D 805 KI
Calon Suhu Semprot
EPISODE 33
THE NEW BEGINING
THE NEW BEGINING
ketika sore hari sehari sebelumnya
Dua mobil yang beriringan memasuki pelataran halaman rumah, Surya turun dari mobilnya diikuti Nanang di mobil yang lain, dan diikuti yang lainnya.
Surya bergegas membuka pintu mobil, dia membantu memapah Soffie untuk turun dari mobil. Nanang pun tak mau kalah, ia bergegas untuk membukakan pintu rumah.
Saat Surya akan memapah Soffie turun dari mobil
"Hati hati kang itu kakinya masih lemah!!" Asih mengingatkan Surya.
"Ya udah, Soff Aku gendong yah..?" tanpa menunggu jawaban Soffie, Surya lalu menggendong Soffie dan membawanya masuk ke dalam rumah. Sedangkan Putri mengikuti dari belakangnya.
"Kang, biar mbak Soffie tidur dikamar kita saja, biar Asih yang pindah ke kamar Tamu" tawar bu Asih menawarkan kamar depan, yang dia gunakan bersama Surya yang memang lebih besar ruangannya dibandingkan yang lain, sedangkan ia memilih kamar sebelahnya. Eka dan Anna langsung menuju dapur untuk membuatkan minuman.
"Mas, Soffie pengen duduk istirahat disana dulu!" pinta Soffie menunjuk sofa ruang tengah dan tanpa banyak bicara Surya menurunkan Soffie di kursi yang ia tunjuk tadi.
"Nang Kamu Turunkan barang barang yang ada dimobil papah, Andi mana Nang?" tanya Surya.
"Itu pah, dia duduk di depan" jawab Nanang
"Coba kamu panggilkan dia"
tak lama Andi datang menghampiri Surya lalu duduk bersila diatas karpet.
"Kenapa kamu duduk dibawah Ndi?" Surya memandang Andi yang duduk bersila dihadapannya sambil memangku kantong keresek hitamnya.
"euuu...Aanndi malu, masih belum bersih Pak, " jawab Andi pelan, menundukan kepalanya sambil meremas keresek hitamnya.
"hmm.. coba kamu berdiri dan duduk disana papah mau bicara sebentar"
Andi berpindah duduk di sofa samping surya, meski dengan langkah yang terlihat begitu berat.
"Sudah kamu gak usah malu dan sungkan, kamu nanti untuk sementara tidur bersama kak Anton diatas, nanti kita pikirkan untuk membuat kamar kamu sendiri, Ndi kamu sekarang dah saya anggap sebagai anak saya sendiri, dan mulai mulai detik ini kamu panggil saya Papah!!!" ujar Surya
"ii..iiya paak... eh Paah.." jawab Andi terbata bata
"dah sekarang kamu bantu kak Nanang nurunin barang barang, trus kalo kamu malu setelah beres nanti kamu mandi dulu, nanti ibu akan beri kamu baju kak anton yang tak terpakai........ eeehhh itu keresek mau kamu bawa kemana lagi, udah simpen dulu disini!!"
Surya sedikit tersenyum saat Andi yang beranjak terus membawa keresek hitamnya, lalu Andi menyimpan kereseknya di sudut sofa
"bu, coba cari baju Anton ama Nanang yang sudah tak terpakai dilemari mereka, berikan pada Andi" perintah Surya dan dibalas anggukan Asih lalu Asih beranjak mencari pakaian untu Andi.
Surya terpaku pada keresek hitam yang selama ini tak lepas dari genggaman Andi. Diraihnya keresek itu, dikeluarkan isinya yang hanya 2setel pakaian yang lusuh, dan sebundel map. Karena penasaran dengan isi map, surya membuka map itu.
Didalamnya hanya berisi sebuah raport, izasah SD Andi, beberapa Amplop dan dan sebuah buku Harian yang terkunci. Lembar demi lembar ia buka, lalu surya membuka raport itu.
Pluk..
Selembar foto kusam dan hampir memudar yang terselip di buku raport terjatuh, dalam foto itu sekilas surya melihat sesosok pria yang sepertinya pernah ia kenal.
"Pah.." Putri mengagetkan Surya, lalu surya merapihkan lagi isi keresek lalu dimasukan kedalam tempatnya.
"nih minumnya" Putri memberikan secangkir minuman.
Saat Surya menerima gelas dari putrinya, Surya memperhatikan Soffie yang memandangi sebuah figura, sambil meneteskan air mata.
"soff, apa kamu mau berbaring istirahat? Sruuup.." tanya Surya sambil meminum air yang disuguhkan Putri, lalu mendekati Soffie
Pov Soffie
Dalam perjalanan, saat aku bersandar pada bahu Asih, dalam hati aku berujar "Aku merasa bahagia, semua yang kurindukan akhirnya bisa terwujud.. Semua penderitaan yang ku rasakan selama ini seakan hilang, aku bisa kembali bersama berkumpul. suami dan anak anak ku kembali. Makasih mas, kamu mau memaafkan kesalahanku"
Saat ku melirik pada asih
"Sih, aku berterima kasih padamu, kamu mau berbagi suami denganku, kamu mewujudkan impianku yang telah lama terkubur, makasih dan aku gak akan mengecewakan mu,"
Dan aku pun tertidur dalam pelukan Asih, Tak terasa akhirnya kami pun telah sampai.
"mbak, kita telah sampai" ujar asih membangunkan aku
Kuperhatikan bangunan tersebut dari dalam mobil, sebuah rumah yang cukup besar bertingkat dua, arsitek yang dibuat sederhana, halaman yang ditata sedemikian rupa dan dengan aneka kembang, membuat bangunan itu terkesan asri juga menarik.
Crreek.. Pintu mobil terbuka, mas Surya yang tersenyum padaku, lalu meraih tanganku untuk memapahku turun dari mobil
"Hati hati kang itu kakinya masih lemah!!" ujar Asih mengingatkan Surya, sambil membantu membangunkan aku
"Ya udah, Soff Aku gendong yah..?" tanpa menunggu jawaban Aku, Surya lalu menggendong dan membawa ku masuk ke dalam rumah.
"Kang, biar mbak Soffie tidur dikamar kita saja, biar Asih yang pindah ke kamar Tamu" tawar bu Asih
"Aku makin merasa bersalah, saat Asih yang berkorban menawarkan kamar pribadinya dengan surya untuk aku" dalam hatiku
Disaat aku merasa sungkan dengan penawaran asih, mataku tertuju pada ruangan tengah
"Mas, Soffie pengen duduk istirahat disana dulu!" pinta ku menunjuk sofa ruang tengah.
Kuperhatikan dengan seksama seluruh sudut ruangan tengah ini, akhirnya aku terpaku pada suatu pigura yang menempel pada dinding di hadapanku.
Sebuah pigura yang berisikan potongan-potongan foto kenangan Anton bersama Surya. Mulai dari Anton Dilahirkam hingga saat ini.
Yang membuat hatiku teiris, tak satupun foto diriku disana. Dan saat aku melihat sebuah figura lainnya, aku melihat sebuah foto.
“yah aku mengingat itu, saat Anton mulai belajar berjalan, aku yang memapahnya dan mas surya disamping Anton sambil memberi semangat pada Anton agar melangkah berjalan. Hatiku makin terasa pedih saat wajah ku di foto itu seperti sengaja dipotong, sepertinya mereka tidak ingin mengigat wajah aku, tak terasa aku mulai meneteskan air mata.
Ya Tuhan.. Kenapa aku harus menerima tawaran mereka untuk tinggal bersama mereka, jika semua ini sangat menyakitkan hati aku.. Mengingat semua yang aku lakukan pada mereka.
"Soff, apa kamu mau berbaring istirahat? .." tanya Surya membuyarkan lamunanku
"Kenapa kamu menangis Soff" lanjut Surya bertanya sambil mengusap air mata Soffie
"Mas aku rasa aku gak pantas kembali bersama kalian, antarkan aku kembali mas hiiks" sambil menutup wajahnya.
"kenapa, hanya gara gara foto foto itu" balas Surya sambil memandang foto mereka bertiga yang terpotong tanpa wajah Soffie.
Soffie hanya terdiam menunduk, kondisi badan yang belum fit dengan berbagai macam pikiran jelek pada otaknya, membuat badannya makin terlihat lunglai.
"hanya itu yang tersisa soff, kenangan kita bersama waktu itu saat Anton sedang belajar berjalan, selebihnya kamu ambil semua".
"mas, aku sudah membakar semua foto itu, dengan harapan agar aku tak lagi mengingat kalian. namun semakin ku mencoba melupakan kalian, yang ada hanya perasaan bersalah ku yang semakin besar" lalu Soffie mengeluarkan dua lembar foto yang terlipat didalam dompetnya, yang sudah sedikit terbakar pada ujung sisinya
terpajang dua foto disitu, foto ketika Anton masih ku susui dan foto Anton menggunakan seragam sekolahnya untuk pertama kali
Lalu diberikannya pada Surya.
"aku tak bisa menghapus semuanya mas.... hiiiks"
"Sudahlah kita harus terus melangkah Soff, biarkan masa lalu itu jadi sejarah terburuk bagi kita berdua.. Yuk aku antar kekamar, pasti kamu lelah" surya mengangkat Soffie lalu digendongnya masuk kedalam kamar.
Di dapur, Anna yang terlihat seperti ada yang mengganggu pikirannya
"Kenapa, Na, kok kamu keliatan seperti ada yang dipikirin, sudah sana kamu tidur gih, perempuan hamil musti banyak istirahat, gak baik kalo banyak pikiran" Ucap Eka.
"Enggak tau mbak aku ngerasa ada sesuatu yang akan terjadi besok, perasaan ku gak enak," jawab Anna.
"yah sudah biar mbak aja yang nyiapin makan buat mereka, kamu istrirahat dulu" balas Eka
"iya mbak" jawab Anna lalu dia menuju ruang tengah.
Kembali ke ruang tengah
"Pppah.. Ddah beres ssmua bbarang sudah dditurunin" ujar Andi yang masih gugup dengan statusnya.
"enggak usah gugup gitu Ndi, Nih baju buat kamu, trus kamu mandi ganti baju kamu, besok ibu beliin pakaian dalam buat kamu, trus setelah mandi kita makan bersama" bu Asih yang menghampiri Andi sambil menyerahkan beberapa stel pakaian.
"iiiya bu," jawab andi singkat tapi tidak beranjak,
"Ayo Ndi, kakak tunjukan kamar mandinya, kamu cuma bisa diam aja dr tadi" Nanang yang tiba-tiba menghampiri Andi lalu mengajak Andi menunjukan kamarnya.
"ndi ini keresek kamu" ujar surya, dengan malu-malu Andi membawa keresek hitam miliknya.
Akhirnya setelah makan malam, mereka pun istirahat, Soffie tidur bersama Asih dan Putri dikamar depan, sedangkan Surya tidur dikamar sebelahnya, Anna, dan Eka dikamar atas, Nanang dan Adit di kamar sebelahnya.
___________________________________________
Keesokan harinya.. Jam 7 pagi
Tok..tok..
"Iya.. Bentar..!!" jawab Anna
"mau cari sia... Iiibu... Bbbapaak..?" Anna yang terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya
"kenapa kamu gak kasih kabar ibu, nduk..?" dengan nada sedikit keras seorang wanita dan di sampingnya lelaki setengah baya yang mengamati tubuh Anna.
"siapa na, yang datang" tanya Surya tiba-tiba datang menghampiri.
"Diancuk sampeyan, wes mambu lemah iseh ae ndelikno cah wadon wong!"(brengsek kamu, udah bau tanah masih aja nyembunyikan anak gadis orang!!)"
Tiba tiba wanita setengah baya itu memaki dan memarahi Surya sambil menunjuk hidung Surya.
"sebentar bu saya kurang mengerti ada apa ini, kenalkan saya Surya orang tua Anton temannya Anna, silahkan masuk dulu kita bicarakan baik-baik didalam, gak enak diliat orang!!" balas Surya.
"Oooo... Jadi kuwe wong tuo si anton, kulo Tutiek mbok'e anna, ternyata anak karo bapaknya podo-podo bejat.. Sak Enak wae metengi cah wadon wong trus wes wani ndelikno dia, wong macam apa kuwi iki haah.. !! (Oooo... Jadi kamu orang tua si anton, saya Tutiek ibunya anna, ternyata anak sama bapaknya sama-sama bejat.. Enaknya ngehamilin anak gadis orang trus berani menyembunyikan dia, orang macam apa kamu ini haah.. !!)" ujar wanita yang bernama Tutiek yang mengaku ibu kandung anna, sambil bertolak pinggang memaki Surya.
"Hiiks wes bu wes, isin dideloki karo wong , melebu sek bu mangke anna ceritano permasalahnya karo ibu hiiks (Hiiks Sudah bu sudah, malu diliatin orang, masuk dulu bu ntar anna ceritain permasalahnya hiiks)" ujar Anna yang mencoba menenangkan ibunya.
"Pak, hiiks ewangi anna tenangin ibu dulu, ini ora kaya kalian kira, mereka wong apik pak sing ngewangi anna!! (Pak, hiiks tolong anna tenangin ibu dulu, ini gak seperti kalian kira, mereka orang baik pak yang nolongin anna!!)" lanjut Anna bersimpuh dihadapan bapaknya yang sedari tadi diam, anna memohon agar dia mau menenangkan ibunya.
"Bu wes tenang sek, kita runguno sek penjelasan soko anak kita, kita melebu sek ora kepenak karo sing lewat!! (Bu sudah tenang dulu, kita dengarkan dulu penjelasan anak kita, kita masuk dulu gak enak ama yang lewat!!)" ujar lelaki setengah baya menenangkan istrinya.
"Tapi pak..cah wadon kita pak.. Hiikss!" (Tapi pak.. Anak gadis kita pak.. Hiikss!) ujar Tutiek yang akhirnya menangis tak kuasa menahan emosinya.
"Inggih bapak juga ngerti, tapi kita ora reti opo sing terjadi makane kita runguno sek!! (Iya bapak juga ngerti, tapi kita gak tau apa yang terjadi makanya kita dengerin dulu!!), oh ya pak surya kenalkan saya Jarwo dan ini istri saya Tutiek, kami orang tua anna!", ujar lelaki itu yang bernama Jarwo sambil menyodorkan tangannya.
"Yuk bu kita melebu!! (yuk bu kita masuk dulu!!)" ujar Jarwo sambil menarik istrinya.
Akhirnya Tutiek mau masuk, lalu mereka duduk di sofa panjang,
"Na, kuwe linggeh kene, ceritano opo sing terjadi karo kuwe nak? (Na, kamu duduk disini, ceritakan apa yang terjadi sama kamu nak?)" Ujar Jarwo, Anna lalu duduk diantara mereka.
"Cah ayu, age ceritain karo ibu nak hiiks kenapa kuwe dadi begini?? Isak Tutiek sambil mengelus kepala Anna.
"Anu bu, anna.. Anna.. Huuuuhuuu" Anna tak kuasa menahan tangis, lalu disandarkan kepalanya pada Tutiek.
"kita tunggu aja anak saya bu agar nanti enak menjelaskannya.. Pak, sambil menunggu anna tenang dulu" ujar Surya
"ada apa kang kok pada rame" Asih muncul dari arah belakang
"kenalin bu .. Pak, ini Asih, istri saya, bu mereka orang tua Anna yang menyusul ke sini. Asih pun memperkenalkan diri.
***
Tak lama kemudian Anton bersama Renata datang, saat Anton masuk ke ruang tamu.
"bu..pak nih anak saya Anton temannya Anna, Ton ini mereka orang tua Anna" Anton memperkenalkan diri dan diikuti renata.
"Ton kamu, coba kamu ceritakan apa yang terjadi, kenapa Anna sampai tinggal disini?" tanya Jarwo tanpa basa basi langsung bertanya.
Anton kemudian duduk di sofa pendek disamping Jarwo. Dan renata pun ikut duduk disamping Surya.
"Sebelumnya Anton minta maaf pada ibu dan bapak, karena Anton gak bisa memberitahu dari awal karena kondisi psikis Anna, tapi mungkin ibu dan bapak sudah menerima kabar tentang Anna. Dan Anton akan ceritakan apa yang terjadi" Papar Anton.
Akhirnya, Anton menceritakan semuanya dengan detail. Mulai dari hubungan dia dengan Anna, hingga Anna yang ditampung Oleh Anton karena anna yang berniat bunuh diri setelah mengetahui dirinya hamil oleh Bobby.
Jarwo hanya menarik nafas mendengar penjelasan Anton, dia sadar bahwa ternyata semua ini bukan kesalahan Anton, tapi anak gadisnya yang mudah terpengaruh oleh Titta.
"Kenapa kuwe iki na, iso-iso ne kuwe terjebak karo mereka, bapak ora mudeng? (Kenapa kamu na, sampe sampe kamu terjebak dengan mereka, bapak ga mengerti?)" Tanya Jarwo pada Anna, Anna gak bisa menjawab pertanyaan Jarwo, dia hanya bisa menangis keras menyesali semuanya.
"kurang ajar si Titta, wani-wani ngapusi aku, ora retine dia singngebuat anakku dadi begini. (kurang ajar si Titta, berani-beraninya ngebohongi aku, gak taunya dia yang ngebuat anakku jadi begini)" ujar Tuttiek geram sambil terus merangkul erat Anna.
Biar aku golek itu si Titta, wadon opo de'e gawe anak ku dadi gini, wes wes nak, ibu akan balas si titta kalo mau aku pateni tuch anak, wani-wani ne ngancurin cah wadon ku !! (Biar aku cari itu si Titta, cewek apaan dia bikin anak ku jadi gini, sudah-sudah nak, ibu akan balas si titta kalo mau aku matiin tuch anak, berani beraninya ngancurin anak gadis ku!!)" Lanjut Tutiek makin memuncak emosinya saat Anna menangis keras dalam pelukannya.
"Wes bu.. Wes, kita ora iso membalas mereka, anak kita juga sing salah ora iso ngebedake mana sing apik karo ora apik, saiki kita pikirkan anna karo ank sing dikandungnya untuk kedepannya, aku gelem Anna nambah ke dosanya (Sudah bu.. sudah, kita gak bisa membalas mereka, anak kita juga yang salah gak bisa ngebedakan yang baik dan salah, sekarang kita pikirkan anna dan anak yang dikandungnya untuk kedepannya, aku gak mau Anna bertambah dosa)" balas Jarwo.
"maaf sebelumnya mas, mbak, betul apa kata mas jarwo, kita gak bisa membalas perbuatan mereka, yang harus kita pikirkan sekarang Anna dan bayi dikandungnya" Asih yang muncul sambil membawa air minum dan beberapa cemilan.
"silahkan Mas, mbak diminum dulu" menyilahkan Jarwo dan Tutiek.
"bu emang kamu ngerti yang dibicarakan mereka" tanya Anton.
"engga tapi ibu ngerti kemana arah pembicaraannya, insting orang tua pada anaknya Ton hihi.. Bukan begitu mas Jarwo?." jawab Asih, disambut anggukan Jarwo.
"ya sudah, kalo gitu pak Jarwo dan bu Tutiek lebih baik istirahat dulu disini biar istri saya siapkan tempatnya, nanti kita bahas bersama setelah saya pulang dinas.. Gimana pak..?" tanya Surya.
"Lebih baik begitu pak, biar anak saya dan istri saya stabil dulu emosinya. Terima kasih banyak pak telah menampung Anna selama ini, maaf kalo tadi kami langsung mencak-mencak bapak" balas Jarwo menyambut tawaran Surya.
"iya pak, saya ngerti kok. Ya udah saya siap-siap dulu, maaf pak saya tinggal sebentar" Pamit Surya.
"Mari mbak, istirahat dikamar kamu aja Na!!" ujar bu Asih, Anna menganguk sambil mengusap air matanya lalu berdiri mengajak ibu bapaknya ke kamar untuk beristirahat.
Berlanjut...
Terakhir diubah: