Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VIRDA

selamat neng atas rumah barunya....
kolabs nya bikin ngeri euy...... pasti yahud punya...:baca:
 


Jakarta, 07 Januari 2017


Selama perjalanan mengantarkan dia pulang, terlihat Virda hanya diam sambil memperhatikan kedua sahabatnya saling berbicara dan saling mengejek satu sama lain.

“Eh Vir...! Dari tadi diam aja. Kau kenapa?" Tanya Anta menyadarkan Virda. Sesekali jarinya menggosok lubang hidungnya yang tiba -tiba gatal.

“Hehehe, sorry gue keinget masa MOS waktu SMA dulu An,” jawab Virda.

"Yang mana?" Tanya Anta lagi.

"Itu.. Waktu kita pertama kali dapat hukuman bareng-bareng."

"Oohhh.. Yang itu..! Waktu kita di hukum barengan, kalo itu mah.. Aku ingat kali, tidak ada kata terlupakan buat Anta untuk sebuah kenangan..! Wkwkwkwkwkwkwkw kekekekekekek.." Balas Anta sambil ketawa terbahak-bahak.

“Iya kan semua gara-gara lu An!! Coba lu gak berulah, gak bakalan kejadian kita dihukum pakai berdiri di lapangan. Apalagi di tiang bendera.” Balas Virda dengan ketus.

"Jiahhhh.. Kok aku pula? Bukannya si kunyuk nih yang mulai duluan nginjak sepatuku!" Jawab Anta yang tak mau di salahkan sendirian. Sedangkan Deqwo pun ikut sedikit protes kepada Anta.

“Lah kok jadi aku? Kan waktu dulu aku ngomong gak sengaja!!”

“Gak sengaja..! Gak sengaja pala kau..! Jelas-jelas kau nginjak sepatuku,” dengus Anta sedikit kesal.

“Sudah..sudah..jangan pada ribut lu pada gak malu apa udah gede masih suka berantem!” kata Virda yang menengahi mereka berdua.

“Hahahahaha.. Santai aja Vir... Buaya aja bisa santai pas mau nelan mangsa. Aku kan cuman bercanda.! Tapi kalau di ingat dulu, Aku maunya ketawa,” kata Anta yang mulai menginggat kembali kenangan dimana untuk pertama kali mereka dihukum bersama-sama.



oOo



Ibu Guru Siska


Jakarta, 08 Juli 2008


Braggghhh

“Kalian tahu kenapa kalian disini?" Sambil menggebrak meja terdengar suara bentakan dari seorang guru BP yang bernama Siska.

“Kenapa kalian diam? Masih baru kalian sudah berulah!” Kembali suara keras dari Ibu guru Siska bahkan suaranya itu pun dapat didengar dari luar ruangannya.

“Sa..saya gak salah Bu,” kata Virda sambil ketakutan tak berani memandang muka guru BP-nya.

“Gak salah.. Apanya yang gak salah? Jelas-jelas kamu juga ikut kesini, kalian berdua mau alasan apalagi hah?” Kata Ibu Siska dengan tetap dengan nada yang tinggi dan sambil melototi Anta dan Deqwo secara bergantian.

“Tante.. Sumpah, aku nggak salah. Tuh, dia yang mulai duluan.” Kata Anta dengan songongnya sambil menyenggol Deqwo yang berdiri tepat di sampingnya.

“Kamu bilang apa barusan! Tante? Sejak kapan aku jadi tantemu. Jaga mulutmu itu. Kamu harus tahu, sekarang sedang bicara dengan siapa?” Tegas Ibu Siska yang memarahi Anta.

"Siswa baru kok sudah berani berulah, kalian bertiga ikut saya!” Kata Ibu Siska dan mengajak mereka bertiga untuk mengikutinya.

“Tapi Bu kok saya juga? Saya kan gak salah,” kata Virda.

"Sama.. Aku juga.” Ujar Anta protes dengan suara lantang sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas.

Tentu saja hal itu membuat Ibu Siska menghentikan langkahnya dan kemudian kembali berbalik arah memandang dengan tatapan sangat tajam.

“Kalian bertiga kenapa berhenti?” Bentak Ibu Siska yang membuat Virda dan Deqwo akhirnya memilih untuk berjalan terlebih dahulu meninggalkan Anta yang tampak sedang terdiam dan memikirkan sesuatu.

Tapi akhirnya Anta mengikuti mereka. Mata Anta fokus ke arah bokong montoxxxxxxxx Bu Siska yang terbalut rok ketatnya. Tanpa Anta sadari, Bu Siska menghentikan langkahnya, sedangkan Virda dan Deqwo terus berjalan keluar meninggalkan ruangan. Anta langsung menabrak tubuh Bu Siska.

"Dasar anak nggak tau sopan santun! Masih kurang jelas perintah saya tadi?" Marah Ibu Siska dengan nada tinggi.

“Maaf Bu.. Aku kenal kok sama si Sopan dan si Santun!" Ujar Anta asal.

"Dasar anak gendeng!." Bentak Bu siska lagi.

"Ibu benar, tubuh Ibu memang kayak gendang! Montok.. Jangankan pria dewasa, pria ingusan dan lugu seperti aku aja terpesona melihatnya!"

"Kurang Ajar....! Beraninya kamu menggoda saya!" Bu Siska semakin geram.

"Maaf Bu.. Karena saya kurang ajar makanya saya sekolah di sini, agar Ibu bisa mengajarkan saya untuk bisa menyayangi, apalagi menyayangi orang seperti Bu Siska.!"

Bu Siska semakin geram, wajahnya mulai memerah.

“Kamu mau rayu saya!!! Dasar masih ingusan sudah berani, hah...! Sudah, sana susul teman-temanmu atau hukumanmu saya tambah!” Bentak Ibu guru Siska, yang akhirnya mau tak mau Anta pun berjalan menyusul Virda dan Deqwo yang sudah terlebih dahulu di luar.

Anta, Virda, dan Deqwo hanya bisa berdiri pasrah dan menanti hukuman yang diberikan oleh Ibu Siska yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Sekarang kalian berdiri di bawah tiang bendera sambil hormat! Dan pikirkan baik-baik kesalahan kalian; dan ingat, hormat terus, dan jangan kalian berani menurunkan tangan kalian sebelum saya suruh turun.” Perintah Ibu guru Siska dengan tegasnya.

“Tapi Bu saya kan gak..” Virda berhenti berbicara seketika saat melihat tatapan tajam dari ibu guru Siska.

“Tunggu apa lagi? Cepat sana kalian berdiri dibawah tiang bendera!” Perintah Bu Siska yang kembali terdengar." Ingat..! Jangan coba-coba berani menurunkan tangan kalian, apalagi duduk...PAHAM...!" Ujar Bu Siska lagi.

“Ya Bu,” jawab mereka bertiga dengan lesu lalu berjalan menghampiri tiang bendera dan berdiri tepat di bawahnya sambil hormat secara bersamaan.

“Anjriit.. ini semua gara-gara kau bego!” gerutu Anta yang masih tak terima dirinya terkena hukuman.

“Loh kok aku? Aku gak salah, kamu duluan yang mulai!” balas Deqwo yang tak mau kalah dan dirinya disalahkan.

"Jiahhh.. Malah nuduh balik..!! Kalau kau tadi tidak nginjek kakiku. kejadiannya nggak bakalan kayak gini begoooooo...!!” Geram Anta sambil menurunkan satu tangannya yang tadi ia pakai untuk hormat.

“Sudah..sudah...! Kalian mau ditambahin hukuman lagi!! Bukannya kalian berdua sadar gara-gara dihukum, ini malah mau ribut lagi.” Gerutu Virda yang melerai mereka berdua.

Tak terasa satu jam telah berlalu, terik sinar matahari mulai terasa sangat menyengat ke mereka bertiga. Keringat sudah bercucuran dan membasahai tubuh mereka, bahkan keringat mereka sudah merembes ke seluruh pakaian, bahkan celana dalam mereka. Itu terlihat saat Deqwo menarik-narik celananya di bagian selangkangan. Mungkin dia sudah mulai risih akibat keringat yang lengket di sempaknya.

"Kampret... Hukumannya lama kali. Tapi.. Bu siska kemana ya..?” Bathin Anta yang tidak lagi melihat Bu Siska berdiri di teras sekolah untuk memantau mereka.

Anta kemudian melihat kearah Virda dan Deqwo secara bergantian. Sangat jelas wajah Virda kelihatan memerah kayak pantat ayam yang gagal bertelor akibat dijilati sinar matahari yang begitu panas. Begitu juga dengan Deqwo, kulit wajahnya yang tidak terlalu putih, berubah menjadi abu-abu keperakan. Anta juga mulai menyadari, kalau dua orang di sebelahnya sudah mulai kehilangan keseimbangan, bahkan jakun yang ada di leher Deqwo, terlihat naik turun sebagai tanda kalau dia mulai kehausan. Fisiknya ternyata kalah dengan fisik Virda.

Seperti kata Pak MARIO TEGUH. "Sesangarnya Macan, pasti memiliki sisi baik." Dan itulah Anta. Melihat Deqwo yang sudah kehausan, dan juga melihat Virda yang hampir kehilangan keseimbangan. Anta langsung pergi meninggalkan lapangan upacara tanpa basa-basi.

“Eh loh lu mau kemana?" Tanya Virda tiba-tiba karena ia melihat Anta pergi berlari meninggalkan mereka.

“Loh dia mau kemana?” Deqwo pun yang melihat Anta pun ikut bertanya.

“Gak tahu, bisa repot lagi nih kalau ketahuan guru lagi." Gerutu Virda.

Namun tak berapa lama terlihat Anta pun kembali dengan membawa dua botol air mineral dan diberikan kepada Virda dan Deqwo.

"Nah... kalian pasti hauskan?" Kata Anta sambil memberikannya pada Virda dan Deqwo.

“Gak ah nanti ketahuan guru lagi malah repot,” balas Virda dan Deqwo secara bersama menolaknya.

“Udaaahh.. Nggak usah takut kalian... Aku yang jawab, nanti biar si Dia yang tanggung resikonya.!!"

"Kampret lu ..!" Deqwo sewot.

"Nggak usah banyak gaya sekarang kalian minum aja dulu. Nggak bakal ketahuan ama si montok, aku yang jamin.” Kata Anta dengan soknya.

“Tapi..” Virda dan Deqwo sedikit ragu untuk menerimanya namun rasa haus mereka semakin menjadi-menjadi.

"Ahhh.. Lama kalipun kalian.!!" Ujar Anta sambil membuka salah satu tutup minuman mineral tersebut. Kemudian Anta minum di hadapan mereka berdua.

Glekk Glekk Glekk

Virda dan deqwo menelan ludah mereka sendiri saat melihat anta sedang minum. Dahaga mereka telah menyiksa dan menuntut agar menerima tawaran Anta. Dan Anta menyadari hal itu.

"Nih pegang..!!” Kata Anta yang langsung menyodorkan kepada Virda sebotol Air mineral yang masih tertutup rapat, sedangkan Deqwo. Anta menyodorkan sisa air mineral yang telah diminumnya.

Glekk Glekk Glekk

Tanpa membuang waktu lagi, Virda langsung meminum air yang diberikan Anta, sedangkan Deqwo, sesaat dia memandangi botol yang dipegangnya, dia sedikit ragu meminum bekas dari mulutnya Anta.

"Woi anjrit.. Aku lima kali gosok gigi dalam satu hari.!" Ujar Anta yang melihat keraguan di wajah Deqwo.

"Bukan apa-apa..! Gue takut aja kena rabies atau sejenisnya." Ujar Deqwo seraya meminum air mineral yang ada di tangannya.

"Kampret lah kau...!" Umpat Anta.

Namun disaat bersamaan, “Bagus ya baru sebentar sudah seenaknya...! Siapa yang nyuruh kalian berdua boleh minum?” Bentak Ibu guru Siska yang terlihat menaruh kedua tangannya di atas pinggang dan sambil melototi Anta, Virda, Deqwo secara bersamaan.

“Huk...huk...huk...” Virda dan Deqwo tersendat bersamaan.

“Ma..maaf bu, kami berdua sudah haus,” kata Virda terbata-bata.

“Enak aja haus siapa nyuruh kalian minum hah?" Sekali lagi suara keras khas dari Ibu Siska terdengar.

“Mereka berdua tadi udah kehausan, sebagai manusia Sosial, makanya saya belikan minuman untuk mereka." Jawab Anta sedikit ngeles.

“Oooh, jadi kamu yang nyuruh toh..!! Sekarang kamu ikut saya..!!” kata Ibu Siska yang menyuruh Anta untuk mengikutinya.

“Siap Bu.. Fans Ibu siap mengikuti sang Idola.!" Jawab Anta sambil berjalan mengikuti ibu guru Siska namun baru beberapa langkah ia berjalan Virda dan Deqwo memanggil secara bersamaan.

“Bu..bukan dia aja yang salah, kami berdua juga salah,” kata Virda dan Deqwo secara bersamaan.

“Ooh jadi mau setia kawan ceritanya? Oke kalian bertiga ikut saya..!!” Kata Bu Siska, dan akhirnya Anta, Virda, dan Deqwo berjalan mengikutinya.




oOo

Ketika Anta dan Deqwo sedang dalam perjalanan mengantarkan Virda. Tiba-tiba saja Anta terlihat tertawa sendiri, “Hahahahahahahahaha,” tawanya begitu lepas ketika Anta menginggat masa lalu.

“Hei An lu sudah gila ya ketawa sendiri,” kata Virda disusul oleh Deqwo yang daritadi sedang menyentir.

“Iya ketawa sendiri kaya orang gila,” timpal Deqwo

“Teringat aja waktu dulu pas masa MOS SMA,” ucap Anta sambik berusaha menahan tawanya.

“Ohh iya.. Gue inget juga yang kita bertiga dijemur itu kan, terus gara-gara kita ketahuan minum, hukumannya ditambahin lagi. Huh!” Dengus Virda yang sedikit kesal menginggat semuanya.

“Kita? Nggak salah itu.. Kan, kalian berdua aja yang minum. Kalau aku mah... Apa atuh.....hahahahaha,” balas Anta yang terlihat tertawa kembali.

"Pantat kau itu kagak minum... Lu kan yang minum duluan, abis tuh, baru lu kasih gue bekasnya lu...! Lagian kalau inget dulu....!! Udah gak mau inget lagi,” kata Deqwo yang memilih melupakannya.

"Jiahh.. Sok kali kau Wo.. ? Kayak manapun kai mau melupakan masalalu, tetap aja itu menjadi kenangan yang tidak akan lekang oleh waktu. Dan kenangan adalah bagian dari masalalu, atau kau malas ngingat pas di guyur kakak kelas lagi ya wo." Ujar Anta sok bijaksnana.

“No comment,” balas Deqwo.

"Jiah.. ! Palelo No comment.. Hahahahaha....!" Anta tertawa.

“Lho..lho..kok gue gak tahu Deqwo diguyur kakak kelas?” Tanya Virda yang kebinggungan.

"Kau tau apa sih Vir tentang kehidupan laki-laki? Hahahahaha..” Ujar Anta sambil tertawa.

"Dih.. gini ya kalau ngomong sama cowok..!!! Gue serius kali..!!” Kata Virda ketus.

"Ehh... Si Bunga Kamboja merajuk...! iya..iya..aku cuman bercanda, jadi gini.." Belum sempat Anta memberitahukan, Deqwo sudah melarangnya.

“An.. Diem..!!” Kata Deqwo sedikit membentak.

"Wah...! Sory..sory nih Vir..! Terdakwa merasa keberatan. Jadi aku enggak boleh membocorkan aib klienku, Aku orangnya profesional dalam berkerja hahahahahaha."

"Anjrit... Lu kira gue napi apa..!" Timpal Deqwo sewot.

"Dih Deqwoo peliiittttttttttttt....!!! Kasih tahu gak...!!” Kata Virda yang kesal.

“Enggak,” jawab Deqwo singkat yang membuat Virda terlihat hanya terdiam sambil menekuk wajahnya.

"Wah.. Gawat Wo..! Anak orang cemberut.” Kata Anta sambil menoleh kebelakang melihat Virda sedangkan Deqwo hanya bisa melihat melalui spion sambil tersenyum.

“Bodoo...!!! Cepet anter gue...!!! Gue udah kangen nyokap bokap gue...!!” Kata Virda.

"Siap komandan, tugas lagi dilaksanan.” Jawab Anta dan Deqwo secara bersamaan dan mereka berdua hanya bisa tertawa melihat tingkah Virda yang terus menekuk wajahnya.



Bapak Firman dan Ibu Cindy

“Papah..mamah..,” kata Virda ketika ia sudah sampai dirumahnya.

“Eh, neng akhirnya kamu pulang juga...,” kata nyokapnya sambil memeluk tubuh Virda dengan erat.

“Wah ini anak kesayangan papah udah pulang kamu...! Baik-baik aja kan selama disana Vir?” Kata bokapnya sambil mengelus-ngelus rambut Virda yang tengah dipeluk oleh istrinya.

“Iya.. Virda baik-baik aja kok disana hihihihi.. Mamah papah gimana?” tanya Virda sambil melepaskan diri dari pelukan nyokapnya.

“Mamah, papah baik-baik aja kok Vir.” Balas nyokapnya sambil tersenyum bahagia melihat putri kesayangannya itu telah kembali pulang dengan selamat.

Di saat momen-momen bahagia antara Virda dan kedua orang tuanya, terlihat Anta dan Deqwo berjalan mendekati mereka.

"Sore om...tante,” sapa Anta dan Deqwo bersamaan lalu menyalami kedua orang tua Virda secara bergantian.

“Sore nak Anta dan Deqwo. Tante sama om ngucapin makasih ya udah jemput Virda di Bandara,” balas nyokap Virda dengan ramah.

“Iya sama-sama tante..om,” balas mereka berdua.

"Vir barang-barang kau taruh dimana nih? Berat, tanganku uda mulai pegal.” Kata Anta.

“Hmm.. taruh sana aja,” balas Virda yang masih kesal karena tadi.

“Hei Neng gak boleh gitu, masa temanmu kamu suruh bawain barang-barangmu. Sini nak Anta, Deqwo biar om bantu." Kata bokap Virda yang menawarkan diri untuk membantu membawakan barang-barang bawaan putrinya.

Namun dengan cepat Virda terlihat melarang bokapnya untuk membantu Anta dan Deqwo.

“Gak usah pah...!! Biarin mereka yang bawain barang-barang aku,” kata Virda yang membuat Anta dan Deqwo hanya bisa tersenyum kecut.

“An..Wo..bawain barang-barang gue ya?" Kata Virda yang langsung menarik nyokap dan bokapnya masuk ke dalam rumah.

“Eh..neng..! Nak Anta..nak Deqwo maafin Virda ya,” kata nyokap Virda yang hanya bisa pasrah mengikuti Virda untuk masuk kedalam rumah.

“Iya tante, nggak apa- apa kok..,” jawab Anta dan Deqwo yang hanya bisa nyengir dan masih berdiri berdiam diri.

“Sial.. Nih gara-gara kau gak mau nyeritakan sama Virda, jadi gini kan kejadiannya..!” Kata Anta yang sedikit kesal.

“Lah kok aku? Lagian siapa suruh tuh mulut ember.” Deqwo pun tidak mau mengalah disalahkan.

"Nih bawakan barang-barang Virda, aku mau duduk nyantai dulu di situ." Kata Anta yang langsung berjalan meninggalkan Deqwo sendirian.

“Woii...Anta kunyuk bantuin....,” teriak Deqwo langsung, namun sayangnya tak digubris sama sekali oleh Anta. “Sial" gerutu Deqwo dalam hati dan dengan pasrah ia membawakan barang-barang bawaan Virda kedalam.

"Mampus kau.. Hahahahah.!" Anta tertawa terbahak-bahak ketika melihat Deqwo dengan susah payah membawa semua barang-barang bawaan Virda.

“Kampret,” balas Deqwo sambil tersenyum kecut.

Setelah Deqwo sudah menaruh semua barang-barang Virda, ia pun ikut duduk bersama-sama Anta di teras rumah Virda.

“Capek Wo? Minum yang beginiaaaannnn...!" Ujar Anta yang sedikit menyindir Deqwo. Dan mengangkat asbak rokok ke hadapannya deqwo saat dia mengucapkan kalimat terakhir.

“Bodo...!!!” Balas Deqwo yang kesal.

"Hahahahahahaha, ikhlasin aja...itung-itung olah raga lah Wo,” balas Anta lagi sambil tertawa dengan puasnya.

“Sial...,” Deqwo hanya bisa kembali menggerutu.

"Cie..cie...! yang lagi pacaran.. Romantisnya...! Nih minumnya. Makasih ya An, Wo udah bawain barang-barang gue.” Kata Virda yang telah kembali membawakan minuman untuk kedua sahabatnya itu.

"Mantap.. Pas kali aku lagi haus, makasih ya Vir.” Kata Anta yang langsung meminum minuman yang dibawakan Virda.

Glekk Glekk Glekk

“Cieeleh.. Pelan-pelan An haus bener hihihihi,” kata Virda yang tertawa kecil ketika melihat Anta meminum dengan cepatnya.

"Ah...lega......!!!!!! Capeknya langsung hilang. Gara-gara si Deqwo nih.. Dia nggak mau bantu..!!!!” Kata Anta yang tersenyum jahil sambil melirik kearah Deqwo.

“Gak kebalik..!” Dengus Deqwo dengan kesalnya.

“Hihihihi udah ah jangan berantem mulu...!!! Gue jadi inget dulu lagi." Kata Virda sambil tertawa kecil.

"Mau kayak mana lagi Vir? Aku sama Deqwo kalau ketemu udah kaya Tom and Jerry, kalau nggak berantem badan terasa meriang."

"Sial kan....” Belum Deqwo membalasnya Virda sudah kembali menengahi mereka berdua.

“Udah..udah.. Lagi kumpul gak enak tau berantem mulu.” Kata Virda.

“Iya..iya.. Aku cuman bercanda doang kok Vir sama Deqwo, iya kan Wo?” Tanya Anta, dan dengan sengaja ia menyenggol Deqwo yang sedang minum.

“Huk..huk..sial...! Gak lihat lagi minum nih?” Kata Deqwo ketika tersendat ketika ia sedang minum.

“Hahahahahahahahaha,” Anta dan Virda hanya membalasnya dengan tertawa bersama-sama.

Ada kebahagiaan terlihat ketika mereka sedang berkumpul bersama saat ini. Sebuah persahabatan yang dimulai ketika mereka SMA dulu.

“Jadi inget dulu,” Bathin Deqwo yang kembali menginggat masa-masa SMA dulu ketika mereka menjadi teman satu kelas dan dimana menjadi awal persahabatan mereka.



oOo

SMA Bahtera

Jakarta, 11 Juli 2008

Tiga hari telah berlalu, para Siswa-siswi baru SMA swasta Bahtera, akhirnya dapat mulai mengikuti kurikulum pelajaran di SMA Bahtera. Bahkan dipagi hari ini terlihat siswa-siswi baru sedang sibuk mencari kelas mereka masing-masing.

"Duh mana nih kelasku." bathin salah satu siswi yang bernama Virda.

Sudah tiga kelas Virda masuki untuk mencari namanya yang tercantum didepan pintu kelas. Namun sayangnya ia tak kunjung melihat namanya.

“Aduh gimana nih,” bathin Virda yang sedang kebinggungan mencari-cari kelasnya. “Tinggal satu kelas lagi nih.., Eh itu kan..,” kata Virda yang tiba-tiba melihat salah satu siswa yang pernah dihukum bersama dengannya. “Gue samperin aja deh” bathin Virda sambil mendekatinya.

“Hei...,” panggil Virda yang membuat orang itu sedikit memandang aneh kearahnya. "Nih anak kok lihatnya gitu,” bathin Virda sambil sedikit melangkah mundur sedikit.

“Lu..lu udah dapat kelas belum?” tanya Virda sedikit ragu.

“Belum, emang kamu siapa?” Tanya sosok pria yang berpostur tidak pendek dan tidak tinggi tersebut dengan sedikit bingung.

“Sial masa dia gak inget!” Gerutu Virda dalam hati.

“Masa gak inget?” Tanya Virda. Dengan dinginnya pria itu menjawab dengan hanya menggelengkan kepalanya saja.

“Aduh sial banget gue.” Batin Virda kesal. “Dah gak penting, gak usah lu inget. Gue Virda, lu siapa?” Tanya Virda dengan kesalnya.

"Deqwo...,” jawabnya singkat.

“Deqwo? Hihihihi lucu sih namanya tapi..." Batin Virda sambil memperhatikan Deqwo secara seksama.

“Ooh Deqwo.. Wo lu udah dapat kelas belum?” Tanya Virda lagi.

"Belum sih, memang kamu udah?" Tanya Deqwo balik.

“Belum juga sih, yuk cari.” Belum selesai Virda mengajak Deqwo tiba-tiba seorang siswa dengan sengaja menabrak mereka.

"Eh.."

"WOI.. Minggir...!” Ujar yang menabrak dengan angkuhnya..

“Hei lu punya mata gak sihhh....!!!!” Sontak Virda memarahinya hingga membuat siswa yang menabrak mereka berdua berhenti dan membalik badannya.

“Hmmm.. Kalian lagi.. Kalian lagi..” Katanya ketika melihat Virda dan Deqwo.

“Lah lu lagi..,” kata Virda yang juga mengenalnya.

“Sudah lah, gak penting...! Bisa sial aku kalau dekat kalian terus,” balasnya yang langsung meninggalkan Virda dan Deqwo.

“Heiiiii tunggguuu,” teriak Virda dengan kesalnya.

Deqwo pun ikut berbicara, “Udah biarin aja, yuk cari kelas aja udah mau masuk nih,” ajak Deqwo.

“Tapi dia bukannya minta maaf, atau apa kek..? Main nyelonong aja." Gerutu Virda yang masih kesal.

"Udah..udah yuk ah,” ajak Deqwo kembali.

"Iya deh.” Dan dengan kesalnya Virda pun mengikuti Deqwo berjalan menunju kelas terakhir yaitu kelas 10-D.

“Nah bener kan ini namaku..., namamu juga ada Vir,” kata Deqwo yang terlebih dahulu melihat namanya juga ada di kertas yang tertempel di pintu kelas 10-D.

"Oh..ada Wo? Ya udah yuk masuk...!!!” ajak Virda yang dengan cueknya menarik tangan Deqwo.

“Eh Vir...” Kata Deqwo yang kaget karena tiba-tiba tangannya sudah ditarik oleh Virda. Namun Deqwo pun hanya bisa pasrah saja sambil mengikuti Virda masuk ke dalam kelas.

“Aduh Wo kayanya gak kebagian tempat duduk nih,” kata Virda ketika mereka berdua sudah didalam kelas.

“Hmmm, mana..? Tuh ada dua kok yang masih kosong,” balas Deqwo ketika melihat dua bangku kosong yang berbeda tempat untuk mereka berdua.

“Oh..iya.. Tapi Wo gue gak mau duduk sama dia. Lu aja ya..!!!” kata Virda sambil melirik kearah bangku yang ditunjuk oleh Deqwo.

“Oke deh kamu sama cewek itu biar aku duduk dibelakangmu sama cowok tadi,” jawab Deqwo.

“Hehehe...makasih ya, emang lu baik deh,” kata Virda sambil tersenyum karena senang.

“Dasar.. Ya udah duduk ah,” ajak Deqwo.

“Ya..ya..,” akhirnya Virda dan Deqwo berjalan ketempat duduk yang kosong. “Gue disini ya, lu di belakang gue.” Kata Virda yang terlebih dahulu duduk.

“Iya aku duduk di belakang,” jawab Deqwo sambil berjalan ketempat duduk tepat di belakang Virda.

Namun ketika Deqwo hendak duduk ia sudah dilarang oleh seseorang yang telah duduk disamping bangku kosong itu.

"Eh.. Mau ngapain kau..?? Gak ada bangku kosong disini!.” Katanya ketus.

“Gak ada gimana? Nih kosongkan?” Deqwo balik bertanya.

"Kalau dibilang gak ada.. Ya gak ada.. Ngerti nggak kau bahasa Indonesia? Atau mau pakai bahasa Alien biar kau paham,” kata orang itu dengan kesalnya.

"Hei...hei kenapa nih? Wo kenapa?” Tanya Virda yang mendengar keributan kecil dibelakangnya, sedangkan teman cewek yang duduk di sampingnya pun ikut menoleh ke belakang.

"Gakpapa kok Vir, cuman katanya dia ini udah ada orang duduk disini,” jawab Deqwo.

"Mana? Gak ada orangnya kok, lu lihat gak?" Tanya Virda kepada teman sebangkunya.

“Enggak tuh,” jawab teman sebangkunya.

“Tuh kan temen gue bilang gak ada, emang ini sekolah punya nenek moyang lu apa..!! Wo udah lu duduk aja." Kata Virda dengan kesalnya.

"Lah.. Ni cewek kok ngelunjak...! Kan uda aku bilang tadi...!! Kalaupun aku nggak mau duduk sama ini anak Pulau, memangnya kenapa?" Balas orang itu. Dan dengan kesalnya dia berdiri dari tempat duduknya dengan sikap menantang.

"Kenapa..? Lu berani?” Virda dan orang itu saling berpandang dan memberikan tatap mata tajam satu sama lain.

“Sudah kok malah kalian ribut sih,” kata Deqwo yang mencoba melerai mereka berdua.

Namun sayangnya ketika mereka bersitegang tiba-tiba saja seorang guru yang menjadi wali kelas mereka telah masuk ke dalam kelas.

“Kalian lagi.. Kalian lagi.., kalian gak kapok kemaren saya hukum..!!!” Kata guru wali kelas mereka yang tak lain adalah guru BP yang bernama Siska dan membuat mereka bertiga kaget melihatnya.

"Kenapa? Kalian kaget lihat saya lagi...!!” Kata wali kelas mereka dengan nada yang tinggi.

“E..enggak Bu,” jawab mereka bertiga yang ketakutan secara bersaman.

“Bagus, kalau gitu kalian ikut saya!" Perintah wali kelas mereka.

Damn, again." Kata mereka dalam hati masing-masing.

“Kenapa mau bantah?" Tanya wali kelas mereka lagi.

“E..enggak Bu,” jawab mereka yang akhirnya mengikuti wali kelas mereka keluar kelas menunju ke salah satu kamar mandi yang sudah jarang dipakai oleh siswa maupun guru di sekolah ini.

“Sekarang hukuman kalian bersihkan kamar mandi ini sampai bersih,” kata wali kelas mereka sambil menunjukan kamar mandi yang terlihat sangat kotor.

“Lah Bu kemaren kan sudah, sekarang kok ada lagi?” Tanya Deqwo yang menginggat kembali ketika mereka disuruh membersihkan sebuah kamar mandi.

"Kenapa? Kemaren kan kalian membersihkan kamar mandi cowok-cewek dan guru sekarang kamar mandi yang jarang di akai ini perlu dibersihkan juga!" Bentak wali kelas mereka.

“Iya Bu nanti kami bersihkan,” jawab Deqwo yang tak mampu menolaknya.

"Bagus kalau gitu saya kekelas dulu, kalian bersihkan sampai bersih.” Perintah wali kelas mereka dan langsung meninggalkan mereka bertiga.

“Nasib.. Nasiibbbbbb.. Baru aja dibilang. Dan sekarang jadi kenyataan kalau aku sial didekat mereka..!!! Gara-gara kalian nih..!!!!” Gerutu orang itu setelah wali kelas mereka telah pergi.

“Enak aja, lu duluan yang mulai!” Kata Virda yang tak mau disalahkan.

"Sudah-sudah kalian ribut lagi sih?" Kata Deqwo mencoba memisahkan mereka namun sayang Deqwo malah dibentak keduanya.

“Diem.. Ini salah lu juga!” Bentak Virda

“Loh kok aku?.” tanya Deqwo yang hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya ketika dibentak oleh Virda.

“Lah mau siapa lagi? Kita disini cuman bertiga!" Ucap Virda yang masih emosi.

"Hmm..” Balas Deqwo.

"Sial, kenapa aku harus ketemu kalian yaa!” Kata orang Anta.

“Hei gue juga males kali ketemu orang songong..udik kaya lu!" Balas Virda ketus.

"Enak aja aku dikatain songong, udik...!! Nih.. Kenalin... Aku Anta, anak orang kaya, dan nggak kaya kau, dan kau juga.” Pria yang bernama Anta tersebut, memperkenalkan diri dengan tingkah songongnya.

“Tuh kan namanya aja Anta pasti orangnya kaya gini!" Ejek Virda.

"Anjriiit....!! Kalau bukan cewek.. Sudah ku pelintir kepala kau itu." Geram Anta yang tersulut emosinya.

“Apa? Sini aja coba pelintir gue..!! Cuman banci yang berani ama cewek!." Balas Virda.

Sedangkan Deqwo, dia lebih memilih langsung membersihkan kamar mandi.

“Dasar kaya anak kecil semua,” kata Deqwo dengan nada kecil, namun sayangnya terdengar oleh Anta dan Virda.

“Lu bilang apa tadi..? Kaya anak kecil,” kata Virda sambil menghampiri Deqwo yang sedang mengisi ember dengan sebuah air.

"Nih anak kayaknya pengen dibogem." Timpal Anta kesal.

"Iya kaya anak kecil,” jawab Deqwo dengan santainya dan menunggu ember itu penuh.​

"Enak aja anak kecil...!!! Nih anak kecil menurut kau.” Kata Anta yang tiba-tiba mengambil gayung dan mengambil air di ember yang sedang diisi oleh Deqwo.

Byurrr

Separuh seragam Deqwo terlihat basah karena disiram oleh Anta.

“Hei.. Lu kok nyiram gue?” Deqwo pun terpancing emosi, ia pun mencoba membalas Anta namun sayangnya...

“Kyaa......,” teriak Virda yang seragamnya tak sengaja disiram oleh Deqwo.

“Hahahaha Mampus kau....,” Anta tertawa terbahak-bahak ketika melihat seragam Deqwo dan Virda basah.

"Sialan lu Wo...!! Kok gue disiram sih....!!! Lu lagi kenapa ketawa nih rasain!" Kata Virda merebut timba yang dipegang oleh Anta, lalu mengisinya dengan air dan...

“Sialan lu." Teriak Anta yang kaget, karena tiba-tiba Virda menyiram seragamnya dengan air.

“Boodoo..!!” Ketus Virda.

“Sial, rasain nih..!!!” akhirnya Anta, Virda dan Deqwo saling membalas menyiramkan air satu sama lain hingga terlihat seluruh seragam mereka telah basah kuyup.




Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd