Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Membalas Perbuatan Mamaku

POV Aisha
Tepat jam 5 pagi di hari minggu aku pun terbangun. Kulihat Aslam masih tertidur pulas di sampingku. Terlihat
wajahnya yang tampan dan lucu itu kelelahan akibat persetubuhan kami tadi malam. Kuusap wajahnya dan kucium keningnya dan bilang "kamu ganteng banget kalo lagi tidur sayang". Kataku dengan penuh kasih sayang.

Usapan tanganku pada wajah Aslam rupanya membuat si tampan itu terbangun. Aslam membuka matanya dan dia tersenyum melihatku sedang mengusap-usap wajahnya.
"Mama udah bangun". Jawab Aslam sambil mengucek-ucek matanya
"Udah sayang, mandi yuk terus shalat Subuh". Ajakku padanya.
"Ini kan masih pagi ma, lagian acara reuninya kan baru mulai siang". Katanya protes.
"Udah cepetan mandi sana, nanti Mama gak bikinin sarapan nih". Ancamku padanya.
"Iya cerewet". Katanya sambil bangun dengan malas.
"Eh bilang apa tadi kamu". Kataku melotot padanya.
"Enggak Ma, ini aku mau mandi kok hehehehe". Katanya nyengir padaku sambil mengambil baju ganti dan handuk lalu keluar dari kamar.

Setelah Aslam keluar dari kamar, aku pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa persetubuhan kami semalam. Selesai mandi aku pun berpakaian dengan memakai kaos lengan buntung warna putih dan celana pendek warna merah. Tak lama kemudian Aslam pun masuk ke kamar dengan berpakaian lengkap sambil mengeringkan rambutnya.
"Aslam, kita Subuhan dulu yuk, nanti keburu siang". Ajakku sambil mengenakan mukena.
"Ok Ma". Kata Aslam sambil menaruh handuk lalu mengambil sajadah dan sarung. Pagi itu tepat jam 05.30 aku dan Aslam pun menunaikan shalat subuh.

Selesai shalat aku pun langsung menuju dapur dan menyiapkan sarapan bersama Ibuku sedangkan Aslam pergi keluar rumah berjalan-jalan keliling mencari udara pagi. Tak lama kemudian roti paratha dan kari ayam yang aku siapkan bersama Ibuku untuk sarapan siap untuk dihidangkan.

Beberapa saat kemudian Aslam pun pulang ke rumah setelah jalan pagi. Karena Aslam sudah kembali maka kami sarapan bersama pagi itu. Pagi itu Ibuku menanyakan apakah hari ini aku ada acara atau tidak. Aku bilang padanya bahwa nanti siang aku ada acara reuni dengan teman sekolahku. Aku menjelaskan bahwa Aslam juga akan ikut karena berdasarkan percakapan di grup WA teman sekolahku sebagian dari mereka juga akan membawa anaknya sehingga Aslam tidak akan kebingungan di tempat acara nanti. Ibuku pun mengangguk dan mengijinkanku pergi bersama Aslam.

Selesai makan pagi aku dan Aslam pun bersantai sambil menonton TV. Pagi itu aku dan Aslam mengobrol tentang rencana hari ini.
"Ma, nanti kita berangkat jam berapa?" Tanya Aslam padaku.
"Jam 10an aja ya sayang soalnya acaranya kan siang". Jawabku padanya.
"Ma, beneran temen-temen Mama ada yang ngajak anaknya? Ntar malahan aku sendirian lagi disana".
"Kamu gak bakal sendirian disana Aslam, beberapa temen Mama ada yang bawa anak juga kok malahan ada yang seumuran kamu juga".
"Yaudah aku ikut Mama deh".
"Nah gitu dong ganteng". Kataku sambil mencubit pipinya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi. Aku dan Aslam pun masuk ke kamar untuk berganti baju. Untung saja aku sudah memakai make-up tadi sewaktu Aslam pergi jalan pagi tadi sehingga aku hanya tinggal ganti baju saja.

Setelah selesai berganti baju, aku dan Aslam pun pamit pada Ibuku lalu kami menaiki taksi online yang sudah kami pesan dari tadi untuk menuju tempat reuni diadakan di Centre Point Mall di Kota Medan. Hari itu aku memakai baju dress warna biru dengan motif bunga-bunga di kedua lengannya dan lipstik merah muda plus anting-anting hoop dan kalung emas. Sepanjang perlajanan Aslam memandangku dengan tatapan penuh arti. Aku pun senang bahwa wanita seusiaku masih menarik bagi lelaki muda seperti Aslam. Aku pun hanya membalas pandangannya dengan senyuman manis sambil sesekali mengacak-acak rambutnya.

356rAvoO_400x400.jpg


Sewaktu perjalanan menuju tempat reuni, grup WA teman-teman SMA-ku sudah ramai membicarakan reuni yang akan dilaksanakan nanti. Ya aku sudah kangen dengan mereka apalagi sejak aku pindah ke Pulau Jawa belasan tahun lalu mengikuti suami bertugas, aku sudah tidak pernah bertemu dengan mereka lagi. Untunglah dengan kecanggihan media sosial sekarang ini, kami bisa menyambung kembali tali silaturahmi yang telah lama terputus.

Sekitar jam 11 akhirnya kami pun tiba di Centre Point Medan. Aku dan Aslam pun langsung menuju Restoran Nelayan Suki tempat reuni berlangsung di Lower Ground (LG). Ketika aku masuk kulihat teman-teman SMA-ku seperti Sondang Tiur, Halimah,Maria dan lainnya yang sedang duduk-duduk langsung datang menghampiri aku dan Aslam.
"Hai Aisha apa kabar? Udah lama kali kau gak keliatan di Medan". Kata Sondang sahabatku yang langsung berdiri memelukku erat-erat dan cipika cipiki denganku.
"Baik kok, maaf ya jarang pulang ke Medan soalnya suamiku kan TNI makanya sering pindah-pindah tugas". Jawabku pada Sondang.
"Aisha!! Aduh udah lama ya kita gak ketemu". Kata Tiur teman sebangkuku dulu di masa SMA yang juga memelukku erat-erat.
"Hai Tiur, aduh aku juga kangen banget sama kau nih". Kataku membalas pelukannya.
"Eh ini anak kau ya Sha?" Tanya Sondang padaku.
"Iya ini anakku yang nomor dua namanya Aslam, nak ini Tante Sondang sahabat Mama waktu SMA". Kataku menerangkan pada Aslam sambil menyuruhnya untuk cium tangan. Aslam pun langsung mencium tangan Sondang dan Tiur.
"Anak kau ada berapa sebenarnya Sha?" Tanya Tiur padaku.
"Ada 3, yang pertama perempuan kuliah semester 3 di Semarang. Terus yang kubawa ini baru tamat SMA mau masuk kuliah. Nah yang terakhir masih TK nol kecil.
"Oh gitu, yaudah kita ngobrolnya sambil duduk aja yuk". Ajak Tiur padaku.
"Eh Jansen, ayok sini jangan duduk aja kau, ini salim dulu sama Tante Aisha sama anaknya Aslam". Perintah Sondang pada anak lelakinya yang sedang duduk di pojok. Jansen pun datang menghampiri kami berdua lalu mencium tanganku dan menyalami Aslam.
"Halo Tante". Kata Jansen ketika menyalami kami berdua. Kulihat Jansen yang kira-kira seumuran Aslam ini sebenarnya cukup ganteng walaupun sedikit lebih pendek dari Aslam dan dia lebih supel dibandingkan Aslam yang cenderung pendiam.
"Iya nak". Kataku membalas.
"Yaudah kalo gitu Jansen kamu ajak Aslam duduk disana". Perintah Sondang pada anaknya. Jansen pun mengajak Aslam duduk di pojokan yang berisi anak-anak muda yang kutahu mereka adalah anak-anak temanku.

Aku pun duduk di samping Sondang dan Halimah sedangkan Tiur duduk menghadap kami. Siang itu kami bernostalgia tentang masa SMA dan juga kenakalan-kenakalan yang kalau diingat membuat kami tertawa. Ada sekitar 20an orang laki-laki dan perempuan teman-temanku yang datang reuni hari itu. Setelah itu kami pun mengobrol tentang keluarga dan juga kesibukan masing-masing.
"Sha, aku boleh liat foto keluargamu gak?" Tanya temanku Halimah wanita berjilbab merah yang sekarang berprofesi sebagai dokter di Pekanbaru.
"Boleh nih liat aja". Kataku sambil menyerahkan HP ke Halimah yang duduk di sampingku.
"Wah anak kau cakep-cakep ya macem Mamanya hehehe". Kata Halimah sambil terkekeh.
"Eh sebentar ini yang kecil kok mukanya mirip bule ya". Tanya Paul teman lelakiku yang duduk di samping Halimah.
"Iya itu namanya Afiq masih TK nol kecil. Dia emang mirip banget sama Papanya". Jawabku padanya.
"Eh aku mau liat juga dong fotonya". Kata Mila temanku.
"Ih ini sih calon artis masa depan nih, kecilnya aja ganteng apalagi gedenya hehehehe". Sambung Mila melihat foto Afiq di yang ada di HP-ku.
"Bisa aja kau Mil". Kataku sambil mengulurkan tangan meminta kembali HP-ku yang ada di tangan Mila.
"Sha, kalo nanti kau pulang ke Medan lagi ajak semua keluargamu ya, biar saling kenal". Pesan Halimah padaku.
"Iya aku usahakan ya, soalnya anak-anak udah tambah besar jadi agak susah buat cari waktu". Kataku pada Halimah.
"Ok". Jawab Halimah pendek.

Ketika kami sedang memesan makanan tiba-tiba ada seseorang yang datang. Dia adalah Andri Jatmiko mantan pacarku dulu. Oh tidak kenapa dia bisa ada disini. Aku tidak menyangka kalau dia akan datang ke reuni SMA ini.
"Hei Andri! kemana aja kau kok baru datang sekarang". Tanya Paul pada Andri.
"Maaf kawan, tadi jalanan kesini macet makanya aku agak telat nyampenya". Jawab Andri sambil menyalami Paul dan teman-teman yang lain. Aku pun juga ikut menyalaminya walaupun agak sedikit kikuk.

Ya Andri adalah mantan pacarku yang terakhir sebelum akhirnya aku menikah dengan Hans. Kami berpacaran selama tahun selama di SMA dan juga setelah lulus kami juga masih berpacaran. Aku ingat dulu aku sering pulang bareng dengannya dibonceng dengan motor. Jika melihat itu semua teman-teman banyak yang menyoraki kami berdua.

Hubungan kami berakhir karena saat itu Andri disuruh oleh keluarganya untuk kuliah di Malaysia sedangkan aku kuliah diploma di Medan. Hubungan jarak jauh itu berakhir karena orang tua Andri ingin menjodohkannya dengan perempuan yang mereka anggap lebih kaya. Karena sakit hati aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dan tak lama kemudian aku bertemu dengan Hans yang akhirnya menjadi suamiku sekarang.

Selama acara reuni tersebut aku berusaha menutupi kegugupanku dengan mencoba akrab dengan yang lain. Selama itu kulihat Andri selalu menatapku hingga membuatku tidak nyaman. Sepertinya dia memendam sesuatu untukku. Karena merasa tak enak aku pun memutuskan untuk ijin pergi ke kamar mandi.
 
Terakhir diubah:
Moga si andri tidak macam" dengan aisya..aslam jg ibumu selalu dari pemangsa...joss gandoss
 
Jangan jadikan Aisha wanita murahan suhu..!! Cukup Aslam saja yg menikmati ibunya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd