Ini adalah cerita mafia, begitulah kesan yang saya dapatkan ketika membaca cerita ini. Pengkhianatan, intrik, dan aksi kriminil dunia hitam yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Cukup sering diangkat menjadi tema cerbung, dan kali ini penulis dengan nomor urut 6 mencoba menggabungkannya dengan agenda pembalasan dendam Trian.
Bagian terbaik dalam cerita ini (selain sex-scene-nya tentu saja yang superior), adalah pembangunan mood Trian yang sendirian di dalam bar dan didatangi oleh bartender misterius, entah iblis secara harafiah, ataukah halusinasi Trian yang menyuruhnya untuk balas dendam. Dark. Gloomy. Hati nurani Trian yang tiba-tiba sadar dengan apa yang dilakukan, lalu sisi gelap kembali membisikinya. Keren.
Bagian yang paling akward menurut saya adalah bagian flashback di mana Cinta membatalkan rencana pernikahannya. Di sini penulis sepertinya berusaha membuat adegan ‘galau’ yang nuansanya benar-benar nabrak dengan nuansa cerita secara keseluruhan. Ya, bisa dimaklumi jika penulis ingin memberikan ‘alasan’ untuk Trian melakukan pembalasan dendamnya. Namun tetap saya berikan catatan: sekalipun adegan tersebut dihilangkan, tetap tidak akan mengurangi penilaian bagi cerita ini.
Tata bahasa. Tidak istimewa seperti ‘Spirit Caries on’ dan ‘Gigantic Penetration’, tapi juga tidak banyak menggunakan perulangan kalimat dan kata-kata yang tidak perlu. Efisien dan tepat guna, cocok digunakan dalam cerita-cerita seperti ini. Good job.
Sex scene-nya ajib. Babak 1 Karmen diperkosa Trian. Adegan pemerkosaan khas genre B&B, dimana pemeran wanitanya memberontak tapi lama-lama menikmati adegan percabulan dibawakan dengan sangat baik (cuma kali ini pemeran prianya ganteng Ario Bayu, bok... kyaaaaa). Babak kedua: adegan NTR Karmen-Rangga yang disaksikan oleh Cinta, diakhiri dengan Karmen yang ditembak mati. Entah saya ngaceng karena sex scenya, atau justru karena Karmen yang setengah telanjang yang meregang nyawa. Keren.
Babak terakhir adalah adegan Trian yang merenggut keperawanan cinta di depan Rangga, cinta masa SMA-nya. Rangga dimutilasi kontolnya secara brutal, Cinta dibunuh layaknya Marion Crane yang dibantai dalam film Psycho, dan bisikan Sang Iblis di telinga Trian untuk memberikan “sentuhan terahir”. Bravo!
Selamat untuk peserta dengan nomor urut 6 atas totalitasnya. Pelajaran yang bisa diambil oleh peserta lain adalah: jangan tanggung-tangung dalam membuat adegan seks dalam sebuah perlombaan menulis cerita erotis.