lebihkerendariandiWArhole
Suka Semprot
- Daftar
- 26 Apr 2015
- Post
- 3
- Like diterima
- 2
Sebut saja
namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama
kakakku Deni dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal
bersama mereka, karena kampusku dekat dengan
rumah mereka, daripada aku kost. Usiaku dengan Kak
Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dariku.
Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di
rumah. Sering kulihat Dina kelihatan kesepian karena
ditinggal kakakku. Kuhibur dia dan akhirnya kami sering
bercanda. Lama-lama Terkesan kalau Dina lebih dekat
ke aku dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang
pulang akhirnya kami sering keluar jalan-jalan. Dan
terkadang kami nonton bioskop berdua untuk
menghilangkan rasa sepi Dina. Sering Dina dikira
pacarku, tentu aku jadi bangga jalan dengannya. Seluk
beluk di dirinya membuat mata terpikat dan tak lepas
melirik. Keesokan harinya sepulang kuliah kulihat
rumah sepi. Sesaat aku bingung ada apa dan kemana
Dina. Sesaat kulihat di celah pintu kamarnya ada cahaya
TV. Segera kucek apa ia ada di kamar. Kubuka pintunya,
sesaat kuterdiam, terlihat di TV kamarnya adegan yang
merangsang, sekilas kulihat Dina sedang terlentang dan
ia kaget akan kehadiranku. "Maaf Mbak!" sahutku
dengan tidak enak.
Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat
yang sekilas kulihat tadi. Dina sedang asyik memainkan
buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah
dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga
memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat
beberapa lama di dalam kamar. Rasanya kuingin
menonton yang Dina tonton tadi. Lalu kusetel CD
simpanan di kamarku. Tampaknya birahi ku muncul
melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang
dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang
pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film
aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan
kumainkan. Sesaat aku kaget, Dina masuk ke kamarku.
Rupanya aku lupa mengunci pintu. Ia terlihat terdiam
melihat milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat
kami sama-sama terdiam dan bingung.
"Ma.. maaf, ganggu ya," tanya Dina dengan matanya
yang menatap milikku.
"Eh.. enggak Mbak, a.. ada apa Mbak," sahutku dengan
tanganku yang masih memegang milikku.
"Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?" tanya Dina
dengan bingung karena kejadian ini.
"Oh itu, sangkain aku rumah kosong, aku nyari Mbak,"
sahutku sambil kumasukkan milikku lagi.
"Kamu nonton apa?" tanya Dina lalu melihat film yang
kusetel.
"I.. itu.. sama yang tadi," sahutku dengan isyarat yang
ditonton Dina di kamarnya.
Dina terdiam sesaat sambil melihat film.
"Maaf Mbak, boleh pinjem yang tadi nggak?" tanyaku
dengan malu.
"Boleh, kenapa enggak?" jawab Dina.
"Mau minjem Mbak.. apa mau nonton di sini?" tawarku
kepada Dina.
"Sekalian aja deh, biar rame," jawabnya.
Adegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa
kali kami mengganti film. Kami juga berbincang dan
mengobrol tentang yang berhubungan di film. Mungkin
karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke hati
akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan
kecocokan. Kami tidak canggung lagi. Rasanya kami
sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina milik
kakakku. Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan
dekat. Sering dan banyak film kami tonton bersama.
Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan
mata. Sesaat saat film berputar tanpa kami sadari,
tatapan mata kami membuat bibir kami bersentuhan.
Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa dibendung
dan kami tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi.
Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah
kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus
berebutan air liur.
Beberapa lama kami nikmati kejadian ini, kemudian
kami tersadar dan berhenti. Kami hanya bisa diam
dalam pelukan. Mata kami tak sanggup bertatapan.
Rasanya bingung. Cukup lama kami berpelukan sampai
akhirnya kami duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan
sikap Dina memancing birahiku. Beberapa lama kami
tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai
rambut panjang Dina. Tampaknya ia menyukainya.
Perlahan tanganku mengelus pundaknya. Sesaat kami
bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan cantik.
namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama
kakakku Deni dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal
bersama mereka, karena kampusku dekat dengan
rumah mereka, daripada aku kost. Usiaku dengan Kak
Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dariku.
Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di
rumah. Sering kulihat Dina kelihatan kesepian karena
ditinggal kakakku. Kuhibur dia dan akhirnya kami sering
bercanda. Lama-lama Terkesan kalau Dina lebih dekat
ke aku dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang
pulang akhirnya kami sering keluar jalan-jalan. Dan
terkadang kami nonton bioskop berdua untuk
menghilangkan rasa sepi Dina. Sering Dina dikira
pacarku, tentu aku jadi bangga jalan dengannya. Seluk
beluk di dirinya membuat mata terpikat dan tak lepas
melirik. Keesokan harinya sepulang kuliah kulihat
rumah sepi. Sesaat aku bingung ada apa dan kemana
Dina. Sesaat kulihat di celah pintu kamarnya ada cahaya
TV. Segera kucek apa ia ada di kamar. Kubuka pintunya,
sesaat kuterdiam, terlihat di TV kamarnya adegan yang
merangsang, sekilas kulihat Dina sedang terlentang dan
ia kaget akan kehadiranku. "Maaf Mbak!" sahutku
dengan tidak enak.
Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat
yang sekilas kulihat tadi. Dina sedang asyik memainkan
buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah
dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga
memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat
beberapa lama di dalam kamar. Rasanya kuingin
menonton yang Dina tonton tadi. Lalu kusetel CD
simpanan di kamarku. Tampaknya birahi ku muncul
melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang
dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang
pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film
aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan
kumainkan. Sesaat aku kaget, Dina masuk ke kamarku.
Rupanya aku lupa mengunci pintu. Ia terlihat terdiam
melihat milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat
kami sama-sama terdiam dan bingung.
"Ma.. maaf, ganggu ya," tanya Dina dengan matanya
yang menatap milikku.
"Eh.. enggak Mbak, a.. ada apa Mbak," sahutku dengan
tanganku yang masih memegang milikku.
"Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?" tanya Dina
dengan bingung karena kejadian ini.
"Oh itu, sangkain aku rumah kosong, aku nyari Mbak,"
sahutku sambil kumasukkan milikku lagi.
"Kamu nonton apa?" tanya Dina lalu melihat film yang
kusetel.
"I.. itu.. sama yang tadi," sahutku dengan isyarat yang
ditonton Dina di kamarnya.
Dina terdiam sesaat sambil melihat film.
"Maaf Mbak, boleh pinjem yang tadi nggak?" tanyaku
dengan malu.
"Boleh, kenapa enggak?" jawab Dina.
"Mau minjem Mbak.. apa mau nonton di sini?" tawarku
kepada Dina.
"Sekalian aja deh, biar rame," jawabnya.
Adegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa
kali kami mengganti film. Kami juga berbincang dan
mengobrol tentang yang berhubungan di film. Mungkin
karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke hati
akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan
kecocokan. Kami tidak canggung lagi. Rasanya kami
sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina milik
kakakku. Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan
dekat. Sering dan banyak film kami tonton bersama.
Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan
mata. Sesaat saat film berputar tanpa kami sadari,
tatapan mata kami membuat bibir kami bersentuhan.
Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa dibendung
dan kami tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi.
Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah
kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus
berebutan air liur.
Beberapa lama kami nikmati kejadian ini, kemudian
kami tersadar dan berhenti. Kami hanya bisa diam
dalam pelukan. Mata kami tak sanggup bertatapan.
Rasanya bingung. Cukup lama kami berpelukan sampai
akhirnya kami duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan
sikap Dina memancing birahiku. Beberapa lama kami
tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai
rambut panjang Dina. Tampaknya ia menyukainya.
Perlahan tanganku mengelus pundaknya. Sesaat kami
bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan cantik.