalu keras karena masih was-was akan terdengar oleh orang yang lewat di jalan depan bengkel gerobak ini. Bagaimanapun ini masih sore dan musik dangdut itu terkadang memelan suaranya jadi tetap saja ada resiko suara desahanku terdengar oleh orang yang melalui tempat ini.

Sambil menyetubuhiku, si Kribo meraih payudaraku yang menggantung dengan kedua tangannya. Diremas-remasnya buntalan susuku yang bulat padat ini dengan keras. Terkadang juga dipilinnya kedua puting susuku yang mancung ini seperti gerakan mencari sinyal radio.

“Ssshhh mas.. ahh.. terus.. ohh ohhh.. yang cepat.. ahh ahhh.. nghh..”, aku yang kembali dilanda gairah seks ini mulai tidak bisa mengontrol eranganku.

Lalu tiba-tiba pintu kantor bengkel ini terbuka dan si Cepak keluar. Ia melihat kami yang sedang bersenggama di posisi doggystyle berdiri di depan gerobak ini berkata, “Wuih berani juga lu bray main di luar gini.”.

“Haha, pengen nyobain aja ngewek di luar gini. Sensasinya mantul coi.”, timpal si Kribo.

“Sip dah. Gua mau beli rokok dulu di warung. Hati-hati tu gerobak rusak. Ntar bos marah. Haha.”, ujar si Cepak sambil berlalu melewati kami.

“Tenang aja brai. Ni gerobak kuat. Anggap aja ini ngetes kekuatannya. Hahaha.”, ujar si Kribo lalu tertawa.

Lalu si Kribo agak mendorong tubuhku hingga kini aku menelungkup di atas meja gerobak ini. Buah dadaku kini menempel di permukaan meja yang terbuat dari semacam aluminium ini. Terasa dingin saat pentil susuku mengenai aluminium meja gerobak ini. Ada sensasi nikmat saat rasa dingin itu seperti memberikan rangsangan bagi puting susuku.

Di posisiku yang sudah telungkup begini Kribo makin beringas dan menyodokku dengan tempo yang ditingkatkan. Liang vaginaku dipompa dengan gencar oleh si tukang bengkel gerobak ini. Kedua tangannya meremas pantatku yang bulat ini sambil sesekali mengelus-ngelus seolah merasakan halusnya kulit pantatku.

Kribo juga menyusupkan tangannya dari antara kedua pahaku dan memainkan memekku. Disentuhkannya jarinya ke bibir memekku sampai mengenai klitorisku. Ini membuatku makin mengerang penuh kenikmatan. “Ahhh mas.. mainin terus itilku.. nghhhh…”, ceracauku.

Beberapa menit kemudian si Kribo mengajak ganti posisi. Ia lalu membaringkanku di atas meja gerobak ini. Tidak lama kembali memekku dimasuki oleh kontol panjang pemuda ini. Kini di atas gerobak aku digenjot dengan cepat olehnya. Terdengar suara roda gerobak ini yang berdecit saat gerakan sodokan maju mundur si Kribo menimbulkan dorongan di gerobak ini. Oh, semoga gerobak ini memang kuat menahan beban badan kami berdua.

Selagi terus menggenjotku si tukang bengkel gerobak ini lalu menundukkan kepalanya ke arah bukit kembarku. Dijilatinya bongkahan susuku yang atas dengan bernafsu dan lalu terus menuju ke tengah payudaraku. Lidahnya lalu merayap tepat di tengah belahan payudaraku sambil tangannya terus memijat-mijat kedua buah dadaku yang begitu putih ini. Jilatannya kemudian mengarah ke pucuk payudaraku yang kanan. Diemutnya puting merah mudaku ini dengan gemas sambil sesekali digigit pelan, membuatku makin merintih nikmat. Jarinya juga merangsang puting susuku yang kiri dengan gemas.



“Ssshh.. enak mas.. isep terus putingku.. nghhh iyahh ahh.. gituhh.. ohh.. terus mas.. ahhh..”, racauku dengan wajah merem melek.

Puas dengan pentil susu yang kanan, bibir tebal Kribo lalu gantian mengenyot pentil susuku yang kiri. Terasa sengatan nikmat di puting susuku yang sensitif ini bagai aliran listrik menyebar ke tubuhku, terutama ke liang kewanitaanku.

Genjotan-genjotan si Kribo yang bertenaga ini juga makin membuatku melayang dalam kenikmatan birahi. Aku makin keras mendesah akibat sodokan si Kribo yang memang berpengalaman dalam seks ini. Apalagi sensasi bersetubuh di luar ruangan begini dengan resiko ketahuan orang ini anehnya malah menambah panas seksku dengan si Kribo. Rasa tegang bercampur nikmat seperti bumbu spesial bagi persetubuhanku ini.

“Gimana moy dientot mas di gerobak kayak gini? Hehe.”, tanya si Kribo sambil terus memompa memekku.

Aku yang sudah dikuasai oleh gairah seks menjawab dengan nakal, “Ahh.. enak bangethhh mas.. ..sodok.. teruss.. ssshh.. memekku.. oohhh..”.

“Hehe, siap moy.. bakal kubikin crot lagi lu..”, timpal pemuda berambut Kribo ini.

Kurasakan vaginaku mulai berdenyut-denyut dan aku tahu tidak lama lagi aku akan kembali orgasme. Tapi Kribo tiba-tiba menghentikan genjotannya dan lalu mencabut penisnya dari memekku. Aku baru mau protes saat Kribo tiba-tiba bilang, “Eh moy, cepet lu ngumpet ke belakang gerobak ini. Ada orang masuk bengkel..”. Kulihat ke arah jalanan. Deg! Memang ada seorang bapak tua yang sedang berjalan masuk ke dalam bengkel.

Aku pun panik dan dengan buru-buru segera beranjak dari meja gerobak ini dan segera membungkuk di balik gerobak ini. Si Kribo yang juga telanjang bulat ini pun agak menutupi bagian bawah tubuhnya dengan berdiri di balik gerobak.

Si Kribo lalu berusaha bersikap normal dan menyapa si bapak yang berdiri sambil melihat ke arah Kribo. Lalu si Kribo berteriak memanggil si Gondrong yang masih di dalam ruangan kantor bos mereka itu. Tidak lama si Gondrong pun keluar dan ia mendekati Kribo.

“Eh lu layanin tu bapak ye. Gua masih belum crot nih.”, ujar si Kribo pada rekannya.

“Yowes, lu gimana caranya masuk ke dalam? Bakal keliatan lah sama si bapak itu.”, kata Gondrong dengan mengerutkan dahi.

“Gua diri disini aja dah sambil pura-pura maku meja gerobak ini. Tapi lu usahain si bapak jangan jalan ke sini ye.”, timpal si Kribo.

“Ya udah..”, ucap Gondrong yang lalu berjalan menemui si bapak.

Huff.. setidaknya kami tidak ketahuan walaupun memang kami pun tidak bisa masuk ke ruang kantor karena bakal kelihatan oleh bapak yang memang berdiri tidak jauh dari pintu kantor bengkel. Sepertinya kami harus menunggu sampai si bapak pergi baru bisa kembali ke dalam kantor bengkel itu.

Tiba-tiba kurasakan tubuhku didekap dari belakang dan terasa kontol Kribo bersentuhan dengan kulit pantatku. Lalu Kribo berbisik, “Moy, kita ngewek lagi ya. Tapi jangan bersuara ya.. hehe..”.

Duh ini sungguh gila. Bagaimana bisa tidak bersuara selagi disetubuhi pemuda mesum ini.. Aku ingin melawan tapi aku takut malah akan menimbulkan suara gaduh yang akan memancing perhatian si bapak itu. “Eh ja jangan mas.. ntar ketahuan..”, ucapku.

Si Kribo tidak memedulikan protesku dan dengan segera didorongnya kontolnya yang keras itu mencoblos memekku kembali..



~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
ntaaaaaaapppp
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd