Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SELIMUT ANGAT(copas.com)

cibleks

Suka Semprot
Daftar
12 Dec 2012
Post
10
Like diterima
1
Bimabet
Awal berdirinya perusahaanku aku
termasuk karyawan pertamanya.
Pada waktu itu aku seorang
karyawan sebuah pabrik pembuatan
saos di kota Pekalongan, posisiku
adalah sebagai supervisor bagian
marketing sesuai dengan ijasahku di
bidang ekonomi-akuntansi, kini
pengalaman ini aku tulis aku
menduduki salah satu jabatan
direktur di perusahaanku. Sebagai
seorang supervisor tentunya aku
mempunyai beberapa staff yang
sebagian besar perempuan. Dalam
merekrut karyawan tentu aku yang
banyak menentukan kriteria seorang
calon karyawan.
Yang pertama adalah menarik,
diutamakan bila cantik. Pendidikan
terendah SMA, tinggi badan
terendah 155 cm dan tentunya tidak
terikat oleh perusahaan manapun.
Mau bekerja full time bila
perusahaan membutuhkan dan
bersedia bertugas ke kota lain bila
order berlimpah.
Kriteria itu aku kirimkan ke sebuah
surat kabar terkenal dan hasilnya
banyak sekali pelamar yang
berminat bahkan melebihi dari
kriteria yang aku butuhkan, mereka
sarjana semua seperti aku. Di awal
berdirinya perusahaan hanya
membutuhkan sepuluh karyawan,
satu diantaranya seorang laki-laki.
Karyawan laki-laki aku kirim ke luar
kota untuk merintis bagi masuknya
order baru. Ternyata pilihanku tidak
salah, karyawanku itu ternyata
pandai menarik order sehingga
perusahaan kebanjiran order.
Satu dari sembilan staffku bernama
Shariffa dipanggil dengan Iffa. Selain
cantik, kulitnyapun mulus dengan
sorot mata yang menawan sehingga
membuat jantungku berdegub-
degub bila dekat dengannya. Dia
sudah bersuami, suaminya kini
tergolek lemah dirumah akibat
kecelakaan yang dialaminya
sehingga membuatnya lumpuh.
Santunan yang diberikan dari
perusahaan suaminya berkerja
habis untuk berobat suaminya.
Kejadian itu sudah hampir setahun
yang lalu, lambat laun kondisi
keuangan mereka menipis itulah
yang membuatnya harus mencari
kerja untuk menghidupi
keluarganya, merawat suaminya
diserahkan kepada ibu mertuanya.
Untung mereka belum dikaruniai
anak, sehingga Iffa leluasa untuk
mencari kerja, meninggalkan sang
suami tercinta dalam perawatan
ibundanya.
Pengalaman hidupnya diceritakan
kepadaku ketika kami berhenti untuk
makan di rumah makan dalam
perjalanan menuju ke Jogja. Hanya
kami berdua, sopir yang kami pakai
minta ijin karena keponakannya
akan disunat. Di Jogja kami langsung
menemui beberapa klien kami untuk
melakukan transaksi, kalau dihitung
ada puluhan toko yang berhasil
kami tambah ordernya hal yang
sangat luarbiasa bagi karierku.
Kami menginap disebuah losmen di
sekitar daerah Maerokoco di jalan
Jogja-Magelang. Mobil kijang yang
kami pakai aku belokkan masuk ke
halaman parkir losmen, untuk itu
perusahaan mempercayakan aku
membawa salah satu dari beberapa
mobil terbaiknya.
"Mas satu kamar saja," kata Iffah
kepadaku ketika kami hendak keluar
dari mobil.
"Kenapa?" Seraya aku melirik
kearahnya, tampak dia tersenyum
sambil menyibak rambutnya yang
tergerai.
"Biar ngirit, uang kamarnya bisa aku
belikan obat untuk suamiku."
"Oke, baiklah kalau begitu istri yang
baik."
"Ah, jangan begitu dong," sambil
mencubit pahaku.
"Eit, jangan ketengah-tengah lho,"
aku menggoda.
"Ih mas nakal ah."
Gurauanku yang hanya sesaat
ternyata ditanggapi lain oleh Iffah,
tanpa sepengetahuanku rona
wajahnya berubah memerah. Wajar,
hampir setahun tubuh mulus itu
sudah tidak terjamah oleh suaminya.
Lalu kami keluar dari mobil menuju
ke resepsionis dan mendapat kamar
dengan satu ranjang. Seorang
belboy atau pelayan mengantar
kami dan membukakan pintu.
"Masih ada yang bisa saya bantu
pak?"
"Tidak," seraya aku mengulurkan
satu lembar uang sepuluh ribu,
"terimakasih mas" kataku.
"Saya juga terimakasih pak," kata
pelayan itu seraya menerima uang
yang aku sodorkan.
"Aku mandi dulu ya?"
"He-eh," gumamku sambil
mengeluarkan beberapa pakaian
untuk diletakkan kedalam lemari.
Rencananya kami di Jogja selama
dua hari. Ketika aku menoleh kearah
kamar mandi, ternyata pintunya
tidak ditutup selang beberapa saat
kemudian terdengar dia
memanggilku,
"Mas"
Berlahan aku beranjak kearah suara
dari dalam kamar mandi, 'DEG..!'
jantungku serasa mau meloncat
ketika aku sampai di pintu tampak
Iffah hannya mengenakan beha dan
celana dalam berwarna merah saja.
Mataku melotot memandang lekat-
lekat kepayudaranya yang masih
tertutup beha ukuran 34,
menggantung indah. Sementara
pelan mataku menyapu kebagian
bawah tampak selangkangannya
menonjol berbalut celana dalamnya.
Dibaliknya tersebunyi rambut-
rambut tebal dan dengan malu-
malu Iffah menggeser salah satu
kakinya sehingga tampak belahan
tempeknya samar-samar.
"Mandi bareng mas"
"Y-Ya," kataku gugup.
"Koq diem saja, lepas dong."
Seperti kerbau dungu, aku melepas
pakaian yang aku pakai.
"Ah-h!"
Iffah terpekik ketika aku melepas
celana dalamku, tampak kontolku
tegak menjulang. Suatu anugerah
yang tidak aku bayangkan, aku
memiliki kontol berukuran long size.
Mendekati angka 19.5 cm dari
pangkal atasnya ditambah bundar
bagian bulat kepala kontolku yang
aduhai. Rambut didadaku yang
merambat turun menghiasai seputar
pangkal kontolku. Kepalanya yang
bundar besar tidak dapat menutupi
bahwa memang aku memiliki kontol
seukuran pisang ambon besar,
sungguh duakali ukuran standar
yang tinggi badanku 170 cm dan
berat 62.5 kg.
"Ahhh..!" Iffah bergumam lirih
didalam kamar mandi berukuran
2x2 meter ketika aku masuk
mendekat.
"Segede ini mas punyamu,"
mukanya memerah menahan nafsu
birahi, napasnya mulai memburu
memperlihatkan sepasang
payudaranya yang berukuran 34B
bergetar-getar. Terasa kelembutan
telapak tangannya ketika dia
menggenggam batang kontolku,
"tidak sebanding dengan suamiku,
hhmm.." kedua tangannya meremas
lembut hingga bagian kepala
kontolku.
"Bagaimana?"
Sambil aku mengusap rambutnya,
sementara pandangan Iffah tidak
lepas dari kontolku yang dirmasnya
dengan lembut.
"Gedhee sekalee gito loh!"
Aku mengangkat wajahnya, dia
menatap tajam kearahku. Api birahi
terlihat dari sorot matanya yang
nanar tajam menusuk kedalam
kornea mataku. Aku tidak perduli,
aroma parfum dan dan bau keringat
sudah bercampur jadi satu. Untung
saja mobil yang kami pakai ber-AC
dan berparfum sehingga kami tidak
bermandi keringat ketika kami putar-
putar Jogja untuk menemui klien
kami.
Sekian lama semenjak suaminya
menderita lumpuh, Iffah
menghabiskan hari-harinya untuk
mengurus suaminya. Kelumpuhan
yang menimpanya membuat
suaminya tidak mempu menjalankan
tugasnya sebagai seorang suami
dan laki-laki. Kini, kerinduan akan
sentuhan seorang laki-laki menohok
jantungnya. Iffah kuatir dan takut
keluguan dan kealimanku dimatanya
akan menolak ajakannya. Wow
justru sebaliknya, dengan semangat
juang tinggi dan birahi yang
meledak-ledak aku tidak menyia-
nyiakan kesempatan ini.
"Hhmm.. ssstttt.." aku menjatuhkan
bibirku dan mendapat sambutan
hangat dari Iffah. Sebentar dia
melepaskan genggaman kontolku
dan melingkarkan naik kedaua
tangannya kearah leherku. Kedua
tanganku merayap diseputar
punggungnya sementara bibir kami
saling berpagutan, lidah kami saling
meliuk-liuk. Sementara kontolku
yang besar menekan lembut
selangkangannya.
"Hm-mmh...!!!"
Iffah melenguh, napasnya terasa
hangat menerpa ujung hidungku
ketika aku menekan pinggulku ke
selangkangannya sehingga batang
kontolku menekan permukaan
tempeknya. Pandangannya gelap,
besar, sangat besar kontol ini
pikirnya penuh birahi. Kontolku
meliuk-liuk dalam jepitan pinggulku
dan selangkangannya membuat
keluar cairan bening dari kepala
kontolku.
Kami terus berpagutan, lidah kami
meliuk-liuk penuh nafsu, sementara
air liurku dan air liurnya sudah
bersatu membasahi kedua mulut
kami. Tak ketinggalan kontolku
melesat kesana-kemari di
permukaan celana dalamnya. Aku
berusaha melepas tali beha yang
dipakainya, tersibak sepasang
payudaranya dan aku meremasnya
dengan lembut. Ciumanku merayap
turun kepermukaan puting susunya
yang aku jepit menggunakan
sepasang bibirku.
"Sssttt..tt..mmaa... sss.." dia
mencengkeram kedua pundakku.
Sementara bibir dan hidungku asyik
di sepasang payudaranya, telapak
tangannku berlahan menarik turun
celana dalamnya. Iffa hanya
bersandar pada bak air kamar
mandi dengan muka dan mulutnya
mendesah.
"Terruss.. sss... masss..!!"
Ciumanku merayap turun, cairan
keluar dan meyayap turun dari liang
vaginanya ketika lidahku mulai
bermain di klentitnya.
"Ah..hh..nikk..kk..mm..aat..!!!"
Iffah terdongak seraya sedikit
membungkuk manakala klentitnya
dengan menggunakan bibirku aku
tarik dengan lembut keluar lalu
ujung lidahku menjilat sambil
memutar-mutarnya.
"Pppp.. fff... fff....!!!"
Crot..crot..crot...!! Iffah terkulai
sambil memelukku dia sudah
orgasme. Tangannya menuntunku
keatas ranjang, menyuruhku duduk
ditepian dengan dia berlutut dan
tangannya menggenggam kontolku
sesaat lidahnya mulai berputar-
putar di kepala kontolku yang telah
mengeluarkan cairan. Berlahan
genggamannya bergerak naik turun
mengocok-ngocok kontolku yang
berkilat-kilat akibat cairan birahinya.
"Ahh-h"
Melihat aku terengah-engah Iffah
menghentikan kocokannya, kontolku
sampai memerah dan berdenyut-
denyut.
"Dimasukkan mas," Iffah bergegas
naik keranjang dan terlentang,
membuka kedua kakinya lebar-lebar
sehingga tempeknya membuka
bagaikan buah durian yang disibak.
"Ahh-h," dengan bimbingannya
kontolku mengarah kedinding
vaginanya. Kepala kontolku
menyeruak masuk menembus
hingga pangkal vaginanya. Hangat,
licin dan berdenyut-denyut
mencengkeram batang dan
menjebak dalam-dalam kepala
kontolku. Dengan memeluknya erat
aku mempermainkan pinggulku naik
turun.
"Sssttt.. ttt... nnni.. kk..mmaatt...
sssstt.." Iffah turut memutar-mutar
pinggulnya, sementara kontolku
yang berukuran jumbo
tercengkeram erat oleh vaginanya
yang biasanya dimasuki oleh kontol
suaminya yang berukuran standar.
Iffah menekan kuat pinggulku
dengan kedua tangannya tapi
karena panjangnya 19.5 cm maka
3/4 saja yang masuk, itupun Iffah
sudah sangat-sangat merem-melek.
Luar biasa kontol yang aku miliki,
kesombongan melintas dalam
benakku. Tapi yang namanya
pengalaman merupakan modal yang
utama selain besarnya kontolku.
Tidak sampai lima belas kali
sodokan tiba-tiba crot-crot-crot aku
menembakkan spermaku, melihat itu
Iffah tidak tinggal diam. Kedua
kakinya menelikung dipinggulku,
mendekap sangat erat dan crot-crot-
crot diapun orgasme untuk yang
kedua kalinya.
"Ennaaakk..gila!"
"Mau telpon siapa?" Kataku disuatu
pagi ketika kami merencanakan
untuk kembali ke Pekalongan.
"Telpon rumah," katanya dengan
manja sembari tiduran di ranjang
losmen. Mataku memandang
payudaranya dalam balutan kaos
berwarna biru ketat. Dibagian
pusarnya terlihat dan resletting
celana jeans-nya tidak dikancingkan
sehingga celana dalamnya yang
berwarna biru terlihat sangat
kontras dengan warna kulit
tubuhnya yang putih mulus.
"Kangen?" Selidikku dengan nadah
cemburu, aneh padahal toh dia
akan menelepon suaminya.
Suaminya yang sah dan aku
cemburu justru akulah yang aneh,
tapi itu tidak aku sadari. Aku
menelan ludah manakala tanpa
sengaja Iffah menggeser badanya
sehingga resletting celananya
semakin melorot sampai kedasar,
hanya tinggal menunggu ditarik
turun maka terbukalah semuanya.
"Mau bilang kalau aku pulang tiga
hari lagi," dia melirik manja kearahku
dan mungkin dengan sengaja sedikit
menurunkan belahan celananya dan
telapak tangan kirinya merayap
kepermukaan celana dalamnya yang
berwarna biru, lalu terdengar dia
berbicara dengan seseorang di
telepon genggamnya. Aku hanya
melongo, pintu lemari yang hendak
aku buka aku tutup kembali.
"Pa, masih ada orderan yang harus
aku selesaikan nih. Aku balik tiga
atau empat hari lagi, gimana
kabarnya?"
Iffah diam sedang mendengar suara
balasan dari HP-nya.
"Aku hati-hati deh pa, da." Lalu dia
memandang kearahku, aku hanya
melongo didepan lemari.
"Tiga hari lagi kita pulang, oke?"
Iffah melepas kaos yang dipakainya
beserta behanya, membuat
payudaranya yang bulat kenyal
terbuka, sementara celana jeansnya
sudah hampir 1/3 melorot kebawah.
"Ayo, kita mulai lagi"
Aku merayap di dadanya dengan
tidak mengenakan pakaian selembar
pun, kami berdua kembali berbugil
ria di pagi itu.
"Uggh..hh..!"
"Auww..!"
"Massuu.. kk.." Seraya aku
menyodokkan pinggulku.
"Ssstt.. ttt.. nnii..kkk..mm..m..aaat.."
Sodokan dari pinggulku ke liang
vaginanya alhasil membuatnya
kelojotan, cairan yang keluar dari
vaginanya sebagai pelicin karena
sekali lagi hanya 3/4 kontolku yang
tertancap di dalam vaginanya. Bukan
erangan kesakitan melainkan
erangan kenikmatan yang keluar dan
akan berulang-ulang terdengar
sampai beberapa hari kedepan. Satu
lagi kelebihanku adalah ternyata aku
mampu melakukan orgasme sampai
tiga kali, ini yang jarang dimiliki oleh
laki-laki lain. Kelebihanku inilah yang
dimanfaatkan oleh Iffah sehingga
membuatnya mana tahaann.
Masih ada Iffah-Iffah lain yang ikut
merasakan kontolku, dimana dalam
pekerjaanku aku termasuk sukses
nyatanya order perusahaan sangat
banyak sehingga pegawai marketing
pun aku tambah. Tidak jarang
selama aku bawa mereka keluar
kota mereka aku perlakukan sebagai
selimut biologisku tentunya dengan
iming-iming bonus yang besar.
Inilah yang membuat mereka
tergiur, semua berkat uang. Bagiku
itu semua gampang, dengan bonus
sangat besar dari perusahaan aku
dapat memenuhi kebutuhan staffku
yang bersedia dan harus mau
menjadi selimut biologisku.
Beberapa diantaranya menolak dan
mereka menanggung akibatnya yaitu
aku keluarkan dengan dalih banyak
hal.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd