burukcikupa
Suka Semprot
- Daftar
- 22 Oct 2017
- Post
- 18
- Like diterima
- 3
PROLOG
Halo kenalkan, aku Dio Candra Ramadhan. Mahasiswa jurusan Teknik Sipil disalah satu kampus swasta terkenal di Jakarta. Sekarang aku sedang melaksanakan kuliah sambil kerja di salah satu perusahaan properti menengah di Jakarta. Baiklah aku tidak mau basa-basi, aku akan memulai ceritaku.
Jadi, apakah kalian yang membaca ini pernah atau masih mengalami kebutuhan sexual yang tinggi dengan berbagai macam ilusi, lalu kalian melampiaskannya. Ya, aku adalah salah satunya. Aku rasa tidak sedikit yang melakukan hal itu.
Dulu waktu aku SMA, aku termasuk murid yang nakal, suka sekali melawan opini guru, dan selalu jadi langganan disuruh kerjakan tugas di luar. Tapi, jika aku memiliki keburukan, jelas aku pasti punya kebaikan. Dan sisi baik ku adalah menjadi point guard di eskul basketku, memiliki tampang ganteng, tinggi 175 sentimeter, menjadi nilai plus untuk ku, sekalipun aku tak setampan kapten basketku.
Nah, dari sisi baik dan buruk sudah kuceritakan, sekarang aku akan benar-benar memulai cerita yang selalu kuanggap baik, tapi kudapat dengan cara yang buruk.
TIGA TAHUN YANG LALU...
Saat ini aku masih di bangku dua belas SMA, aku merasakan pubertas yang tinggi, sebenarnya bisa saja aku memacari banyak fans ku, yang selalu berteriak namaku saat aku berjuang demi nama sekolahku. Sayangnya aku tak bisa. Aku tidak pernah bernafsu dengan perempuan-perempuan yang mengagumiku. Itu adalah hal tersial yang kurasakan.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan adik kelas yang cukup dingin kepada banyak siswa di sekolahku, gadis itu terkesan menjauhi keramaian. Namanya Shani Indira, tingginya 167 sentimeter, dia mempunyai senyuman yang manis, tapi dia jarang sekali menunjukan itu. Semakin hari aku semakin dibuat penasaran olehnya. Saking liarnya kadang aku memandangi foto yang ia post di IG nya lalu ku buat bahanku onani seperti saat ini.
[/URL] [/IMG]
[/URL] [/IMG]
Aku terus memperbesar fotonya, dengan tangan kananku yang masih dengan semangat mengocok senjataku di dalam celanaku.
Melihat bibir ranumnya membuatku semakin tidak kuat, dan akhirnya
croooott.. crooootttt.. crooooooot
Aku membuang begitu saja calon penerus bangsa, aku membunuh bibit-bibit profesor. Shani memang sialan. Fotonya yang tersenyum manis saja bisa membuat ku keluar hampir delapan kali semprotan. Aku akan mendapatkanmu Shani. Dengan cara baik-baik atau dengan cara tidak baik. Suatu hari nanti, kita akan menjadi sepasang kekasih yang tidak akan pernah saling melepaskan Shani. Tunggu saja!
Halo kenalkan, aku Dio Candra Ramadhan. Mahasiswa jurusan Teknik Sipil disalah satu kampus swasta terkenal di Jakarta. Sekarang aku sedang melaksanakan kuliah sambil kerja di salah satu perusahaan properti menengah di Jakarta. Baiklah aku tidak mau basa-basi, aku akan memulai ceritaku.
Jadi, apakah kalian yang membaca ini pernah atau masih mengalami kebutuhan sexual yang tinggi dengan berbagai macam ilusi, lalu kalian melampiaskannya. Ya, aku adalah salah satunya. Aku rasa tidak sedikit yang melakukan hal itu.
Dulu waktu aku SMA, aku termasuk murid yang nakal, suka sekali melawan opini guru, dan selalu jadi langganan disuruh kerjakan tugas di luar. Tapi, jika aku memiliki keburukan, jelas aku pasti punya kebaikan. Dan sisi baik ku adalah menjadi point guard di eskul basketku, memiliki tampang ganteng, tinggi 175 sentimeter, menjadi nilai plus untuk ku, sekalipun aku tak setampan kapten basketku.
Nah, dari sisi baik dan buruk sudah kuceritakan, sekarang aku akan benar-benar memulai cerita yang selalu kuanggap baik, tapi kudapat dengan cara yang buruk.
TIGA TAHUN YANG LALU...
Saat ini aku masih di bangku dua belas SMA, aku merasakan pubertas yang tinggi, sebenarnya bisa saja aku memacari banyak fans ku, yang selalu berteriak namaku saat aku berjuang demi nama sekolahku. Sayangnya aku tak bisa. Aku tidak pernah bernafsu dengan perempuan-perempuan yang mengagumiku. Itu adalah hal tersial yang kurasakan.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan adik kelas yang cukup dingin kepada banyak siswa di sekolahku, gadis itu terkesan menjauhi keramaian. Namanya Shani Indira, tingginya 167 sentimeter, dia mempunyai senyuman yang manis, tapi dia jarang sekali menunjukan itu. Semakin hari aku semakin dibuat penasaran olehnya. Saking liarnya kadang aku memandangi foto yang ia post di IG nya lalu ku buat bahanku onani seperti saat ini.
Aku terus memperbesar fotonya, dengan tangan kananku yang masih dengan semangat mengocok senjataku di dalam celanaku.
Melihat bibir ranumnya membuatku semakin tidak kuat, dan akhirnya
croooott.. crooootttt.. crooooooot
Aku membuang begitu saja calon penerus bangsa, aku membunuh bibit-bibit profesor. Shani memang sialan. Fotonya yang tersenyum manis saja bisa membuat ku keluar hampir delapan kali semprotan. Aku akan mendapatkanmu Shani. Dengan cara baik-baik atau dengan cara tidak baik. Suatu hari nanti, kita akan menjadi sepasang kekasih yang tidak akan pernah saling melepaskan Shani. Tunggu saja!
Terakhir diubah: