Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
JKT48 : Daily Sex Story
- Thread starter Ajowio22
- Start date
Matsumoto-kun
Suka Semprot
- Daftar
- 2 Dec 2016
- Post
- 10
- Like diterima
- 0
lanjut gan ceritanya
Matsumoto-kun
Suka Semprot
- Daftar
- 2 Dec 2016
- Post
- 10
- Like diterima
- 0
yg laen bikin kentang nihhh
Ajowio22
Suka Semprot
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 24
- Like diterima
- 23
Part 6 : Eksplorasi Dengan Siapa?
Andrea kini sedang tiduran diatas kasur yang di kamarnya. Tak tau kenapa sejak kejadian beberapa waktu lalu, dia sering sekali chat dengan Gaby, bahkan terkadang tengah malam mereka berdua video call sampai pagi. Tentunya untuk saling memberikan kepuasan birahi masing-masing, walau tidak secara langsung. Andrea merasa ingin mencoba lagi berhubungan intim outdoor seperti waktu itu, rasanya seperti ada adrenalin tersendiri begitulah. Sedikit cerita lain tentang hubungannya dengan Shania, yang sudah mulai berangsur membaik. Itu karena Shania dengan berani minta maaf kepada Andrea dan juga selalu menuruti apapun kemauan pacarnya itu, bisa di bilang mereka balikan gitu deh.
"Ahhh, gue ajakin mereka malam mingguan di hotel gimana ya? Biar bisa ngerasain threesome gitu, atau nggak ngentot di taman kota." Gumamnya sambil menatap ke langit-langit kamarnya.
Perlahan kontolnya mulai berdiri karena membayangkan itu. Celana pendek berbahan tipisnya tak bisa menahan batang kejantanan Andrea yang menonjol keras. Fantasi seks-nya mulai bekerja kembali saat sosok yang tiba-tiba ingin dia nikmati tubuhnya terngiang-ngiang di dalam otak mesumnya.
"Eh, kenapa kok gue mikirin dia ya? Kayaknya enak juga buat di jadiin pemuas nafsu gue, hehehe."
Seketika pikirannya jadi melayang kemana-mana. Untuk sekarang bukan tentang Gaby ataupun Shania yang ada di imajinasinya, melainkan gadis lain yang mungkin masuk di kategori 'The Best’ bagi Andrea. Gadis yang di puja-puja oleh banyak kaum lelaki, begitulah yang kenyataannya.
"Wah, gue perlu latihan keras untuk persiapan puasin nafsunya. Hmm, tapi kira-kira siapa cewek yang pas dan cocok buat target latihan gue." Sejenak Andrea kembali berpikir, dan kemudian senyumnya mulai mengembang.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya ada yang mengetuk, dan kemudian di susul suara panggilan dari Mamanya.
"Dek, itu ada yang cariin kamu. Buruan keluar, udah di tunggu!"
"Siapa ya kira-kira yang datang? Mana gue belum mandi pula, masih bau amis pejuh pas coli semalam," Batin Andrea penasaran.
"Eh, iya Mah. Suruh aja tunggu sebentar!" Andrea lalu buru-buru ke toilet untuk membersihkan diri.
Sekitar 15 menit kemudian, Andrea selesai mandi dan juga berpakaian rapi. Dia akhirnya memutuskan turun menuju lantai bawah untuk segera bertemu dengan seseorang yang mengaku cariin dia. Begitu sesampainya di lantai bawah, langkahnya terhenti saat melihat ruang tamu, alangkah kagetnya Andrea saat mendapati seorang gadis yang pernah coba ia dekati tampak sedang asyik mengobrol dengan Mamanya. Dia pun langsung menghampiri ke tempat itu.
"Loh Frieska kok bisa ada di sini?" tanya Andrea yang masih terkejut dengan kedatangannya.
"Hai, umm sayang." Frieska dengan sedikit ragu menyapa seperti itu.
"Lah, kok malah panggil sayang?"
"Kamu kok gak pernah cerita sih Dek, kalau punya pacar cantik kaya Frieska." Mamanya lalu menatap Andrea dengan senyuman menggoda.
"Bukan Mah, di-dia itu Cuma t-.."
"Alah, udah nggak usah malu-malu kalau sama Mama! Pasti di restuin kok, asal kalian beneran mau serius buat ke depannya. Lagian Mama itu mau cepet-cepet nimang cucu," potong Mama Andrea.
“Haduh..”
Andrea hanya bisa pasrah saja mendengar kalimat itu keluar dari mulut Mamanya, karena apapun yang terlanjur di utarakan sudah tidak bisa di bantah karena sifatnya mutlak. Begitulah nasibnya mempunyai orang tua yang sering keras kepala, itulah alasan kenapa dia pernah memutuskan untuk kos.
"Yaudah, kalau begitu Mama tinggal dulu ya. Frieska ngobrolnya di lanjut lagi nanti.."
"Iya Ma," sahut Frieska tersenyum saja kearah 'Sang Calon Mertua'.
Setelah sang Mama meninggalkan ruang tamu, Andrea kemudian langsung duduk di samping Frieska dan menatapnya dengan tajam.
"Dari mana tau rumahku? Terus kenapa pakai acara ngaku ke Mama, kalau kamu pacarku?" Tanya Andrea.
"Beberapa hari lalu Shania yang bilang begitu, dia kan hari ini berangkat ke Jepang sama beberapa Member JKT lainnya." Jawab Frieska dengan santainya.
"Dia minta aku buat jaga kamu buat seminggu ke depan, ya karena aku juga teman dia aku iyain aja deh," lanjutnya sambil terkekeh.
"Apa! Kamu seriusan?" Andrea tampak sangat terkejut mendengar penjelasan tersebut.
Sejenak tak ada percakapan apapun lagi di antara mereka berdua. Frieska sebenarnya punya alasan tertentu kenapa ia menyanggupi permintaan dari Shania, yaitu rasa penasaran dirinya dengan sosok yang sering sekali di gosipkan oleh para Member JKT48. Jujur saja Frieska mau tau lebih banyak lagi dan ingin mengenal lebih jauh sosok Andrea, pacar Shania.
"Hei kok malah bengong sih, jelek tau sayang.." Ucap Frieska sambil merapikan rambut Andrea dengan jarinya.
"Jangan panggil gitu kenapa, risih dengernya!" Andrea lalu menyingkirkan tangan Frieska yang ada di kepalanya.
"Hihihi, Shania juga minta ke aku untuk selalu manjain kamu. Jadi, aku cuma bisa lakuin apa yang aku bisa aja." Frieska kemudian bangkit dari tempat duduk dan memberanikan diri untuk memeluk Andrea. Bukit miliknya yang padat dan besar itu langsung menempel di muka Andrea.
"Umm," Sedangkan orang yang di peluk hanya bisa terdiam karena merasa canggung dengan perlakuan dari teman pacarnya itu.
"Empuk susunya, gede juga ternyata. Apa dia aja ya yang jadi objek latihan gue?" Andrea menatap Frieska yang terus memperlakukan dia seperti pacar sendiri.
"Andrea sayang, kita jalan sekarang yuk." Frieska lalu mulai bergerak ke kanan dan juga ke kiri, sehingga susu montoknya terasa geli tergesek-gesek oleh wajah Andrea.
"I-iya, yaudah buruan yuk.." Mereka berdua pun akhirnya berpamitan kepada Mama Andrea sebelum pergi, biar juga dapat ijin untuk membawa mobil juga sih maksudnya, karena Frieska tadi datang naik grab car.
Mereka berdua tidak tau mau kemana terlebih dulu, karena memang tak di rencanakan sebelumnya Frieska lalu hanya minta di temani untuk nonton saja. Andrea pun segera memacu mobilnya menuju ke salah satu Mall.
~o0o~
Seorang gadis tampak sedang duduk di balkon kamarnya, terlihat ceceran cairan kewanitaan dimana-mana. Dia baru saja mengalami orgasme yang keempat kalinya untuk hari ini, karena tak ada lelaki yang bisa ia percaya untuk memuaskan nafsunya, dia sekarang hanya punya sebuah opsi yaitu melakukannya sendiri tanpa ada bantuan dari batang lelaki manapun. Alat yang digunakannya pun sangat sederhana, namun salah satunya butuh perjuangan ekstra dan sedikit melelahkan agar bisa mendapatkannya.
“Gara-gara dia aku jadi maniak seks begini, tapi di saat butuh belaiannya tapi aku masih ragu buat minta jatah ke dia. Padahal udah berusaha untuk tahan semua ini sebelum jadwal dia main ke rumah besok malam, tapi apa dayaku yang nggak bisa nahan lagi birahi ku sendiri,”
“Awhh awwhh awwh, ahhh aneh banget rasanya di masukin timun segede ini!!!” pekik gadis itu sembari terus memaju mundurkan sebuah timun segar yang di lapisi oleh kondom bergerigi ke dalam vagina nya.
Clap Clap Clap Clap ....
Bunyi kecipak tersebut merupakan hasil dari kolaborasi antara cairan vagina yang sudah meleleh dan juga kecepatan timun yang dia gunakan sebagai pengganti kontol lelaki. Dengan lincah tangannya terus menambah kecepatan si timun besar itu supaya makin terasa, pinggulnya bergoyang mengikuti irama kocokan timun yang makin lama semakin cepat. Sudah seharian dia melakukan permainan ini dengan penghayatan tinggi, gadis itu ingin sekali mengeksplor lebih jauh pengalaman seksnya agar bisa memuaskan orang yang telah merenggut keperawanan nya.
“Ohhh Andrea, puasin aku sayang!!! Awwwhh ak-aku mau keluar lagi!!! Akhhhh Andreaaa!!”
Seerrrrr Seerrrr seerrrr
..................... TBC ....................
Darurat, butuh masukan dari para semproters buat lanjutin cerita ini (part 6).
1) Apa aja yang terjadi sama Andrea & Frieska di Mall nantinya.
2) Cewek yang lagi colmek itu harusnya udah ketebak siapa orangnya, dan mau di apain lagi untuk adegan berikutnya.
Tambahan lagi : Sorry baru bisa update walau emang sengaja di gantungin begini, ya harap di maklumi karena gue masih anak sekolahan yang selalu di hajar ama tugas-tugas sekolah, untuk ke depannya masih butuh masukan model begini lagi. Thanks buat yang masih setia tunggu update-an nya sampe karatan pula
Andrea kini sedang tiduran diatas kasur yang di kamarnya. Tak tau kenapa sejak kejadian beberapa waktu lalu, dia sering sekali chat dengan Gaby, bahkan terkadang tengah malam mereka berdua video call sampai pagi. Tentunya untuk saling memberikan kepuasan birahi masing-masing, walau tidak secara langsung. Andrea merasa ingin mencoba lagi berhubungan intim outdoor seperti waktu itu, rasanya seperti ada adrenalin tersendiri begitulah. Sedikit cerita lain tentang hubungannya dengan Shania, yang sudah mulai berangsur membaik. Itu karena Shania dengan berani minta maaf kepada Andrea dan juga selalu menuruti apapun kemauan pacarnya itu, bisa di bilang mereka balikan gitu deh.
"Ahhh, gue ajakin mereka malam mingguan di hotel gimana ya? Biar bisa ngerasain threesome gitu, atau nggak ngentot di taman kota." Gumamnya sambil menatap ke langit-langit kamarnya.
Perlahan kontolnya mulai berdiri karena membayangkan itu. Celana pendek berbahan tipisnya tak bisa menahan batang kejantanan Andrea yang menonjol keras. Fantasi seks-nya mulai bekerja kembali saat sosok yang tiba-tiba ingin dia nikmati tubuhnya terngiang-ngiang di dalam otak mesumnya.
"Eh, kenapa kok gue mikirin dia ya? Kayaknya enak juga buat di jadiin pemuas nafsu gue, hehehe."
Seketika pikirannya jadi melayang kemana-mana. Untuk sekarang bukan tentang Gaby ataupun Shania yang ada di imajinasinya, melainkan gadis lain yang mungkin masuk di kategori 'The Best’ bagi Andrea. Gadis yang di puja-puja oleh banyak kaum lelaki, begitulah yang kenyataannya.
"Wah, gue perlu latihan keras untuk persiapan puasin nafsunya. Hmm, tapi kira-kira siapa cewek yang pas dan cocok buat target latihan gue." Sejenak Andrea kembali berpikir, dan kemudian senyumnya mulai mengembang.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya ada yang mengetuk, dan kemudian di susul suara panggilan dari Mamanya.
"Dek, itu ada yang cariin kamu. Buruan keluar, udah di tunggu!"
"Siapa ya kira-kira yang datang? Mana gue belum mandi pula, masih bau amis pejuh pas coli semalam," Batin Andrea penasaran.
"Eh, iya Mah. Suruh aja tunggu sebentar!" Andrea lalu buru-buru ke toilet untuk membersihkan diri.
Sekitar 15 menit kemudian, Andrea selesai mandi dan juga berpakaian rapi. Dia akhirnya memutuskan turun menuju lantai bawah untuk segera bertemu dengan seseorang yang mengaku cariin dia. Begitu sesampainya di lantai bawah, langkahnya terhenti saat melihat ruang tamu, alangkah kagetnya Andrea saat mendapati seorang gadis yang pernah coba ia dekati tampak sedang asyik mengobrol dengan Mamanya. Dia pun langsung menghampiri ke tempat itu.
"Loh Frieska kok bisa ada di sini?" tanya Andrea yang masih terkejut dengan kedatangannya.
"Hai, umm sayang." Frieska dengan sedikit ragu menyapa seperti itu.
"Lah, kok malah panggil sayang?"
"Kamu kok gak pernah cerita sih Dek, kalau punya pacar cantik kaya Frieska." Mamanya lalu menatap Andrea dengan senyuman menggoda.
"Bukan Mah, di-dia itu Cuma t-.."
"Alah, udah nggak usah malu-malu kalau sama Mama! Pasti di restuin kok, asal kalian beneran mau serius buat ke depannya. Lagian Mama itu mau cepet-cepet nimang cucu," potong Mama Andrea.
“Haduh..”
Andrea hanya bisa pasrah saja mendengar kalimat itu keluar dari mulut Mamanya, karena apapun yang terlanjur di utarakan sudah tidak bisa di bantah karena sifatnya mutlak. Begitulah nasibnya mempunyai orang tua yang sering keras kepala, itulah alasan kenapa dia pernah memutuskan untuk kos.
"Yaudah, kalau begitu Mama tinggal dulu ya. Frieska ngobrolnya di lanjut lagi nanti.."
"Iya Ma," sahut Frieska tersenyum saja kearah 'Sang Calon Mertua'.
Setelah sang Mama meninggalkan ruang tamu, Andrea kemudian langsung duduk di samping Frieska dan menatapnya dengan tajam.
"Dari mana tau rumahku? Terus kenapa pakai acara ngaku ke Mama, kalau kamu pacarku?" Tanya Andrea.
"Beberapa hari lalu Shania yang bilang begitu, dia kan hari ini berangkat ke Jepang sama beberapa Member JKT lainnya." Jawab Frieska dengan santainya.
"Dia minta aku buat jaga kamu buat seminggu ke depan, ya karena aku juga teman dia aku iyain aja deh," lanjutnya sambil terkekeh.
"Apa! Kamu seriusan?" Andrea tampak sangat terkejut mendengar penjelasan tersebut.
Sejenak tak ada percakapan apapun lagi di antara mereka berdua. Frieska sebenarnya punya alasan tertentu kenapa ia menyanggupi permintaan dari Shania, yaitu rasa penasaran dirinya dengan sosok yang sering sekali di gosipkan oleh para Member JKT48. Jujur saja Frieska mau tau lebih banyak lagi dan ingin mengenal lebih jauh sosok Andrea, pacar Shania.
"Hei kok malah bengong sih, jelek tau sayang.." Ucap Frieska sambil merapikan rambut Andrea dengan jarinya.
"Jangan panggil gitu kenapa, risih dengernya!" Andrea lalu menyingkirkan tangan Frieska yang ada di kepalanya.
"Hihihi, Shania juga minta ke aku untuk selalu manjain kamu. Jadi, aku cuma bisa lakuin apa yang aku bisa aja." Frieska kemudian bangkit dari tempat duduk dan memberanikan diri untuk memeluk Andrea. Bukit miliknya yang padat dan besar itu langsung menempel di muka Andrea.
"Umm," Sedangkan orang yang di peluk hanya bisa terdiam karena merasa canggung dengan perlakuan dari teman pacarnya itu.
"Empuk susunya, gede juga ternyata. Apa dia aja ya yang jadi objek latihan gue?" Andrea menatap Frieska yang terus memperlakukan dia seperti pacar sendiri.
"Andrea sayang, kita jalan sekarang yuk." Frieska lalu mulai bergerak ke kanan dan juga ke kiri, sehingga susu montoknya terasa geli tergesek-gesek oleh wajah Andrea.
"I-iya, yaudah buruan yuk.." Mereka berdua pun akhirnya berpamitan kepada Mama Andrea sebelum pergi, biar juga dapat ijin untuk membawa mobil juga sih maksudnya, karena Frieska tadi datang naik grab car.
Mereka berdua tidak tau mau kemana terlebih dulu, karena memang tak di rencanakan sebelumnya Frieska lalu hanya minta di temani untuk nonton saja. Andrea pun segera memacu mobilnya menuju ke salah satu Mall.
~o0o~
Seorang gadis tampak sedang duduk di balkon kamarnya, terlihat ceceran cairan kewanitaan dimana-mana. Dia baru saja mengalami orgasme yang keempat kalinya untuk hari ini, karena tak ada lelaki yang bisa ia percaya untuk memuaskan nafsunya, dia sekarang hanya punya sebuah opsi yaitu melakukannya sendiri tanpa ada bantuan dari batang lelaki manapun. Alat yang digunakannya pun sangat sederhana, namun salah satunya butuh perjuangan ekstra dan sedikit melelahkan agar bisa mendapatkannya.
“Gara-gara dia aku jadi maniak seks begini, tapi di saat butuh belaiannya tapi aku masih ragu buat minta jatah ke dia. Padahal udah berusaha untuk tahan semua ini sebelum jadwal dia main ke rumah besok malam, tapi apa dayaku yang nggak bisa nahan lagi birahi ku sendiri,”
“Awhh awwhh awwh, ahhh aneh banget rasanya di masukin timun segede ini!!!” pekik gadis itu sembari terus memaju mundurkan sebuah timun segar yang di lapisi oleh kondom bergerigi ke dalam vagina nya.
Clap Clap Clap Clap ....
Bunyi kecipak tersebut merupakan hasil dari kolaborasi antara cairan vagina yang sudah meleleh dan juga kecepatan timun yang dia gunakan sebagai pengganti kontol lelaki. Dengan lincah tangannya terus menambah kecepatan si timun besar itu supaya makin terasa, pinggulnya bergoyang mengikuti irama kocokan timun yang makin lama semakin cepat. Sudah seharian dia melakukan permainan ini dengan penghayatan tinggi, gadis itu ingin sekali mengeksplor lebih jauh pengalaman seksnya agar bisa memuaskan orang yang telah merenggut keperawanan nya.
“Ohhh Andrea, puasin aku sayang!!! Awwwhh ak-aku mau keluar lagi!!! Akhhhh Andreaaa!!”
Seerrrrr Seerrrr seerrrr
..................... TBC ....................
Darurat, butuh masukan dari para semproters buat lanjutin cerita ini (part 6).
1) Apa aja yang terjadi sama Andrea & Frieska di Mall nantinya.
2) Cewek yang lagi colmek itu harusnya udah ketebak siapa orangnya, dan mau di apain lagi untuk adegan berikutnya.
Tambahan lagi : Sorry baru bisa update walau emang sengaja di gantungin begini, ya harap di maklumi karena gue masih anak sekolahan yang selalu di hajar ama tugas-tugas sekolah, untuk ke depannya masih butuh masukan model begini lagi. Thanks buat yang masih setia tunggu update-an nya sampe karatan pula
Ajowio22
Suka Semprot
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 24
- Like diterima
- 23
Siap, cuma lagi buntu jadi butuh masukan
gemini_saga
Semprot Holic
- Daftar
- 9 Mar 2011
- Post
- 386
- Like diterima
- 204
Mungkin si Andrea jadi kepengen mewujudkan sisi exhibitionist sama Frieska di mall dan akhirnya mereka ngelakuinnya di parkiran mobil paling atas. Pas Andrea ngiket Frieska di kap mobil, Gaby ga sengaja datang ke tempat parkir dan akhirnya ikut gabung juga.
Ajowio22
Suka Semprot
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 24
- Like diterima
- 23
Ide yang ena, eh menarik maksudnya
Terakhir diubah:
Ajowio22
Suka Semprot
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 24
- Like diterima
- 23
Masukan di tampung gan. Menurut gue ini salah satu yang paling cocok buat refrensi lanjutannya
Terakhir diubah:
- Daftar
- 14 Jan 2017
- Post
- 6
- Like diterima
- 0
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
- Daftar
- 10 Feb 2017
- Post
- 38
- Like diterima
- 0
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
User is banned, content is deleted automatically.
Ajowio22
Suka Semprot
- Daftar
- 5 Jul 2016
- Post
- 24
- Like diterima
- 23
Part 7 : Memanjakan Mata, Memuaskan Batang & Dapat Keperawanan Lagi Bag.1
Lalu lintas di jalanan Ibukota kini tengah padat-padatnya, semua kendaraan bermotor terpaksa harus melambatkan lajunya demi menjaga keselamatan masing-masing. Seperti nasib Andrea dan Frieska sekarang ini, mobil yang mereka kendarai terjebak diantara puluhan kendaraan lainnya.
Sudah 20 menit lebih kira-kira laju mobil Andrea melambat membuat mereka di landa kebosanan. Frieska sejak tadi melamun sembari melihat ke arah jalanan, sedangkan Andrea terus fokus dengan kemudi. Namun secara diam-diam sesekali ia mengamati bongkahan payudara milik Frieska yang montok.
Ukurannya jelas jauh lebih besar dan padat daripada milik Shania atau Gaby. Batang kemaluan Andrea tak bisa diam dibalik celana jeans yang dikenakannya, seolah meronta-ronta karena ingin bebas.
Frieska yang menyadari tatapan Andrea pun menoleh sambil memiringkan kepalanya.
"Kenapa, sayang? Kok gitu lihatin akunya? Ada sesuatu yang mau kamu omongin kah?" tanya Frieska yang merasa heran.
"Eh, eng-enggak, Fries." Andrea langsung gelagapan ketika kepergok memperhatikan gadis di sampingnya itu.
"Ih bohong, udah kamu bilang aja ada apa?" Desak Frieska yang tersenyum geli melihat tingkah Andrea.
"Enggak kok, serius. Aku lihatin kamu ka-karena..."
"Karena apa?" Frieska mendekatkan dirinya ke Andrea, seatbeltnya tertarik membuat dadanya tertekan. Di situ Andrea bisa melihat lebih jelas, betapa besarnya payudara milik Frieska. Celananya makin sempit sekarang.
"Kamu cantik malam ini," celetuk Andrea yang sudah tak tahan lagi.
"Hah? Gombal deh." Frieska terkekeh, ia kembali duduk seperti semula.
Kemacetan perlahan mulai terurai, Andrea pun kembali melajukan mobilnya menuju ke Mall. Frieska masih menatap Andrea dengan seksama, ia merasa lelaki ini sebenarnya biasa saja. Namun yang terasa menarik adalah karisma-nya.
"Kamu lihatin dada aku ya?"
"Hah?"
Ya, momen ena ini kembali terjadi. Andrea terkejut setelah Frieska melontarkan kata-kata itu. Ia sendiri bingung harus menjawab apa.
"Em, itu.. aku tadi... itu."
"Apaan sih? Yang jelas dong, biar aku tau apa maunya kamu." ujar Frieska tersenyum menggoda.
Tangan kanannya lalu diletakkan tepat di bagian batang Andrea. Ia dapat membayangkan bagaimana di hujam habis-habisan oleh batang milik Andrea. Perlahan tangannya bergerak dengan santainya, hal itu membuat Andrea mau tak mau harus melambatkan laju mobilnya.
"Ah Fries, iya. Ak-aku tadi lihat ke arah dadamu. Rasanya aku mau kenyot putingmu, terus selipin batang aku di sela tetek montokmu itu...." jawab Andrea mengakui. Ia sedikit merintih keenakan karena batangnya diremas dari luar oleh Frieska.
"Aku mau aja kok, tapi syaratnya kita harus lakukan itu di tempat umum." Frieska lalu mengedipkan mata kirinya sambil menggigit bibir bawahnya agar terkesan seksi.
"Ini sama seperti apa yang gue bayangin. Ah udah gak sabar rasanya." batin Andrea. Entah mengapa ia merasa Frieska adalah gadis yang bisa diajak serius.
»»» ○ «««
Singkat cerita Andrea dan Frieska kini sudah sampai di sebuah Mall ternama. Mereka masih berada di area parkir paling atas, dan lebih tepatnya lagi ada didepan mobil.
"Fries, kamu yakin kita mau main disini?" tanya Andrea sedikit ragu.
"Iya, aku yakin aja. Yang penting jangan sampai kepergok orang aja." jawab Frieska enteng.
Andrea tiba-tiba di dorong hingga tubuhnya terlentang diatas kap mobil, Frieska dengan senyuman menggoda mulai membuka kancing celana Andrea dan segera membuka resletingnya.
"Ini baru mau mulai ronde pertama loh. Tapi tetap buat aku terkesan ya, sayang." Andrea mengangguk mantap, ia begitu sumringah saat melihat tingkah Frieska.
"Puasin aku ya, tapi sedotnya pelan. Aku takut kalah telak di ronde pertama," pinta Andrea, Frieska hanya mengangguk saja.
Frieska pun mulai menurunkan celana jeans Andrea. Ia kemudian meraba-raba batang perkasa yang masih bersarang dibalik underwear itu. Kepalanya bergerak mendekat, lidahnya keluar lalu mulai menjilati batang Andrea yang masih tertutup.
"Ahh, Fries!" Lenguh Andrea cukup keras, ia sedikit tersentak karena jilatan itu. Bagaimana bisa seenak ini, padahal masih dalam kondisi tertutup.
"Ahk!" Dengan sedikit tergesa-gesa Frieska menurunkan underwear yang masih dipakai oleh Andrea. Dan setelah terbuka, ia kaget ketika batang perkasa itu seolah melompat dari sarangnya, hingga beberapa kali menabrak ke pipinya.
"Astaga, ini lucu banget sih bentuknya, sayang!" Ujar Frieska sembari tertawa.
"Ssttt, jangan keras-keras, Fries!" Pekik Andrea.
"Bodo amatlah, kalau mau ada yang lihat ya biarin aja. Barangkali aja banyak yang berminat buat gangbang aku." Frieska kemudian melucuti kaosnya
"Jangan.." Andrea menatap Frieska dengan memelas. Seperti ada rasa tidak rela di dalam hatinya, apakah ini cinta? Entahlah...
"Kok gitu, emang kenapa sih kok nadanya gitu banget." Frieska tersenyum ke Andrea, namun tak ada jawaban apapun yang terdengar.
"Udahlah, mulai sekarang aja ya.." Frieska lalu menggenggam batang milik Andrea, perlahan ia mulai mengocoknya dengan tempo lambat.
"Oh.."
"Ohhh Fries, enak banget kocokanmu. Ohh!"
Lenguhan demi lenguhan lolos dari mulut Andrea, ia menghayati kocokan tangan lembut Frieska. Batangnya pun semakin mengeras, tapi sedikit sakit karena Frieska mengocoknya dalam kondisi kering tanpa pelumas.
"Ah, Frieska.... mantap banget rasanya, kasih ludahmu sedikit, biar gak lecet."
"Iya, sayang." Frieska melakukan apa yang Andrea minta, kemudian ia kembali mengocok batang itu dengan tempo lebih cepat dari sebelumnya.
"Fries, bu-buka kaosmu, aku m-mau.. akhh, aku mau di layani titjob dari kamu..." pekik Andrea.
Frieska mengangguk, ia berniat untuk membuat Andrea puas hingga meminta ampun. Titjob, bukan masalah buatnya. Meski belum pernah melakukannya, tapi ia yakin bisa hajar Andrea habis-habisan.
Ketika hendak mengangkat kaos yang dikenakannya, tiba-tiba...
Astaga Frieska!!!" Andrea dan Frieska spontan menoleh ke arah suara itu berasal.
Andrea dan Frieska mendapati seorang gadis berambut pendek dan bersuara bass menatap mereka berdua dengan mulut terbuka. Andrea seketika tersenyum dengan bangga, kenapa? Karena gadis yang ia inginkan sudah ada didepan matanya. Benar saja, gadis berambut pendek itu tak lain adalah Lidya Maulida Djuhandar, benar-benar tak menyangka melihat kejadian seperti ini, orang yang sebenarnya diam-diam dikaguminya itu, ia pergoki tengah beradegan panas bersama dengan salah seorang temannya dari timK3.
"Fries, kenapa lo tega begitu sama gue? Jawab!" tanya Lidya dengan nada bergetar.
Air matanya sudah hampir keluar dari pelupuknya, hatinya seakan hancur melihat teman yang ia percaya mengkhianatinya dengan cara seperti ini. Padahal beberapa hari sebelumnya Lidya sempat curhat kepada Frieska saat nongkrong disebuah Cafe, Lidya mengatakan kalau dirinya sedang naksir dengan seseorang. Awalnya ia tidak mengaku ke Frieska soal siapa orang yang ia sukai karena lelaki itu adalah pacar temannya, disitulah Frieska memahami situasi Lidya. Hari itu kebetulan Shania juga mengunjungi Cafe yang sama, ia mendapati dua rekan seprofesinya sedang mengobrol, kemudian dia pun memutuskan untuk ikut bergabung bersama Lidya dan Frieska. Mereka bertiga pun larut dalam perbincangan tersebut, dengan bantuan Shania, Frieska saat itu terus mengintrogasi tentang orang yang ditaksir Lidya. Setelah di serang bertubi-tubi akhirnya Lidya mengakui jika dirinya suka dengan pacar Shania yaitu Andrea.
Shania yang saat itu sedang minum langsung menyemburkan latte-nya ketika mendengar pengakuan Lidya. Bukannya marah atau apa, Shania malah tertawa keras hingga membuat seluruh isi Cafe menatap kearahnya, tak terkecuali Lidya dan Frieska. Setelah tawanya usai, dia bilang pada Lidya, "Kalau kamu rela berbagi pacar sama aku, aku sendiri nggak masalah. Toh aku tau kalau Andrea bisa bersikap adil nantinya." Kedua teman di depannya hanya terdiam saja ketika pernyataan itu terlontar dari mulutnya.
Dan pada pertemuan itu sebenarnya Lidya lah yang dipercaya oleh Shania untuk selalu memanjakan Andrea saat dirinya akan pergi ke Jepang, bukan Frieska. Tetapi yang terjadi saat ini adalah kebalikannya. Ini berarti bahwa semua yang telah dikatakan Frieska kepada Andrea itu adalah bohong!
"Fries, bukannya gue yang dipercaya sama Shania untuk saling berbagi Andrea, tapi kenapa elo tega melakukan ini ke gue?!" Pertanyaan Lidya tersebut sukses membuat Frieska terdiam seribu bahasa, tak jauh berbeda dengan Andrea. Lelaki itu hanya terdiam mendengar ucapan gadis yang ia kagumi itu.
"Fries, apa yang Lidya bilang itu benar?" kini giliran Andrea yang melontarkan pertanyaan pada Frieska, sekarang mereka berdua seakan lupa dengan aktivitas yang mereka lakukan sebelumnya.
"Aku udah bohong sama kamu, aku bohong tentang semua yang udah aku ceritakan ke kamu. Sebenarnya Lidya suka sama kamu, panjang kalau diceritakan, tapi intinya Shania rela berbagi satu cinta sama dia. Sedangkan aku? Aku cuma butuh belaian dan kasih sayang, maka dari itu aku berinisiatif untuk ML sama kamu, sebelum Lidya yang duluin aku." Jawaban tersebut membuat Andrea merasa bangga, di dalam hati ia senang jika banyak perempuan yang ingin berhubungan seks dengannya.
"Lidya, kemari, aku mau bicara serius sama kamu," ucap Andrea tersenyum kearah gadis berambut pendek itu.
Lidya dengan perlahan mulai melangkah, ia berjalan menghampiri Andrea dan Frieska yang masih dalam posisi siap tempur. Sampailah ia dihadapan dua orang itu, batang kejantanan Andrea terlihat kembali menegang dengan gagahnya, lalu diraihnya tangan Lidya dan Frieska secara bersamaan kemudian diletakkan pada kemaluannya.
"Threesome menarik, aku belum pernah coba, tapi aku mau banget ngerasain itu sama kalian berdua. Jadi bawa batangku ini untuk menikmati indahnya surga dunia yang kalian miliki."
***** Daily Sex *****
Halo para semproters, ini udah diperbarui sama bagian lanjutannya. So, nikmati aja cerita yang sederhana ini. Cuma sedikit tambahannya, tapi gue janji untuk lanjutin bagian keduanya. Lagi sibuk buat cerita spesial kelulusan Veranda & ultah Shania yang di gabung dalam satu part.
Lalu lintas di jalanan Ibukota kini tengah padat-padatnya, semua kendaraan bermotor terpaksa harus melambatkan lajunya demi menjaga keselamatan masing-masing. Seperti nasib Andrea dan Frieska sekarang ini, mobil yang mereka kendarai terjebak diantara puluhan kendaraan lainnya.
Sudah 20 menit lebih kira-kira laju mobil Andrea melambat membuat mereka di landa kebosanan. Frieska sejak tadi melamun sembari melihat ke arah jalanan, sedangkan Andrea terus fokus dengan kemudi. Namun secara diam-diam sesekali ia mengamati bongkahan payudara milik Frieska yang montok.
Ukurannya jelas jauh lebih besar dan padat daripada milik Shania atau Gaby. Batang kemaluan Andrea tak bisa diam dibalik celana jeans yang dikenakannya, seolah meronta-ronta karena ingin bebas.
Frieska yang menyadari tatapan Andrea pun menoleh sambil memiringkan kepalanya.
"Kenapa, sayang? Kok gitu lihatin akunya? Ada sesuatu yang mau kamu omongin kah?" tanya Frieska yang merasa heran.
"Eh, eng-enggak, Fries." Andrea langsung gelagapan ketika kepergok memperhatikan gadis di sampingnya itu.
"Ih bohong, udah kamu bilang aja ada apa?" Desak Frieska yang tersenyum geli melihat tingkah Andrea.
"Enggak kok, serius. Aku lihatin kamu ka-karena..."
"Karena apa?" Frieska mendekatkan dirinya ke Andrea, seatbeltnya tertarik membuat dadanya tertekan. Di situ Andrea bisa melihat lebih jelas, betapa besarnya payudara milik Frieska. Celananya makin sempit sekarang.
"Kamu cantik malam ini," celetuk Andrea yang sudah tak tahan lagi.
"Hah? Gombal deh." Frieska terkekeh, ia kembali duduk seperti semula.
Kemacetan perlahan mulai terurai, Andrea pun kembali melajukan mobilnya menuju ke Mall. Frieska masih menatap Andrea dengan seksama, ia merasa lelaki ini sebenarnya biasa saja. Namun yang terasa menarik adalah karisma-nya.
"Kamu lihatin dada aku ya?"
"Hah?"
Ya, momen ena ini kembali terjadi. Andrea terkejut setelah Frieska melontarkan kata-kata itu. Ia sendiri bingung harus menjawab apa.
"Em, itu.. aku tadi... itu."
"Apaan sih? Yang jelas dong, biar aku tau apa maunya kamu." ujar Frieska tersenyum menggoda.
Tangan kanannya lalu diletakkan tepat di bagian batang Andrea. Ia dapat membayangkan bagaimana di hujam habis-habisan oleh batang milik Andrea. Perlahan tangannya bergerak dengan santainya, hal itu membuat Andrea mau tak mau harus melambatkan laju mobilnya.
"Ah Fries, iya. Ak-aku tadi lihat ke arah dadamu. Rasanya aku mau kenyot putingmu, terus selipin batang aku di sela tetek montokmu itu...." jawab Andrea mengakui. Ia sedikit merintih keenakan karena batangnya diremas dari luar oleh Frieska.
"Aku mau aja kok, tapi syaratnya kita harus lakukan itu di tempat umum." Frieska lalu mengedipkan mata kirinya sambil menggigit bibir bawahnya agar terkesan seksi.
"Ini sama seperti apa yang gue bayangin. Ah udah gak sabar rasanya." batin Andrea. Entah mengapa ia merasa Frieska adalah gadis yang bisa diajak serius.
»»» ○ «««
Singkat cerita Andrea dan Frieska kini sudah sampai di sebuah Mall ternama. Mereka masih berada di area parkir paling atas, dan lebih tepatnya lagi ada didepan mobil.
"Fries, kamu yakin kita mau main disini?" tanya Andrea sedikit ragu.
"Iya, aku yakin aja. Yang penting jangan sampai kepergok orang aja." jawab Frieska enteng.
Andrea tiba-tiba di dorong hingga tubuhnya terlentang diatas kap mobil, Frieska dengan senyuman menggoda mulai membuka kancing celana Andrea dan segera membuka resletingnya.
"Ini baru mau mulai ronde pertama loh. Tapi tetap buat aku terkesan ya, sayang." Andrea mengangguk mantap, ia begitu sumringah saat melihat tingkah Frieska.
"Puasin aku ya, tapi sedotnya pelan. Aku takut kalah telak di ronde pertama," pinta Andrea, Frieska hanya mengangguk saja.
Frieska pun mulai menurunkan celana jeans Andrea. Ia kemudian meraba-raba batang perkasa yang masih bersarang dibalik underwear itu. Kepalanya bergerak mendekat, lidahnya keluar lalu mulai menjilati batang Andrea yang masih tertutup.
"Ahh, Fries!" Lenguh Andrea cukup keras, ia sedikit tersentak karena jilatan itu. Bagaimana bisa seenak ini, padahal masih dalam kondisi tertutup.
"Ahk!" Dengan sedikit tergesa-gesa Frieska menurunkan underwear yang masih dipakai oleh Andrea. Dan setelah terbuka, ia kaget ketika batang perkasa itu seolah melompat dari sarangnya, hingga beberapa kali menabrak ke pipinya.
"Astaga, ini lucu banget sih bentuknya, sayang!" Ujar Frieska sembari tertawa.
"Ssttt, jangan keras-keras, Fries!" Pekik Andrea.
"Bodo amatlah, kalau mau ada yang lihat ya biarin aja. Barangkali aja banyak yang berminat buat gangbang aku." Frieska kemudian melucuti kaosnya
"Jangan.." Andrea menatap Frieska dengan memelas. Seperti ada rasa tidak rela di dalam hatinya, apakah ini cinta? Entahlah...
"Kok gitu, emang kenapa sih kok nadanya gitu banget." Frieska tersenyum ke Andrea, namun tak ada jawaban apapun yang terdengar.
"Udahlah, mulai sekarang aja ya.." Frieska lalu menggenggam batang milik Andrea, perlahan ia mulai mengocoknya dengan tempo lambat.
"Oh.."
"Ohhh Fries, enak banget kocokanmu. Ohh!"
Lenguhan demi lenguhan lolos dari mulut Andrea, ia menghayati kocokan tangan lembut Frieska. Batangnya pun semakin mengeras, tapi sedikit sakit karena Frieska mengocoknya dalam kondisi kering tanpa pelumas.
"Ah, Frieska.... mantap banget rasanya, kasih ludahmu sedikit, biar gak lecet."
"Iya, sayang." Frieska melakukan apa yang Andrea minta, kemudian ia kembali mengocok batang itu dengan tempo lebih cepat dari sebelumnya.
"Fries, bu-buka kaosmu, aku m-mau.. akhh, aku mau di layani titjob dari kamu..." pekik Andrea.
Frieska mengangguk, ia berniat untuk membuat Andrea puas hingga meminta ampun. Titjob, bukan masalah buatnya. Meski belum pernah melakukannya, tapi ia yakin bisa hajar Andrea habis-habisan.
Ketika hendak mengangkat kaos yang dikenakannya, tiba-tiba...
Astaga Frieska!!!" Andrea dan Frieska spontan menoleh ke arah suara itu berasal.
Andrea dan Frieska mendapati seorang gadis berambut pendek dan bersuara bass menatap mereka berdua dengan mulut terbuka. Andrea seketika tersenyum dengan bangga, kenapa? Karena gadis yang ia inginkan sudah ada didepan matanya. Benar saja, gadis berambut pendek itu tak lain adalah Lidya Maulida Djuhandar, benar-benar tak menyangka melihat kejadian seperti ini, orang yang sebenarnya diam-diam dikaguminya itu, ia pergoki tengah beradegan panas bersama dengan salah seorang temannya dari timK3.
"Fries, kenapa lo tega begitu sama gue? Jawab!" tanya Lidya dengan nada bergetar.
Air matanya sudah hampir keluar dari pelupuknya, hatinya seakan hancur melihat teman yang ia percaya mengkhianatinya dengan cara seperti ini. Padahal beberapa hari sebelumnya Lidya sempat curhat kepada Frieska saat nongkrong disebuah Cafe, Lidya mengatakan kalau dirinya sedang naksir dengan seseorang. Awalnya ia tidak mengaku ke Frieska soal siapa orang yang ia sukai karena lelaki itu adalah pacar temannya, disitulah Frieska memahami situasi Lidya. Hari itu kebetulan Shania juga mengunjungi Cafe yang sama, ia mendapati dua rekan seprofesinya sedang mengobrol, kemudian dia pun memutuskan untuk ikut bergabung bersama Lidya dan Frieska. Mereka bertiga pun larut dalam perbincangan tersebut, dengan bantuan Shania, Frieska saat itu terus mengintrogasi tentang orang yang ditaksir Lidya. Setelah di serang bertubi-tubi akhirnya Lidya mengakui jika dirinya suka dengan pacar Shania yaitu Andrea.
Shania yang saat itu sedang minum langsung menyemburkan latte-nya ketika mendengar pengakuan Lidya. Bukannya marah atau apa, Shania malah tertawa keras hingga membuat seluruh isi Cafe menatap kearahnya, tak terkecuali Lidya dan Frieska. Setelah tawanya usai, dia bilang pada Lidya, "Kalau kamu rela berbagi pacar sama aku, aku sendiri nggak masalah. Toh aku tau kalau Andrea bisa bersikap adil nantinya." Kedua teman di depannya hanya terdiam saja ketika pernyataan itu terlontar dari mulutnya.
Dan pada pertemuan itu sebenarnya Lidya lah yang dipercaya oleh Shania untuk selalu memanjakan Andrea saat dirinya akan pergi ke Jepang, bukan Frieska. Tetapi yang terjadi saat ini adalah kebalikannya. Ini berarti bahwa semua yang telah dikatakan Frieska kepada Andrea itu adalah bohong!
"Fries, bukannya gue yang dipercaya sama Shania untuk saling berbagi Andrea, tapi kenapa elo tega melakukan ini ke gue?!" Pertanyaan Lidya tersebut sukses membuat Frieska terdiam seribu bahasa, tak jauh berbeda dengan Andrea. Lelaki itu hanya terdiam mendengar ucapan gadis yang ia kagumi itu.
"Fries, apa yang Lidya bilang itu benar?" kini giliran Andrea yang melontarkan pertanyaan pada Frieska, sekarang mereka berdua seakan lupa dengan aktivitas yang mereka lakukan sebelumnya.
"Aku udah bohong sama kamu, aku bohong tentang semua yang udah aku ceritakan ke kamu. Sebenarnya Lidya suka sama kamu, panjang kalau diceritakan, tapi intinya Shania rela berbagi satu cinta sama dia. Sedangkan aku? Aku cuma butuh belaian dan kasih sayang, maka dari itu aku berinisiatif untuk ML sama kamu, sebelum Lidya yang duluin aku." Jawaban tersebut membuat Andrea merasa bangga, di dalam hati ia senang jika banyak perempuan yang ingin berhubungan seks dengannya.
"Lidya, kemari, aku mau bicara serius sama kamu," ucap Andrea tersenyum kearah gadis berambut pendek itu.
Lidya dengan perlahan mulai melangkah, ia berjalan menghampiri Andrea dan Frieska yang masih dalam posisi siap tempur. Sampailah ia dihadapan dua orang itu, batang kejantanan Andrea terlihat kembali menegang dengan gagahnya, lalu diraihnya tangan Lidya dan Frieska secara bersamaan kemudian diletakkan pada kemaluannya.
"Threesome menarik, aku belum pernah coba, tapi aku mau banget ngerasain itu sama kalian berdua. Jadi bawa batangku ini untuk menikmati indahnya surga dunia yang kalian miliki."
***** Daily Sex *****
Halo para semproters, ini udah diperbarui sama bagian lanjutannya. So, nikmati aja cerita yang sederhana ini. Cuma sedikit tambahannya, tapi gue janji untuk lanjutin bagian keduanya. Lagi sibuk buat cerita spesial kelulusan Veranda & ultah Shania yang di gabung dalam satu part.
Terakhir diubah:
gravekeeper76
Semprot Holic
- Daftar
- 22 Jan 2016
- Post
- 318
- Like diterima
- 5.966
wew tiba2 update, nice !
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
