Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Culun

Menunggu gery di hajar...akankah lala kakaknya selamat?
 
terima kasih apdet na suhu M :semangat:
semakin menarik neh Anto hajar geri cho..lato.:konak:
 
Mantap suhu ceritanya... Ditunggu updatenya... Penasaran sama rencananya....
 
1​


"Oi culun, mau kemane lu?"
Ucap geri sambil berdiri di hadapanku menghalangi langkahku saat hendak melewatinya.

"Mau ke kantin ger"
Jawabku sambil menundukan kepala dan mengambil satu langkah ke kiri untuk menghindari badan geri.

"Bentar - bentar, gua nitip es teh yak"
Ucap geri sambil memanjangkan tangan kanannya ke depan dadaku.

"Duitnya?"
Tanyaku polos berhenti melangkah karena di tahan tangannya geri.

"Yaelah pake duit lu dulu si"
Ucap geri sambil memutarkan badannya ke kiriku sehingga kini ia merangkulku dengan tangan kanannya.

Aku bisa merasakan geri mengeraskan tangan kanannya yang sedang merangkul sehingga leherku terasa sedikit tercekik.

"Yaudah"
Ucapku pasrah berharap tak lagi diganggu oleh geri sambil mencoba melepaskan tangannya dari leherku.

Tiba - tiba seorang siswi keluar dari dalam kelas percis dihadapan aku dan geri. Siswi yang dikenal sebagai seorang primadona di sekolah ini karena kecantikannya.

"Ih..geri, anto diapain?"
Ucap lala melihat geri yang masih merangkul leherku.

"Cuman nitip es teh kok la"
Jawab geri sambil melepaskan rangkulannya lalu berjalan ke samping lala.
"Kamar mandi yuk la"
Ucap geri sambil menggenggam tangan lala.

"Ih apasih ger, ga enak ada anto"
Ucap lala sambil berusaha melepaskan tangan geri.

"Yaelah lebay amat, ayok sih buru"
Ucap geri mulai berjalan dan menarik tangan lala, lala keliatan terpaksa mengikuti langkah geri walau masih terus menghadap ke arahku yang masih terdiam melihat mereka berdua.

Disaat lala sudah memutar badannya searah dengan geri membelangangiku, aku mulai berjalan menuju tangga.

"Ntar bawa ke kamar mandi aje to!"
Teriak geri saat kami masih sempat berjalan se arah, sebelum akhirnya terpisah pada salah satu belokan lorong.

Aku hanya diam dan melanjutkan langkahku. Setelah selesai berjajan di kantin, aku kembali ke arah tangga untuk pergi ke kamar mandi lantai 3 dimana anto menunggu es teh pesanannya.

"Mau ngapain lu culun?"
Tanya aryo saat aku hendak masuk ke kamar mandi lantai 3 dimana geri dan kawan - kawannya selalu berkumpul pada saat istirahat sekolah.

"Mau nganterin es tehnya geri yo"
Jawabku sambil terus berjalan masuk ke dalam kamar mandi melewati beberapa siswa lain yang 'berjaga' di depan kamar mandi.

Saat aku masuk ke dalam kamar mandi, bau asap rokok langsung terasa menyengat hidungku, beberapa siswa terlihat sedang berjongkok di pinggiran ruang kamar mandi sedang menikmati rokoknya masing - masing, sedangkan geri tengah duduk di atas westafel menghisap sebatang rokok di tangan kirinya, sementara tangan kanannya merangkul lala yang berdiri percis di samping geri.

"Lama amat lu beli es teh doang"
Ucap geri sambil menjulurkan tangan kirinya yang tersempil sebatang rokok pada sela jarinya, seperti meminta agar aku memberikan es teh kepadanya.

"Sorry ger, makan dulu tadi gua"
Jawabku sambil memberikan gelas plastik yang berisi es teh itu ke tangan geri.

Aku melihat lala yang sedang berdiri di samping geri hanya diam, tangan kirinya di letakan diatas paha geri sementara tangan kanannya sedang memegang hp.

"Udeh cabut gih lu, mual gua ngeliat muka lu"
Ucap geri menghinaku.

"Ih geri mulutnya kasar banget sih"
Lala se akan memarahi geri sambil mencubit paha kanan geri.

"Biarin si.. udeh cabut lu buru"
Balas geri kembali menyuruhku untuk pergi.

Aku mulai melangkah keluar kamar mandi menuruti perintah geri. Setibanya di luar, udara sejuk langsung membanjiri hidungku, sangat berbeda dengan udara pengap di dalam kamar mandi.
Aku mulai melangkah meninggalkan kamar mandi untuk menuju ke kelasku, sambil berharap bahwa geri tidak akan menggangguku lagi hari ini.

Sebelumnya perkenalkan, namaku Anto. Pria berumur 18 tahun yang masih sekolah disebuah sma swasta. Aku adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama keluarga mantan majikan ibuku.

Ya, ibuku adalah seorang pembantu. Aku dan ibuku tinggal dirumah majikannya sebelum akhirnya ibuku meninggal beberapa tahun yang lalu. Untungnya keluarga majikanku berbaik hati mengijinkanku untuk tetap tinggal bersama mereka dengan syarat aku harus melanjutkan sekolah.

Keluarga majikanku memang sangat baik, mereka bahkan membelikanku sebuah sepeda motor sebagai alat transportasiku ke sekolah dengan syarat aku harus siap mengantar jemput salah satu anak majikanku yang juga bersekolah di sma yang sama denganku. Yaitu lala, dia adalah anak bontot dari keluarga majikanku yang seumuran denganku.

Walaupun pak Nuel (ayahnya lala) menyuruh ku untuk mengantar jemput lala setiap hari. Namun lala terkadang lebih memilih untuk pulang bersama kekasihnya, geri.

Geri merupakan siswa yang sangat di segani oleh seluruh siswa lain di sekolahku. Bagaimana tidak, geri pernah tinggal kelas dua kali karena beberapa kasus yang dia lalukan di sekolah. Aku juga tak mengerti mengapa lala mau berhubungan dengan pria seperti geri, mungkin wanita memang menyukai pria dengan sifat 'badboy' seperti geri.

Dirumah, aku hanya tinggal bersama lala dan kedua kakaknya. Kak Kira dan kak Vina

Pak nuel, kepala rumah tangga keluarga majikanku bekerja disebuah kedutaan indonesia di negara tetangga sehingga membuat pak nuel cukup jarang untuk pulang ke rumah.
Sementara mendiang ibu Dona sudah meninggal tak berapa lama sejak lala dilahirkan.

Aku merasa beruntung karena ibuku memiliki majikan yang sangat royal. Mereka menyediakan semua kebutuhan sekolah dan keseharianku, aku sangat bahagia bisa tinggal bersama mereka.

Apalagi bila aku boleh jujur ketiga anak majikanku memiliki wajah dan rupa yang sangat cantik.

Kak kira anak pertama yang sedang menjalankan semester akhir kuliahnnya memiliki postur langsing dan tinggi dengan kaca mata yang menghiasai wajahnya.

Kak Vina anak kedua yang juga masih berkuliah memiliki postur tubuh yang sangat bagus. Walau tak setinggi kak kira, namun lekukan tubuhnya terlihat jelas terbentuk.

Bella, anak bontot yang sering juga di panggil lala, seumuran denganku. Aku harus mengakui bahwa lala memiliki wajah yang paling cantik diantara mereka bertiga. Bibir tipisnya yang di hiasi dengan sebuah lesum pipit yang terlihat setiap kali dia tersenyum memberikan nilai kecantikan tersendiri yang membuat pria manapun pasti tertarik melihatnya.

Tapi sayangnya nasibku yang hanya seorang anak pembantu yang numpang hidup bersama keluarga majikan membuat aku sangat sering di cemooh oleh teman sekolahku. Aku tidak bisa berbuat banyak menerima perlakuan mereka, bukan karena aku takut tapi karena aku sadar diri dan ga mau ngebuat masalah yang malah bisa membuat keluarga majikanku marah kepadaku.

__

Bel pulang berbunyi, aku segera merapikan semua perlengkapan sekolahku lalu melangkah menuju kelas lala.

"La, pulang bareng ga?"
Tanyaku didepan lala yang masih sibuk membereskan peralatan sekolahnya.

"Kamu duluan aja deh to, aku nanti pulang bareng geri"
Jawab lala sambil memasukan sebuah buku cetak ke dalam tasnya.

"Oh oke"
Ucapku sambil memutarkan badan ingin mulai melangkah.

"Eh to...kalo aku ditanyain, bilangnya ada tugas kelompok yah"
Tambah lala sebelum aku mulai melangkah, aku hanya mengangguk tersenyum lalu mulai berjalan ke arah pintu kelas.

Saat aku tepat berada di pintu kelas, ternyata ada seseorang yang juga ingin masuk ke dalam kelas. Badan kami hampir bertabrakan namun tangan orang itu langsung mendorong tubuhku ke belakang hingga aku hampir terjatuh.

"Woi, kalo jalan liat - liat lah"
Ucap geri yang hampir bertabrakan denganku.

"Sorry ger"
Ucapku pelan sambil melangkah sedikit kesamping untuk memberikan geri jalan masuk.
Geri langsung berjalan melewatiku menuju ke lala.

"Eh ada orang susah"
Ucap bagas salah satu temannya geri saat percis berada didepanku.

"Ayo la berangkat"
Ucap geri saat sudah berada didepan lala.

"Bentar ger"
Jawab lala sambil melirik ke arahku, geri menyadari lirikan lala lalu ikut melihat ke arahku yang masih berdiri diam didepan pintu kelas.
Bagas yang berada tak jauh dariku juga ikut melihat ke arahku.

"Cabut gih lu, dari pada gua buat jadi ganteng lu disini"
Ucap bagas sambil mendorong lengan kananku menyuruhku untuk pergi.

Aku yang ga mau nyari masalah langsung melangkah pergi meninggalkan kelasnya lala dan berjalan menuju tangga.

__

Sesampainya dirumah, aku langsung mengganti pakaianku lalu pergi ke halaman rumah untuk menyirami tanaman yang merupakan salah satu tugas harianku.
Saat aku sedang menyirami tanamanan, tiba - tiba terdengar suara motor berhenti didepan rumah.

"Makasih ya pak, ambil aja kembaliannya"
Terdengar suara wanita dari depan rumah, aku yang sudah menyadari bahwa itu adalah suara kak vina langsung berjalan menuju gerbang.

"Gausah to..biar kakak aja"
Ucap kak vina saat aku baru saja tiba di gerbang.

"Gapapa kok kak"
Ucapku sambil membukakan slot gerbang rumah lalu menarik pagarnya terbuka.

"Makasih ya to..kamu udah makan?"
Ucap kak vina sambil melangkah masuk ke area halaman rumah.

"Belum kak..nanti aja mau nyiram dulu"
Jawabku sambil menutup pagar lalu memasukan slot gerbang.

"Nih kakak bawain makanan"
Balas kak vina sambil memberikanku sebuah plastik berisikan makanan.

"Oh...makasih ya kak"
Ucapku sambil menerima plastik makanan tersebut dari tangan kak vina.

"Yaudah kakak masuk dulu yah to"
Balas kak vina lalu mulai melangkah menuju ke pintu rumah meninggalkanku.

Aku meletakan plastik makanan di meja halaman lalu kembali melanjutkan aktivitas menyiram tanaman. Saat aku hampir selesai menyiram tiba - tiba kak vina keluar dari dalam rumah..

"To..lala kok belum pulang?"
Tanya kak vina percis di pintu rumah. Aku melihat ke arah kak vina yang sedang menggunakan celana ketat putih sepaha dengan atasan kaos oblong berwarna coklat.

"Dia ada tugas kelompok kak, nanti pulang di anterin temen katanya"
Jawabku berbohong kepada ka vina. Aku sempat tertegun melihat mulusnya paha kak vina dengan kulit putih bersihnya. Kak vina dan yang lainnya memang selalu terkesan santai mengenai masalah berpakaian dirumah.

"Oh gitu...ini ayamnya di makan dulu dong to"
Balas kak vina malah berjalan keluar lalu duduk di kursi halaman tempat ku menaruh makanan tadi

"Iya kak, ini dikit lagi selesai kok"
Jawabku sambil berjalan untuk mematikan keran air lalu menggulung selang yang aku gunakan untuk menyiram tanaman.

Setelah selesai aku melangkah ke arah kak vina lalu meraih plastik makanan yang ada di meja percis di depan kak vina.

"Makan disini aja sih to, sambil ngobrol. Itu udah ada nasinya kok"
Ucap kak vina pas aku meraih plastik makanan di hadapannya dan hendak ingin pergi ke dalam rumah.

"Iya kak"
Jawabku nurut lalu meletakan kembali plastik makanan di meja. Aku menarik bangku sedikit kebelakang lalu duduk di sebrang kak vina yang sedang duduk dengan kaki kanan disilangkan diatas kaki kirinya.

"Kak vina udah makan?"
Tanyaku basa basi sambil membuka kotak makanan yang berisi ayam dan nasi.

"Udah kok, tadi kakak mampir makan di mekdi. Mangkanya kakak bungkusin satu, siapa tau dirumah ada yang laper"
Jawab kak vina sambil meletakan hp diatas meja, sementara aku sedang berusaha membuka saos dengan gigiku karena satu tanganku memegang kotak makanan.
"Ribet banget sih to, sini sini biar kakak bukain"
Sambung kak vina sambil menarik tanganku yang memegang saos. Aku hanya diam dan membiarkan kak vina mengambil saos dari tanganku.

"Udah nih"
Ucap kak vina sambil menjulurkan tangannya memberikan saos yang sudah terbuka.

"Makasih kak"
Ucapku sambil menerima bungkus saos dari tangan kak vina.

"Ya..makan gih biar kenyang"
Ucap kak vina sambil berdiri dan berjalan ke belakangku. Aku sempat melirik bentuk indah paha dan pantatnya yang menjiplak dibalik celana ketatnya saat berjalan melewatiku.

"Kamu rajin banget sih to"
Ucap kak vina saat aku sedang menikmati makanan, aku melihat ke belakang menyaksikan keindahan bentuk tubuh bagian belakang kak vina di balik pakaian minimnya.

"Namanya juga tugas kak"
Jawabku sambil menikmati pemandangan tubuh kak vina yang tengah melihat tanaman.

"Iyasih, tapi emang ga capek setiap pulang sekolah harus ngerjain tugas - tugas rumah?"
Balas kak vina sambil memutarkan badannya ke belakang. Aku sempat panik karena takut ketauan sedang menikmati pemandangan tubuhnya.

"Ehm..abis mau gimana lagi kak"
Jawabku sambil membuang pengelihatanku dari badan kak vina yang kini sudah berdiri menghadap ke arahku.

"Tapi kalo kamu capek dan butuh istirahat bilang yah to, dari pada kamu jadi sakit trus ganggu urusan sekolah"
Ucap kak vina sambil berjalan ke sampingku lalu mengambil hp dari meja.

"Iya kak"
Jawabku pendek sambil sedikit menggeser dudukku karena takut lenganku bisa menyentuh paha bagian belakang kak vina.

Aku melanjutkan makan ku, sementara kak vina tetap berdiri di sampingku sambil memainkan hpnya. Tiba - tiba hp kak vina bergetar, kak vina langsung mengarahkan hp ke samping telingnya.

"Hallo. Kenapa la?"
Ucap kak vina menerima panggilan telepon.

"Ini ada kok sama kakak, lagi makan"

"Emang kamu dimana sih?"

"Yaudah nanti kakak bilangin"
Ucap kak vina lalu menjauhkan hp dari kupingnya.

"Lala ya kak?"
Tanyaku.

"Iya..kamu disuruh jemput tuh to dirumah temennya.. tempatnya udah di shareloc ke wa kamu katanya"
Jawab kak vina.

Bertepatan dengan habisnya makananku, aku langsung berdiri dan hendak berjalan melewati belakang kak vina. Pas aku berada di belalangnya, kak vina malah mundur ke belakang membuat tubuh bagian paha kiriku bertabrakan dengan pantat bagian belakang kak vina.

"Maaf kak"
Ucapku kaget sambil menjauhkan badanku dari belalakang kak vina.

"Ehm.***papa kok to"
Balas kak vina sambil matanya terus menatap layar hp se akan ga terusik sama sentuhan badanku. Aku yang sempet panik jadi tenang melihat respon kak vina, lalu mulai berjalan masuk ke dalam rumah.

_____

"Loh gerinya mana la?"
Ucapku sambil menjulurka tanganku yang memegang helm, aku bingung melihat lala menungguku sendirian dipinggir jalan

"Ehmm..udah pulang"
Jawab lala singkat sambil menerima helm dari tanganku.

Aku bisa ngeliat ada yang aneh dari lala. Wajahnya seperti sedang menahan sesuatu, badannya juga kaya sedikit berkeringat.

Lala sebentar menggunakan helmnya lalu pelan menaiki motorku.

"Ah..."

Aku bisa mendengar lala seperti mendesah pelan pas duduk di jok motorku.

"Kamu ga papa la?"
Tanyaku bingung melihat ke anehan sikap lala.

"Gapapa...ehm.. jalan to"
Jawab lala sedikit terputus seperti menahan sesuatu. Aku nurut dan menjalankan motorku.

"Ah....to..pelan - pelan"
Ucap lala saat motorku melewati sebuah polisi tidur. Lala memegang pinggangku dengan keras.

"Iya maaf"
Balasku.

Selama perjalanan, aku bisa denger lala sempat berapa kali seperti mendesah..apalagi setiap motorku melewati polisi tidur atau jalanan berlubang. Pikiranku berlarian entah kemana menebak apa yang sedang terjadi pada lala.

"Too.....ehhhmmmmhh"
Desah lala panjang saat kami sudah memasuki area komplek rumah.

"Kamu kenapa la?"
Tanyaku sambil menghentikan motor dan melihat ke belakang. Wajah lala bener - bener basah karena keringet, matanya sayu terlihat lelah, tangan kirinya yang tadi memegang pinggangku kini seperti sedang meremas perutnya sendiri.

"Gapapa...plisss to..jalan cepetan"
Ucap lala malah memohon agar aku kembali melanjutkan perjalanan. Dengan penuh pertanyaan akhirnya aku kembali melajukan motorku. hingga sesampainya dirumah, lala langsung turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam rumah, bahkan lala ga ngelepas helm yang masih ia gunakan.
Aku cuman diem sambil berjalan ke arah gerbang untuk menutup pintu pagar.

Aku masuk ke dalam rumah, lala sepertinya udah masuk ke kamarnya. Aku memutuskan untuk menyimpan rasa bingungku lalu melanjutkan kembali tugas harianku.
Mantap makasih banyak ya suhu update-nya semangat :mantap: :mantap: :mantap: :mantap::mantap::beer::beer::beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd