Lanjutan
Anton hanya bisa meneteskan air mata melihat kelakuan wanita itu tak berubah.. Dia lalu terduduk disoffa sambil mengamati ibunya yg binal, tak ada birahi saat menyaksikan semua yang ada hanya rasa jijik pada mamahnya.
Setelah puas barulah mereka sadar bahwa permainan mereka tengah diamati, Ko Apong kaget langsung menegur keras..
“..Hey siapa kamu berani2nya masuk...”
.
Soffie menoleh dan kaget ternyata anton anaknya yg berada disitu,
"Anton.. Kenapa kamu sini..??
dengan refleks dia langsung menutupi badannya dengan baju yang ada,
Anton tersenyum sinis sambil mendekati sofa yang diduduki Soffie dan Ko Apong, melihat gelagat Anton, Ko apong langsung berdiri menerjang Anton,
yang lainnya pun langsung beranjak ikut berdiri, hanya Ratna saja langsung bersembunyi disudut sofa ketakutan.
Dengan tubuh telanjang Ko Apong langsung menendang Anton.. Anton menangkis lalu.. Bug membalas Ko Apong ke arah perut, dengan terhuyung2 Ko Apong bergerak mengambil sesuatu dibalik sofa, tiba tiba
.. Enam orang merangsak maju, menerjang Ko Apong tanpa perlawanan yang berarti dengan mudahnya mereka meringkus Ko apong bersama kedua parnernya.
Tak lama muncul bang Iwan diikuti mang Asep dan Dai. Bang iwan mendekati ko acong, Yg sudah tak berkutik.
“.. Apa kabar Apong... ternyata kamu sedang berpesta yach.. sambil menoleh Soffie dan Ratna..“ dengan senyum dingin, lalu
“.. emang ide yang bagus berpesta sebelum kematian kamu.. Tantanganmu telah saya terima dan akan saya jawab sekarang.. Bersiaplah menuju ajal mu..” ujar bang iwan menunjukan wajah yang penuh dendam
“..wan lepaskan saya.. apa maksud kamu, tolong lepaskan, Kamu salah orang itu yg musti kamu tangkap..” ujar Ko Apong sambil meronta dengan posisi terkurap dihadapan bang Iwan, Tiba tiba salah seorang anak buah bang Iwan menendang lengan ko Apong dengan keras, krreeeeeekk terdengar tulang lengan Ko Apong patah..
“...Arrrrrggghhhhh...” jerit ko Apong, terdengar jeritan Ratna yang melihat perlakuan anak buah Bang Iwan Pada Ko Apong
Bang iwan tersenyum..
“..Dia boss Gue.. Dia yg gue hormati loe salah orang menyuruh gue menangkap dia..” ujar bang Iwan sambil menginjak kepala Ko Apong dengan keras.
“..loe tau apa yang loe lakukan terakhir ini loe bunuh anak buah gue, Sekarang loe rasakan akibatnya, Ini pembalasan dari orang orang loe jebak dan dari keluarga orang yang loe bunuh selama ini..” geram bang Iwan
“..aaargggghhh.... Aaampun waaan maafiiin saya.. Beeraapa yaaang kamuu maau waann aakuu kasiih..lepasin aku..?” ko apong mencoba membujuk mbang iwan agar melepaskannya sambil menahan sakit akibat injakan dikepala dan lengannya
".. Yach ini omongan loe dulu, saat loe terdesak ama anak buah gue tempo hari, saat dia lengah loe bunuuh dia..´sambil menendang keras mukanya kok apong, .
”...arrrgggghh.. “jerit ko Apong, darah segar memuncrat dari hidung dan bibirnya..
“.. Tapi itu gak berlaku buat gue..” Balas bang iwan Dengan tersenyum sinis.
Lalu Bang iwan menoleh ke anak buahnya
"..Lakukan dengan rapih..!!
"..Siap.." ujar dua orang anak buah bang iwan.
Lalu digusurnya tubuh telanjang ko acong tanpa belas kasihan seperti menggusur bangkai anjing.. Ko acong menjerit kesakitan sambil memohon ampun
"..Aaaaakkkhhhh.. Waaan ampuunniinn saaaayaaa, toooolooooonggh.. Aaaakhhhhhh.. jerit ko acong.. Saat diseret keluar dari kamar tersebut
Sementara Hendra dan Tommy dengan posisi teringkus oleh anak buah bang iwan, memelas minta ampun pada bang iwan..
"..Ampun bang.. Aku gak tau urusan abang sama dia, aku gak ikutan bang, Ampun Lepasin aku bang... Aku bayar abang berapapun abang mau, asal lepasin aku..” Ujar Tommy partner ko Apong
Tanpa banyak bicara bang Iwan mendekat, Lalu rambut Tommy dijambak oleh bang iwan
"... loe salah partner Tuan..gue gak butuh uang loe, gue dah tau yg akan direncanakan loe dengan si Apong.. Bawa dia.." perintah Bang iwan, mang asep dan dua orang anak buah bang iwan, yang meringkus tommy menyeret paksa Tommy, Pria itu meraung raung memohon ampun tak luput perlakuan anak buah bang iwan kepadanya tommy diseret layaknya seekor anjing..
sedangkan hendra dengan tubuh teringkus tanpa pakaian terkencing kencing melihat perlakuan sadis anak buah bang iwan..
"..Bang yang ini mau di apakan..?? Ujar Dai pada bang iwan
Bang iwan ga menjawab lalu menatap Anton.. Anton ga bereaksi apa pun dia hanya menatap tajam pada soffie ibunya.. Dengan Melihat anton yang ga peduli dengan lelaki ini..
".. Hendra... Hendra.. Loe telah lama mati 10 tahun lalu, sekarang loe masih aja berkeliaran di kota ini, sekarang gue kirim loe ke neraka lagi... hendra.. !!". Lalu bang Iwan hanya menoleh dan menganggukan kepalanya pada Dai dan anak buahnya.
Dengan sigap anak buahnya pun menyeret lelaki itu..
“....Aaakkkhhh.. Ampun.. Tolong.. Bang.. Ammpun.., maafiin guueee... baanggg.. sooffiieee tolongin guueee... “ jerit lelaki itu sampe tak terdengar lagi suaranya
“..Bang lepasin ratna bang.. hiiiks.. ratna masih pengen hiduppp bangg..” isak tangis ratna. Memohon saat bang Iwan mendekatinya
“.. bawa dia..” perintah bang iwan pada anak buahnya
Diseretnya ratna dalam keadaan bugil, sambil meronta ronta..
“.. lepasssiiiin.. bangg, ratna cuuuma layaaanin kok acong bang.. miii, tolongin ratna mi..” jerit ratna meminta bantuan soffie, tapi soffie hanya terdiam
Tinggal bang Iwan, Anton dan Soffie yg ada didalam.. Sejenak mereka terdiam.
Renata yang sedari tadi di luar, sudah mengetahui suasana didalam kamar telah aman langsung memasuki ruangan .. Lalu dia memeluk lengan Anton..
"..Ton.. Kamu gak papa.. ?? Tanya renata
Anton gak menjawab hanya memandang Soffie, sorot matanya penuh rasa benci pada mamahnya..
Sofiie yang merasa jengah melihat kondisinya sekarang.. Dengan cepat dia bersujud di kaki Anton.. Tak pedulikan tubuhnya yg polos tak berbusana, memeluk kaki Anton lalu menangis
”..Ton.. Maafin mamah.. hiiks..Ini ga yg kau kira ton.. Mamah mohon..hiiks.. Ampuni mamah..” Soffie Memohon pada Anton
Soffie menoleh ke arah Renata yg sedang disamping Anton
“..Mba tolong.. Ampuni saya.. Maafin saya, tolong mbak...hiiks”
Renata pun terdiam dia tak menyangka bahwa ibunya anton kelakuannya tidak berubah, tidak punya rasa malu sedikit pun
Bang Iwan sedari tadi pun hanya terdiam memperhatikan peristiwa ini
“..Ton.. Maafin mamah.. Hiks..” Sofiie terus mengoceh sambil menguncang2 kaki Anton..
“..Hentikan tangis palsu loe itu.. Dan jangan panggil gue anak loe..” bentak anton sambil menghentakkan kakinya agar soffie melepasnya
“..Enggak ton.. Kamu anakku maafin mamah.. Ampun ton mamah gak akan ulangi.. Ampunin mamah..hiiks..” erang Soffie
“..Terlalu hina loe jadi ibu gue.. Seorang ibu pasti akan menjaga kehormatan suami dan anaknya.. Sesulit Apapun keadaannya, Adakah loe lakuin itu..” ujar anton Sambil tersenyum sinis..
“..Hiik maafin mamah ton..”dalam tangis Soffiie sambil berdiri mencoba memeluk anton
Anton mendorong keras sofie ke sofa hingga terjengkang keras sambil membentak keras.
“..Lepasin gue jangan pernah loe sentuh gue, gak pantas gue disentuh oleh wanita jalang seperti loe.. gue nemuin loe disini hanya mau bilang.. Jangan pernah loe datangi gue dan papah gue, sofiie.. !!
Renata terkejut tak mengira Anton memperlakukan mamahnya dan memanggil dia hanya namanya
"..Ton..".Renata sambil menarik lengan anton seakan memperingatkan agar anton menjaga perkataan dan emosinya..
Anton tersenyum pada Renata..
“..Mamah gue seorang yg menjaga kehormatan keluarga Dan dirinya.. Apa loe melihat itu pada dirinya.. gue harap loe mengerti..” jawab anton keras sambil memandang renata menunjuk pada soffie..
"..Dia bukan ibu gue.." lanjutnya pelan
Tak lama anak buah masuk sambil membawa kantong plastik hitam lalu disodorkan pada bang Iwan.. Sebelum bang Iwan ambil.. Anton langsung merebutnya.. Lalu melemparkan kantong plastik itu ke tubuh Soffie..
Bluug plastik itu sobek.. Keluarlah isinya.. 3 buah kepala yang terlihat matanya melotot lidahnya menjulur.. Darah berceceran disekitar plastik tersebut dan tubuh Sofie.. Soffie dan Renata menjerit histeris melihat apa yg ada di plastik.. Kepala dari semua lelaki yg tadi berpesta menyetubuhi Soffie, Yang telah terpisah dari tubuhnya sekarang
Anton tersenyum menyeringai..
"..Seperti itulah nilai diri loe sofie, tak berharga untuk gue.. Bahkan untuk seekor anjing pun.."
"..Antooon.." Renata teriak keras lalu menampar keras pipi anton, terlihat wajah yang marah mendengar ucapan Anton..
Setelah renata menampar keras, Anton mendengus kemudian berbalik keluar kamar.. Diikuti bang Iwan.. Sesaat Renata terdiam lalu mengikuti keluar.. tiba tiba Tangan renata seperti ada yang menahan.. Soffie dengan tubuh telanjang berlumuran darah menahan lengan Renata
" Mbak aku mohon, tolong katakan ke Anton ampuni aku, maafin aku.. Memang aku bukan ibu yang baik tapi tolong gak semua aku ini inginkan ..aku terpaksa.. Tolong mbak.. Aku mohon beri aku kesempatan menjelaskannya...” Soffie memohon pada Renata agar mendengarkan dia
Renata diam menatap Sofie Lalu dia berkata..
".. Aku tak tau apa yang akan kamu jelaskan, tapi Seharusnya kamu sudah sadari apa yg Anton omongkan tadi.. Ternyata kamu memang dari dulu kamu tak berubah tak tau malu akan kehormatan mu sendiri.. Dengan tubuh telanjang pun kamu tak punya rasa malu.. Baru kali ini seorang ibu bertelanjang tanpa rasa malu dihadapan seorang anaknya, Seorang pelacur pun punya harga diri dihadapan anaknya,..” balas Renata Sambil mengamati tubuh Soffie..
"..Ehh Mbaakk aaakkuu..." Nada tersendat yg terucap Sofiie seakan kepala dipukul palu mendengar penilaian Renata pada dirinya.
"..Aku hanya bisa bilang selama kamu tidak bisa menjaga kehormatan diri kamu.. Aku harap kamu jangan pernah menemui Anton dulu.. Ini demi kebaikan kamu..!! Potong Renata
"..Tapii... Itu.. "
".. Seperti yang Saya katakan tadi saya gak tau apa alasan semua ini, tapi tolong pikirkan apa yang saya minta, pikirkan aja.. Maaf Sekarang tolong lepaskan tangan saya.. Ujar Renata lembut
Sofie melepaskan tangan Renata lau dia duduk bersimpuh.. Dia meraung2 menangis.. Apa rasa sesal yang ia tangisi.. Ataukah rasa malu yg ia rasakan, atau rasa takut akan nasibnya seperti pasangan tidurnya. Hanya dia yang tau yg dipikirkan
Bersambung
NEXT -----> ~~EPISODE 19~~