Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Fenny (a tribute, a fanfic, a spin-off) [Tamat]

pimp lord

Pendekar Semprot
Daftar
17 Oct 2012
Post
1.928
Like diterima
2.424
Bimabet
Cerita ini saya buat sebagai tribute buat salah satu cerita favourite saya.


https://v1.semprot.com/threads/penderitaan-fenny.1209802/

for the second part....
Fenny (a tribute, a fanfic, a spin-off)

Bagian 3
Let's Play

Bagian 4
Enough(?)

Bagian 5 (End)
Looking Back


Enjoy….


****


Rasanya terlalu indah untuk jadi kenyataan….


Itu yang berkelebat di benak Fenny setelah sekitar dua bulan sejak dirinya di umpankan Erick untuk diperkosa ayahnya sendiri dan juga para satpam penjaga kompleks perumahannya. Dan selama dua bulan ini, Erick tidak pernah menghubunginya, atau meminta Pandu atau anak buahnya yang lain untuk menjemputnya di sekolah atau mendatangi tempat kost yang sengaja disewanya sesuai permintaan Erick untuk memudahkan mereka menikmati tubuhnya.


Apa akhirnya mereka bosan? Batin Fenny yang merasa janggal dengan absennya ke delapan orang itu untuk menjarah tubuhnya hingga luluh lantak, memperkosanya habis habisan hingga ia berkali kali pingsan, menyiksanya dengan brutal.


Fenny berada di kamar tidurnya yang menjadi saksi bisu bagaimana ayahnya menyetubuhinya dengan kasar,menyodominya dengan brutal, menamparinya, menjambak rambutnya, meludahinya.

Dan sprei itu, walau kini bersih dan wangi, pernah menjadi saksi lelehan sperma sang ayah yang meluber ke luar vagina dan anusnya, di malam jahanam ketika sang ayah dan para satpam kompleks mandapatkan kepuasan karena bisa menikmati tubuh seorang gadis muda yang mereka anggap sebagai “Fenny”.


Apa mereka mendapatkan mangsa baru? Batinnya lagi sambil membayangkan penderitaan korban baru keganasan ke delapan orang yang sepertinya tak mengenal rasa kemanusiaan itu.

Fenny lalu menyalakan laptop dan membuka hidden folder yang menyimpan file-file video yang di downloadnya dari sebuah ftp site yang dibuat oleh Erick

Site yang membuat Fenny tetap berada dalam genggaman Erick….


Dengan kondisi rumah yang kosong karena orang tuanya yang super sibuk kembali pergi, bahkan kini ke luar negeri untuk mengurus business mereka, membuat Fenny tak perlu mengecilkan volume laptopnya.


Wajah sang gadis muda itu memerah melihat rekaman video di hadapannya.

Walau sebelumnya ia pernah dipaksa Erick dan anak buahnya untuk menonton video itu, namun tetap saja ada rasa jengah di dadanya.

Entak kenapa, namun ia tak mampu, atau bahkan tak mau untuk mengalihkan pandangan dari layar monitor yang menampilkan bagaimana dirinya dipaksa memperkenalkan diri bagai seorang pelacur di atas kasur tipis di dalam box truck yang berjalan.


Tanpa disadarinya, tangannya meremas pegangan kursi sementara ia menggigit bibir bawahnya demi melihat kebrutalan para preman pasar yang bergelombang silih berganti melesakkan penis-penis kotor mereka yang harus ia bersihkan dengan hisapan mulutnya, jilatann lidahnya.


Fenny masih bisa mengingat aroma masam tubuh-tubuh para preman yang kotor, penuh keringat, yang dengan buas menciuminya, menjilatinya, melolohnya dengan liur mereka.


Tangan sang gadis menyusup masuk ke dalam tank top nya, dan mulai meremas dadanya sendiri, pahanya yang merapat, bergesekan….


Adegan di atas jembatan penyebrangan itu begitu brutal….

Fenny kembali tak percaya melihat tubuhnya orgasme dengan hebatnya ketika dua penis anak jalanan kotor dan dekil itu di benamkan sedalam dalamnya ke dalam liang vaginanya dan menyemburkan sperma ke dalam vaginanya…

Dan tanpa di sadarinya, kini tangannya bergerak dan menggesek vaginanya dari luar hot pants tipis yang dikenakannya.

Ia melihat bagaimana tubuhnya diover antar anak jalanan, bagaimana ke tiga lubangnya di sumpal penis, baik bergantian maupun bersamaan.


Dinginnya AC seakan tak terasa, bahkan kini Fenny menelanjangi tubuhnya secara utuh, ia lalu duduk telanjang di depan layar monitor, dua kakinya menapak mengangkan di pinggir meja tempat laptopnya berada.


Sebelah tangannya meremas keras payudara kenyalnya, menarik putingnya dengan keras seperti yang hiasa dilakukan Erick dan mereka yang pernah menyetubuhinya.

Sementara itu sebelah lengannya menampari vaginanya seirama dengan adegan di layar laptop yang menunjukkam bagaimana sendal sang ayah menampari vaginanya. Wajah sang gadis memerah karena mendengar hinaan ayahnya yang tak menyadari kalau ia sedang menyiksa putrinya sendiri.


Nafas Fenny memburu ketika jari manis dan jari tengahnya mengaduk aduk vaginanya dengan brutal, mengocoknya kencang, sambil remasan di payudaranya makin kuat dan keras…

Penis ayahnya yang keluar masuk anusnya, keluar masuk liang vaginanya….


Tubuh Fenny mengejang lalu bergetar hebat, kakinya melejang lejang….

“Papi…….” Erangnya kuat melepaskan orgasmenya di saat bersamaan ketika ayahnya menyemburkan spermanya ke dalam vaginanya tanpa menyadari kalau ia sedang menyemburkan benih yang untungnya dengan pil contraceptive dari Erick, tak sampai membuahi sel telurnya.


Tubuh sang gadis melemas…. Ia merasa seperti ada yang mengganjal di vaginanya, ia memandang ke bawah…. Entah kapan ia mengambil whisker yang memang disimpannya di dalam laci meja nya….

Dan kini kembali whisker itu membuat vaginanya meregang maksimal, mengingatkannya bagaimana ayahnya membuka lebar vaginanya dan membiarkan sperma dari delapan orang termasuk ayahnya sendiri menggenang di dalam vaginanya…


Perlahan Fenny mencabut whisker itu, membiarkannya jatuh berdenting ke lantai kamar. Kedua tangannya menutup wajahnya, ia menangis sejadinya….


Tubuhnya menghianatinya….

*****


Berbalut bathrobe dan dengan rambut yang berbalut handuk, Fenny ke luar dari kamar mandinya yang juga kini menghantuinya dengan ingatan bagaimana ayahnya melakukan water boarding padanya dan juga ketika mereka mengencinginya beramai ramai….


Semoga mereka bosan…. Batin Fenny…

Ia lalu duduk dihadapan meja riasnya, dan menyalakan hairdryer, mengeringkan rambutnya…


Dering ringtones dari hp nya menghentikan aktifitasnya. Ia lalu mengambil hp nya, dan nama di layar itu membuatnya jatuh bersimpuh…. Dan menangis….


It really is to good to be true…..


“I…. Iya….” Katanya setelah mampu mengatasi emosinya yang kembali melanda


“Minggu ini kamu libur semester kan?” Kata Erick yang lebih kepada penekanan dibanding pertanyaan…


“Iya….” Jawab Fenny lagi dengan lunglai. Lelaki itu tahu persis jadwal hidupnya….


“Bagus…. Sekarang, ikutin perintah gua….”

*****

Untuk kebanyakan orang, bisa traveling ke luar negeri dengan gratis, mungkin menjadi impian…

Namun tidak dengan Fenny yang nampak murung, menanti waktu boarding yang terasa sangat lama dan menyiksa. Bahkan kenyamanan business class maskapai dengan nama burung yang menjadi lambang negara itupun tak membuatnya merasa nyaman, terlebih ketika sesaat sebelum pintu di tutup, muncul seorang lelaki yang jika dalam kondisi normal akan membuat Fenny setidaknya memandang sosok itu dengan kagum.

Namun sosok yang kini duduk disampingnya dengan santai itu adalah sosok yang mengubah dan merenggut kehidupannya, masa remajanya, kepolosannya….


“Berlibur sendiri, dik?” Tanya Erick berbasa basi ketika pramugari maskapai itu dengan sopan memberikan handuk panas untuk keduanya dan kemudian complementary drink.


“Tidak, Oom…. Saya sudah ditunggu di sana….” Jawab Fenny dengan suara pelan.


“Ada tempat yang mau dikunjungi?” Tanya Erick lagi sambil berterimakasih pada sang pramugari yang mengambil handuk panas dan gelas yang sudah kosong itu.


“Saya belum tahu rencana nya Oom, saya ikut saja.” Jawab gadis itu lagi dengan suara yang semakin lirih….


Erick tersenyum puas melihat Fenny berusaha menjawab pertanyaannya dengan wajar, walaupun terpaksa….

*****


Setelah mereka having light meal di airport, Fenny kemudian melangkahkan kakinya mengikuti Erick menuju taxi yang membawa mereka menuju Phuket di mana mereka lalu menuju hotel yang memang sebelumnya sudah dibooking oleh lelaki itu.


Dalam kondisi normal, Fenny akan sangat antusias melihat pemandangan dari balcony kamar hotel yang mengarah langsung ke kolam renang, dan pantai yang indah…


Tangannya mencengkeram handrail balcony. Erick mencengkeram pingggulnya, lalu mencupangi lehernya sambil tangannya meremas vagina sang gadis dari luar short jeans yang kenakannya.


Fenny hanya bisa menggigit bibirnya membiarkan lelaki itu melecehkannya di ruang terbuka, di mana semua orang bebas melihat mereka dan tidak terlalu memperdulikan mereka.


“Elo pikir elo udah bebas?” Ejek Erick sambil meremas payudara sekal sang gadis dari dalam kaus nya yang tak tertutup bra, sesuai perintahnya.


Fenny hanya bisa melenguh menahan sakit ketika Erick memuntir putingnya dengan kasar.

Sementara sebelah lengannya kini menelusup masuk ke dalam short nya dan mengaduk vaginanya dengan kasar.


“I’m not done with you….” Katanya yang membuat jantung Fenny berdetak lebih kencang, demi mengetahui kalau penderitaannya belum lagi usai.


Erick kemudian menarik Fenny ke dalam kamar, lalu ia mengeluarkan DLSR nya….


Dengan gerakan yang dibuat seerotis mungkin, Fenny mengikuti semua perintah dan arahan Erick.


Perlahan ia menarik kausnya ke arah kepala, dan mencampakkannya serampangan, dan selama itu pula lampu blitz terus menerus menerangi tubuh atasnya yang kini telanjang, payudara ranumnya nampak menantang, walau tak besar, namun sekal dan menggoda.


Kemudian perlahan Fenny menurunkan short jeans nya, yang kancing dan zipper nya sudah terbuka sejak di balcony tadi.


Fenny membelakangi Erick dan membungkuk meloloskan celananya yang tak terbalut celana dalam, melewati sneakers yang menghiasi kakinya.


Dengan posisi itu, jelas bongkahan pantat Fenny yang bulat nampak menjulang, mengekspose lubang anus nya yang nampak mengundang dan vaginanya yang merekah, basah…


Kemudian Erick mengarahkan Fenny untuk duduk di kursi lalu mengangkat ke dua kakinya menyamping ke atas, mengumbar ke sensualan tubuhnya. Dan kemudaian ia memerintahkan sang gadis untuk mengangkangkan kakinya dan membuka vaginanya dengan jarinya.


Ilustrasi Fenny









Erick meletakkan kameranya lalu mengambil baby oil dan melemparkannya ke arah Fenny. Dan memerintahkan sang gadis untuk mengoles oil itu di sekujur tubuhnya hingga berkilat.


Erik kemudian mengambil camcorder, lalu memberi tanda pada Fenny yang sudah menerima perintah secara detail untuk bergerak secara sensual ke arah kasur, lalu duduk bersandar di kepala kasur.


Gadis itu menatap ke arah kamera sambil menggigit bibirnya. Kedua tangannya bergerak seirama. Sebelah lengan mengusap, meremasi payudaranya, serta memuntir dan mencubiti puting payudaranya sendiri, sementara sebelah lengan lagi mengusap dan meremasi vaginanya yang bersih tanpa sehelai pun rambut pubis yang nampak.


Tubuhnya mulai bereaksi…. Fenny mulai tak bisa menahan erangan, dan desahan yang keluar dari mulutnya seiring semakin intense nya ia bermasturbasi. Ia bahkan tak lagi peduli dengan camcorder yang merekam nya…

Terlebih ketika akhirnya ia menghujamkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manisnya bersamaan ke dalam vaginanya. Mengaduk aduk vaginanya dengan kasar, mengocoknya brutal. Sebrutal remasan, cubitan yang dilakukannya di payudaranya dan putingnya sendiri.


Tubuh Fenny bergetar hebat, kakinya yang tertutup sneakers melejang lejang tak terkontrol ketika orgasmenya meledak bagai bendungan jebol.


“Elo memang bakat jadi lonte, hahaha….” Hina Erick setelah mematikan camcorder nya.

“Next time kita akan melakukannya outdoor.” Katanya lagi sambil meletakkan kameranya di meja rias


Dan airmata kembali menetes dari mata sang gadis yang masih terengah engah oleh orgasm. Yang kini hanya meringkuk di kasur tanpa berusaha menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya, dan dalam kegalauannya, sang gadis jatuh terlelap.

*****


Tamparan keras di payudaranya membangunkan Fenny yang terkesiap dan berusaha menarik selimut menutupi tubuh telanjangnya. Namun Erick menahannya.

Fenny memandang ke luar jendela yang tirainyaa sengaja dibuka oleh lelaki itu, masih gelap…


Di tepi kasur, ada seorang wanita rupawan mengenakan sack dress warna cream, rambutnya di gelung rapi, perhiasan yang ada padanya sederhana, namun menajamkan aura kecantikan yang terpancar dari dirinya.


Fenny merasa jengah. Baru sekali ini ia telanjang bulat di depan seorang wanita.


“She's gorgeous, Erick….” Kata wanita itu, sambil menilai dirinya yang kini diperintahkan Erick untuk berdiri di tengah ruangan.

“Are you sure she's not for sale?” Katanya lagi…


Wajah Fenny memucat…. Apa Erick berniat menjualnya di Thailand? Dan meninggalkannya di sana?


“Not for the moment, Nat…. I still have tons of fun stuff to do with her.” Kata Erick yang membuat Fenny sedikit bernafas lega sekaligus waswas demi mendengar masih banyaknya siksaan lahir dan batin yang disiapkan Erick baginya.


“Right now, I just want her to ease a little bit Have one thing less to worry about…. Let's say as a gift for her obedience.”


“What a waste.” Kata Nat yang disambut senyum simpul Erick.

“Our deal still on, right?” Katanya lagi sambil meletakkan tas besar yang dibawanya sedari tadi.


“Of course….” Jawab Erick, “It's part of my game plan for her….”


Fenny hanya bisa menduga duga maksud percakapan keduanya yang sama sekali tak menganggap dirinya ada.


Erick lalu mencengkram lengan Fenny dan mendudukannya di kursi di sebelah Nat.


Fenny berusaha meronta ketakutan ketika Erick mengikat tubuhnya ke kursi lalu mengeratkan sebelah lengannya ke pegangan kursi. Dan ketakutannya makin bertambah ketika ia melihat Nat mengeluarkan sebuah jarum suntik.


“Semakin kamu meronta semakin lama kamu akan menderita.” Kata Erick dengan sadis ke telinga Fenny.


Gadis itu akhirnya menutup matanya dengan erat. Pasrah dengan apa yang akan dilakukan Nat pada tubuhnya.


Tak lama kemudian ia merasakan tangannya menjadi sedikit kebas. Ia membuka matanya hanya untuk melihat Nat mengambil sebuah palastic device yang kemudian direkatkan di bagian bawah bicep kanan nya. Dan wanita itu kemudian menekan slide pada device tersebut.


“Done….” Katanya sambil kemudian melekatkan sebuah patch di atas luka berbentuk garis di daerah di tempat device tadi direkatkan.


“Remember, Erick…. Stay away from her pussy for the next 24 hours…. You can handle that, can't you?” Kata wanita itu sambil menyeringai ke arah Erick yang tersenyum nakal.


“She still has two holes that I can use, remember….”


“You naughty boy….” Kata Nat sambil tertawa. Dan ada yang aneh dari tawa sang wanita….

*****

Setelah wanita itu pergi, Erick melepaskan Fenny dari ikatan di kursi. Lalu ia mengambil kembali camcorder dan kameranya yang sudah diubah setiingannya menjadi video.

Ia juga lalu mengambil kamera Fenny yang sengaja diperintahkannya untuk di bawa.


Fenny masih duduk diam di kursi, masih merasakan kebas di bagian bawah lengan kanannya, sambil ia melihat Erick mengatur posisi semua alat perekam yang ada ke arah kasur, termasuk high end cellphone yang mereka miliki.


Erick memandang ke arah Fenny, lalu membuka pakaiannya hingga telanjang bulat di hadapan sang gadis.


Walaupun penis lelaki itu sudah tak lagi terhitung berapa kali mendeposit sperma secara paksa ke dalam tenggorokan, anus, dan vaginanya, Fenny tetap merasa jengah sehingga ia sedikit memalingkan wajahnya.


“Untuk anak secerdas lo, elo pasti tahu maksud perkataan Nat, tadi….” Kata Erick sambil mencengkram rahang Fenny kuat.

“Jadi, keputusan sekarang ada di tangan elo…. Nurut ama gua atau atau gua jual elo dan bakal ninggalin elo di sini, selamanya.”


Fenny menggenggam erat lengan Erick

“Ampun…. Jangan…. Gua turuti semua keinginan elo.... Please…. Jangan tinggalin gua di sini…. Gua mau pulang….” Iba Fenny. Dirinya tak bisa membayangkan terlantar di negeri orang tanpa ada satu orangpun yang tahu keberadaannya.


“Apapun?” Tanya Erick, tegas

“Apapun….” Kata gadis itu pasrah…

“Bagus….” Kata Erick, “Sekarang berhenti nangis, kita mulai.”


Lelaki itu lalu naik ke tempat tidur, dan dengan telunjuknya memberi gesture agar Fenny mendatanginya.


Fenny bergerak se senusal mungkin. Tubuhnya yang telanjang merangkak ke atas kasur mendekati penis Erick yang setengah tegang itu.


Tangan sang gadis kemudian menggenggam lembut penis itu, mengooknya pelan. Pelahan Fenny mendekatkan mulutnya ke ujung penis Eric yang mulai ereksi, ia menyibakkan rambutnya agar tak menghalangi pandangannya, juga pandangan Erick ke wajahnya…. Ke bibirrnya yang membuka.


Fenny bisa mendengar erangan dan desisan nikmat ke luar dari mulut Erick ketika ia perlahan menjilati kepala penis lelaki itu sambil tangannya tetap mengocok batang penis yang makin mengeras itu.


Sambil sesekali menyibakkan rambutnya sendiri, Fenny mulai memasukkan penis Erick yang sudah tegang sempurna itu ke mulutnya. Gadis itu bisa merasakan batang panas lelaki itu bergesekan dengan dinding pipinya, dengan lidahnya ketika ia mengemut penis itu, lalu mendorong kepalanya ke bawah, terus… hingga seluruh batang penis lelaki itu masuk ke dalam mulutnya.


Erick menikmati pelayanan Fenny yang dilakukan karena ancamannya tadi . Erick melihat usaha Fenny yang mengkombinasikan gerakan menghisap, mengocok dan menjilati penisnya. Ia senang melihat bagaimana gadis itu berusaha sebaik mungkin memuaskannya agar ia tak sampai ditinggalkan seorang diri di negara ini. Terlebih setelah ia menyita passport sang gadis.


Erick lalu menjambak rambut Fenny hingga hisapan di penisnya terlepas, ia lalu mengangkang kan kakinya sedikit tingi….


Fenny tertegun…. Selama ia diperkosa, ia belum pernah melakukan ini…. Namun ketika ia melihat wajah Erick yang kaku, ia tahu kalau dirinya tak punya pilihan lain.


Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke.lubang anus Erick, perlahan lidahnya ke luar…. Dan untuk pertama kalinya, lidahnya menjilati lubang pembuangan manusia itu.


Gadis itu mencoba menahan mual di perutnya sambil ia menjilati lubang anus Erick, mengeratkan bibirnya ke sekitar lubang itu sambil lidahnya mencuci bersih area sunhole sang lelaki. Sementara itu tangannya sendiri tak tinggal diam karena Erick membimbing lengan halusnya dan membuatnya mengocok penis Erick yang terasa makin keras itu.


Erick kembali menjambak Fenny, mendekatkan wajah sang gadis ke wajahnya lalu memagutnya buas…. Membuat Fenny sedikit gelagapan menerima serangan lidah sang lelaki yang dengan brutal membelit belit lidahnya yang kini sensitive itu.


“Reverse cowgirl, dan masukkan ke pantat lo.” Perintahnya pada Fenny….


Sang gadis lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Erick lalu mengangkang di atas penis sang lelaki yang telah ereksi sempurna. Tangannya menggenggam penis yang untungnya masih licin oleh liurnya dan perlahan sambil ia menurunkan tubuhnya, mengarahkan penis itu untuk membelah liang anusnya.


Fenny merasakan sensasi mulas di perutnya ketika penis utu akhirnya bersarang sempurna di dalam anusnya. Ia lalu mulai menaik turunkan tubuhnya, membuat penis sang lelaki mulai mengaduk dinding ususnya.


Sensasi mulas itu makin terasa ketika Erick ikut menyentak-nyentakkan pinggulnya ke atas. Menghujam kasar anusnya, sambil lelaki itu memberi tamparan tamparan keras di paha dan bongkahan pantat sang gadis yang memantul mantul di atasnya.


Rasa mulas di perutnya memberi sensasi tersendiri pada Fenny, sensasi yang sudah sering dirasakan, sensasi yang perlahan membuat sang gadis tak lagi busa menahan desahan dan erangannya yang terdengar erotis.


Tangannya dengan sendirinya bergerak, kembali meremasi payudaranya yang mengeras karena terangsang, mencubiti putingnya yang belum lagi terlalu muncul. Sebelah lengannya kembali mengobel dinsing vaginanya yang semakin basah, sambil sesekali menepuk keras dan meremas vaginanya.


Gelombang orgasme itu mendekat…. Tubuh Fenny nampak makin liar bergerak, pinggiulnya maju mundur dengan cepat, menghentak hentak…. Hingga….


“Ngghhhh….” Fenny melenguh kecewa ketika Erick mendadak mendorongnya hingga terguling ke samping…. Refleks gadis itu berusaha meraih penis sang lelaki, mencoba memasukannya kembali ke dalam anusnya…


Namun Erick mendorongnya…. Ia sedang menghancurkan harga diri Fenny dengan membuat gadis itu nyaris mendapatkan orgasmenya.


Ia senang melihat wajah Fenny yang memerah dengan birahi tinggi yang tak terkontrol…


“Elo mau ini?” Goda Erick sambil menepuk-nepuk penisnya ke pipi Fenny


“Mmhhhh….” Desah Fenny penuh nafsu….


“Jawab yang bener kalau ditanya….” Kata Erick,berusaha merendahkan martabat sang gadis…


“Iyah… gua pengen….” Jawab Fennu sambil meraih penis Erick dan mengocoknya sambil matanya nampak nyalang, ingin dipuaskan.


“Pengen apa? Ngga jelas tau….” Goda Erick sambil mendesah karena Fenny kini mengoral penisnya yang baru saja berlabuh di anus sang gadis. Gadis yang seakan tak peduli lagi dari mana penis tadi berasal.


“Pengen kontol…. Gue pengen kontol…. Gue pengen kontol di pantat gue…. Please… entot pantat gue…. Please…. Ooougghh….” Jawab Fenny sambil meringis karena Erick menjambak rambutnya, dan meckengram dagunya lalu kemudian meludahi muka Fenny….


“Nungging, sana, Lonte!” Hardik Erick yangnlangsung dituruti Fenny, hingga kini ia bertumpu dengan siku dan lututnya, menghadap langsung ke arah cermin kamar, dan dua buah recording device yang ada di sana.


“Ngggaaaahhhhh….” Lolong Fenny lepas ketika kembali penis Erick menghujam anusnya. Kini, lelaki itu yang pegang kendali. Ia menjambak rambut Fenny dengan lengan kananya, dan menariknya hingga wajah sang gadis tengadah ke arah kamera. Tangan kirinya menampari bunglatan pantat Fenny dengan keras bergantian kiri dan kanan, bagai joki mencambuki kuda tunggangannya, hingga pantat sang gadis yang tadinya putih mulus, kini berubah kemerahan.


Sementara sodokan penisnya di anus sang garis menjadi brutal. Setiap sodokannya membuat Fenny terlonjak lonjak ke depan…


Erick.merasa kalau anus sang gadis menjepit penisnya. Ia lalu meremas leher Fenny dan berkata….


“Elo mau nyampe, Lonte? Hah! Elo mau nyampe….?!” Bentaknya


“Iyah…. Oohhh please…. Gua udah ngga tahan…. Please….” Mohon Fenny yang merasakan kalau orgasmenya tinggal di ujung tanduk. Memohon agar Erick tidak mencabut penisnya lagi….


“Then cum, you Bitch!” Bisik Erick keras di telinga Fenny yang langsung saja melepaskan orgasmenya yang tertahan…


Tubuh sang gadis bergetar hebat, matanya mebelalak, mulutnya membuka lebar, cairan vaginanta meluber, mambasahi pahanya, menodai sprei yang sudah tidak jelas bentuknya itu.


Tubuh Fenny yang lunglai tak membuat Erick berhenti, ia malah makin brutal menyodomi anus sang gadis yang kini tak lagi mencengkram penisnya. Kedua tangannya mecengram pinggul sang gadis, membantu menghentak hentak Fenny yang kini hanya bagai boneka kain yang terayun ayun mengikuti hentakan Erick di anusnya hingga ia merasa kalau hujaman penis sang lelaki di anysnya makin tak beraturan, nafas sang lelaki yang semakin berat. Dan gadis itu kembali mengalami orgasme kecil ketika penis sang lelaki menyemburkan benihnya ke dalam rectumnya, membuat dinding anusnya terasa hangat.


Erick lalu mencampakkan Fenny begitu saja, dan sebelum ia bangkit untuk mematikan semua recording device, ia mengangkat kepala Fenny yang terkulai lemas dan berkata…

“Elo baru saja orgasme karena disodomi tanpa paksaan dari kontol yang sudah membuat hidup elo lebih rendah dari pelacur paling murahan sekalipun…. Elo memang punya bakat jadi lonte, cuih!” Ujar Erick sambil meludahi wajah Fenny.


Gadis itu kembali tersadar…. Ia kembali meringkuk dan menangis tersedu-sedu…. Tubuhnya menghianatinya lagi…. Kenapa ia amalah menikmati perkosaan ini? Ia bisa saja melawan, ia bisa saja mengigit putus penis itu…. Ia bisa saja mengakhiri kebiadaban mereka dengan melaporkan mereka ke polisi…. Toh walau hidupnya hancur, namun setidakanya ia bisa bebas…. Tapi kenapa ia malah memilih mengikuti permainan liar mereka, sampai jauh seperti ini?....


“Ayo, mandi! Badan lo bau peju!” Perintah Erick sambil menampar pantat sang gadis.


Dengan langkah lunglai Fenny melangkah ke kamar mandi, ia sedikit kaget karena Erick juga ikut masuk ke dalam kamar mandi itu.


“Alah…. Elo udah ngga keitung berapa kali gua entot, gua udah tahu badan telanjang elo kaya apa. Buruan. Mandi!” kata Erick sambi kencing di toilet yang membuat Fenny kembali trauma kerana mengingat tubuhnya pernah dikencingi beramai-ramai, termasuk oleh lelaki itu…. Lelaki itu tahu benar bagaimana membuatnya terintimidasi….


Setelah mandi singkat, Erick memerintahkan Fenny untuk berganti dengan pakaian yang telah disiapkannya. Hotpants dengan nude colour, dan sebuah t-shirt longgar dengan bahan yang sangat tipis, nyaris transparent, dan karena longgarnya, sebelah bahunya pasti akan terlihat, dan semakin memperjelas kenyataan kalau dirinya tak mengenakan apa apa lagi di balik “pakaian” itu.


Erick juga memerintahkan Fenny untuk mengikat rambutnya dengan model kuncir kuda sehingga dirinya tak bisa menutupi wajahnya dengan rambutnya.

****

Fenny merasakan wajahnya memerah bagai udang rebus. Ia bisa merasakan pandangan lapar yang seakan menelanjangi dirinya dari setiap lelaki, baik expats maupun local Thai people. Juga pandangan sinis maupun melecehkan para perempuan, baik tourist yang merasa terganggu dengan ke vulgaran sang gadis, atau pelacur yang merasa tersaingi dengan kecantikan alami sang gadis, atau keberuntungannya untuk mendapat pelanggan se awal itu, sementara mereka harus menjajakan diri mereka pada para pencari nikmat, di sepanjang jalan yanh dikenal dengan Patong Nightlife nya….

Dan Fenny, ia sendiri memang merasa bagai pelacur yang sedang berjalan bersama lelaki yang membookingnya. Dan ia harus nampak bahagia….


Erick terus menerus merendahkan dirinya ke level yang tak pernah bisa di duganya. Bila sebelumnya ia diperkosa dengan brutal di ruangan terisolir atau yang tak mungkin diketahui orang jika tidak disengaja.


Namun kini, walau ia berpakaian, ia seperti telanjang…. Ia tahu semua orang bisa melihat payudaranya yang ranum ketika cahaya lampu menembus kain tipis t-shirt itu. Dan hotpants nude nya memperparah asumsi orang yang menyangkanya tak mengenakan celana sama sekali, sehingga beberapa kali ketika Erick mengajaknya singgah ke coffee shops dan sengaja membuatnya duduk langsung ke arah jalan, para pelancong maupun waitress pria selalu berusaha melirik ke arah selangkangannya, untuk memastikan apakah dirinya telanjang atau tidak.


Ketika malam semakin larut, Erick membawa Fenny ke sebuah night club.


Gadis itu melihat Erick menyelipkan lembaran dollar ke genggaman tangan sang bouncer sambil mereka bersalaman, tanda kalau Erick sering berkunjung ke tempat itu.


Fenny merasa ragu menerima minuman di tangannya….


“Relax…. It's alcohol free….” Kata Erick sedikut berteriak di telinganya, meningkahi hingar bingar dentum house music yang menggelegar di ruangan yang pengap dengan asap rokok.


“Gua mau elo tetap sadar….” Kata lelaki itu lagi yang membuat hati Fenny mencelos bagai bara disiram air. Degradasi dirinya masih jauh dari kata usai….


Dan benar saja, ketika lagu berganti Erick memerintahkan Fenny untuk naik ke meja dan mulai menari dengan sensual di hadapannya.


Fenny merasa jengah, perlahan ia naik ke atas meja dan sebisanya mengikuti dentuman house music sambil bergoyang seerotis mungkin. Kenyataan jika di beberapa meja lain juga nampak wanita-wanita yang meliuk liar di atas meja masing masing tak membuat gadis itu tenang, karena ia tahu, sebagian dari mereka sudah high, atau memang exhibitionist. Dan mereka sudah tak peduli jika rekaman video amatir mereka yang direkam diam diam.oleh pengunjung bar maupun pasangan mereka tersebar…. Fenny hanya bisa berharap temaramnya cahaya bar akan mengaburkan wajahnya.


Kemudian sang mc berteriak ke arah para pengunjung. Sebuah challenge diadakan. Para wanita yang datang menggunakan t-shirt wajib mengikuti wet t-shirt contest.


Fenny memandang panik ke arah Erick yang menyeringai jahat. Terutama ketika lampu sorot menyinari dirinya yang masih berdiri di atas meja. Erick sudah merencanakan ini semua…


Teriakan-teriakan nakal, vulgar dan melecehkan mengiringi langkah Fenny dan beberapa gadis lainnya ke arah panggung.


Musik kembali berdentum. Fenny dengan terpaksa kembali bergoyang nakal di atas panggung, kali ini ditonton para pengunjung yang sebagian secara sembunyi-sembunyi merekam challenge itu.


Dan sorak sorai membahana, siulan dan suitan nakal bergelora terutama ketika tubuh Fenny diguyur satu pitcher beer dingin. Hanya dirinya satu-satunya gadis yang tidak mengenakan bra…


Air mata sang gadis tersamarkan guyuran pitcher beer ke dua yang menandakan dirinya adalah pemenang challenge itu.


Airmata yang keluar karena tanpa bisa ditahannya, ia mendapat orgasme kecil seiring siraman beer tadi.

****

Perjalanan pulang menuju hotel menjadi lebih menyiksa bagi Fenny. Badannya terasa makin dingin akibat kaus basah yang dikenakannya.


Pandangan buas para lelaki mabuk maupun penuh nafsu makin diperolehnya karena kini payudara dan putingnya tercetak dengan jelas.


Ini lebih memalukan dibanding perkosaan demi perkosaan yang dialaminya. Ketika ia diperkosa, ia masih bisa menjaga imagenya sebagai gadis polos dan lugu. Namun saat ini, dirinya direndahkan begitu rupa. Dirinya terekspose jelas, wajahnya bisa saja dikenali dengan mudah, bahkan kini tubuh muda ranumnya bukan tak mungkin sudah terebar di internet. Menjadi bacolan banyak lelaki, bahkan teman temannya. Atau bahkan ayahnya….

Dan perasaan yang bercampur dalam benak Fenny menyebabkan vaginanya menjadi lembab dan basah…. Dan bahkan Femny tak menyadarinya.


Erick memandang gadis yang moralnya mulai hancur itu dengan senyum penuh kemenangan. Gadis itu tanpa sadar berjalan merapatkan pahanya, seakan gatal dan ingin digaruk

****

Kembali di balcony hotel….

Fenny semakin mengigil karena udara dingin yang makin membuat kaus basahnya makin menyiksanya.


Erick mendesaknya ke pinggir balcony, dan dengan kasar ia membuka hotpants sang gadis lalu dengan tak sabar menurunkan celananya sendiri.


Fenny ketakutan, ia berpegang erat pada pagar balcony. Erick menaikkan pakanya melingkari pinggang lelaki itu, sementara sangnlelaki menghujamkan penisnya dengan brutal ke dalam anus sang gadis.


Hentakan demi hentakan kasar pinngul Erick membuat tubuh Fenny semakin condong ke luar balcony.


“Please…. Oh please….” Kata Fenny ketakutan yang malah membuat Erick semakin brutal menyodomi sang gadis karena ketakutannya membuat cengkraman dipenisnya makin kuat.


“Bilang kalau elo seneng dilecehin kaya tadi. Bilang kalau memek elo basah waktu jalan pulang tadi.” Kata Erick sambil menggenjot penisnya dengan kasar di anus sang gadis.


“Iyah…. Iyaaaah…. Gua seneng dilecehin…. Memek gua basah…. Gua dapet waktu disiram beer….”


“Hahaha…. Elu emang Lonte!” Tawa Erick sambil menyodok anus sang gadis dalam dalam, dan untuk kedua kalinya ia mengisi rectum Fenny dengan sperma nya.


Erick lalu melapaskan pinggang Fenny hingga kini sang gadis terduduk di lantai balcony.

Fenny masih mengatur nafasnya ketika Erick melangkah masuk ke dalam kamar dan mengunci nya di luar.


Fenny yang panik mengetuk-ngetuk kaca kamar, memohon pada Erick agar dibiarkan masuk.


Erick membawa camcorder ke arah partisi balcony lalu mulai merekam tubuh sang gadis yang nampak pucat kedinginan dengan tubuh berbalut t-shirt basah.


Sang gadis tak peduli jika tetangga sebelah kamar hotel mendengar dan mengetuk lebih keras. Hawa dingin itu membuatnya juga ingin buang air kecil….


Melihat Erick yang hanya tersrnyum jahat dari belakng camcorder nya, Fenny tahu apa yang harus ia perbuat agar bisa masuk ke dalam kamar, maka tanpa ragu ia segera membuka t-shirtnya, dan mencampakkannya ke lantai balcony.


Namun dugaannya salah, Erick tetap diam di belakng camcorder nya, walau sang gadis setengah menggedor kaca kamar, memohon agar diperbolehkan masuk ke dalam kamar, sambil kini tangannya menekan vaginanya, dan kedua pahanta merapat erat.


Telanjang, menahan dingin dan keinginan buat buang air kecil. Fenny akhirnya berjongkok di depan kamar, menelungkupkan wajahnya di balik tangan dan kencing di balcony….


Erick tertawa terbahak-bahak melihat sang gadis yang tak bisa menahan kencingnya itu. Dan semuanya terdokumentasi dengan rapi..


Fenny kembali menangis di atas pembaringan di dalam dekapan Erick. Lelaki itu membuatnya melakukan hal-hal yang di luar nalar nya sebagai gadis lugu. Dan Fenny terisak hingga akhirnya ia jatuh tertidur karena kelelahan psikologis yang menghantamnya seharian ini.

***

Jambakan di rambutnya membuat Fenny tersentak bangun, dengan sedikit terseret ia bangun dari tempat tidur mengikuti tarikan di rambutnya.

Erick lalu mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi dengan kasar hingga dirinya terduduk di bawah keran shower.


Fenny gelagapan, semburan hangat beraroma pesing dan kelat menerpa wajahnya…


Lelaki bajingan itu mengencinginya.


Fenny yang terkejut, reflex membuka mulutnya. Dan kesempatan itu digunakan Erick untuk langsung mengarahkan kencingnya ke mulut Fenny yang langsung tersedak dan mual demi merasakan cairan pesing dan kelat itu masuk ke dalam mulutnya, bahkan sebagian tertelan olehnya.


Fenny meringkuk dan menangis sejadinya di bawah shower sementara Erick meninggalkannya begitu saja.


Fenny tak percaya dengan apa yang barusan terjadi…. Kenapa lelaki itu begitu benci pada dirinya…. Apa kesalahannya…. Bahkan ia tak mengenal lelaki itu pada awalnya….


Fenny menyikat gigi dan mulutnya hingga gusinya berdarah. Walau ia sudah terbiasa dengan rasa dan aroma sperma, dan ia sudah pernah dikencingi sebelumya, namun aroma pesing itu seakan melekat erat tak mau hilang dari dalam rongga mulutnya.


“Belum mandi juga? Badan lu bau pesing tau.” Kata Erick yang kembali masuk ke dalam kamar mandi, kini telanjang bulat.


Fenny langsung bersimpuh dan berlutut, memeluk sebelah kaki Erick.


“Ampunnn…. Please…. Jangan siksa gua lagi…. Salah gua apa….” Isak Fenny mengiba…


“Salah lo itu karena lo ada di tempat yang salah di waktu yang salah.” Kata Erick dengan santainya.

“Dan sekarang udah nasib lo buat jadi lebih rendah dari pelacur murahan sekalipun…. Setidaknya mereka masih di bayar, sementara elo?” Leceh Erick sambil menyentak kakinya, membuat Fenny terjengkang ke lantai kamar mandi

“Memek, mulut, sama pantat elo udah dipake sama preman pasar, anak jalanan, orang-orang rendahan yang kotor, dekil, bau, gratisan lagi. Laki-laki normal mana mau make memek bekas kaya lo. ” Kata Erick sambil menginjak pipi sang gadis, mengusap-usapkan kakinya ke wajah Fenny yang menangis sejadinya demi mengingat semua perlakuan lelaki itu pada dirinya.

“Dan parahnya lagi…. Ini memek….” Kata lelaki itu lagi sambil menginjak dan menjejakkan kakinya di vagina Fenny. “Malah dapet waktu dientot sama bapak lo sendiri…. Elo lebih parah dari pelacur!”


Fenny tersedu-sedu…. “Please…. Elo udah cukup ngehancurin hidup gua…. Ngerenggut semuanya dari gua…. Apa belum cukup elo siksa gua….” Isak Fenny mengiba, sambil memegang kaki Erick yang sedang menindas payudaranya bergantian dengan telapak kakinya.


“Masih jauh dari cukup…. Gua masih punya banyak permainan buat elo…. Dan masalah ngelepasin elo…. Kalau elo ngikutin mau gua, suatu hari nanti gua pasti bakal lepasin elo, toh elo ngga bakal bisa sama kaya dulu lagi…. Sekarang aja memek elo banjir begini. Hahaha….” Leceh Erick demi melihat cairan bening membasahi vagina sang gadis, ketika kembali Erick menjejakkan kakinya di vagina Fenny dan meremas vagina sang gadis dengan telapak kakinya, seperti orang mematikan puntung rokok.


Fenny memang menyadari vaginanya yang menjadi lembab sementara Erick melecehkannya dengan brutal. Airmatanya yang mengalir adalah campuran antara kesedihan dan rasa marah pada dirinya sendiri yang semakin mudah untuk terangsang diperlakukan hina seperti ini. Sekuat apapun batinnya menolak, tubuhnya mulai berkhianat.


Ketika Fenny akhirnya dibiarkan kembali bersimpuh di kakinya, Erick terus merendahkan sang gadis, menghancurkan moralnya.


“Sekarang gua mau lo jawab jujur. Seberapa sering sekarang elo masturbasi sambil nonton bokep elo sendiri, hah?!” Tanya Erick sambil menyalakan shower dan menarik Fenny untuk mandi bersamanya.


“Jawab!” Bentak Erick sambil memuntir kedua puting payudara Fenny hingga sang gadis menjengit kesakitan.


“Sering…. Aduh ampun…. Sakit…. Gua udah sering masturbasi sambil nonton bokep gua….” Kata Fenny…


“Lo sange lihat elo diperkosa?” Tanya Erick yang kini memeluk erat Fenny dari belakang, meremas tenggorokannya, sambil menghujamkan penisnya ke mabli ke dalam anus sang gadis.


Fenny terlonjak lonjak di bawah shower, ia sedikit gelagapan karena air shower yang menerpa wajahnya membuatnya sulit bernafas. Dan itu membuat anusnya berkontraksi dan meremas penis Erick dengan kuat.


“Uggghhh…. Iyah…. Gua sange…. Aduh, sakiit…. Pelan…. Please…. Perih….” Iba sang gadia terbata bata karena air shower membuat penis lelaki itu kehilangan cairan pelumas, dan membuat anusnya kering. Rasa perihnya nyaris tak tertahankan.


“Jawab yang bener!” Bentak erik.lagi sambil menggenjot anus sang gadia kuat kuat.


“Oogghhh…. Aaahhh…. Iyah…. Gua sange lihat memek gua dijejelin kontol…. Pantat gua disodomi…. Gua sange…. Uugghhh…. Lihat muka gua waktu lagi dapet…. Gua sange lihat mereka ngentotin gua rame-rame….” Erang Fenny yang merasa kalau tubuhnya mulai menggeletar…. Bayangan tubuhnya yang dijarah habis-habisan. Disiksa habis-habisan, kembali membuatnya terangsang…. Dan genjotan penis di anusnya makin membuat gelombang orgasme makin mendekati puncaknya….


Erick.menarik leher Fenny hingga punggung sang garis menempel di dadanya…. Lelaki itu lalu berbisik. “Elo jadi kepikiran pengen ngerasain kontol bapak lo lagi, kan.”


Kalimat itu membuat bendungan Fenny jebol….

“Iyaaaahhh…. Papiiiiiihhhhh….” Desah Fenny keras sambil melepaskan orgasmenya, seiring semburan sperma Erick di dalam anusnya.

****

Walaupun bagaimana, Fenny tetaplah seorang gadis muda yang masih malu-malu untuk berpenampilan vulgar…


Erick membawanya berjalan jalan di pantai, saat itu mereka sudah checkout dari hotel dan berpindah penginapan di sebuah bungalow dengan terrace yang langsung menuju ke pantai, tempat kini mereka berjalan, dan Fenny mangenakan babydoll rajutan dengan lubang-lubang yang sangat besar hingga jelas meperlihatkan balutan bikini berwarna merah menyala yang dikenakannya.


Fenny sedikit bersyukur karena Erick memberinya sebuah topi lebar dan kacamata hitam untuk sekedar membuat wajahnya tak terlalu terlihat oleh tatapan lapar tourist dan local people yang seakan ingin menerkam dan memperkosanya.


Erick terus menerus menanamkan degradasinya pada Fenny yang nampak berjalan sambil sedikit menundukkan wajahnya.


“Ngapain juga lo harus malu pake bikini? Ini pantai…. Elo juga ngga bugil, kan?” Kata Lelaki itu….

“Lagian, malam kemaren elo malah lebih parah…. Orang bisa lihat muka elo, toket elo…. Malah memek elo kecetak jelas.”

Lelaki itu berkata seakan Fenny yang sengaja berpakaian seperti pelacur rendahan…

“Lo inget, badan telanjang lo itu udah dilihat sama banyak orang…. Elo juga udah pernah bugil, ngentot di emperan toko….”


Wajah Fenny memerah mengingat neraka di jembatan penyebrangan dan emperan toko itu. Dadanya berdegup kencang…


“Jadi buat apa lagi elo malu buat mamerin asset elo…. Elo harusnya bangga kalau elo itu laku.... Elo harus bersyukur kalau memek afkir elo itu masih ada yang mau ngentotin….” Lanjut Erick yang membuat Fenny makin merasa seperti sebuah benda, dan bukan manusia….


“Nah…. Kita sampai.” Kata Erick tiba-tiba.


Mereka kini berada di area teluk yang cukup terlindung, tak nampak travellers di sekitar mereka.


Dada Fenny berdegup…. Lelaki itu mengeluarkan kameranya.


Kembali Fenny harus bergaya bagai adult model di hadapan Erick, dan mengikuti perintah lelaki itu.


Pertama ia harus bergaya biasa bagai seorang gadis remaja yang memang sedang berlibur di pantai…. Kemudian Erick memerintahkan Fenny untuk melepaskan babydoll nya.

Jepretan demi jepretan kamera mengabadikan prosesi babydoll itu terlepas dari tubuh sang gadis, dan menampilkan bikini merah menyala dengan model tali sebagai pengikatnya.


Dilanjutkan dengan adegan Fenny yang menjatuhkan topi lebarnya ke pasir pantai hingha kini ia nampak sexy hanya berbalut bikini dan kacamata hitam.


Setelah beberapa pose yang sensual hingga menggoda, akhirnya Erick memerintahkan Fenny untuk perlahan, dengan bergaya genit dan menggoda, melepaskan kacamata dan bikininya. Mulai dari ketika sang gadis melepas tali top piecesnya dan sengan sensual membuka side loop pengikat bottom piece bikinya.


Kini Fenny telanjang bulat…. Sinar mentari yang sedang terik teriknya bersinar menerpa tubuhnya yang diperintahkan Erick untuk duduk di pasir pantai, dengan tangan bertopang ke belakangnya, sebelah kaki selonjor, dan sebelah kaki tertekuk.


Kemudian Erick mengabadikan tubuh telanjang Fenny yang diperintahkannya untuk merebahkan dirinya di atas pasir pantai yang panas, tetap dengan sebelah kaki yang tertekuk dan sebelah selonjor.


Kemudian Erick memerintahkan sang gadis untuk berjalan menuju laut, dan bermain dengan ombak lautan. Seluruh adegan termasuk ketika sang gadis melangkah dengan tubuh telanjang, terpapar sinar mentari, ke luar dari laut dan berjalan ke arahnya.


Erick kemudian membawa Fenny ke arah ceruk bebatuan di teluk itu. Ia lalu mengabadikan lagi beberapa pose sang gadis di antara karang tajam, sebelum akhirnya ia meletakkan kameranya, lalu membuka celananya.


Dada Fenny bergemuruh…. Waktu di jembatan penyebrangan, ia mungkin diperkosa mulai siang hari, namun tempatnya tertutup. Kini…. Erick akan menikmati tubuhnya di lokasi terbuka yang bisa saja didatangi orang.


Erick menelentangkan tubuh sang gadis di atas bebatuan yang cukup tajam itu, dan menelentangkan pahananya…


“Pantat atau memek?” Tanya Erick tiba-tiba…


Dan refleks Fenny menjawab…. “Memek gua…. Please….”


Erick tertawa terbahak, sementara Fenny memalingkan wajahnya, malu karena ia tak bisa menahan mulutnya…. Tak ada sedikitpun perlawanan dari dirinya.


Fenny mengerang ketika ia merasakan penis lelaki itu akhirnya menghujam vaginanya yang seakan vacuum, langsung menyedot masuk penis Erick.

Sentakan- sentakan kasar sang lelaki membuat bagian belakang tubuh Fenny tergesek bebatuan tajam di bawahnya, terlebih ketika Erick menekan tubuhnya ke bawah.


Tubuh Fenny benar benar kehilangan kontrol…. Ia harusnya merasa tersiksa, dilecehkan oleh lelaki itu, namun semua sel di dalam tubuhnya seakan bergetar menerima hujaman penis sang lelaki yang menghentak-hentak kasar di dalam vaginanya hingga akhirnya ia merasakan kalau ia tak bisa lagi menahan orgasmenya.


Deburan ombak laut meningkahi lenguhan Fenny yang terkejang-kejang dengan mata terpejam erat namun mulut membuka lebar, melepaskan orgasmenya, terlebih ketika akhirnya dinding vaginanya kembali merasakan kehangatan semburan penis seorang lelaki, setelah sekitar dua bulan vaginanya tak tercemari sperma, dan sejak kemarin, sudah lebih dari 24 jam lelaki itu hanya menggunakan anus dan mulutnya untuk memuaskan penisnya.


Ketika akhirnya Erick membawanya kembali ke bungalow, hari sudah senja, dan keindahan sunset menerpa tubuh sang gafis yang kini hanya mengenakan babydoll jaring sementara bikininya sudah hilang entah ke mana.

****


Fenny memandang sosok yang memandangnya di cermin, sosok dirinya yang berbalut maiden costume.


Beberapa saat lalu setelah mereka tiba di bungalow, Erick memerintahkannya untuk segera mandi dan berganti costume dengan yang kini dikenakannya.


Erick ke luar dari balik bilik shower dan mamandang sang gadis yang jadi nampak imut itu. Penisnya langsung menegang…. Ia langsung mendekati Fenny dan menekan bahu sang gadis yang segera bersimpuh di hadapannya, dan memasukkan penis tegang itu ke dalam mulut dan kerongkongannya…. Erick menggedor mulut Fenny sampai sang garis terbatuk-batuk, tersedak, dan hampir muntah akibat sodokan brutal penis sang lelaki di tenggorokannya.


Fenny kembali harus membenahi make-up nya yang berantakan akibat quicy facefuck tadi, dan ketika ia selesai berdandan, ia bisa mendengar bell bungalow berbunyi.


Ia mendesah, ia hanya ingin kegilaan ini berakhir cepat, ia ingin segera berduaan saja dengan Erick….


Fenny terkesiap…. “Berduaan saja dengan dia?”

****


Fenny terkesiap, ia melihat Nat dan tiga orang temannya, semuanya wanita yang sangat menarik datang berkunjung…. Ia memandang ke arah Erick yang nampak tersenyum nakal.


Keempat wanita itu berbicara dalam bahasa setempat yang tak dimengerti Fenny, namun pandangan mereka yang penuh nafsu dapat dipahami Fenny…. Ia harus merelakan tubuhnya untuk pertama kalinya bersetubuh dengan wanita.


“If you ever get bored with her, just let me know, okay, Erick…. She can be our sex toy….” Kata Nat yang dibalas senyum oleh Erick


Erick berbisik ke telingan Fenny, “Jangan buat mereka marah, mereka bisa sangat kasar dan sangat jahat….”

Fenny ketakutan mendengar perkataan itu. Langkahnya terasa berat ketika Erick mendorongnya ke tengah para wanuta kelaparan itu.


“Just make sure you send us a copy, ya?” Kata Nat kepada Erick yang nampak memegang camcorder dan mengacungkan ibu jarinya.


Fenny bergetar ketika Nat dan ketiga temannya mendekat mengelilingya. Ia merasa minder…. Para wanita itu jauh lebih cantik dari dirinya…


Fenny bisa mendengar detak jantungnya yang terasa begitu keras, seakan ingin meloncat ke luar dari rongga dadanya ketika Nat memagut bibirnya lembut. Sementara ketiga temannya tak tinggal diam dan bergantian dengan Nat memagut bibirnya. Bergantian mereka memandu Fenny agar menikmati dan mempelajari teknik French kiss, dengan deep tongue twist technique.


Fenny terbuai permainan keempat wanita tang kini perlahan membimbing sang gadis untuk meloloskan maiden costume nya hingga hanya tertinggal thigh high stocking dan sepatu pantofel di kakinya.


Tubuh gadis remaja itu menggelinjang, menggeliat erotis dan sensual. Seorang teman Nat memagut bibirnya liar, dua temannya yang lain meremas lembut payudara sekal Fenny, menghisap putingnya yang mergeras, menggigitnya perlahan dan menyentil putingnya dengan lidah mereka.


Dan Nat…. Ia memberi rangsangan hebat di vagina dan lubang anus sang gadis dengan permainan lidahnya yang begitu lihai, menjilat, mengecup, menghisap, menyapu kedua lubang kenikmatan sang gadis yang selama ini hanya menjadi pelabuhan penis yang tak peduli akan dirinya.


Tak perlu lama hingga Fenny akhirnya mendapat orgasme pertamanya dalam permainan itu.


Nat kemudian bangkit dan menarik Fenny dan memagut lagi bibirnya sambil membimbing lengan sang gadis untuk membuka sack dress yang dipakainya hingga bagian atas Nat terpampang polos di hadapan sang gadis. Dan bisa melihat tonjolan payudara Nat dan ketiga temannya yang menonjol besar…. Payudara yang nampak terlalu sempurna….


Keempat wanita itu meminta Fenny secara bergantian menstimulasi payudara mereka.


Fenny berusaha memuaskan keempat wanita itu sebagaimana mereka sudah memberinya orgasme yang dahsyat, dengan menjilat, mengulum puting mereka yang mencuat indah, meremasi payudara mereka yang kenyal itu.


Keempat wanita itu kembali bangkit dan membimbing Fenny agar bersimpuh di tengah mereka.

****


Mata Fenny membelalak, pucat, panik…. Matanya liar mercari Erick, yang didapatinya menahan tawa penuh kemenangan.


Wajah memelas sang gadis tak dipedulikan Erick yang nampak puas melihat ekspresi putus asa sang gadis yang kini menhadapi empat buah penis yang tergantung di hadapannya.


Dan ia bisa melihat pandangan mengancam dari Nat dan ketiga temannya, yang kemudian bersamaan menampar-nampar wajah sang gadis dengan penis mereka.


Akhirnya, dengan tangan bergetar, Fenny menggenggam penis Nat dan dengan perasaan mual yang amat sangat, memasukkan penis itu ke dalam mulutnya. Sementara itu kedua lengannya tak tinggal diam, dan mengocok dua penis lainnya.


Bergantian mulut Fenny harus menelan empat penis, mengocoknya dengan mulutnya, menahan mual demi membayangkan siapa yang menggunakan tubuhnya saat ini…. Erick benar-benar membuatnya merasa kotor karena memaksanya memuaskan mereka.


“Please…. Please, don't…. Uuunnnggghhhh.” Mohon Fenny yang jelas tak digubris Nat.


Tubuhnya dipengang erat ketiga teman Nat, ke dua kakinya di kangkangkan selebar mungkin, membuat Fenny merasa perih di pangkal pahanya.


Namun horror terbesarnya adalah ketika Nat menggesekkan penisnya yang ereksi sempurna ke belahan vagina Fenny, dan dengan sekali sentak, menghujamkan penisnya ke dalam vagina sempit sang gadis yang mengiba tak terima akan kenyataan ketika vaginanya kini dimasuki penis seorang lady boy. Dan kegilaan itu direkam secara professional oleh Erick.


Di atas kasur king size itu, tubuh Fenny terguncang-guncang seiring genjotan kasar penis Nat di vaginanya.


Fenny merinding demi merasa dekapan erat Nat ditubuhnya membuat payudara berisi silicone milik sang lady boy menggencet keras payudaranya sendiri. Kepala sang gadis ditahan dengan kasar sehingga ia tak bisa menghindari serangan ciuman kasar Nat di mulutnya yang dipaksa membuka.


“No…. Please…. Don't cum inside me…. Please….” Mohon Fenny demi merasakan hentakkan penis Nat yang semakin kasar, penis nya berdenyut dan terasa membesar…


Nat memandang Erick yang mengedipkan sebelah matanya. Nat menyeringai dan makin dalam menekan penisnya hingga mentok ke mulut rahim sang gadis…


“Nooooo….” Lolong Fenny, merasa kalut demi merasa semburan demi semburan sperma sang lady boy memenuhi relung vaginanya….


Dan ketika akhirnya Nat bangkit dari atas tubuh Fenny yabg tergolek tak berdaya, ketiga teman Nat langsung merangsek tubuh nya tanpa memberi jeda sang gadis untuk beristirahat.


“You’re evil....” Kata Nat sambil tersenyum nakal pada Erick yang membalas dengan senyuman sambil merekam adegan erotis di mana seorang gadis remaja belia yang belum lagi genap berusia 17 tahun, sedang terlonjak lonjak di atas penis seorang lady boy sementara anusnya juga tidak dibiarkan kosong. Sebuah penis lady boy lainnya sedang menobrak abrik anus Fenny yang melolong tertahan karena mulutnya tersumpal penis yang lain. Dan mereka bertiga berotasi menikmati tiga lubang kenikmatan sang gadis yang sudah sangat lemah dan luluh lantak, hingga tak punya tenaga lagi untuk sekedar memohon agar ketiga lady boy itu tidak membuang sperma mereka di dalam vagina nya.


Fenny tergeletak lemas di atas kasur, vaginanya banjir sperma keempat lady boy yang sejenak beristirahat sambil bersenda gurau sambil merencanakan permainan berikutnya bagi sang gadis.


Fenny yang masih shock dengan kenyataan yang dialaminya, tak melawan ketika para lady boy menariknya bangun dari kasur dan memaksanya berdiri walau masih sempoyongan. Sperma mereka yang tak tertampung dalam vaginanya, meleleh turun ke paha nya.


Namun demi melihat dildo strap on itu, sang gadis kembali meronta….. namun tenaganya jelas kalah dengan empat lady boy, sehingga tak perlu waktu lama strap on itu terpasang di selangkangan Fenny yang merasa sangat malu melihat penis silicone terjuntai di selangkangannya.


Ia kembali direbahkan di atas kasur…. Ia merasa jengah demi melihat Nat merangkak naik ke atas kasur menuju selangkangannya dengan bulatan pantat yang menjulang tinggi lalu dengan rakus mendeepthroat penis silicone di selangkangannya, sambil jari telunjuk dan jari tengahnya dihujam masuk ke dalam anus Fenny dan menekannya kasar hingga sang gadis menyentak-nyentakan pinggulnya ke atas, dan membuat seakan ia menyetubuhi mulut sang lady boy.


Nat merangkak naik,meremas kasay payudara Fenny sebelum mengangkang di atas tubuh sang gadis. Tangannya membimbing batang penis silicone itu, lalu menurunkan tubuhnya, memasukkan nya ke dalam anusnya, dan kemudian menggerakkan pinggulnya ritmis. Sementara Fenny, ia bisa melihat penis Nat terayun-ayun di atas perutnya….


Nat bergerak makin cepat dan liar…. Fenny bisa melihat penis sang lady boy berkedut….

Dan tak lama…. Semburan sperma Nat menerpa kedua payudaranya yang memerah akibat diremas kasar oleh sang lady boy...bahkan sampai ke bibirnya..


Dan setelah itu, koleksi rekaman Erick bertambah dengan adegan di mana Fenny dipaksa menyetubuhi anus seorang dari mereka dengang mengunakan strap on itu.

Erick merekam dengan jelas wajah Fenny yang merah bagai udang rebus, mendengar desah dan lenguhan kenikmatan sang lady boy sambil dirinya menyentak-nyentakkan strap on dildonya ke dalam anus ladyboy itu.


Tak kemudian lenguhan Fenny yang terdengar ketika anusnya disodomi dari belakang, dan berikutnya mulutnya kembali dijejali penis


Kemudian Fenny ditelentangkan, pantatnya tetap disodomi brutal, seorang lady boy menjejalkan penisnya ke dalam vaginanya, seorang lagi memasukkan penis silicone itu ke dalam anusnya dalam posisi wot di atas tubuh Fenny, sambil tubuhnya di jamah rekannya yang sedang memperkosa vaginanya dan keduanya berpagutan. Sementara Nat, ia dengan sengaja menduduki wajah sang gadis, memaksanya mengoral anusnya, mamaksa Fenny memasukkan lidahnya ke dalam anus sang lady boy, dan memaju mundurkan pinggulnya. Setelah puas, ia lalu meperkosa mulut Fenny dengan brutal, sambil mencekik leher sang gadis.


Ke empat lady boy itu bergerak liar mengejar kenikmatan sendiri, sementara Fenny terjepit di tengah-tengah mereka, kesulitan bernafas.


Kegilaan itu terus berlanjut hingga lewat tengah malam, dan Fenny jatuh pingsan, tak kuat lagi melayani keempat lady boy yang tenaganya seakan tak pernah habis untuk memperkosanya beramai-ramai.


Vagina dan anusnya nampak melelehkan sperma kental yang tak tertampung lagi, dan lelehan yang sama juga keluar dari mulutnya yang membuka, sedikit cramp akibat sodokan kasar penis keempatnya di sana.

****

Ketika akhirnya Fenny terbangun, ia mendapati kalau ia hanya tinggal seorang diri di bungalow itu.


Fenny terlonjak panik…. Erick meninggalkan dirinya seorang diri…. Lelaki itu masih memegang….


Matanya tertumbuk ke bantal di sampingnya,dan ia melihat passport , ticket pulang, dan beberapa pernak-pernik yang menandakan kalau she's having a good time di Thailand. Juga sebuah catatan dari sang lelaki.


Lonte


Taxi ada di lobby buat nganter elo ke bandara.

Ada buat ongkis elo juga buat sampe ke rumah.


Makasih buat liveshow nya ya, hahaha…

Elo maen nya hot banget…

Elo emang lacur parah…. Ngentot sama waria…

Nanti kalau lo udah dan kalau elo butuh kontol, jangan khawatir… anak-anak pada kangen pengen ngerasain badan elo lagi. Dan kalau kontol-kontol kita udah ngga bisa muasin elo, gua bisa atur biar elo maen sama penghuni taman lawang, hahaha…


Gua ngga akan nyuruh kapan elo harus dateng…. Lo dateng aja sendiri.


Erick


Fenny tertegun membaca surat itu.

Dan selama perjalan pulangnya, ia berusaha mencerna makna kalimat surat itu.


Is it finally over?

****
 
Terakhir diubah:
thanks suhu ide nya menarik... lanjutkan terus :) gangrapenya adain juga ya hu XD...
 
gaya penceritaannya lebih bagus dari penulis asli,, saran gw mgkn dibikin alur lebih lambat om,, saran aja sih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Finally our master is back with another masterpiece. There are some typos here and there. For example

Fenny ketakutan, ia berpegang erat pada pagar balcony. Erick menaikkan pakanya melingkari pinggang lelaki itu, sementara sangnlelaki menghujamkan penisnya dengan brutal ke dalam anus sang gadis.

But still this is one of the best story I've ever read. Thumbs up for you :jempol:
 
Bimabet
Finally our master is back with another masterpiece. There are some typos here and there. For example

Fenny ketakutan, ia berpegang erat pada pagar balcony. Erick menaikkan pakanya melingkari pinggang lelaki itu, sementara sangnlelaki menghujamkan penisnya dengan brutal ke dalam anus sang gadis.

But still this is one of the best story I've ever read. Thumbs up for you :jempol:

Thank you for your appreciation.
Terimakasih juga buat masukannya, supaya saya lebih rapi lagi ke depannya.

Ternyata memang ribet kalau nulis di hp, hahaha
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd