Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA - INEFFABLE -

Status
Please reply by conversation.

MZVRN

Semprot Lover
Daftar
29 Mar 2015
Post
200
Like diterima
23
Lokasi
Kota Pempek
Bimabet
Setelah sekian lama bertapa menikmati keindahan tulisan suhu-suhu sekalian, ane tertarik untuk terjun langsung ke dunia penulisan forum ini.

This is my first story, sorry if its not good enough or doesn't fulfil your expectation.

Disclaimer: All the events in this story are pure 100% fiction that come across my mind. Sorry kalo ada yang kesinggung atau semacamnya. Please do not bring anything in this thread to Real Life, jangan bawa ke permukaan kalo masih mau menikmati delusi dan imajinasi liar kalian.

Don't forget to push the like button and comment if you like my story as appreciation for me.

At last but not least, saya ucapkan selamat membaca dan terima kasih untuk yang sudah setia mantengin thread ini.

Regards, MZVRN





Index Story :
Part 1 : Luminescence
Part 2 : Phospenes
Part 3 : Ephemeral
Part 4 : Limerence
Part 5 : Melliflous
Part 6 : Aquiver
Part 7 : Haies
Part 8 : Confused
Part 9 : Rosemary
Part 10 : When slutty meets bastard

[ON-GOING]



Part 1 : Luminescence

Halo, perkenalkan namaku Dionella Arkham Resthapraba, seorang mahasiswa Teknik Elektro tingkat dua di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Disini aku akan menceritakan salah satu pengalaman yang paling bermakna dalam hidupku. Perjuanganku menggapai cita, cinta, dan dirinya. Seseorang yang telah mengubah hidupku seratus delapan puluh derajat, yang telah menggoreskan tinta warna-warni di selembar kertas putih kehidupanku, yang tak hentinya memberi semangat di kala aku terpuruk, yang tak pernah lelah menyunggingkan senyumnya untukku walau ku tahu hatinya tak demikian.

Untuk kamu yang sedang membaca, silahkan menikmati karya pertamaku. Jangan lupa sediakan kopi hangat dan biskuit renyah untuk membaca cerita ini di kala senja menyapa.

Salam hangat dari saya, MZVRN. Semprot Newbie yang ingin berbagi cerita. Kritikan dan Saran sangat diperbolehkan untuk membangun cerita ini lebih baik lagi ke depannya.

***

Hari itu ada pameran teknik di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kota-ku, Fakultasku membuka stand disana untuk memamerkan hasil karya mahasiswa Fakultasku, dan juga menjajakannya. Lumayan profit nya bisa dimasukkan ke kas Fakultas untuk menutupi barangkali ada defisit acara. Universitas tempat pameran ini diselenggarakan sangatlah megah, artistik bangunannya sangatlah modern, susunan taman, parkiran, dan ornamen-ornamen gedungnya terkesan trendy, jauh berbeda dengan Universitasku yang sudah berdiri dari jaman kolonial yang otomatis sangatlah kuno.

Kebetulan aku kebagian menjaga stand bersama empat orang kawanku, ada Ayana bagian akademik, Feri bagian logistik alias babu, Safira bagian dekorasi, dan Edo bagian publikasi. Aku? tentu saja bagian ngabisin konsumsi. Kami semua satu tingkat tapi berbeda kelas kuliah.

Pagi itu sangatlah cerah, terik matahari bersinar tanpa terhalang awan kumulonimbus, warna biru muda membentang sejauh mata memandang ke atas, dan cuitan burung camar bagai lagu pagi hariku. Aku sengaja datang telat karena posisiku yang tidak terlalu penting,juga karena aku masih sangat mager untuk hijrah dari pulau kapuk.

“Maakk, Dion berangkat ya,” teriakku kepada mamaku yang masih sibuk memasak di dapur.

“Jangan lupa sarapan dulu nak,” mamaku merespon dengan teriakannya yang tak kalah nyaring.

“Dion puasa mak,”

“Puasa apaan itu adik kamu nangis katanya nuggetnya kamu ambil!!” terdengar tangisan adikku yang nugget ayam kesukaannya kuambil ¾ porsinya.

Aku tak merespon dan buru-buru berangkat menggunakan motor CB200 custom kesayanganku, bersiap menaklukkan kemacetan Ibukota di jam kerja seperti sekarang.

Dua puluh menit berselang, aku sampai di tujuan. Salah satu Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Jakarta, dengan ornamen trendy dan struktur bangunan modern jadi ciri khasnya, dan yang paling istimewa kabarnya 40% mahasiswi cantik di Jakarta adalah mahasiswi Universitas ini. Aku yang tak sabar menikmati keindahan wanitanya, maksudku keindahan pemandanganya segera parkir dan berjalan menuju lapangan tempat pameran teknik diadakan.

Tak lupa aku membeli tahu bulat digoreng dadakan lima ratusan di jalan tadi sebagai permintaan maaf kepada teman-temanku karena keterlambatanku, kalo pacar atau teman kamu sedang marah berilah dia tahu bulat niscaya kamu akan dimaafkan, karena percayalah tidak ada yang sanggup menolak kelezatan dan aroma tahu bulat yang masih hangat. Aku berjalan santai menuju stand fakultasku yang ternyata ada di posisi pojok tengah atau biasa disebut ‘posisi hook’ kalau di perumahan.

Sorry ya gue telat,” ucapku kepada mereka yang nampaknya masih sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

“BAGUS YAA INI JAM BERA—“ belum sempat Ayana menuntaskan omelannya, aku menutup mulutnya dengan jariku dan memperlihatkan senjata pamungkasku yaitu tahu bulat yang sedari tadi kusembunyikan dibalik badanku.

“YESS TAHU BULAT!!” Feri dan Edo berteriak hampir berbarengan.

“Alhamdulillah rezeki anak sholehah,” Safira menimpali.

“Lo bisa nyogok mereka, tapi jangan harap lo bisa nyogok gu—“

“Nih, coklat. Spesial buat lo,” aku menampikkan coklat favorit Ayana ke tangan mungilnya.

“Kok lo masih inget?” pipi Ayana memerah, matanya membulat, dengan balutan jilbab kremnya jujur saja ia tampak sangat menawan hari ini.

“Mantan macam apa yang lupa snack favorit mantan terindahnya?” aku tersenyum kepadanya, lalu duduk di sampingnya.



Ayana tak berkomentar, mungkin ia masih mencerna suasana saat ini. Jujur saja ini pertemuan pertamaku dengannya setelah kami putus dua bulan lalu. Sejujurnya aku sempat menolak untuk menjaga stand dengan hari yang sama dengannya, namun setelah kubaca-baca artikel di majalah gosip milik ibuku, tanda-tanda pria dewasa yang telah moveon adalah dengan tidak menghindari pertemuan dengan mantannya maka kuputuskan untuk tidak menolaknya. Ketiga temanku lainnya tampak tak peduli dan masih sibuk membabat habis tahu bulat yang kuberikan.

“Dimakan,” ucapku lirih kepada Ayana yang masih diam seribu bahasa.

“I..iya,” Ayana terbatah-batah.

“Tapi kenapa?” kini gantian mata Ayana yang tiba-tiba menjadi sayu dan memerah.

“Udah jangan dibahas,”

Ayana menunduk, lalu menatapku dengan tatapan puppy eyes andalannya yang semakin membuatku mengutuk perbuatanku sendiri dua bulan lalu. Jika masih pacaran dulu, aku akan segera memeluknya jika ia sudah bersikap kekanak-kanakan gini.
Aku yang tak ingin terjebak nostalgia memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut.

“Mau kemana?” Ayana memanggilku saat ku hendak hengkang dari tempatnya.

Aku diam tak menjawab, tapi tanganku menggerak-gerakkan saku dalam bomberku sebagai pertanda ada sesuatu di dalamnya. Ayana yang sudah satu setengah tahun lebih bersamaku, langsung dapat menangkap arti gerakan tanganku barusan.

“Sejak kapan kamu balik ngerokok lagi?” Ayana bertanya dengan tegas.

Aku diam seribu bahasa.

“SEJAK KAPAN KAMU BALIK NGEROKOK LAGI?” suara Ayana kian lantang, sampai menghentikan aktifitas mengunyah ketiga temanku yang lain.

“Ay...”

“Maaf aku gak berhak ngelarang kamu lagi,”

“Udah—“

“Maaf aku lancang,”

“.....”

“Maaf aku gak bisa ngebahagiain ka—“

“Udah! Aku bilang udah ya udah!!” di luar sadar aku membentaknya, persis seperti kejadian dua bulan silam.

Ayana menangis, ya dia menangis. Kali kedua ia menangis di hadapanku semenjak aku mengenalnya. Aku, lelaki hina, yang tega membuat wanita sebaik dia menangis. Kau bebas memanggilku apa, bajingan kah, tak punya hati kah, tak apa karena aku memang pantas menerimanya.



Aku mencoba menghampirinya tapi Feri menahan langkahku,

“Mending lo pergi dulu, kasih waktu dia buat nenangin diri,” Feri menepuk pundakku, sambil menghalangi langkahku menuju tempat Ayana.

“Oke, gue titip dia ya,” Aku berjalan meninggalkan mereka menuju entah kemana, aku hanya perlu tempat sepi untuk menyendiri dan menenangkan pikiranku.



Aku berhenti di sebuah taman yang letaknya lumayan terpencil, sehingga hanya ada aku, dan burung-burung yang singgah untuk melepas dahaga di kolam air. Aku menyalakan sebatang rokok Sampoerna favoritku, dan memasang earphone untuk sejenak melupakan kejadian tadi.

Random song playlist-ku terputar, tak sengaja lagu kenanganku dengan Ayana terputar.


Tak pernah kuragu dan slalu kuingat
Kerlingan matamu dan sentuhan hangat
Ku saat itu takut mencari makna
Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada


Definisi ruang rindu buatku dengannya adalah laboratorium fisika dasar dimana yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama kami. Kala itu Ayana yang sedang merapikan alat praktikum sendirian, aku yang tak sengaja lewat memutuskan untuk sekedar menyapanya.

“Sendirian?”

“Iya,” jawabnya lesu, sambil tetap merapikan alat-alat tersebut.

“Inhall?” (Inhall adalah praktikum susulan)

“He’em,”

“Udah dapet semua datanya?”

“Belum, ini masih banyak yang kosong,” jawabnya lirih, tampak jelas raut kecewa terpancar dari wajahnya.

“Sini biar gue yang isi,” aku mengambil alih kertas praktikumnya tanpa permisi.

“Eh tapi—“

“Tenang, gue udah praktikum bab ini kok. Lagipula dosen pengampu kita beda, gak bakal ketahuan kalo data kita sama,” jawabku sambil tersenyum, ia masih diam tak bergeming.

Untung baru aja praktikum bab ini, kalau tidak mampuslah aku mati kutu niat bantu cewek cantik malah keliatan begonya.

“Kelaaarrrr!!” aku memberikan kertas praktikumnya, sambil berjingrak kesenangan. Entah kenapa aku merasa lebih senang darinya pada saat itu.

Ia tersenyum, sungguh indah sekali senyumannya waktu itu. Manis, tulus, sopan, apalagi ditambah dengan lesung pipinya yang dapat membuat siapapun anak Adam yang melihatnya terpesona, termasuk aku.

“Kamu pinter ya,” pujinya, ia menatap mataku dalam, aku terhanyut karenanya.

“Ehh gak juga, kebetulan aja masih inget, hehe,” responku cepat sambil menggaruk belakang kepalaku.

“Makasih ya, engg?”

“Dion, panggil aja Dion,”

“Makasih ya Dion,”

“Sama-sama,”

Tanpa sadar air mataku mengalir, berjatuhan bagai gerimis di kala senja. Usaha melupakannya dengan menjaga jarak dengannya selama dua bulan sia-sia karena kejadian barusan. Nampaknya aku memang belum pantas disebut lelaki dewasa, gumamku sendiri.


***​

Kalo bukan karena peraturan sialan itu, aku gak akan sebodoh ini ngelepas kamu, Ay. Batinku sendiri sambil melihat foto Ayana yang tetap setia menjadi wallpaper Iphone-ku.

Apa faedahnya pacaran yang terasa seperti tanpa status, susah ngedate, sekalinya bisa jalan bareng harus ditemani oleh dua teman ceweknya yang rasanya aku bagai lelaki tanpa identitas karena main sama cewek mulu padahal aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama orang kesayanganku.

Kontrak sih kontrak, tapi gak sampai mengambil HAK ASASI MANUSIA dong! Member juga manusia, perlu cinta dan kasih sayang dari lawan jenis yang dicintainya. Sejujurnya aku ingin agar Ayana ‘lepas’ dari kontrak sialan itu, namun apa daya aku sadar aku tak mau merusak masa depan dan impian Ayana hanya karena keegoisanku.

“ *OT BANGSAT!! ” umpatku sambil menendang tong sampah yang menjadi target pelampiasan amarahku.

Aku menghapus air mataku dan beranjak untuk mencari makan, dari kejauhan aku melihat sesosok wanita merapikan sampah yang berserakan akibat tong sampah yang barusan ku tendang tadi terbalik.


DEG, aku merasa iba, bodoh, malu di saat yang bersamaan.


“ANINNN!!” terdengar teriakan seseorang dari kejauhan.

“Iyaa sebentarr,” wanita itu segera menyelesaikan tugasnya mengembalikan sampah ke tempatnya, dan berlari menuju sumber suara tadi. Aku menghampiri lokasinya tadi dan menemukan sebuah co-card Panitia terjatuh.

f6d5f0719291033
Nama : Aninditha Rahma Cahyadi

Jabatan : Anggota Sie Humas

Prodi : Ilmu Komunikasi 2017​
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
gue belum baca sih tapi ada lirik Leto ruang rindu lagu favorit gue dengan ini gue wajib mengambil bingo di tread ini
 
ini rasa-rasanya bakal jadi cerita yang bagus, izin pasang patok di sini
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
patok dulu tanah ini milik Negara
hahaha
Ijin Masang Portal Hu..
Lanjutkan suhu
Pasang landmark dulu boskuh
bukalapak lagi dimari wkwkwk
Tinggalin Jejak gan
Pasang tenda dulu gan

Hahaha terima kasih atas sambutannya yang meriah suhu-suhu sekalian, ini TS lagi ngegodok gimana caranya sex scene tapi tetep dengan porsi drama saat eksekusinya, lumayan rumit dengernya tapi ya semoga aja lah bisa memenuhi ekspetasi suhu sekalian.

Dan untuk eksenya sabar yaa haha, soalnya TS masih mau nge-build drama nya dulu biar enak ke depannya.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd