Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA - INEFFABLE -

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Ah bagian diksi, sajak dan retorika itu mh mslh selera saja...
As a reader, gue ingin jd penikmat
Lgian klo gue beli buku/novel di toko buku, yg pertama gue liat ya penokohan, kekuatan konflik, dan alur cerita.

Jadi gue ga akan komentar banyak soal diksi dan teman temannya.
Yang jelas ketika aku larut menjadi Dion, itu berarti tulisan mu sudah bernyawa.

Ini forum sih, jd kmu bisa bertukar pikiran lgsg dgn pembaca.
Tapi jgn tuntut mereka untuk berkomentar sesuai seleramu ya..
Jika ada yang kamu ingin tanyakan, tanyakan saja terus terang, pembaca yang budiman pasti lebih dari senang untuk menanggapi pertanyaanmu.

That's it, aku kurang ngopi kayanya.. Hmmm

Kan kekasihnya doyan ngopi skr kak , ajak ngopi bareng atuh
 
Baiklah :(

Sisil may laaf :hua:
Sisil next ssk senbatsu peringkat 1 kang tenang saja :D

Gue baca gawai kok, lgsg inget RL gue wkwk
Ada apa dengan gawai dan dirimu, Ter?

Cerita kamu seperti Shani mas, sempurna.
Ajak aku party bwank~

Ah bagian diksi, sajak dan retorika itu mh mslh selera saja...
As a reader, gue ingin jd penikmat
Lgian klo gue beli buku/novel di toko buku, yg pertama gue liat ya penokohan, kekuatan konflik, dan alur cerita.

Jadi gue ga akan komentar banyak soal diksi dan teman temannya.
Yang jelas ketika aku larut menjadi Dion, itu berarti tulisan mu sudah bernyawa.

Ini forum sih, jd kmu bisa bertukar pikiran lgsg dgn pembaca.
Tapi jgn tuntut mereka untuk berkomentar sesuai seleramu ya..
Jika ada yang kamu ingin tanyakan, tanyakan saja terus terang, pembaca yang budiman pasti lebih dari senang untuk menanggapi pertanyaanmu.

That's it, aku kurang ngopi kayanya.. Hmmm
Moco komenmu aku dadi pengen kenthu. (loh/?) wkwkwk :adek:

Tulis apa yang ingin kamu tulis mas, aku disini akan selalu mendukung dan meneriakan namamu....
"Ayo Dion hamili mereka semua!!!"
itu mah si MisterBrightside
lanjutkan cceritanya kk... bagus bnr ceritanya
Kutunggu Sinkamu~:semangat:
 
eug ampe googling namanya beneran buset, ternyata fiktif ya kirain ada beneran karakter cleo tuh ehehe

dari part 1 udah maraton ampe part terakhir, sebenernya bagus cara penuturan dialog sama rentetan kejadiannya cuma yang agak ganjel premis-premis interaksi antar tokohnya agak ganjel, buat eug pribadi sih berasa aneh si dion ke mana-mana ketemunya (dan ngewenya) ama member mulu kek sempit bener dunia. Tapi masih bearable kok

btw eug suka cara author ngepasin bagian cerita dengan foto anin sebagai ilustrasi, hampir selalu pas. dengan koleksi sebanyak itu pasti fans anin berat nih di dunia nyata. kebetulan eug beberapa bulan belakangan juga mulai demen sama anin hoho. jadi penasaran ntar SS ama anin yang ditunda ampe lebih dari sepuluh part (kayaknya) ntar sedahsyat apa, awas antiklimaks
 
Baru sempet baca dan... Couldn't be more proud of you. Ya meski harus ada perbaikan sana sini tapi sudaj jauh berkembang dari awal mula. Keep up the goodwork.
 
geregetan sendiri bacanya, ahahaha nice work, salah satu favorite saya sejauh ini, nggatau kalo sore, tunggu aja
 
Part 10 : When slutty meets bastard

silhoutte.jpg

Aku terbangun dengan lemasnya, kulangkahkan kaki menuju dapur untuk membuat sarapan. Disana terlihat siluet Cleo yang sedang berdiri di dapur, aku tak dapat melihatnya langsung karena terhalang sinar matahari dari jendela yang menyilaukan mata. Kudekati dirinya dan kudapati Cleo sedang sibuk mencari bahan masakan di kulkas, kuendus semerbak aroma masakan dan kuketahui ini aroma omelete, makanan favoritku setelah sate padang dan sate kambing tentunya. Yuvia sering membuatkanku omelete setiap dia menginap disini dulu, aku duduk di meja makan, memandangi lekuk tubuh indah Cleo dari belakang. Cleo sedang memakai kaosku yang terlalu besar untuk ukuran tubuhnya tanpa mengenakan celana, kaos CDG Play hitam, dulu aku membelinya untuk couple t-shirt bersama Anin waktu kami berkunjung di suatu toko di daerah Kemang Raya.

“Udah bangun lo?” tanya Cleo tiba-tiba, ia masih tetap fokus dengan masakannya.

“Belum, masih setengah ini nyawa gue yang balik,” candaku,

“Kok tau gue suka omelete?”

“Yuvia told me,”

“Wait what? How do you know Yuvia btw?”

“Panjang ceritanya,” Cleo mulai menata masakan buatannya di meja makan.

“Gue denger—“

“Sstt... Breakfast is ready, nggak baik lho gosipin orang di depan makanan,” Cleo tersenyum lucu, lalu mulai menuangkan nasi ke piringku.

Aku mulai makan dengan lahapnya, ditambah bon chilly lvl 30 dan saos sambal di omelete membuat masakan Cleo makin nikmat, ditambah lagi dengan senyuman manisnya yang terus menghiasi wajah cantiknya di depanku sedari tadi. Cleo beranjak dari kursinya dan menuju dapur lagi, tak lama ia datang membawa segelas es teh gelas besar. Kalo kayak gini caranya jujur aku gak keberatan dia tinggal di rumahku lebih lama lagi.

“Enak?” tanya Cleo, ia tertawa melihat lahap makanku.

“Enak !!! Lo bisa tinggal disini berapa lama pun asal masakin gue terus ya?!” tanpa sadar aku keceplosan, shit.

Cleo beranjak dari duduknya, mendekatiku, ia kini duduk di sisi meja sebelah kanan, pantatnya bersampingan dengan makananku. Ia menatapku lekat, otomatis kuhentikan aktifitas makanku. “Kalo gue tinggal disini..... Pacar lo gimana?” tanya Cleo, bodohnya diriku saking nikmatnya makan sampai tak bisa mengoordinasi hati dan pikiran dengan baik.

“Kok diem?” Cleo mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku bergerak memundurkan kursiku menghindari aksinya. Diganjalnya kaki kursiku dengan kakinya, membuatku tak bisa bergeming kemana-mana. Cleo mendekatkan wajahnya ke wajahku lagi, hembusan nafas Cleo sampai terasa di permukaan kulit wajahku. “Kalo gak bisa jawab, biar gue buat lo jawab....” Cleo berbisik seduktif di telingaku, aku menelan ludahku sendiri. Cleo mulai menciumi pipiku, bergerak menuju bibirku, sebelum ia mengecup bibirku segera kuhentikan aktifitasnya karena aku masih lapar. “Lo nggak laper?” Cleo menggeleng, “Pause dulu ya.... gue mau makan, sumpah laper... kalo gue pingsan karena ngewe sama lo kan gak lucu,” candaku. Cleo tertawa lepas, tertawa aja dia cantik, gumamku pelan.

“Lo lucu ya, nggak heran Yuvia bisa sampe klepek-klepek gitu sama lo,” ujarnya polos.

“Yee dikata gue badut pesta kali,”




***


Cleo menunduk, masuk ke bawah meja makan, dan merangkak entah kemana, tiba-tiba aku merasa ada yang hangat di bagian bawah tubuhku. Ternyata Cleo sedang menggenggam juniorku, tangannya masuk di sela-sela celana boxerku, aku speechless melihat Cleo senekat ini, aku hanya bisa melihat kepalanya yang kuapit di antara kedua kakiku. Cleo menyadari aku yang sedari tadi menyudahi aktifitas makanku, ia balik menatapku lalu terkekeh, “Hehehe.... lanjutin aja makannya, gue nggak ganggu kan?” tanyanya retoris. Ya gimana gue bisa fokus makan kalo kontol gue lagi lo mainin cok jancok.

“Eh... jangan dong .... ntar ajaa ..... Aahhhhhhmmphhh—“ erangku saat Cleo mulai mengocok penisku, dikocoknya penisku dengan satu tangan dan tangan yang lainnya memain-mainkan testisku membuatku gesrek seketika, tangannya yang halus memijit-mijit penisku dengan lembut. Cleo menarik bagian bawah boxerku, pertanda ingin melepasnya, aku mengangkat pantatku sedikit agar ia mudah menuntaskan pekerjaannya, dibukanya boxerku lalu dibuangnya menjauhi meja makan.

“Nggak pake sempak kamu,”

“Iya.... tadi malem gak sempet ....”

“Nggak papa, aku suka hehe,”

“.......”

Cleo mulai memasukkan penisku ke bibir mungilnya, hangat kurasakan saat penisku masuk ke mulutnya walau hanya sebagian, Cleo mulai mengulum penisku sambil tangannya tetap mengocok penisku, perlahan namun pasti dengan tempo yang kian cepat. Cleo tersedak saat ujung penisku mengenai pangkal tenggorokannya, “Uhukk ... Uhukk.... Panjang banget sihhh!!” keluhnya manja, aku hanya tersenyum bangga yang artinya penisku memanjang beberapa inci (oke ini gak penting).

Wajahnya beradu dengan selangkanganku, memaksa penisku melesat masuk semakin dalam ke mulutnya, kulumannya sungguh nikmat, penisku tak mengenai giginya sama sekali. Kecipak bunyi saliva dan desahan Cleo mewarnai sarapan pagiku, aku tetap lanjut makan sambil sesekali menahan geli atas perlakuan Cleo terhadap ‘adikku’.

“Hmmphh... Mmpphh... Mmpphhh....” erangan Cleo saat kujejalkan penisku di mulutnya, bibirnya kini penuh dengan penisku, Cleo mengambil nafas sejenak lalu kembali mengulum penisku sambil tangannya mengocok penisku semakin cepat, “Iyaaakhhh dikit lagiii,” pintaku agar ia semakin bersemangat saat kurasakan denyut sperma di penisku. Kedua tangan Cleo bertumpu pada pahaku, ia semakin liar men- deep throat penisku, maju mundur kepalanya tak kenal lelah sampai aku mencapai klimaksku. Saat sperma mulai mengalir di penisku dan kurasakan sebentar lagi aku akan orgasme, tiba-tiba dering telepon Cleo berbunyi, “Kriiinggg! Kriiinggg! Kriiinggg” . Cleo langsung melepas penisku yang sudah hampir beberapa detik lagi orgasme, Plop! Bunyi yang ditimbulkan saat bibirnya melepas kuluman pada penisku. Cleo kaget dan kepalanya kejedot meja, mengakibatkan piring dan gelas makanku terlontar dari tempatnya untuk tidak sampai pecah. Cleo langsung merangkak dan bangkit mencari HPnya lalu mengangkat panggilan telepon tersebut.

“Halo? Iya dengan Park Cleo disini ada yang bisa dibantu?”

“Ohh iya, jadi jadwalnya dimajukan jadi hari ini?”

“Ohh ya bisa-bisa, kebetulan saya sudah di Jakarta,”

“Okee nanti saya langsung otw ke lokasi,”

Cleo berbicara sendiri di telepon, sedangkan aku hanya diam meratapi orgasmeku yang tak tuntas, spermaku terlanjur masuk kembali ke habitatnya.

“Yon !! Anterin gue ya ntar siang !!”

“Eh entar dulu lah ini gue belom nyampe, begeee !!”

“Ih itu nanti aja, gue kasih yang lebih kalo gue diterima kerjaan ini,”

“Eh? Ya... yaudah deh ....” aku melengus pasrah, lalu melanjutkan sarapan pagiku.



***
128c8297c4f1eab812edc807cdac5ddc7f59619c_hq.jpg

Setelah bersiap-siap dan menunggu Cleo berdandan selama 2 jam, kami pun segera berangkat menuju lokasi kerja Cleo yang kebetulan tak jauh dari kediamanku.

How do I look?” tanya Cleo kepadaku, sambil melenggak-lenggokan tubuhnya agar aku dapat melihat pakaiannya secara keseluruhan.

Damn, she is so gorgeous. Cleo mengenakan kaos putih lengan pendek dibalut kemeja pink lengan panjang yang tidak dikancing, dan short jeans pendek yang memperlihatkan paha mulusnya.

“A.....a ..... Great ! Lezgo!” ujarku menutupi kegugupanku.

Lalu kami berkendara menelusuri kemacetan kota Jakarta, kunyalakan radio mobilku untuk mengusir kejenuhan.


“Kantor lo dimana sih?” tanyaku memecah keheningan.

“Senayan,”

“Ya dimananya? Senayan teh luas,”

“Bentar-bentar gue cek HP,” Cleo membuka gawainya, mengecek lokasi kerjanya.

“Mall FX Sudirman, lo tau ?”

“EH??!!”

“Kenapa lo ? Kok kaget gitu ?”

“Eh.. nggak, nggakpapa kok,”

“.... Freak lo !”

***​

Kami sampai di mall tersebut, bermodalkan secarik kertas Cleo mencari keberadaan ladang penghasil uangnya, kami pun sampai di F4, tepatnya di depan teater JKT48.

“Jangan bilang lo mau ngajakin gue ngidol?”

“Eh.. enggak kok, emang gue ada rencana kerja disini buat beberapa bulan sekalian ngisi liburan, daripada gabut di rumah kan?” jawabnya lugas.

Cleo mengirim pesan kepada kontaknya, tak lama kemudian ada seorang wanita kutaksir berumur sekitar 30 tahunan menghampiri kami. Ia berbicara beberapa kalimat dengan Cleo sedangkan aku sibuk membalas pesan Anin.

Dion : Ngidol dulu aaaahhh~

teater.jpg

Anin : Ih ngapainnn? Nggak ada akunya juga​

Dion : Mau nonton oshiku perform lah~

Anin : Oh gitu sekarang oshinya banyak ya.​
polosan_180127_0041.jpg
Dion : :p

Anin : *read*​


***​

Cleo meminta izin untuk masuk menyusul wanita tadi, mereka masuk ke pintu khusus staff teater, meninggalkanku sendirian yang bingung harus ngapain. Dua puluh menit berselang aku mati kutu, bosan scroll timeline Instagram, aku berniat untuk ngopi sejenak di lantai bawah. Belum jauh aku hijrah dari sana, tiba-tiba Cleo meneriakkan namaku. “DION !!” . Aku menghentikan langkahku, Cleo berlari menyusulku.

“Ninggal nggak bilang-bilang!”

“Ya lagian lama,”

“Kan udah gue suruh tunggu sampe gue kelar Interview tadi,”

“Tetep aja lama!”

Kami berjalan menyusuri F5, mataku jelalatan mencari siomay untuk kusantap, entah kenapa tiba-tiba aku jadi pengen makan siomay hari ini. Cleo mengalungkan tangannya ke lenganku, dirapatkan tubuhnya hingga payudaranya mengenai tangan kananku, aku curi-curi pandang ke arahnya tapi ia seperti tidak keberatan dengan posisi kami ini. Tubuh Cleo terasa sangat dingin, nampaknya ia grogi saat Interview tadi.

“Gimana tadi Interview-nya?”

“Lumayan, grogi banget gue asli, mana tadi gue di-Interview sama lima orang dan wajah mereka tuh serius banget! Seumur hidup gue ngajar dance baru pertama kali di-Interview kayak tadi,”

“Terus? Diterima?”

“Belum sih, nanti jam 1 gue disuruh bimbing Trainee pemanasan dan beberapa gerakan dasar, sekalian dinilai skill dance gue di lapangan, kalo oke katanya nanti dikabarin,” ujar Cleo, kaitan tangannya tampak masih betah di lenganku.

“Semangat dong, lesu gitu mukanya gimana mereka mau yakin sama lo, gue yakin lo bisa dapetin kerjaan ini, ngajar bule aja bisa masa ngajar yang lokal gakbisa, hehehe” . Aku berusaha membakar semangat dalam dirinya.

“Amin deh,” Cleo menjawab dengan lesu.

***​
Lalu Cleo mengajakku naik escalator ke F7, mungkin dia mau mengajakku karaoke.

Langkah kami terhenti di toilet F7, Cleo menarikku masuk ke toilet wanita yang kebetulan sedang kosong. Aku berpandangan lama dengannya, “Eh lo gila kali, mau ngapain kita?” tanyaku padanya.

Cleo hanya diam, senyum simpul terpancar dari wajahnya, “Pengen nyoba sensasi baru nggak?” , Cleo mulai membuka kemejanya, dilakukannya hal tersebut dengan perlahan seolah ia ingin menunjukkan lekuk indah tubuhnya. Cleo nampak kesal karena ketidakpekaanku, lalu ia mendorongku ke salah satu bilik Toilet.

***


“Gue gak butuh ocehan semangat dari lo, yang gue butuh cuman ini .....” ujar Cleo sambil meremas penisku, didorongnya tubuhku hingga mengenai tembok toilet, “Sit down... relax, baby” bisiknya sensual di telingaku, aku terduduk di kloset duduk lalu Cleo berpangku di atasku. Kemaluan kami yang masih berbalut kain kini beradu dengan panasnya, dimaju mundurkan pantatnya hingga kemaluan kami bergesekan menimbulkan rasa hangat di sekujur tubuhku. Lalu ia melingkarkan tangannya di leherku, aku refleks juga mengaitkan tanganku di pinggang rampingnya dan memperpendek jarak di antara tubuh kami. Cleo mendekatkan wajahnya ke wajahku lalu kami berciuman dengan panasnya, kupagut bibirnya dengan mesra sambil merasakan manis bibirnya, kugigit bibir bawah Cleo lalu kulumat lagi bibir mungilnya itu secara seksama, makin lama tempo ciuman kami makin liar, “Mmmhh...” desahanku tak dapat kubendung lagi saat ciumannya perlahan turun ke leherku.

“Sstt.... jangan keras-keras ih” omelnya sambil tertawa.

Puas mengeksplorasi bibirnya, kualihkan ciumanku ke pipinya lalu ke bawah telinganya, pipi Cleo yang tirus membuatku mudah untuk menciuminya secara bergantian, sambil berbisik kalimat-kalimat nakal agar birahinya makin naik, kualihkan fokusku ke leher jenjangnya dan mengecupnya lembut, sambil tanganku iseng masuk ke belakang kaosnya dan memain-mainkan tali BHnya. “Lepasin ajaahh...” pinta Cleo disela-sela percumbuan kami, namun aku masih ingin menikmati foreplay yang pelan ini. Kualihkan tangan Cleo yang sedang berusaha mencopot tali BHnya sendiri ke leherku, lalu kembali mencumbunya dengan mesra. Kutunda ciuman kami sejenak, lalu memandang wajahnya lekat, ia nampak bingung karena kusudahi ciuman kami tanpa sebab. “Kenapa? Kok berhenti? Nggak enak ya?” protesnya sambil tetap berbisik, “Kamu cantik,” jawabku. Mata sayunya menjadi berbinar, lengkungan senyum terpancar dari bibirnya.

Kulumat lagi bibirnya, kini jamahan tanganku makin liar seiring dengan makin panasnya ciuman kami, aku remas pantat seksi Cleo, tidak semok namun padat dan pas di genggaman tanganku membuatku betah memainkannya. Kuangkat dan kuhentakkan pantatnya ke pangkuanku berulang-ulang, terasa penisku mencuat tegak mengenai bibir vaginanya yang masih terbalut short jeans berwarna navy. “Lo udah pengen ya?” tanyanya menyudahi percumbuan kami, untaian air liur terputus saat bibir kami berpisah. Aku mengangguk tanpa menjawab, “Kasian... nggak bilang sih daritadi, hihihi” Cleo memundurkan pangkuannya, lalu membuka resletingku dan memain-mainkan jarinya di dalam celanaku yang membuatku kegelian bukan kepalang.

bathroom.jpg
“Buka ajaaa,” pintaku padanya, lalu Cleo berjongkok dan berlutut di hadapanku, kuangkat pantatku sedikit mempermudahnya untuk membuka celana jeans panjangku. Diturunkannya celana jeansku hingga semata kaki, lalu Cleo mulai meludahi tangannya sendiri dan menggunakan salivanya sebagai pelumas untuk mengocok penisku, lalu mulai digenggamnya penisku dan dikocoknya sedemikian rupa dengan tempo yang bervariasi, sambil diciumnya sesekali penisku dan lidahnya bermain di ujung lobang penisku membuatku geli. Setelah dirasa cukup, ia mulai memasukkan penisku yang sudah menegak maksimal ke mulutnya, bibir tipisnya mulai mengulum penisku dengan perlahan, lembut permukaan bibirnya bergesekan dengan urat penisku, ia begitu telaten dalam hal blowjob. Cleo terus mengulum penisku sambil tangannya mengocok batang penisku, lalu dijilatinya seluruh organ reproduksiku dari mulai penis, skrotum, hingga testis. Lidahnya terus menjilati dua biji yang menggantung dibawah penisku sambil tangannya tetap mengocok penisku makin cepat.

Dilingkarkannya rangkulan tangannya di pinggangku, kepalanya terus maju ingin menelan seluruh bagian batang penisku. Cleo sempat tersedak lalu memundurkan kepalanya lagi, “Gak usah dipaksain daripada lo kesakitan gitu...” pintaku untuk menyudahi aksi liarnya, “Tapi gue pengen bikin lo enak, yon,” sanggahnya lagi, aku merasa ia ingin menebus hutang budinya membuatku kentang saat sarapan tadi. Ketika ia hendak memaksakan masuk penisku ke mulutnya lagi, kuhentikan aksinya dengan memundurkan kepalanya menjauhi penisku. Kulumannya kini terlepas, Cleo melihatku dengan tatapan bingung, mulutnya masih menganga menunggu alasanku. “Gue nggak butuh sekedar enak untuk mencapai kenikmatan,” Cleo tampak takjub, matanya berbinar, senyumannya merekah manis menentramkan hati. Aku mengusap air liur sisa kulumannya di penisku tadi yang tersisa di sekitar bibir Cleo, lalu menelannya, kulakukan apa yang ia lakukan tempo hari dan sekarang kami impas.


Cleo mulai melucuti bawahannya sendiri, termasuk sempak berwarna pink bermotif bunga yang ia kenakan, lalu ia naik ke pangkuanku lagi, aku menahan tubuhnya dengan tanganku, ia refleks mengaitkan tangannya di leherku. Cleo berdiri pelan berusaha mengepaskan liang kewanitaannya diatas pusakaku, setelah dirasa pas ia menekan pantatnya ke bawah dan.. Bless! Penisku langsung masuk sebagian ke vaginanya, tubuh Cleo terhentak sejenak lalu mulai menaik turunkan berat tubuhnya seirama dengan genjotan penisku di vaginanya. Aku tak ingin memasukkan langsung penisku seluruhnya karena vaginanya belum terlalu basah, beberapa menit penetrasi mimik wajah Cleo sedikit meringis kesakitan. Inisiatif kuangkat tubuhnya dan kubasahi vaginanya dengan liurku bermaksud menjadikannya sebagai pelumas. Kumasukkan dua jariku di vaginanya membasahi bibir vaginanya dan labia mayoranya, tubuh Cleo menggeliat saat kumainkan klitorisnya dengan jariku. “Udah basah... masukin sekarang, keburu gue dicariin,” pintanya menyudahi aksiku.

Aku sengaja tidak membuka baju Cleo karena repot memasangnya lagi nanti, kurasakan vaginanya telah mengalami lubrikasi dan putingnya sudah mengeras pertanda ia mulai terangsang, kumasukkan penisku di vaginanya lagi dan mulai menggenjotnya, ku pegang bobot tubuhnya dengan kedua tanganku di sela-sela ketiaknya untuk membantu menaik turunkan tubuhnya, kedua tangan Cleo menopang berat tubuhnya di pundakku, memudahkan penisku melesat masuk ke vaginanya.

“Aaahh.... Aaahhhh... Aaahhhh.....” desahan Cleo mengudara mengisi keheningan bilik toilet, segera kulumat bibirnya agar ia tak mendesah keras lagi. Kami terus berciuman sambil aku tetap menggenjot penisku masuk ke vaginanya dengan tempo yang makin cepat, quickie di tempat umum menambah gairahku entah kenapa.

“Hmmmhh...... Terusss ahhhh ..... dikit lagiiihh....” Cleo meracau nikmat, mata sayunya terpejam merasakan kenikmatan yang kuberikan.

Kuelus punggung bersih Cleo dan tanganku beralih ke pinggangnya, menikmati indah lekukan tubuh Cleo walau masih terbalut pakaian. Kuhentak terus penisku entah sudah berapa kali karena belum ada tanda-tanda sperma yang keluar dari penisku.

“Aaahhhh iyaahhh dikit lagiii ..... Aaahhhhh.... Aaahhhhhh....”

Kaki Cleo menegang, tubuhnya mulai mengejang dan hisapan vaginanya kian erat pada penisku, matanya membelalak keatas dan segera kudekap tubuhnya dan kuhentakkan penisku dengan kencang sekali lagi sebelum ia melenguh panjang menuntaskan puncak kenikmatannya.

“Uuughhhh....... Aaaaahhh..... gue keluarrhhhhh—“

“Haahhh..... Haahhhh..... Haahhhhh....” Cleo masih mengatur nafasnya, terasa lengket penisku di dalam vaginanya.

Setelah getar tubuhnya reda, Cleo memandang mataku lekat, seolah matanya mengatakan terima kasih yang tak dapat diungkapkan oleh lisannya.

“Lo belom keluar ya?” tanyanya pelan,

“Belum hahahaha,” aku tertawa melihat ekspresi kelelahannya.

“Huft, yaudah lagih yuk,” ajaknya, Cleo membalikkan tubuhnya berlawanan denganku, ia kini membelakangiku dan mulai mengepaskan vaginanya di penisku.

“Nggak capek?”

“No no no” jawabnya antusias.

***​


Aku mulai menggenjotnya lagi, kecipak bunyi pantatnya beradu dengan pahaku dan decitan kloset tak berdosa menyamarkan desahan kami. Plek ! plek ! plek ! kurang lebih seperti itu bunyinya, tangan Cleo meraih tanganku dan digerakannya menuju payudaranya, kuremas payudaranya dari luar bajunya, sambil satu tanganku menyapu bibir vaginanya dan terus menggenjotnya membuat Cleo keenakan. Cleo terus mendesah tanpa suara sambil matanya merem melek, geliat liar tubuh seksinya kusaksikan dengan indah dari balik punggungnya.

“Uhhhh... Aaahhh.... Aaahh.... Aaahhhh.....” Cleo keceplosan mendesah dengan kencangnya, segera kusekap mulutnya agar tak terus meracau asal, “Sorry kelepasan, hehe” ia tertawa sambil mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Kuhentikan genjotan kami karena aku mendengar suara kran air dari luar, setelah kran air itu terhenti dan langkah kaki hilang, kuteruskan pertempuranku dengan Cleo yang sempat tertunda beberapa detik.

“Rapet bangeett sihhh.... Ahhhhh....” tanpa sadar kini aku yang mendesah nikmat,

“Hmmmphh... teruss Yonnn... Uhhh.... Aahhhh....” Cleo membalas dengan tak kalah panasnya,



Kupeluk tubuhnya, berulang kali kutanamkan dalam hati dan pikiran kalau hubungan ini hanya sebatas friend with benefit, gak lebih. Hanya sebatas dua orang dewasa saling berbagi kenikmatan untuk menuntaskan kebutuhan seksualnya. Kucium aroma rambut Cleo, harum semerbak wangi parfum mahal terendus oleh hidungku, kubelai rambut pirangnya sekali lagi lalu menciumi tengkuknya menambah tempo gerakan pantat Cleo, ia begitu lihai menaik turunkan tubuhnya membuat penisku mudah melesat masuk ke vaginanya. Tanganku iseng masuk ke sela-sela bajunya, jariku memasuki celah BHnya dan kurasakan putingnya sudah mengeras, kupilin putingnya membuat Cleo melenguh manja, “Aaahhhh.... jan... gan digituiinhhh..... Ugghhhhhhhh...” nampaknya puting merupakan titik sensitif seorang Cleo.

Kuciumi tengkuknya hingga melebar ke area leher lalu berujung ke pipi tirusnya, rona merah terpancar dari pipinya, ya walau aku lebih suka menciumi pipi gembil seperti milik Anin.

Tanganku melingkar di pinggangnya yang ramping itu, sambil kuhentak-hentakan penisku ke vaginanya berulang kali, tangannya menopang tubuhnya di pahaku membuatku leluasa mengambil alih gerak tubuhnya. Peluh keringat turun dari sekujur tubuh kami, membasahi masing-masing baju kami. Kuangkat kuturunkan tubuhnya seirama dengan hentakan penisku di vaginanya yang sudah sangat basah, Cleo menengok ke belakang sejenak, “Uhh...dahhh... maauuhh.... keluaarrhh... beluummhh??” sambil terus kugenjot vaginanya tanpa henti, aku menggeleng karena memang belum ada tanda-tanda kedutan dari penisku.

Aku berdiri dan berbalik arah, kuarahkan tubuh Cleo agak menungging ke kloset, kedua tangannya bertumpu pada tabung closet aku mengarahkan penisku masuk ke vaginanya dari belakang Cleo. Aku mulai menggenjot tubuhnya laginya, menghentak-hentakan penisku ke vaginanya dengan liar, jiwa muda kami bergelora seiring dengan memanasnya persetubuhan terlarang ini. Aku tarik sebelah tangan Cleo ke belakang, terlihat payudara sekalnya yang naik turun di setiap hentakan penisku menambah nafsuku menyetubuhinya.

“Aaaahhh... Aaahh.... Uuuhh..... Aaaahhhhh.... Cepetannnhhh .... .HHmmphhh—“

Sebelah tanganku menyekap mulutnya sambil tanganku yang lain meremas-remas payudaranya, memilin putingnya membuat badannya bergeliat tak karuan, kugaruk-garuk areolanya yang sudah basah karena keringat. “Jannggannn.... di dalemmmhhhh.... Aaahhhhh.....” kurasakan ada kedutan dari penisku tanda puncak kenikmatanku akan tiba sebentar lagi, sedotan vagina Cleo semakin erat, memaksa penisku yang sudah tegang sempurna untuk berlama-lama bermain di dalam rahimnya. Kurasakan penisku sudah mentok masuk ke vaginanya, kalau telat cabut sekian detik saja aku bisa jamin Cleo akan hamil.

“Guee mau keluaarrrhhh,” erangku,

“Barengannn gue jugaaaa....” balas Cleo,

“Hmmphhhh..... Aaaahhh....... Haahhh..... Haahhh.... Haahhhhh.....” aku mencabut penisku sebelum spermaku meledak, spermaku meleleh ke lantai dan pantat Cleo.

“Ahhhhhmmhhhh..... Enaakkkhhh .....” Cleo mencapai orgasmenya berbarengan denganku, badannya melenting dan seketika tubuhnya kaku, kudorong tubuhnya yang masih bergetar nikmat itu, kakinya gontai dan badannya rubuh ke kloset, aku terduduk di lantai menyaksikan tubuh Cleo yang terkulai lemas setelah dilanda dua kali orgasme.

***
Setelah berbenah diri dan merapikan pakaian, kami keluar toilet secara bergantian sembari mengecek situasi, Cleo mengancingkan kemejanya untuk menutupi kaosnya yang basah. Ia nampak masih letih setelah pertempuran tadi, jalannya begitu pelan sesekali hampir terjatuh, aku mengalungkan sebelah tanganku ke pundaknya, berjaga-jaga kalau ia terjatuh.

“Semalem 3 ronde, hari ini 2 ronde. Gila lo bisa lemes mulu gue kalo sering sama lo!” keluh Cleo blak-blakan, aku menengok sekitar untung saja sedang tidak ada orang.

“Hehehe, Dion gitu” aku meringis bangga.

***

coffee.jpg
Cleo sedang berdansa ria di dalam teater, mengajari Trainee sembari dinilai kemampuan menarinya. Aku sedang menenggelamkan diriku bersama secangkir Caramel Coffee Jelly di kedai kopi F1, sembari mengecek mention yang masuk ke akun twit**ter Anin.

Aku meminta secarik kertas dan pena dari kasir, lalu mulai menggoreskan isi hatiku diatas secarik kertas putih tersebut dengan tinta warna biru muda.

I miss you.
I miss everything about you.
I miss the butterflies i felt when i saw your name in my notifications every single day.
I miss the glimpses of your hair and the words we exchanged, from small talk to long, limitless conversations about life.
I miss the sound of your laugh because i’ve never heard anything quite like it before.
I miss the anticipation of waiting for your replies, because at least i had something to look forward to at the end of the day.
I miss your smile and the sweet, little things you would say, i just wish you could say them to me again.
I miss the fullness you gave my heart, and the beautiful feelings that came along with it.
I miss how they made me fall in love with everything else.


Conclusion : I miss you, Aninditha.
 
Terakhir diubah:
Sik, nnti gue coba baca dari awal lagi...
Kaya ada yg berubah dari Dion setelah baca part ini.

Alias itu Cleo... Jun Somi kah?
 
eug ampe googling namanya beneran buset, ternyata fiktif ya kirain ada beneran karakter cleo tuh ehehe

dari part 1 udah maraton ampe part terakhir, sebenernya bagus cara penuturan dialog sama rentetan kejadiannya cuma yang agak ganjel premis-premis interaksi antar tokohnya agak ganjel, buat eug pribadi sih berasa aneh si dion ke mana-mana ketemunya (dan ngewenya) ama member mulu kek sempit bener dunia. Tapi masih bearable kok

btw eug suka cara author ngepasin bagian cerita dengan foto anin sebagai ilustrasi, hampir selalu pas. dengan koleksi sebanyak itu pasti fans anin berat nih di dunia nyata. kebetulan eug beberapa bulan belakangan juga mulai demen sama anin hoho. jadi penasaran ntar SS ama anin yang ditunda ampe lebih dari sepuluh part (kayaknya) ntar sedahsyat apa, awas antiklimaks
Hahaha siap ditunggu ya kelanjutannya~
Dukung Anin terus ya kak!

Baru sempet baca dan... Couldn't be more proud of you. Ya meski harus ada perbaikan sana sini tapi sudaj jauh berkembang dari awal mula. Keep up the goodwork.
Thanks, bro. Really appreciate that :)

geregetan sendiri bacanya, ahahaha nice work, salah satu favorite saya sejauh ini, nggatau kalo sore, tunggu aja
Ini sudah malam gimana dong ? Haha thanks btw :D

aahh Somi chubatt ><
Jelas !

gw jg pengen cok jancok xD
Eyy sabar dong hahaha

Sik, nnti gue coba baca dari awal lagi...
Kaya ada yg berubah dari Dion setelah baca part ini.

Alias itu Cleo... Jun Somi kah?
Siapa hayo wgwgwg, berubah gimana? Mungkin efek di ranjang bisa mengubah hati seseorang (?)
 
Wah...... Lanjut lagi suhu jadi pengen liat kelanjutanny kek gini mna
 
Nice update hu di tunggu kelanjutannya ane masih bingung kenapa Cleo bisa kenal sama si yupi
 
Wah wah dah banyak aja neh. Suka banget sih ama flow dan penyampaian ceritanya :D

Ditunggu part berikutnya :adek:
 
Bimabet
[HIDE]
[/HIDE]​
[HIDE]


Kamu adalah purnama,
tempat gelapku temui cahaya.
Kamu adalah hujan,
letak gersangku menerima rintik perhatian.

Senyummu layaknya anugerah,
tempat rinduku merekah.
Nanar matamu pembunuh lelah,
juga berhasil buatku menyerah.​

[/HIDE]
[/spoiler]​
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd