Ketika hanya rasa panas dan rasa dingin yang dapat dirasakan, maka hambarlah terasa dunia ini. Mungkinkah akan terasa manis bila dicampur sesendok gula, ataukah terasa asin bila bercampun dengan segenggam garam????
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini senantiasa menggelayut mesra didalam benak ini. Ingin kurasakan bermacam rasa emosi yang sering kujumpai didalam kehidupan ini. Namun entah mengapa rasa emosi tersebut,seperti enggan tuk menyapa diriku ini.
Sering kucoba untuk meresapi rasa yang mungkin timbul, pabila ada manusia menyentuh ragaku. Hanya sekedar tuk memahami rasa emosi apa yang sedang menggelayuti benak mereka. Terkadang aku diputar-putar, tak jarang pula aku dilemparkan, dibanting hingga hancur berkeping-keping. Dan seharusnya aku dapat merasakan pusing, sakit, maupun terhina karena diperlakukan semena-mena seperti itu. Selayaknya manusia yang tak pernah ingin merasa diinjak-injak maupun didzalimi. Akan tetapi rasa seperti itu tak pernah ada padaku, yang ada tetap hanyalah panas atau dingin. Sampai nanti aku tersingkirkan, ketika sudah tak lagi bisa memberikan sebuah arti maupun manfaat lagi bagi kehidupan manusia.
Rasa bahagia berjumpa dengan kerabat-kerabatku dalam suatu perjamuan acara, merupakan impian yang sangat tinggi dan tak mungkin terwujudkan. Rasa sepi ketika teronggok tak berdaya, disuatu sudut ketika sendirianpun tak mampu kuselami. Mungkin inilah takdirku sebagai gelas kaca, yang akan selalu tampak berguna dan menggiurkan pabila terisi. Dan tersisihkan ketika hanya berupa gelas kosong tak berguna...END
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini senantiasa menggelayut mesra didalam benak ini. Ingin kurasakan bermacam rasa emosi yang sering kujumpai didalam kehidupan ini. Namun entah mengapa rasa emosi tersebut,seperti enggan tuk menyapa diriku ini.
Sering kucoba untuk meresapi rasa yang mungkin timbul, pabila ada manusia menyentuh ragaku. Hanya sekedar tuk memahami rasa emosi apa yang sedang menggelayuti benak mereka. Terkadang aku diputar-putar, tak jarang pula aku dilemparkan, dibanting hingga hancur berkeping-keping. Dan seharusnya aku dapat merasakan pusing, sakit, maupun terhina karena diperlakukan semena-mena seperti itu. Selayaknya manusia yang tak pernah ingin merasa diinjak-injak maupun didzalimi. Akan tetapi rasa seperti itu tak pernah ada padaku, yang ada tetap hanyalah panas atau dingin. Sampai nanti aku tersingkirkan, ketika sudah tak lagi bisa memberikan sebuah arti maupun manfaat lagi bagi kehidupan manusia.
Rasa bahagia berjumpa dengan kerabat-kerabatku dalam suatu perjamuan acara, merupakan impian yang sangat tinggi dan tak mungkin terwujudkan. Rasa sepi ketika teronggok tak berdaya, disuatu sudut ketika sendirianpun tak mampu kuselami. Mungkin inilah takdirku sebagai gelas kaca, yang akan selalu tampak berguna dan menggiurkan pabila terisi. Dan tersisihkan ketika hanya berupa gelas kosong tak berguna...END