Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tangga Kenikmatan Bersama Rahma

Status
Please reply by conversation.
Update 2:
------------------------


******
Pagi itu, perasaan bersalahku masih menyelimuti semenjak kejadian tadi malam. Namun ketika ku tatap telapak tanganku, hatiku berkata: "Akankah itu bisa terulang kembali?" Begitu terasa gejolak di dalam dada.
Tiba-tiba lamunanku terpecah oleh sapaan dari Rahma: "Hai Dik, nanti kamu yang mengfoto ya..." pintanya.
"Eh, Hai..., Iya... gampang deh..." Jawabku kikuk. Ya maklum lah, efek kejadian itu terasa belum hilang.
Terlihat Rahma memakai kaos panjang, celana training, dan tak lupa hijabnya. Tampaklah dada yang begitu montok terselimuti untaian kain hijabnya. Namun ketika itu, semuanya terasa hambar seakan-akan membuat nafsuku memudar. Ya..., benar. Masih karena efek kejadian tadi malam itu. Akan tetapi di satu sisi, aku juga merasakan sikap Rahma biasa-biasa saja kepadaku. "Udah ah, ngapain juga dipikirin." gumamku.

Jam dindingku menunjukkan pukul 06.30 waktu itu. Rahma, dkk. pun nampak pulang dengan berjalan pelan.
"Kok udahan olah raganya?" sapaku kepada mereka.
"Iya, cuma jalan-jalan bentar aja kok. Kalo kelamaan nanti malah ngak kuat puasa. hehe" Jawab mereka bersahutan.
Sesaat mereka nampak melepas lelah dengan bercanda ria, dan tak terasa pagi begitu cepat berlalu. Berbagai kegiatan ringan pun telah kami lakukan.
"Dik, fotoin kita dong... tadi katanya kamu yang jadi fotografernya..." pinta Rahma memanja.
"Emang dimana kamera digitalnya?" tanyaku.
"Tuh, di kamar kamu." jawab Rahma sambil memberi isyarat ke kamarku.
Ya, ketika itu memang masih jarang Handphone/Smartphone canggih seperti sekarang. Kamera digital pun masih jarang, di antara kami hanya Rahmalah yang punya. Maklum lah, denger-denger dia anak Kepala Desa sekaligus putri satu-satunya. Jadi ya bisa dibilang hidupnya selalu tercukupi dalam keluarga kelas menengah ke atas. Setelah ku ambil kamera di kamarku, aku kembali bergabung bersama mereka.
"Yang bagus lohh... awas kalo enggak!" celoteh mereka.
"Nih moto ndiri aja lah..." jawabku sembari menyodorkan kamera ke arah mereka.
"Uluh-uluh... gitu aja ngambek... cepet tua loh..." kata Tuti membujuk.
"Udah ah cepetan fotoin, keburu ilang cantiknya." canda Rahma dengan penuh percaya diri.
"OK princes...!" jawabku sambil mengerlingkan mata.
"Hih dasar genit!" sahut Rahma.

Setelah melakukan berbagai sesi pemotretan, aku pun melihat hasilnya dengan menggeser-geser foto-foto tadi. Ku geser-geser ke belakang, dan... "Ya Tuhan...!!!" gumam ku dalam hati. Aku melihat foto Rahma yang tak berhijab dan terlihat memakai tengtop. Mungkin mulutku bisa menahan untuk tak mengucapkan kata-kata, namun raut wajahku tak bisa berbohong. Dengan cepat Rahma tiba-tiba menyerobot merebutnya dariku.
"Hehh!!! liat apa sih???!!! lancang!!!" tanya Rahma dengan nada marah.
"Maaf..., cuma liat dikit kok." jawabku dengan nada penyesalan.
"Sial! Sial...!" bisik Rahma sembari mengutak-atik kameranya.
"Kenapa sih Ma...? sampe kesel banget gitu" tanya Tuti sambil mendekati Rahma.
"Nggak papa kok..." jawab Rahma sambil menghindar menjauh dari Tuti.
Kami pun akhirnya terdiam, dan aku memilih duduk di ruang depan untuk menenangkan diri dan meredam ketegangan yang ada.
Setelah beberapa lama kemudian, Rahma perlahan menghampiriku.
"Maaf Dik, aku yang salah. Foto-foto pribadiku belum aku hapus." ungkap Rahma penuh penyesalan.
"Iya Ma, nggak papa kok... aku juga minta maaf udah lancang buka-buka galeri kamera kamu." jawabku dengan pasang wajah menyesal juga.
"Udah lah, orang udah terjadi. Eh..., tapi omong-omong kamu liat fotoku yang mana?" tanya Rahma penasaran.
"Cuma dua foto kamu di kamar make tengtop itu kok." jawabku.
"Oh... ya udah lah nggak papa. itu juga aku foto iseng aja. tapi jangan bilang temen-temen ya..." ungkap Rahma basa-basi sambil memberikan kameranya kepadaku dengan syarat.
"OK, Sip... rahasia kita berdua." jawabku meyakinkan Rahma.
"Itu foto-fotonya dipidah ke komputerkamu aja dulu. kayaknya udah mau habis tuh memorinya." kata Rahma.
"Siap Princes...!" jawabku sambil mengerlingkan mata.
"Emang genit nih anak, huuhhhffft..." jawab Rahma dengan kesal.

Memang sebagian teman kelas kami memanggil Rahma dengan Princes, karena hobi Rahma adalah menyuruh orang untuk melakukan sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Aku sih maklum aja, mungkin karena dia merasa cantik sehingga menggunakan pesonanya untuk menyuruh atau memina tolong kepada teman sekelas terutama yang laki-laki.
Setelah kamera Rahma berada di tanganku, tiba-tiba Rahma tampak seperti ragu.
"Eh Dik, bentar-bentar. mana kameranya?" tanya Rahma sambil mengulurkan tangan isyarat meminta kepadaku.
"Ini, kenapa?" tanya ku keheranan.
"Emmmmm, nggak jadi deh. Sana dipindahin aja dulu fotonya. hehe..." perintah Rahma sambil berlalu.
"Haduhhh, cantik-cantik tapi nggak jelas gitu." kataku lirih.

Melihat raut wajah Rahma yang seakan menyembunyikan sesuatu, semakin membuatku penasaran. Kamera yang sudah ada di tanganku pun aku buka kembali di kamar orang tuaku. Ku geser-geser kembali, berharap masih ada foto serupa yang tersisa. Setelah beberapa foto ku geser dengan pelan, akhirnya seluruh harapan dan ambisiku terbayar.

Aku melihat sebuah foto, seorang gadis muda terlentang dengan keadaan telanjang tanpa sehelai benang pun mentupi keindahan tubuhnya. Kedua kakinya terbuka sehingga terlihat apa yang ada di pangkal pahanya. Tangan kirinya terlihat berada tepat di atas liang kewanitaanya itu. Jari tengahnya memanjang membelah garis tengah vagina yang merah merekah. "Aaahhhhh..." desahku pelan. Ku perbesar, semakin dekat, dan dekat. Gairahku semakin berkobar membara, ketika ku lihat cairan putih kental menghiasi rekahan vagina itu. Ku perhatikan dengan seksama. Semakin kuperhatikan, semakin ku yakin bahwa gadis muda yang ada di foto itu adalah Rahma. Cincin tunangan yang melingkar di jari manis tangan kirinya, semakin menguatkan dugaan dan keyakinanku.
"Ya... ini adalah Rahma" gumamku dalam hati. Sudah cukup meyakinkan bagiku dengan adanya cincin tunangan itu, walaupun payudara dan wajah di foto itu semakin samar di kegelapan. Nafsu birahiku seakan berteriak dan pikiran mesumku aktif secara spontan, memikirkan bagaimana langkah selanjutnya untuk bisa menikmati keindahan tubuh Rahma. Namun di satu sisi, akal sehatku menahan. Akal sehatku menyadarkanku bahwa aku terlalu takut untuk mengancamnya dengan sebuah foto.
"Hem..., biarlah aku bertaruh dengan keberuntungan." kataku dalam hati.


 
Silahkan para suhu apdetannya, maaf tdk bisa membalas satu per satu komentar para suhu, maaf juga bila terlalu lama menunggu.

..::KEBERUNTUNGAN TIDAK DAPAT DILOGIKA::..

:beer:
 
Suhu @TOGE_ther, ijin untuk ngajakin teman2 di mari.

:sos:Manteman-teman kumpul.... Kumpul dimari. Ada cerita baru nih, hagus kanyaknya.
Om @kuciah, om @RAYxy, om @timo7, om @cung tangkil, om @Yoed, om @kelana678, om @deqwo, om @jodoaNG, om @D 805 KI, om @kenthu, om @nabirongx, om @Kusan6, om @bek453, om @galey, om @teecomz.

Dan yang belum di sebutin nanti disambung sama om @kuciah atau yang lain.

Salam kenal ya hu, ane sekalian ijin biki. patok buat ikut memantau cerita suhu terima kasih.
Telgram baru di terima om @rad76...
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd