Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

INFO Etika Berwisata Di Hutan

lindazhang

Semprot Kecil
Daftar
29 Jan 2017
Post
93
Like diterima
30
Bimabet
Jungle-Camping.jpg


Bagi Anda yang mempunyai kebutuhan untuk kembali ke alam, wisata hutan bisa menjadi salah satu alternatif.

Selain meresapi suasana sepi dan udara segar, Anda juga bisa mendengarkan kicau burung di alam bebas, desir angin, gemericik air terjun, atau menikmati warna lumut yang menempel di pohon.

Sejumlah kawasan pelestarian alam kini juga telah banyak yang difungsikan sebagai obyek wisata hutan, seperti taman nasional, taman hutan raya, hutan wisata dan taman wisata. Meskipun begitu, di taman nasional dan taman hutan raya, kegiatan wisata hutan hanya dimungkinkan di zona pemanfaatan.

Berbeda dengan melakukan wisata di tempat-tempat umum, untuk menikmati obyek wisata alam sekaligus melindungi serta melestarikan obyek wisata alam, ada etika yang harus kita hormati.

Sebaiknya ikuti jalur treking yang telah ditentukan, atau berjalanlah di atas boardwalk yang telah dibuat khusus untuk menjelajahi kawasan pelestarian alam. Tujuannya, agar kita tidak menginjak atau merusak tanaman-tanaman tertentu, atau berkontribusi terhadap erosi di lingkungan alam yang rentan.

Jangan memberi makan hewan-hewan liar. Beberapa di antara mereka bisa menjadi kecanduan makanan manusia, yang akan mengganggu pola makan alami mereka. Hal itu juga akan membuat hewan-hewan cenderung tak takut lagi terhadap manusia, yang mungkin malah bisa mengancam nyawa mereka nanti.

Buanglah sampah pada tempatnya, terutama di daerah ketinggian yang lebih dingin dan lebih lembap, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menguraikan sampah. Jadi lebih baik simpan dahulu sampah-sampah Anda itu di ransel, baru kubur begitu Anda sampai di tempat kemping, atau buang di tempat sampah yang tersedia saat keluar dari kawasan pelestarian alam.

Jika Anda kemping atau tinggal di pondok yang berada di kawasan yang masih asri, buang air limbah dengan jarak setidaknya 50m dari sumber air apa pun agar tidak mengkontaminasi sumber air itu. Hindari memetik atau mengambil bagian tanaman apa pun yang Anda temui sepanjang perjalanan untuk sekadar memenuhi hasrat ingin tahu Anda atau menjadikannya kenang-kenangan.

Bayarlah tiket masuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena retribusi Anda itu akan di gunakan untuk pemeliharaan kawasan pelestarian alam yang Anda kunjungi. Jika memang diwajibkan untuk menggunakan jasa pemandu lokal, lakukan saja karena hal itu juga bisa turut memajukan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan pelestarian

Yang terakhir mungkin, sebaiknya jaga sikap ataupun tutur kata. Karena di hutan ( alam liar ) tersebut, ketika Anda berkemah, mungkin saja Anda ternyata tidak sendiri, namun ada yang menemani dan mengawasi Anda mungkin
 
iya ituh yang saya butuhkan ada yang menemani dan mengawasi :sendirian:
 
Jangan melakukan vandalisme (baik mencoret-coret batu atau pohon atau apapun yg ada, dan jangan mengukir pohon)

Jangan tinggalkan apapun selain jejak, jangan ambil apapun selain gambar, jangan bunuh apapun selain mantan. Eh salah Jangan bunuh apapun selain waktu
 
Kalo kata orang Sunda, sebelum kencing di alam, harus bilang "permisi" dulu
 
Menurut gw sih wisata model begini cucok untuk traveler yang suka alam bebas. Mereka udah biasa dengan suasana alam. Kalo gw sih lebih pilih nyaman.
 
yng terpenting ga ninggalin sampah gan, miris kalau hutan banyak sampahnya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd