Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Semua ini Karena Dia

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Aku dan Ivan sudah sampai di kelas. Aku berusaha untuk tidak terlihat semencurigakan mungkin. Memang aku dan Ivan belum melakukan apa-apa, tapi apa yang kita rencanakan sangat berbahaya.

Di kelas aku dan Ivan duduk di belakang. Guru demi guru datang dan pergi. Ya, sekolah sungguh membosankan. Di kelas hampir tidak pernah terjadi apa-apa. Sesekali aku melihat ke arah Dinda didepan, berharap mungkin dia bakal noleh ke belakang. Mungkin benar kata Ivan, aku harus Ngentot dulu biar bisa percaya diri. Demi Dinda, aku rela buat ngikutin Ivan.

Bel pulang sudah berbunyi. Semua orang berhamburan keluar kelas, kecuali aku dan Ivan. Aku kembali sadar akan konsekuensi yang bakal datang. Gila aja, kita siswa SMA bakal nyoba buat memperkosa! Tapi sudah tidak ada kata mundur.
"Dar, dengerin. Liat"
Ivan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Benda itu berbentuk botol tetes mata, tulisannya 'Chloroform'.
"Lu tetesin ke kain lap, terus nanti lu tempelin ke mukanya Mbak Lia nanti"
Ivan menjelaskan ke aku bagaimana cara kerjanya. Tapi bentar, Ivan kok bisa punya obat beginian?
"Kamu dapet darimana cuk? Kok udah siap sedia gini?"
Aku mulai bertanya ke moral Ivan. Kalau dipikir, Ivan ini kayaknya penjahat kelamin kelas kakap. Hari pertama masuk sekolah dia sudah nyiapin obat bius. Ok, mungkin aku ga segila Ivan. Aku masih punya hidup nyaman, aku gaperlu ngikutin apa omongan Ivan kan?
"Udaah, lu nurut aja Dar"
Ivan meyakinkanku, atau mungkin menyembunyikan sesuatu. Iya, masa lalu Ivan bukan urusanku. Ada target yang harus aku eksekusi sore ini.

Kami berdua siap dengan rencana awal. Aku dan Ivan berpura-pura nongkrong di Kantin sampai Maghrib. Kios-kios kantin mulai beres-beres. Mbak Lia terlihat menggoda saat itu. Dia mengangkat kardus es sambil berkeringat, seksi sekali menurutku disaat dia harus berjongkok untuk mengambil kardus dan bokongnya tersaji didepan mata.
Hari semakin gelap, dan penjaga kios-kios mulai pulang. Mbak Lia sendiri sepertinya sudah selesai, dia berjalan ke Arah kamar mandi belakang. Ivan memberiku tanda untuk mengikutinya. Rencananya, Ivan akan jadi penjaga selama aku beraksi.
Mbak Lia masuk ke kamar mandi. Waktu yang pas untuk aku berjaga didepan pintu, siap untuk menyergapnya saat keluar. Beberapa kali aku menoleh kedepan,ke arah gerbang kantin. Aku melihat Ivan sedang berjaga, dia melihatku dan mengangguk. Aman-aman saja menurutnya.
Menunggu Mbak Lia untuk keluar sungguh mendebarkan. Aku bisa mendengar suara air dari dalam. Banyak sekali pikiran yang terlintas di kepala. Perlukah aku melakukan ini? Apa tidak kasihan ke Mbak Lia? Tapi aku pengen. Aku mau dan aku harus. Bentar, kok didalam kamar mandi tidak ada suara? Diam itu membuatku berjaga lagi, lap ditangan kanan sudah siap. Mbak Lia bisa keluar kapan saja, hening ini membuatku semakin gugup.
Tiba-tiba pintu terbuka! Mbak Lia yang tidak siap langsung kubekap. Sebisa mungkin aku menutup mulutnya dengan lap agar tidak ada suara. Aku mendorong Mbak Lia masuk lagi ke kamar mandi masih mencoba membius dia agar cepat pingsan. Mbak Lia terdorong ke tembok, tangannya berontak mencoba melepas dekapanku. Aku hanya berharap dia cepat-cepat pingsan.

Dan Mbak Lia berhasil pingsan. Kakinya lemas dan badannya mulai berat ditanganku. Aku mendudukkan dia dan keluar dari kamar mandi. Aku menoleh ke arah depan, mengangguk ke Ivan. Kubisikkan sesuatu ke dia dari jauh "Sukses bro"
Sam iki ga dilanjut tahh?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd