Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG A Diary of Dick (Season 3/Final) - The Last Love

Status
Please reply by conversation.
Vany dan anakku sempat main ke Bekasi, menginap di kontrakanku. Inez dan barang-barang pribadinya sementara diungsikan ke kosan Jessica. Inez bahkan sempat bertemu Vany waktu aku mengajak istri dan anakku main ke mall, ia mengenalkan diri sebagai anak magang di kantorku. Sebatas basa-basi sebentar kemudian Inez pergi lagi dengan teman-temannya.

“Cantik ya yah si Inez itu”, ujar Vany sementara aku menyuapi anakku makan.

“Oh ya ? ah cantikan juga bunda”, godaku. Vany mencibir.

Beberapa hari kemudian ketika sedang santai di kontrakan, Inez cerita bahwa ia ada rencana ke Bali selama sekitar 10 hari, karena liburan sekolah dan ada hari raya. Ibunya juga kangen katanya. Sebenarnya Inez mengajakku, tapi jelas aku tak bisa karena proyek sedang sibuk.

“2 hariiiii aja kak, pliiiisssss”, pinta Inez.

“Ya gak bisa lah Nez, kamu ada-ada aja, udah belajar sana, kan lagi ujian semester kamu tuh”

“Ah gampang kak, aku kan pinter”, ujar Inez ngeloyor masuk kamar. Aku masih nyantai di balkon dengan laptopku.

Iya juga sih, Inez lumayan pinter. Setahuku ia masuk 3 besar terus di kelasnya, juga anggota tim olimpiade sains perwakilan sekolahnya. Sekitar bulan ke depan dia berangkat ke Bandung untuk perlombaan tingkat provinsi yang diselenggarakan perguruan tinggi negeri di sana. Rencananya aku mau menyempatkan diri ke Bandung untuk melihat Inez berlomba.

Hari berlalu, Inez berangkat mudik ke Bali, kuantar dia ke bandara setelah semalam sebelumnya puas-puasin dulu ngentot. Pergi deh memek cadanganku, Rara juga udah fokus di Bandung lagi mempersiapkan sidang skripsinya. Aku sempat mengontak Jessica, barangkali mau nginep di kontrakanku, tapi dia bilang sedang banyak kerjaan ditambah lagi anaknya sedang sakit, ia lalu malah balik minta tolong padaku untuk mengantar memeriksakan anaknya ke rumah sakit. Aku pun setuju. Kuantar mereka tak lama kemudian ketika aku ada pulang cepat.

“Ibu gak usah terlalu kuatir, anak ibu cuma demam. Maklum, musim pancaroba”, jelas dokter. Jessica nampak masih pucat, terduduk menatap anaknya yang tidur di pangkuannya.

“Bapak juga dibantu ya ibunya, jangan sampai stress, sebagai suami ya saling bantu lah ya pak”, ujar dokter padaku. Aku melongo, lalu saling bertatapan dengan Jessica.

“Oh... eh... iya dok, pasti, saya pasti bantu istri saya, siap dok, makasih”, jawabku kikuk. Setelah selesai, kami pun bergegas menebus obat dan pulang.

“Makasih ya, aa suami”, ujar Jessica menggodaku, aku tertawa mendengarnya.

Ketika weekend tiba, aku pulang ke Garut bareng Jessica. Ia berniat menitipkan anaknya sementara ke orang tuanya, karena gak enak mengandalkan kakek nenek kenalannya yang di Bekasi terus, apalagi kondisi anaknya sedang kurang fit.

“Terus ntar kalo kangen gimana ?”, tanyaku.

“Ya ditahan, lagian seminggu sekali lah aku pulang ke Garut a”

“Ya kalo aa pas kebeneran pulang mah bareng aja Tin”

“Iya a, makasih”, jawab Jessica.

Di mobil sementara anaknya terlelap di kursi baris kedua, Jessica berecerita tentang rencananya menetap kembali di Garut. Dia ada modal untuk buka usaha warung bakso bareng temannya. Aku senang mendengarnya. Biar bagaimanapun Jessica alias Titin ini kan masih ada hubungan saudara denganku, kalau dia bisa lepas dari kehidupan hitam di Bekasi kan aku ikut senang juga. Seperti diketahui walau sekarang kerja sebagai sales motor, dia mantan PL karaoke dan masih kerap kali menerima pelanggan hidung belang di kosannya, untung aku dapet gratisan hehehe.

“Sama saya ge Tin, paling lama 3 tahun lagi mau resign, udah ada rencana bisnis di Garut, biar deket sama anak istri lah”, ujarku.

“Ah, aa mah kan masih muda, mau usaha apa a ?”

“Lah kamu malah lebih muda dari aa udah mau buka usaha, aa juga mau dong, usahanya apa masih rahasia, ntar aja liat deh”, ujarku.

Kami lalu beristirahat sejenak di salah satu rest area di ruas tol Cipularang arah Bandung, sekalian Jessica mau mengganti popok anaknya. Kami juga makan di salah satu restoran di rest area tersebut. Kulihat anak Jessica seumuran anakku, tapi lebih pendiam, mungkin karena masih masa pemulihan. Kugendong dan kuajak main anaknya ketika Jessica ke toilet. Orang pasti menyangka kami keluarga, suami istri dengan seorang anak.

Sebenarnya dari tadi aku sempat menangkap mata-mata pria di sekitarku yang memperhatikan Jessica, ia memang tampil bahenol meski berjilbab. Kemeja loreng hitam putih ketat yang bagian bawahnya masuk ke dalam celana skinny jeans biru muda dan wedges, plus kerudung abu-abu. Riasan make up agak tebal dengan bibir merah merona dan alis tebal yang terlukis, juga bulu mata lentik. Latar belakang pekerjaan Jessica jelas membuatnya pandai merias wajah.

Sekembalinya dari toilet, Jessica tersenyum menghampiriku dan anaknya. Ia menggendong anaknya lalu aku berbisik padanya : “Jess, pengen euy...”

“Iiiihhh si aa, pengen naon atuh ?”, tanya Jessica sambil tersenyum.

“Taulaaaahhh...”, jawabku.

“Hayu, aku juga pengen, tadi di toilet sepi, tapi ini si dede biar bobo dulu”

Maka kami pun masuk ke dalam mobilku, Jessica menyusui anaknya yang juga mulai mengantuk. Toket besar dengan puting coklat muda menyembul keluar dari kemeja ketatnya. Aku melotot melihatnya sambil menelan ludah. Tiba-tiba saja aku sange, mungkin karena udah lama juga tidak dapat jatah dari Jessica karena jarang ketemu, rindu rasanya menikmati tubuhnya, apalagi gaya berpakaiannya hari ini tipikal favoritku : jilbab ketat. Mungkin juga ini sudah hari ketiga semenjak ditinggal Inez liburan. Padahal aku sedang on the way ke Garut ya, rencana libur 2 hari, tapi Vany bilang ia sedang mens. Paling aku bisa ngentot istriku di malam terakhir sebelum aku balik lagi ke Bekasi.

“Ngiceup (ngedip) aa, melotot gitu liat susu eh”, ledek Jessica sambil berbisik.

“Eeeehhhh, atuh kepengen Jess, udah lama gak ngenyot hehehehe”

“Iya sebentar lagi ya a, tapi quickie aja weh ya”

“Iya lah, ngapain lama-lama, jalan juga keburu macet”, jawabku.

Setelah anak Jessica terlelap, kami bergegas menuju toilet di rest area. Kebetulan sekali toiletnya tidak ada penjaga, apalagi ini siang hari jadi sepi, tak banyak orang. Jessica tetap membawa anaknya dalam gendongannya yang terlelap. Sesampainya di TKP, ia masuk ke toilet wanita. Aku sempat pipis di toilet pria lalu menunggu di wastafel sambil ngaca dan merapikan rambut. Ada sih beberapa pengunjung disitu. Lalu aku menerima miss call dari Jessica tandanya toilet perempuan aman, aku segera masuk ke dalam toilet wanita.

Sesuai instruksi Jessica, aku masuk ke bilik toilet paling ujung, tempat WC jongkok. Sesampainya disitu kulihat Jessica sudah di dalam, semua kancing kemejanya sudah terlepas dan ia menggendong anaknya, ia segera berbalik memunggungiku sambil satu tangannya menahan ke dinding. Untungnya bilik toilet ini punya pintu yang memanjang kebawah sehingga hanya tersisa sangat sedikit celah, tidak akan ada yang tau kalau ada dua orang di dalam. Kuturunkan celana jeans ketat Jessica dan celana dalamnya. Ia sedikit menunggingkan pantatnya, kuraba belahan memeknya yang ternyata sudah lumayan basah. Sange juga dia.

Aku menurunkan celanaku dan berjongkok. Tanpa basa-basi kuarahkan mulutku ke belahan memek Jessica. Jessica berusaha mengangkang agak lebar. Lidahku mulai menyapu belahan memeknya yang basah, aroma memek dan rasa cairan kewanitaan membuat darahku berdesir, ditambah lagi sensasi public sex seperti ini membuat adrenalinku terpacu.

“Emmmmpppphhhhh...”, Jesssica mendesah pelan.

Jessica menganyunkan bokongnya maju-mundur dan agak sedikit naik turun untuk mengimbangi gerakan lidahku. Sebelah tanganku mengangkat untuk menggerayangi toket besarnya yang masih terbungkus bra, kupilin-pilin puting Jessica. Kami berusaha seminimal mungkin bersuara dan bergerak supaya tidak terdengar orang dan membangunkan anak Jessica yang tidur.

Lidahku berusaha menggapai area dalam lubang memeknya, dan berhasil masuk di ujung lidahku. Tubuh Jessica gemetar merasakan kenikmatan, ia menggoyang pinggulnya dengan gerakan memutar. Kedua tanganku lalu meremas bongkahan pantat mulusnya.

Kurang dari lima menit aku menjilati memeknya, aku lalu berdiri dan memutar tubuh Jessica sehingga menghadapku. Kami bercumbu panas dengan mulutku yang masih belepotan cairan memeknya. Lidah Jessica mengobok-obok rongga mulutku. Sebelah tangan Jessica mengelus-elus kontolku yang tegang maksimal, sementara tanganku juga sibuk menggerayangi toket kanannya, karena yang bagian kiri terhalangi anaknya yang sedang dalam gendongan.

“Ssssllllllluurrrrrppppppp...”, suara mulutku saat kemudian menjilati toket kanan Jessica.

Payudara besar, putih dan tampak bayangan urat hijau dibalik kulitnya, dengan puting kecoklatan dan areola yang lebar. Jessica nampak benar-benar menahan diri untuk tidak mendesah, aku tahu betul liarnya desahan Jessica dalam kondisi normal. Ia hanya mengigit bibir bagian bawahnya seiring lidahku yang menari nari di putingnya, walau cuma sebelah. Air susu membasahi di sekitar mulutku, lumayan juga yang tertelan. Rasanya khas, agak asin.

Mungkin karena gemas, Jessica lalu berjongkok dan segera melahap kontolku. Ia menghisap penuh nafsu, terlihat dengan kocokan-kocokan cepat dan dalam sepanjang batang kontolku. Pipinya mengempot menandakan ia sekuat tenaga memberikan efek hisapan, benar saja, kontolku serasa ditarik dengan kuat. Hanya desahan kecil yang terucap dari mulutku seiring hisapan ganas Jessica di kontolku. Ia membasahi kontolku dengan liurnya yang cukup banyak sehingga licin dan tidak terlalu bersuara. Tetesan liurnya membasahi celana jeans dan dadanya juga bagian bawah hijabnya.

Duk ! Suara kepala anak Jessica terbentur dinding bilik. Jessica seketika menghentikan hisapannya dan menenangkan anaknya sebelum ia menangis kencang, aku segera celingukan mengintip keluar bilik barangkali ada orang. Kulihat ada bayangan orang di area wastafel di dekat pintu keluar toilet wanita. Sialan.

Beruntung, meski sempat merengek. Anak Jessica tak sampai menangis. Aku menahan nafas dengan jantung berdebar, Jessica juga begitu dan kami saling bertatapan. Kami sama-sama berkeringat. Nampak hijabnya mulai basah oleh keringat di kepalanya.

Ketika anak Jessica sudah tidur lagi, kami segera melakukan tahap eksekusi. Jessica kembali berbalik ke membelakangiku, pantatnya agak menungging dan satu tangannya menahan ke dinding toilet. Aku segera mengarahkan kontolku ke liang memek Jessica.

Slep ! Lancar sekali, karena memeknya sudah basah. Kupegang kedua sisi pinggang Jessica, lalu segera kupompa memeknya dengan tusukan panjang dan dalam. Hangat dan licin sekali memek Jessica, suasana public sex yang meningkatkan hormon adrenalin mungkin juga merangsangnya sehingga birahinya menggebu. Jika bukan karena ada anaknya disini, aku yakin Jessica akan sangat ganas.

“Ah ! eh ! ah ! hah ! ah ! oh !”, desahan kami tertahan, walau sesekali keceplosan sehingga cukup keras. Ah persetan, kami sedang dilanda nafsu yang tinggi siang ini.

Jessica menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakan kontolku, sesekali pantatnya empuknya beradu dengan pinggang bagian depanku sehingga menghasilkan bunyi yang keras. Ah nikmat sekali. Sebelah tanganku lalu mencoba meraih toketnya, kuremas-remas toket besarnya sambil kupilin putingnya sesekali, puting yang masih basah bekas liurku dan air susunya.

Dari bilik sebelah kami lalu terdengar suara seseorang mem-flush air toilet, kami sempat berpandangan namun tetap lanjut karena sedang dalam kenikmatan. Kalaupun kini kepergok pun rasanya kami sudah tak peduli.

Aku terlalu sibuk memperhatikan ke arah pantat Jessica yang beradu dengan kulitku, saat kulihat ke arah wajahnya. Ia nampak sibuk meniupi anaknya, ah iya juga, pasti anaknya kegerahan. Tak lama lagi pasti bangun. Jessica seakan memiliki pemikiran yang sama lalu menengok ke arahku.

“Ayo keluarin, cepetan a”, bisiknya.

“Dimana ?”

“Di dalam weh, cepetan”

“Serius di dalem ?”

Jessica mengangguk. Ini kondisinya sama seperti waktu disepong Putri, aku cuma harus fokus supaya cepat keluar. Rata-rata durasi ngentot-ku sejak penetrasi sampai ejakulasi itu sekitar setengah jam, ukuran normal pria Indonesia lah, dan bisa sampai 1,5-2 jam kalau pakai ramuan. Nah quickie ini sudah mau 15 menit berjalan.

Aku meningkatkan speed genjotanku, makin basah memek Jessica. Terkadang ia keceplosan mendesah saking enaknya, lagipula becek begini kayaknya dia juga tak lama lagi, sekalian bareng aja. Jessica lalu merapatkan kangkangannya, sehingga lebih menjepit, betul kan, itu tandanya dia juga sudah mau keluar.

Posisi ini membuat sentuhan kulit kontolku dengan permukaan lapisan liang memeknya jadi lebih dekat, lebih terasa. Aku juga merasa kontolku yang awalnya lancar bergerak jadi agak tertahan, namun makin nikmat. Sementara Jessica pasti merasakan rongga vaginanya seperti digerus, akibat efek kontak terutama kulit kepala kontolku dengan rongga memeknya.

“A... bar... bareng aaaa..... aaaauuuuuuuuuuhhhhhhhhhh !!!”, Jessica orgasme, kepalanya mendongak ke atas dan ia tak mampu menahan suara desahan kenikmatannya.

Aku menyusul 5 detik kemudian, “hhhhhhhaaaaaaaaaaaaarrrrrrrgggghhhhhhhhhhh”, desahku.

Kusodok dalam-dalam liang memeknya sembari menyemburkan air maniku, entah sudah berapa kontol yang masuk ke dalam memek Jessica, tapi tetap nikmat rasanya, ia sungguh pandai merawat diri.

Setelah cukup menghela nafas, aku lalu mencabut kontolku. Sialan, karena kondisinya masih ngaceng, ngilu rasanya ketika memasukkan ke dalam celanaku. Aku lalu membantu Jessica merapikan diri, memakaikan celananya kembali dan memasang kancing kemejanya.

Setelah selesai, aku mengintip keluar. Aman. Jessica keluar duluan dan bergegas menuju area wastafel, aku mengintip dari dalam bilik yang tadi. Aku lalu mengendap-endap keluar. Sempat aku mencoba mencari tau kalau-kalau ada seseorang di bilik yang lain dengan menempelkan telingaku, namun aku kaget dengan suara dari arah wastafel.

“Hayoh ya abis ngapain tadi mbak ? ngapain hayo ?”, suara ibu-ibu dari arah wastafel.

“Apaan sih ibu teh ? Mau tau urusan orang aja”, jawab Jessica dengan nada kesal. Lalu ada adu mulut disitu.

Aku segera menghampiri Jessica, rupanya ada ibu-ibu gemuk tua berjilbab dengan anak ABG perempuan berjilbab juga disitu, mereka kaget menatapku. Aku langsung menggiring Jessica pergi dengan memegang bahunya.

“Penganten baru bu, maaf”, ujarku sambil berlalu dan tertunduk.

“Modal dong di hotel, dasar mesum siah heh ! sini hei tunggu mau kemana hei ! pasti zina yah kalian hei !”, teriak ibu itu.

Namun kami segera kabur, untungnya mobilku di parkir dekat situ, segera masuk dan tancap gas. Dari kejauhan kulihat Jessica melihat ke arah belakang, nampak ada 2 security dan sejumlah orang berkerumun di depan toilet umum tersebut, si ibu tadi menunjuk-nunjuk ke arah mobil kami yang sudah cukup jauh namun masih dalam jangkauan penglihatan dari area tadi.

“Kita dikejar gak ?”, tanya Jessica.

“Gak bakalan, ngapain juga mereka ngejar Tin, yang penting ga ada yang ketinggalan kan ? dompet ? HP ?”, tanyaku.

“Ga ada a, aman semua”, Jessica membuka laci dashboard depan.

Aku juga mengecek dompet dan HP-ku, aman, masih di celana. Kami lalu tertawa cekikikan mengingat kejadian yang baru kami alami. Gokil memang. Kami lalu saling berciuman, cuma mengecup karena aku sedang nyetir. Jessica tersenyum menatapku, cantik sekali.

Tak lama kemudian ia nyeletuk, “Alah aa, ini celana dalem aku basah siah, peju aa baru turun kayanya, tadi banyak banget ya”. Aku cuma nyengir mendengarnya.

Perjalanan pun berakhir di sekitar alun-alun Tarogong, Garut. Jessica turun disitu karena hendak pindah ke jemputan yang menunggunya. Kami pun berpisah disitu dan aku menuju ke rumahku.
 
Selamat malam suhu semuanya, makasih atensinya ya utk cerita saya, berhubung ini malam jumat terakhir sebelum bulan puasa, saya umumkan sementara mau libur dulu soalnya di kehidupan nyata saya itu ustad (gak percaya ? terserah) jadi saya bakal sibuk sama ceramah sana sini, tapi tenang, nanti Juni setelah lebaran kisah ini bakal lanjut dan mulai masuk babak akhir, jadi tungguin aja ya, terima kasih

oh iya, ada salam cium dari Rara sama Inez mmmuuuuaaaaacccccchhhhhh
 
Selamat malam suhu semuanya, makasih atensinya ya utk cerita saya, berhubung ini malam jumat terakhir sebelum bulan puasa, saya umumkan sementara mau libur dulu soalnya di kehidupan nyata saya itu ustad (gak percaya ? terserah) jadi saya bakal sibuk sama ceramah sana sini, tapi tenang, nanti Juni setelah lebaran kisah ini bakal lanjut dan mulai masuk babak akhir, jadi tungguin aja ya, terima kasih

oh iya, ada salam cium dari Rara sama Inez mmmuuuuaaaaacccccchhhhhh
anjaaay bray .... long weekend na full trisam ... edan .. hahaha
 
Geus mudik can bray ? Saya acan euy, nungguan heula THR yeuh jauh keneh hahaha

kuli di lembur sorangan euy .. jadi teu riweuh mikiran mudik,
cik atuh .. ngerakeun pisan, piraku bos proyek butuh keneh ku THR ..
.
boa-boa .. THR mah keur jatah Inez, Rara jeung Titin nya .. hahaha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jangan jangan ada video armand ama Jessica di toilet trus kesebar lagi, haduhhh scandal baru
 
Selamat malam suhu semuanya, makasih atensinya ya utk cerita saya, berhubung ini malam jumat terakhir sebelum bulan puasa, saya umumkan sementara mau libur dulu soalnya di kehidupan nyata saya itu ustad (gak percaya ? terserah) jadi saya bakal sibuk sama ceramah sana sini, tapi tenang, nanti Juni setelah lebaran kisah ini bakal lanjut dan mulai masuk babak akhir, jadi tungguin aja ya, terima kasih

oh iya, ada salam cium dari Rara sama Inez mmmuuuuaaaaacccccchhhhhh
Boa edan, nyaan ieu? Anjir lah wkwkwk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd