Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Fakultas Ilmu Seks Season 2

Leh ksh saran engg gan/sîs, kalo bs character dian puny magic berbatang kyk di animr bb (bible b)
 
mohon maaf suhu-suhu sekalian.

harusnya ane update malam ini tapi karena sedang ada masalah di laptop jadi terpaksa diundur lagi.

mohon maaf atas ketidaknyamanannya. :ampun:
sambil menunggu update, silahkan baca cerita-cerita ane yang lain :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
update...

Saat Alya sedang dikelilingi preman-preman buas, Sofi dan Yasmin yang masih terkapar dibawa oleh para tiruan Dian untuk dimandikan. “Guys, kalian mandiin sampe bersih trus bawa ke kamarku di lantai bawah. Buat mamang-mamang, selamat menikmati hidangan malamnya hihi…” Dian keluar ruangan kemudian menutup pintu dan menguncinya. “Nah sekarang tinggal kita doang nih. Panggil Alya aja yah biar akrab hehe…” goda Ujang. “Udah ga perawan ya ? Wah pasti binal nih.” Maman sambil mengobok vagina Alya. “uuhhh…. Stoopp… aahhh..” desah Alya. “Baru dicolek udah keenakan dia hahaha… pokoknya kita bakal bikin puas Alya malam ini.” Ujar Ucok sambil memeluk Alya dari belakang. “Ahh… jangaannn…. Gamau…” Alya berusaha berontak. “Halah sok jual mahal. Memek lo aja udah basah gini. Awas lo.” Maman langsung menyodok penisnya menembus vagina Alya yang sudah basah lalu digenjot dengan kasar. “aaahhh… mang… udah… lepaas… ooohhh…” desah Alya. “Nah enak kan ?” ujar Ucok sambil meremas payudara Alya dari belakang. “Ayo Al…. oohhh… shiiittt sialan gue keluar…” Maman yang tidak tahan oleh jepitan vagina Alya akhirnya klimaks lebih awal dan ia semprotkan spermanya di rahim Alya. “uuhhh….” rintih Alya menerima sperma yang cukup banyak didalam vagina dan rahimnya. “Payah lo, belom ada lima menit udah keluar.” ledek Ujang. “memek nya sadis bos. Lo cobain tuh memek kalo ga percaya. Palingan baru masuk bentar juga udah keluar hahaha.” balas Maman.


Ujang yang penasaran kemudian melebarkan kaki Alya. “Alya gausah khawatir, pasti bakal puas sama servis mamang.” Ujang langsung menyodok penisnya ke dalam vagina Alya. “uuhhh…” rintih Alya yang pasrah tubuhnya dieksploitasi oleh Ujang dan Ucok. 10 menit kemudian, Alya merasakan tubuhnya sudah panas, “Aaahhh…. Oohhh… geli mang… udaaaahhh… gakuat lagi… aaaakkhhhh…” jeritan Alya melengking diiringi orgasmenya. “Nah kan, Alya duluan yang keluar. Sekarang giliran mamang.” Ujang mempercepat sodokannya. “Ohhh… iyaaahhh… aaahhhh… mmmhhhh… uuuhhh…” desah Alya. “Nah kan keenakan dia. Rasain nih peju mamang.” Ujang memendam penisnya dalam-dalam lalu rahim Alya diisi ulang oleh sperma Ujang. Setelah puas, Ujang mencabut penisnya dan sisa sperma bercampur cairan bening Alya meleleh keluar. “Sekarang giliran gue.” Ucok melebarkan kaki Alya kemudian menyodok penisnya kedalam vagina Alya dari belakang. “ooohhh…” rintih Alya karena vaginanya kesulitan menampung penis Ucok yang besar. Ucok memaju mundurkan penisnya sambil meremas-remas payudara Alya. “aaahhh… aaahhh… iyaaahhh... Ooohh…” racau Alya. “Lihat nih. Udah keenakan dia sekarang.” Ujar Ucok disambut tawa Maman dan Ujang. Ucok semakin semangat dan Alya yang sudah tidak kuat lagi pasrah menerima serangan Ucok. “Gue keluar nih… ooohhh mantap…” Ucok menyodok penisnya sambil menyemprotkan sperma yang banyak. “mhhh…” rintih Alya yang rahimnya sudah tiga kali diisi sperma. Ucok mencabut penisnya dan tubuh Alya terkulai lemas.


“Yah baru main bentar udah lemes dia. Lo bawa benda itu kan ?” ujar Ucok. “oooo yang itu. Sudah disiapkan.” Maman mengeluarkan sebuah jarum suntik berisi cairan bening kemudian ia suntikkan ke lengan Alya. “aaaihhh… itu apaa… uughh..” rintih Alya. Lalu, Maman juga mengeluarkan dua pil yang ia jejali ke mulut Alya sambil dicekoki minuman. “Lo telen !” Maman menutup mulut Alya dan membuatnya terpaksa menelan pil itu. Belum puas, Maman mengambil sebuah krim bening lalu ia oleskan di bagian anus Alya. “aahhh… aku mau diapain ??? gamau… nggaakkk!!” teriak Alya. “Halah diem aja lu. Yang jelas memek, pantat sama mulut lo bakal enak nanti.” Ujar Maman sambil menampar pantat Alya. Setelah persiapan selesai, ketiga preman yang juga adalah budak pemuas Dian menunggu reaksi pil dan obat suntik itu. Setelah 15 menit, tubuh Alya tiba-tiba segar kembali namun ia merasa payudara dan vaginanya sangat gatal. “Coba kita tes.” Ujang mengelus perut Alya dan dibalas dengan lenguhan lembut. “Wah baru disentuh aja udah keenakan. Overdosis sih tapi bodo amat lah.” Ujang semakin iseng mengelus perut, dada dan paha Alya dan membuat Alya semakin kegelian. “Udah mang… udaa….aaaahhhh…” Alya tiba-tiba orgasme lagi hanya dengan sentuhan-sentuhan Ujang.


“Wah Alya kita udah siap tempur nih.” Maman dan Ucok kemudian mengubah settingan tali Alya menjadi posisi rebahan. Ucok dibawah membelakangi Alya diikuti Maman yang sudah siap di depan mulut Alya dan Ujang yang sudah menggesek-gesek penisnya di gerbang kewanitaan Alya. “Mangg… udah hentikan… aaahhhh… sakiiittt… mamaanngg…” teriak Alya ketika penis Ucok menembus lubang anusnya yang licin namun masih sangat sempit. Maman dan Ujang juga beraksi. Ketiga preman itu kemudian mengeksploitasi tubuh Alya mulai mulut, vagina dan anusnya. Tak lupa Ucok juga meremas payudara Alya dibantu cubitan dan pelintiran Ujang di putingnya. Maman memegangi kepala Alya mangikuti irama sodokan di mulut Alya. Alya hanya bisa pasrah dan berdoa semoga siksaan ini cepat berakhir.


Sementara itu, Sofi dan Yasmin yang sudah dimandikan dan berpakaian rapi duduk termenung di sebuah kamar. Kamar besar yang merupakan kamar tidur Dian itu diisi interior dan barang-barang mewah. Barang-barang mewah itu didapat Dian dari hasil menjual tubuhnya kepada lelaki kaya yang haus akan wanita. “Eh kalian udah rapi. Cantik banget sih temen-temenku ini.” Dian masuk kemudian menghampiri Yasmin dan mencubit pipinya. “Yan cukup ! Tolong hentikan semua ini !” Sofi marah dan bermaksud untuk memukul Dian namun Yasmin mencegahnya. “Udah Sof. Yan, tolong lepasin kita bertiga. Mana Alya ?” ujar Yasmin. “Hm… gue memang mau nganter kalian pulang sih. Tapi sebelum itu, aku mau kasih liat sesuatu nih.” Dian menyalakan TV LED 40 inch yang ada di kamarnya. “Al… Alya… tidak…” Sofi melihat Alya sedang dinikmati oleh tiga pria bertubuh besar. Vagina dan lubang anus Alya sudah becek oleh sperma begitupun mulutnya terus dicekoki oleh sperma dan minuman alkohol. Tubuhnya sudah lemas dan basah oleh campuran keringat dan air liur ketiga pria itu. Yasmin kemudian terduduk dan menangis melihat kondisi temannya. “Gue akan lepasin Alya dan kalian boleh pergi tapi ada syaratnya. Alya akan tinggal disini sampe kita lulus. Kalian berdua juga tidak boleh bertemu apalagi menjalin komunikasi dengan dia. Dia milik gue sekarang. Gadget dan jaringan kalian juga sudah disadap jadi jangan harap kalian bisa berbicara dengannya.” ujar Dian sambil tersenyum. Sofi dan Yasmin bertatapan kemudian Sofi menarik kemeja Dian. “Kalo kita menolak ?” ujar Sofi yang mulai emosi. “Yaa… Alya bakal seperti itu terus sampe dia mampus. Lalu kalian berdua juga akan seperti itu. Ohiya mending kalian ngobrol dulu sana sama Alya. Budak gue juga butuh istirahat. Nikmati obrolan terakhir kita berempat hehe..” ujar Dian sambil menekan sebuah tombol.


Sudah lima jam lebih Alya dieksploitasi oleh Ujang, Maman dan Ucok. Sudah berliter-liter sperma mengisi vagina, anus dan mulut Alya hingga tidak tertampung lagi. Mata Alya kering akibat sudah banyak air mata yang mengalir. Tubuhnya sudah payah dan ia pun pasrah jika ia mati dalam keadaan hina seperti itu. Saat Alya akan pingsan, tiba-tiba ketiga pria itu menghentikan gerakannya lalu mencabut penis mereka dari vagina, anus dan mulut Alya. Alya kemudian muntah dan sisa sperma di mulutnya keluar membasahi lantai. Otot vagina dan anusnya melebar dan sisa sperma yang tersisa tumpah membasahi ranjang hingga becek. Ia melihat benda sejenis gelang di ketiga pria itu mengeluarkan bunyi kemudian ketiga pria itu pingsan. Beberapa saat kemudian, pintu dibuka lalu pasukan wanita menyeret ketiga pria itu dan sebagian lainnya membersihkan ruangan eksekusi sambil melepas ikatan di tubuh Alya. Alya kemudian dibawa ke kamar mandi khusus dan sisa sperma di tubuhnya dibersihkan oleh wanita-wanita itu. Alya pun merintih saat vagina dan anusnya dibersihkan karena sudah menganga. Setelah dimandikan, Alya dipakaikan gaun merah tanpa cd dan bra. Lalu, Alya dibawa ke ruang makan untuk diberikan makan pagi. Alya yang sudah tersiksa karena terus dipaksa menelan sperma dan beer kemudian melahap makanan itu hingga habis. Setelah makan, Alya dibawa ke ruang tamu dan ia melihat Dian yang tersenyum sementara Sofi dan Yasmin menatapnya dengan raut kesedihan.


“Gimana Al ? Budak gue hebat-hebat kan ?” ujar Dian santai sambil meminum teh. “Pelacur gila ! Gue ga nyangka lo sehina itu. Pasti lo yang menculik mereka semua kan ? tiga mamang itu, lalu anak hits kampus, kemudian dosen yang dikabarkan meninggal… itu semua ulah lo kan !” Alya mulai emosi namun ia ditahan oleh kedua wanita pelayan Dian. “Gausah emosi. Ohiya aku mau keluar dulu ya. Mau mandi dulu. Kalian bertiga ngobrol-ngobrol aja.” Dian pergi meninggalkan ketiga sahabatnya itu. “Kalian… kalian ga apa-apa kan ?” ujar Alya. “Ga apa-apa Al. Ngomong-ngomong, kita mau berbicara sesuatu nih. Soal Dian dan semua-muanya. Lo siap dengerin kan Al ?” ujar Sofi. “Cerita aja. Aku akan denger semuanya.” ujar Alya yang duduk didepan mereka. Sofi dan Yasmin kemudian menceritakan semua rencana Dian termasuk larangan dan konsekuensi yang diterima. “Maaf Al, kita gabisa berbuat apa-apa.” ujar Yasmin yang mulai menangis. “Mungkin setelah ini kita ga akan ketemu lagi.” ujar Sofi. Mereka bertiga lalu memanfaatkan momen terakhir mereka hingga Dian datang ke ruang tamu. “Udah puas ngobrolnya.” ujar Dian. Sofi dan Yasmin bengkit lalu memeluk Alya sambil menyelipkan sesuatu di begian belakang tubuh Alya. “Senang bisa mengenal kalian. Semoga wisuda nanti kita bisa ketemu lagi.” ujar Alya sambil menangis. Sofi dan Yasmin kemudian pergi dari ruangan tersebut dengan berlinang air mata.


“Udah selesai dramanya ? sekarang kita pake bahasa mesra aja ya. Yuk ikut aku.” Dian menggandeng lengan Alya dan mengajaknya ke ruang bawah tanah. “Sejak kapan kosan dia bisa dirancang seperti ini ?” batin Alya. Mereka tiba di sebuah pintu yang besar lalu mereka berdua masuk dan Alya melihat sekitar tujuh laki-laki dalam keadaan telanjang dan mengenakan gelang yang sama persis ia lihat di tangan tiga preman itu. “Kenalin, ini budak-budak aku. Kamu pasti kenal sama mereka. Tenang aja, mereka ga akan memperkosa kamu.” ujar Dian. Alya melihat mahasiswa hits kampus, dosen dan seorang pengusaha muda yang kini menjadi alat pemuas Dian. “Kenapa kamu lakukan ini ?” ujar Alya. “Sayangku… gausah komentar ya.” ujar Dian sambil mencubit pipi Alya. Mereka berdua kemudian kembali ke ruang depan. “Aku mau beli makan siang nih sekalian masak makan malam. Ikut ya.” Alya pun mengangguk lalu mereka berdua pergi.


Setelah belanja makanan, Dian dan Alya langsung pulang ke kosan Dian. “Yan, aku beneran gaboleh sama sekali hubungin orang lain ? Sekadar kasih kabar gitu ?” ujar Alya. “Gaboleh ! Kamu gaboleh ngobrol atau berhubungan sama siapapun ! Kamu Cuma boleh ngobrol sama aku dan budak-budakku.” balas Dian. “Tapi aku mau ngasih kabar ke orangtuaku Yan. Cuma satu menit. Aku janji.” pinta Alya. “Yaudah nih. Semenit aja ya.” Ujar Dian sambil menyerahkan hape Alya. Alya kemudian menelpon orang tuanya hanya memberi kabar lalu ia segera mematikan hape itu. “Hm… udah jam 7 nih. Yuk.” Dian menggaet tangan Alya lalu dibawa ke kamarnya. “Duh Yan. Istirahat dulu dong… yan.. mhhh…” Alya langsung didorong ke kasur lalu dipeluk Dian sambil dicium dengan ganas. “mmmhhh…mmmm…” gumam Alya berusaha melepas ciuman Dian namun tubuh Dian menidih Alya sehingga tidak bisa bergerak bebas. Mereka berdua pun berlesbian ria sepanjang malam. “Ohhh… yaannn… udah yaann…. Aku udah capeekk… aaahhh…” desah Alya saat Dian masih asyik mengobok vaginanya. “Bentar lagi nih… punyamu udah becek…” Dian terus mengobok vagina Alya dengan cepat. “YAaannn… aaiiihhh… haaaahhhh….. aaaa….” Alya mengejang orgasme sambil melentingkan tubuhnya. Tangan Dian langsung basah oleh cairan vagina Alya lalu dijilat hingga bersih. “Aku sayang kamu Al.” Dian menidih Alya kemudian tertidur. Sementara itu, dibalik kepuasannya batin Alya menangis sambil berharap dua sahabatnya yaitu Sofi dan Yasmin bisa melepaskannya serta mengembalikan Dian menjadi normal.


Dua bulan kemudian, keempat sahabat itu kini benar-benar terpecah. Alya bersama Dian lalu Sofi bersama Yasmin. Walau di perpustakaan dan kantin Sofi dan Yasmin sering melihat Alya, namun mereka segera menyingkir karena ada Dian disana. Mereka berdua pun bertekad untuk menyelamatkan Alya dan Dian. “Kemarin gue liat Alya di kantin sama si Dian. Gue ga tahan lagi. Gue kasihan banget liat dia.” ujar Sofi sambil mengaduk mie ayam favoritnya. “Hah ? Kenapa emang ?” ujar Yasmin sambil mengunyah chiki. “Wajahnya suram banget. Terus dia jadi lebih kurus gitu. Kasihan gue.” ujar Sofi. “Kita harus selamatin mereka berdua secepatnya. Pasti ada sesuatu yang memengaruhi si Dian jadi semakin gila seks kayak gitu.“ ujar Yasmin. “Terus kita harus ngapain ? Siapa yang mau bantu kita ? Pihak kampus ? Pasti dekan dan pejabat kampus kita udah dibawah pengaruh si lonte itu.” balas Sofi kesal. “Hm.. gue tahu harus minta tolong siapa..” ujar Yasmin. “Eh.. lo juga memikirkan hal yang sama ?” ujar Sofi. Mereka berdua tersenyum lalu segera menghabiskan makanan di kantin dan pergi ke suatu tempat yang tidak asing bagi mereka.


*plakk !* suara tamparan membangunkan Alya. Saat Alya terbangun, ia terkejut melihat ia kembali berada dalam ruangan tempat ia disiksa dan tubuhnya dalam posisi berdiri sambil terikat. Alya juga terkejut ketika melihat Dian yang berdiri tepat didepannya. “Udah bangun sayangku ?” sapa Dian. “Yan… apa maksudnya ini ? salahku apa ?” ujar Alya sambil berontak. “Gapapa sayangku. Aku cuma mau tes kamu kuat ga lawan budak spesialku ini.” Ujar Dian sambil membuka pintu ruangan lalu menggandeng penis berukuran raksasa dari seorang pria berotot. “Ini namanya Uki. Mahasiswa hits yang terkenal itu. Liat nih kontolnya gede banget kan ? memek aku aja sampe melebar karena ga muat.” Ujar Dian sambil meraba vaginanya. “Yan… jangan yan…” Alya memohon sambil merinding karena ukuran penis pria itu sangat besar dan bisa merobek vaginanya. “kalo memek aku muat, pasti punyamu juga muat dong. Iya kan ki ?” balas Dian. Pria bernama Uki itu kemudian melepas pegangan Dian di penisnya lalu berjalan menghampiri Alya yang berkeringat dingin. “Kamu takut ya ? Gausah takut. Ada aku disini bakal nemenin kamu sama Uki main. Tapi pertama-tama, aku bikin licin dulu ya.” ujar Dian sambil mengobok vagina Alya. “Yan… jangan yan… aku gamau…. Yaaannn…” racau Alya. Lima menit kemudian, tubuh Alya mengejang orgasme. Dian kemudian menyodok jarinya untuk memastikan vagina Alya sudah basah. “Sekarang udah basah. Selamat menikmati Uki sayang.” ujar Dian sambil melebarkan kaki Alya.


Alya yang akan menghadapi kejadian menyeramkan berusaha memohon kepada Dian. “Yan… udah yan…. Stooppp..” ujarnya lirih. Dian tidak menghiraukan Alya dan terus memanas-manasi Uki. Uki kemudian tanpa aba-aba langsung berusaha memasukkan penisnya hingga ambles didalam vagina Alya. “aaaaaaakkkhhhh….. sakiiittt yaaannn…. Yaaaannnn !!!” teriak Alya yang merasa vaginanya seperti terbelah. Bagian perut bawah Alya sedikit mengembung karena berusaha menyesuaikan diri dengan penis Uki. “Produk kakek apoteker mesum itu bener-bener manjur.” ujar Dian dalam hati. Uki kemudian memaju mundurkan penisnya dan ia kesulitan karena penis Uki terjepit oleh sempitnya vagina Alya. Hal itu membuat Alya semakin tersiksa dan ia terus berteriak sambil menangis setiap Uki memaju mundurkan penisnya. Dian meremas-remas payudara Alya supaya siksaan Alya di vaginanya sedikit diringankan oleh rangsangan di payudaranya. “aaaahhhh… aaaaa….. uuuhhh…. Mmmhhhh… udaaahhh… aaaaaakkhhh… sakiiittt…” teriakan Alya menghiasi ruang eksekusi kedap suara itu selama 20 menit. “Yaaann… sakiittt yaann… suruh dia berenti…. Yaaannnhhh… aaaaa…. Aaauuhhhmm…” rintih Alya yang suaranya mulai melemah. Uki tiba-tiba mempercepat gerakannya dan tiba-tiba ia memendam penisnya dalam-dalam sampai hampir menjebol rahim Alya. “aaaaaahhhhh…. Apaaa iniii…. Jangaaannn…. Aku bisa matiii…. Aaaaaaaa….” teriak Alya. Uki menyemprotkan spermanya mengisi penuh rahim Alya. Uki kemudian mencabut penisnya lalu sebagian sperma Uki muncrat keluar disertai sedikit bercak darah. Alya pun pingsan dan Dian yang sebenarnya belum puas memberikan ‘hadiah’ untuk Alya terpaksa mengaktifkan gelang di tangan Uki lalu dikembalikan ke ruang bawah tanah.


Setelah lima jam pingsan, Alya kembali sadar dan ia sudah ada di kamar. Ia melihat Dian masih tertidur pulas sambil mengigau. Hal itu dimanfaatkan Alya untuk membuka sebuah kertas kecil yang diselipkan di bagian belakang gaunnya. Beruntung saat diperkosa semalam, gaun nya tidak dilepas sehingga Dian tidak tahu isi catatan itu. Alya membaca beberapa kalimat di kertas tersebut lalu ia menghela nafas dan kembali berusaha untuk menjalani hari bersama Dian sekuat-kuatnya. Saat Dian mulai tersadar, Alya panik lalu membuang kertas itu ke tempat sampah. “Eh udah bangun yah. Gimana semalem ? Enak kan ?” goda Dian sambil mengelus pipi Alya. “I… iyah..” balas Alya pelan. “Masih sakit ya ? sini aku usapin biar ga sakit lagi.” Dian mengelus selangkangan Alya yang tidak ditutupi apapun. “Yan… masih pagi… oohhhsshh….” desah Alya sambil merapatkan kedua kakinya. Dian kemudian melepas usapannya lalu melangkah ke kamar mandi. “Ayo mandi bareng.” Dian menggaet tangan Alya dan dibawanya ke kamar mandi. Alya pun terpaksa kembali dipaksa bermasturbasi oleh Dian sambil menyabuni tubuhnya. “Aaahh… udah yaann… masih capek… Diaann… oooohhhh….” Alya langsung meraih orgasme harian pertamanya. Dian tersenyum puas kemudian Alya yang terduduk di bak mandi disabuni dan dimandikan sampai bersih. Setelah mandi, mereka berdua berpakaian dan sarapan di ruang makan. Setelah makan, mereka ke perpustakaan kampus untuk mengerjakan skripsi mereka. Alya terus berdoa dan berharap kalimat yang tertulis di kertas itu benar-benar terjadi.

(bersambung)


sorry kalo pendek.
 
Wah dian udah melewati batas, perlu dikasih "training" khusus dari master ken yang harus turun gunung sepertinya :kretek:
 
Bimabet
ceritanya terlalu berlebihan. aga lebay, jadi kurang natural. feel nya ga dapet. :Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd