Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nuernberg - Dua Kosong Satu Tujuh. [TAMAT]

Bantu pilih ya...

  • With threesome

    Votes: 46 82,1%
  • Without threesome

    Votes: 10 17,9%

  • Total voters
    56
  • Poll closed .
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
PART 8

oEt7as9P_o.jpg


Aku terus berjalan...

Aku gatau harus kemana...

Perkataan Shani masih terekam jelas dalam bayangku...

Kenapa jadi gini? Maafin aku, gee...


"Kak..."


Aku menghentikan langkahku...


Sosok perempuan itu berdiri dihadapanku...


Seketika memoriku tertarik...


DRUGH!!!

"Aduh..."

Kenyal-kenyal...

Apa ini?

Kenyal-kenyal... Kenyal-kenyal...

"Ah maaf!"
"I-iya, gapapa..."



Aku ingat pertama kali bertemu perempuan yang sekarang ada di hadapanku...


Air mataku mengalir...


Dia kaget, "K-Kenapa kak?"

Aku berusaha menahan, tapi ini terus mengalir...

Dia diam, tapi... Air matanya juga ikut keluar...


Seketika dia berjalan cepat mendekatiku dan memelukku erat...


"Aku mau pergi kak..."
"Kemana?"
"Jerman..."

"Hamilin aku kak..."
"Soalnya cuman itu yang bisa jadi kenangan aku sama kakak. Karena mungkin aku nggak bakalan balik kesini lagi!"


Semua memori tentang Gracia perlahan muncul seiring hangat peluknya menjalar di tubuhku...


"Bisa nggak sih, gausah bahas umur? Iya aku udah dewasa!"
"Nggak! Nggak belepotan! Ish!"
"Kak Yovie! Ah, jadi ngulang lagi kan! Kesel deh!"


Aku membenamkan wajahku di pundaknya...


"Maafin aku, Shania Gracia..." Bisikku.

"Kak? Kamu kenapa sih? Hey!"
"Ada apa?"


Dia melepas pelukannya dan menatapku...


"Kamu bukan cuman nafsu sama tubuhku doang kan?"


Perkataan Shani kembali muncul...


"Bejat! Keluar dari sini!"


"Aku... Aku nafsuan ya?" Tanyaku.
Dia mengerutkan dahi, "Maksudnya?"

"Aku bejat?"

Dia diam, ekspresinya bingung.

"Jawab, Gee..."
"Aku... Aku nggak ngerti..."

"Jawab aku!"


Aku naik, dia sempat kaget sesaat...


"I-iya, kakak nggak bisa kontrol nafsu. Kakak...


Dia berubah diam sesaat.


"Semua karena aku kak, semuanya, sampe sejauh ini..." Dia lesu.

"Kalo aja waktu itu aku nggak nanya soal ruang layanan mahasiswa ke kakak...
...Nggak akan sejauh ini kak..."


Aku diam,

Ada benarnya juga sih. Tapi apapun itu semua udah terjadi. Sekarang aku harus memilih antara Gracia atau... Shani... Saat itu aku tidak memilih Gracia, apa sekarang aku harus memilih Gracia?

Dia diam tidak bergerak, hanya merunduk. Aku reflek menarik tubuhnya mendekat dan memeluknya erat... Aku harus memilih Gracia!


***

hpttgckE_o.jpg

Kami sudah ada di kota Heidelberg. Salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi karena banyak kastil-kastil tua yang masih kokoh hingga saat ini. Kami menghabiskan waktu bersama, naik trem, berfoto di beberapa kastil dan menikmati suasana disini...

Aku duduk di tengah taman kecil di dekat salah satu kastil, Gracia menghampiriku dengan tersenyum...

"Aku beli ini!"

Dia menunjukan sebuah gulali kapas besar. Aku tersenyum...

"Mau?" Tawarnya.
"Kamu aja..." Balasku.

Dia memintaku merebahkan kakiku untuk alas kepalanya tidur...

"Kamu sebulan disini kan?" Tanyanya merobek gulali kapas itu. Aku menatapnya.
"Berarti... Tinggal seminggu lagi dong?" Dia menyodorkan gulalinya ke bibirku.


DEG...


Seminggu lagi?



"Kak? Ini..." Gracia mendorong gulalinya ke bibirku.
"Iya seminggu lagi, kenapa?" Balasku sambil memakan gulalinya.
"Nggak mau di tambah?" Dia nyengir.


Aku tertawa, mengusap rambutnya...


"Iya nanti aku tambahin..."


Dia tersenyum lalu kembali memakan gulalinya...


"Aku gabisa marah sama kamu kak..." Celetuknya tiba-tiba.
"Maksudnya?" Aku berganti bingung.


"Aku udah mau marah sama kamu dari lama, dari kak Shania, Yuvia, sekarang ci Shani...
...Tapi aku nggak bisa ngapa-ngapain..."

"Mungkin ini warisan dari mama..."

Dia menceritakan tentang ibunya dulu sangat mencintai ayahnya hingga suatu saat ayahnya pergi meninggalkan ibunya, saat itu ibunya marah tapi tidak bisa melakukan apapun yang diinginkannya...


"Aku kesel, aku benci, aku emosi...
...Tapi, aku gabisa apa-apa...
...Jangan tanya kenapa, karena aku gatau. Yang aku tau aku cuman cinta sama kakak..."


Ternyata serumit ini ya? Ibarat benang ini udah kusut seluruhnya. Coba kalo waktu itu urusan pemakaman selesai aku langsung nyusul Gracia kesini kan selesai. Nggak perlu sepanjang ini...


Aku membangunkannya. Kami saling tatap, aku mencium keningnya dan memejamkan mataku. Gracia juga ikut memejamkan matanya. Kami sama-sama terdiam dalam posisi itu merasakan angin semilir menyentuh kami...


***

ZX5rVbC4_o.jpg


"ERGH.. KaaKK... AAHH...!"

Malamnya, aku dan Gracia kembali melakukannya...

Semenjak tinggal bersama kami seolah tidak ada kata libur untuk bersetubuh...

"Nngghh... Gee... Nnggaahh..."
"Kencengan... Kaakk... AAHH!!!"

Aku mempercepat doronganku, sementara Gracia bertumpu makin kencang pada wastafel. Ya, di tengah mandi bersama entah kenapa kami jadi sama-sama bernafsu melihat satu sama lain. Gemericik shower kalah kencang dengan benturan pinggangku dan pantat Gracia.

"KaaKK... Enaakkk... OOHH... AAAHHH!!"

Gracia terus melenguh sementara aku mendengar lenguhannya semakin mempercepat doronganku. Kucengkram pinggangnya...

"Terus kak... TERUS!!! AAAHHH..."

"Hnn.. Pegel tau..." Protesku.
"Ganti... Hnn... Posisi?" Tawarnya.
"Nnggh... Ngghh... Biarin... Nggaahh.. Tanggung..." Balasku.

Dia mengencangkan otot vaginanya menggigit penisku lebih erat sehingga seperti dipijit di dalam sana. Keringat dan air gemericik shower membasahi tubuh kami berdua...

Tiba-tiba...

"Kak! OOHH... Please kak! Jangan... Jangan! Jangan berhenti! AKU KUAARR!!!!"

Gracia squirting, kakinya lemas terpeleset kehilangan keseimbangan tapi aku menahan pinggangnya agar tidak jatuh. Tangannya bergetar...

"Hhh... Hhh... Dingin... Hhh..." Bisiknya melemah.
"Tahan gee, aku beloom!" Balasku berusaha membuatnya kembali seimbang.

Dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya setelah squirting tadi. Kakinya kembali berpijak setelah terpeleset tadi, tangannya mencengkram wastafel lebih erat dia merunduk dengan rambutnya yang lepek...

"ERGH! Kaakk!"

Dia mengerang setelah aku kembali mendorong penisku...

"Kaakk... Hnn... Enaakk... AAHH!!"

Beberapa menit kemudian kami kembali berpacu. Vaginanya makin menggigit kali ini, makin kesat!

"Hnn? Gee?"
"Kuarin kak! Buruan!"

Penisku rasanya seperti di kocok, karena otot vaginanya menggigit seluruh batang penisku. Gracia!

Aku sudah di ujung!

Satu kali hentakan menyentuh rahimnya!

"GEE!!"
"KAAAKK!!!"

Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Lima...
Enam...

Kami sama-sama ambruk ke lantai, nafas kami berdua berantakan. Gracia memejamkan matanya. Aku tersenyum...

"Astaga..." Bisiknya.

Aku mencium keningnya sesaat, dia membuka matanya. Kami saling tatap...

Aku mencium bibirnya...


***

CJkmhajp_o.jpg


Aku membuka mataku... Udah pagi?

Aku merasa tidurku nyenyak semalam... Bergerak ke kiri...


DEG...


Shani?


Dia tertidur di sebelahku, lengannya polos mengapit selimut. Lengannya polos?

Reflek kubuka selimut yang menutup tubuh kami. Telanjang?


Dia masih tertidur, aku memperhatikan sekitar, ini adalah kamarku dan Gracia. Tapi, kemana Gracia? Kenapa tiba-tiba ada Shani disini?


Dia membuka matanya...

Tersenyum...

"Pagi, yov..."


"Shan? Kok kita telanjang?" Tanyaku polos mengubah posisiku jadi duduk.


"Kamu lupa semalam kita abis ngapain?" Dia juga mengubah posisi jadi duduk.


Aku bingung, "Semalam? Semalam aku kan sama Gracia bukan...


DEG...



Dia mencium bibirku tiba-tiba, entah mengapa aku malah membalas ciumannya. Ciuman kami makin panas...

Aku memberanikan diri menyentuh payudaranya, ciuman terlepas dia mendesah menatapku sayu. Nafasku jadi berat menatapnya, dia mengangguk...

Perlahan aku mendekatkan wajahku kearah payudaranya...

"Ssshh... Yovv..."


Dia mendesah ketika lidahku menyentuh puting payudaranya...


"Mmhh... Aahh... Geli..." Bisiknya.


Aku tidak perduli mendengar desahannya, terus menjilati sambil sesekali menghisap puting payudaranya. Duduk Shani mulai gelisah, beberapa kali mencengkram selimut dan kakinya mengapit menahan sesuatu...

Aku terus memberikan rangsangan di payudaranya...

Dia makin gelisah, beberapa kali menggigit bibirnya sendiri sambil memejamkan mata...


"Tunggu... Kamu bukannya gamau begini, Shan?"

Dia membuka matanya...

"Aku mau kok..."
"Gracia gimana?" Tanyaku.


Dia menempelkan telunjuknya di bibirku...


"Sstt... Jangan sampai dia tau..." Dia nyengir.


Aku ikutan nyengir, "Nakal juga kamu..."


Aku memilin puting kanannya dengan tanganku dan puting kirinya dengan mulutku. Dia kembali mendesah sambil mengelus rambutku terkadang menjambaknya...

"Yovv... Mmmhh..."

Sadar sesuatu, aku menghentikan aktivitasku di payudaranya lalu membuka pahanya. lagi, aku menatapnya...

Dia mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya, seksi sekali...


"Mmmhh... Hnn..."


Jariku dengan cepat masuk kedalam vaginanya, sudah basah...


Perlahan kugerakan jariku makin cepat, dia menatapku sayu sambil memegang tanganku bermaksud menahannya...


"Aaahh... Pelan-pelan... Hnn... Oohh..."
"Kuarin, Shan..."

Kakinya mengapit, dia mulai menggeleng. Aku tau dikit lagi dia squirting...

"YOOVV!!!"

Tanganku basah. Dia mendesah, nafasnya berantakan menatapku. Aku berdiri menghadapnya. Seolah mengerti maksudku dia menggenggam penisku yang sudah tegak di depannya...

Dia langsung melahap penisku...

"Oohh... Ssshaann... Sssshh..."

Aku bisa merasakan kehangatan di dalam mulutnya. Shani terus melahap penisku lidahnya menjilat seluruh penisku. Ini luar biasa!

Gerakan kepalanya makin lama makin cepat. Damn! Rasanya seperti di setrum. Tanganku bergerak cepat menarik rambutnya kebelakang dan menahannya sementara Shani terus mengulum penisku...

Rasanya nikmat...


"Ssshh... Shan... Aahh!"

Kalo begini terus...


"Ergh.. Shan!"

Aku jadi gila...


Kakiku menjinjit, mulut Shani sudah basah liurnya sendiri. Ini sudah di ujung!

"Argh! Shan!"

Aku orgasme di dalam mulutnya. Dia sempat kaget sesaat. Penisku terlepas, spermaku penuh di mulutnya...

"Telen aja..." Bisikku...



Dia menelan semuanya...


***


Aku terbangun...

Kok... Ada yang aneh...

Kutengok ke kiri...

Gracia masih tertidur membelakangiku...

Damn. Shani!


BERSAMBUNG...

idHCQp90_o.jpg


Ehehehe, segitu dulu ya apdetnya. Maap nunggunya lama, tapi pasti apdet kok (?) Monggo di nikmati...

Next Part
 
Terakhir diubah:
btw, terima kasih untuk updatenya hu. mulai menjadi cerita paling ditunggu dalam beberapa minggu terakhir hahaha..
tapi kok saya baper pas dia plesbek dari pertama ketemu ya.. setia bener ama yovie sih gre, mending saya susulin ke Jerman aja deh kamu. kasian juga tuh si Yovie udh banyak wadahnya hehehehe.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd