WOW... Ternyata sudah update lagi... Thank you so much paduka @zeerowanwan
Sepertinya seru juga kalau
Bu Norma dibuat ketagihan (kecanduan) pada kontol perkasa Kopral Pur dan
tidak bisa hidup tanpa kenikmatan surgawi (ketergantungan) dari kejantanan sang Bandit Tua.
Bagaimana caranya?
Caranya sang Kopral bisa menyuruh 3 kacungnya yaitu Kancil, Tokek & Gagah untuk melecehkan Bu Norma tanpa diberikan orgasme.
Jadi,
3 jongos tersebut boleh meraba, meremas dan merangsang Bu Norma setiap hari sampai Bu Norma kewalahan dan SANGE BERAT.
Namun,
mereka ber-3 tidak boleh mencoblos memek Bu Norma karena
rahim suci nan subur Bu Norma adalah HAK PREROGATIF & PRIVILEGE EXCUSIVE milik sang Kopral Pur untuk
menanamkan benih dan membuahi sel telur sang bidadari sholehah.
Sebagai gantinya,
trio bocah somplak boleh mengelus-elus tubuh mulus Bu Norma dan
menggesek-gesekkan kontol busuk mereka ke kulit putih nan terawat sang guru sejarah cantik.
Frustasi karena selalu
dilecehkan, diremas dan dirangsang setiap hari tanpa pernah mendapatkan orgasme, secara
perlahan akan mengikis doktrin agama yang melekat
di pikiran Bu Norma.
Dinding keras bernama
harga diri akan mulai runtuh di mana
Bu Norma akan selalu teringat betapa nikmatnya orgasme yang pernah dia rasakan bersama Kopral Pur.
Perlahan namun pasti,
Bu Norma akan mulai pasrah menerima takdinya untuk menjadi pasangan (pendamping) sang Kopral karena
hanya sang Kopral yang mampu membebaskan sang bidadari (Bu Norma) dari Siksaan Birahi tak berkesudahan untuk terbang menuju
Puncak Kenikmatan Surgawi bersama sang pejantan tua (Kopral Pur).
Dari kepasrahan itulah akan mulai
tumbuh bibit-bibit Cinta di hati Bu Norma kepada sang Kopral yang sebelumya tidak ada.
Tanah gersang penuh kebencian di qalbu Bu Norma perlahan-lahan mulai
ditumbuhi tunas-tunas hijau yang bermekaran bernama
Rasa Sayang kepada sang pejantan tua.
Tunas-tunas hijau tersebut semakin subur nan indah sebagai
metafora rahim hangat nan subur Bu Norma yang disirami sperma segar sang Kopral setiap hari.
Seiring berjalannya waktu,
semakin intens pula pergumulan raga antara dua insan beda dunia tersebut.
Hingga pada satu titik, terciptalah kehidupan baru di rahim suci nan subur sang betina, kehidupan baru yang akan menyatukan hitam & putih, keras & lembut, bejat & sholehah, buruk rupa & cantik jelita, jantan & betina, Kopral Pur & Bu Norma.