Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI SELAMAT ULANG TAHUN![LKTCP 2018]

Arya2000

Suka Semprot
Daftar
18 May 2018
Post
4
Like diterima
3
Bimabet
Terima kasih kepada semuanya yang memberikan kesempatan kepada saya membagi cerita karangan saya sendiri.Nama tempat tokoh dan kejadian hanyalah fiktif.


SELAMAT ULANG TAHUN !


“Kyaaaaaaaaaaaaaa”

Munculnya sang mentari disambut jeritan wanita berpakaian serba hitam.Suaranya menggema di lembah yang mengelilingi taman tempatnya berdiri.Udara dingin menusuk, tetapi wajah Si Wanita terlihat merah seolah terbakar.Panas! Tegang! Bagaimana tidak,beberapa menit yang lalu ketika dia sedang enak-enaknya merenggangkan badan sambil menghirup udara segar .Tiba-tiba di depanya melintas seorang gadis berpakaian berantakan, berjalan sempoyongan dengan wajah pucat seperti mayat.Masih terbayang di benaknya,tatapan mata tak bersahabat si gadis.Meskipun beradu pandang hanya sesaat,wanita itu dapat melihat pancaran mata tanpa emosi dan penuh rasa putus asa. Gadis itu menyeret langkah dengan bibir bergetar hebat kemudian mencengkram tembok pembatas dan naik.

Buuuuuggg sreeek sreeekkk

Dalam hitungan detik,gadis itu lenyap.Hanya menyisakan suara bergedebuk .Tubuh gadis itu sudah berguling di lereng curam yang dipenuhi semak dan pohon besar.Si wanita hanya mampu menatap kosong ke tempat gadis itu meloncat.Tubuhnya bergetar hebat dan tak bergerak.Hanya teriakan pilunya yang sempat mengiringi. Semua terjadi begitu cepat.Samar-samar dia mendengar derap langkah di belakangnya, wanita itu menoleh.Seorang pemuda dengan wajah tak kalah pucat berlari ke arahnya.

“Mbak.. apa liat orang ke sini ?.. pake baju putih dan....”

Belum sempat pemuda itu menyelesaikan ucapan,tangan si wanita terangkat dan menunjuk ke arah gadis itu terjun.

“Ddiiia.. loncat ..” ucap si wanita terbata-bata.

Si pemuda panik,dia memegang tembok pembatas setinggi 1,5 meter yang di tunjuk si wanita,kemudian menunduk,menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan dengan cepat.Berkonsentrasi pada indera pengelihatanya,namun yang dicarinya tidak tampak.Hanya terlihat semak yang patah dan pohon-pohon besar menyeramkan.Pemuda itu bergidik,lereng itu sungguh curam.Kalau manusia jatuh ke sana,kemungkinan akan hilang dan susah di cari.Dia hendak naik ke tembok tetapi mengurungkan niat kearena orang-orang mulai berdatangan mengerumuninya.Pemuda itu bercerita dengan memperlihatkan gestur tubuh linglung dan menunjuk ke arah lembah.Orang yang mendengarkan kebanyakan hanya melonggo kebingungan.

Si pemuda merasa putus asa dan bergerak keluar dari kerumunan orang, kemudian duduk bersandar di tembok pembatas.Dia mengatur nafasnya yang tersengal.Kedua telapak tanganya bergerak menutupi wajah.Bahunya berguncang.Dia menangis sesegukan sambil menghentak-hentakan kaki.Selang beberapa menit dia mendengar suara orang berteriak ke arahnya.Pemuda itu mengangkat kepala.Dia melihat orang-orang mengerumuni sesuatu.Dia berdiri, kemudian berlari sambil mengusap air mata,dengan terburu-buru menerobos kerumunan orang.

Pemandangan di depannya membuat pemuda itu memejamkan mata.Tanah yang di pijaknya seolah berputar cepat.Dia sebisa mungkin mempertahankan agar tubuhnya tidak rubuh dan mencoba menenangkan perasaan yang campur aduk.Dia menarik nafas dalam kemudian memberanikan diri membuka mata.Hatinya merasa teriris melihat gadis yang terbaring di rumput.Kepala gadis itu berada di pangkuan seorang lelaki tua.Pakaiannya robek dan tubuhnya penuh luka.Matanya terpejam,kepalanya lunglai dan tubuhnya tidak bergerak sama sekali.

“Dia nyangkut di semak-semak,kalau terus meluncur turun,entah bagaimana cara menemukanya” ucap lelaki itu.

“Aaa..apa.. dia baik-baik saja ?” ucap si pemuda dengan suara bergetar.

“Kita harus bawa dia ke RS..,nafasnya lemah sekali “ ucap lelaki itu sambil mengangkat tubuh si gadis. Gadis itu mengerang lemah tanpa membuka mata. Terbersit secercah harapan di wajah si pemuda.

“Saya ikut !” teriak si pemuda tanpa sadar,si lelaki memandangnya sangsi.”Saya pacarnya..!” ucap si pemuda tegas.Lelaki itu menganguk.Mereka bergegas masuk ke dalam mobil yang berada tidak jauh dari sana.Mobil itu kemudian melaju cepat meninggalkan tempat itu.

Beberapa orang masih berkerumun di taman.Si wanita yang berpakaian hitam kini dikerumuni orang-orang.Wajahnya sudah tidak tegang,malah terlihat bersinar ceria.Dia bertingkah seperti artis dadakan yang sedang di kerubungi fans.

“Apa yang terjadi ?”

“Kenapa bisa seperti itu ?”

Wanita itu bercerita dengan antusias mengenai apa yang dilihatnya.Orang yang mendengar ceritanya menunjukan reaksi yang berbeda-beda.

“Tubuh gadis itu banyak luka aneh dan bekas cakar,aku sempat melihatnya ! “ seorang berucap dengan suara dibuat seseram mungkin.

“Ahhhh...palingan dia kena kutukan Sang Putri! Ngeyel sih,kemarin sudah Saya peringatkan tetapi enggak mau denger.Dasar anak kota !” ucap seorang wanita.


^^^^^^

*****​

September 2017

“WOW !! “

Aku takjub.Sungguh mengangumkan pemandangan di depanku,wanita dengan kecantikan luar biasa.Dia berdiri tegak. Tangan kanannya lurus ke depan dan memegang selendang berwarna emas,sementara tangan kirinya menekuk dan berkacak pinggang.Dua ekor anjing yang gagah mengapit wanita itu.Kami berjarak sekitar 5 meter.Aku terpaksa menengadahkan kepala untuk menatapnya karena tingginya hampir 3 kali tinggi tubuhku.Bukan karena aku pendek,tapi karena dia memang tinggi.

Wanita itu tidak bergerak sama sekali.Yap! Dia hanyalah karya seni.Sebuah patung wanita dengan bentuk tubuh hampir sempurna,mengalahkan keindahan wanita yang pernah aku lihat di dunia nyata.Patung yang terbuat dari material utama benda keras dan dikombinasi dengan berbagai macam penghias lain itu berdiri di atas sebuah bangunan berbentuk kotak yang dihias ukiran tradisonal yang indah. Ada tulisan cukup besar ‘REINKARNA’ di tengahnya.Reinkarna adalah nama orang yang di gambarkan patung tersebut.Konon,wanita cantik itu dahulu pernah hidup di sana.Dia adalah putri seorang raja.

Saat ini,aku berlibur di Taman Indah yang terletak di dataran tinggi pulau Pasaki,pulau tempatku lahir.Sebuah pulau kecil yang dihuni sekitar 1 juta orang.Taman Indah adalah nama tempat, luasnya kira-kira 2,000 meter persegi,posisinya di puncak sebuah gunung bernama Gunung Kopi.Tempat ini masih alami.Ada banyak pohon besar dan juga semak-semak liar.Mungkin juga banyak ada binatang buas di dalam hutan.Aku menginap di sebuah penginapan kecil berjarak kurang lebih 300 meter dari sini.Kemarin aku memesan dua kamar.Satu untukku dan satu lagi untuk pacarku yang akan datang hari ini.

Rendra,itulah namaku.Aku seorang lelaki dan aku tidak meragukan hal itu.Aku tahu bedanya alat kelamin pria dan wanita.Tinggiku sekitar 180 cm.Umurku sebentar lagi 22 tahun.Aku tahu dari KTP-ku.Aku lahir tangal 6 september 1995.Tapi jangan salah,69 bukan angka favoritku.Aku tidak mau diangap lelaki mesum.

Aku mempunyai seorang pacar bernama Reine.Dia cantik,kalau tidak cantik, tidak mungkin kujadikan pacar .Aku tidak pernah mengukur tinggi badannya.Satu hal yang aku sukai yaitu dia lebih pendek dariku sedikit saja,sekitar 10 cm mungkin.Jadi, terasa nyaman ketika dia merebahkan kepala di bahuku.

Aku mengenal Reine dari kecil .Kami satu sekolah ketika SD,SMP,dan SMA.Koleksi fotoku sebagai buktinya.Kulit Reine putih dan bersih .Selain karena pembawaan lahir, juga karena dia rajin mandi dan merawat diri. Matanya indah dihiasi bulu mata yang lentik menambah kesan cantik pada dirinya,apalagi alisnya yang melengkung rapi.Alis yang sangat spesial bagiku, karena alis alami dan bukan hasil mengambar.Aku tidak suka wanita yang sering merubah bentuk alis dengan menggambar.Rambut Reine hitam dan lurus.

Reine,yang kadang kupanggil Rein,cukup lama mencerahkan hariku dengan pandangan matanya yang berbinar-binar.Aku suka senyum Reine ,apalagi tawanya yang menghipnotis sehingga aku tidak berkedip melihat deretan gigi putinya yang dibingkai bibir kemerahan nan tipis.Selain itu,aku begitu suka wajahnya yang mendadak mendung berawan ketika jengkel,sangat menggemaskan.

Bentuk tubuh Reine begitu menggoda.Perut rata dan pinggangnya ramping .Pantatnya juga agak menonjol ke belakang dan terangkat,aku tidak tahu apa sebutan itu.Ukuran payudara Reine aku tidak tahu.Aku tidak pernah mengukur atau menanyakan kepadanya.Aku juga belum pernah menyentuhnya.Meskipun begitu,tetap saja aku sering meliriknya.Dari luar baju ,kulihat cukup mengunung dan sepertinya sangat berisi dan kencang. Beberapa kali dia memeluku dari belakang dan aku merasakan ada sesuatu yang kenyal menempel di punggungku.

Kalau kupikir-pikir,keelokan tubuh Reine mungkin mirip dengan patung Putri Reinkarna yang berdiri anggun di depanku sekarang.Itu hanya pendapatku,karena aku mengagumi kedua wanita itu.Meskipun satu makhluk hidup dan satu lagi benda mati.Memikirkan hal tersebut,membuatku hampir lupa kalau pandangan mataku masih belum lepas dari patung itu dan leherku mulai terasa sakit.

“Huuuffffffttt” kuhembuskan nafas kuat, lalu aku menunduk,kugoyangkan kepala untuk mengurangi pegal di leher.Hawa dingin yang menelusup celah pakaian membuatku sedikit mengigil.Kupejamkan mata sambil menarik nafas dalam. Udara yang memenuhi Paru-paruku terasa begitu bersih,sangat berbeda dengan udara kota tempat tinggalku yang penuh polusi.

Selain keindahan patung Putri Reinkerna,pemandangan dari tempat ini juga sangat memukau.Di sebelah Timur terlihat deretan rapat pohon-pohon besar dan tinggi,sinar Matahari pagi berkilauan menembus celah-celahnya.Saat aku menghadap ke Selatan dan menunduk,aku bergidik karena di bawahku adalah lereng yang curam dipenuhi pohon dan semak.Tidak bisa kubayangkan apa jadinya kalau aku menggelinding ke sana.Untung saja,ada pembatas yang terbuat dari tembok kokoh,tingginya mungkin 1,5 meter.Tetapi saat aku memandang tegak jauh ke Selatan,aku merasa tentram.Terlihat garis pantai yang memisahkan laut dan daratan,sangat indah.

“Hmmm..masih lama” aku bergumam sambil melirik jam tangan.Sekarang masih jam 7 pagi dan aku berjanji dengan Reine jam 9.Sebenarnya,aku sudah tidak sabar bertemu denganya tapi aku bosan menunggu.Aku memutuskan untuk berjalan menjauh dari patung itu dan duduk di kursi kayu di ujung taman.Kusandarkan kepalaku sambil memejamkan mata.Aku merasa begitu nyaman sampai kesadaranku berkurang.

Suara orang-orang berbicara membuat kesadaranku kembali.Aku melirik ke jalan undakan di bawahku,kulihat beberapa orang berjalan menuju taman ini.Aku juga melihat ke arah taman ,ternyata tanpa kusadari sudah ada beberapa orang di sana.Aku sempat tertidur dan tanpa mimpi.Aku menguap dan mengucek mataku.Kuperhatikan lagi sekelilingku,Reine tidak ada.Kulirik jam tangan,ternyata belum jam 9.

Untuk menghilangkan bosan,aku mencoba mencari kegiatan lain.Ya,kegiatanku adalah mengamati orang-orang yang mengambil foto.Terutama di area patung Putri Reinkarna.Aku mulai mengamati pasangan muda mudi yang sekiranya berpacaran dan ternyata tidak ada satupun yang mengambil foto berduaan di samping patung Putri Reinkarna.Mereka hanya mengambil foto dengan patung sendiri-sendiri.Kalau bukan hanya Si Wanita ,ya Si Pria saja.

“Jangan berfoto bersama pacar di depan patung Sang Putri,itu akan menghancurkan hubungan kalian !! Kalian akan di kutuk!!“

Ucapan dari orang yang baru kukenal mengiang di telingaku.Aku teringat kejadian kemarin sore.

Kemarin sore

Aku baru saja check- in dan malas diam di kamar.Kuputuskan untuk duduk di bangku taman penginapan sambil melihat bunga yang bermekaran.Aku mengosok-gosokan jemari di tempat kumisku yang baru tercukur dan mulai tumbuh.Aku menyukai momen ketika jemariku di gelitik oleh ujung kumis yang agak tajam.Hal sepele yang memberi kenikmatan ganda bagiku.Kenikmatan di ujung jari dan kenikmatan di atas bibir.

“Nungguin siapa Mas ?“ suara seorang perempuan mengagetkanku.Otomatis aku menoleh ke arah datangnya suara.Tanpa kusadari seorang perempuan berdiri di dekatku.Aku hanya terdiam dan menatapnya.Perempuan itu berwajah manis dan menarik.

“Kaget ya ? maaf “ ucapnya lagi dengan menahan senyum.Aku membalas senyumnya sambil menggeser tubuh merapat ke ujung kursi.Dia mengerti maksudku dan langsung duduk di sebelahku.

“Iya Bu,agak kaget “ sahutku datar,meskipun jawabanku sepertinya agak terlambat.

“Panggil ‘Mbak’ saja ,jangan ‘Bu’, Saya masih muda” ucapnya sambil tersenyum manis.

“Oh Ok.... “ aku mangut-mangut. ”Bagi saya ’Mbak’ atau ‘Bu” sama saja..” ucapku melanjutkan.Aku yakin wanita itu lebih tua dariku.Terlihat jelas dari guratan di wajahnya.Penampilannya juga.Dia mengenakan jaket cukup tebal dan celana panjang,terksean sopan tapi memperlihatkan lekuk tubuh indah.

“Sendirian aja menginap di sini?”

“Iya...tapi besok pacar saya datang” ucapku dengan memberi tekanan pada kata ‘pacar’.Aku ingin dia tahu kalau aku sudah punya pacar sehingga dia tidak ada niat menggodaku.Aku bukannya ke PeDe-an.Tetapi siapa tahu? Bisa saja dia tertarik padaku.Jujur saja,banyak yang mengatakan kalau aku ini memiliki wajah ganteng dan menarik.Di tempat seperti ini,bisa saja ada wanita yang kesepian dan berniat mencari lelaki.

“Oooh...janjian di sini ya ?”

“Iya,ingin mengambil photo prewed juga Mbak”

“Oh ya ! Mau nikah? Selamat ya!”

“Nikahnya masih lama,sekarang ambil beberapa foto aja dulu,siapa tau nanti bisa di gabung dan menjadi foto prewed”

“Oh ide bagus! Mas asli mana ?”

“Saya dari kota Kayu Hitam, Mbak “

“Oh ,orang kota toh ?”

“Iya...Mbak orang sini ya ?”

“Enggak ,Saya pemandu wisata ,kebetulan ada janji ama temen”

“Oh, sering ke tempat ini ?”

“Hu’um” perempuan itu menganguk.Aku terdiam kehabisan bahan pembicaraan.Aku juga tidak mau berbicara terlalu detil dengan seorang wanita yang baru kukenal.Aku takut hubungan kami semakin jauh dan dia menanyakn hal yang bersifat semakin pribadi kepadaku.Jadi kuputuskan diam dan menunggu dia berbicara.

“Oh ya,apakah Mas sudah tahu kalau tidak boleh ambil foto dekat Sang Putri,Foto dengan pasangan !” suara akhirnya meluncur lagi dari bibirnya.

“Sang Putri ?”

“Patung Putri Reinkarna di Taman Indah,Mas belum lihat ya ? ”

“Belum Mbak ,saya baru sampai tadi sore.Kenapa tidak boleh ambil foto ?”

“Katanya kalau ada pasangan yang belum menikah mengambil photo berdua di sana,akan putus cinta karena kutukan Putri Reinkarna “

“Putus ?”

“Yups “

“Hanya karena mengambil foto di dekat dengan sebuah patung?”

“Yes !”

“Aneh! Dan Mbak percaya?”

“Hmmm.. entahlah,yang pasti saya tidak pernah mengambil foto dengan pasangan di sana” ucapnya sambil sedikit memonyongkan bibir.Selain bibir,kalau kuperhatikan dengan lebih teliti,hidung wanita ini juga indah.Agak mancung meskipun tidak mancung-mancung amat.

“Mungkin karena Mbak jomblo dan tidak ada pasangan! Hahaha” ucapan itu langsung meluncur dari bibirku tanpa bisa kukontrol.Wanita itu nyengir kemudian menatapku lekat.

“Ternyata Mas bisa becanda juga ya,padahal wajah Mas terlihat kaku sekali,hihihi” dia tertawa kecil.”Tapi...Seandainya saya punya pacar,saya tidak akan mengambil foto di sana.Mungkin bisa di bilang,saya percaya dengan hal itu”

Kutatap wajahnya lekat.Dia manis! Tetapi aku tertawa dalam hati mendengar kata-katanya.Kalau aku amati, raut wajahnya memang terlihat serius.Pakaianya seperti orang berpendidikan,tetapi kenapa dia percaya kepada hal seperti itu? Jaman modern seperti ini,dimana kemajuan teknologi sangat pesat apakah masih wajar kalau kita percaya pada mitos.’Putus cinta karena berfoto di tempat keramat!’,Apa hubunganya? Cinta adalah tentang kekuatan hati.Tempat ya hanya tempat! Aku dan Reine sudah berkomitmen dari dulu untuk selalu bersama apapun yang terjadi.Ikatan hati kami begitu kuat.Aku begitu percaya kepadanya dan aku yakin dia layak dipercaya.Mungkinkah hal kecil seperti sebuah ‘foto’ bisa merusak semuanya? Yaahh.. kecuali foto dengan selingkuhan!

“Waahh...enak dong kalau benar seperti itu?” ucapan yang kembali meluncur dari mulutku setelah berpikir cukup lama.

“Enak? Kok enak Mas?”ucapnya bingung .

“Misalnya begini Mbak...”ucapku tegas agar terlihat serius.”Seandainya saya punya pacar dan saya merasa bosan.Saya ajak saja pergi ke sini,berfoto di tempat yang Mbak bilang! Daaan.... kemudian saya akan putus. Gampang sekali dong! Hahahaha...” suara tawaku yang cukup keras membuat raut wajah wanita itu agak aneh.

“Waduh, jalan pikiran Mas aneh deh,kalau mau putus kenapa repot-repot bawa ke sini? Tinggal bilang saja kan? Dan semua selesai” dari nada ucapanya, sepertinya dia tidak mau kalah berdebat.

“Misalnya saya takut bilang kalau saya sudah tidak cinta dengan dia ?”

“Mas harus bisa tegas lah! Kan lelaki...”

“Seandainya kami sudah bertunangan karena orang tua?” ucapanku membuatnya mengernyitkan alis menatapku.

“Sepertinya arah pembicaraan kita melenceng jauh deh,padahal baru kenal ,hihihi...” ucapnya dengan tawa kecil.“Saya hanya memberi tahu kok, karena saya mendengar hal itu dari orang-orang di sini dan saya juga mempercayainya” lanjutnya.Sepertinya dia merasa kalah berdebat denganku.

“Dan saya juga berhak tidak percaya kan ?”

“Tentu saja...”

Kemudian kami kembali terdiam cukup lama.Aku merasa tidak nyaman dan berpamitan kepadanya.Sebelum berpisah dia sempat menyebutkan namanya, Wiena.Nama yang bagus.

Obrolanku kemarin sepertinya tidak berarti apa-apa.Aku kira, banyak orang sependapat denganku tentang kutukan Sang Putri,ternyata aku salah setelah melihat apa yang terjadi di taman itu.Mereka semua fans Mbak Wiena! Wooow dia hebaaat !, kataku sambil tertawa geli dalam hati.Semua orang yang berada di sini sepertinya percaya kepada hal itu.Tentu saja,kecuali aku.Apakah mereka pura-pura percaya untuk menghormati kearifan lokal ? Atau mereka memang benar-benar percaya? Entahlah! Aku tidak ada niat menanyakan kepada mereka.Perdebatan kecilku dengan Wiena sudah cukup kemarin.Aku tidak mau di keroyok orang-orang dengan pemikiran tidak logis di tempat ini.

“Apa benar tidak ada orang yang berani mengambil foto dengan pasangan di sana?” pikirku.Rasa penasaran yang semakin menggelitik membuatku merogoh Smartphone dari kantung celana.Aku akan berselancar di dunia lain,dunia yang penuh informasi.Kucari hal yang berhubungan dengan patung itu.Aku beberapa kali mengerutkan alis membaca teori orang-orang tentang Patung Sang Putri.Aku tersenyum.Di dunia maya setidaknya aku punya pendukung.Yeaah! Ada yang setuju dengan pendapatku meskipun kebanyakan dari mereka belum pernah ke sini.Yang penting aku tidak sendirian! Aku kemudian mencari foto Patung itu.Sama sekali tidak ada foto orang berpasangan di dekat patung itu.Wow! Menakjubkan.Itu artinya,hampir setiap orang yang pernah kesini percaya akan mitos itu.

Untuk mencari kebenaran,kenapa bukan aku saja yang buktikan sendiri?” bantinku.Aku menantang diri sendiri.

“Yaaapzz,aku akan mengambil foto dan membuat video di sini dengan Reine.Nanti ketika kami menikah ,aku akan membuktikan kepada orang yang percaya tahayul itu kalau apa yang mereka percaya selama ini salah!” gumamku gembira.Ide itu begitu saja muncul di kepala.Aku merasakan energi yang membuncah membanjiri tubuhku.Aku sudah tidak sabar untuk melakukanya.Tapi apakah Reine akan setuju dengan ideku? Bagaimana kalau dia juga percaya mitos itu? Aku tidak mungkin memaksakan kehendaku kepadanya.Ah sudahlah,aku pasti bisa membujuknya! batinku penuh keyakinan.

Aku tersenyum tipis sambil menatap mata patung Putri Reinkarna dengan tajam seolah aku menantangnya.Tiba-tiba Angin berhembus keras dari belakang dan menghantam tubuhku.Daun-daun kecil terbang berputar tepat di depan patung Sang Putri.Tiba-tiba kurasakan tengkukku dingin.

“Akhhh !” aku memekik tertahan dan tubuhku reflek bergerak kedepan.

“Hihihi..” kudengar suara tawa yang begitu familiar.Aku memutar tubuh.Senyum langsung mengembang di bibirku. Pacarku sudah datang! Seperti biasa,Dia selalu cantik!

“Lama nunggunya Beb ?” aku sudah tahu kata-kata itu akan meluncur dari bibir merah seksinya.Aku tidak menyahut dan menatap lekat mata beningnya.’Tatapannya seperti mata kucing’,itu yang temanku sering bilang tentang Reine.

“Enggak..Samudra belum sampe mengering kok,Sayang “ ucapku.Tentu saja aku tidak mau mengatakan kalau aku sudah menungunya dua jam lebih.

“Samudra emang belum kering! Tapi bibir Sayang udah gersang tuh,hihihi” ucapnya.Aku langsung meraba bibirku.Benar saja,bibirku kering karena belum minum dari pagi. Aku suka kepada Reine karena dia begitu perhatian kepadaku.Bahkan mengenai hal-hal kecil.Buktinya,dia tahu aku kehausan.

“Kering karena menunggu siraman kasih sayangmu,Beib” ucapanku membuat dia tersenyum.Senyum yang mengalahkan hangat mentari pagi. Oh ya! Kami tidak punya nama panggilan yang kosisten.Kadang memangil ‘Beb’,’Beib’ ,kadang ‘Sayang’ atau kadang nama masing-masing,tergantung kondisi saja.

“Mo ngapain kita sekarang,Sayang?” ucapnya sambil mengamit lenganku mesra.

“Terserah ,yang penting berduaan aja!“

“Terserah ?” ucapnya dengan raut wajah aneh.”Ihh...Harusnya aku yang bilang ‘terserah’ bukan kamu Beb.Jadi cowok kok kurang inisiatif ”lanjutnya sambil memonyongkan bibir.Aku tahu dia hanya pura-pura marah.Buktinya,pelukannya semakin erat di tubuhku.

“Lihat pemandangan ,lihat danau ,makan dan bersantai.Mungkin ambil beberapa foto untuk prewed kita juga “ucapku.Dia memberikanku lirikan manja,kemudian mengangguk setuju.Aku gengam tanganya berjalan ke tempat sepi.Aku tidak suka keramaian karena tidak nyaman dengan lirikan mata orang-orang ke arahku.Apalagi ada dari mereka yang menatapku sambil senyum-senyum.Mungkin dia tersenyum kepada Reine dan berniat menggodanya.Aku tahu Reine ramah dan murah senyum,sehingga aku harus menjauhkannya dari orang-orang yang suka menggoda.

Aku menghabiskan begitu banyak waktu bersama Reine hari ini.Ketika bersama Reine,semua terasa begitu indah.Sehingga aku tidak menyadari hari sudah sore.Aku mulai berpikir mengenai mengambil foto di dekat patung itu.

“Yang,ambil foto di sana Yuk ?” ucapku sambil menunjuk patung Putri Reinkarna,suaraku agak bergetar.Aku harap-harap cemas kalau Reine akan menolak.

“Yuuk”ucapnya sambil berjalan mendahuluiku.

Apakah dia tidak tahu mitos itu? Atau dia tahu tetapi tidak percaya? Aku girang.Aku tidak menduga sama sekali akan semudah ini mengajak Reine.Pose pertamaku adalah memonyongkan bibir sambil mencium pipi Reine.Pose keduaku tidak jauh berbeda,hanya saja keningnya yang aku cium.Tentu saja semuanya di hiasi oleh senyum kami.Untung kamera depanku kameranya beresolusi besar.Jadi enak di pakai selfi.

Miew miew miew

Itu suara kameraku.Sudah berkali-kali jepretan kuambil.Orang orang mulai memandangi kami.Raut wajah mereka terlihat aneh. Mungkin mereka hendak melarang kami mengambil foto berdua,tapi tidak berani. Ahhh! Peduli amat! Siapa suruh percaya kepada tahayul! Aku mengandeng tangan Reine dengan penuh percaya diri dan tidak menyapa mereka sama sekali.

Hari perlahan semakin gelap.Matahari sudah terbenam.Kabut-kabut mulai menyelinap dan gelap sepertinya akan segera datang.Aku mengajak Reine ke penginapan.Aku merasa ada mata yang memandang dan mengawasiku,sedikit terasa tidak nyaman.Ahh sudahlah!Aku begitu bahagia hari ini.Aku tidak peduli apapun lagi.

*****

“Dulu saya bekerja di hotel yang di sana Mas.. “ ucap Receptionist yang berjaga sambil menunjuk hotel yang berada tidak jauh dari tempatku menginap.Malam itu,aku baru saja menyelesaikan urusan Check-in Reine.

“Kenapa berhenti ? Gajinya kecil ya?”

“Enggak Mas,bukan masalah gaji! Dua tahun lalu ada kejadian aneh dan menghebohkan di sini .Seorang wanita mencoba bunuh diri. Mereka adalah tamu hotel itu !“

“Kenapa ?” ucapku.

“Saya tidak tahu pasti .Waktu itu saya baru training selama dua bulan...“ ucapnya.Dia diam sejenak dan menatapku dengan serius.”Dengar-dengar ,mereka kena kutukan karena mengambil foto dengan Putri Reinkarna”

“Hahaha,karena Sang Putri?“ ucapku sambil tertawa.Mengapa semua orang di sini percaya mitos seperti itu?

“Iya...” sahutnya.

“Masnya percaya ?”

“Enggak Mas..”

“Kenapa tidak percaya ?”

“Itu tidak logis “ ucapnya sambil tersenyum.

“Saya juga tidak percaya “ ucapku mantap.”Berarti kita sepemikiran! “ Aku mengangkat tangan dan mengajaknya tos.Dia menyambut tangaku.Aku punya teman sekarang!

Namamu siapa,saya Rendra”

“Saya Tony” ucapnya.

Kudengar Suara Reine memanggilku,aku menoleh. Malam ini dia terlihat begitu cantik dengan balutan celana panjang jeans dan sweeter berwarna abu-abu. Dia langsung berlari ke arahku.Aku melebarkan tangan untuk menyambutnya dengan pelukan.

“Kami mau makan malam dulu “ ujarku kepada Tony untuk berpamitan.Aku merasakan ada sebuah kejanggalan.Aku seperti diawasi.Aku menoleh.Aku melihat Si Tony menatap kami, kemudian dengan cepat dia membuang muka ketika beradu pandang denganku.Aku merasakan sesuatu yang aneh dari pancaran mata yang aku tangkap tadi.Aneh dan benar-benar aneh!Aku melirik Reine yang tetap ceria di sampingku seolah tidak merasakan apa-apa.Aku melirik bokongnya yang menonjol dan bergerak indah ketika dia melenggok.Menggemaskan sekali! Aku kembali melirik Tony,dan dia kembali membuang muka.Anak kurang ajar itu pasti tertarik melihat bokong Reine! Hahaha! Aku tertawa dalam hati.Betapa beruntungnya aku bisa memiliki pacar secantik Reine.

Aku belum pernah bercinta dengan Reine.Aku begitu menghormatinya.Kami menyadari kalau kami belum menjadi pasangan yang resmi,dan sebuah pernikahan adalah ikatan yang suci. Hal itulah yang membuat aku dan Reine memutuskan untuk tidak tinggal dalam satu kamar.Kamar kami bersebelahan.Aku sengaja memesan kamar sedekat itu untuk memudahkan kalau perlu sesuatu.Penginapan yang aku tempati saat ini hanya memiliki 8 kamar dan berlantai dua.Empat kamar di atas dan empat di bawah.Setiap kamar di pisahkan lorong selebar 2 meter.Tempat Receptionist,Lobi dan Restourant ada di bawah.Untuk mencapainya harus turun melalui tangga.Tidak ada lift.Maklum,ini kan desa dan sudah itu cukup bagus.Karyawannya juga tidak begitu banyak.

Setelah makan malam.Aku mengantarkan Reine ke kamarnya.Dia terlihat begitu kelelahan sehingga aku sengaja memberikan waktu untuknya supaya bisa beristirahat.Sebernarnya aku masih ingin berduaan,tetapi aku menahan perasaanku.

“Selamat bobo Sayang,mimpi indah “ ucapku sambil mengecup keningnya.Dia menganguk dan memberikan senyum termanis yang pasti akan aku ingat nanti sebelum aku tidur dan mungkin juga sampai besok setelah aku bangun tidur.Aku melambaikan tangan ketika dia sudah rebah di tempat tidur.Kemudian aku menutup pintunya pelan.Aku bersiul-siul gembira ketika memasukan kunci kelubang pintu kamarku.

“Pacarmu sudah datang?” sapa Mbak Wiena.Lagi-lagi wanita ini mengangetkanku dan tanpa aku sadari berada di dekatku.Entah kapan dia datang.

“Udah,dia di kamarnya” kataku sambil menunjuk kamar Reine,aku berusaha tenang dan tidak ingin dia tahu kalau aku kaget lagi.Itu memalukan.

“Kalian tidak tidur sekamar?”

“Tidak” ucapku sambil menggeleng mempertegas pernyataanku.

“Wah,kamu lelaki baik ya ?”

“Hahaha ”aku tertawa.”Itu hanya masalah prinsip,Mbak .Kami berkomitmen saling menghormati dan saling menjaga”

“Dan prinsipmu bagus, Saya suka” ucapnya.”Bagaimana jalan-jalanmu ?”

“Sudah pasti menyenangkan karena ada pacar,haha” ucapku bangga.”Dan kami sudah mengambil photo di dekat patung Sang Putri.Berdua!”

“Serius? Kamu tidak takut kutukan itu benar ?” ucapnya sambil memecukan alis.Raut wajahnya seketika berubah.

“Saya tidak percaya Sang Putri yang begitu cantik akan memberi kutukan” ucapku yakin.

“Berhati-hati aja” ucapnya dingin.

“Hahahaa, apakah ada bukti kutukan itu benar?”

“Ada desas-desus yang mengatakan,kalau 2 tahun lalu ada yang patah hati dan hampir bunuh diri di sini”

“Apakah ada beritanya di Tv dan internet?”

“Eh.. hmm, enggak tahu! Mungkin ada...”ucapnya cepat tanpa menatapku.Aku tahu dia berbohong.Aku kemudian mengecek hp dan mencari di internet.Sama sekali tidak ada berita seperti itu dua tahun lalu.Aku heran dengan orang-orang yang percaya mistis.Ketika mereka menyebarkan gosip, pasti di awali dengan kata ‘katanya’.

“Lihatlah...” kataku.”Foto ini akan tetap abadi seabadi cinta kami”ucapku sambil menunjukan foto-foto yang tadi aku ambil di dekat Sang Putri.Aku tersenyum senang ketika kulihat pancaran aneh di mata Mbak Wiena.Dia sepertinya sulit mempercayai keberanian dan kenekatanku.

“Mbak tidak percaya aku seberani itu kan? Hahaha” aku yakin pacaran mataku berbinar-binar saat mengucapkan itu.Aku bangga.“Foto ini akan aku kirim beserta undangan pernikahanku untuk Mbak nanti” ucapku lagi.”Dan Mbak tidak akan percaya lagi akan kutukan patung itu,tidak akan pernah!”. Ucapanku hanya di balas senyum tipisnya.

“Saya duluan istirahat ya Ren”

“Kamar Mbak dimana?”

“Kamu sudah punya pacar masih aja nanyain kamar wanita lain, mau ngapain ?” ujarnya sambil tersenyum penuh arti.Aku melihat senyumnya yang mengoda.Bibir indah dengan polesan lipstik senada.Aku jadi teringat Reine.Pacarku tanpa lipstik,tetapi sangat cantik! Aku tidak menjawabnya.Hanya melambaikan tangan dan dia pun berlalu.Untuk apa juga aku harus tahu kamarnya? Aku mengeleng-gelengkan kepala.Aku menyesal bertanya.

*****

Aku merasa begitu lelah tetapi anehnya aku tidak bisa tidur.Beberapa kali kupejamkan mata dan mengganti posisi senyaman mungkin tetapi tetap saja kesadaran melekat dalam kepalaku.Kemarin malam,udara terasa sangat dingin,tetapi sekarang terasa begitu panas.Aku ingat kemarin aku malas berjalan ke kamar mandi saking dinginnya padahal kamar mandi begitu dekat. Akhirnya, aku mengulangi kebiasaan buruku.Kencing dalam botol air mineral dan meletakanya di bawah tempat tidur.

Malam ini aku kegerahan.Benar-benar kegerahan! Aku sampai mebuka bajuku.Apakah udara memang panas atau tubuhku yang panas?Kamar penginapanku tidak ada AC karena memang tidak mebutuhkanya.Tentu saja karena ini adalah di dataran tinggi dan udaranya sangat dingin.Yang di butuhkan hanyalah selimut.

Aku kembali memejamkan mata.Kali ini terdengar suara nyamuk yang menguing-nguing mengusik telingaku.Nyamuk Siaaaalann !! Aku memaki dalam hati.Dari kemarin mereka menganguku.Hal itu sebenarnya wajar karena aku berada di daerah yang banyak pohon.Aku beranjak ke arah meja di pojok ruangan dan mebuka sebuah plastik.Isinya adalah dua botol obat nyamuk semprot dan beberapa bungkus lotion anti nyamuk.Aku kemarin meminta tolong penjaga penginapan untuk membelikannya.Aku mengoleskan lotion dan mencoba untuk tidur lagi.Tetap saja tidak bisa dan tubuhku terasa semakin panas.Aku mencoba membayangkan kenangan indahku tadi dengan Reine, tetapi yang muncul malah bayangan Putri Reinkarna dengan tatapan matanya yang tajam.Ini aneh.Aku memikirkan patung itu.Aku dihantui!

Sebuah keinginan kuat mendorongku menggerakan tubuh bangkit dari ranjang. Aku bergegas ke kamar Reine dan merayunya untuk mengantarku ke Taman Indah.

“Rein,temenin aku ke sana ya?” ucapku.Kulihat Reine menguap dan bangkit dengan malas kemudian duduk di ranjang sambil mengucek matanya.Sepertinya dia sempat tidur.Dia menatapku tidak senang,aku hapal tatapan matanya itu,tetapi pada akhirnya dia menyerah dan mau menemaniku.

Suasana malam dan siang hari begitu berbeda di tempat ini.Tidak ada lagi pemandangan hijau di sekelilingku,berganti dengan gelap yang di hiasi kelap-kelip cahaya.Langit yang biru berubah menjadi hitam dan bertabur Bintang.Sangat indah! Angin berhembus mengoyangkan daun-daun mengeluarkan suara berisik tetapi merdu di telingaku.Sinar rembulan cukup mampu menerangi langkahku di jalan berundak.

Sesuatu yang masih terlihat sama di mataku adalah patung Putri Reinkerna.Tetap terlihat cantik dan mengagumkan,bahkan semakin indah.Cahaya Bulan yang menimpa sebagian tubuhnya membuat dia terlihat seolah hidup.Ada kilatan cahaya di mata indahnya yang terbuat dari batu akik.Hampir saja aku melupakan Reine yang berada di sampingku karena Patung Sang Putri.Aku kemudian memeluk tubuh Reine dengan erat.Tubuhnya hangat.

“Iiiihh.. bilang aja ingin berduaan,pake alasan mau lihat patung segala “ ucapnya sambil mencubit pinggangku.Aku tertawa geli.

“Aku gak bisa bobo Yang”

“Mikirin aku ? Hayooo ngaku “ ucapnya sambil menatap mataku.Duuuuhhh...tatapan Reine di keremangan malam sunguuuh mempesona,cahaya bintang di langit semuanya kalah !

“Enggak.Aku mikirin patung ini,gak tau kenapa bisa inget terus? ” jawabku.Reine sepertinya tahu kalau aku serius dengan ucapanku.

“Jadi? bangunin aku malam-malam cuma karena pengen liat itu aja?” ucap Reine dengan nada tidak senang sambil menunjuk patung Putri Reinkarna.

“Ingin berduaan dengan sayang juga dong,hehehe” jawabku sambil memeluk tubuhnya erat.Reine malah berontak melepas pelukan.

“Aku mau kesana ya,lihat laut!” ucap Reine cepat.Dia berlari kecil.Tubuhku ikut berputar karena bola mataku mengikuti langkahnya.Dia berdiri di atas kursi taman cukup jauh dariku.Memandang kelap-kelip lampu rumah penduduk dan juga kelap-kelip di laut.Aku hanya tersenyum lega.Aku tahu dia tidak benar-benar marah.Aku hapal tingkahnya.Aku kembali membalikan tubuh untuk melihat patung Sang Putri.

“Ya Tuhan..!!”teriakku kaget. Aku mundur beberapa langkah ketika melihat kilatan cahaya dari kedua mata binatang pengawal sang Putri.Dug Dug Dug, Jantungku terasa memukul dada dengan keras.Apa itu tadi ? Aku berusaha bersikap setenang mungkin.Kutoleh Reine,dia masih asik dengan memandangi laut.Aku tidak ingin menggangunya.

Aku mengendap-endap ke arah patung itu.Semakin dekat,detak jantungku semakin keras.Aku menahan nafas sambil memfokuskan pikiran.Kutatap dengan lekat kedua mata Sang Anjing tanpa berkedip.Tidak ada kilatan cahaya.Cukup lama pandanganku tidak lepas darinya. Semua tetap sama,tidak ada cahaya aneh atau apapun.Apa tadi hanya perasaanku saja ?Tanganku terjulur hendak menyentuh kaki Sang Putri.

“Ouucchhh” aku berteriak tertahan.Tangaku terasa kesemutan.Bagian yang kusentuh seperti mengalirkan listrik ke arah tanganku.Aku meniup ujung jariku yang terasa kebas.Apa ada aliran listrik disini? pikirku sambil mengamati patung itu.Tidak ada kabel sama sekali di sana.Lampu taman hanya ada di setiap pojok dan cukup jauh.Aku menjadi penasaran.Apakah tadi hanya perasaanku juga? Tanganku kembali terjulur.

Guk Guk Guk

Suara gongongan anjing menhentikan gerak tangaku.Aku menoleh,melirik sekitar.Tidak ada anjing sama sekali.Perasaanku mulai tidak enak.Aku lirik Reine kembali.Dia masih duduk di kursi taman.Haruskah aku bertanya kepadanya tentang gongongan anjing itu ? Apakah dia mendengarnya ? Aku menarik nafas dalam dan memutuskan untuk tidak menggangu Reine.

Guk Guk Guk

Aku mendengarnya lagi.Arahnya dari patung Sang Putri.Aku sangat yakin.Jangan-jangan..? Kutatap kedua patung anjing secara bergantian.Mereka tetap saja diam seperti semula.Mulutnya juga tidak bergerak.Ini sangat aneh ?

Ohh..Apa ini ? Tanganku dengan cepat meraba kepala ketika sesuatu yang dingin terasa menyentuh rambutku. Air? Air darimana ini?Aku mendongak.Ternyata aku berdiri tepat di bawah tangan patung Sang Putri yang terjulur.Mungkin air dari sana! pikirku.

Tjesss .... Pluuk

Sebuah benda kecil bercahaya terlihat meluncur di kegelapan tepat mengarah ke kepalaku.Aku langsung memejamkan mata.Benda itu mengenai keningku.Dingin! Tubuhku bergetar seperti teraliri arus listrik.Aku terdiam sejenak kemudian mengusap kening.Air lagi! Fyuuuuhhh...! Aku mulai berfikir dan berfikir.Otakku bekerja keras. Dingin dan listrik? Aku menghembuskan nafas lega sekaligus menyeringai senang.Pasti sengatan listrik di patung Sang Putri karena hawa dingin yang berlebih! Aku bersorak gembira di dalam hati ketika menyadari ilmu yang kupelajari cukup berguna.Aku lega. Aku lebih rileks sekarang.Semua beban hilang dari pikiranku. Dengan kepercayaan diri tinggi aku menjulukan tangan untuk memegang kaki Patung Sang Putri.

“Adduuuhh!” aku berteriak lagi.Kali ini bukan ujung jemariku yang dingin tetapi lenganku.Seseorang memegangnya.Cengkramanya begitu kuat.Tanganku hendak menyingkirkanya.Reine,Ini pasti dia!

“Ehhhhhh”

Aku merasakan lengan itu berambut lebat. Ini bukan Reine!Tiba-tiba sebuah kilatan cahaya terang langsung mengenai mataku.Aku meringis sambil menutup mata.Aku mendengar suara mengeram.Kubuka mata dengan tiba-tiba.Ohhh siial ! Aku langsung mundur beberapa langkah melihat dua bola mata menatap tajam ke arahku.

“Jangan ngelamun malam-malam di sini,bisa kesambet makhluk halus”

Aku mendengar suara manusia.Aku memaki dalam hati sekaligus lega. Aku mengejapkan mata dan berusaha mengontrol diri.

“Saya kagum melihat patung ini Pak “ sahutku menyembunyikan rasa kaget dan tidak senang.

“Saya tahu,kamu begitu asik denganya sehingga tidak menyadari kedatangan saya”

“Hehehe,iya Pak .Patungnya begitu cantik ”

“Cantik tetapi mengerikan!”

“Maksud bapak?”

“Kamu tidak tahu mitos tentang Sang Putri ?” ucapnya. “Mau mendengarkan cerita saya ?”

“Iya”

“Begini....” dia mulai bercerita.

“Dahulu kala di tempat ini ada sebuah kerajaan.Raja yang sudah tua hanya memiliki pewaris tahta dua orang Putri kembar.Namanya Putri Reinkarna dan Putri Reineka.Mereka berdua sangat cantik dan wajahnyapun sama.Untuk meneruskan kerajaan,Raja memutuskan mengadakan sayembara mencari pangeran untuk mempersunting salah satu Putri tersebut dan dijadikan pewaris tahta.Kemudian seorang Pangeran dari seberang pulau memenangkan sayembara.Pangeran itu bernama Pangeran Arya,dia tidak begitu peduli dengan istri sehingga dia asal tunjuk ketika di suruh memilih antara Reinkerna dan Reineka.Hal terpenting bagi pangeran Arya adalah sebagai raja dan memiliki kekuasaan.Ternyata dia memilih Putri Reinkarna.Putri Reineka tidak memprotes sama sekali karena sesuai kesepakatan,siapapun yang tidak terpilih harus rela dan ikhlas menerima untuk di asingkan menjadi rakyat biasa” dia menarik nafas dalam sebelum melanjutkan cerita.

“Bertahun-tahun mereka menikah tetapi tidak di karunia seorang anak pun sebagai pewaris tahta.Akhirnya atas saran penasehat kerajaan,Sang Putri di suruh mandi di Danau itu agar mempunyai keturunan” ucap bapak itu sambil menunjuk danau yang permukaannya terlihat berkilau karena pantulan cahaya bulan.Aku terdiam dan mendengarkan saja.

“Pihak kerajaan menyetujuinya.Putri Reinkerna melakukan ritual tersebut selama tujuh hari berturut-turut.Di hari ketujuh,hal tidak terduga terjadi !“ bapak itu menyalakan rokok sebentar sebelum melanjutkan.”Ketika keluar dari Danau.Seorang anak lelaki kecil yang sangat tampan memegang kaki Sang Putri dan tidak mau melepaskanya.Ternyata Anak lelaki itu bisu.Dia memberi kode meminta Putri Reinkarna untuk mengikutinya ke suatu tempat.Putri Reinkerna yang baik hati menurut.Anak itu membawanya ke sebuah goa.Dengan bangga anak itu menunjukan coretan-coretan yang iya buat di dinding.Sangat mengejutkan,anak sekecil itu pintar menggambar.Dan yang lebih mengejutkan, Orang yang ada di gambar tersebut adalah gambar Putri dengan sang Raja.Mereka terlihat sangat mesra dan romantis.Awalnya Putri Reinkarna merasa tersanjung dan sangat senang,tetapi dia mulai menyadari ada yang aneh.Dari mana anak itu dapat inspirasi menggambar? Putri Reinkarna merasa tidak pernah bersikap seperti itu kepada Sang Raja.Hingga akhirnya anak itu menyebut kata ‘Mama’ kepada Putri Reinkarna.Dia juga menyebut wanita yang ada dalam gambar dengan sebutan Mama.Kata Mama adalah satu-satunya kata yang bisa di ucapkan anak itu.Insting kuat Putri Reinkarna merasakan seuatu yang tidak wajar.Dia memerintahkan pengawal untuk menyelidiki anak siapakah itu.Dan sesuai dugaanya.Anak tersebut adalah adan dari Putri Reineke dan Raja Arya.Mereka berselingkuh dan menjalin hubungan terlarang.Karena Murka,Putri Reinkarna mengutuk Raja Arya dan Putri Reineka menjadi anjing penjaganya.Kedua anjing yang ada di patung itu” ucap bapak itu melanjutkan.

“Kamu pernah mendengar mitos kalau di sini tidak boleh mengambil foto di dekat patung Sang Putri kan? “

“Iya saya tahu,tetapi saya tidak percaya.Mana mungkin putri secantik itu mengutuk orang ” ucapku.

“Kebanyakan orang yang tidak tahu,menganggap kalau Putri Reinkarna yang memberi kutukan.Padahal tidak! Yang memberi kutukan adalah kedua anjing penjaga itu! Mereka masih merasa malu karena ada yang mengambil gambar mereka berdua.Hal yang sangat memalukan bagi mereka dan membuat mereka sengsara seperti itu.Sama dengan yang anak mereka lakukan dulu”

“Tapi kenapa Putri Reinkarna begitu gampang mengutuk orang?Apakah dia punya kekuatan ajaib? “

“Orang jaman dahulu,terutama orang suci dan kerajaan di beri kekuatan istimewa oleh para Dewa.Seandainya Putri Reineka dan Raja Arya tidak benar-benar berselingkuh,kutukan Putri Reinkarna tidak akan terjadi.Kutukan hanya untuk orang yang bersalah.Kalau orang suci dan bersih,kutukakan apapun tidak berlaku!” ucapnya serius.

Aku membantah dalam hati meskipun merasa sedikit terpengaruh oleh cerita bapak itu.Tentu saja banyak hal yang jangal dalam cerita tersebut dan terkesan di buat-buat.Untuk sebuah alasan pembenaran mitos.Aku melirik Patung Sang Putri.Dia seolah tersenyum ke arahku.Sangat berbeda dengan tatapan kedua anjing penjaga.Mereka menatapku penuh dendam.Aku dapat merasakanya.

“Seandainya kamu punya pacar,jangan pernah mengambil foto di dekat patung ini dengan pacarmu ! Mereka kalau memberi kutukan tidak main-main! Kedua anjing itu bisa menjelma menjadi siapapun yang mereka inginkan dan menggangu kehidupan orang.Patung itu mempunyai roh dan mereka bisa masuk ke tubuh seseorang sehingga orang tersebut tidak sadarkan diri dan melakukan hal yang tidak sesuai kehendakanya”

Ucapan bapak itu membuatku tidak nyaman.Tetapi itu tidak seberapa,ada hal lain yang membuatku sangat risih.Sorot mata tajam seperti hewan buas yang siap menerkamku.Itu sorot mata Reine! Dia sepertinya ikut mendengarkan pembicaraan kami tanpa kusadari. Gadis itu mengigit-gigit bibirnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.Aku tahu tanda apa itu.Dia ngambek! Ya Tuhan! Sekarang aku mempunyai tugas yang berat.Aku harus menenangkannya sebelum hal yang buruk-benar buruk terjadi.

Dia melangkah meninggalkanku.Aku terburu-buru mengucapapkan kata ‘Terima kasih ’ kepada bapak tersebut.Pandangan mata heran bapak tersebut tidak aku pedulikan.Langkah Reine cepat,aku susah mengimbangi.Aku tidak percaya kalau Reine bisa gampang sekali terpengaruh mitos seperti itu. Sampai ketika kami memasuki lobi hotel,Reine tetap tidak mengucapkan sepatah katapun.Pikiranku menjadi kacau.Aku kembali berpapasan dengan Wiena.Wanita itu tersenyum misterius.Aku tidak peduli.Target utamaku adalah menenangkan Reine.Keringat dingin membasahi dahiku.Reine jarang ngambek,tapi kalau sudah ngambek,duniaku runtuh! Aku pernah mengalaminya dahulu.Hidupku dalam bahaya!

“Aku ingin tidur,capek dan tidak ingin berbicara dengan kamu!” ucap Reine ketus.Dia mendorong pintu kamar dan tidak mengijinkanku masuk.Aku melawan dan memaksa masuk.Hal yang membuatku sedikit senang yaitu Reine mau berbicara meskipun dia bilang’tidak ingin berbicara’.Aku punya sedikit harapan menjinakannya saat ini.

“Maaf Sayang ,seharusnya tadi siang aku bercerita padamu tentang patung itu...”

“Sudah terjadi,tidak penting lagi!! ” Reine setengah berteriak.Ucapan yang singkat tetapi seperti jarum kecil yang ditusukan ke telinga,mengalir melalui saraf kemudian menusuk hati.Menyakitkan!Aku mencoba sesabar mungkin menghadapinya.Ini semua salahku.

“Tapi kamu tidak pecaya akan kutukan itu kan ? Itu tidak logis!” nada suaraku sepertinya ikut meninggi.Itu memicu bola mata Reine mengeluarkan api yang siap membakarku sampai hangus.Aku tahu amarahnya menggelegak.Aku menahan nafas dan berusaha mengontrol emosi.

“Menurutmu ?” dia mengeluarkan satu kata sejuta makna.

“Percayalah,aku tidak akan meninggalkanmu,kamu tahukan setulus apa cintaku padamu”ujarku mencoba meyakinkan.Aku mendengar dengusan nafasnya.Dia memalingkan muka tidak mau menatapku.

“Aku tau! Apa kamu tidak dengar apa yang bapak tadi katakan ? Mereka bisa memisahkan kita dengan cara apapun,Aku takut Ren !” nada bicara Reine masih tinggi.Dia sampai mengangkat kedua tanganya.Itu pertanda dia akan mencapai puncak emosinya.

“Tapi itu hanya mitos,Sayang.Jangan percaya hal seperti itu! Kita tidak mungkin putus ! ”

“Tingkahmu yang bakal bikin kita putus! ” ucapnya ketus.”Dan kutukan itu akan terjadi kalau kamu masih seperti anak kecil” lanjutnya lagi.

“Anak kecil ?”

“Kamu tidak jujur ! Meskipun itu hanya mitos.Aku harusnya tau dari kamu lebih dulu,bukan bapak tadi !” suaranya agak parau.Hidungnya kembang kempis.Dia seperti akan menangis.

“Maaa..maafkan aku Sayang.. Maaaf “Aku langsung mendekapnya kuat.Dia tidak bergerak sama sekali.Kudekatkan bibirku di telinganya.

“Aku sangat menyayangimu,sampai kapanpun! Aku selalu menjagamu,percayalah “ aku membisikinya dengan lembut sambil membelai rambutnya.Aku merasakan bahunya berguncang dan tangannya menyentuh punggungku.

“Akuuu..aku takut, Sayang.Aku tidak mau kehilanganmu..hikz hiks” dia mulai menangis sesegukan.

“Aku akan selalu ada di sampingmu sayang “ ucapku dengan yakin. Aku mengusap air mata yang membasahi pipinya.

“Tetapi bagaimana kalau kutukan itu benar ? bagaimana kaa......”

Ucapan Reine terputus ketika aku menggerakan kepala untuk memangut bibir merah dan basahnya.Lembut! Lembut sekali bibirnya.Aku ingin menghentikan ciuman tetapi tubuhku menolak.Apalagi Reine mengerakan tangan membelai punggungku.Aku terbawa suasana.Lidah kami bertemu,saling membelai dan mencicipi.

Cukup lama kami berciuman.Ada perasaan tidak rela ketika bibir basah itu terlepas dari bibirku.Aku menatap mata beningnya.

“Aku sayang kamu ,Rein.Sampai kapanpun”

Dia tersenyum.Tidak ada lagi pancaran amarah.Kuusap bekas air mata di pipinya.Kepalanya bergerak.Dia menciumku! Aku membalas ciumanya.Bibir kami bertaut.Ciuman kami lebih liar.

Tanpa kusadari.Kami sudah duduk di pinggiran ranjang.Tangan kami saling membelai pungung,pinggang ,leher dan wajah.

“Aaaahhhh...” Reine melenguh ketika bibirku bergerak di lehernya.Aku hanya menuruti naluri.Kugerakan bibirku mengitari leher halus tersebut.Dia bergerak mengimbangi,memberikanku posisi ternyaman untuk mencium lehernya.

Aku mendorongnya rebah di ranjang dan menidih tubuhnya.Bibir kami kembali bertautan.Aku merasakan penisku mengeras ketika merasakan kenyal dadanya yang aku tindih.Aku penasaran ingin melihatnya.

Tanganku mulai meraba dan membelai pinggangnya.Reine tidak menolak sama sekali.Dia malah mengeliat sambil mendesah.Aku semakin bersemangat.Kusibakan kancing atas kemejanya sambil mengecup lehernya.

“Ahh... geli ,Sayang!” desah Reine.

Jemari tangaku mulai kumainkan di perutnya.Kugelitik pusarnya, dia mengelinjang.Satu demi satu kancing kemejanya aku lepas dari atas.

“Ohhh” aku takjub.Detak jantungku begitu cepat.Kulihat payudara Reine yang putih menyembul dari atas branya.Sepertinya bra warna hitam itu tidak muat menampungnya.Aku langsung membenamkan wajah di antara belahan payudara Reine.Dia melenguh sambil menaikan pinggang.Kujilat bongkahan payudara itu dengan lembut.

“Ahhhh... Sayaang..” dia mendesah lagi.

“Boleh aku buka,Sayang?”

Reine mengangguk sambil mengangkat tubuh.Tanganku dengan tidak sabar mencari pengait bra.Yess! Teriaku dalam hati ketika menemukanya.Aku menariknya lepas dari tubuh Reine. Payudara Reine begitu padat dan kencang.Ukuranya cukup besar.Warna putingnya agak kemerahan.Aku sangat menganguminya,ini pertama kali aku melihatnya.Dia tersipu malu ketika aku menatap payudaranya.

Aku menyentuhnya.Terasa begitu lembut di jariku.Aku membelainya,Reine menggeliat sambil mendesahkan namaku.Aku menurunkan kepalaku dan mulai mencium payudara itu.

“Sayang.. geliii..hmmmppp”

Aku senang mendengar desahannya.Kumainkan putingnya dengan jari.Dia malah menjambak rambutku.Sepertinya dia tidak tahan dengan jilatanku.Aku semakin nakal,kusentuh putingnya dengan ujung lidah.Dia langsung mengcengkram lenganku.Punggungnya terangkat.

Desahanya semakin sering terdengar di telingaku.Aku senang.Penisku sudah tegang sekali.Aku membelai pahanya yang masih terbungkus celana jeans.Reine tidak menolak.Bahkan ketika tanganku merayap ke selangkanganya,dia malah semakin melebarkan paha.Aku mencoba mencari pengait celana jenas dan hendak melepasnya.

Sreeet..Sreeet...

Aku kaget ketika mendengar suara seperti orang menyeret langkah.Fokusku kepada tubuh Reine seketika buyar.

Sreeet..sreeet

Aku mendengarnya lagi, seketika aku mendongankan kepala.Kulirik Reine yang menatapku dengan pandangan mata-heran.

“Ada apa yang?” ucapnya.Pancaran mata Reine sayu.

“Sepertinya aku mendengar suara orang “ ucapku.Aku bergegas membuka pintu dan tidak menemukan siapapun.Aku sangat jelas mendengar suara itu.Mungkin penghuni penginapan yang lain! pikirku. Kutatap tubuh setengah telanjang Reine.Kesadaranku kembali dengan cepat.Aku tidak boleh melakukan ini! Kami belum menikah! Aku tidak boleh lepas kontrol.

Aku memutuskan kembali kekamar.Aku berusaha sebisa mungkin menahan nafsuku.Pancaran mata kecewa Reine mengiringi kepergianku.Aku berhenti sejenak sebelum menutup pintu kamar.Kukecup keningnya.

“Selamat malam Sayang,nice dream “ ucapku.

Aku menarik pegangan pintu kamar Reine dan hendak menutupnya.Tetapi seperti ada sesuatu yang menahan.Kupikir itu adalah Reine.Ketika aku melirik ke dalam,Reine sudah merebahkan diri.

Wuuuuusssss

Tiba-tiba angin dingin berhembus.Aku mendengar derap langkah kecil dan seperti ada sesuatu yang berjalan melaluiku.Kuurungkan niatku menutup pintu kamar Reine.Aku masuk dan melihat ke setiap sudut kamar Reine tapi tidak ada siapa-siapa.

“Kenapa sayang? Mau tidur di sini ?” ucapan Reine menyadarkanku kalau aku harus kembali ke kamar.Aku menutup pintu kamarnya dan kemudian kembali ke kamarku.

Aku memasuki kamar dengan perasaan berbunga-bunga,kemudian mencoba tidur.Setiap aku memejamkan mata,kulit lembut dan bibir hangat Reine kembali terasa di tubuhku.Aku tersenyum membayangkanya.Kemudian kulirik jam di dinding.Sudah jam 12,Aku harus tidur! Aku mencoba memejamkan mata dan mengatur nafasku dengan tenang.

Sreek.. Sreet...

Aku langsung membuka mata ketika mendengar suara asing di depan pintu kamarku.Aku mencoba mendengarkan lebih jelas tetapi suara itu hilang.Aku memejamkan mata kembali.

Draap draapp Sreeeek sreeekkk

Aku meloncat dari tempat tidur.Suara itu cukup menggangu telingaku.Aku melirik jam dinding,jam 2 pagi.Ternyata aku sudah sempat tertidur.Aku melangkah malas ke arah pintu dan membukanya.Tidak ada siapa-siapa di luar.Mungkin orang hotel tadi kesini ? Kututup pintu dan kurebahkan lagi tubuhku sambil menutup mata.

Draaap sreek sreeek

Bangsat! Suara langkah itu kembali terdengar dan aku langsung berlari membuka pintu.Aku tidak menemukan siapapun.Aku jelas-jelas mendengar suara itu.Telingaku tidak mungkin salah.Aku kemudian menyusuri lorong di penginapan.Hasilnya sama.Aku tidak menemukan siapapun.

“Bukan Putri Reinkarna yang memberi kutukan,tetapi kedua anjing itu”ucapan bapak tua tadi tiba-tiba terngiang di telingaku.Apakah tadi derap langkah anjing ? Perasaanku menjadi kurang enak.

“Kalau itu benar... jangan-jangan.... ?” batinku gelisah.”Ah tidak mungkin.. itu hanya mitos !”

“Mereka bisa melakukan apa saja untuk memisahkan seseorang.Bahkan dengan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh manusia.Kedua anjing itu bisa menjelma menjadi siapapun yang mereka inginkan dan menggangu kehidupan orang.Roh mereka juga bisa masuk ke tubuh seseorang sehingga orang tersebut tidak sadarkan diri dan melakukan hal yang tidak sesuai kehendakanya” ucapan bapak tadi kembali memenuhi kepalaku.

“Kalau kamu merasa bersalah,Minta maaflah ke sini sebelum terlambat dan terjadi hal-hal buruk ! “

Aku langsung mengambil jaket dan berlari keluar.Kali ini aku tidak akan mengajak Reine.Aku tidak ingin membuat masalah lagi.

“Reen... Reeeeenn..“

Aku mendengar suara seseorang memanggilku.Apakah Reine ? Sepertinya suara itu dari kamarnya.Aku hendak mengetuk pintu tetapi aku mengurungkan niat.Lagipula sudah tidak terdengar suara apapun lagi.Kemudian aku melangkah menjauh.

“Reeeennnn...ahhhh....“

Aku kembali merasa dipanggil.Bukan! Itu bukan seperti suara panggilan. Itu seperti suara Reine mendesah saat aku menciumi payudaranya.Aku melangkah pelan ke pintu kamar Reine dan menempelkan telingga.Selama semenit aku melakukanya tetapi tidak mendengar suara apapun.Aneh! Mungkin dia mengigau.

Aku hampir melupakan tujuanku gara-gara suara sialan itu.Aku harus cepat-cepat ke taman.Aku berjalan begitu cepat dan tubuhku terasa ringan.Semangat dan tekad membuat aku tidak merasa kelelahan. Keindahan malam tidak aku hiraukan lagi. Tujuanku jelas dan hanya satu,Patung Putri Reinkerna.

Hening sekali saat ini.Berbeda dengan waktu aku ke sini bersama Reine.Suara binatang malam pun tidak ada.Aku langsung bergegas ke arah patung Sang Putri.

Guk Guk

Suara anjing membuatku mendongak.Aku terkesiap melihat pemandangan aneh di depanku.Salah satu patung anjing sudah tidak ada di tempatnya yaitu anjing jantan penjelmaan Raja Arya. Kemana patung itu ? Kupandangi wajah sang Putri seolah aku bertanya kepadanya.Dia seperti memberikan jawaban kepadaku,tetapi aku tidak bisa memahami.

Aku berjalan mondar-mandir.Aku tidak percaya kalau patung bisa hidup dan pergi sendiri.Jangan-jangan ada yang mengambilnya? Itu tidak mungkin! Aku membantah pikiranku sendiri.Kemudian kuputuskan untuk menunggu di kursi tempat Reine tadi duduk.Keindahan laut ,keindahan langit,keindahan bulan,dan bahkan kecantikan Sang Putri saat ini tidak bisa kunikmati.Aku gelisah,panik ,sekaligus penasaran.Beberapa kali kulihat patung itu dan berharap aku salah lihat,tetapi tetap sama.Patung anjing itu hanya satu.

Cukup lama aku menunggu.Tetapi anjing itu tidak kembali.Aku memutuskan kembali ke penginapan dan berharap besok pagi ada keajaiban.Aku benar-benar bingung saat ini.Malam terasa sangat panjang.

“Reineee !!” aku setengah memekik, kemudian berlari kencang ketika ingat akan dirinya.Firasatku sangat buruk.Aku tidak tahu secepat apa aku berlari,yang pasti aku sudah sampai lobi hotel dalam beberapa detik.Aku sempat melirik meja receptionist tetapi tidak ada Tony.Itu tidak penting,tujuanku saat ini adalah kamar Reine.Aku berlari tapi terasa terbang.

“Reeei..... “ ucapanku terhenti seketika.Tangaku yang hendak mengetuk pintu kamar Reine berhenti bergerak.

“Aaaaa ....apa Itu ?” aku mendadak gagap ketika melihat dua buah cahaya bening.Mata...itu mata ! Aku berteriak dalam hati.Mata itu menatapku tajam.Kemudian di bawah mata itu muncul benda runcing berwarna putih berkilau,berjejer rapi, dan sangat banyak.Aku langsung meloncat mundur.Seseosok bayangan hitam berdiri tepat di pintu kamar Reine.Anjing! Itu anjing! Anjing yang sangat mirip dengan patung yang berada di samping Sang Putri.

“Reiiineeeeee....!!! “

Aku berteriak panik dan menubruk bayangan hitam itu.Aku tidak peduli apapun lagi. Telingaku menangkap suara mengeram.Gigi-gigi runcing itu mengarah ke kepalaku.Aku tidak menghidar.Aku ingin mengadu kepalaku dengan giginya,tetapi semua di luar dugaanku.Tidak ada suara benturan,tidak ada rasa sakit,tidak terjadi apapun.Yang ada hanya hawa dingin yang menusuk dadaku.Tubuhku bergetar keras.Hawa dingin tadi berubah menjadi hawa panas dengan begitu cepat.Sangat panas! Seolah api mengalir dalam darahku dan tubuhku tidak mampu menampungnya sampai terasa terbakar.Mataku terasa begitu panas.Tubuhku terasa sangat berbeda.Panas membara dan begitu bergairah.Penuh energi yang siap di lontarkan,tetapi sepertinya otakku tidak kuat menampung energi itu.Perlahan kesadaranku berkurang.

****

“Apakah aku bermimpi?” ujarku ketika kesadaran mulai hinggap di tubuhku.Dia luar sudah kelihatan begitu terang.Aku kembali mengingat kejadian semalam.Semua terasa tidak masuk akal.Aku akan memastikanya nanti di Taman Indah.Kalau patung anjing itu masih ada.Berarti aku bermimpi.Simple!

“Reine?” aku langsung teringat pacarku.Walaupun kejadian tadi malam meragukan,tetap saja aku menghawatirkan Reine.Aku berlari ke kamarnya

Clek

Pintu kamarnya tidak terkunci.Aku mengerutkan kening heran.Kupanggil namanya beberapa kali tetapi tidak ada sahutan.Aku cek di kamar mandi, tidak ada! Aku kembali mondar-mandir seperti orang panik. Kemana dia? Kuperhatikan tempat tidurnya.Sangat berantakan.Aku gelisah.Jangan-jangan kejadian kemarin bukan mimpi ? Aku harus ke patung Sang Putri sekarang! Aku bergegas ke arah pintu.

Baru beberapa langkah aku bergerak.Pemandangan di dekat pintu membuatku tertegun.Reine! Dia ada di sana.Wajahnya berseri-seri.Cantik sekali dia hari ini.Aku merasa lega dan langsung mendekapnya.

“Sayang dari mana ? Kamarnya kok enggak kekunci ?” tanyaku dengan mata berkaca-kaca.

“Loh.. gimana sih ? Kan Sayang tadi bobo di sini ?”

“Tidur di sini ?” aku mengerutkan alis.

“Hu um ,masa lupa ?” ucapnya manja. Dia kemudian mengelayut di tubuhku.Reine hari ini terlihat agak berbeda.

“Sekarang jam brapa ?”

“Tuh..” ucapnya sambil menunjuk jam dinding.Astaga! Jam 2 Siang.Berarti aku tertidur cukup lama.

“Aku balik ke kamar jam brapa ya?” aku merasa linglung.Reine langsung mengerutkan alis.

“Lho ,kok nanyanya ke Rein sih ? Aku tadi keluar jam 9 pagi .Kasian bangunin Sayang,makanya aku biarin bobo “

“Maksudku balik dari kamarku ke sini, Yang! Kemarin kan aku bobo di kamar “ ucapku.Aku sangat yakin setelah aku bercumbu dengan Reine aku kembali ke kamar untuk menghidari terjadinya hal yang tidak di inginkan.

“Sayang kenapa sih? Kok seperti orang bingung “ ucapnya.”Bukannya Sayang kemarin gak jadi bobo di kamar dan ke sini karena mau kangen-kangenan ?” lanjutnya.

“Ke sini ?”

“Iya ,jam 1 mungkin “ ucapnya cuek.Dia sepertinya tidak ingin meladeniku.Tidak! Jam 1 aku masih di kamar karena terganggu suara aneh itu.Aku ingat sekarang.Kemudian aku pergi ke tempat Patung Sang Putri.Jadi aku tidak mungkin ada di kamar Reine.

“Ooh, kita ngapain aja semalem ?” pancingku.

“Ihhhhh “ wajah Reine tersipu dan memerah.”Masa yang gituan harus di ceritain lagi ?”

“Ceritain lagi dong” aku penasaran.Benar-benar penasaran.Apa lagi dia menyebut kata ‘gituan’.Apa maksudnya ?

“Enggak maauu... Maluuuuu tauuu !!”ucap Reine dengan sok imut.”Aku mau nemuin temen dulu ya, Yang”

Dia melambaikan tangan dan bergegas meninggalkanku.Ada yang berbeda dengan pacarku saat ini.Dia begitu gembira.Terlalu gembira.Aneh! Sangat aneh!

*****

Matahari sudah hampir terbenam.Aku berdiri menatap Patung Sang Putri.Tidak ada yang aneh dan semua lengkap.Kedua patung anjing itu masih ada di sana.Aku anggap semua yang terjadi tadi malam adalah mimpi.

“DHHUUAAR”

“Shaat”

Aku memekik seiring tubuhku terhuyung ke depan dan hampir jatuh ketika ada orang yang berteriak mengagetkan sambil mendorong pundaku.Untung saja aku bisa mempertahankan keseimbangan.

“Hahahhahaaa” Aku kaget mendengar tawa yang tidak asing. Aku menoleh.Belum hilang kagetku karena hampir terjatuh,kini bertambah kaget karena melihat wajah yang tertawa menjengkelkan di hadapanku.Kulit sawo matang,rambut keriting,tinggi badan hampir sama denganku.

“Eko ? “ ucapku dengan heran.Aku masih ingin memastikan kalau orang itu benar-benar Eko,temanku.”Kok kamu bisa ada di sini ?” lanjutku.

“Bisa lah,Gw kan punya kaki” ucapnya santai.Aku mendengus kesal.Jawaban macam apa itu! Kulihat dia clingak-clinguk melihat sekeliling.Tentu saja dia melirik wanita cantik dan seksi yang berkeliaran di sana.Dia adalah lelaki termesum yang aku kenal.

“Serius Ko,kok kamu tau aku di sini?”

“Gw kan belahan jiwa Lo ,hahahaha”

“Aku serius Ko!“ ucapku dengan jengkel.Aku merasa risih dengan caranya berbicara.Dia meliriku sambil menahan tawa.

“Gue ke sini karena ingin liburan,kebetulan aja ketemu ama Lo” ucapnya santai.Aku menatap matanya lekat.Tentu saja aku tidak begitu percaya kepada ucapnya.Aku yakin dia ke sini karena alasan tertentu.

“Lo gak percaya ama Gue?” ucapnya sambil menarik nafas panjang.”Oke ,sebenernya Gue kesini karena inget sama Patung Sang Putri.Dan juga karena ada firasat buruk mengenai Lo”.

“Ohh” hanya itu jawabanku,kali ini aku lebih percaya kepada ucapanya

“Lo sendiran aja,Son?” ucapnya tanpa menatapku,tapi aku tahu pertanyaan itu di tujukan kepadaku.Dia senang memanggilku ‘Samson’ atau ‘Son’.

“Ho’oh”

“Hahahaha,Elo kalo boong keliatan banget! “ ucapnya.Aku hanya tersenyum tipis.

“Sama temen,Ko”ucapku lagi. Percuma juga berbohong sama dia.Karena sebentar lagi pasti dia mulai menempel di dekatku kecuali dia mendapatkan seorang wanita incaran.

“Temen? Lo mau bilang ‘Reine’ kan? Tapi malu! ” ucap Eko sambil tersenyum sinis.Aku heran,entah dari mana dia tahu kalau aku kesana dengan Reine.Oh..! Barangkali dia sudah ketemu Reine!

“Kamu ketemu dengan Reine, Ko ?”

Eko tidak menyahut.Dia mendekatkan wajah.Aku merasa risih karena kami seperti hendak berciuman.Kutahan jidatnya dengan telapak tangan.Dia menatap mataku tajam kemudian tertawa.

“Njirr.. Gw gak bakal nyium Lo, Sante aja! “ ucapnya.Dia bergerak menjauh dengan cepat,berjalan ke pagar pembatas,kemudian menyandarkan punggung.Dia kemudian merogoh saku celana dan mengeluarkan rokok.Kuperhatikan raut wajahnya.Aku ingat! Raut wajah itu sama persis seperti yang kulihat beberapa minggu lalu ketika aku menceritakan hubunganku dengan Reine kepadanya.

*****

Beberapa minggu lalu.Aku makan bakso dengan Eko di dagang langgananku.

“Ko,aku sudah jadian ama Rein” ucapku malu-malu.Aku sebenarnya berniat merahasiakan hubungan ini kepadanya tetapi entah kenapa kata itu meluncur deras dari bibirku.

“APA ? LU PACARAN AMA REIN!!! ”

Eko berteriak,aku kaget mendengarnya.Kulihat bola matanya membesar .Mulutnya ternganga ,tangan yang memegang sendok berisi pentol bakso berhenti bergerak .Bakso tersebut urung di masukan ke mulutnya,malah di letakan kembali ke mangkok.

“Iya ,emang kenapa Ko ? ” ucapku,kutatap Eko lekat.Reaksinya agak berlebihan menurutku.Kemudian kulihat dia menarik nafas panjang,sepertinya dia malu dengan reaksinya tadi.

“Sejak kapan kamu pacaran ?”

“Enam bulan yang lalu “

“Ya Tuhan,kenapa baru cerita ? “ ujar Eko.Dia menutup mata dengan telapak tangan, kemudian mengurut kening.

“Hehehe” aku tertawa kecil.

“Reine ituuu... hmmm , “ ucapnya terbata-bata.Kuperhatikan gerak bibir dan mimik wajah Eko .Dia terlihat gugup.”Ok,sekarang kamu ceritakan apa saja yang kamu tahu mengenai Reine?”

“Dia pacarku sekarang”

“Seberapa besar cinta Lo padanya ? “ ucap Eko sambil menumpuk kakinya.Kalau Eko bereaksi seperti ini biasanya dia gelisah.

“Cintaku sangat besar! Dan kami berencana menikah ”

“Oucchhh shhh“ Eko berdecak sambil mengucek rambutnya.Aku tidak mendengar jelas apa yang diucapkanya.

“Kenapa ?”

“Apa Lo udah ketemu keluarganya ? Udah ngomong ama mereka ?”

“Belum... “

“Trus,kamu pikir kamu bisa berhubungan serius denganya ?”ucapan Eko bernada sinis.Dia mulai memakai kata ‘Aku’ ,’Kamu’ denganku.Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres.

“Kami saling mencintai Ko! “

“Vaaak“ ucapnya singkat.Kami kemudian terdiam cukup lama. Dia menunduk,fokus dengan bakso bulat yang sedang dijilatnya. Dia memang hobi menjilat pentol bakso .Setelah pentol agak kering ,kembali dimasukan ke dalam kuah dan kembali dijilat .Dia melakukan 5 kali berulang-ulang sebelum mengigit dan menelan pentol itu.Aku sering mengamati Eko melakukan itu.

“Udah Lu apain aja Si Rein ? “ Eko melanjutkan ucapan memecah kebekuan kami.

“Maksudmu ?”

“Pernah tidur denganya ? “ tanya Eko. Dia kalau ngomong memang blak-blakan .Hal ini kadang membuatku jengkel .

“Tidak ,aku tidak akan melakukan sebelum menikah “ Aku menjawab serius.Eko menaikan alisnya ,pandangan matanya meremehkan.Pasti dia sulit mempercayaiku.

“Lu ganteng, tapi ga brani nakal ama cewe ,mau jadi Polwan ? “ ucap Eko.Aku tersenyum masam ,ingin kutumpahkan kuah bakso di kepalanya ,tetapi aku tidak berani.Bukan karena aku takut padanya,tetapi aku harus menjaga sikapku karena aku sudah mendapat predikat baik dari orang-orang sekitarku.

“Aku lebih menghargai cinta daripada nafsu Ko !” ucapan itu keluar dari mulutku dengan penuh keyakinan.Memang aku sangat menghargai dan mencintai Reine.Dia terlalu sempurna untuk dinodai.

“Halah ,cewe itu sama aja ,habis diajak ML pasti nagih lagi ,mana inget cinta-cintaan ,munafik !! “ ucapnya dengan raut wajah serius .Kulihat kilatan kebencian di matanya,meskipun dia itu temanku, tetapi aku tidak setuju dengan apa yang diucapkannya.Menurutku wanita itu lebih mengutamakan perasaan daripada nafsu.Eko memang tidak pernah pacaran secara serius dengan wanita ,paling tahan lama cuma 6 bulan.Katanya dia sering ML sama pacarnya.Karena itu aku mengangap Eko pria super mesum.Sementara aku,satu kalipun belum pernah bercinta dengan wanita.Aku pria baik-baik.Entah kenapa kami bisa menjadi teman.Mungkin takdirku untuk mengimbanginya.

“Tidak untuk Reine Ko,dia wanita spesial,Aku akan selalu menjaga kesuciannya. Pasti ! “ ucapku tegas.Eko melirik wajahku kemudian dia mendengus seperti marah .

“Spesial ? Pake telor atau pake daging berlebih? “ kembali nada bicara Eko tidak enak terdengar di telingaku.

“Kamu kenapa sih Ko ? Kamu cemburu karena Reine memilihku ya, kamu suka sama dia ?” ucapku jengkel. Kutatap matanya dengan penuh emosi.Eko membalas menatapku dengan tajam.Kemudian aku mendengar hembusan nafas Eko yang berat.Raut wajah Eko berubah sayu ,entah apa yang dipikirkannya .

“Jadi ini alasan kenapa sekarang Lo jarang ngubungin Gw ?” kata Eko lebih pelan,dia mengigit-gigit bibir,kemudian kulihat rahangnya mengeras, dia seperti orang salah tingkah.Aku tidak menyahut.

“Ren... Jangan mencintainya terlalu berlebihan“ lanjutnya lemah.Dia seolah kalah taruhan beratus juta .Eko yang biasa bersemangat dan antusias berubah menjadi rapuh.Aku yakin dia pernah mempunyai masalah dengan Reine ,aku tidak tahu dan tidak mau tahu.Yang pasti ,sekarang Reine menjadi milikku .Aku tidak peduli!

“Kamu pasti pernah di tolaknya ya ? Hahahhaha”

“Heh” hanya itu suara yang keluar dari bibir Eko.Dia menjadi kehilangan nafsu makan.Bakso yang ada di mangkoknya tidak di habiskan.Dia lebih sering menyeruput minuman botol.Dia melirik wajahku beberapa kali.Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.


*****

Itulah pertemuan terakhirku dengan Eko,sebelum pertemuan hari ini tentunya.Karena alasan itulah aku merasa tidak nyaman berada di dekatnya.Apalagi sekarang ada Reine di sampingku.

“Ko...”

“Hmmm” sahutnya pendek sambil menyodorkan bungkus rokok ke arahku.Aku menatapnya tajam seolah protes.Tentu saja aku protes.Dia tahu aku tidak merokok.Kemudian dia menarik tanganya kembali,mengambil sebatang rokok dan menyalakanya.Kudengar tawanya lagi,aku tahu itu tawa yang meremehkanku.Dia memang sering meledekku karena aku tidak merokok.

“Aku berkenalan dengan seorang wanita di hotel,kamu mau kenalan denganya?”

“Cantik ?”

“Iya ...,tapi masih kalah sama Reine” ucapku senang.Eko kembali menyeringai masam.

“Oke,Rein dimana sekarang ? “ ucapnya.

“Lagi ada keperluan.Nanti katanya balik lagi ..”

Reine memang sedang keluar dan berencana kembali sekitar jam 7 malam.Kami akan makan malam lagi dan sepertinya pria mesum ini akan menjadi penggangu.

“Kamu menginap dimana Ko ?”

“Penginapan Delima “

“Kok sama ,baru che- in ya ? “ tanyaku.Eko menganguk.

“Nomer kamarmu ? “ tanyaku lagi.

“Tanya aja receptionist di sana” jawabnya cuek.Dia memang menjengkelkan.

“Kamu mau kemana sekarang? “

“Ngikutin Elo !!“ jawabannya membuatku tersenyum masam.Siaaalll, mimpi apa aku sehingga bisa ada penggangu seperti ini! Jangan sampai liburanku berakhir buruk.Ah sudahlah! Bagaimanapun juga,setidaknya ada teman sebelum Reine kembali,meskipun hanya Teman Tapi Terpaksa.Aku melihat Wiena di kejauhan.Sebuah ide langsung muncul di benakku.

“Mbak,kenalin ini teman saya ,Eko “ ucapku ketika berpapasan dengan Wiena.Mereka kemudian berkenalan.Tidak sampai disitu ,mereka juga mengobrol cukup lama.Aku merasa lega karena Eko mulai tidak peduli padaku.Yessss! Setidaknya aku bisa menyingkirkan Si Penggangu.Aku langsung bergegas meninggalkan mereka tanpa berpamitan.Aku tahu kebiasaan Eko kalau bertemu wanita cantik.Aku menoleh beberapa kali dan Mbak Wiena juga menatapku sambil mendengar Eko berbicara.Dan aku tidak peduli lagi. Aku masuk kamar.

2012

Tangan kanan Reine memeluk erat pinggang Rendra sementara kepalanya besandar nyaman di pungung lelaki itu. Gadis yang mengenakan seragam putih-abu itu duduk dalam posisi menyamping di atas sepeda motor.

“Wow! Mesra banget ,kalian kayak pacaran aja ,Hahaha..“ Eko berteriak .

”Rendra gak demen cewe,bisa jadi dia demen ama Lo” ujar Reine sambil mengerling manja.

“Saaaadddd,Gue masih norma!” Rendra cemberut.

“Buktinya Lo kagak pernah pacaran”

“Belum nemu yang tepat, Gue benci cewek nakal”


.....

Ini malam ketigaku di penginapan.Aku makan malam bersama Reine dan Eko Sang Penggangu.Aku sangat terpaksa mengajaknya.Aku tidak bisa menghindar darinya dan apa yang aku khawatirkan terjadi.Kulihat Reine tersenyum senang sambil menjahili Eko.Hal seperti ini hampir selalu terjadi ketika kami berkumpul bertiga.Aku sudah hapal.Reine mulai tidak mempedulikanku.Aku tidak cemburu,hanya kurang suka saja.

“Aku ke toilet dulu” ucap Eko.Aku mengangguk mengiyakan.

“Sayang kenapa? Kok wajahnya manyun begitu?”ucap Reine sambil memberikan tatapan mata tajamnya.”Gak seneng ama Eko ya ?”

“Engak apa-apa kok, Yang!”ucapku berkilah.

“Boong...Sayang cemburu ya? Hihi” ujar Reine sambil tersenyum centil.Dia mendekat dan langsung memegang lenganku,kemudian menyandarkan kepala di bahuku.Aku tidak menyahut,aku hanya mengamati wajah Reine yang menyejukan hatiku.

“Kok gak mau jawab? beneran cemburu ya?” lembut sekali ucapan Reine.Rasa kesalku kepada Eko langsung menghilang.Tatapan mata Reine menyirami hatiku sehingga terasa sangat sejuk.

“Aku tidak seneng aja kalau Sayang terlalu asik dengan Eko dan melupakanku”

“Hihihi,akhirnya ngaku juga” Reine tertawa begitu merdu.Tangan halusnya bergerak membelai dan mencubit daguku.Aku membiarakan saja.Dia kalau lagi manja memang seperti itu.

“Eh,Eko kok belum datang? Ngapain dia di toilet?”

“Kan bagus Yang,kita bisa berduaan” bisik Reine.Dia kemudian memainkan jemari tangganku.

“Jangan-jangan dia kabur dan nyuruh kita yang bayar ? Seperti dulu... trik lamanya dia.. hahaha” ucapku mengamati sekeliling .Eko benar-benar tidak kelihatan.Aku malah melihat seorang wanita yang aku kenal duduk tidak begitu jauh dariku.Dia adalah Mbak Wiena.

“Mbak Wien” teriaku memanggilnya sambil melambaikan tangan.Dia menoleh ke arahku sambil tersenyum.Aku perhatikan senyumnya agak kaku dan tidak semanis kemarin.Dia juga terlihat kurang bergairah.

“Itu Mbak Wien ,yang pernah aku ceritakan,Yang” ucapku kepada Reine sambil tertawa.Reine hanya sedikit menoleh dan tidak begitu peduli ucapanku.

“Aku mau kesana sebentar ya, Yang”ucapku.Reine menganguk.Satu hal penting yang aku suka dari Reine,dia tidak pernah cemburu kalau aku dekat dengan wanita lain selama itu masih dalam batas wajar.Aku kemudian berjalan ke arah meja Mbak Wiena yang hanya berjarak kira-kira 20 langkah dariku.

“Sejak kapan Mbak di sini? Kok baru saya lihat”

“Udah hampir satu jam”

“Oh ,kok saya tidak tahu ya ?”

“Mas terlalu sibuk dengan temannya“

“Mau gabung dengan kami ? Itu pacar saya ,Reine “ ucapku sambil menunjuk ke mejaku.Kulihat dia menoleh dan memandang ke arah Reine cukup lama.Dia kemudian tersenyum kecut.

“Ehhm... Kapan-kapan aja ya Ren,saya ingin beristirahat saat ini”ucapnya sambil terburu-buru menyedot minuman.Dia kemudian bangkit.Aku merasa Mbak Wiena tidak seakrab kemarin.Kemudian perempuan itu melangkah cepat meninggalkanku.Aku kembali ke mejaku dan mengadu kepada Reine.

“Dia aneh,kemarin dia begitu akrab dan baik ,sekarang dia seperti merasa canggung” ucapku.Reine menatap mataku dan kulihat senyum tertahan di wajahnya.

“Sayang tahu penyebabnya?” nada bicara Reine seperti orang yang bermain tebak-tebakan.

“Tidak”

“Aku penyebabnya!“ ucap Reine.Aku lihat wajahnya memancarkan rasa bangga.

“Maksudnya ?” ucapku bingung.”Dia cemburu?”

“Yaaps”

“Tidak mungkin ,dia kan lebih tua dariku dan kami tidak ada hubungan apa-apa”

“Hihihi...,siapa tahu,bisa jadi perasaan dia berbeda.Buktinya dia tidak mau ke sini “ ucap Reine.Aku memikirkan ucapan Reine dan hal itu masuk akal. Bisa jadi dia cemburu.Aku mengelus-elus daguku sambil berpikir.Dari dahulu,cukup banyak wanita yang berusaha mendekatiku tetapi aku hanya memilih Reine.

Brrruukkk

“Aiiishhh ...shhaaattt “ aku memaki karena kaget ketika sesuatu mendarat di meja.

“Bengong lagi bengong lagi...! Tuh,Gw beliin minuman favorit lu”

“Pantesan lama,kirain mati di kamar mandi” Aku mendengus kesal.

“Aku berjuang untuk mendapatkan minuman itu, tolong hargai! ” ucap Eko sok patriotis.

“Aku tebak,itu pasti Jahe hangat !” ucap Reine.Aku membuka bungkusan itu.Tebakan Reine tepat.Aku meliriknya dan tersenyum.Dia hampir tahu segalanya mengenaiku.

“Kalian memang sehati ya.. kayak pacaran, hihihi “ goda Reine.Tanganku terjulur hendak memencet hidung Reine tetapi dia cepat menghindar dan menjulurkan lidah ke arahku.

“Ayo balik ke kamar! Lu udah bayar kan?” ujar Eko setelah aku berhasil menghabiskan minuman itu.

“Kamu aja yang bayar Ko” sahutku.Kulihat Eko mendengus sambil mengeleng-gelengkan kepala.Reine hanya tertawa kecil melihat tingkah Eko.Aku kemudian menggandeng tangan Reine dan berlari meninggalkan pria itu.Eko memang menjengkelkan,tetapi bisa di manfaatkan.Aku heran ketika aku melihat Eko mengikuti kami.Siaall.. penggangu ini lagi, jangan-jangan dia tidak punya kamar ?

“Loh ! Kamu mau tidur di mana Ko ?”

“Di kamar gw lah “

“Ngapain ikut ke sini ?”

“Main” jawabnya pendek tanpa ekspresi.Yahhh... benar sekali dugaanku.Rencanaku mengulang malam yang romantis dengan Reine sepertinya akan gagal.Padahal aku sudah mempersiapkan diri.Meskipun hanya berciuman dan tanpa bercinta.Tetapi aku sangat menikmatinya.Ya Setan! Jauhkanlah Eko dariku...!! Aku menjerit dalam hati.

Eko benar-benar masuk ke kamarku dan Reine kembali ke kamarnya.Ini akan menjadi mimpi buruk bagiku!Aku berduaan dengan Eko.Aku tahu kalau aku akan bosan mendengarkannya bercerita mengenai sesuatu yang sangat tidak menarik menurutku.Wanita dan seksual,hanya itu tema yang dia kuasai.Benar saja,dia mulai bercerita tentang itu.Aku hanya menjawab singkat-singkat saja, memberi kode kalau aku bosan dengan tema ceritanya.Dia tidak peduli,tetap saja semangat bercerita.Biasanya aku tidak bisa tenang mendengarkan Eko bercerita,tetapi kali ini berbeda.Aku merasakan kantuk yang teramat sangat.Kepalaku mendadak berat.Aku langsung melemparkan diri ke atas ranjang.Suara Eko mulai samar terdengar,kemudian menghilang seiring hilangnya kesadaranku.

*****​
 
Terakhir diubah:
*****
Aku terbangun karena tidak tahan ingin kencing.Mataku terasa sangat berat untuk dibuka.Aku teringat botolku yang berada di bawah tempat tidur.Aku mengambil botol air meineral 1,5 liter tersebut dan kembali kecing di dalamnya.Air seniku berbau aneh,seperti bau obat.

Setelah aku kencing,rasa kantuk sudah tidak menghinggapiku lagi.Eko tidak ada di kamarku.Mungkin dia meninggalkanku karena aku ketiduran.Aku tertawa dalam hati kalau membayangkan ekspresi Eko saat dia tahu aku tidur dan dia asik bercerita.Pasti dia merasa sangat jengkel.

“Auuuuuuuuuuuu aaauuuuuuuuu aaaauuuuuuuuu

Aku mendengar lolongan anjing yang cukup keras.Suara anjing itu bersahut-sahutan,mereka seperti bercerita.Entah kenapa tubuhku kembali terasa panas.Aku gelisah dan tidak bisa tidur lagi.Dan jujur saja, kali ini aku merasakan bulu kudukku berdiri.Bukan karena takut tetapi karena aku merasakan ada emosi yang tersalur dari suara-suara itu.Aku dapat menangkap semua kepedihan yang diceritakan anjing itu.Sebuah energi kuat mendorongku untuk bangkit.Aku ingin menemui Eko entah dengan tujuan apa.

“Eh,kamar Eko dimana ?” Aku baru menyadari kalau aku lupa menanyakan nomor kamarnya.Aku mencoba menelponya tetapi dia tidak menjawab panggilanku sama sekali.Dan seperti yang dia katakan sebelumya.Aku harus menanyakan hal itu kepada receptionist.Aku berjalan menuruni tangga.

Sreek Sreet Srreek

Aku merasa ada langkah langkah kecil yang mengikutiku.Aku menoleh tetapi tidak melihat siapa-siapa.Aku melanjutkan berjalan.Kembali kudengar suara itu.Aku tidak peduli.

“Mas ..mas...” Aku memanggil Sang Receptionist yang sedang menggunakan headset.Dia terlonjak kaget ketika aku menyentuh tangannya.

“Eh, Mas Rendra,ada apa ?”

“Tony,kamar atas nama Eko nomor berapa ya?” tanyaku kepada lelaki yang ternyata Si Tony.

“Tunggu sebentar ya Mas “ ucapnya ramah.Dia kemudian berjalan menjauh dariku.Gerak-geriknya sedikit aneh.Dia kemudian menelpon seseorang dan berbicara cukup lama sambil mengaguk-angukan kepala.Kemudian kembali medekat ke arahku.

“Maaf Mas, saya ada telpon tadi “ ucapnya.Aku hanya membalas ucapanya dengan senyum.Aku sudah melihat dia menelpon.

“Udah dapat nomor kamarnya?”

“Sebentar ya ?”ucapnya. ”Nomor 205 “ dia melanjutkan.

“Oh.. berarti di atas dong? Sama dengan saya ?”

“Iya.. di depan kamar Mas” jawabnya.”Mas...temenin saya ngobrol bentar dong ! Suara anjingnya serem banget ” ucapnya lagi.

“Kamu takut Ton?” tanyaku.Aku tidak percaya ada lelaki pengecut seperti itu.Dia hanya menjawab ‘hehe’ sambil nyengir.

“Mas mau saya buatkan minuman ?” ucapnya.Aku hendak menolak tetapi belum sempat aku menyahut dia sudah bergegas pergi ke tempat membuat minuman.Kemudian dua gelas minuman dengan uap tipis mengepul terhidang di depanku.

“Minum aja,jangan malu” ucapnya sambil mengambil salah satu minuman tersebut.

“Terima kasih “ ucapku.Aku memegang gelas tersebut dengan kedua tangan.Panas dari gelas langsung menjalar ke tubuhku.Sangat nyaman,cocok sekali dengan udara dingin malam ini.

“Saya jadi inget 2 tahun lalu Mas, ketika masih kerja di sana.Suara anjingnya persis seperti ini.Bagi penduduk sini,raungan anjing adalah pertanda buruk” ucapnya.Aku tidak menyahut tetapi memberi kode dengan tatapan mata untuk melanjutan cerita.

“Dan benar saja,keesokan harinya ada wanita terjun ke jurang” ucapnya pelan sambil menyeruput minuman.Aku juga langsung menghabiskan minumanku sekali teguk.Cerita ini sepertinya sudah pernah aku dengar di suatu tempat.Entah dimana,aku tidak begitu ingat.

“Bagaimana nasib wanita itu”

“Saya tidak tahu Mas. Tidak ada beritanya “

“Oh..” sahutku.Aku tiba-tiba teringat sesuatu.”Ton ,bisa minta nomor kamarnya Mbak Wiena?”

Tony kemudian mengecek sistem.Aku memperhatikan raut wajahnya yang fokus ke komputer di depannya.Dia meliriku beberapa kali kemudian berkata,“Tidak ada nama Wiena Mas,Wiena siapa ya?“

“Wanita yang seksi itu lo,hehehe”

“Tidak ada Mas,mungkin namanya bukan Wiena” jawab Tony. Aku mengangguk.Mungkin perempuan itu bohong!

“Ya udah “ aku tidak berniat meneruskan lagi pembicaraan itu. ”Saya ke kamar dulu ya.Terima kasih, minumanya enak sekali” Aku bangkit.Tiba-tiba kepalaku terasa pening dan mataku berkunang-kunang.Aku terhuyung.

PRAAAANGGG

Aku menyenggol gelas kaca minumanku tadi sehingga jatuh dan pecah berantakan.Suara yang di keluarkan menyakitkan telinga.Tony langsung berlari menghampiriku.

“Mas tidak apa-apa? Saya antar ke kamar ya “

“Tidak usah “ sahutku sambil memegangi kepala dan mulai melangkah.

“Enggak apa-apa,Saya sudah tidak ada kerjaan lagi kok.Takut Mas kenapa-kenapa”

Dia benar-benar mengikutiku.Aku sebenarnya ingin meyakinkan kalau aku baik-baik saja.Aku melihat sorot mata Tony yang aneh.Cara dia menatapku seperti menyembunyikan sesuatu.Aku baru menyadarinya.Nyalak anjing kembali terdengar dan semakin keras.Aku tidak begitu memeperdulikanya.Pikiranku terfokus kepada kamar Eko.Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepadanya sekarang.

“Koo..kooo “

Aku mengetuk pintu kamar sambil memanggilnya.Tidak ada sahutan sama sekali.Apa dia sudah tidur lelap? Kuambil handphone dan kucari kontaknya.Aku menelponya tetapi tidak ada.Aku mulai gelisah dan ingin mendobrak kamar tersebut.Tetapi aku berusaha mengendalikan diri.Tony sudah tidak ada di belakangku,dia mungkin sudah kembali.Aku berharap nomor kamar yang diberikannya benar.

Stststts sstts ststts

Aku mendengar suara orang berbisik-bisik.Sepertinya suara itu dari kamar Reine.

“Rein ?” panggilku.Sepi dan tidak ada sahutan sama sekali.Aku mengetuk pintunya dan menyebut nama Reine tetapi tetap hening.

Blaaam

Tiba-tiba gelap.Lampu padam semua.Apa-apaan ini ? Mataku tidak berfungsi tetapi telingaku semakin tajam.

Taak..... taaakkkkk. Taaaaakk.....

Sreeek... Sreeek... Sreeek

Aku mendengar suara sesuatu mendekat tetapi aku tidak melihat apa-apa.Tiba-tiba aku melihat dua buah cahaya.Kunang-kunang? Bukan! Cahayanya bening seolah hidup.Dan semakin lama semakin membesar.Tiba-tiba hawa dingin menerpa tubuhku.

Cklek

Tiba-tiba pintu kamar Reine tebuka.Aku menoleh girang.

“Reeiii... “ hanya itu yang sempat kuucapkan.Ada sesuatu yang berbulu menyentuh tengkuku dari belakang.Aku hilang kesadaran.

*****

Aku membuka mata.Tubuhku kaku tidak bisa bergerak.Pandanganku terbatas.Aku bisa menatap ke depan tetapi hanya bola mataku yang bisa bergerak,kepalaku tidak.Aku seperti mengenali ruangan itu. Ini kamar Reine! Aku berpikir keras.Kalau melihat posisi tempat tidur,lemari dan meja.Aku yakin aku berada di pojok ruangan.Apakah aku terikat? Apakah aku tertanam di tembok?Apakah aku berada di lemari yang sangat sempit? Aku tidak tahu,aku tidak merasakan apapun di tubuhku yang bisa menjadi petunjuk.

Telingaku menangkap suara orang berbisik-bisik.Apakah itu suara orang yang tadi aku dengar di kamar Reine? Bola mataku kugerakan kesamping sampai batas maksimal.Sekilas aku melihat orang berada di dekat ranjang.Pandanganku terhalang lemari tetapi dapat melihat sesosok tubuh yang kukenal dalam posisi membelakangiku.Itu Eko!

Kenapa si mesum ke kamar pacarku malam-malam begini ? Jangan-jangan dia menggoda Reine? Aku mendengar suara Reine,tetapi tidak melihat tubuhnya.Apa yang mereka lakukan? Tidak mungkin sesuatu yang biasa saja.Ini sudah malam! Sangat tidak wajar lelaki berkunjung ke kamar gadis di tengah malam begini,apalagi bukan pacarnya.

Kepalaku terasa sakit.Aku mengembalikan posisi bola mataku sehingga melihat lurus ke depan agar lebih rileks.Dug Dug Dug! Jantungku langsung berdetak kencang.Aku melihat bayangan mereka di tembok menjadi satu.Bayangan itu bergerak! Bayangan kepala mereka bergerak cepat dan aneh! Appa..appakah mereka berciuman?Tubuhku mendadak panas.Air mataku keluar.Air mata penuh amarah.Settaaann... bajingaaaan.... bangsaaaaat !! Aku memaki tetapi tidak ada suara apapun yang keluar.

Aku penasaran.Aku berusaha membrerontak tetapi sia-sia saja.Aku tetap tidak bisa bergerak.Aku merasakan hembusan angin yang keluar dari hidungku sangat panas.Sesuatu di dalam tubuhku sepertinya mendidih.Aku ingin menghajar Eko! Bajingan itu sama sekali tidak menghormatiku.Mereka belum tentu berciuman,tetapi aku tidak peduli.Dia sudah berani berdua bersama Reine.Itu adalah kesalahan besar dan tidak bisa di maafkan!

“Hmmmmppp... hmmmppp..aah”

Sekarang telingaku yang kembali berfungsi.Suara itu sangat jelas.Aku merasakannya sampai ke hatiku.Aku tidak kuat.Aku memejamkan mata, tetapi mataku terasa panas seolah akan membakar kelopaknya.Siaaal!! Aku membuka kembali.

Wuuuussshhh... Brrruukkk

Aku terkesiap.Sebuah benda bergerak ke arahku dengan cepat.Aku pasrah.Aku tidak akan bisa menghindar.Kalau aku harus mati saat ini.Aku tidak peduli.Benar saja,tubuhku terasa bergetar karena di hantam sesuatu yang keras.Aku begitu kaget ketika mengetahui benda yang meluncur ke arahku adalah tubuh manusia.Eko.Itu tubuh Eko! Bangsat mesum itu jatuh berguling di depanku.Aku melihat darah mengucur dari bibirnya.

Kyaaaaaaaa

Aku terhenyak.Itu jeritan Reine! Kulihat seorang gadis memakai celana jeans panjang dan sweter abu-abu terhempas ke atas ranjang.Apa yang terjadi? Nafasku mendadak berat.Mataku panas dan mulai menimbulkan kelap-kelip cahaya kunang-kunang.Aku tegang! Sangat tegang ketika melihat seseorang mengenakan pakain serba hitam mendekat ke arah Reine yang bergerak ketakutan.Tubuh Reine bergetar dan tubuhku juga bergetar hebat.Seolah aku dapat merasakan aura ketakutannya.

Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas dari belakang.Tetapi dari postur tubuhnya,aku yakin penyerang Reine itu lelaki.Lelaki itu kemudian mengeluarkan suara yang tidak jelas sambil menunjuk ke arah Eko.Bahu Reine bergetar keras,dia menangis penuh amarah ketika lelaki itu mulai menarik ujung celananya dengan kasar.Aku tahu tujuannya hendak menelanjangi Reine.Aku merasa nafasku berhenti melihat kejadian yang menghancurkan hatiku.Sebentar lagi dia akan berhasil memperkosa Reine dan aku tidak bisa melakukan apapun.Apakah aku layak di sebut pacar? Sebentar lagi,gadis kesayangaku diperlakukan kejam di depan mataku.Apa yang harus aku katakan kepada Reine? Apa aku masih sanggup melihat wajahnya kalau hal itu terjadi ? Tidakkk!! Itu tidak boleh terjadi.Aku akan berusaha menyelamatkanya.Aku mencoba tenang. Kali ini aku mencoba memfokuskan energi dan mengalirkan ke seluruh tubuhku.Sia-sia,tidak terjadi apa-apa,tubuhku tetap tidak bisa bergerak! Aku kembali berusaha memberontak sekuat tenaga.Aku mencobanya lagi dan berharap bisa keluar dari kurungan benda tidak kasat mata ini. Gagal! Lagi.. lagi.. dan lagi! Tetap saja gagal dan tenagaku terkuras habis.Aku menyerah dan pasrah berharap ada kejaiban dari siapapun.Seseorang,tolong selamatkan Reine!

Aku melihat lelaki jahanan itu mulai menindih tubuh Reine.Reine berontak dan menendang tetapi kalah tenaga.Eko bangkit tertatih.Yaahhh.. Kali ini aku memberi semangat kepada Eko. Ko..!! Ayooo Lawan Ko..!! Tolong selamatkan Reine! Aku mendukung lelaki mesum itu meskipun hanya teriakan dalam hati.Mungkin lebih tepatnya disebut doa.Benar saja,Eko langsung berlari menerjang lelaki tersebut.Aku girang tetapi yang terjadi sungguh di luar dugaanku.Tubuh Eko kembali terbang ke hadapanku di sertai suara gedebuk yang sangat keras.Aku langsung menghembuskan nafas lemah.Lelaki mesum seperti Eko memang susah di harapkan menjadi pahlawan.

Pandanganku menjadi gelap.Aku merasa sesak.Tubuh Eko tepat berada di depan tubuhku.Menutup Indera pengelihatanku.Tubuh Eko tidak bergerak sama sekali.Apakah dia mati ? Tunggu! Aku mulai berpikir.Tubuhku tidak terasa bersentuhan langsung dengan tubuh Eko.Apakah dia tidak melihatku? Di manakah posisiku sebenarnya saat ini?

“Kyyyyaaaaa”

Aku mendengar jerita Reine yang menyayat hati tetapi pandanganku sudah tertutup tubuh Eko,aku tidak melihat apapun.Teriakan Reine tidak hanya sekali,tetapi berkali-kali.Teriakan pilu yang membuat perasaanku remuk redam.Kekasih diperkosa di depan pacar sendiri ? Sungguh suatu hal yang langka dan hanya terjadi di video bokep yang sering aku tonton.Sekarang aku harus mengalaminya sendiri.Aku lelaki lemah dan tidak bisa melakukan apapun.Aku ingin kesadaran hilang dari tubuhku saat ini.Aku tidak ingin mengetahui penderitaan Reine.Aku memejamkan mata kuat-kuat tetapi suara mereka mengganguku.

Plaaak ...Buuug ...Duuuugg

Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan Reine.Aku mendengar jeritan dan tahu pasti kalau dia menderita.Hal yang membuat aku semakin menderita adalah aku tidak melakukan apapun untuk menyelamatkanya.Aku pantas mati!

“Wanita jalang harus menerima hukumanya!”

Suara lelaki itu terdengar begitu familiar.Aku terkejut dan langsung membuka mata,tapi tubuh Eko masih menghalangi pndanganku.

“Ekooo Bangsaattt! Menyingkir dari hadapanku!” Aku berteriak tetapi Eko tidak bergerak .Dia tidak mendengar atau mungkin suara tidak keluar dari bibirku?Aku tidak mendapat petujuk sama sekali.Siapa dia? Aku yakin,Aku kenal suara itu? Aku harus membalas penderitaan Reine! Harus! Aku harus melihat orang itu.Eko,menyingkirlah!

Mungkin Tuhan mendengar teriakanku karena aku melihat tubuh Eko terseret ke atas ranjang.Aku bisa melihat,bukan berarti semua menjadi indah. Pemandangan yang kusaksikan di depanku membuatku ngilu.Aku seolah berada di neraka.Neraka yang tidak pernah diceritakan siapapun.Nerakaku sendiri.

Aku melihat Reine telanjang di atas ranjang.Dia meringkuk ketakutan.Tubuhnya penuh dengan goresan merah.Seperti bekas pukulan,cambukan atau cakaran.Darahku menggelegak.Rahangaku kembali mengertak.Akan kubunuh yang melakukan semua ini kepada Reine! Aku bersumpah! Air mata gadis kesayangaku sepertinya sudah kering.Hanya tubuhnya yang terguncang karena shock.Sekarang,Air mataku keluar deras sampai terasa hangat di pipiku.

Plaaaakkk Plaaaak

Terdengar suara ikat pinggang yang dilontarkan lelaki itu ketika beradu dengan kulit Eko.

“Aaaawwwwwhhhh”

Aku mendengar teriakan Eko.Aku yakin, itu bukan teriakan kenikmatan seperti yang biasa dia ceritakan ketika bercinta.Aku melihat punggung Eko memar kemerahan.Lelaki itu memukul lagi di sekujur tubuh Eko yang telanjang.Astaga! kenapa Eko telanjang?

“Sekarang, giliranmu bercinta dengan gadis jalang ini!” ucap lelaki itu bernada kejam. Kemudian lelaki setan itu melilitkan ikat pinggang di leher Eko.Aku yang pemberani bergidik melihatnya.Apalagi Eko,lelaki itu langsung ciut nyalinya.Tubuhnya gemetar.

Buuuggg

Aku melihat lelaki itu menendang perut Eko sambil berteriak marah karena Eko tidak bergerak.Darahku ikut mendidih melihat Eko yang sempoyongan.Lelaki Anjing itu dengan kejam bergerak ke atas ranjang dan menyeret tubuh Eko.Eko terbatuk karena ikatan di lehernya begitu kencang.Lelaki itu berteriak sambil tertawa.

“Emut itu jalang ,itu masih belum bener-bener berdiri!” perintah Si Setan keparat kepada Reine.Reine tidak mau bergerak.Amarah Si Setan sepertinya tersulut.Dia menarik ikatan di leher Eko dengan keras.Raut wajah Reine terlihat ketakutan.Dia terpaksa mendekatkan wajahnya ke selengakangan Eko.

“Hahahaa.. begitu dong,Jalang!!”

Hatiku benar-benar remuk mendengar orang itu memanggil Reine dengan sebutan ‘Jalang’. Sakit! Pedih ! Perih! Semua itu aku rasakan.Tidak hanya sampai disitu.Kekejaman dan keliaran lelaki bajingan itu terus berlanjut.Reine dengan raut wajah pucat dan berurai air mata dipaksa menjilat penis Eko.Setiap Reine berhenti, lelaki setan itu selalu punya cara untuk memaksa Reine melanjutkan kegiatanya.Menjepit puting,menampar payudara,atau mengigit kulit Reine.Dia menyiksa Reine dengan kejam.

Perasaanku campur aduk melihat Eko bercinta dengan Reine.Meskipun mereka dipaksa, tetapi hati ini tetap saja terasa sangat sakit.Apakah aku masih bisa memaafkan Eko ketika ingat tubuh lelaki itu pernah bergerak liar di atas tubuh Reine yang telanjang? Apa aku masih bisa baik kepada Eko kalau aku ingat penis lelaki itu pernah menyumpal bibir indah Reine.Bajingaaaan!!

Aku menyadari kalau sekarang bukan saat yang tepat untuk memikirkan Eko.Aku masih punya urusan lain yang harus diselesaikan.Aku menatap tubuh lelaki setan itu tanpa berkedip.Aku ingin dia mendengar makianku.

“Aku akan membunuhmu... Kau harus dengar itu ! Kau harus mati!”Aku meneriakan itu berulang-ulang. Berhasil! Sosok sang Penyiksa membalikan badan.Aku senang, tetapi hanya sesaat.Aku terkesiap melihat wujudnya.Manusia berkepala Anjing.Itu anjing pengawal Sang Putri! Tatapan matanya begitu liar.Dia menyeringai ke arahku.Aku bergidik melihat deretan gigi yang tajam dan runcing.Dia mengendus-endus sesuatu.Manusia anjing itu meloncat ke arahku.Tanganya Si Anjing terjulur seolah akan mencengkramku.Tidak! Bukan ke arahku,dia mengambil sesuatu di dekatku.Hanphone,dia mengambil handphone!

“Hahaha..rekaman ini akan kusimpan baik-baik! Terima kasih sudah menambah koleksiku.Kalau kalian melapor ,ini akan menyebar “ ucapnya kejam.Apakah anjing bisa berbicara?

****

Aku terbangun di kamar penginapanku dengan kepala super berat.Aku berguling malas karena masih ingin memejamkan mata untuk merengkuh kenikamatan di alam tidur.Aku mimpi buruk lagi? Sepertinya iya.Aku yakin itu semua hanya mimpi. Eko bermesraan dengan Reine.Manusia setengah Anjing.Semuanya tidak logis!

Astaga! Sudah jam 3 sore! Aku harus mengajak Reine makan.Aku langsung berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka.Kemudian dengan kecepatan super aku berlari ke kamar Reine.Kamar tidurnya sangat rapi seolah tidak ada orang yang pernah tidur di sana.Tidak ada bercak darah,tidak ada bantal robek.Aku lega.Semua itu meyakinkanku kalau yang aku alami kemarin hanya mimpi.Meskipun harus kuakui semua itu seperti nyata.Aku melirik ke sudut ruangan di mana sekiranya aku berada kemarin.Tidak ada apapun di sana.Aku tersenyum senang. Tetapi Reine kemana ya? Apa dia keluar sama temannya lagi ?

Aku duduk di tepian ranjang sambil bersiul.Samar-samar kudengar suara yang halus dengan tempo aneh.Orang menangis ? Iya..Itu suara orang menangis! Aku bersorak dalam hati karena dapat menebak suara itu.Aku memalingkan wajah ke sumber suara.

Ya Setaaaan!! Tubuhku mendadak lemas.Aku mengerjapkan mata beberapa kali berharap yang kulihat di sudut ruangan itu menghilang,tapi tidak terjadi.Itu nyata! Reine duduk dengan tubuh telanjang penuh luka.Aku berjalan ke arahnya dengan langkah kaki goyah.Kepalaku pening luar biasa.Aku langsung bersimpuh di depannya.Entah sengaja atau karena tubuhku memang sudah goyah.Berarti semua yang terjadi kemarin bukan mimpi ?Atau sekaranglah yang mimipi? Aku mencubit kulitku sendiri.Terasa sakit.Ini nyata!

“Aaa..apa yang .. terjadi ?” aku gagap.Reine mengangkat kepala.Matanya sembab,beberapa bagian wajahnya terlihat kebiruan,di bibirnya menempel darah yang sudah kering.Dia tidak menyahut.Hanya matanya yang memberi jawaban.Jawaban yang sulit aku pahami.Mungkin tidak pernah aku pahami.Tidak ada lagi tatapan mata kucing.Tidak ada lagi bola mata yang kecoklatan berbinar indah. Pandangan matanya saat ini adalah pandangan mata yang baru aku lihat seumur hidupku.Tatapan mata penuh kebencian.Penuh rasa putus asa. Aku tidak sanggup melihatnya.

“Kamu darimana ? Bukankah berjanji melindungiku ?”

Suaranya parau penuh kesedihan.Efeknya padaku luar biasa.Aku seperti tertusuk ribuan jarum. Menyakitkan sekali,menimbulkan rasa nyeri di seluruh tubuhku.Aku berusaha tegar.

“Rein..ceritakan padaku yang terjadi.Aku janji akan menghajar pelakunya!” ucapku geram.Darahku terasa panas menggelegak.Tanganku terjulur hendak menyentuh lengan Reine tapi dia menghempaskan tanganku dengan kasar.Aku tidak percaya.Kenapa dia membenciku juga?Aku melonggo menatapnya.Apa ini salahku ?

“Akuu.. akuuu percaya kaamu.. Aku pecaya kamu bisa melindungiku... hik..hik “ bahunya berguncang keras.Dia menangis kemudian wajahnya ditutup dengan telapak tangan.

“Siapa pelakunya? Aku akan membunuhnya!”ujarku gusar.Kepala Reine langsung terangkat menatapku.Pandangan matanya tajam seolah tidak percaya dengan yang di dengarnya.

“Aku bisa menyiksa orang Rein! Demi kamu,aku bisa melakukan apapun !” Teriakanku melengking keras.Dia kemudian menggeleng-gelengkan kepala seolah tidak mengijinkanku melakukan apapun.

“Siapa? Siapa pelakunya? Manusia Anjing itu kan ?” ucapanku membuat deru nafas Reine semakin berat.

“Dia memakai topeng kan? Bukan manusia anjing sungguhan!! “

Reine kaget.Ekspresi wajahnya memberiku jawaban.Tebakanku tepat! Tidak ada manusia anjing.Hanya manusia memakai topeng anjing.

“Aku akan membunuhnya!” teriaku,

“Jaa..Jangan!” ucap Reine.”Jangan lakukan itu ..”

“Kenapa ? “

“Jangan lakukan apapun.. Aku takut”

“Tidak..,aku tidak bisa memaafkan bajingan yang menyakitimu!”

Aku hendak mengajaknya ke kantor polisi tetapi dia tidak mau.Sangat mengherankan,dia sampai bersujud di kakiku memohon untuk merahasiakan hal ini kepada siapapun.Ini sangat aneh.Apakah dia hendak melindungi seseorang? Siapa? Aku? Eko?

Aku terlanjur emosi.Aku tidak bisa menahan diri saat ini.Apalagi tingkah Reine semakin lama semakin aneh.Reine berubah 180 derajat.Ketika aku berusaha memeluk tubuhnya,dia mendorong tubuhku sehingga aku terjengkang.Ketika aku memapahnya agar berdiri dia malah menghempaskan tangaku.Dia menggigit dan mencakarku.Aku tidak melawan.Aku bersalah karena tidak bisa melindunginya,tetapi aku bisa membalaskan dendam untuknya.Ya..hanya itu hal yang layak yang bisa aku lakukan sebagai lelakinya.

Aku meninggalkan Reine di kamarnya. Aku hendak mencari Eko dan berharap dia bisa memberikan aku sedikit petunjuk.Sudah kugedor kamarnya tetapi tidak ada yang keluar.Aku menelponya beberapa kali tetapi nomernya tidak aktif.Entah kemana bajingan itu? Aku tidak sabar mencari pelaku yang memperkosa Reine. Urusanku dengan Eko bisa di selesaikan belakangan.

Lapar tiba-tiba melanda.Aku masih manusia biasa yang tidak bisa menahan lapar.Aku memesan makanan di restoran dekat receptionist.Aku makan dengan lahap meskipun makanan itu tidak berasa apapun.Amarah memenuhi tubuhku.Indera perasaku tidak berfungsi dengan baik.

Tak ...triiiing ngiiiinnnggg

Aku menedang sesuatu yang tersangkut di kaki meja.Benda itu menggelinding dan berputar, kemudian berhenti bergerak.Ternyata pecahan kaca,ukuranya cukup besar.Aku mengambil dan mengamatinya.Ini seperti gelas minuman yang kupecahkan kemarin.Aku kemudian melemparkan ke bak sampah di dekatku.

Setelah aku menghabiskan makanan.Aku mendadak ingin buang air.Aku menuju toilet di dekat restoran. Aku hampir menabrak seorang lelaki berperawakan tinggi ketika aku akan masuk ke kamar mandi karena terburu-buru.

“Nak..banyak aura jahat di sekitar tubuhmu! Berhati-hatilah” ucapnya dengan nada bergetar.Aku hanya menaikan alis pertanda heran dan dengan cepat masuk ke toilet.Aku sempat melihat senyum tipisnya sebelum dia meninggalkanku.Sepertinya suara orang itu pernah aku dengar.

Seeeerrrrr

Air kencingku mengucur deras.Aku lega, tetapi menutup hidung ketika mencium aroma yang aneh.Aromanya begitu menusuk.Seperti bau obat! Aku bengong tetapi alam bawah sadarku memberitahu sesuatu.Aku pernah mencium bau ini di suatu tempat.Aku yakin!

“Jangan-jangan...” aku bergumam.Dengan buru-buru aku melangkah keluar dari kamar mandi dan menuju tempat sampah.Ketemu! Mataku melotot girang ketika menemukan pecahan gelas yang tadi aku buang.Aku mencium dan mengendus aromanya.Mirip! Sangat mirip dengan air kencingku meskipun baunya samar.

Tony! Dia pasti tahu sesuatu.Aku memutar otak mengingat semua kejadian kemarin.Aku tidak sadarkan diri setelah minum dengan bajingan itu.Dia pasti mencampurkan sesuatu dengan minumanku.Sialan! Dialah yang membuat aku kehilangan kesadaran.Apakah dia yang memperkosa dan menyakiti Reine? Sebentar lagi aku akan tahu! Aku menuju meja recepsionist.Dia tidak ada.Saat ini ,yang berjaga adalah wanita.

“Tony kerja jam berapa Mbak? “

“Dia shift malam ,jam 11 “

Aku menganguk kemudian mengucapkan terima kasih.Bagus! Ini akan menjadi momen yang tepat untuk untuk mengorek informasi dari bajingan itu.Aku yakin dan sangat yakin dia terlibat! Melihat tampangnya yang pengecut, aku tidak yakin bajingan itu pelakunya,tetapi dia pasti punya informasi.Benar! Aku ingat sekarang,sebelum dia memberiku minuman itu,dia menelpon seseorang.Pasti semua itu berhubungan.

Aku kembali ke kamar dan sudah tidak sabar menantikan hal yang akan kulakukan nanti malam.Tubuh Tony kecil,jauh lebih pendek dariku.Aku tidak perlu mempersiapkan apapun untuk mengintrogasinya.Aku punya seledang untuk mengikatnya,punya selimut untuk mendekap tubuhnya,itu cukup! Aku hanya perlu menyusun rencana agar bajingan itu masuk ke dalam kamarku.Itu saja!

Aku ke kamar Reine.Aku berbisik di telinganya “Aku akan menyiksa para bajingan itu malam ini ,Sayang!”

Reine tidak menyahut dan sepertinya tidur begitu lelap.Aku mendengar deru nafasnya yang halus.Kuusap wajahnya yang penuh luka.Hatiku mendadak terasa teriris,dadaku benar-benar sesak.Aku menangis.Aku khawatir dia melakukan hal yang tidak aku inginkan.Bunuh diri! Aku tidak mau dia sampai melakukan itu.Aku bertekad akan tetap mempersuntingnya meskipun dia telah ternoda.Aku memiliki kasih yang suci kepadanya.Aku bisa menerima apapun keburukanya seperti aku menerima kelebihanya.

Eko masih tidak ada kabar.Hilang bagai di telan bumi.Tidak bisa di hubungi dan tidak menghubungiku sama sekali.Kemana bajingan mesum itu? Apa dia menghindar dariku setelah perlakuannya terhadap Reine? Bisa saja dia takut kepadaku.

Waktu terasa bergerak lambat.Menunggu tanpa melakukan apapun sangat membosankan.Suara ‘tik tik’ jam dinding masih tetap sama seperti biasanya.Aku lega ketika Jam menunjukan pukul 11 malam lebih. Aku turun ke meja receptionist.Tony duduk dengan santai.Dia tidak setegang kemarin ketika ada lolongan anjing.

“Ton, bisa minta tolong bikinin minuman kayak kemarin? Aku susah tidur,kemarin karena minuman buatanmu,Aku tidur lelap” ucapku sambil menunjukan senyum yang manis.Tony tersenyum tipis.Aku melihat keraguan di hatinya.Tetapi akhirnya dia menganguk dan bergegas ke tempat membuat minuman..

“Tolong anter ke kamaku,bisa?”

“Iya,bisa mas”

Aku tersenyum dan berlari ke kamar dengan cepat.Baru saat ini aku benar-benar memperhatikan sekelilingku dengan detil***angan berukuran 4 x5 meter.Sebuah kamar mandi di pojok ruangan.Meja dengan televisi di sebelahnya dan sisanya ruang kosong.Tempat tidurku berukuran 2 x 2 meter.

Tok Tok

Suara ketukan membuatku melompat dari tempat tidur.Senyum Tony menyambutku ketika aku membuka pintu.Aku mempersilahkanya masuk dan menyuruh meletakan minuman di atas meja.

“Kamu hanya bikin satu aja ya?”

“Iya Mas”

“Bagi punyaku ya! Biar ada yang nemenin aku minum “ucapku.

“Ehhh..enggak usah.Mas kayak mau minum minuman keras aja,mesti bagi-bagi ”

“Haha..enggak apa-apa.Ini aja di bagi dua.. saya ada gelas kosong kok” ucapku sambil beranjak ke tempat gelas.Aku lirik dia sekilas.Dia gelisah.

“Saya tidak haus, Mas....” ucapnya gugup. .”Saya...saya ..udah bikin dan ada di bawah.Maksudnya.. minuman saya ada di bawah! ”

“Oh.Kalau begitu, bisa minta tolong sekali lagi?” ucapku.Dia menganguk.”Toiletku banyak kecoa,punya obat untuk mengusirnya..”

“Iya Mas..ada..” ucapnya gugup.Kutatap matanya.Dia seolah tidak nyaman di sampingku.Dia melangkah cepat.Aku perhatikan bayanganya yang menghilang di balik pintu.

Aku mendekat ke arah minuman itu.Aku mengendusnya,seperti ada bau obat tertentu.Penolakan Tony sebenarnya sudah memberi jawaban kalau ada yang tidak beres dengan minuman itu.Kubuang minuman itu di toilet dan kuletakan gelasnya kembali di atas meja.

Aku duduk di pinggir ranjang sambil mengurut keningku.Kemudian Tony datang.Dia membawa cairan pembersih keramik.Ya Ibliiis! Aku tertawa dalam hati.Apakah tidak ada obat serangga di sini ? Penginapan ini memang hanya memiliki 2 penjaga di malam hari.Satu seorang satpam di luar dan satu lagi receptionist yang merangkap banyak job.Maklum penginapan kecil di pegunungan dan hanya 8 kamar.

“Mas tidak apa-apa ?” ucapnya ketika melihat aku berpura-pura pusing.Sepertinya pancinganku mengena.Dia tampak khawatir.

“Kepalaku agak pening Ton” sahutku.Dia melirik ke arah gelas kosong di meja kemudian meliriku lagi. Fix! Tidak salah lagi! Bajingan kecil ini mencurigakan!

“Bisa minta tolong kamu usirin kecoa di toiletku,Ton? Aku pusing sekali “

“Iya Mas...”

“Terima kasih Ton”

Mataku mengikuti gerak Tony yang melangkah ke kamar mandi.Aku hendak berdiri,tapi tiba-tiba aku terhuyung.Sial!! Aku benar-benar pusing! Padahal tadi hanya berniat pura-pura.Tiba-tiba angin dingin menyergap tubuhku.Aku mengigil.Tulangku sampai terasa ngilu.

Sreek Sreekkk

Aku terkesiap.Sebuah bayangan hitam besar sudah berada di depanku.Aku mengenalinya.Anjing! Anjing itu lagi !Anjing yang aku temui di depan kamar Reine.Anjing itu berjalan memutar mengelilingi tubuhku.Aku pusing.Aku mual.Nafasku tersengal,mata anjing itu menatapku tajam.Kemudian dia melompat ke arah tubuhku seperti hendak menerkamku.Aku tercekat dan tidak bisa bergerak maupun mengeluarkan suara.Aku hanya memejamkan mata.Membiarkan binatang itu mencabikku.Tetapi itu tidak pernah terjadi.

Aku membuka mata.Anjing itu hilang! Tetapi tubuhku terasa panas.Sangat panas dan darahku seolah mendidih.Bola mataku seperti terbakar dari dalam.Kepala belakangku seperti di tusuk sesuatu.Sakit luar biasa sampai ke punggung dan tulang pahaku.Aku memejamkan mata dan meremasnya kuat.Mencoba mengatur nafas setenang mungkin.Remasanku ternyata mampu memberi efek yang menenangkan.Aku merasa kalau tubuhku sedikit berbeda.Ringan dan penuh energi.Aku membuka mata.Aku kaget.Aku sudah berada di dalam kamar mandi tanpa aku sadari.Tony menatap penuh ketakutan ke arahku.

Dduuukkkk

“Akhhh..”

Aku merasakan lengan kananku bergetar.Tubuh Tony terhuyung menghantam tembok kemudian tidak bergerak.Aku melirik lengan kananku yang masih lurus ke depan dan terasa kesemutan.Aku menghantam kepala Tony? Hanya sekali pukul tubuh kecil itu kehilangan kesadaran.Semua terjadi begitu cepat dan tanpa rencana yang matang.Padahal rencanaku sebelumnya adalah mendekap Tony dengan selimut.Tetapi semua di luar kendaliku.

Aku langsung mengangkat tubuh Tony dan membaringkan di tempat tidur.Kucopot semua pakainya kecuali celana dalam.Tanganya kutarik lurus ke bawah,begitu juga kakinya.Kulilitan selimut tebal dari pusar sampai ke kaki.Kemudian aku ikat dengan 2 selendang.Satu di bagian perut.Dan satu lagi di dekat pegelangan kaki.Aku tersenyum.Kalau kulihat dia mirip ikan Duyung yang ada di dalam cerita yang sering aku baca.Pangeran duyung yang terdampar... Hahaha!

Aku mendekat ke arah Tony.Kuteteskan air di wajahnya dan berharap dia sadar.Tetapi dia sepertinya cukup lelap karena pukulanku.Aku memeriksa nafasnya.Masih ada dan normal.Kuperiksa ikatanya kembali,memastikan tangan dan kaki terikat kencang.

Aku bergegas ke kamar Reine.Kulihat Reine duduk dengan balutan selimut.Pandangan matanya kosong.Hatiku kebali sedih,aku ikut merasa hampa.

“Kamu makan dulu ya,Sayang! Kamu belum makan apapun... “ ucapku.Aku melirik tumpukan makanan yang tidak tersentuh.Tadi siang aku membelikanya Gado-gado.Makanan favorit Reine.Dia hanya melirik sedih ke arahku.Air matanya kering.Aku mengangkat tubuhnya,kali ini dia tidak melawan.Badanya bergetar seperti orang tua renta.Tanpa kusadari air mataku ikut menetes.Aku memapahnya memasuki kamarku.Reine kududukan di tepi ranjang,menghadap Tony Sang Putra Duyung.

“Apakah dia yang memeperkosamu ?” ucapku parau.Reine membisu dan menatapku dengan sayu.Aku mengulangi pertanyaanku tetapi tetap saja Reine membisu.Aku menarik nafas panjang.Aku hampir menyerah.Apakah Reine sudah Shock keras karena kejadian yang menimpanya?

“Tolong jawab Sayang, Aku akan melindungimu.Percayalah..!”ucapku.Aku melihat air mengembang di kelopak mata Reine.Kenapa dia seperti itu? Kenapa dia tidak mau menjawab? Aku tidak habis pikir entah apa yang di takutkan Reine.Rekaman! Aku ingat sekarang.Sepertinya pemerkosa itu mengancam Reine dengan rekaman yang menampilkan adegan seksual Eko denganya.Darahku mendidih.Hatiku sakit membayangkanya tetapi aku mencoba menahan diri.Pasti itu penyebabnya! Si pemerkosa mengancamnya! Siaaallaaan!!!

“Apa karena rekaman itu?” ucapku.Raut wajah Reine berubah.

“Apa dia yang memperkosamu?” ucapku dengan lembut.Kali ini Reine menggeleng sambil menangis.Aku lega,setidaknya Reine bereaksi.Meskipun maksudnya belum tentu ‘tidak’ .Aku merasa abu-abu.Aku tidak tahu duniaku akan menjadi seperti apa setelah ini.

Aku berlari ke kamar mandi dan mengambil air.Kuguyurkan di wajah Tony.Dia megap-megap sambil terbatuk.Aku lega setidaknya dia sadar.Aku mendelik ke arahnya.Dia langsung shock dan nyalinya ciut.

“Apakah kamu yang memperkosa pacarku ?” ucapku dengan gigi gemertak.Dia mengeleng patah-patah.Maksudku,menggeleng seperti orang yang sangat ketakutan.Matanya mendelik,suaranya tersangkut di tenggorokan,tubuhnya berguncang-guncang hendak melawan.Dia sepertinya sangat kaget ketika tahu dirinya berubah menjadi seorang Putra Duyung.Dan sekarang dia menggelepar karena terdampar di tempat tidurku.Dia menatap ke arah telujuku menunjuk.Kulihat Reine semakin berurai air mata.

“JAWAB!!”

“Ttiidaakkk... “

“Bohong!!”

“Saya tidak bohoong” ujarnya dengan tampang tidak bersalah.70 persen naluriku mengatakan kalau dia jujur, tetapi siapa tahu dia adalah orang berkepribadian ganda? Satu hal yang aku yakini,dia adalah orang yang memberikan obat di dalam minumanku.Dia terlibat dalam kasus ini.Dia sudah ikut menyakiti orang yang paling kusayangi di dunia ini.Dia tidak bisa di maafkan!

Aku merobek bantal sehingga isinya berantakan.Kusumpal mulut Tony dengan sarung bantal.Aku teringat sesuatu, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.Kuambil obat pembersih keramik cair yang dibungkus botol berbentuk bebek tersebut.Aku kembali menghampiri Tony.Aku kemudian menuang sedikit obat tersebut di telapak tangaku.Rasanya agak panas,kemudian menyisakan gatal-gatal.Hmmm..Boleh juga untuk main-main!

“Kamu memberi obat di minumanku kan?” ucapku santai.Kubuka penyumpal mulutnya.Dia terdiam tetapi tubuhnya gemetar.Kutatap matanya,dia tidak berani menatapku.Berarti dugaanku benar!Ok! Pertanyaan berikutnya sudah siap.

“Obat apa yang kamu berikan itu ?” ucapku lagi.Dia masih terdiam.Kutuangkan obat pembersih keramik di sekitar perutnya.Raut wajahnya langsung berubah.Dia meringis.Pasti kepanasan!

“Ttttidak tahu Mas... “

“Tidak tahu?” Aku heran mendengar jawabanya.Bukankah dia yang meletakan di minumanku? Bisa-bisanya dia menjawab tidak tahu.Aku emosi.Aku kembali menuangkan obat pembersih dengan jumlah yang lebih banyak dan kali ini di puting susunya.

Ceeeesss

Terdengar suara obat beraksi dan meninggalkan gelembung-gelembung di kulitnya.

“Duuuh.... pppanas.. Tolooong “ ucapnya gagap.Putra duyung ini bergerak memberontak sehingga tubuhnya terangkat dan hampir terjatuh dari ranjang.

“Hahahahha....!! Rasain!”. Kulihat kulitnya agak melepuh.Aku menunggu jawaban darinya tetapi dia tidak mau menjawab.Kali ini aku tuangkan ke lehernya.Aku sumpal mulutnya lagi.Dia menggeliat semakin hebat.Badannya berguling-guling sampai tengkurap.Kusiram lagi punggungnya,dia kembali membalikan badan dan menatapku penuh rasa ketakutan.Kubuka penyumpal mulutnya.

“Tolong lepasin saya Mas..hkz hkz ” ucapnya dengan raut wajah memelas.

“Apa kamu tau yang memperkosa Reine ?” ucapku dingin sambil menunjuk Reine yang sudah berpindah ke pojok ruangan.Reine duduk .Wajahnya terbenam di antara kedua lututnya yang tertekuk.Reine sepertinya sangat shock dan tidak ada niat menghentikanku.Mungkin dia juga ingin menyiksa pelakunya.Tony tidak menjawab.Hanya memberiku pandangan aneh penuh dendam dan amarah.

“Kamu tau si pemerkosa ?”tanyaku.Dia langsung pucat ketika melihatku memiringkan botol pembersih.

“Bukan ..bukan saya!”

“Kamu tahu orangnya kan ?” tanyaku.Dia tidak menyahut.Aku menyumpal mulutnya lagi,kemudian menyiramkan pembersih keramik di wajahnya.Dia langsung mengeliat dan menyepakan kaki,tetapi selimut yang menggulungnya menghalangi.Tidak ada sahutan dari Tony,hanya ada tangisan.

“KATAKAN SIAPA PELAKUNYA!!”

“Saa..sssayaa tidak tahu Mas..benar,,ssumpaah” Teriaknya parau.Air matanya banjir.Kulihat kulitnya merah.Aku kasihan? Tidak ! Aku senang.Aku menyukainya.Rasa sakit hati karena kejadian yang menimpa Reine membuat aku menjadi sedikit lebih kalap.Aku dalam posisi benar saat ini.Aku membela orang yang aku sayangi.Aku menghukum orang yang menyakitiku!

“Jangan bohong!” ucapku menggertak.Dia diam.

“Oke! Mungkin obat ini harus masuk ke mulutmu baru kamu mau menjawab!”ucapku dingin.Entah kenapa aku menyukai reaksi ketakutanya.Aku ingin mempermainkanya.Kumiringkan lagi botol pembersih itu.Siiial.. isinya habis!! Aku bingung dengan cara apalagi aku harus membuatnya mengaku.Kalau kupukuli,bisa-bisa dia pingsan dan aku tidak menemukan jawaban apapun.Apa harus kupotong penisnya? Tidak! Itu menjijikan.Aku kembali menyumpal mulutnya kemudian menjauh darinya.Kulihat Reine menangis menjadi-jadi.Aku tidak tega.Aku papah dia kembali ke kamarnya.Kurebahkan dia di ranjang.Aku yakin Tony tidak akan bisa membebaskan diri sehingga aku berani meninggalkanya sendirian.

Aku mencium bau masam.Bau makanan basi.Ahaa! Mungkin dengan memaksa Tony memakan ini dia akan mengaku,pikirku.Aku membawanya ke kamar.

“Oke Tony ..Tolong jawab pertanyanku” ucapku.

“Satu ,Obat apa yang kamu berikan di minumanku?”

“Dua...Siapa yang memperkosa Reine?”

“Tiga....Dimana rekaman itu ?”

Aku sengaja mengucapkan pertanyaan itu satu-satu

“Sssaya.. tidak tahu semuanya Mas” Jawabnya.Yaaa Setan!! Jawaban macam apa itu.Dia tidak kreatif sekali ketika berbohong.Aku tidak percaya begitu saja.Aku ingat rekaman yang diambil si pemerkosa bajingan itu.Mungkin saja rekaman itu ada di hpnya.Aku beranjak memeriksa pakaian Tony.Kuambil bajunya yang tadi aku lepaskan.Kuraba-raba.Ketemu!.Aku mendekati Tony sambil menimang-nimang HPnya.

“Kode pengamanya apa?”

Kutatap matanya untuk menakuti.Dia benar-benar takut.Aku tidak menyangka diriku bisa menakuti orang.Hahaha.Aku bangga! Dia mengatakan kepadaku kode pengamanya.Aku mencoba mencari video itu di Gallery Hanphonenya.Hasilnya nihil.Aku tidak menemukan apapun.Mungkin dia memang benar.Bukan dia pelakunya.Tapi dia pasti tahu sesuatu!Obat itu.Aku harus memfokuskan kepada obat itu.

“Obat apa yang kamu kasi di minuman itu ?”

“Saya tidak tahu,benar.. tidak tahu”

Jawabanya mengecewakan dan membuatku marah.Aku membuka kotak makanan yang aku beli tadi sore,isinya gado-gado.Ketika kubuka bau busuk langsung menusuk hidungku.Aku mual tapi kucoba menahanya.Tony juga terlihat meringis.Mungkin juga dia tidak tahan.

“Kamu sudah makan?” ucapku sambil mendekatkan makanan itu kemulutnya.Dia memalingkan wajah karena baunya yang menusuk.Aku sengaja hanya mendekatkan tanpa memasukan ke dalam mulutnya.Itu saja sudah cukup membuatnya pusing.

“Huh.. bukanya kamu yang mencampur dengan minumanku?”

“Sssaaaya ,ha-hhanyaa di perintah ..” dia menjawab terbata-bata.

“Oleh siapa ?” ucapku.Dia hanya melirikku takut dan diam.

“SIAPA?”

Suaraku mengelegar.Dia terlihat ragu untuk menjawab.Aku emosi.Dengan geram kuremas gado-gado busuk itu dan kucoba memasukan ke dalam mulutnya.Tentu saja dia tidak mau membuka mulut.Kututup hidungnya, dia malah semakin merapatkan bibir. Ahhhh..bodoh! Cara menyiksa seperti ini tidak efektif!

Si Tony cukup menjengkelkan! Apa susahnya mengaku? Apa dia ingin aku membunuhnya?Aku bangkit dan mencari sesuatu untuk memaksanya berbicara.Aku melihat kresek di atas mejaku.Aku mengambil dan membuka isinya.Ada anti nyamuk semprot dan anti nyamuk lotion.Kulirik Tony.Hahaha.. sebuah rencana muncul di otaku.Aku kemudian kembali duduk di sampingnya.

Aku diam, sengaja tidak mengatakan apapun padanya.Aku hanya menunjukan di depan matanya saat aku mencampur gado-gado basi dengan satu botol lotion anti nyamuk. Warna gado-gado menjadi putih dan seperti berkuah.Ini cocok untuk menjadi makanan penjahat kecil seperti Tony.

Kutatap tampang memelas Tony di depanku.Aku tidak peduli,ini salahnya.Kubuka tutup anti nyamuk semprot.Kukocok pelan.

Preeeesss preeeeesss

Kusemprotkan anti nyamuk di wajah Tony sebanyak lima kali.Dia menahan nafas dan mengunci mulutnya rapat.Oke! Lihat saja sampai kapan dia akan bertahan.Berselang beberapa detik dia mulai tersengal-sengal.Aku mengambil 2 buah bantal dan meletakan di bawah kepalanya.

Preeeesss preeeeesss

Aku menyemprotnya lagi.Kali ini jumlah semprotan lebih banyak,mungkin sepuluh kali.

“Uhuukkk uhukkkk” Tony menggeliat sambil mengangkat kepala.Kulit wajahnya merah dia terbatuk.Mulutnya terbuka.

Ini saatnya! Aku langsung menangkup gado-gado rasa baru itu dengan tangan kiri.Tangan kananku menjambak rambut belakang Tony.Tujuanya agar dia tidak bergerak menghindar.Kudekap mulut Tony dengan tangan kiriku yang penuh gado-gado.Dia meronta! Hanya rontaan tidak berarti.Dia kalah posisi,mental dan segalanya.Wajah Tony semakin merah dan matanya mendelik.

Gleeccckk

“Uhuuuukkkkk.....”

“Huuueeekkkkkk”

Makanan itu sempat masuk ke kerongkonganya tetapi sepertinya ditolak oleh lambungnya.Dia muntah-muntah.Aku tidak peduli.Kulihat wajah Tony pucat.

“Siapa Ton?” ucapku santai.Dia diam.

“Mau ini lagi ?” Aku menggangkat gado-gado itu.

“Mmmas..Mass Eko..obat Mas Eko ...” ucapnya dengan cepat.

“Eko Si Kriting ? Temenku? “ Aku kaget mendengarnya.Untuk apa Eko memberiku obat ? Kulihat Tony mengangguk.

“Kenapa ? Kenapa dia memberiku obat ?”

“Ttidak tau.. Ddddiiia hanya minta tolong!”

“Itu saja?”

“Dia bilang..Dia sangat menyayangi Mas Rendra” ucap Tony.Waat deee....!! Aku benar-benar kaget mendengarnya.Sayang? Eko sayang sama aku? Yaaa Setannnn! Apa Eko homo ?Aku tidak percaya ini.Pikiranku langsung kacau.Aku hanya melirik Tony tanpa mengucapkan apa-apa.

Tok..tok..

Suara ketukan di pintu membuatku terhenyak.Siapa itu? Apkah Reine?

“Son...Samson”

Eko! Itu suara Eko.Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus pura-pura tidur?Tidak! Ini saatnya! Ya.. ini saat yang tepat unuk mengetahui semuanya dari Eko.Aku harus pura-pura tidak terjadi apa-apa.

Aku melirik Tony,sepertinya dia merasa senang karena akan ada penyelamat.Tapi dia keliru.Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.Aku menyumpal mulut Tony dan menutup tubuhnya dengan selimut.Aku yakin,Eko tidak akan terlalu memperhatikannya.Kubuka pintu.Aku lihat raut wajah Eko biasa saja.Dia kemudian duduk di kursi dekat toilet.

“Ko..Kamu kenal Tony ?”

“Tony ? Penjaga penginapan ?”

“Iya..”

“Kenal,kenapa? “ Eko menatapku curiga.Aku tidak menyahut.Ternyata Eko jujur juga!

“Katanya kamu minta tolong padanya untuk memberiku obat?” ucapku jujur.Eko tidak menyahut.Selimut di belakangku bergerak.Sepertinya Tony ingin melepaskan diri.

“Siapa itu ?” Eko menunjuk selimut yang menutup Tony.Eko tampak begitu tenang.Wow! Dia pandai sekali berakting.Seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

“Reine!”

“Reine?”

“Kamu kok gak jawab pertanyaanku! Benar yang dikatakan Tony?” ucapku.Aku tidak ingin Eko mengalihkan perhatianku.Aku tidak akan lengah.Eko menarik nafas panjang.Dia merogoh saku celana,mengambil Hp dan menempelkan di telinga.Tatapan Eko begitu tajam ke arahku.

Krrrriiing..krriiinggg

Hp Tony berdering.Aku kaget.Eko meliriku tajam dan mengerutkan alis.Aku bisa ketahuan! Aku harus melakukan sesuatu.Eko bangkit dari duduknya.

“Kamu mau kemana Ko ?”

“Toilet! Napa ? Mau liat Gue kencing?” Eko menjawab dengan nada seperti biasa,meremehkanku! Dia kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Aku gelisah ketika Eko tidak keluar dari toilet setelah cukup lama.Kudengar dia berbicara dengan seseorang.Bukan denganku.Dia menelpon. Siapa yang ditelponnya? Apa hubunganya dengan kejadian yang menimpa Reine? Sepertinya Eko mulai menaruh curiga kepadaku.

Saat ini, Aku tidak percaya kepada Eko.Sekaranglah kesempatanku untuk menaklukan dan mengintrogasinya.Aku tidak boleh menundanya! Aku menatap sekitar mencari benda yang bisa kumanfaatkan untuk menyerang.Bantal dan selimut sepertinya tidak cukup untuk menaklukan Eko.

Sial! Aku mondar-mandir karena panik.Aku mencoba mengangkat kursi kayu.Terlalu berat,susah di ayunkan! Cermin di dinding terpaku keras.Kabel untuk menjerat leher? Bagaimana kalau aku kena setrum lebih dahulu? Jangan! Itu juga bahaya! Aku mencoba merangsang otaku untuk berpikir.Haruskah kupukul dengan tangaku? Aku kurus dan dia kekar,Aku pasti kalah!

Aku teringat sesuatu, kemudian berlari ke tempat tidur dan berjongkok di samping dipan.Tanganku merayap mencari sesuatu di bawahnya.Ketemu! Botol air mineral yang berisi air kencingku.Kuangkat botol berukuran 1,5 liter tersebut.Cukup berat tetapi nyaman digenggam.Kalau benda ini kugunakan untuk memukul kepala Eko, pasti akan memberikan efek yang lumayan hebat.

Aku mematikan lampu kamar, kemudian bersiaga tidak jauh dari pintu kamar mandi.Mencari tempat paling gelap sehingga Eko tidak melihatku.Jantungku terasa memukul dada ketika kudengar keran sudah dimatikan.Dia akan keluar dalam beberapa detik.Tubuhku tegang.Botol itu kupegang erat di tangan kanan.Aku memastikan posisi kakiku kokoh.

Suara pegangan pintu yang diputar tertangkap jelas oleh telingaku.Kemudian terlihat daun pintu tertarik ke dalam.Sebuah wajah menyembul dari pintu kamar mandi.

“Kok gelap?” ucap Eko.Aku menahan nafas.

Sret..sreet..

Kudengar suara langkah kaki Eko.Dia mendekat.Ini saatnya!

Wuuuut

Aku mengayunkan tangan sekuat tenaga.Eko kaget dan mundur dengan cepat.Meskipun gelap,reaksi bajingan itu cukup bagus.Sasaranku meleset! Botol itu hanya sedikit mengenai bahunya.Kupikir,aku bisa mengenai hidungnya,ternyata dia masih sempat menghindar.Tetapi karena dia tidak siap,tubuhnya terhuyung menabrak tembok.

“BANGSAAAAT!!” teriakku.Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kedua.Selagi Eko berusaha memepertahankan keseimbangan,aku langsung meloncat sambil mengayunkan botol itu.

“Ren....”

BUUUMMMBB

DDUUUKK

Kali ini pukulanku sukses.Botol plastik berisi air kencingku itu tepat menghantam wajah Eko.Aku tersengal-sengal.Tubuhku gemetar.Aku memerhatikan tubuh Eko yang jatuh terjengkang di lantai.

DUUUKK

“Akkkhhh”

Eko berteriak ketika kakiku menghantam perutnya.Aku kembali menendangnya beberapa kali sampai Eko tidak bergerak.Tidak ada perlawanan yang berarti darinya.

Aku kemudian menyalakan lampu.Cairan kuning terlihat berhampuran di lantai, tembok,dan terciprat kemana-mana.Tutup botol sepertinya terlepas ketika aku memukulkan ke wajah Eko.Bau pesing menusuk hidungku.Aku melihat Eko meringis di lantai sambil memegang perutnya.Bibir dan hidungnya berdarah.Baju dan wajahnya basah,mungkin terkena air kencingku.Dia menatapku tajam.

“Son..apa-apaan ini?”

“Aku yang seharusnya bertanya! kenapa kamu melakukan ini padaku ? ” ucapku parau.Dia tidak melawan ketika aku mengikatnya dengan selendang di kursi.

“Maksud Lo? ”

“Kenapa kemarin kamu memberiku obat ?”

“Maaf...” hanya itu jawaban darinya.Aku menjadi sangat marah.

“Maaf ? Itu saja! Kamu tau kan apa yang terjadi pada Reine? Kamu tahu kan dia diperkosa? “ ucapanku bergetar.Eko menatapku kemudian menundukan kepala.

“KAMU TAU KAN KO ? JAWAB!!”

Aku langsung mencengkram dagu Eko dengan keras.Eko meringis dan menganguk.

“Dari mana Lu tau itu?” Eko bertanya.Nada bicaranya pun masih sama.Tidak ada pancaran ketakutan.

“Aku melihat semuanya Ko! Dengan mata ini! ” Aku berteriak sambil menunjuk mataku.Aku mulai berpikir.Berarti kemarin Eko tidak mengetahui keberadaanku? Apa hanya rohku saja yang terbang ke kamar Reine?

“Apa yang kamu lakuin dengan Reine sebelum diperkosa? Apa kamu menggodanya?”

Eko tidak menyahut.Lelaki itu malah menunduk.Bahunya berguncang seperti orang menangis.Aku tidak butuh tangisannya saat ini.Aku butuh jawaban dari lelaki mesum ini.Aneh! Eko sangat aneh! Tadi dia tenang sekarang berubah menjadi cengeng.Apa dia mengalami kelainan jiwa? Atau dia memainkan peran lain untuk menarik simpatiku?

“JAWAB KO!!”

Aku berteriak sambil mengayunkan tangan ke wajah Eko.

DUK

Tanganku terasa kesemutan.Eko sepertinya mengeraskan rahangnya.Aku semakin marah melihat tatapan matanya yang meremehkanku,seolah mengatakan pukulanku tidak berasa apa-apa.Tanganku mengayun lagi.

DDUUUUUG

Tidak ada rasa kesemutan di tanganku.Tetapi aku merasakan rasa sakit yang teramat sangat di kepala belakang.Aku terhuyung.Kemudian gelap.Aku tidak ingat apapun.

*****

Aku membuka mata dan ternyata masih berada di kamarku.Aku dalam posisi terikat di kursi.Badanku terasa sakit.Terutama di punggung dan kepala belakang.Aku mencoba memikirkan apa yang terjadi.Sepertinya ada sesuatu yang menghantam kepala belakangku ketika aku hendak memukul Eko.Tony sudah tidak ada di ranjang.Berganti dengan Eko yang rebahan sambil menonton TV.

Aku hendak mengucapkan sesuatu tetapi mengurungkan niatku ketika melihat seorang berperawakan tinggi memasuki kamar.

“Bagaimana keadaannya ?”ucap Eko.

“Selamat..” sahut lelaki itu.

“Oh ya! Terima kasih untuk tadi,kamu udah datang tepat waktu! Fyuuuuh.. hampir saja aku di bunuhnya,hahaha ”

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Tergantung dia” ucap Eko sambil mengacungkan telujuk ke arahku.”Dia mau membusuk di penjara atau membayar uang tutup mulut. Itu terserah dia! ”

”Dia kan pewaris tunggal.Pasti ayahnya akan rela mengeluarkan banyak duit untuk menutup mulut kita! Hahaha” ucap Eko.Aku mendelik ke arah mereka.Lelaki itu tersenyum sinis ke arahku.

“Eh! Bagaimana dengan wanita itu ?”

“Udah beres!”

Beres! Apanya yang beres? Apa yang mereka lakukan kepada Reine? Apakah mereka membunuh Reine?.Aku masih tidak mengerti arah pembicaraanm mereka.

“Saya pergi dulu” kudengar suara lelaki itu.Kemudian dia menghilang dari pandanganku.

“Ko..” Aku hendak berteriak tetapi hanya erangan lemah yang keluar dari mulutku.Eko hanya menggerakan bola matanya,melirikku sebentar dan kembali menonton.Dia masih saja meremehkanku.

“Obat apa yang kamu berikan padaku ? Obat tidur? Obat pembuat lumpuh?”

“Ya” singkat sekali jawaban lelaki itu.

“Untuk apa ?”

Dia tidak menjawab pertanyaanku.Aku memejamkan mata mencoba memikirkan semua yang terjadi .Kedatangan Eko ke tempat ini apakah sebuah kebetulan? Aku tidak memberi tahu Eko sama sekali.Dari mana dia mengetahui? Reine! Pasti dari Reine! Reine memang cukup dekat dengan Eko.Reine dengan gampanganya percaya kepada bajingan mesum semacam Eko. Memori ketika Aku,Eko,dan Reine makan malam bersama kembali terputar di kepalaku.Aku ingat! Aku tidak sadarkan diri setelah meminum jahe hangat pemberian Eko.Eko pasti memasukan obat di minumanku pada saat itu.

“Selain Tony,Kamu juga memberikan obat tidur kepadaku kan ? Di minuman jahe itu ?”

“Ya”

Bangsaaaat! Dugaanku benar.Kepingan-kepingan misteri mulai tersusun di benakku.

“Kamu gagal membuatku tertidur dan menyuruh anak pengecut itu memberikan obat di minumanku?” ucapku dengan nafas menderu.”Tujuanmu apa? Untuk mendekati Reine selama aku tertidur?”

“Lu pinter sekali,Son! Tapi udah terlambat ..Haha” Dia tertawa menjengkelkan.

“Ko,dimana Rein sekarang? Apa kamu tidak kasihan kepadanya? Kamu sudah melakukan hal jahat kepada kami! “

“Iya,maaf!”

Ohhh Setaaann! Jawaban Eko mebuat darahku mendidih.Manusia semacam apa dia sebenarnya? Kenapa di wajahnya tidak ada rasa bersalah sama sekali? Dan yang membuatku semakin jengkel,jawaban atas pertanyaanku pendek sekali.Dia mengangap aku ini sebagai apa?

“Jangan-jangan... kamu tahu siapa yang memerkosa dia Ko,kamu tahu kan ?”

Pertanyaanku kali ini membuat raut wajah Eko berubah.Dia langsung menatapku tajam.Aku yakin Eko tahu si pemerkosa.Aku sangat yakin! Kenapa Eko tidak melaporkanya? Kenapa dia diam saja?

“Hahahaha,kamu ikut menikmati tubuh wanita jalang ini.Kamu ikut memerkosanya! Kalau kamu melapor, rekaman ini akan tersebar!”

Ucapan manusia setengah terngiang di telingaku.Ya Ibliiss! Karena itukah? Si Eko mesum ini ternyata pengecut.Dia tidak ingin dirinya terlihat buruk!

“Kenapa kamu tidak melaporkan si pemerkosa ke polisi,Ko?”

“Reine tidak mau!” ucap Eko dengan tubuh bergetar.

Penjahat itu pintar! Tujuannya menyuruh Eko memerkosa Reine dan merekamnya adalah untuk mengancam gadis kesayangku itu.Kedekatan antara Reine dan Eko dimanfaankan olehnya.Karena itulah Reine takut melapor polisi.

“Aku yang akan melaporkanya Ko,apapun yang terjadi,Aku tidak peduli! “ucapku dengan gigi gemertak.Aku benar-benar geram.Siapapun itu,Aku harus membuatnya menderita.

Eko tidak menyahut .Aku merasakan pancaran aneh di sorot matanya.Eko seharusnya tidak setenang itu.Eko seharusnya merasa bersalah.Dia seperti menyembunyikan sesuatu.Ini tidak wajar! Ini aneh!

Tunggu! Kalau semua itu untuk mengancam Reine,untuk apa seseorang meletakan tubuh tidak berdayaku di kamar Reine? Untuk apa dia memberi tontonan itu kepadaku? Siapa yang melakukanya?Apa tujuannya?

Hmmm...Ada yang aneh! Sebelum Reine dipaksa bercinta dengan Eko,apakah dia benar-benar diperkosa? Aku tidak melihat adegannya sama sekali! Bukankah saat itu tubuh Eko menghalangi pandanganku?Aku hanya mendengar teriakan Reine.Kenapa tubuhku ditutupi tubuh Eko? Kebetulan ? Sepertinya tidak mungkin! Ini adalah sebuah rencana!

Aku mengingat yang terjadi saat itu, Eko dipaksa memerkosa Reine.Dipaksa ? Apakah lelaki dalam kondisi ketakutan penisnya bisa berdiri? Tidak mungkin! Jangan-jangan... Oh Tidak! Apa mungkin Eko bekerja sama dengan lelaki itu?

Kalau dugaanku benar.Video itu sebenarnya bukan untuk mengancam Reine, tetapi ditujukan untuku? Eko sengaja menunjukan kepadaku kalau dirinya dipaksa oleh seorang penjahat untuk memerkosa Reine? Eko tidak ingin dirinya terlihat bersalah dihadapanku.Itu rencana Eko dari awal.Dia ingin menikmati tubuh Reine.Sempurna! Rencananya begitu sempurna.

“Penjahat itu tidak memerkosa Rein,kan ?”

“Ya”

Aku merasa seperti disambar geledek .Aku langsung lemas.Apa yang akan terjadi kalau Reine mengetahui kenyataan ini? Apa yang akan terjadi kepadanya kalau dia mengetahui sifat Eko yang sebenarnya? Eko! Satu-satunya orang yang kuanggap sahabat,ternyata menjadi penghianat terbesar dalam hidupku.Bodoh! Sekarang aku baru menyadari betapa bodohnya aku.


“Kamu gila Ko! Kamu merencanakan itu semua kan?” Dia diam.

“Iya kan? Bajingan!”

Eko hanya menyeringai ketika aku memakinya.Dia benar-benar tidak punya perasaan.

“Aku....Aku akan menceritakan semuanya kepada Reine! Dia akan membencimu seumur hidup!” ancamku.Sepertinya kali ini ucapanku membuat emosi Eko terpancing.Dia mendekat ke arahku.Kemudian mencengkram leherku.Aku lihat rahangnya mengertak seperti menahan emosi.Aku melihat pancaran matanya yang seperti monster menatap tajam kepadaku.Aku baru menyadari kalau Eko dalah seorang monster mengerikan! Sorot matanya sama seperti mata anjing! Dasar bajingaaaan! Aku meludahi wajahnya.Dia semakin kuat mencekiku.Aku menatap matanya dengan tajam kemudian mendengar hembusan nafas berat lelaki mesum itu.Dia kemudian memalingkan wajah.

“Son,daripada Lo pusing mikirin itu,sekarang mending Lo urus diri Lo! Lo nyiksa anak orang sampe sekarat! Polisi udah tau dan Lo akan membusuk di penjara! “


Aku tidak peduli ancamanya.Aku tidak pernah mengerti kenapa Eko sedendam itu kepadaku.Dia kemudian menelpon seseorang.Tidak berapa lama lelaki kekar itu datang kepadaku dan menyeretku keluar kamar.Aku melihat Eko tersenyum penuh kemenangan.

Aku hanya sempat melirik pintu kamar Reine.Lelaki berbadan kekar itu tidak mau berhenti ketika aku mengatakan kalau aku ingin bertemu Reine sekali saja.Dia kejam.Dia tidak peduli perasaanku.Aku diseret menuruni tangga.


Aku kemudian melihat seorang wanita yang kukenal berdiri menatapku dengan pandangan mata sayu di berdiri di dekat meja receptionist.Dia seolah menati kedatangaku.

“Mbak Wiena” ucapku.Dia tersenyum kecut kemudian mendekatiku.Tidak ada kata terucap dari bibir manisnya.Dia membawa sesuatu yang dipegang kedua tangannya.Sebuah kue ulang tahun yang sangat indah.Ada angka 22 di atas kue tersebut.Aku terkesiap membaca tulisanya.

“SELAMAT ULANG TAHUN KE-22, RENDRA”

*****

^^^^^

Pada suatu hari,sebelum kejadian itu.

Seorang lelaki dan seorang perempuan berdiri membelakangi sebuah patung perempuan cantik yang diapit sepasang anjing.Salah satu dari mereka memegang hanphone dan mengabadikan gambar.Mereka tersenyum bahagia ketika melihat foto mereka berdua bersanding mesra dengan latar belakang Patung Sang Putri.

“Rencana kita sukses kan,Rein!” ucap lelaki berambut keriting itu dengan pandangan mata gembira.Dia adalah Eko.

“Ini berkat ideku ngajakin Rendra.. hihihi” gadis itu tertawa renyah.”Kamu tahu kan,betapa susahnya dapet ijin Papah”

“Yaah,setidaknya Samson ada manfaatnya.Tidak hanya mengganggu ”

Rendra berlari kecil ke arah mereka sambil melampaikan tangan.Dia ngos-ngosan ketika sampai.

“Cantik sekali!” gumam Rendra saat mengamati patung Sang Putri.”Sayang sekali,dia sering memberi kutukan!” dia melanjutkan.

“Son..Lu masih aja percaya gituan! Itu mitos woooiii ,hanya untuk nakutin anak bego macam Lu...Hahaha” Eko tertawa.Rendra hanya nyengir.

“Tempat ini sangat indah.Aku suka pemandanganya! Dua tahun lagi,Kita kesini ya! Bertiga!” ucap Reine” Kalian mau kan?”

“Deaaal!!” mereka berteriak kemudian berpelukan dan tertawa dengan gembira.

..

Rendra tertunduk di kursi.Matanya mengerjap beberapa kali untuk melawan rasa pusing.Dia terhenyak kaget ketika gelas yang berada di genggaman tangannya hampir terjatuh.Ditatapnya gelas yang berisi minuman keras tersebut,digoyangkan sebentar kemudian diangkat dan diteguk.Rendra bergidik ketika minuman itu melewati tenggorokannya.Dia bersendawa,ada rasa mual di perutnya.

“Eko kemana ya ?” gumamnya.Dengan langkah terhuyung dia keluar dari kamar kemudian masuk ke kamar Reine.Rendra tidak menemukan siapa-siapa.Tiba-tiba kepalanya semakin pening.Dia berjalan sambil meraba-raba tembok kemudian duduk bersandar di pojok kamar dengan kaki berselojor.Dia berada dalam posisi nyaman sehingga tertidur.

Kesadaran Rendra pulih ketika dia mendengar suara orang seperti berbisik.Dia tidak begitu mempedulikanya.Untuk mengangkat tubuh pun dia malas.

“Yang ..udahh aaahh, nanti Rendra kesini,Rein takut!” suara yang berasal dari seorang gadis yang memakai sweater dan celana panjang jeans terdengar samar di telinga Rendra.Dia berada di dekat pintu.Rendra sempat membuka mata,tetapi menutupnya kembali karena tidak melihat apapun.Sebuah lemari besar menghalangi pandanganya.

“Enggak usah takut,Sayang! Kan ada aku! “ ucap Eko sambil mempererat pelukan di pinggang gadis itu.Tubuh mereka terhuyung berapa kali karena pengaruh minuman keras yang tadi mereka konsumsi. Mereka tidak menyadari Rendra berada di ruangan tersebut.

“Bagaimana kalau dia tiba-tiba masuk?” Reine merasa khawatir.

“Tidak mungkin,Hehehehe” ucap Eko.Kemudian terdengar suara pintu dikunci, disusul suara gemercing kunci yang beradu dengan lantai ketika Eko melemparkan kunci itu sembarangan.Eko memepet tubuh Reine ke pintu.Bibir Eko dengan penuh nafsu menyerbu bibir gadis itu.Mereka berciuman dengan liar.Tangan Eko bergerak membelai punggung,perut dan sampai ke payudara Reine yang masih terbungkus pakaian.

“Yang,udah yuk! Rein benar-benar takut!”

Ucapan Reine tidak dipedulikan Eko.Lelaki itu malah mendorong Reine sehingga duduk di ranjang.

“Ahhhh..” Reine melenguh ketika Eko mencium lehernya,kemudian lelaki itu merebahkan Reine di kasur dan menindihnya.Reine tidak melakukan penolakan.Rasa khawatir yang sempat diperlihatkan wajahnya sudah kalah oleh nafsu alamiah.Mereka tidak sadar sepasang mata memandang mereka dengan tajam.Mata itu memancarkan api amarah yang siap membakar apapun.

“Apa yang mereka lakukan?” Rendra bertanya-tanya.Darah Rendra seolah mendidih.

“Apa mereka pacaran? “

“Tidak! Rein dan Eko tidak mungkin berpacaran!”Rendra berusaha menenangkan hatinya.

“Jangan-jangan...Eko memperkosa Reine ?” Rendra bangkit dan berjalan mendekati mereka.Hatinya terasa remuk ketika dia terpaksa harus mengakui dirinya salah.Suara desahan Reine.Pelukan erat Reine di pinggang Eko dan ucapan ‘Sayang’ yang berkali-kali dilontarkan gadis itu ketika Eko mencumbunya membuat pendapat Rendra mentah.Rendra merasakan sesuatu yang tidak terlihat menusuk jantungnya.Dia mencengkram dada dengat kuat.Rasanya begitu sakit dan sukar diungkapkan. Rendra benar-benar susah mempercayai apa yang dilihat dan didengarnya.Nafas Rendra berat.

“Kenapa Reine berubah menjadi wanita jalang?!”

Rendra bertanya seolah bukan untuk mencari jawaban.Tubuh lelaki itu sudah berada di belakang Eko.Dia dapat melihat dengan jelas sweater Reine yang tersingkap sampai ke dada.Dia mematung dengan mata melotot tajam ketika melihat Eko menjilati perut mulus Reine dan menyisakan bekas basah yang berkilau ketika diterpa cahaya lampu.Tubuh Rendra bergetar hebat ketika melihat jemari tangan Eko meremas-remas payudara Reine dengan lembut. Gadis itu menggeliat sambil melengkungkan pinggang.Matanya terpejam,bibir merahnya mendesis penuh kenikmatan.

Reaksi yang ditunjukan Reine membuat Rendra seolah merasa berada di tempat asing,tempat yang panas membara sampai terasa membakar tubuhnya.Reine yang dikenalnya sebagai gadis suci.Reine yang dianggap sebagai wanita paling bersih di dunia.Reine yang dipercaya dapat menggantikan sosok ibunya,kini berubah menjadi sosok yang begitu menjijikan.Rendra tidak sanggup melihatnya.Rendra tidak tahan.

“BAJINGAN!!” Rendra berteriak .Tangannya yang terkepal kuat, mengayun cepat.

BUUUGGG

“Akkkkhhhh”

Tinju Rendra tepat mengenai kepala Eko.Eko terguling,dia masih belum siap menghadapi terjangan Rendra berikutnya.Tubuhnya menjadi sasaran empuk tendangan dan tinju Rendra.Eko kemudian rubuh tidak sadarkan diri.

“Rrren..Rendraaa!” Reine sama sekali tidak menduga.Kenikmatan yang menjalar di tubuhnya berubah menjadi hal yang menakutkan dalam sekejap.Dia bergidik melihat tatapan mata Rendra yang penuh amarah.

“Rein! Kamu sudah sering melakukan ini?” pertanyaan Rendra seolah petir yang menggelegar menyambar tubuhnya.Reine gemetar.Ini pertama kalinya dia melihat Rendra seperti itu.Reine dapat merasakan amarah Rendra.Mata Rendra seperti mata anjing liar.

“Ttti..tidak ..”

“BOHONG!”

“Bbener Ren....”

“Kalian berpacaran tanpa sepengetahuanku kan ?”

Reine terdiam mendengar bentakan Rendra.

”JAWAB!”

“Iiiya” Reine menundukan kepala.

“Sudah berapa kali kalian melakukan hal menjijikan ini?”

“Hikz..hikzz.... “ Reine malah menangis tanpa menjawab.Rendra semakin marah.

“Jawab pertanyaanku,jalang!”

“Aku bukan jalang!!”

“Oke ! Aku akan buktikan kalau kamu jalang!” Rendra menyeringai seram.Dia kemudian mengikat kedua tangan Eko kebelakang dengan ikat pinggang.Menyeret tubuh itu dan melemparkan ke pojok ruangan.Mata Reine membeliak lebar ketika Rendra mendekat ke arahnya dengan tatapan liar.

“Kkkamu ..mau ngapain ?”

“Menghukumu!”

BUUUKKK

Sebuah pukulan tepat mendarat di perut Reine. Gadis itu mendelik karena merasa mual dan sesak nafas.Dia terbatuk beberapa kali.Dia tidak sadar ketika Rendra dengan kasar melucuti pakaiannya.Rendra tidak peduli kalau sweater yang dirobek dari tubuh Reine adalah hadiah ulang tahun darinya untuk Reine setahun lalu.

Pakaian Reine satu demi satu melayang ke lantai.Menyisakan tubuh Reine dalam ketelanjangan.Air mata gadis itu mengucur deras.Dia memohon Rendra menghentikan semua itu.Dia tidak percaya Rendra akan melakukan hal sekejam itu kepadanya.Rendra yang sekarang berdiri di hadapanya bukan Rendra yang dia kenal.Rendra seperti monster.

Tatapan mata Rendra begitu liar ke tubuh telanjang Reine.Dia seolah lupa siapa gadis yang ada di hadapanya.Yang dia tahu,dia harus menuntaskan hasratnya.Kulit mulus,payudara ranum,leher indah.Semua seolah menjadi hidangan yang siap disantap Rendra.

“Reeen... tolong hentikan! Sadaaar Ren...” jerit Reine sambil memberontak ketika Rendra mengikat kedua tangannya.Rendra tidak menurut,malah menampar payudara Reine sehingga bergetar.

“Toloong Reen.. maafin Rein..hiiiikzz” Tangisan Reine tidak berarti.Rendra semakin kasar memperlakukan payudaranya.Mencium,menjilat,dan mengigit.

“Bajingan! Gila! Apa yang lo lakuin?” teriak Eko.Rendra merasakan angin berhembus di belakangnya.Eko menyerangnya dengan tangan terikat.Rendra menyeringai.

Deeessshhh Buuuugg

Hanya sekali tendang,Rendra berhasil menaklukan Eko.Dia kemudian memukul Eko beberapa kali.Reine berteriak histeris tetapi tidak merubah apapun.

Rendra merobek pakaian Eko. Eko telanjang bulat,Rendra mengikat leher lelaki itu dengan ikat pinggang. Jumlah alkohol yang dikonsumsi Eko membuatnya kehilangan sebagian besar tenaga untuk melawan Rendra.

“Sekarang Lo setubuhi jalang itu!” teriak Rendra.Eko kebingungan.

Cplaaak..plaaak ..

Terdengar suara ikat pinggang beradu dengan punggung Eko.Eko memekik kesakitan.

“Ini kan alasan Lo ngajak Gue nginep di sini? Kalian ingin bercinta!! ” teriak Rendra.Reine menangis semakin keras.Rendra menyumpal mulut Reine dengan baju.

“Lo tinggal pilih! Gw ato Lo yang ngentot si Jalang ini” teriak Rendra.Pancaran mata ketakutan tampak jelas di wajah Reine.Eko hanya terdiam dengan bibir bergetar hebat.

Rendra semakin kehilangan kesabaran.Tangannya merayap di paha Reine, kemudian membelai kemaluan gadis itu.Reine menyepakan kaki dan mengenai Rendra beberapa kali.Rendra tidak bergeming seolah berubah menjadi monster yang sangat kuat.Rendra mendengus kemudian menjambak Eko.Menyeret dan mengikat kedua kaki lelaki itu kemudian membiarkanya tubuhnya meringkuk di lantai.

“Toloong kamiii,...Tolong sadarkan Rendraaa “ Reine memohon dalam hati.Rendra tersenyum.Dia menyukai raut wajah ketakutan Reine.Penis Rendra semakin mengeras.Dia ingin menjamah tubuh Reine.

Rendra mencengkram paha Reine sampai berbekas kemerahan.Reine berusaha memberontak tapi kalah tenaga.Reine hanya menangis pilu ketika Rendra membenamkan wajah di vaginanya. Tubuh Reine berguncang karena tangisannya semakin keras.Dia merasakan dengan jelas gigitan Rendra di pahanya.Dia dapat merasakan lidah Rendra menyapu permukaan vagina kemudian masuk ke lubangnya.Dia merasa sakit,bukan nikmat.Dia merasa sangat malu dan terhina.Dia merasa menjadi makhluk paling rendah di dunia.Dia menyesal tetapi semua sudah terlambat.

Penderitaan yang dirasakan Reine tidak hanya sampai disitu.Rendra bergerak menindih tubuhnya.Mencium dan mengigit leher jenjangnya.

“Errrrgggh..Errrgggghhh” Reine menggelengkan kepala.Matanya mendelik menatap Rendra,memohon pria itu menghentikan keliarannya ketika merasakan penis Rendra mulai menggesek permukaan vaginanya.

“Eerrrrrggggh”

Air mata Reine merembes membasahi pipi ketika penis Rendra menerobos paksa lubang vaginanya. Darah mengucur dari vaginanya.Dia merasakan sakit yang teramat sangat di kemaluanya.Tetapi hatinya lebih terasa sakit.Perasaan Reine hancur berkeping-keping.

“Kamu suka kan? Hah!” ucap Rendra sambil mengerakan pantatnya.”Ini kan yang kamu inginkan,Jalang!”

Rendra menggerakan pantat sambil mengeluarkan kata-kata kasar.Dia tidak peduli tangisan Reine.Dia menikmati penisnya yang terjepit di kemaluan gadis itu.Rendra semakin liar.Dia mencakar dan mengigit payudara Reine.Meremas bongkahan pantat semok dan padat milik gadis itu.

“Ahhh..arggghhh ..” Rendra mendesah.Sensasi gesekan dinding vagina Reine membuat penisnya berkedut.

“Aaarrrggghh... nikmat sekali jalang..nikmat sekali!!!” Rendra mendesah,nafasnya memburu.Hampir sekujur tubuh Reine dijilatnya.Goyangan pantatnya yang kasar membuat Spring bed berguncang keras dan menimbulkan suara berdecit.Reine benar-benar pasrah dan tidak ada tenaga untuk melawan.Ketika Rendra memaksanya menunging dia hanya menurut.

Plaaakk...Plaaakk

Beberapa kali Rendra menampar pantat Reine sampai berwarna merah.Rendra sangat suka melihat tubuh Reine yang terdorong ke depan ketika dia menyodok dengan keras.Dia langsung meremas payudara Reine yang mengantung.Reine mengernyitkan mata kesakitan.Rendra malah mengigit punggung Reine.

“Aaaaaaaarrrrrhhhhh...Nikmat sekali...arrrggghhh“

Plaaak Plaaak Plaaak

Terdengar suara paha Rendra beradu dengan pantat Reine.Rendra mengertakan rahang ketika dorongan kenikmatan menyerbunya semakin cepat.Dia mendorong penisnya melesak semakin dalam ke vagina Reine.

“ArrrrgggggggHHH”

Tubuh Rendra mengejang.Penisnya berkedut keras,dia merasakan kenikmatan luar biasa.Spermanya menyemprot ke dalam vagina gadis itu.

“Nikmat sekali jalang!” ujar Rendra.Kemudian melompat menjauh dari tubuh Reine.Dia tersenyum puas.Reine menangis terisak ketika merasakan cairan hangat memenuhi vaginanya.

“Sekarang giliran Lo,Bangsat!” Rendra menunjuk Eko dan menyeret ke ranjang.


“Ngapain Lo bengong? Jangan sok polos! Lo bilang, Lo doyan ngentot ma cewe! Ayo cepat!“ Rendra membentak kasar.Eko mendelik marah.

“Shhiiiittt” Rendra memaki sambil mendorong tubuh Eko karena Eko masih saja tidak mau bergerak.Eko terjengkang.Rendra menarik penis Eko sehingga Eko mengerang kesakitan.Dia menurut ketika Rendra menuntunnya mengangkang di atas wajah Reine.Rendra melepas sumpalan mulut Reine.Penis Eko yang hampir tegang maksimal menyentuh bibir Reine.

“Emut !! Kamu doyan kan? “ teriak Rendra.Reine mengelengkan kepala.Rendra dengan kasar meremas payudara Reine. Gadis itu meringis kesakitan.

“CEPAT!”

Rendra menjambak Reine.Reine terpaksa memasukan penis Eko ke mulutnya.

“Hahaha.. begitu dong,Jalang!”

Reine merasakan rahangnya pegal.Dia merasa mual sekaligus jijik, tetapi ancaman Rendra sangat menakutkan.Dia mencekik Reine ketika gadis itu tidak mau menjilat penis Eko.Rendra juga mendorong pantat Eko agar penisnya masuk ke mulut Reine.

“Sekarang, setubuhi jalang itu!”

Rendra tertawa senang ketika Eko benar-benar memasukan penisnya ke vagina Reine.Dia mengambil handphone dan merekam adegan tersebut.

“Hahahhaha,meskipun dipaksa! Elo bisa ngaceng juga kan? Dasar lelaki mesum!”Rendra tertawa.”Sekali mesum ya tetap mesum!”

Plaaak plaaakkk

Rendra menampar pungung dan pantat Eko ketika lelaki itu berhenti bergerak.Eko terpaksa menurut. Gerakan tubuh Eko di atas tubuh Reine membuat Rendra gembira.Dia juga melilit leher Eko dengan ikat pinggang.Kalau Eko tidak mau mengerakan tubuh,dia menarik ikat pinggang itu sampai Eko tercekik.Eko akhirnya menurut.

“Maaaf Reiiiin ,maaf!” bisik Eko kepada gadis di bawah tubuhnya.Dia mengecup pipi dan bibir gadis itu.Kemudian tubuhnya mengejang.Air matanya merembes seiring sperma yang menyemprot ke dalam vagina Reine.Tubuh Eko rebah sambil tersengal.Rendra menatap puas ke arah mereka.

“Aku menyimpan rekaman ini,sebagai bukti betapa jalangnya kalian!” Rendra mengacungkan HP kemudian memakai pakaian dan kembali kekamarnya.Kemudian duduk bengong di kursi cukup lama sampai kesadaranya menghilang.

Keeseokan paginya Rendra melihat sebuah kotak kertas bermotif bunga di meja.Dia membuka dan melihat isinya.Ternyata sebuah kue yang berisi lilin dengan angka 20 di atasnya.Rendra membaca tulisan di kue tersebut.

“SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE-20, REINE & RENDRA”

^^^^^

*****​

“Pertama kali saya bertemu denganya di penginapan,Saya kagum! Dia ganteng, ucapannya begitu halus dan sopan.Tetapi kemudian dia mulai bertingkah aneh.Saya sering melihatnya berbicara sendiri.Dia bilang kepada Saya kalau dia makan dengan pacarnya.Padahal Saya lihat dengan jelas kalau dia sendiri.Saya sengaja menyuruh orang penginapan untuk merahasiakan nomor kamar saya kepadanya.Tetapi,ketika Mas Eko meminta bantuan kepada saya untuk mempersiapkan kue ulang tahun.Saya sebenarnya ragu.Tetapi setelah saya melihat Mas Eko begitu sayang kepadanya.Saya bersedia membantu.Hanya saja,saya tidak menyangka hal buruk itu akan terjadi “ ucap Wiena.

“Mas Rendra kayak orang linglung.Saya heran ketika dia memesan dua kamar,tetapi yang satu kosong dan katanya untuk pacarnya.Dia bilang pacarnya sudah datang tetapi setiap saya cek ke kamarnya tidak pernah ada.Kamar itu juga tidak pernah dikunci.Saya merasa prihatin ketika Mas Eko menceritakan semuanya kepada saya.Mas Eko juga meminta tolong kepada saya untuk mengawasinya, katanya Mas Rendra sering pergi tanpa sadar.Dia menitip pesan kepada saya untuk memberi obat kepada Mas Rendra seandainya dia kelayapan malam-malam.Saya tidak menyangka semua itu akan terjadi.Ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi saya.Saya ingat ketika dia meneriakan kata ‘Reine’ beberapa kali dan dia berbicara sendiri..” ucap Tony dengan tubuh bergetar.

“Saya tidak begitu mengenalnya.Saya hanya pernah melihatnya sekilas saja.Saya berlari ke kamarnya karena Mas Eko minta tolong pada saya.Saya lihat dia mengamuk .Jadi saya memukulnya sampai pingsan” ucap seorang pria berbadan kekar.Dia adalah satpam penginapan yang menyelamatkan Eko.

“Dari kecil Rendra memang pendiam dan suka memendam perasaan.Dia anak baik,sopan dan penurut.Setelah kehilangan Ibunya,dia agak murung dan sering mengurung diri di kamar.Untung ada Reine dan Eko yang selalu menemaninya.Tapii.... setelah Reine tiada,Rendra bersikap tidak wajar.. Sepertinya dia susah membedakan antara khayalan dan kenyataan.Dia biasanya selalu mengurung diri di kamar. Sebelum hari ulang tahunnya,tiba-tiba dia bilang akan ke Taman Indah menemui Reine.Saya khawatir tetapi saya sibuk.Saya minta bantuan Eko untuk menyusulnya karena hanya dia yang paling dekat denganya.Saya minta maaf atas semua yang terjadi.Saya ingin ini semua diselesaikan dengan kekeluargaan.Saya akan memberikan kalian ganti rugi.Sekali lagi saya minta maaf” ujar Ayah Rendra.

“Siapa sebenarnya Reine ?” tanya Tony.

Eko tersenyum masam,kejadian dua tahun lalu terlintas di benaknya.

“Koo...” suara Reine begitu lemah.

“Kenapa Rein ? “ ujar Eko penuh emosi.Dia meremas jemari gadis yang lemah terkulai itu.Wajah pucat penuh luka lebam.Bibir kering dan memutih.Kecantikanya seolah sirna.Hati Eko benar-benar perih melihat keadaan Reine.

“Jangan katakan semua yang terjadi kepada Papah ..” lemah sekali suara Reine.Eko mengangkat jemari tangan gadis itu dan menciumnya.

“Tolong bertahan Rein...bertahanlah demi aku..” Eko berusaha sekuat tenaga menahan air matanya.

“Kamu harus janji... ” ucap Reine lagi.Eko tidak menyahut.Mata lembutnya yang berair menatap Reine penuh cinta.

”Maafkan dia,,Ini.. ini bukan salahnya..hiiiikkzzz “ Reine menangis.

“Ka..kamuu.. menyayanginya juga kan ? “ ucapan Reine selemah pandangan matanya.Kelopak mata gadis itu sudah hampir menutup.

“Iii.. iyaaa,...” suara Eko mulai parau.

“Ini salah kita,anggap ini salah kita.... Bukan salahnya....” ucap Reine lagi.

“Tolong...jaga dia ...demi kita... “

Ucapan Reine disertai sebuah senyum manis.Dia menggunakan energi terakhirnya untuk tersenyum.Kemudian matanya tertutup.Eko menguncang tubuh gadis itu,Reine tidak berekasi.Eko menangis sesegukan sambil mendekap tubuh Reine.

Dua belas jam kemudian Reine meninggal dunia.

“Reine adalah gadis yang meninggal dua tahun lalu karena melompat ke dalam jurang Taman Indah.Dia meninggal satu hari setelah ulang tahunnya yang ke-20”

“Apa hubunganya dengan Rendra ,apa benar mereka pacaran ?” ucap Wiena dengan raut wajah penasaran.

“Tidak....mereka tidak pacaran” ucap Eko dengan raut wajah mendung.”Mereka lebih dari pacaran,Mereka seolah satu jiwa! Mereka salin menyayangi. Mereka saudara kembar!”

Di ruangan berbeda.

“Aku melihat dengan jelas roh anjing itu masuk kedalam tubuhku.Kemudian tubuhku terasa sangat panas dan penuh energi.Aku tidak bisa mengendalikannya.....” ucap Rendra

“Jangan mencoba berfoto dengan pacar di sana! Mereka akan mengutuk kalian! Mereka sangat jahat”

*****
“Kaaak Rendraaaaa...” suara Reine sangat merdu.Lengan halusnya memeluk leher Rendra yang sedang asik telungkup membaca buku.

“Enak aja manggil ‘Kak’! Kamu tuh yang lebih tua, Mengerti Kak Rein.. hehehe”Rendra membalikan badan dan menggelitik pinggang Reine.

“Hmmm.. gak enak kedengerannya! Kita juga tidak tahu siapa yang lahir lebih dulu.Bagaimana kalau kita manggil nama asli aja”

“Siap,Rein..!!”

“Oke,belahan jiwaku”

*****


TAMAT
 
Terakhir diubah:
Keren ceritanya..
Sukses ya Om untuk ceritanya..
 
Keren... Cerita yang keren... Semoga menjadi yang terbaik....
 
modyarr... alur maju mundur yang bikin pusing tapi tetap menjaga ketegangan dalam cerita

keren... :beer:
 
Selamat pagi


:beer::beer:

Dan selamat untuk para suhu yang sudah berhasil release cerita masing-masing.

:banzai::banzai::banzai:
Keren ceritanya..
Sukses ya Om untuk ceritanya..
selamat dan sukses oom untuk peluncuran ceritanya...

maaf komen dulu ya bacanya nanti

Pasti ceritanya bagus dan menarik ini .... moga juara dan semangat...
Selamat siang para suhu sekalian

:banzai::banzai:

Silahkan para suhu semua mengikuti voting untuk pemilihan juara favorit yah (pengambilan voting dilakukan selama 15 hari yang terhitung dari sekarang)

Klik disini untuk ke halaman LKCTP 2018

:beer::beer:

Nb. 1 orang = 1 suara untuk memilih cerita favoritnya masing-masing

So, jadi pikir baik-baik atau baca terlebih dahulu cerita mana yang akan dipilih

:ampun:
Keren... Cerita yang keren... Semoga menjadi yang terbaik....
Asliii...

Sedikit lagi... cerita ini bakalan keren euy.
Sayang digarapnya kerasa terburu2...



:beer:
Thanks neng yvi...
Makasi Om-om yang udah mampir....

Ane ko blom ngerti ya
Masih berantakan Om, makasi udah mampir...
Ahhh mantap.. keren idenya! Smoga menang yaaa
Terima kasih udah berkunjung , masih kalah jauh ama cerita Om Doc
modyarr... alur maju mundur yang bikin pusing tapi tetap menjaga ketegangan dalam cerita

keren... :beer:
Makasi sudah mampir, Suhu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd