Prolog
Ini pengalaman nyata dalam hidup gua yang terjadi sampai dengan saat ini.
Cerita ini gua bikin mengalir dengan mengumpulkan sisa-sisa ingatan gua, jadi kalo ceritanya lari ke kanan ke kiri maju dan mundur tolong dimaafkan
Gua berasal dari keluarga yang berkecukupan tetapi cenderung konservatif yang selalu menanamkan kemandirian dalam hidup tanpa bergantung dengan orang lain. Orang tua gua cenderung cuek dengan urusan kuliah dan hidup gua, yang ada di pikiran mereka adalah bagaimana mencari uang untuk kebutuhan hidup keluarga dan kebutuhan anak-anaknya. Gua sendiri adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Gua berumur 7 tahun saat televisi swasta nasional mengudara pertama kali.
Pengalaman gua dimulai saat gua lulus sekolah di salah satu kota kecil di jawa tengah dan diterima di salah satu kampus di Jakarta, maka merantaulah gua ke Jakarta seorang diri dengan naik kereta api jurusan gambir tanpa gua ketahui setelahnya harus kemana karena gua berangkat sendiri tanpa ada pertolongan dari teman, keluarga ataupun sodara. Sampai di Jakarta saat subuh, gua bingung harus kemana tujuan selanjutnya dengan wejangan orang tua yang selalu mengatakan hati-hati di Jakarta banyak orang yg tidak baik, gua pun punya ketakutan tersendiri untuk naik taksi karena pengalaman dari orang-orang disekitar gua yang selalu bilang hati-hati kalo naik taksi di Jakarta, sopirnya suka tembak harga, sopirnya suka muter-muterin jalan buat cari argo, akhirnya gua memutuskan naik bajaj dengan tujuan kampus gua yang pada akhirnya tukang bajaj nyasar dan gua sendiripun ga tau posisi gua berada. Muter-muterlah kita mengelilingi Jakarta pada hari pertama gua nyampe di Jakarta dari monas, roxy, grogol, taman kota, puri kembangan, dan akhirnya sampailah di kampus gua.
Setelah sampai di daerah kampus gua, mulai lah gua berkeliling jalan kaki mencari kosan yang cocok dengan biaya hidup dari orang tua gua yang saat itu gua dikasi biaya hidup 1 juta sebulan untuk bayar kosan dan kebutuhan sehari-hari diluar uang kuliah. setelah berjalan kaki seharian mengelilingi daerah kampus dapatlah kosan yang cocok, kondisi kosan sebenarnya cukup layak dengan kondisi lingkungan sekitar yang cukup cuek terhadap sekitar tetapi harus masuk ke dalam gang kecil yang hanya cukup dilewati 1 buah motor dan di depannya adalah tempat pembuangan sampah yang setiap malam bau nya luar biasa itu sampai ke kosan. Kosan inilah yang menjadi saksi bisu kenakalan gua selama kuliah.
Berkenalan dengan barang haram
Hari-hari gua lalui seperti biasa, kuliah, main game, nongkrong dengan teman-teman gua seperti layaknya anak kuliahan lain, gua seorang yang cukup mudah bergaul dan cukup aktif di lingkungan kampus sehingga gua cukup banyak dikenal di lingkungan kampus dan teman-teman di luar kampus yang gua kenal dari nongkrong antar teman dan nilai akademik gua bisa dibilang tidak cukup bagus dikarenakan gua lebih memilih nongkrong dan main sama temen gua
Karena “terlalu gaul” dan biar dibilang exist sampai akhirnya gua berkenalan dengan namanya dunia malam. Pertama kali gua berkenalan dengan dunia malam diajak teman gua untuk pergi ke café “uda almarhum” di daerah kuningan yang lantai paling atasnya adalah restaurant yang lantainya bisa berputar untuk melihat Jakarta di malam hari. Hampir setiap minggu gua berangkat disana dan pulangnya selalu tepar.
Dengan mudah nya gua bergaul, sampai pada titik dimana gua punya teman yang hobby dugem di kota dan selalu mengajak gua untuk menc0ba dugem di kota maka pindahlah gua gaul ke diskotik daerah kota "sudah almarhum” yang pada saat itu happening banget dan gampang banget dapetin “barang haram”, tinggal kita masuk nanti berjejeran orang di pinggir bar akan menawarkan barang haram tersebut dengan mudah dan terbukanya. Pada saat itu gua masih belum berani mencoba dan hanya mencoba menikmati musiknya. Hingga suatu saat dikarenakan ada permasalahan dalam diri gua yang sudah tidak bisa tertahankan lagi akhirnya membuat gua kehilangan akal sehat, gua memberanikan mencoba barang haram itu, rasanya luar biasa pada saat pertama kali menikmati barang haram itu
Ketergantungan barang haram
gua lanjut sambil nunggu feedback dari sesepuh disini...
