Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Wanita Itu... MEREPOTKAN!!

Shibuya

Guru Semprot
Daftar
2 Oct 2014
Post
645
Like diterima
294
Lokasi
Ichinomiya Tres Spades Hotel & Casino
Bimabet
WANITA ITU...MEREPOTKAN!
By : Nona Violet / 2015



10866268_966866846671135_6045422883534173272_o.jpg

“Jika sendirian lebih keren kenapa harus mempunyai gandengan?.”


Pemuda itu tersenyum simpul melihat tulisan display picture akun LINE milik seorang temannya, sebuah gambar truk gandeng dan mobil sport yang disandingan, seolah menggambarkan seseorang yang tidak memiliki pasangan namun tampak lebih keren dibanding seseorang yang mempunyai pasangan. Sepertinya pemuda tanggung itu setuju. Bukan point ‘gandengan’ tapi point ‘sendirian tetap keren’. Bibirnya kembali tersenyum kala mengingatnya. Bukannya dia memang keren? Siswa jenius dan kapten tim basket sekolah, hah betapa narsisnya.


Bosan. Pemuda itu meletakkan ponsel berlogo apel tergigit miliknya diatas bantal disampingnya berbaring, lalu menutupi matanya dengan punggung tangan berniat tidur. Tidur dihari libur sepertinya menyenangkan bagi pemalas seperti dirinya, karena besok adalah hari senin yang pasti akan sangat membosankan. Bolehkan kalau dirinya santai sejenak berjalan-jalan ditaman mimpi yang sepi? Karena jujur saja dia sangat membenci taman yang ramai didunia nyata yang sangat berisik. Baru saja pemuda itu memasuki alam tidurnya tiba-tiba pintu kamarnya diketuk seseorang. Brak! brak! brak!. Em, bukan diketuk lebih tepatnya itu sebuah gedoran.


Brak! Brak! Brak! Seseorang didepan pintu mengulangi gedoran karena tidak ada jawaban. “Guntur! Sedang apa kau didalam?!” Suara nyaring itu terpaksa harus membuat mata pemuda bernama Guntur itu terbuka.


“Ck!” Melirik malas pada pintu disampingnya tanpa menurunkan tangan dari wajahnya, dia tau suara siapa yang membangunkannya. Ibunya! Dia sangat hafal suara cempreng yang sering membuat kepalanya sakit itu. Wanita berusia 41 tahun yang super cerewet ini seperti biasa selalu mengganggu acara tidurnya dihari minggu hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak wajar. Seperti mengantar belanja, memasak, dan merapikan kamarnya. Merepotkan. Wanita itu memang merepotkan, ucapnya dalam hati.


“Guntur!?”


“Ada apa lagi bu?” Jawabnya malas. Dan hal itu membuat urat siku-siku didahi wanita cantik itu muncul. Merasa diremehkan.


Dengan seenaknya wanita cantik dengan dandanan ala-ala ibu sosialita itu membuka pintu masuk kedalam kamar, melirik putranya yang masih belum mau bangun dari posisi nyamannya lalu mengambil baju-baju kotor yang berserakan disembarang tempat. “Bangun! Dan bereskan kamarmu yang seperti kapal pecah ini!” Perintahnya sambil melempari putranya dengan baju kotor yang membuatnya mau tak mau harus duduk dengan rambut acak-acakan dan yang tampang malas. “Biarpun kau seorang laki-laki kau harus tetap bersih dan rapi. Kotor itu sumber penyakit, ibu tidak ingin kau sakit. Lagi pula bajumu bisa jamuran!.” Wanita itu terus mengomel sambil memeriksa kolong tempat tidur memastikan tidak ada lagi baju kotor tertinggal.


“Ibu aku ak-“


“Ibu bosan setiap hari harus mengomelimu, kau kan sudah dewasa kau juga sudah mau masuk kuliah kenapa kebiasaan kotor ini tidak pernah kau ubah? Apa ibu harus menghukummu seperti anak kecil?.”


“Sudahlah ibu, akan aku bersihkan nanti.” Jawabnya dengan mimik bosan. Tapi wanita itu tidak memberinya kesempatan bicara malah sibuk mengambil seragam sekolah kotornya yang berada dibalik pintu.


“Seharusnya kau malu jika ada temanmu mengunjungimu dan kamarmu berantakan seperti ini!, lagipula baju kotormu bisa menjadi sarang nyamuk kau bisa tergigit dan kau akan kehabisan darah!” Oke fix kali ini ibunya benar-benar berlebihan dan mengada-ada.


Guntur menguap malas, memandang ibunya yang tidak berhenti mengoceh dengan bosan. Berharap ada sebuah keajaiban yang membuat ibunya itu diam. “Nanti aku akan membereskan kamarku.” Ucap Guntur berharap ibunya akan berhenti bicara.


“Apa kau benar-benar tidak peduli pada kes-“


“Sekarang bu.”


“....”


“Aku akan membersihkannya sekarang.” Sepertinya putranya ini sudah sangat hafal bahwa dikamus ibunya tidak ada kata ‘Nanti’. Apa yang menjadi perintahnya harus dilakukan saat itu juga. Benar-benar merepotkan, wanita itu selalu merepotkan.


Tapi nyatanya itu benar-benar ampuh. Ibunya berhenti bicara. “Baguslah kalau begitu, ibu akan masak sup kesukaanmu dan ayah." Senyum wanita itu dengan manis, "Anak baik ayo cepat bersihkan kamarmu. 30 menit belum beres ibu akan memukulmu.” Lalu tiba-tiba mengancam menyeringai sinis. Guntur pun sweatdropdibuatnya, tidak salah kan jika Guntur dan ayahnya menjuluki wanita cantik itu siluman rubah? Hah durhakanya...


Guntur menatap lelah ibunya yang berlahan keluar dari kamarnya. Lega, setidaknya untuk sementara ini dirinya aman dari ibunya yang merepotkan. Kadang dirinya pernah punya ide bodoh bertukar nasip dengan Mario yang tidak mempunyai ibu, mungkin hidupnya tidak akan semenarik ini. “Geeeezzz.. merepotkan!” Keluhnya sambil mengacak rambut pendeknya dan kembali merebahkan tubuhnya diranjang.


©semprot.com/Nona Violet


Pemuda playboy itu menepuk pundak Guntur yang sedang meminum jusnya di sebuah kafe Cupcake. “Kau kenapa lagi pemalas?” Entah darimana bocah playboy bernama Oscar ini datang, tiba-tiba saja sudah berada disana menyusulnya. “Ibumu lagi?” Lanjutnya sambil duduk disamping Guntur yang tampak acuh, dan sepertinya tebakan teman basketnya itu sangat tepat.


“Seharusnya aku bisa tidur siang lebih banyak, tapi ibu selalu mengganggu hari liburku.” Guntur membenamkan kepalanya dimeja sedangkan Oscar hanya terkekeh menanggapi keluhan teman pemalasnya itu.


“Kau itu sudah 18 tahun apa tidak ada hal yang lebih penting daripada tidur siang, seharusnya kau memikirkan kehidupan asmaramu. Apa kau tidak mau berpacaran?” Ucapnya sambil melahap sepotong kue cokelat yang sudah dipesan oleh Guntur.


Guntur meliriknya dengan malas, tidak perlu menjawab pertanyaan yang sangat tidak penting seperti itu karena percuma saja teman playboy-nya ini pasti akan terus mendesakknya untuk segera mempunyai pacar seperti yang sudah-sudah. Memangnya dia yang suka berganti-ganti pacar, Guntur sama sekali tidak tertarik berhubungan dengan makhluk hidup yang bernama wanita. Mereka sangat merepotkan. Bahkan diusianya yang sudah 18 tahun ini dia sama sekali belum pernah merasakan jatuh cinta, semua wanita yang dilihatnya terlihat begitu merepotkan. Repot dengan make-up, repot dengan jerawat, repot dengan segala hal yang tidak penting dan satu lagi Guntur sangat terganggu dengan suara wanita yang bisanya hanya merengek, menangis dan cerewet.


Lalu kenapa memangya kalau 18btahun tidak berpacaran? Hidup menjomblo membuatnya lebih bebas kan, dihari minggu tak perlu repot-repot menemani mereka belanja dan kesalon. Dia bisa tidur sesuka hatinya tanpa dering ponsel yang mengganggu saat-saat terbaiknya, baginya cukup ibunya saja wanita didalam hidupnya kalau banyak-banyak bisa pecah kepalanya.


“Kau lupa dia itu gay? Sebuah ejekan meluncur begitu saja dari mulut pemuda yang baru saja datang dengan satu pemuda yang lainnya. Bimo dan Zaki. Mereka berdua nyengir lalu bergabung dan duduk disofa dengan sangat santai.


Tatapan sengit Guntur beralih kepemuda yang baru saja mengatainya gay, “Sialan kau, memangnya apa enaknya berpacaran? Aku tidak mau diperintah-perintah seperti kerbau.” Sebenarnya jawaban itu hanyalah untuk menyindir Bimo yang memang sangat takut pada pacarnya Diana dan menuruti semua perintah wanita itu.


“Paling tidak ada yang mengingatkanmu makan.” Sahut Zaki menaikan kedua alisnya yang tebal.


Menegakan duduknya dan membantingnya punggungnya disandaran sofa “Cih! Kalau Cuma begitu saja ibuku setiap hari melakukan itu, membuat aku pusing saja jika ditambah wanita lain yang juga mengingatkannya.” Jawab Guntur cuek.


“Percuma saja kalian membicarakan ini padanya dia tidak akan tertarik, sudahlah ayo berangkat latihan saja.” Oscar berdiri dan mengambil tasnya. Hari ini mereka berencana latihan basket untuk pertandingan terakhir sekolah karena bulan depan mereka harus menjalani ujian terakhir kelulusan.


Baru saja keempat pemuda itu akan meninggalkan kafe tiba-tiba Bimo menghentikan mereka sesaat setelah dirinya membuka pesan instan dari ponselnya, “Eh tunggu...maaf sepertinya aku har-,”


“Pacarmu memintamu menemaninya kan?” Sahut Guntur datar seperti hafal gelagat sahabatnya itu.


Bimo menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal dan meringis canggung, “Ehehehe... kau tau saja. Diana memintaku menemaninya kesalon.”


“Aaaaahh kau tidak asik!” Protes Zaki memukul kepala Bimo dan hanya dibalas dengan aduhan dari mulut Bimo sambil bersungut-sungut. Lalu keduanya terlibat dalam adu mulut seperti biasanya.


“Sudahlah kalau kau tidak mau ikut, kau ini benar-benar pria lemah yang mau saja ditindas wanita.” Ejek Oscar menanggapi Bimo yang memang terkenal sangat takut pada pacarnya yang galak.


“Cerewet! Kau jangan lupa kalau kemarin kau yang memohon Maria untuk kembali padamu kan? Apanya yang playboy penakluk wanita kalau kau saja mengemis cinta pada gadis pemalu itu.” Balas Bimo membela diri membuat otot dahi Oscar berkedut. Dan seperti yang sudah-sudah keributan anatara mereka bertiga tidak akan selesai dalam 30 menit.


Guntur menggeleng bosan, malas menanggapi teman-temannya yang selalu ribut. Dengan cuek Guntur meninggalkan mereka bertiga berjalan keluar melewati pintu kafe. Dan dengan samar telinganya mendengar mereka bertiga bergantian memanggil dan mengejarnya.


©semprot.com/Nona Violet


“Jadi kenapa kau membawaku ketempat ini?” Guntur protes saat dibawa oleh Oscar yang terburu-buru kedalam sebuah toko boneka dan kado. Tempat seperti itu pasti banyak gadis-gadis centil berisik yang pasti akan membuat telinganya sakit.


Tanpa menjawab pertanyaan Guntur, pemuda berambut jabrik itu masuk dan langsung menuju lorong-lorong toko yang penuh dengan bermacam-macam boneka. Beruang, panda, sapi dan masih banyak lagi, dan seperti yang dikhawatirkan Guntur tempat ini memang dipenuhi gadis-gadis centil dan cerewet.


Mata elang Oscar yang selalu mebuat wanita menjerit ketika ditatapnya itu tampak gelisah mencari-cari sesuatu diantara jejeran boneka-boneka lucu disana, sedangkan dengan wajah tak minat Guntur terpaksa mengekor kemanapun Oscar berjalan. Sebenarnya sahabatnya ini playboy apa pria kecentil-centilan sih kenapa memilih boneka-boneka konyol seperti itu.


“Bagaimana kalau yang ini?” Oscar mengambil sebuah boneka panda yang besar dengan daun bambu dimulutnya. “Jika kau seorang wanita apa kau suka hadiah ini Guntur?”


Pertanyaan macam apa itu, kenapa harus dirinya yang menjawab. Guntur menautkan kedua alisnya tak mengerti dan sepertinya teman playboy-nya ini serius sedang menannyakan hal bodoh itu padanya. “Kau ini bodoh apa bagaimana sih? Seharusnya kau tanyakan hal itu pada pacarmu, mana kutahu hal semacam ini!” Jawabnya sedikit meninggi.


“Aku kan mengajakmu untuk meminta pendapat bukan untuk mendengarmu mengomel dasar jomblo [i[sensitif![/i]”


“Berisik!” Guntur memalingkan wajahnya kesal mendengar ocehan sahabatnya itu, yang selalu menggunakan kata jomblo untuk menyerangnya. Biarpun jomblo kan dirinya berprestasi tidak sepertinya yang bodoh.


Tiba-tiba Oscar menundukkan kepalanya. Memeluk memandang boneka yang dipilihnya lalu tersenyum tipis, “Hari ini Maria ulang tahun, aku hanya ingin memberinya hadiah ini. Aku ingin membuatnya mengingatku kalau malam ini aku datang dan memberikannya sebuah kejutan kecil, aku ingin dia tahu bahwa aku sangat mencintainya.”


Guntur melengos menertawakan sahabatnya ini, bagaimana bisa seorang Oscar yang menjadi pujaan banyak gadis itu bisa berlebihan seperti ini. Bukankah selama ini dirinya yang dikejar? Mungkin pengakuannya tempo hari yang mengatakan, bahwa dirinya ingin berhenti menjadi player dan hanya akan mencintai Maria itu tidak main-main. “Memangnya kenapa kalau kau tidak usah memberinya hadiah, ucapan selamat saja sudah cukup kan?” Jawab Guntur seenaknya.


Oscar memandang Guntur lelah, “Aaaaarrgggh... baiklah aku lupa kalau kau seorang jomblo, seorang jomblo sepertimu kan tidak akan mengerti bagaimana rasanya bahagianya jika bisa membuat wanitamu tersenyum senang.”


“Sebenarnya kau ini temanku apa bukan sih, kalau tau kau akan terus menghinaku lebih baik aku pulang dan tidur saja.” Guntur berbalik dan berniat pulang tapi Oscar menahan pundaknya.


“Tunggu! Begitu saja marah, kau ini seperti wanita saja. Makanya cepat cari pacar, apa kau mau aku kenalkan pada salah satu mantanku? Ha?” Goda Oscar dengan ekspresi menggelikan.


Guntur tidak mempedulikan ocehan Oscar, ia terus berjalan diikuti Oscar yang membawa boneka besar dan masih saja menggoda Guntur untuk segera mempunyai pacar. Dalam hatinya sangat kesal. Hari ini menjadi harinya yang berat, gagal tidur siang karena ibunya, gagal bermain basket karena kekasih Bimo dan Zaki yang marah-marah ingin ditemani belanja dan kesalon tanpa memikirkan kedua sahabatnya. Terakhir dirinya harus repot-repot menemani Oscar membeli kado untuk Maria.


Guntur tidak habis pikir kenapa teman-temannya itu mau saja diperbudak wanita, padahal makhluk yang disebut wanita itu baginya adalah seorang yang egois, cerewet. Apa yang ada didalam hati dan sikapnya selalu berbeda tidak bisa diketahui baik dan buruknya. Mereka juga seenaknya menganggap laki-laki itu menjadi miliknya sendiri, mereka selalu ingin dimengerti tanpa mau mengerti pria. Bahkan dirinya yang selalu antipati dengan wanita juga terkena imbasnya. Wanita itu merepotkan.


©semprot.com/Nona Violet


Bel istirahat sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, murid-murid SMA Bunda pertiwi tampak lalu lalang memanfaatkan jam istirahat yang hanya 30menit. Beberapa memenuhi kantin untuk sekedar makan siang atau nongkrong, beberapa memilih perpustakaan atau koridor sekolah untuk sekedar bergurau dan siswa laki-laki sibuk menggoda siswi yang lewat.


Sedangkan Guntur memilih taman belakang yang dipenuhi pohon besar dan rindang. Tempat kesukaannya sejak masuk kesekolah ini, disana ada tiga gubuk kecil yang sengaja dibuat untuk bersantai. Gubuk yang terbuat dari bambu dan beratap jerami itu sudah seperti tempat yang dikhususkan untuknya, tidak ada siswa lain yang berani memakainya. Bukan karena ia larang tapi seakan semua tau Guntur tidak akan pernah absen bersantai dan tidur siang disana.


Iya memang tempat yang sangat cocok untuk bersantai, memandang awan yang bebas tanpa diganggu oleh jeritan wanita-wanita disekolahnya. Bahkan saking seringnya menatap awan dirinya jadi ingin seperti awan. Bebas, dan disaat tua nanti dirinya akan memiliki seorang istri dan dua orang anak. Satu laki-laki dan satu perempuan. Begitulah kehidupannya akan berlangsung, tapi tidak akan semudah itu bukan? Benar-benar merepotkan.


“Kyaaaahh...hahahahaha... aku pasti bisa kalau hanya seperti itu.”


Suara jeritan wanita yang baru saja melengking membuat dahi kiri Guntur berkedut, mengganggu dan membuyarkan lamunannya sambil memandang awan barusan. Memang sebenarnya bukan hari ini saja pemuda itu mendengar suara yang mulai akrab ditelinganya. Entah sejak kapan segerombolan wanita-wanita cerewet itu senang menempati salah satu gubuk disana untuk bergosip. Menceritakan segala hal yang sangat tidak penting, tentang fashion yang sedang booming[/i[, tentang metode diet yang sedang poppular saat itu. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa wanita rela menyiksa dirinya untuk sekedar mendapatkan tubuh langsing. Memangnya kenapa wanita itu harus diet segala, laki-laki tidak sesuka itu pada yang kurus seperti yang mereka kira, karena banyak juga laki-laki yang suka pada wanita yang gendut. Hah! Merepotkan.


Tapi diantara keempat gadis cerewet itu ada satu gadis yang menurutnya paling cerewet, apa saja bisa menjadi bahan obrolannya mulutnya tak berhenti mengoceh seperti burung beo. Gadis berambut lurus dan selalu memakai bando telinga kucing berbulu lembut. Mendengarnya berbicara seolah membuka matanya pada dunia yang sebelumnya tak ia ketahui. Mana tahu Guntur soal tempat liburan yang menyenangkan, soal gosip anak kelas Xb yang hamil bahkan soal gurunya yang sedang berpacaran semua tertangkap oleh telinga Guntur. Yah walaupun itu hal-hal konyol yang sangat tidak penting baginya, dasar merepotkan!


Gadis itu tertawa riang saat membicarakan anak kelas XII-B yang culun dan selalu mengompol saat ditunjuk maju kedepan mengerjakan soal, dia bercerita dengan begitu bersemangat seakan tidak ada sedikitpun beban dihidupnya. Bahkan sepertinya teman-temannya itu sangat bahagia berada diantaranya. Jarang sekali ada gadis yang begitu bersemangat dan ceria, setahunya teman-teman sekelasnya setiap hari hanya membicarakan hal-hal sedih seperti dihianati oleh pacarnya. Tapi tetap saja wanita itu sangat menyebalkan mereka selalu memilih-milih teman lelaki.


Suaranya yang nyaring masih terdengar mendominasi pembicaraan yang kini mulai membahas soal pembalut yang lucu bergambar boneka dan PMS, Oh bisakah mereka tidak mengabaikan keberadaannya disini? Setidaknya mereka harus memelankan suaranya itu agar tak didengar oleh seorang laki-laki. Lihat saja dirinya malah terus mengoceh dan menirukan tingkah seekor kucing disalah satu iklan pembalut, dan itu sukses membuat Guntur sangat gemas sampai-sampai ingin sekali ia membuka sepatu dan melepas kaos kakinya dan menyumpal mulut itu dengan kaos kakinya. Menggelikan bukan?.


Guntur mencoba memejamkan matanya berharap bisa sekejab saja tidur, dia tidak ingin menjadi seorang penguping meski kenyataannya dia hampir tau semua apa yang mereka bicarakan. Sangat tidak wajar kan jika dirinya bisa hafal merk pembalut yang mana yang bagus dan mana yang tidak gara-gara wanita cerewet dan gerombolannya itu, bahkan baru-baru ini dia juga tau gadis itu mempunyai dua kucing bernama Popo dan Oscar. Ingin sekali dirinya tertawa terbahak-bahak saat mengetahui nama kucingnya Oscar. Popo adalah kucing yang agresif sedangkan Oscar adalah kucing yang manis dan manja, bahkan dirinya tidak nyaman jika kuku-kukunya mulai panjang. Guntur tersenyum sendiri jika mengingatnya, nama sahabat sok kerennya itu sama dengan nama kucing yang manja. HAHAHA sangat menggelikan.


Tidak terasa bel tanda masuk sekolah telah berbunyi, waktu berjalan begitu singkat hanya karena mendengar para gadis penggosip bercerita hal-hal yang tidak penting. Dirinya enggan untuk bangun dari tempatnya berbaring, sengaja membiarkan gadis-gadis itu pergi terlebih dahulu. Kebetulan gadis berbando kucing berjalan paling belakang dan saat mereka melewati Guntur dapat dia lihat mata bulat gadis itu meliriknya dan saat Guntur bergerak gadis itu berlari memanggil nama temannya.


Guntur bangun dari posisinya dan duduk menatap punggung kecilnya dengan tatapan aneh, bodoh dia seperti anak kecil saja berlari begitu padahal dirinya sudah SMA. Tapi sebuah tepukkan dipundaknya membuatnya menoleh kebelakang dan membuat pandangannya pada gadis itu terlepas.


“Kenapa kau terus melihatnya? Kau suka padanya?” Suara Oscar mengagetkannya, sebuah senyuman mengejek tercetak diwajahnya yang player itu.


“Kau bicara apa?! Jangan ikut mengurus urusan orang lain, urus saja dirimu sendiri.” Guntur berdiri dan berjalan kekelasnya, dan seperti biasa jika ada kejadian aneh tentangnya Oscar akan terus membuntutinya dengan segala ejekan dan menggoda Guntur. Tunggu saja sampai Guntur memberi tahukan padanya bahwa nama kucing gadis itu Oscar.


©semprot.com/Nona Violet


Keesokan harinya seperti biasa Guntur menunggu bis disalah satu halte bersama Zaki dan beberapa siswa berseragam putih abu-abu lainnya. Wajah-wajah ceria dan penuh semangat khas anak SMA menceriakan pagi dengan hawa sejuk dan bebas polusi itu. Setelah beberapa menit menunggu bis yang ditunggu-tunggu datang, siswa-siswi SMA itu bergantian mengantre masuk kedalam bis termasuk Guntur dan Zaki.


Hawa dingin dari AC dan pengharum ruangan beraroma red apple menyambut indra penciuman Guntur saat memasuki bis. Guntur dan Zaki masuk berdesak-desakan dengan penumpang yang lainnya, mereka tidak dapat tempat duduk. Tentu saja karena memang setiap pagi mereka harus berangkat bersama siswa dari sekolah lain dan beberapa orang kantoran. Beruntung pemerintah kota telah memberikan fasilitas kendaraan umum yang nyaman dan bersih. Jadi meskipun berdesakan mereka tidak perlu khawatir akan kepanasan atau tidak nyaman, karena bis yang diberikan pemerintah kota kini lebih mirip bis pariwisata.


Beberapa saat kemudian bis mulai berjalan. Guntur berdiri dengan tangan berpegangan palang yang berada diatas kepalanya, sesekali matanya mengawasi sekitar untuk menghilangkan bosan. Tidak disangkanya seorang gadis yang suaranya akhir-akhir ini sangat akrab ditelinganya itu sedang duduk dikursi penumpang didepannya. Gadis berperawakan langsing itu duduk dengan tenang sambil memasang earphone ditelinganya, mungkin mendengarkan musik. Dan tak lupa seperti biasa dengan bando telinga kucing yang kali ini berwarna cokelat, sepertinya bando itu baru. Karena dia tidak pernah melihat gadis itu memakainya sebelunnya. Setaunya bando-bando bodoh itu hanya berwarna pink, orange,hitam, merah, putih dengan bulu tebal, dan... entahlah kenapa dirinya begitu peduli dengan accesoris menggelikan seperti itu dan sejak kapan dirinya begitu hafal detil bando-bandonya?. Konyol!


Tanpa diperhitungkan sebelumnya, tiba-tiba gadis itu menoleh kearahnya kedua pasang iris hitam itu saling bertemu membuat keduanya terdiam sejenak. Tapi dengan cepat-cepat Guntur segera mengalihkan padangannya, sedangkan gadis lucu itu mengerucutkan bibirnya dan melihat keluar jendela. Jantung Guntur berdebar kencang, entah kenapa itu terjadi Guntur tidak mengerti.


Tanpa disadari Guntur ternyata tingkah lakunya itu diawasi oleh Zaki yang nyengir melihat sahabatnya ini bisa dibuat salah tingkah oleh gadis cerewet sepertinya. “Ehem, kau sudah kenalan apa belum?”


“Apa maksudmu?” Guntur pura-pura tidak mengerti, padahal dirinya yakin bahwa maksudnya memang gadis bertelinga kucing itu karena jelas-jelas mata Zaki memandang kearahnya.


Zaki terkekeh menanggapi sikap pura-pura bodoh Guntur, “Jangan malu-malu begitu, dia satu sekolah dengan kita kan? Anak XII-A. Nanti pulang sekolah ajak dia pulang bersama dan tanyakan namanya.”


“Aku tidak mau, tidak penting dan aku tidak peduli.” Jawabnya datar. Kebetulan bis telah berhenti, kesempatan itu digunakan oleh Guntur untuk pergi menghindari sahabatnya yang tak kalah sok tahu dengan kedua sahabatnya yang lainnya. Bimo dan Oscar.


Keduanya turun dipinggir jalan, mereka harus berjalan 5 menit lagi untuk sampai didepan gerbang karena memang sekolah itu berada didalam sebuah gang yang hanya boleh dilewati taksi dan kendaraan pribadi lainnya.


“Kau tidak mau menemaninya berjalan sampai kesekolah?” Zaki masih berusaha agar teman pemalasnya itu mau sedikit aktif terhadap seorang wanita. Apalagi gadis telinga kucing itu berjalan sendirian dibelakang mereka. Kesempatan bagus kan untuk mendekatinya?


Guntur tak peduli, dirinya terus berjalan tanpa memperdulikan ocehan Zaki yang lama-lama membuat telinganya sakit. “Kau ini cerewet sekali aku tidak mau repot-repot seperti itu!” Jawabnya ketus.


“Tunggu dulu, lihatlah kebelakang.” Zaki menghentikan langkahnya dan memberi isyarat agar Guntur menengok kebelakang.


Guntur menengok kebelakang. Tiba-tiba hatinya merasa tidak suka, entah apa sebabnya Guntur tidak suka gadis telinga kucing itu berjalan bersama salah satu siswa tingkat dua yang dikenalnya bernama Brama. Ketua osis juga anggota pecinta alam. Senyum dan tawanya yang selalu terlihat tulus itu entah kenapa Guntur merasa Brama tidak pantas mendapatkannya.


Guntur melengos dan menatap kedepan, kembali berjalan tanpa berkomentar sedikitpun. Perubahan ekspresinya itu tercetak jelas diwajahnya yang hampir selalu terlihat tidak bersemangat membuat Zaki kembali berkomentar. “Sekarang aku percaya kata Oscar bahwa kau benar-benar menyukai gadis itu.” Ujar Zaki mengikuti langkah guntur.


“Memangnya playboy tengik itu bicara apa padamu?” Guntur tidak habis pikir kenapa teman-temannya itu seenaknya menyimpulkan sesuatu yang bahkan Guntur sendiri tidak tahu.


Zaki terkekeh geli, Guntur kelihatannya sangat sensitif jika menyangkut gadis itu. “Dia bilang kau sering mencuri-curi pandang pada gadis manis itu dan sering melamun saat menatapnya.”


“Jangan dengarkan pria bodoh sepertinya, yang dia tahu hanya menggoda wanita. Berani-beraninya dia menyebarkan gosip murahan seperti itu. Dasar merepotkan!” Guntur merutuki Oscar yang seperti kurang kerjaan sengaja bergosip tentangnya, dia benar-benar tak habis pikir selain playboy busuk sahabat jabriknya itu juga penggosip seperti wanita.


Zaki terus terkekeh menanggapi Guntur yang pagi itu tampak kesal, beberapa kali dirinya merangkul pundak Guntur untuk sekedar menggoda sekaligus menghibur Guntur yang masam. Lalu tak berapa lama gerbang sekolah sudah nampak dihadapan mereka, berlahan keduanya masuk kesana dan menghilang dibalik gerbang raksasa sekolah bertaraf International itu.


©semprot.com/Nona Violet


“Sial! Kalian ini apa-apaan sih! Biarkan aku pulang!” Pemuda dengan style rambut acak-acakan itu berontak saat kedua temannya memaksa mendorong tubuhnya untuk terus maju kedepan. Kearah seorang gadis yang membelakangi mereka, gadis itu sepertinya sedang menunggu seseorang. Terlihat dari gesture tubuhnya yang sedikit gelisah dan berkali-kali melihat jam tangannya.


Oscar dan Zaki sudah merencanakan hal ini saat jam istirahat tadi. Mereka memaksa Guntur untuk menanyakan nama gadis itu dan mengajaknya pulang bersama. “Ayolah Guntur kau ajak pulang dia sekarang.” Oscar susah payah menahan lengan Guntur agar tidak lepas. Sementara Zaki bertugas mendorong yang kadang juga menarik tubuh Guntur jika sahabatnya berhenti berjalan. “Kalau kau terus diam bagaimana kau mengenalnya?” Tambah Zaki, terus memaksa Guntur yang terus berusaha melarikan diri.


Sementara itu tanpa sepengetahuan oscar dan Zaki, jantung Guntur berdetak begitu kencang saat tubuh langsing yang membelakanginya itu semakin dekat, semakin dekat dan semakin dekat. Jarak mereka mungkin hanya tiga meter, bahkan Guntur bisa mencium aroma peach dan greentea. Mungkin aroma parfum gadis itu. Karena setiap gadis itu berada digubuk belakang sekolah dia juga mencium aroma ini.


Mereka bertiga menghentikan langkah, menunggu Guntur yang sudah tak bisa menyembunyikan kegugupannya. “Ayo cepat katakan!” Bisik Oscar tak sabaran.


“Ayolah...” Bisik Zaki juga mulai tak sabaran.


Sedangkan jantung Guntur makin berdetak tak karuan, dalam hati merutuki kebodohan dirinya sendiri. Kenapa sih hanya karena berdekatan dengan gadis cerewet itu dia merasa segugup ini. Dasar! Wanita memang merepotkan.


“Ayolah tunggu apa lagi?” Zaki terus mendorong tubuh Guntur yang tak bergerak maju.


“Kau tidak lihat tadi dia berjalan dengan seorang pria?” Protes Guntur berharap dirinya bisa terlepas dari hal merepotkan seperti ini.


“Berhentilah berniat kabur dasar pengecut. Katakan kau menyukainya sekarang!” Oscar juga tak kalah bersemangat terus mendorong tubuh Guntur dibantu Zaki untuk lebih mendekat pada gadis itu, tak peduli bahwa sahabat pemalasnya itu benar-benar gugup.


“Aku akan mengatakannya tapi jangan mendorongku dasar sial!” Umpat Guntur menahan dorongan tubuhnya makin mendekat.


“Cepat ayo cepat.”


“Aku bisa jalan sendiri, jangan mendorongku! kalian merepotkan!”


Kegaduhan yang berasal dari ketiga pemuda berseragam sekolah yang saling dorong itu membuat gadis berbando telinga kucing tersebut menengok kebelakang. Dan didapatinya seorang pemuda yang sering dilihatnya sedang tiduran digubuk belakang sekolah tengah didorong teman-temannya semakin mendekatinya. Wajah putih dan mata bulat yang selalu berbinar itu memandang penuh tanya pada pemuda dengan rambut tak beraturan yang kini berhenti dihadapannya.


“......ng??” Gumamnya tak mengerti menunggu sang pemuda bertampang seakan tak pernah bersemangat itu terlihat gelisah dihadapannya.


Dadanya berdegup kencang bagai dikejar hantu, melihat wajah imut itu dari dekat membuat Guntur seakan ingin pingsan. Pipinya yang sedikit tembam, matanya yang bulat, bibir berwarna peach serta hidung kecil yang mancung itu seperti membuatnya membatu. bahkan bisikan-bisikan kedua temannya untuk segera berkenalan dengan gadis yang juga berponi depan itu hampir tak didengarnya.


“A-aku...” Entah kenapa jantung Guntur semakin cepat berdetak. Dirinya yakin jika saja ini bukan sore hari, tapi malam hari pasti suara degupan jantungnya yang memalukan itu bisa didengar gadis manis ini. Dan jika tak salah lihat Guntur melihat gadis itu juga memasang wajah tegang, harap-harap cemas. Itu tercetak jelas diwajah putihnya. “Aku...maukah kau pulang bersamaku?” Sukses, Guntur merasa sedikit lega kata-kata itu meluncur dari mulutnya dengan lancar dan membuat kedua sahabatnya saling sikut senang rencananya berhasil. Sedang Guntur berharap bahwa aksinya tadi tidak memalukan. Itu lumayan kan untuk seorang pemula sepertinya?.


Seketika wajah bagai putih bersih bagai porcelaine gadis itu memerah, lalu menunduk berusaha menyembunyikan ekspresi-nya. Namun sepertinya usahanya sia-sia. Pipi-pipi tembamnya itu memerah semakin menarik untuk dicubit. “A-ak-aku...”Gadis itu ragu untuk menjawab. Tapi berlahan ia mengangkat kepalanya membalas tatapan Guntur dan tersenyum dengan sangat lebar. “Baiklah aku mau.” Dengan matanya yang indah berbinar-binar gadis itu menerima tawaran Guntur.


Guntur mengangkat sudut bibirnya, dalam hati berlonjak girang. Dia tidak pernah merasa selega ini ketika berurusan dengan wanita. Kalau boleh sekarang-pun dirinya ingin sekali melakukan celebration seperti pemain sepak bola yang berhasil mencetak angka. Tapi itu tidak akan pernah dilakukannya.


“Kalau begitu ayo jalan.” Guntur mengulurkan tangan kanannya. Tidak perlu ragu akan ditolak. Hanya dengan melihat mata gadis itu dirinya yakin tangannya akan diterima. Dan keyakinan Guntur tidak salah, dengan anggukan si gadis bertelinga kucing menyambut tangan Guntur dan membiarkan tangan kekar Guntur menggenggamnya. Keduanya tersenyum malu-malu.


Guntur berjalan bersama gadis itu. Tidak peduli kedua sahabatnya terus melihat dan berbisik-bisik menggoda. Tidak peduli apa hubungannya dengan pria yang tadi pagi berjalan bersamanya, tidak perlu menannyakan namanya. Karena teman-temannya ditaman itu selalu memanggilnya. Anyelir. Nama yang diam-diam ia simpan dilubuk hatinya dan hafal diluar otaknya.


“Jantungku masih berdegup kencang, tanganku juga dingin. Apa jatuh cinta sangat merepotkan dan menyebalkan seperti ini. Anyelir?” Seuntai kalimat yang terucap dari bibir Guntur membuat Anyelir tersenyum manis.


“Tidak juga.” Jawabnya dengan senyum yang sangat manis. Dan itu membuat genggaman tangan Guntur semakin erat. Sedangkan sang gadis tak perlu ragu tangan halusnya digenggam pria pujaannya. Pria yang diam-diam selalu dliihatnya dari jauh, pria yang senang memandang awan dan langit biru. Pria yang sangat tidak peduli dengan seorang wanita, pria pemalas yang menarik perhatiannya.


“Teruslah pulang bersamaku, kucing manis.” Ucap Guntur pada Anyelir dan hanya dibalas anggukan manis, tak peduli bagaimana nantinya hal-hal merepotkan akan terus diterimanya saat bersama seorang wanita. Tak apa asal itu Anyelir, tak apa asal yang merepotkan gadis kecil yang selalu menebarkan keceriaan dalam hidupnya. Bukankah semua wanita itu memang merepotkan.


SELESAI

A/N : Huwaaah akhirnya jadi dipost setelah ijin seorang teman karena ini cerita khusus untuknya sudah resmi menjadi koleksinya... ini posting pertamaku disini.
Ide dari tokoh anime kesukaanku. pemalas, tampan, cerdas dan tidak terlalu peduli dengan wanita. mengutip bbrapa Quotenya.
Dan bbrapa dari DP BBM teman2ku yg lucu. Hahaha...
Semoga ceritanya ga terlalu buruk Maaf Nyampah... ^^
 
Terakhir diubah:
Hei kakak, bisakah kau meninggalkan sedikit komentar tentang isi cerita? Kau tidak membacanya kan?
JFBQ00230070730A.gif

Merepotkan!

Apayang harus dikomen...paling cm typo yang wajar kok....

Kesalahan kita masih sama kok....suka pake " itu ".....

Hehehe....
 
Whoaaa, ceritanya bagus Nona Vio. :)
Khas teenlit. Overall bagus. Ada sedikit typo dan tanda baca yang perlu dikoreksi, tapi tak masalah. Tak mengurangi konten cerita.
 
Terbang bebas melintasi langit biru..
bersenandung merdu dipelukan sang mega..
kata-kata cinta mengharu biru..
terangkai sempurna bermakna cinta pertama..


keindahan cinta pertama memang tiada duanya sist vio..bravo:jempol:
 
Yupp,, ceritaa yg seru,, :jempol:

Pria cuek bebek masalah wanita, direcoki oleh "siluman Rubah" a.k.a ibunya sendiri,,

Memiliki sahabat baik yg "mendorong" si guntur lebih agresif trhadap wanita,,
Dunia nya berubah setelah merasakan "getaran" cinta,,

Ceritanya halus,, ngalir gitu aja
Sy suka :hore:
 
Emang sebegitu salahnya pakai kata 'itu'?
Ane suka tuh pakai kata2 itu berulang2, dan kalau emang salahpun gak bakal ane ubah karena ane udah nyaman dengan cara menulis ane sendiri!
merepotkan...

Emg udh pas kok bram...cuman ada beberapa yg bisa diganti dengan kata lain misal " tersebut" jadi bisa lebih variatip....gitu maksudku...overall bagus kok cerita ini...
 
Saya suka suara kamu, tidak fals, artikulasinya jelas, nada2 tingginya juga enak. Mungkin kamu sedikit perlu latihan di nada rendah, jika kamu tidak tersenggol hari ini saya berharap minggu depan kamu memberikan suguhan yg lebih WoW :D
 
Saya suka suara kamu, tidak fals, artikulasinya jelas, nada2 tingginya juga enak. Mungkin kamu sedikit perlu latihan di nada rendah, jika kamu tidak tersenggol hari ini saya berharap minggu depan kamu memberikan suguhan yg lebih WoW :D

Kamu mau gak kucipok basah, kutali tangan dan kakimu lalu.....kkkrzzz..sss...#sinyal ilang
 
Emg udh pas kok bram...cuman ada beberapa yg bisa diganti dengan kata lain misal " tersebut" jadi bisa lebih variatip....gitu maksudku...overall bagus kok cerita ini...

Ku udah coba mau pake kata 'tersebut' tetapi jadinya malah gaenak bang pil,ga nyambung gitu. kata 'itu' udah kuminimalisir bgt tp klo harus dihilangkan trnyata emg ga bisa...yah apa boleh buat...
 
Emang sebegitu salahnya pakai kata 'itu'?
Ane suka tuh pakai kata2 itu berulang2, dan kalau emang salahpun gak bakal ane ubah karena ane udah nyaman dengan cara menulis ane sendiri!
merepotkan...

Gitu ya mas bram :), tp emg sih klo kebanyakan agak aneh. ini coba ku kurang2in kata itunya. yg pnting pas aja kan meski berulang.

Whoaaa, ceritanya bagus Nona Vio. :)
Khas teenlit. Overall bagus. Ada sedikit typo dan tanda baca yang perlu dikoreksi, tapi tak masalah. Tak mengurangi konten cerita.

Hahaha...iyaa tanda baca emg ga terlalu paham^^. baiklah nanti coba baca cerita bang arci biar tau contoh yg baik. makasih yaa...^^

Terbang bebas melintasi langit biru..
bersenandung merdu dipelukan sang mega..
kata-kata cinta mengharu biru..
terangkai sempurna bermakna cinta pertama..


keindahan cinta pertama memang tiada duanya sist vio..bravo:jempol:

Ecieeeeh.... begitulah kak ^^ haha

Yupp,, ceritaa yg seru,, :jempol:

Pria cuek bebek masalah wanita, direcoki oleh "siluman Rubah" a.k.a ibunya sendiri,,

Memiliki sahabat baik yg "mendorong" si guntur lebih agresif trhadap wanita,,
Dunia nya berubah setelah merasakan "getaran" cinta,,

Ceritanya halus,, ngalir gitu aja
Sy suka :hore:

Terimakasih kak Badabik, masih perlu banyak belajar ^^
 
wah ceritanya bagus nona... liat karakter guntur, jd kaya masuk mesin waktu, kembali kemasa muda :D
 
alurnya indah ga terburu buru ,,, memang sih ada sedikit typo tapi ga jadi masalah keren cerita apa ga mau di kembangkan lgi sist vio ,,,,
 
Nona Vio memang hebat :jempol:
Dari semua gaya dan alur yang ditulisnya sudah cukup membuat yakin bahwa Nona memang udah sering nulis sebelumnya ya...

Untuk penyajian ceritanya bagus banget, pemunculan karakter lewat liku-liku peristiwa meskipun hanya singkat tapi cukup memuaskan, antara awal dan akhir cerita cukup memuaskan pembaca, konflik batin dan rasa takut tentang wanita yang selalu merepotkan akhirnya justeru menjadikannya pria yang menyukai hal yang merepotkan... dengan kehadiran wanita merepotkan yang bernama anyelir.

Nona telah berhasil membangun karakter lewat cerita ini juga telah memberi motivasi yang cukup untuk tiap tindakan dan perkataan tokoh utamanya.
Pengembangan plot sangat bagus, rangkaian persoalan yang makin meningkat lalu disudahi dengan ending yang lumayan menarik pembaca untuk masuk ke dalam cerita.

Andai saja cerita ini sedang dikompetisikan, maka saya pasti akan bilang "Sempurna".

Sedikit yang agak kurang (meskipun sudah sempurna) adalah masalah sebuah alasan kenapa begini kenapa begitu.
Tidak diuraikan kenapa tokoh bernama anyelir, mengapa dia suka pakai bando kucing, lalu kenapa seorang gadis "cerewet" bisa juga jatuh hati pada pria pemalas seperti guntur ?

Mungkin ini hanya cerita pendek, dan fokusnya hanya pada tokoh utama saja (guntur), dan disesuaikan dengan jdulnya...

Overall.... Verry nice :jempol:


:bata:
Koq ane bisa komen gitu yah ? :pusing:
Padahal ane sendiri ga pernah bisa bikin cerita yang bagus :hua:
Maafin ya Nona :ampun:

:beer:
 
Terakhir diubah:
wah ceritanya bagus nona... liat karakter guntur, jd kaya masuk mesin waktu, kembali kemasa muda :D

Ciiieee... gitu ya.
waktu muda cuek yah sama cewe^^
makasih ya udh baca...

alurnya indah ga terburu buru ,,, memang sih ada sedikit typo tapi ga jadi masalah keren cerita apa ga mau di kembangkan lgi sist vio ,,,,
Makasih yaa...
Kalo dikembangin ntar bosenin loh...aku gabisa bikin konflik..hehe...
 
Nona Vio memang hebat :jempol:
Dari semua gaya dan alur yang ditulisnya sudah cukup membuat yakin bahwa Nona memang udah sering nulis sebelumnya ya...

Untuk penyajian ceritanya bagus banget, pemunculan karakter lewat liku-liku peristiwa meskipun hanya singkat tapi cukup memuaskan, antara awal dan akhir cerita cukup memuaskan pembaca, konflik batin dan rasa takut tentang wanita yang selalu merepotkan akhirnya justeru menjadikannya pria yang menyukai hal yang merepotkan... dengan kehadiran wanita merepotkan yang bernama anyelir.

Nona telah berhasil membangun karakter lewat cerita ini juga telah memberi motivasi yang cukup untuk tiap tindakan dan perkataan tokoh utamanya.
Pengembangan plot sangat bagus, rangkaian persoalan yang makin meningkat lalu disudahi dengan ending yang lumayan menarik pembaca untuk masuk ke dalam cerita.

Andai saja cerita ini sedang dikompetisikan, maka saya pasti akan bilang "Sempurna".

Sedikit yang agak kurang (meskipun sudah sempurna) adalah masalah sebuah alasan kenapa begini kenapa begitu.
Tidak diuraikan kenapa tokoh bernama anyelir, mengapa dia suka pakai bando kucing, lalu kenapa seorang gadis "cerewet" bisa juga jatuh hati pada pria pemalas seperti guntur ?

Mungkin ini hanya cerita pendek, dan fokusnya hanya pada tokoh utama saja (guntur), dan disesuaikan dengan jdulnya...

Overall.... Verry nice :jempol:


:bata:
Koq ane bisa komen gitu yah ? :pusing:
Padahal ane sendiri ga pernah bisa bikin cerita yang bagus :hua:
Maafin ya Nona :ampun:

:beer:

Waaaah..*** sehebat itu kok >_<
Hehe makasih ya reviewnya, next deh ya me usahain lebih detil...sekali.lagi terima kasih yaaa ^^
cerita gan ranggah kayaknya bagus rame kan, cm blm smpt baca. ada rencana mau baca sih sama punya gan arci juga. tp blm sempet :(. gomene...
 
Bimabet
Waaaah..*** sehebat itu kok >_<
Hehe makasih ya reviewnya, next deh ya me usahain lebih detil...sekali.lagi terima kasih yaaa ^^
cerita gan ranggah kayaknya bagus rame kan, cm blm smpt baca. ada rencana mau baca sih sama punya gan arci juga. tp blm sempet :(. gomene...

Waduh..., jangan baca sist..., malu ...

Cerita saya sangat jauh dari kata bagus :hua:

Saya hanya mampu mereview tanpa bisa menulis yang bagus...
Beda dengan sist, dari HHC sampai Challenge 2 cerita sist sangat bagus...

BTW, ga mo dimasukin ke index cerita ini ya sist...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd