Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI (Update Part 15!) Pengalaman yang Mengubah Hidupku Bersama Mama dan Tante Lia

Status
Please reply by conversation.
Siap ditunggu hu.. biar ngaceng bareng2 nanti malam :adek::tegang:
 
Malem ini Mama Linda dan Tante Lia bakal balik lagi!!! Siapa yang udah gak sabar? :tegang::tegang::tegang::beer:
Mantaaaabbb sudah ditunggu2 ini suhuuuu update panjang plisss klo bs pas mereka udh sadar dari guna2 di exe hahaha
 
Maaf suhu-suhu, karena kesibukan di RL ane baru sempetin lanjutin ceritanya ;) spesial 2 part langsung malam ini. Selamat menikmati! :tegang:

Part 7: Hukuman untuk Mama dan Hadiah untuk Tante Lia

“Dok-dok-dok!” Tiba-tiba pintu gubuk seperti di ketuk dengan kasar.

“Masuk aja! Lonte-lontenya udah siap semua nih hahaha”, kata Pak Simo dalam bahasa jawa yang kira-kira artinya seperti itu.

Masuklah segerombolan laki-laki. Ternyata mereka adalah empat orang yang di air terjun tadi pagi. Empat orang itu bisa kusebut Si Botak, Si Cebol, Si Tato, dan Si Codet. Aku menyebutnya begitu karena aku tak tahu nama mereka namun menurutku sesuai dengan postur dan ciri tubuh mereka. Mereka semua bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek.

“Wah montok-montok lontenya pak!” kata Si Codet. Kasar sekali ucapannya, padahal dari wajahnya yang tengil dan sengak, kutaksir dia lebih muda dari ku, seperti anak SMP saja. Tetapi badannya sudah berotot, mungkin karena sedari kecil sudah bekerja kasar.

Yang lain, Si Botak kutaksir usianya 50 tahunan, sementara Si Cebol wajahnya cukup tua tapi tubuhnya pendek. Sedangkan Si Tato perawakannya atletis tapi kulit dan wajahnya seperti kuli-kuli pasar.

Tiga dari mereka mulai menjamah tubuh tante yg terkulai di dipan karena tante lah yg posisinya paling dekat di pintu. Sementara itu di luar, hujan mulai turun kembali.

“Yang mana pak yang haus kontol?” Tanya Si Botak.

“Hahaha udah pada ga sabar ya”, kata Pak Simo. “Yang ini nih”, sambil menepuk pantat Tante Lia.

Sebelum mulai, Pak Simo menghimbau, “Tapi tunggu, kalian boleh entotin si janda ini sepuasnya tapi kalau ingin keluarin peju, bisa kalian kasih hadiah peju kalian ke lonte yang ini”. Janda merujuk pada tante sedangkan lonte merujuk kepada mama.

Wah gila juga, sepetinya Tante Lia juga harus menggarap enam penis sekaligus.

“Wah udah janda ya, udah lama dong ndak dipuasi”, ujar si Tato

Si Botak menyahut, “Wes lah, kita puasin dia sekarang!”

“Tunggu pak! Saya kasihan dengan tante dan mama saya! Jangan sakiti dia lagi!” pintaku.

“Halaah kasian kasian, paling sampeyan juga nafsu liat ibu dan bule sampeyan kita keroyok”, jawab si Cebol.

“Eh hukuman untuk ibu dan hadiah untuk tante sampeyan belom selesai! Sampeyan mau keluar dari sini ndak?”, Pak Simo kembali mengancam.

Aku terdiam saja mendengar ancaman Pak Simo.

Tanpa memperdulikanku mereka langsung mengelilingi tanteku yang malang itu. Tante Lia yang sedang pingsan dibangunkan dengan satu tepukan di pantatnya oleh Pak Simo. Tante terlihat kaget dengan sekelilingnya. Ia mulai meronta dan berteriak, namun dirinya tidak bisa melawan gerombolan laki-laki di sekitarnya. Si Tato mendudukan secara paksa tante yang hanya terbaring lemah di dipan. Kemudian tante yang masih lemas dipaksa turun dari dipan dan duduk bersimpuh di lantai tanah. Tante Lia kembali menangis.. Para laki-laki itu segera melepaskan celananya dan menyodorkan penisnya masing masing. Penis mereka besar, hitam, dan berurat tetapi tidak ada yang mengalahkan milik Pak Simo. Kurasa alat kejantanan pria di wilayah ini besar-besar.

“Emut nduk!” perintah Si Botak.

“Jangan pak…. Hiks….”, tante menolak

“Halaahhh, ayo buruan!” Si Botak memaksa.

Tante Lia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Si Botak. Dari mata tante keluarlah air mata diiringi isakan.

[HIDE][/HIDE]

Pesta seks dimulai. Ya, hadiah untuk Tante Lia adalah ia harus bersetubuh dengan kami semua. Tante Lia dipaksa mengulum penis mereka satu persatu secara bergantian. Kepalanya ditarik paksa agar seluruh batang kejantanan mereka hampir masuk seluruhnya ke kerongkongan tante. Tante tak punya daya untuk melawan mereka. Selesai satu, berpindah ke penis satunya. Begitu terus hingga sekitar 9 putaran penuh.

Sementara itu Asih mengambil sesuatu dari bawah dipan yang satunya. Sebuah tali tambang! Ia mendekati mama yang pingsan di dipan.

“Bangun mbak!”, perintah Asih sambil menepuk pantat mama.

Mama tiba-tiba terbangun dan dapat kulihat tatap mata ketakutan dari wajah mama. Mama mau tidak mau menuruti perintah Asih untuk turun dan duduk bersimpuh di lantai tanah gubuk itu. Asih segera mengikat-ikat tubuh mama. Tangan mama diikat ke ke belakang. Tali tersebut disambungkan ke tali lain yang memang sudah menggantung dari struktur kayu di atas rumah. Tali tambang juga mengikat dan menyangga kedua payudara montok milik mama. Tak lupa Asih membelitkan tali tambang tersebut ke di antara bibir vagina mama terus hingga membelit belahan pantatnya juga. Sangat ketat ikatannya hingga tali tersebut seperti ditelan oleh vagina mama.

[HIDE][/HIDE]

Kembali ke Tante Lia, Si Cebol dibantu teman-temannya menarik tubuh tante hingga kembali rebah di dipan. Kembali mereka berdiri mengililingi tubuh tante yang tergeletak di dipan. Si Cebol langsung mengangkangkan kaki tante. Karena tidak sampai, Si Cebol naik dulu ke dipan. Dengan kasar Si Cebol memasukan penisnya ke dalam vagina tante dan mulai memerkosa tante. Tante yang sudah sadar sepenuhnya tanpa pengaruh guna-guna namun masih tak berdaya kembali meracau aneh, seperti tangisan bercampur desahan.

“Hmmmphhff…. Ahhhh…. Tolong Rendy, Mbak Lia…. Ahhhh…” rintih Tante Lia di dipan.

[HIDE] [/HIDE]

Selesai Si Cebol, tubuh tante sedikit diputar seperti jarum jam ke arah Si Botak yang bediri di sampig Si Cebol, hingga kini selangkangan tante mengarah ke penis Si Botak yang sudah mengacung. Selanjutnya terus lah Tante Liaku yang malang digilir seperti itu. Setelah Si Botak, berganti ke Si Tato, kemudian ke Si Codet, dan terakhir Pak Simo. Melihat tanteku dihukum dengan diperkosa bergilir, nafsuku naik kembali. Aku bergabung dengan lingkaran mereka.

Sekarang Si Tato menyuruh Tante Lia menungging. Entah karena takut atau keenakan, kali ini tante mulai menuruti kemauan bajingan-bajingan itu. Tante seperti mengumpulkan sekuat tenaga untuk menopang tubuhnya saat menungging. Jelas tangannya sudah tidak kuat menopang beban tubunya. Dan sama seperti tadi, tante kembali diperkosa bergiliran tetapi kali ini mulutnya juga ikut diperkosa. Ketika penis Si Tato bersemayam di vagina tante, mulut tante diisi oleh penisku, selanjutnya lubang vaginanya kini dihujam oleh penis Si Cebol sementara mulutnya sibuk mengulum punya Pak Simo. Kemudian giliran penis Si Codet menghujami vaginanya sementara penis Si Botak dikulum oleh mulut tante. Berputar bergantian terus seperti itu. Kadang-kadang kami juga memperkosa lubang pantat tamte. Kira kira permainan ini berlangsung 45 menit.

[HIDE][/HIDE]

Mulut Tante Lia yang diisi penuh oleh penis-penis raksasa ini mengeluarkan suara rintihan yang tidak jelas, “Hmmmpf… nghhh… Hmmmm… erghhh”. Disisi lain Tante Lia juga tidak kuasa memberontak karena tubuhnya dikelilingi enam lelaki sekaligus.

Hingga kemudian Si Tato dan aku merasa gelisah ingin segera ejakulasi. Aku mencabut penisku dari vagina tante dan Si Tato juga mencabut penisnya dari mulut tante, kami segera menuju mama yang sudah terikat, menunggu di pojok rumah.

“Hiks… jangan Rendy…. Tolong mama….”, mama meminta belas kasihanku.

Tapi aku tidak peduli. Kami keluarkan hadiah sperma kami di wajah dan mulut wanita 42 tahun itu. Ya, hukuman terakhir untuk mama adalah tembakan sperma kami di wajah dan payudaranya. Crot crot… banyak sekali lendir yang menghiasi wajah cantik mamaku ini….. Begitu juga dengan Si Cebol dan Pak Simo, mereka memberikan hadiah mereka kepada wajah dan payudara mama. Mama seperti toilet saja, menjadi tempat pembuangan sperma-sperma calon penerus bangsa. Setiap semprotan sperma kami ke tubuh mama, selalu diiringi oleh isak tangis mama yang tak berdaya itu. Menyadari dirinya seakan sudah tidak punya harga diri lagi, mama hanya menunduk lemas sambil menangis. Namun kami selalu menjambak rambutnya setiap kali kami ingin memberikan lendir-lendir kami, sehingga tembakan kami selalu tepat membasahi wajah ibu kandungku yang malang ini. kami juga menjepit hidungnya dengan jari kami agar mulit mama terbuka. Dengan begitu mau tidak mau mulut mama selalu siap menerima tembakan sperma kami dan juga menelannya sampai habis. Kalau tidak begitu mama tidak bisa bernafas.

[HIDE] [/HIDE]

Kini giliran Si Codet dan Si Botak. Kembali Si Codet menyetubuhi wanita yang mungkin selisih usianya hampir 30 tahun lebih tua itu. Selang beberapa waktu, saat Si Botak sudah mengeluarkan penisnya dari mulut Tante Lia, Si Codet malah mempercepat genjotannya, wajahnya pun mulai panik.

“Arggghhh….”, lenguh Si Codet

Waduh! Si Codet keluar di dalam vagina tante!

“Bocah guoblok!”, Pak Simo marah sambil memberikan bogem mentah ke wajah si Codet.

“Ampun pak, saya tidak tahan”, katanya panik.

Duh, bagaimana ini, tanteku dibuahi oleh seorang anak remaja tanggung yang bahkan lebih muda dari ku. Gawat. Aku khawatir jikalau nantinya tante hamil ternyata itu adalah anak dari Si Codet. Tetapi Bu Sekar bertindak cepat. Ia langsung menghisap vagina Tante Lia sambil mengorek ngorek isi vaginanya. Slurp slurp slurp. Kami berharap tidak ada sperma Si Codet yang berhasil membuahi sel telur tante.

Sambil meringis kesakitan, Si Codet terus memohon-mohon untuk tetap bisa bergabung dengan permainan kami. Akhirnya diizinkan kembali oleh Pak Simo.

Sekarang Si Botak sudah rebah di samping tante, sedangkan Si Cebol membalikan tubuh tante hingga menungging di atas badan Si Botak. Dengan tangannya, Si Botak mengarahkan penisnya ke vagina tante. Sedangkan Si Cebol langsung menghujam pantat tante. Kini tante mendapat double penetration pertamanya.

[HIDE][/HIDE]

“Tolong jangan di pant…. Akkkkhhhhh!!!” Tante Lia berteriak sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.

“Akkkhhhh sakit…. Berhenti….. hiks… hiksss…. Akhhhh!” Tante Lia memohon. Tapi bajingan itu tidak memerdulikannya.

“Sempit banget nih pantat, baru pertama ya hahaha”, Si Cebol malah menghina tante.

[HIDE][/HIDE]

Tak mau kalah Si Tato berdiri di depan wajah tante dan langsung memberikan penisnya ke mulut tante. Tangan kanan dan kiri tante juga tidak dibiarkan menganggur, mereka mengocok penisku dan Pak Simo. Begitu terus bergantian. Si Codet yang tidak kebagian, hanya mengocok-ngocok penisnya sendiri. Tampak mukanya lebam akibat kena bogem mentah Pak Simo. Tante Lia benar-benar tidak bisa melawan, selain tubuhnya sudah lemas, ia juga sedang dijepit enam lelaki sekaligus jadi percuma saja melawan. Dan sama seperti tadi, orang yang tidak kuat menahan ejakulasi dipersilakan mehadiahkan spermanya ke wajah mama.

[HIDE] [/HIDE]

Saat giliran Si Botak yang memberikan “hukuman” pada mama, tampaknya ia ingin memberikan benihnya hingga ke dalam tenggorokan mama. Dipaksanya penis hitam raksasanya masuk kedalam mulut mama terus hingga ke kerongkongannya.

[HIDE] [/HIDE]

“Huekkk!!” mama tersedak dengan penis yang memenuhi lehernya. Air mata keluar dari matanya yang sendu. Mama menatap Si Botak minta dikasihani tetapi itu malah membuat Si Botak semakin bernafsu.

Sekarang tubuh Tante Lia diputarbalikan lagi. Tubuhnya ditelentangkan di atas tubuh Si Tato. Tante tampak pasrah saja. Tak butuh waktu lama, Si Tato langsung menghujamkan penisnya ke anus tante. Si Codet kini menggarap vagina tante. Tante mendesah-desah pasrah. Di mulut tante sudah ada penis Pak Simo. Tangan kanan dan kirinya tidak lama dibiarkan menganggur, tangan kanannya mengocok penis Si Botak dan tangan kirinya mengocok penisku. Kedua payudara tante menjadi milik Si Cebol, payudara tante digunakan untuk menjepit penisnya. Si Cebol menggenjot penisnya di dalam genggaman payudara tante. Begitu terus bergantian. Berkali-kali juga tante berejakulasi. Sama seperti tadi, setiap sperma wajib dihadiahkan ke wajah mama ku yang terikat malang di pojok gubuk.

[HIDE] [/HIDE]

[HIDE][/HIDE]

Setelah permainan itu rasanya aku lelah sekali. Dari jendela gubuk aku tahu hari sudah sore. Pak Simo keluar mengantar para bajingan itu hingga halaman gubuk, kemudian ia menyalakan rokoknya. Tante Lia dan mama yang sudah sadar masih terus menangis. Isak tangisnya memenuhi gubuk sore itu. Asih dan Bu Sekar membersihkan wajah mama dengan kain jilbab Tante Lia dan juga melepas ikatannya dengan dingin dan tanpa bersuara. Ia tidak terlalu lelah seperti Tante Lia, sehingga sempat melawan ketika ikatan tangannya dilepas, namun dengan tenang Asih dan ibunya mampu menangkalnya. Tubuhnya diangkat dan setengah dilemparkan ke atas dipan ke samping Tante Lia. Mereka juga memberikan minum kepada mama dan tante. Sepertinya Bu Sekar dan Asih memberikan semacam jamu kecoklatan kepada mereka. Kemudian aku tiduran di atas dipan diantara mama dan Tante Lia. Aku memeluk mama yang masih menangis.

“Maafin Rendy ma…”, pinta ku.

Mama tidak menjawab dan masih terus menangis.

Tubuhnya yang terkulai lemas dapat dengan mudahnya kupeluk. Kuciumi pipi serta leher mama. Sungguh aku sayang sekali dengan wanita ini, namun kini rasa sayang tersebut bukanlah kasih sayang antara anak dengan ibunya. Sementara itu Tante Lia yang terbaring disebelahku sepertinya tertidur.

To be continued...
 
Part 8: Permainan Terakhir

“Mas, dipanggil bapak di luar”, Asih mengagetkanku.

Hmm mau apalagi lelaki tua itu pikirku.

“Sini sampeyan duduk di depan saya”, perintah Pak Simo.

“Ada apa pak?”, tanyaku tak acuh.

“Bagaimana, kamu suka tidak menyetubuhi ibu dan bule sampeyan?”, dia bertanya balik.

“Nggg… suka pak” jawabku malu-malu.

“Haha dasar anak durhaka. Begini, saya punya penglihatan sampeyan punya masa depan cerah dengan ibu dan bule sampeyan. Sampeyan bisa punya keluarga yang bahagia dan punya banyak anak. Tapi kebahagiaan itu ada kuncinya. Saya ingin menurunkan sedikit ilmu saya kepada sampeyan”, kata Pak Simo.

Aku agak terkejut medengar perkataannya, karena aku akan berkeluarga dengan ibu dan tanteku sendiri, dalam artian sebagai suami istri. Dan aku penasaran kira-kira apa ya kunci kebahagiaan itu.

“Sampeyan mau?” tawarnya sebelum aku sempat menjawab.

“Mau pak”, aku tak bisa menolaknya.

“Baiklah begini. Apa yang saya ajarkan ini hanya sedikit ilmu untuk memuasi wanita. Sekarang sampeyan ambil BH mama dan tante sampeyan”, perintahnya.

“Tapi pak, kalau saya sedang ingin tidak punya anak, bagaimana pak?”, tanyaku.

“Gampang, sampeyan tinggal berpuasa sehari penuh sebelum melakukan ritual. Sekarang cepat, ambilkan saja BH mereka!” , perintah Pak Simo tak sabar.

“Baik pak,” kataku.

Aku segera masuk ke dalam dan mengambil BH mama dan Tante Lia yang memang diberikan padaku semalam oleh Bu Sekar. Seingatku BH Tante Lia adalah yang berwarna hitam, berarti BH mama yang berwarna ungu. Setelah itu aku langsung menemui Pak Simo di luar.

[HIDE][/HIDE]
[HIDE] [/HIDE]

“Ini pak”, tanganku tadinya ingin menyerahkan kedua penutup payudara itu kepada Pak Simo.

“Sampeyan pegang saja”, kata Pak Simo. Aku tidak jadi mengulurkan tanganku

“Lalu pak?”, tanyaku penasaran.

“Pakai ini”, kata Pak Simo seraya memberikanku dua buah cincin emas.

“Cincin siapa ini pak??”, kataku sambil memakainya.

“Hahaha anak bodoh, masa tidak tahu. Itu cincin kawin dua lonte itu tau! Hahaha”, hardiknya.

Ah baru tersadar aku, pantas saja aku tidak melihat cincin di tangan mama dan tanteku. Memang biasanya cincin tersebut melingkar di jari manis kiri mereka.

Kemudian Pak Simo memberikan aku selembar kertas kecil dan berkata, “Sekarang sampean baca mantra ini lalu kocok kontol sampeyan pake BH-BH lonte itu sambil membayangkan wajah mereka!”

Kertas tersebut berisikan kalimat-kalimat pendek dalam bahasa jawa. Untung saja ditulis dalam alfabet latin, bukan aksara jawa atau huruf arab gundul.

“Tapi pak?”, tanyaku ragu.

“Sudah lakukan saja”, Pak Simo memaksa.

Akhirnya aku duduk ditempat tadi. Kubaca perlahan mantra itu dengan terbata-bata karena isinya sama sekali baru buat ku. Selesai itu, aku mulai meremas kedua BH itu. Busanya tebal-tebal. Kemudian tanganku menjepit penisku dengan cup BH mama terlebih dahulu. BH tante kutempelkan ke hidung untuk kuendus endus baunya. Mmmppff baunya seperti bau keringat bercampur parfum Tante Lia dan masih sedikit tercium wangi sabun cuci. Ahhh penisku dijepit oleh busa di cup BH mama yang cukup tebal. Rasanya nyaman dan hangat. Sensasinya sungguh berbeda jika dibandingkan ketika dijepit langsung oleh payudara mama. Kuyakin setelah keluar dari sini mama dan tante tidak memerlukan BH yang ada busanya, mengingat ukuran payudara mereka yang sudah dibuat oversize oleh Bu Sekar semalam. Tetapi entah kenapa aku sulit membayangkan wajah keduanya. Akhirnya, sambil mengocok penisku, aku berjalan masuk ke gubuk mendekati mama dan Tante Lia di dipan. Aku kini masturbasi di depan mereka. Mama yang menyadari kehadiranku hanya menangis melihat anak kandungnya masturbasi dengan membayangkan ibunya bahkan di depan dirinya. Secara bergantian kugunakan BH mama dan BH tante untuk mengocok penisku. Saat kurasa aku sebentar lagi mau keluar, kugunakan dua BH tersebut untuk mengocok penisku. Dan crottt, sebagian sperma ku tumpah di cup BH mereka dan sebagian lagi terkena wajah mama dan tante.

[HIDE] [/HIDE]

Aku duduk di dipan itu. “Bagaimana pak?”, tanyaku tanpa mengalihkan mata dari dua wanita telanjang yang terkapar di depan.

“Bagus… Sekarang kita praktekan ilmu sampeyan...”, jawabnya santai sembari menghembuskan asap rokok. Aku tak bergairah bertanya lebih lanjut, tetapi di dalam hati aku ingin kembali menggarap dua wanita di depanku.

Sesuatu yang aneh terjadi padaku, dimana penisku yang sudah berkali-kali ejakulasi kini berdiri terus dan membesar. Ritual jepitan BH mama dan Tante Lia seolah-olah membuat darahku kembali berkumpul di organ kejantananku itu, sampai sekian lama kurasakan kembali siap tempur. Urat-uratnya juga seperti mau keluar. Kalau dilihat-lihat dari besar dan panjangnya penisku ini tidak seperti saat ngaceng seperti biasanya, sangat besar dan panjang, bahkan tidak sesuai dengan proporsional tubuhku. Dari dalam tubuhku seperti ada api yang berkobar-kobar, yang menunggu untuk dilampiaskan kepada wanita-wanita sedarahku itu.

“Hahaha liat kontol sampeyan, makin besar toh… Hati-hati makenya, bisa-bisa punya banyak anak nanti hahaha”, katanya.

Ia melanjutkan, “Tenang, efeknya hanya sehari semalam dan cuma mempan ke orang yang cincin kawin dan BH nya kamu ambil hahaha”.

Aku diam saja mendengar perkataannya. Matahari di luar sudah terbenam. Angin malam mulai berdesir memasuki gubuk. Suasana setelah hujan menambah dinginnya malam itu. Cocok untuk sebuah pesta seks seperti yang akan ku lakukan.

“Bune, Asih… dang rene”, panggil Pak Simo kepada istri dan anaknya yang sama misterius dengan bapaknya. Asih dan ibunya masuk dalam keadaan bugil. Mereka berdua segera mendekatiku, menciumi wajahku dan mengelus-elus penisku bergantian dengan jari jemari masing-masing serta mengarahkan tanganku hinggap di payudara mereka. Ibunda Asih kemudian merunduk, sudah bisa ditebak kalau sasarannya adalah penisku yang sekarang perkasa itu.. Pak Simo bangkit berdiri, mendekati mama dan tante yang masih setengah sadar karena kelelahan. Ia melorotkan kembali celana yang ia pakai. Meremas-remas keras pantat indah mereka masing-masing dan menyuruh mereka kembali menungging kali ini menyamping mengikuti lebar dipan. Dengan terpaksa dan sambil menagis mama dan Tante Lia mengikuti perintah Pak Simo. Mereka tampak sudah mengerti buat apa melawan kalai ujung-ujungnya akan tetap dipaksa untuk memenuhi nafsu dari kedua laki-laki digubuk ini. Lalu dengan isyarat ia menyuruh Asih dan istrinya juga menungging di dipan yang sama, sehingga ada empat wanita telanjang di satu dipan. Posisi keempat wanita itu berselang-seling, dimana pantat Asih, wajah Bu Sekar, Pantat mama dan wajah Tante Lia berada di sisi dipan yang sama.

”Kali ini, kita akan menggilir empat perempuan ini. Saya di depan, sampeyan di belakang, terus muter, paham?”, ujarnya.

Aku mengangguk.

“Silahkan yang mana dulu yang sampeyan pilih”, ujarnya lagi.

Aku memilih Asih yang posisinya paling pinggir kiri dari arahku. Kemudian dari belakang kusetubuhi anak gadis Pak Simo itu, dan bapaknya di sisi depan dipan dengan setengah paksa memasukkan penisnya ke vagina Tante Lia yang posisinya di pinggir kanan. Sekitar 3 menit kemudian aku berpindah ke Bu Sekar, penisku yang berlumur cairan vagina anaknya langsung dikulum dengan rakus. Pak Simo pun berpindah dioral mama. Temaramnya lampu minyak menambah suasana magis nan mesum malam ini.

[HIDE][/HIDE]

Dan kini kembali penisku menyetubuhi mama dari belakang, sementara istri Pak Simo melayani penis suaminya yang sedang memenuhi vaginanya. Bergeser lagi aku dioral Tante Lia. Dengan terpaksa tante mengulum penisku yang diselimuti lendir kemaluan kakak perempuannya itu. Kini kemaluan Pak Simo yang berlumur cairan vagina ibunya Asih sedang dilumat Asih, Aku menjadi tak yakin tentang status hubungan mereka, benarkan antara ayah dan anak? Peduli setan. Yang jelas permainan ini sangat nikmat. Bayangan kami yang sedang menyetubuhi wanita-wanita ini meliuk-liuk indah di dinding. Kini ganti aku menyetubuhi Tante Lia dari belakang dengan beringas, sementara Pak Simo mengauli Asih dari belakang. Terus kami berputar berlawanan dengan arah jarum jam sampai barangkali masing-masing perempuan mengalami 20 puluhan kali dioral dan dientot dari belakang, tak lupa juga kami menggauli lubang-lubang anus mereka, sampai akhirnya aku tak mampu menahan laju orgasmeku lagi, kali ini wanita beruntung yang menampung spermaku adalah Tante Lia. Sangat banyak sperma yang kuhasilkan, sama banyaknya seperti Pak Simo. Sementara Pak Simo… Sekali lagi dengan pabrik spermanya, menyirami tubuh empat wanita sensual penuh nafsu itu dengan semburan air mani yang banyak sekali. Akupun belum puas karena masih dibawah pengaruh ilmu yang diajarkan Pak Simo padaku. Hingga akhirnya semua mulut dan vagina wanita-wanita itu mendapat jatah spermaku. Spermaku seperti sulit ditampung oleh vagina-vagina mereka hingga terus mengalir keluar, turun membasahi pangkal paha dan terus mengalir ke bawah.

Malam itu terasa amat panjang. Seharusnya ini adalah purnama terakhir sehingga kami besok pagi bisa pulang. Entah bagaimana kehidupanku nanti jikalau mama dan Tante Lia hamil, terlebih jika anak yang dikandung mereka adalah anakku.

Bu Sekar pergi ke belakang diikuti oleh Asih sedangkan Asih mengikuti, masih dalam keadaan telanjang walau berselimutkan kain batik lusuh. Hujan telah reda. Tapi birahiku belum mereda, aku kini berbaring menerawang di antara Mama dan Tante Lia yang tengah mendengkur halus. Setelah persetubuhan tadi, keduanya langsung tidur kelelahan. Entah sudah berapa liter sperma yang masuk ke dalam tubuh mereka melalui lubang-lubang mereka, belum lagi sperma yang hanya membasahi tubuh seksi mereka. Dan entah setan dari mana, kembali kusetubuhi mama dan tante yang tertidur lelap itu sampai habis spermaku. Baru kemudian aku tertidur pulas di antara tubuh telanjang mama dan Tante Lia.

Petualanganku terjebak di hutan dan terdampar di gubuk mesum ini memang sudah berakhir, namun kisah kami belum lah selesai. Tentu saja setelah keluar dari hutan ini kami harus melanjutkan hidup di kehidupan nyata. Ceritanya akan kukisahkan nanti.

To be continued...
 
Delia model indo,key search aja exo model

Link
http://galleriesmodel.********.com/2010/05/delia-indonesian-model-hot-pictures.html?m=1

Yati nurlie pasti tau lah

Link
http://sungayan.********.com/2008/01/nude-pinay.html?m=1&zx=9e836628a3bc9fc5

Elsa krasova

Link
http://fotohot-xxx.********.com/2013/01/foto-bugil-elsa-krasova.html?m=1


Tuch pilihan milf ane kgk tau cara nampilin image disini mohon semproters yg lain monggo di follow up

Bintang ane ambil blog sp*t

terima kasih gann buat sarannya
 
Cerita nakin seru ada gebang ada bgsd dan ada kawin dengan hewan ritual yang aneh.
Tunggu kehidupan real setekah keluar dari hutan ibu dan tantenya menjadi istri resmi nya bukan istri bohong2an. Mama punya anak lagi 5 anak dan tante juga punya anak 5 dalam satu atap.
Heboh paasti.

Lanjut suhu sampai tanat.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd