Cinta Menembus Waktu
Ceritanya sama dengan chapter sebelumnya tapi lebih panjang.
Bertahun-tahun aku lewati dengan perasaan sedih, semenjak aku kehilangan abiku. Wajahnya selalu membayangi setiap hari-hariku. Sampai-sampai setiap tengah malam aku selalu mimpi buruk tentang abiku.
Aku afifah, bertahun-tahun aku menjadi manusia tanpa kewarganegaraan. Kini wajahku sudah berbeda, tidak ada yang mengenaliku. Sekarang aku kembali ke indonesia. Meski aku tinggal di negara tempat aku lahir, aku sama sekali bukan warga negara indonesia.
Hidupku sekarang sangat miskin, tinggal di perkampungan kumuh bersama kedua orang tua angkatku. Kita hidup dari hasil memulung sampah plastik. Dan aku sebisaku beradaptasi untuk membantu.
Ayahku bernama harun, umur 55 tahun dan ibuku istikomah berumur 45 tahun.
Kemiskinan tidak menjadikanku perempuan yang lemah. Pernah suatu ketika ada beberapa lelaki hidung belang berusaha melecehkanku. Tetapi akhirnya mereka babak belur kuhajar. Penampilanku saja yang feminim, padahal aku tomboy sejak kecil. Tidak ada laki-laki yang berani mendekatiku. Mereka hanya berani menggunjingku saja dari belakang, katanya aku cantik.
Aku tersipu malu, perempuan mana coba yang tidak luluh saat dipuji. Tetapi aku tetap berusaha jual mahal. Kutunjukkan ke mereka kalo aku tidak suka dipuji. Akhirnya satu persatu menyingkir untuk mendapatkanku.
Ada satu laki-laki, dia tentara amerika. Rafael namanya. Dia adalah laki-laki selain abiku yang bisa meluluhkan hatiku.
Aku menyayangi mereka berdua, semoga kalo kehidupan setelah kematian itu ada. Mereka bahagia disana.
Jangan salah mengira aku orang agamis, aku sama sekali bukan orang agamis. Meski sehari-hari aku memakai hijab. Sekarang pun aku memakai hijab, hijab tanpa cadar.
Safira ayok makan, panggil ibuku.
Baik bu, aku pergi menghampiri ibuku.
Sekarang aku, ibu dan ayah makan bersama di gubuk reyot kami. Hanya dengan nasi, ikan asin dan sambal terasi. Cukup mewah untuk kami yang keluarga pemulung.
Suatu ketika ayahku menghampiriku, dia memberiku hadiah hp. Dan awalku menyukai bermain medsos berawal dari sini.
Sampai aku menemukan skema elektronik di dalam sebuah tas punggung. Bagi kebanyakan orang itu tidak penting. Sampai di rumah skema elektronik itu aku pelajari. Dengan hanya bermodalkan hp butut.
Setelah itu, aku berusaha mencari pekerjaan. Karena aku butuh modal untuk membeli laptop. Akhirnya aku temukan pekerjaan seadanya sebagai asisten rumah tangga.
Inilah awal nasibku hampir sama dengan almarhum umi. Hanya saja, aku selalu terbebas dari malapetaka itu. Karena fifah bukan nia yang mampu ditundukkan melalui nafsu syahwatnya.
Tetapi na'as menimpaku saat aku tiba-tiba pingsan karena terlalu lelah.
Kurasakan tangan menggerayangi payudaraku. Saat itu aku memakai kaos lengan panjang putih dan celana kain hitam. Mataku mengerjap-ngerjap. Setelah aku buka ternyata majikanku meremas-remas payudaraku.
Badanku aku coba gerakkan, tapi terasa berat.
Ahhh, aku mendesah karena vaginaku mulai basah. Kaosku ditarik ke atas sampai ke dada. Ditarik ke atas BH putihku, terpampanglah payudaraku yang tidak besar di hadapan majikanku.
Matanya yang liar memandangi payudaraku yang naik turun, lalu dia mendekatkan wajahnya untuk menghisap payudaraku.
Tanganku bisa aku gerakkan, sud sudah hentikan pak. Aku terbangun, mencoba lari dari rumah itu.
Sampai rumah aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa aku tidak menghajarnya? Tidak, tidak, itu hanya memperburuk keadaan. Memang aku terlihat kuat, tetapi aku sebenarnya adalah perempuan lemah.
Untung saja dari hasil kerjaku di tempat itu, aku bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli laptop. Skema yang aku temukan dari dalam tas punggung itu aku rangkai. Ternyata itu adalah mesin waktu. Aku pun tersenyum sendiri, mungkin inilah jalanku bertemu deni untuk kedua kalinya.
Sekarang umurku 29 tahun, aku akan kembali ke masa deni belum menikah dengan umiku. Dan aku akan membuka jalan pertemuan kita yang kedua kali. Baik saat aku berumur 29 juga saat aku masih kecil sampai tumbuh dewasa nanti.
Tunggu aku abi, deni. Aku mencintaimu karena aku tau kamu bukanlah ayah kandungku. Jadi wajar jika aku mencintaimu lebih dari seorang ayah. Maafkan aku.
Oh iya, meski otakku sudah ditanami chips, aku tetap manusia biasa. Kejadian itu justru memberiku keberuntungan. Karena aku mengakses informasi untuk merakit mesin waktuku aku peroleh dari selancarku melalui otakku saja tanpa perangkat elektronik apa pun.
Tetapi gara-gara implan ke otakku itu, aku sering mengalami pusing. Bahkan mimisan.
Dari uang hasilku kerja kucoba untuk pergi ke dokter. Aku terkena radang otak dan umurku tidak panjang lagi.
Itu yang menjadi alasanku agar aku cepat-cepat mencari deni di masa lalu. Setelah itu aku akan pergi selamanya.
Aduh, kepalaku pusing. Kupegang hidungku darah segar mengalir.
Kamu gapapa nak? Tanya ibuku.
Lalu aku pingsan.
Mataku mengerjap-ngerjap, kubuka mataku. Ruangan sangat gelap. Dimana aku pikirku.
Ibu, ayah. Kupanggil orang tuaku, tetapi tidak ada yang muncul.
Lalu muncul seorang lelaki sedang bertepuk tangan. Akhirnya aku menemukanmu safira.
Lihat apa yang kamu lakukan, semua negara hancur. Sekarang kita menuju kehancuran kemanusiaan fira. Perkenalkan aku alvaro. Katanya.
A aku, aku menjawab tergagap.
Fira-fira, aku lupa afifah muthi'ah. Alvaro mendekat lalu berlutut. Dia memegang pipiku dengan menangkupkan tangannya dengan kasar.
Muah, cup. Manis juga bibirmu. Lalu alvaro tertawa.
Cuih, aku meludah. Kutatap mata alvaro dengan tatapan tajam.
Tubuhku tidak bisa bergerak, sekarang dalam posisi terikat di ranjang besi.
Apa yang kamu inginkan dariku varo? Mataku berkaca-kaca sambil menangis sesenggukan.
Aku hanya ingin kau kembalikan skema yang kamu temukan. Itu milikku. Apa kamu sudah merakit mesinnya? Tanyanya.
Skema apa aku tidak tau. Jangan siksa aku varo, aku sakit.
Ya aku hanya ingin membantumu mempercepat agar kamu cepat mati fifah. Aku menyimpan dendam kepadamu.
Kamu tau apa yang kamu perbuat? Banyak orang yang tidak bersalah mati. Itu karena kesalahanmu.
Tidak, tidak, maafkan aku. Hukum aku, bawa aku ke mahkamah internasional tetapi jangan perlakukan aku seperti ini.
Varo tertawa, tidak semudah itu nona cantik. Ini baru permulaan. Dan kamu akan lebih menderita daripada ini.
Baju lengan panjangku dirobek, sampai kancingnya terlepas. Terpampang sudah tubuhku bagian atas. Pletak, BHku pun ditarik paksa. Lalu varo mengambil vibrator dan mendekatkannya ke putingku. Vibrator itu bergetar.
Ahhh, aku mendesah tak karuan. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri.
Rok panjangku lalu ditarik sampai robek. Sekarang tubuhku hampir total telanjang. Tersisa celana dalam yang aku pakai.
Varo mendekati wajahku, mencium bibirku sambil memasukkan vibrator di vagina dan anusku.
Ahhhh, tubuhku mengejang- ngejang. Cairan cintaku muncrat kemana-mana.
Vibrator di dua lubangku sudah dilepas, varo yang menindihku sudah ancang-ancang untuk memasukkan penisnya ke vaginaku.
Bles, ahhhhh. Varoooo. Tubuhku melengkung ke belakang.
Penis varo yang besar membuat mataku mendelik.
Genjotan penis varo membuat tubuhku terlonjak-lonjak.
Ini enak fifah, sangat enak. Akhirnya aku bisa merasakan vaginamu juga.
Sekarang aku tidak peduli apa yang kamu perbuat. Tetapi tubuhmu akan aku siksa dengan memancing syahwatmu. Ini pembalasan atas kematian dan kehancuran global karenamu.
Ini belum berakhir, karena jaman kita belum berakhir. Kamu telah memancing jaman baru dimana mesin-mesin buatan DARPA diproduksi massal. Kita sekarang dihadapkan dengan perang antara mesin dengan manusia.
Dan kamu bukan lagi disebut manusia, kamu adalah enigma. Maafkan aku telah melecehkanmu. Sekarang bukan lagi urusan pribadimu lagi agar kamu bertemu orang yang kamu cintai di masa lalu. Sekarang adalah untuk kepentingan umat manusia seluruhnya. Kata alvaro.
Ikatanku dilepas, lalu aku dipeluk erat oleh alvaro. Kami membutuhkanmu.
*******
Mesin-mesin otonom menyeberangi lautan. Banyak pemimpin negara yang meninggal karena mesin-mesin iblis itu.
Dunia diambang kehancuran. Masa depan sangat kelam, hanya kembali ke masa lalu dunia bisa diatur ulang. Perang dengan mesin tidak akan pernah terjadi. Dan enigma tidak akan pernah ada.
TAMAT
Ceritanya sama dengan chapter sebelumnya tapi lebih panjang.
Bertahun-tahun aku lewati dengan perasaan sedih, semenjak aku kehilangan abiku. Wajahnya selalu membayangi setiap hari-hariku. Sampai-sampai setiap tengah malam aku selalu mimpi buruk tentang abiku.
Aku afifah, bertahun-tahun aku menjadi manusia tanpa kewarganegaraan. Kini wajahku sudah berbeda, tidak ada yang mengenaliku. Sekarang aku kembali ke indonesia. Meski aku tinggal di negara tempat aku lahir, aku sama sekali bukan warga negara indonesia.
Hidupku sekarang sangat miskin, tinggal di perkampungan kumuh bersama kedua orang tua angkatku. Kita hidup dari hasil memulung sampah plastik. Dan aku sebisaku beradaptasi untuk membantu.
Ayahku bernama harun, umur 55 tahun dan ibuku istikomah berumur 45 tahun.
Kemiskinan tidak menjadikanku perempuan yang lemah. Pernah suatu ketika ada beberapa lelaki hidung belang berusaha melecehkanku. Tetapi akhirnya mereka babak belur kuhajar. Penampilanku saja yang feminim, padahal aku tomboy sejak kecil. Tidak ada laki-laki yang berani mendekatiku. Mereka hanya berani menggunjingku saja dari belakang, katanya aku cantik.
Aku tersipu malu, perempuan mana coba yang tidak luluh saat dipuji. Tetapi aku tetap berusaha jual mahal. Kutunjukkan ke mereka kalo aku tidak suka dipuji. Akhirnya satu persatu menyingkir untuk mendapatkanku.
Ada satu laki-laki, dia tentara amerika. Rafael namanya. Dia adalah laki-laki selain abiku yang bisa meluluhkan hatiku.
Aku menyayangi mereka berdua, semoga kalo kehidupan setelah kematian itu ada. Mereka bahagia disana.
Jangan salah mengira aku orang agamis, aku sama sekali bukan orang agamis. Meski sehari-hari aku memakai hijab. Sekarang pun aku memakai hijab, hijab tanpa cadar.
Safira ayok makan, panggil ibuku.
Baik bu, aku pergi menghampiri ibuku.
Sekarang aku, ibu dan ayah makan bersama di gubuk reyot kami. Hanya dengan nasi, ikan asin dan sambal terasi. Cukup mewah untuk kami yang keluarga pemulung.
Suatu ketika ayahku menghampiriku, dia memberiku hadiah hp. Dan awalku menyukai bermain medsos berawal dari sini.
Sampai aku menemukan skema elektronik di dalam sebuah tas punggung. Bagi kebanyakan orang itu tidak penting. Sampai di rumah skema elektronik itu aku pelajari. Dengan hanya bermodalkan hp butut.
Setelah itu, aku berusaha mencari pekerjaan. Karena aku butuh modal untuk membeli laptop. Akhirnya aku temukan pekerjaan seadanya sebagai asisten rumah tangga.
Inilah awal nasibku hampir sama dengan almarhum umi. Hanya saja, aku selalu terbebas dari malapetaka itu. Karena fifah bukan nia yang mampu ditundukkan melalui nafsu syahwatnya.
Tetapi na'as menimpaku saat aku tiba-tiba pingsan karena terlalu lelah.
Kurasakan tangan menggerayangi payudaraku. Saat itu aku memakai kaos lengan panjang putih dan celana kain hitam. Mataku mengerjap-ngerjap. Setelah aku buka ternyata majikanku meremas-remas payudaraku.
Badanku aku coba gerakkan, tapi terasa berat.
Ahhh, aku mendesah karena vaginaku mulai basah. Kaosku ditarik ke atas sampai ke dada. Ditarik ke atas BH putihku, terpampanglah payudaraku yang tidak besar di hadapan majikanku.
Matanya yang liar memandangi payudaraku yang naik turun, lalu dia mendekatkan wajahnya untuk menghisap payudaraku.
Tanganku bisa aku gerakkan, sud sudah hentikan pak. Aku terbangun, mencoba lari dari rumah itu.
Sampai rumah aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa aku tidak menghajarnya? Tidak, tidak, itu hanya memperburuk keadaan. Memang aku terlihat kuat, tetapi aku sebenarnya adalah perempuan lemah.
Untung saja dari hasil kerjaku di tempat itu, aku bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli laptop. Skema yang aku temukan dari dalam tas punggung itu aku rangkai. Ternyata itu adalah mesin waktu. Aku pun tersenyum sendiri, mungkin inilah jalanku bertemu deni untuk kedua kalinya.
Sekarang umurku 29 tahun, aku akan kembali ke masa deni belum menikah dengan umiku. Dan aku akan membuka jalan pertemuan kita yang kedua kali. Baik saat aku berumur 29 juga saat aku masih kecil sampai tumbuh dewasa nanti.
Tunggu aku abi, deni. Aku mencintaimu karena aku tau kamu bukanlah ayah kandungku. Jadi wajar jika aku mencintaimu lebih dari seorang ayah. Maafkan aku.
Oh iya, meski otakku sudah ditanami chips, aku tetap manusia biasa. Kejadian itu justru memberiku keberuntungan. Karena aku mengakses informasi untuk merakit mesin waktuku aku peroleh dari selancarku melalui otakku saja tanpa perangkat elektronik apa pun.
Tetapi gara-gara implan ke otakku itu, aku sering mengalami pusing. Bahkan mimisan.
Dari uang hasilku kerja kucoba untuk pergi ke dokter. Aku terkena radang otak dan umurku tidak panjang lagi.
Itu yang menjadi alasanku agar aku cepat-cepat mencari deni di masa lalu. Setelah itu aku akan pergi selamanya.
Aduh, kepalaku pusing. Kupegang hidungku darah segar mengalir.
Kamu gapapa nak? Tanya ibuku.
Lalu aku pingsan.
Mataku mengerjap-ngerjap, kubuka mataku. Ruangan sangat gelap. Dimana aku pikirku.
Ibu, ayah. Kupanggil orang tuaku, tetapi tidak ada yang muncul.
Lalu muncul seorang lelaki sedang bertepuk tangan. Akhirnya aku menemukanmu safira.
Lihat apa yang kamu lakukan, semua negara hancur. Sekarang kita menuju kehancuran kemanusiaan fira. Perkenalkan aku alvaro. Katanya.
A aku, aku menjawab tergagap.
Fira-fira, aku lupa afifah muthi'ah. Alvaro mendekat lalu berlutut. Dia memegang pipiku dengan menangkupkan tangannya dengan kasar.
Muah, cup. Manis juga bibirmu. Lalu alvaro tertawa.
Cuih, aku meludah. Kutatap mata alvaro dengan tatapan tajam.
Tubuhku tidak bisa bergerak, sekarang dalam posisi terikat di ranjang besi.
Apa yang kamu inginkan dariku varo? Mataku berkaca-kaca sambil menangis sesenggukan.
Aku hanya ingin kau kembalikan skema yang kamu temukan. Itu milikku. Apa kamu sudah merakit mesinnya? Tanyanya.
Skema apa aku tidak tau. Jangan siksa aku varo, aku sakit.
Ya aku hanya ingin membantumu mempercepat agar kamu cepat mati fifah. Aku menyimpan dendam kepadamu.
Kamu tau apa yang kamu perbuat? Banyak orang yang tidak bersalah mati. Itu karena kesalahanmu.
Tidak, tidak, maafkan aku. Hukum aku, bawa aku ke mahkamah internasional tetapi jangan perlakukan aku seperti ini.
Varo tertawa, tidak semudah itu nona cantik. Ini baru permulaan. Dan kamu akan lebih menderita daripada ini.
Baju lengan panjangku dirobek, sampai kancingnya terlepas. Terpampang sudah tubuhku bagian atas. Pletak, BHku pun ditarik paksa. Lalu varo mengambil vibrator dan mendekatkannya ke putingku. Vibrator itu bergetar.
Ahhh, aku mendesah tak karuan. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri.
Rok panjangku lalu ditarik sampai robek. Sekarang tubuhku hampir total telanjang. Tersisa celana dalam yang aku pakai.
Varo mendekati wajahku, mencium bibirku sambil memasukkan vibrator di vagina dan anusku.
Ahhhh, tubuhku mengejang- ngejang. Cairan cintaku muncrat kemana-mana.
Vibrator di dua lubangku sudah dilepas, varo yang menindihku sudah ancang-ancang untuk memasukkan penisnya ke vaginaku.
Bles, ahhhhh. Varoooo. Tubuhku melengkung ke belakang.
Penis varo yang besar membuat mataku mendelik.
Genjotan penis varo membuat tubuhku terlonjak-lonjak.
Ini enak fifah, sangat enak. Akhirnya aku bisa merasakan vaginamu juga.
Sekarang aku tidak peduli apa yang kamu perbuat. Tetapi tubuhmu akan aku siksa dengan memancing syahwatmu. Ini pembalasan atas kematian dan kehancuran global karenamu.
Ini belum berakhir, karena jaman kita belum berakhir. Kamu telah memancing jaman baru dimana mesin-mesin buatan DARPA diproduksi massal. Kita sekarang dihadapkan dengan perang antara mesin dengan manusia.
Dan kamu bukan lagi disebut manusia, kamu adalah enigma. Maafkan aku telah melecehkanmu. Sekarang bukan lagi urusan pribadimu lagi agar kamu bertemu orang yang kamu cintai di masa lalu. Sekarang adalah untuk kepentingan umat manusia seluruhnya. Kata alvaro.
Ikatanku dilepas, lalu aku dipeluk erat oleh alvaro. Kami membutuhkanmu.
*******
Mesin-mesin otonom menyeberangi lautan. Banyak pemimpin negara yang meninggal karena mesin-mesin iblis itu.
Dunia diambang kehancuran. Masa depan sangat kelam, hanya kembali ke masa lalu dunia bisa diatur ulang. Perang dengan mesin tidak akan pernah terjadi. Dan enigma tidak akan pernah ada.
TAMAT
Terakhir diubah: