Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura

17: Relax (2)


Selagi menunggu Nura siap-siap, kuhubungi Rani.

D: "Halo Ran, udah siap belum?"
R: "Udah siap nih mas, udah mau berangkat?"
D: "Bentar Ran, nunggu Nura siap-siap dulu"
R: "Eh iya, kok bisa Nura malah jadi ikut kita mas, kamu apain dia supaya bisa dimaafin mas?"
D: "Karena kamu juga Ran ngasih info soal suaminya, jadi aku ada celah Ran. Kamu ke sini aja dulu, kita obrolin di sini ya"
R: "Oke mas, bentar ya"

Rani menutup telepon, lalu karena bingung mau ngapain, kubuka jendela kamarku sambil aku membuka dan membaca chat yang ada di hpku. Saat sedang melihat-lihat chat, ternyata ada chat dari istriku yang masuk sekitar 5 menit yang lalu, berarti saat aku teleponan dengan Rani tadi.

I: 'Mas, aku ga bisa jadi dateng ke sana, mbak Maya mau dateng soalnya tiba-tiba, aku langsung ke rumah aja ya mas”
D: 'yaah mbak Maya kok tiba-tiba dateng?'

Tidak lama istriku membalas.

I: 'Iya mas, dia bilang pengen jalan-jalan di sini ke pantai’
D: ‘Trus kamu ke pantai sama siapa aja, Verd?’ Verd adalah panggilan sayangku pada istriku, dari kata Verden yang berarti dunia
I: ‘Ya sama yang biasa mas’
D: ‘Yawdah kalo gitu sampein salamku ya sayang’
I: ‘Oke mas’
I: ‘Oke mas, trus kamu lagi ngapain ini?’
D: ‘Aku mau jalan-jalan sama Rani sama Nura sore ini’
I: ‘Mau ikuuuut’
D: ‘Ya kamu gajadi ke sini, kan bisa jalan bareng harusnya’
I: ‘Ih kamu mah curang ah’
D: ‘Bisa main ber4 juga Verd’
I: ‘Main apa main mas?hayoooo’
D: ‘Hehe ya gitu lah’
I: ‘Ih tau ah, yawdah aku mau nyelesain kerjaanku dulu ya mas'
D: ‘Oke sayang, see you when i see you’
I: ‘see you when i see you mas’

Kuakhiri percakapanku dengan Istriku dan menuju ke pintu kamar karena ada ketukan di pintu kamar yang kupikir itu adalah Rani. Kubuka pintu kamar dan kulihat Rani dengan senyum manisnya menggunakan floral dress dengan bagian menggembung di bagian pundak dan panjang dressnya sedikit menutupi lututnya. Kupersilakan Rani masuk lalu menutup pintu kamar.

R: "Nura belum selesai mas?"
D: "Belum tuh Ran, mau minum?"
R: "Ga mas, makasih hehe"

Tetap kubawakan Rani segelas air putih dan kuletakkan di meja.

R: "Mas coba lanjutin cerita yang tadi mas, aku penasaran"

Kuceritakan apa yang terjadi semalam pada Rani, dari permintaan Nura, niat Nura untuk melakukan revenge sex karena perbuatan suaminya lalu ingin membalas perbuatanku juga padanya, aku juga menceritakan bagaimana akhirnya Nura mengurungkan niatnya itu.

R: “Oh gitu mas, kirain ga jadi, disikat juga ternyata hihi”
D: “Ya masa rezeki ditolak sih Ran hehehe, lagian kan kamu tahu gimana kondisiku Ran”
R: “Iya mas aku tahu, tahu banget malah” kata Rani sambil mendekap kepalaku
D: “Makasih ya Ran, berkat kamu juga ini hehe”
R: “Iya mas, terus aku dapet hadiah ga nih?”
D: “Tentu dong, kamu mau apa?”
R: “Mau iniiii” jawab Rani sambil mencubit Bunka
D: “Eh sakit lah Ran masa dicubit” kataku bercanda sambil mengelus-ngelus penisku
R: “Hehe, sini sini aku cium biar ga sakit” seraya Rani membuka ritsleting celanaku dan mengeluarkan Bunka “Mana sini mana yang sakit? Cupph cupph” lalu menciumi kepala penisku
D: “Mmmhhh Ran ntar aku malah ga tahan loh”
R: “Kok ga tahan? Kan lagi ngobatin ini mas hihi” Rani lalu memasukkan penisku lagi ke dalam celana
D: “Ah sial kamu Ran, mau jalan keluar malah dibikin ngaceng” gerutuku
R: “Udah dong mas, ntar malem kan bisa, hihi”

Selama beberapa menit kemudian kami masih mengobrol, lalu ada ketukan di connecting door. Aku berjalan menuju pintu itu dan membukakan pintunya. Dibalik pintu terlihat Nura yang memakai kerudung biru dan kemeja biru cerah yang agak gombrong dan rok berwana krem terang. Lagi-lagi aku terdiam memandangnya.

N: “Mas ayo aku udah siap”
D: “....”
N: “Ih mas Dhanar malah diem aja”
R: “Terkesima dia mbak ngeliat kamu, cantik banget mbak” kata Rani sambil mendatangi kami
N: “Eh mbak Rani, bengong mulu nih mas Dhanar”
D: “Hehehe, yuk berangkat”

Kami lalu keluar kamar menuju lobi hotel, aku pun menuju ke resepsionis untuk mengambil kunci mobil yang sudah kupesan sebelumnya. Sebenarnya hari ini aku dan Rani sudah berencana untuk ke beberapa lokasi, tetapi karena sudah siang kami hanya akan ke ubud saja dilanjut ke seminyak. Sampai di mobil Rani sengaja duduk di kursi tengah sedangkan Nura duduk di kursi depan, aku? Ya jadi supir lah membawa dua bidadari manis ini.

D: “Gimana udah siap?”
R: “Ayo mas berangkat”
N: “Iya mas”
D: “Oke let’s go”

Kumulai kendarai mobil menuju ubud dengan dipandu aplikasi peta karena memang aku tidak hafal jalan di bali. Selama di perjalanan aku dan Rani sambil bernyanyi-nyanyi mendengarkan alunan lagu yang diputar melalui speaker mobil. Nura pun yang awalnya malu-malu akhirnya ikut bernyanyi bersama kami.

--ooo--
“Oh I’ve been shaking
I love it when you go crazy
You take all my inhibitions
Baby there’s nothing holding me back

You take me places
That tear up my reputation
Manipulate my decisions
Baby there’s nothing holding me back...”
--ooo--

Setelah sekitar satu setengah jam kami berkendara, akhirnya kami sampai di salah satu tempat pembuatan kopi luwak. Di sana kami memesan beberapa menu, Rani dan Nura memesan kopi luwak tentunya, sedangkan aku karena lebih menikmati teh, aku hanya memesan teh saja, dan tentunya kami memesan beberapa cemilan untuk menemani waktu ngopi dan ngeteh kami. Kami juga menyempatkan berfoto-foto karena tempat tersebut terletak di lembah, dan mereka menyediakan sebuah area seperti balkon besar untuk berfoto-foto dengan pemandangan lembah tersebut. Aku awalnya hanya mengambil gambar Rani dan Nura bergantian dengan pose-pose yang sedang ngetrend saat ini, setelah itu aku mengajak Rani berfoto bersama lalu setelah berfoto dengan Rani aku mengajak Nura berfoto bersama, seperti sebelumnya, awalnya Nura agak canggung dan malu-malu, tapi setelah kuajak bercanda sedikit, akhirnya dia mulai lepas dan mau berfoto berdua bersamaku, mengambil kesempatan yang ada, aku juga sempatkan berfoto sambil merangkul Nura dan juga memeluknya dari belakang. Sambil curi-curi aku juga sempat mencium pipinya yang membuat dia protes.

N: "Mas ih malu banyak orang"
D: "Biarin aja hahaha"
R: "Udah-udah mesra-mesraannya"
D: "Ciyee, cemburu ya? mmuah" kataku sambil mendekati Rani lalu mencium pipinya

Terakhir kami berfoto bertiga bersama-sama beberapa kali.

D: “Oke udah mau jam 4 nih, yuk kita jalan lagi”

Aku mengajak Nura dan Rani untuk jalan lagi menuju lokasi selanjutnya. Sambil berkendara, kami mengobrol tentang banyak hal. Perjalanan kami kali juga kurang lebih menempuh waktu satu setengah jam. Lokasi tujuan kami adalah salah satu tempat makan yang terletak di pinggir pantai seminyak. Kami sampai di sana sekitar pukul 5.30 sore. Turun dari mobil, kami bertiga segera menuju ke dalam dan memesan tempat di outdoor area agar kami bisa melihat pemandangan pantai, sekalian kami juga langsung memesan makanan dan minuman untuk menemani waktu kami di sore ini. Segera setelahnya kami diantarkan oleh salah satu waitress ke meja kami.

D: “Ah akhirnya bisa nyantai juga hehe” kataku sambil mengeluarkan rokok dan menyalakannya
R: “Dih mas nih baru juga duduk udah langsung nyalain rokok aja”
N: “Iya nih sabar dikit kenapa mas”
D: “Udah asem ini daritadi, di mobil kan ga bisa ngerokok ntar kalian batuk-batuk hehe” jawabku

Di sana kami melanjutkan obrolan kami, entah apa saja kami bicarakan untuk mengisi waktu menunggu pesanan kami datang, hingga akhirnya minuman kami datang

N: “Eh iya mas, aku mau nanya dong”
D: “Apaan Ra?” kataku sambil menyedot minumanku, iyalah minuman, masa nyedot Nura di sini hehe
N: “Itu mas, kok kamu namain itu kamu sih mas?”
D: “Hah?Apaan?”
N: “Itu loh mas...” kata Nura sambil melirik ke selangkanganku
D: “Oh, penisku Ra?”
N: “Ih mass, pelan-pelan ih...”
R: “Hihihi, mas Dhanar nih emang”
D: “Ya emang cowo suka namain penisnya masing-masing kali, ga semua sih tapi ya ada aja”
N: “Mas pelan-pelan napa, malu tau”
D: “Biarin aja, kamu ini yang malu hahaha”
N: “Trus kenapa namanya Bunka?”
R: “Oh itu tuh diambil dari apa tuh mas namanya?bunker bunker gitu”
N: “Bunker?apa hubungannya sama itu?”
D: “Dari ‘pile bunker’, yang namain mantan aku dulu Ra hehe, katanya gara-gara sodokannya kuat kayak pile bunker yang nyodok-nyodok ampe bolong hahaha”
N: “Oh gitu mas, aneh-aneh aja”
D: “Aneh juga kan tetep enak Ra, hehe” jawabku sambil memandang ke arah pantai yang cukup dipenuhi turis
N: “Ngeliatin apa sih mas?”
D: “Liat pemandangan lah Ra”
R: “Iya pemandangan bikini-bikini tuh Ra hihihi”
N: “Idih bener-bener nih mas Dhanar, haram mas haram”
D: “Lumayan kan sekalian cuci mata hehe”
R: “Trus mau lihat bikini di sana doang nih?Aku sama mbak Nura mau dianggurin?” kata Rani, Nura yang mendengar hal itu tersipu
D: “Nggak dong, itu mah makanan pembuka, main course nya tetap kamu sama Nura lah” kataku sambil mencubit hidung mereka berdua yang berusaha menghindari tanganku
N: “Mas ih bau rokok ah”
R: “Iya nih mas bau rokok tau”

Kami mengobrol-ngobrol sepanjang sore sambil memandangi pemandangan pantai dan laut di sore hari itu. Kami juga sempatkan berfoto-foto lagi saat itu sambil menunggu pesanan kami datang. Saat pesanan kami datang, kami bertiga mulai menyantap sajian yang telah dihidangkan tersebut. Karena merasa sangat lapar, aku memesan beberapa jenis makanan, tapi tetap saja walaupun aku yang paling banyak makan, Nura dan Rani selesai belakangan. Setelah makan, kami tetap berbincang-bincang sambil menikmati minuman yang kami pesan.

D: “Ran, besok gajadi kita”
R: “Hah?kenapa mas?”
N: “Gajadi apa mas?”
D: “Nggak Ra, tadinya mau jemput istriku besok, tapi gajadi Ra”
N: “Kok gajadi mas?”
D: “Mbaknya dateng Ra, jadinya ga bisa dateng ke sini deh” kataku sambil menikmati minumanku
N: “Oh gitu”
R: “Trus besok rencananya mau ngapain mas?”
D: “Liat besok aja deh Ra, aku juga belum tahu hehe”

Sekitar hampir pukul 8 malam kami sampai di hotel, sesampainya kami di sana, kuparkirkan mobil, lalu kami bertiga langsung berjalan menuju lift. Walaupun cuma sebentar, tapi cukup melelahkan juga tadi. Dan akhirnya lift kami sampai juga di lantai yang kami tuju.

N: “Mbak Rani mau ke kamar mas Dhanar dulu mbak?”
R: “Iya Ran, aku udah check out soalnya, jadi aku tidur di kamar mas Dhanar malam ini hehe”
N: “Eh kok gitu? Terus mas Dhanarnya tidur di mana?”
D: “Ya di kamarku lah Ra, masa aku mau tidur di luar?”
N: “Tapi kan mas...”
R: “Iya mbak, apa tidur di kamar mbak Nura aja nih mas Dhanarnya?hihi”
N: “Eh ada juga mbak Rani yang sama aku dong”
D: "Udah-udah yuk ke kamar dulu"

Sambil mengobrol kami berjalan menuju kamar kami. Saat sampai di depan kamarku, Rani mengeluarkan kartu kamar dan membukanya, sedangkan aku mengikuti Nura ke depan kamarnya.

N: “Lah mas kelewatan itu kamarnya”
D: “Hehe iya Ra, Ra nanti malam aku ke kamar kamu ya, ada yang mau aku omongin”
N: “Mau ngomongin apa mas?” Nura sambil membuka pintu kamarnya
D: “Ntar aja Ra aku kasih tahu, dah sana istirahat dulu” kujawab Nura lalu kukecup keningnya
N: “Eh mas....” Nura tersipu saat kukecup keningnya

Setelahnya aku langsung berlari menuju ke kamarku dan langsung masuk.

--ooo--

sama Nura atau Rani ya di malam tersebut?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd