Part 2
Sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, tepat pukul 7 malam aku pergi ke rumah Yupi untuk menemaninya menonton kaset Anime yang telah kami beli tadi siang.
"Tok..tok..tok.." Aku mengetuk pintu rumah Yupi.
Tidak beberapa lama kemudian terbukalah pintu dan di depanku sudah berdiri Yupi.
"Ayo, masuk. Ngapain berdiri aja di situ." Ucap Yupi.
"Eh.. Iya, Yup." Ucapku sambil masuk ke dalam rumah Yupi.
Saat masuk ke rumahnya, terlihat hanya hanya ada Yupi di rumah itu.
"Bunda mana Yup?" Tanyaku pada Yupi.
"Pergi ke rumah saudara, gak pulang malam ini. Makanya aku ngajak kamu temani aku nonton."
Bundanya Yupi memang sering pergi dan nginap dirumah saudaranya. Apabila Bunda pergi, biasanya Yupi nyuruh aku nginap di rumahnya untuk nemani dia. Karna kedekatan kami berdua, Bundanya Yupi tidak pernah melarangku menginap di rumah mereka apabila Bunda sedang pergi, malah Bunda senang dengan keberadaanku yang dapat menemani Yupi di saat Bunda pergi.
"Katanya mau nonton, ayo dong hidupi DVD nya." Kataku pada Yupi.
"Eh, kamu deh yang hidupi, ini kasetnya. Aku mau ke dapur dulu ambil cemilan."
"Oke deh." Jawabku
Kaset pun ku pasang ke laptop Yupi, tenyata kaset yang di beli Yupi adalah kaset Anime Naruto. Gak nyangka cewek kaya Yupi bisa suka Anime Naruto yang kebanyakan disukai oleh anak cowok.
Tak berapa lama setelah aku memasang kasetnya, Yupi pun datang membawa kentang goreng kesukaan kami berdua.
Sambil memakan cemilannya, kami pun menonton Anime Naruto tersebut.
"Luk kalau gue perhatiin kamu mirip banget dengan karakter Naruto." Ucap Yupi membuka pembicaraan.
"Maksudmu? Mirip gimana?"
"Yah mirip, sama-sama ceroboh, bandel, rese juga. Walaupun agak manis sedikit. Hahaha." Ucap Yupi sambil tertawa.
"Manis sedikit? Ganteng kaya gini cuma di bilang manis sedikit? Haha." Ucapku sambil tertawa.
"Ge'er banget sih kamu." Kata Yupi sambil menoyor lenganku.
"Duh suka banget noyor lenganku, percis banget kaya Sakura. Hahaha." Ucapku pada Yupi.
"Hahaha." Yupi tertawa.
Malam itu tidak seperti malam-malam sebelumnya. Biasanya setelah selesai menonton kami langsung tidur, tapi tidak dengan malam ini. Selesai menonton kami tidak langsung tidur melainkan berbincang-bincang di ruang tamu.
"Luk, kamu tau ga kalau si Vany itu suka sama kamu?" Tanya Yupi.
"Tau sih."
"Terus gimana perasaanmu ke dia?"
"Biasa aja, kaya kamu gak tau aku aja. Mana ada pikiranku buat pacaran, buat aku masa-masa sekarang ini bukan masa-masa buat pacaran. Tapi masa buat menghabiskan waktu buat main game. Hahaha."
"Hahaha emang lah kamu ini." Ucapnya.
"Lagi pula gak mungkin aku bales perasaan si Vany, selain aku gak berminat buat pacaran aku juga gak mungkin nyakiti hati si Vito."
"Vito? Kenapa dengan Vito? Jangan-jangan.."
"Iya, Yup. Si Vito emang suka sama si Vany. Jadi sampai kapanpun gak mungkin aku sama Vany bakal jadi pacaran. Hahaha." Ucapku.
"Bagus deh." Kata Yupi.
"Bagus kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Gak pa-pa pokonya bagus aja. Yah udah deh uda lama banget nih kita ngobrol, udah malam banget juga, aku ke kamar dulu yah mau tidur." Kata Yupi.
"Yah udah deh, Yup. Tidur yang nyenyak yah." Ucapku.
"Kamu juga."
Yupi pun pergi menuju kamarnya untuk tidur, sedangkan aku seperti biasanya aku selalu tidur di sofa bila menginap di rumah Yupi. Meskipun tidur di sofa, aku tetap nyenyak tidurnya, itu karna sofanya yang sangat empuk.
Setelah Yupi pergi, aku masih penasaran dengan perkataan Yupi tadi. Aku penasaran kenapa tadi dia bilang "bagus deh" saat aku bilang gak mungkin bisa bales perasaan Vany.
"Aneh tuh anak." Pikirku.
"Udah deh dari pada aku mikirin itu mending aku tidur." Pikirku lagi.
Akupun melupakan hal itu dan bersiap untuk tidur. Tapi sebelum tidur aku berfikir kalau ada perasaan yang aneh padaku malam ini pada Yupi, malam ini aku sering mencuri-curi pandang ke arahnya.
"Apa mungkin aku suka Yupi?" Tanyaku dalam hati.
"Ahh gak mungkin palingan cuma perasaanku aja, dia kan sahabatku. Udah ah daripada makin mikir yang nggak-nggak mending tidur aja ah."
Bersambung ~