PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DOKTRIN PERJUANGAN PENYELESAI AMANAH
HARTA KEKAYAAN RAKYAT
No. : 013 / PPTAPRI / SKB / III / ' 50.
Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, berkehendak memberikan DOKTRIN PERJUANGAN bagi PENYELESAI AMANAH HARTA KEKAYAAN RAKYAT sebagai berikut :
Berkenaan dengan HARTA KEKAYAAN RAKYAT yang aku titipkan di Luar Negeri, maka aku berpendapat sangat perlu menerangkan WET dari para PENYELESAI HARTA KEKAYAAN RAKYAT yang berada di Luar Negeri.
Sesuai dengan Surat Wasiat yang akan saya haturkan kehadapan Bapak, Kyai Haji Jawahir beserta Surat Pelimpahan tanpa nama juga Kunci Utama Platinum dan Aurum dari lembaran Plat Kuning.
Yang mana atas jasa beliau membantu 4 ( empat ) Pusaka Penting warisan dari : Nyi Ageng Simo Lodro, Ki Ageng Bugelkaliki, Brandal Lowo Ijo, beserta pusaka dari Ki Ageng Pasingsingan Sepuh.
Disamping itu beberapa Kitab diantaranya :
-. Sastro Jendro Hayuning Rat Pangruwating Diyu.
-. Sastro Cetho Wadining Rat.
-. Jitab Soro.
-. Negara Kerta Gama.
-. Para Raton.
-. Sotasoma.
-. Shang Hyang AGAMA.
-. Mujarobat Kecil.
-. Mujarobat Besar.
-. Mujarobat Lengkap.
-. Tahad'jul Muluk.
-. Miftahul Jannat'ti.
-. Misjijatul Anwar.
-. Ghotibul Ghuyub.
. / berlanjut,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Asma'ulhusna'
Dengan bekal bacaan Kitab tersebutlah, maka aku berikan penjelasan DOKTRIN PERJUANGAN ini, agar menjadikan landasan KHARAKTER Perjuangannya.
Demikianlah mengenai asal muasal DOKTRIN ini, untuk selanjutnya uraiannya sebagai berikut, dan harus dilaksanakan dengan BENAR dan PENUH TANGGUNG JAWAB.
DOKTRIN TRI - SANDHI GADJAH KENCANA
GADJAH KENCANA adalah Tentara Rahasia yang bekerja atas kesadaran tinggi dan suka rela mempertahankan dan menegakkan Kedaulatan Kerajaan Majapahit.
Dan Organisasinya Ada tetapi Tiada, jadi tak ada satupun yang mengetahuinya.
Mereka terdiri dari Para Petani, Nelayan, Saudagar, Pegawai Desa, yang rata - rata berilmu tinggi.
Karena tidak saling mengetahui mereka kadang - kadang bertemu dalam pertempuran, tetapi setelah mengeluarkan Sandhi Gerak, baru mereka mengetahuinya dan mengerti kalau mereka adalah teman seperjuangan.
Mereka tidak pernah bertemu satu dengan yang lainnya, namun mereka sangat menyatu ; Dalam menggunakan Kesadaran Rasa, Kesadaran Raga dan Kesadaran Pikir.
Dan mereka saling Menghormati, Saling Menghargai, dan Saling Memaafkan, juga Saling Mengasihi, Saling Mencintai.
Pasukan Gadjah Kencana ini, tersebar diseluruh pelosok Daerah, sampai ke Madagaskar dan Srilangka.
GURU BESAR Pasukan Gadjah Kencana adalah KI AGENG LEMBU SORA atau sering disebut EYANG WUNGKUK.
Yang telah pergi kemana - mana melantik para Anggota Pasukan secara perorangan dan satu persatu sehingga mencapai 9999 Orang Anggota.
Jadi dalam hal ini, Tri - Sandhi Pasukan GADJAH KENCANA adalah sebagai berikut :
. / berlanjut,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
TRI - SANDHI
Pasukan Gadjah Kencana.
KEHORMATAN ITU SUCI
Janganlah kurang akalmu dalam menghadapi kesukaran.
Tenangkan dirimu dalam menghadapi Mara Bahaya.
Katakanlah Benar yang Sebenarnya.
Katakanlah Salah yang Sebenarnya.
Sabdo Pandito Ratu.
Manusia adalah SEMPURNA.
Kaya ataupun Miskin adalah Ukuran Lahir.
Kita menghargai Orang lain dengan Ukuran Batin.
Karenanya maka dari itu janganlah mengejek, menghina, dan mencaci yang dapat melukai hati.
Tampakkanlah kemuliaanmu.
Janganlah mencerminkan isi hatimu yang kusut dimukamu.
Berkatalah, berpikirlah, dan bertindaklah dengan jernih.
Tersebut diatas itulah kode Kehormatan GADJAH KENCANA.
KSATRIA TEGUH BERKEPRIBADIAN.
Gadjah Kencana adalah PATRIOT PARIPURNA.
Manusia sejati Berkepribadian Tinggi.
Hidup ini harus berguna bagi : Keluarga, Kadang, Bangsa dan Negara, Tanah Air.
Setia itu harus, Jujur itu wajib, Sopan Santun dalam bertindak, Ramah dalam Pergaulan.
Menolong tanpa bersombong diri, sayang terhadap sesama.
Bertanggung Jawab terhadap Tugas dan Kewajiban.
Tersenyum manis dalam waktu Duka, dan selalu tenang dalam waktu Suka.
Hemat dalam Bicara, Tenaga dan Benda / Harta.
Berjasa tanpa bintang.
GADJAH KENCANA, BERSATU DAN BEKERJA.
Gadjah Kencana Ksatria Teguh berkepribadian, Disiplin, berkemampuan menyatu.
Langkah - langkahnya takkan menyimpang dari pagar kehidupan.
Budilah yang menjadikan penilaian para Ksatria.
Tak'wa senantiasa takkan dilupakan.
PANCA SILA DHARMA selalu menjiwainya dalam kepersahajaan, Kesusilaan, Kecermatan, adalah menjadi sifat Utamanya.
Watak Ksatria, Disiplin, dan Pantang Mundur, Pantang Putus Asa, menjadi ciri khasnya.
Hidup terhormat lebih Utama dari hidup khianat.
DOKTRIN PERJUANGAN GADJAH MADA
( 15 SUMPAH PALAPA )
VIJNA.
Artinya sifat bijaksana yang Khidmat.
Sikap ini mencerminkan rasa tabah dalam keadaan genting, namun tidak lupa daratan dalam keadaan Senang.
Sikap ini juga mendidik kita untuk RENDAH HATI, tidak PONGAH, dan TAKABUR atau SOMBONG.
Kita tidak perlu Putus Asa ketika menderita, tetapi tidak perlu Lupa Diri dalam keadaan Senang.
Didalam diri yang VIJNA, terdapat rasa BERSAHAJA YANG SEIMBANG.
MANTRIWIRYA.
Artinya sifat ini mendidik kita menjadi Pembela budi yang tertindas, menolong bagi yang teraniaya.
Kita harus BERANI karena BENAR, dan TAKUT karena SALAH.
Sikap ini mendidik kita Berani karena ada sesuatu yang perlu dibela, bukan sesuatu yang perlu kita tundukkan dan kita kalahkan.
Sikap ini datang dari kesadaran Pikir, Rasa dan Raga yang menyatu serta berkebenaran yang sejati, bukan karena peranan diri yang kuat dan perkasa.
Kekuatan hanya bisa menundukkan dan mengalahkan tapi tak pernah berhasil menciptakan KEBENARAN dan KEADILAN.
WICAKSANENG - NAJA.
Artinya sikap ini mendidik kita berjiwa PATRIOTIK dan DEMOKRATIS.
Terhadap Kawan dan Lawan kita harus bersikap TERBUKA dan JANTAN.
Sikap ini mendidik kita jangan suka menari diatas bangkai dan kuburan lawan.
Musuh yang jujur itu, kadang lebih baik dari pada Kawan yang munafik.
Dalam diri Manusia selalu ada hal yang baik dan buruk.
Terhadap keadaan diri kita harus bersikap BAJIKSANA dan TERBUKA.
MATANGGWAN.
Artinya sikap ini bertalian dengan kepercayaan atau rasa kepercayaan.
Kalau kita diberi Kepercayaan atau Amanah, janganlah kita bersikap INGKAR atau CIDRA ( cidro ).
Sebab Kepercayaan adalah Tanggung Jawab, yang harus kita penuhi.
Kita dipercaya bukan lantaran kita kuat dan perkasa, tapi lantaran kita mampu Bertanggung Jawab terhadap Kepercayaan yang kita terima sebagai Amanah dari Orang lain.
SATYA BHAKTI APRABHU.
Artinya sikap ini berhubungan dengan Loyalitas kita pada Atasan, pimpinan dan Kenegaraan.
Setia Bhakti memang soal Loyalitas, tetapi Loyalitas mesti lahir dari rasa kesadaran dan bukan karena mitos atau dogma pribadi.
Satya Bhakti adalah kode etik pengabdian.
Berarti itu bukan kultus pemujaan buta terhadap seseorang yang kebetulan berkuasa.
SARDJANA PASAMO.
Artinya sikap perwira atau sikap Ksatria yang Paripurna.
Ksatria yang bersikap Paripurna ( Sardjana Pasamo ) berhati tabah terhadap goncangan apapun.
Sementara dia tetap taat pada pimpinan yang baik.
Sikap ini mendidik kita supaya tetap berwajah manis dan ramah, sabar dan teguh pada pendirian.
Kita kadang harus iklas kehilangan sesuatu, dan tidak merasa miskin karena memberikan sesuatu.
Juga tidak merasa sudah puas karena mencapai atau memiliki sesuatu.
WIGNIWAG.
Artinya sikap ini bicara tentanbg KEWIBAWAAN.
Sebenarnya KEWIBAWAAN itu terletak pada diri Pemimpin yang pandai dan mahir.
Dalam hal ini dituntut untuk Mahir dalam ILMU HISTORIKA dan LOGIKA.
Unutk itu memerlukan pula beberapa Ilmu diantaranya ; Kosmologi, Kosmogonic, Polemos, Egosentros, Logos, dan Eros.
Disamping itu juga Pandai PIDATO, dan mengerti Ilmu JIWA LINGKUNGAN.
Sikap ini menunjukkan pada adanya sikap yang teguh dalam prinsip, Berani dalam mengambil PRAKARSA dan TUNTAS jika suatu langkah sudah diambil.
DIROTSABA.
Artinya sikap ini adalah sikap INTENSIF dalam segala hal.
TEKUN dalam pada sesuatu yang diyakininya akan berhasil baik.
Berkesungguhan dalam berpikir dan berbuat.
Juga dalam hal ini TANPA harus kehilangan RASA yang manusiawi.
Apapun yang direncanakan dan dikerjakan, cara mengerjakannya itu tetap sungguh - sungguh dan bukan iseng.
Biarpun dalam beberapa hal mempunyai Kelemahan dan Kekurangan namun seorang Ksatria tidak akan terpengaruh.
Dan keadaan ini tidak membikin Kepribadian dan Kebesaran Pribadi Ksatria menjadi Sirna.
Jadi sifat ini mendidik kepada kita untuk tetap TEGAR dan mempengaruhi SWASANA ataupun LINGKUNGAN tanpa terpengaruh sedikitpun.
TANLALANO.
Artinya sikap ini adalah sikap manusia yang polos.
Dalam Duka dan Suka, manusia harus tetap berwajah cerah.
Manusia tidak perlu lari dari kenyataan ataupun lari dari dirinya sendiri, apapun yang menimpa dirinya.
Sikap ini juga mendidik kita untuk tetap waspada.
Tetapi waspada dan hati - hati yang tanpa dilandasi rasa benci, dengki, curiga dan prasangka.
Mapatih GADJAH MADA mengatakan maksud dari pada diri yang TANLALANO adalah manusia itu harus selalu SETITI, NGASTITI, SURTI dan ATI - ATI.
Tetapi tanpa dilandasi dengan ; Hati yang IRI, DENGKI, SREI, DAHWEN, PANASTEN dan PATIOPEN.
TANSATRISNA.
Artinya, sikap ini menunjukkan pada sikap kita untuk tidak memihak, sejak kita tahu bahwa jalan yang sebenar - benarnya telah kita miliki.
Mapatih GADJAH MADA mengatakan bahwa KEBENARAN itu ada 5 ( lima ) macam, diantaranya ialah :
KEBENARAN YANG SEJATI.
KEBENARAN YANG DAPAT DITERIMA SELURUH BANGSA ( KEBENARAN YANG MENYELURUH ).
KEBENARAN YANG HANYA DAPAT DITERIMA OLEH SATU GOLONGAN SAJA.
KEBENARAN YANG PALSU.
KEBENARAN YANG SESAT.
Sikap TANSATRISNA ini mendidik kita tidak pilih kasih dan pandang bulu.
Tidak selalu berselera untuk pamrih, dan tidak punya pertimbangan buat kepentingan diri sendiri.
Berarti juga tidak punya selera buat pamrih.
DIWIGNJATCIPTA.
Artinya, sikap ini mendidik kita pada SOPAN SANTUN atau suatu watak yang SANGAT BERBUDAYA.
Dalam berhubungan dengan manusia sesamanya, akan tampil sikap kita yang tahu akan TATA KRAMA dan BERBUDI LUHUR.
Dalam sikap ini sangat menonjol sekali nilai DEMOKRATIS, jiwqa GADJAH MADA yang AGUNG.
Sikap ini mengajarkan kepada kita supaya SIAP dan SEDIA serta RELA mendengar pendapat orang lain, kendatipun pendapat itu tidak kita setujui.
SIH SAMASTHA BHUAERA.
Artinya sikap ini bicara mengenai nilai - nilai yang PATRIOTIK.
Seorang Pahlawan tidak hanya cukup asal Berani saja secara Phisik, Mental, dan Idiologi saja.
Seorang Pahlawan mesti harus mempunyai HATI dan AKHLAK Pahlawan, BERBUDI dan BERJIWA Pahlawan.
Disamping itu harus dapat membentuk GENERASI MUDA Pahlawan.
Selanjutnya diatas adalah sebagai ciri Pahlawan dan untuk membesarkan Pahlawan.
Tetapi membesarkan Pahlawan tidak sama dan bukan mendewakan Pahlawan dan memuja buta Pahlawan itu.
GINONG PRATITDYA.
Artinya, sikap ini berbicara tentang watak MORAL YANG TINGGI.
Manusia yang baik harus selalu mengerjakan yang baik, dan harus dapat membuang jauh segala tingkah laku serta perbuatan yang buruk.
Menurut keterangan Mapatih GADJAH MADA, baik itu adalah tingkat terrendah, sedangkan urutannya ialah BAIK, BIJAKSANA, dan BAJIKSANA.
Dalam hal ini juga bicara tentang jiwa dan watak keterbukaan.
Sebab cuma orang yang berwatak terbuka maka dia berani membuang segala yang buruk dalam dirinya.
SUMANTRI.
Artinya, sikap ini mendidik kita supaya memperlihatkan sikap yang selalu ; SADAR, SETIA, TEGUH, BULAT dan UTUH.
Pribadi yang Sumantri, adalah memperlihatkan kepaduan antara ; LOYALITAS, DEDIKASI, KREATIVITAS, DINAMIKA, dan INTEGRITAS diri Manusia.
Manusia yang Sumantri adalah manusia yang selalu mempunyai ke - tiga KESADARAN yang menyatu.
Kesadaran ini adalah ; KESADARAN PIKIR, KESADARAN RASA, dan KESADARAN RAGA.
Disamping itu juga mengetahui ke - tiga KEHENDAK adalah ; KEHENDAK YANG DISADARI, KEHENDAK YANG DIDORONG OLEH NAFSU, dan KEHENDAK YANG SUPRA.
HANYAKEN MUSUH.
Artinya, sikap ini kita dididik untuk dapat mengetahui dengan jelas, dan mengendalikan dengan jelas mengenai jenis musuh itu.
Yang sebenarnya musuh ini mempunyai gambaran dua dimensi, ialah ; Musuh yang phisik / wadag disebut musuh luar yang kelihatan / dapat dilihat.
Musuh yang ini mudah diketahui dan dapat dikendalikan.
Sehingga dengan demikian maka musuh yang diluar ini dapat dijadikan sahabat, dapat juga kita jadikan syarat kesuksesan kita.
Namun didalam penguasaan musuh ini kita harus ingat bahwa kita MENANG TAPI KALAU BISA JANGAN ADA YANG MERASA DIKALAHKAN.
Selanjutnya terdapat musuh yang tidak kelihatan adalah musuh yang bersarang didalam diri kita sendiri.
Musuh inilah yang agak susah kita kendalikan dan apalagi kita musnahkan.
Rumah dari musuh yang tersamar ini adalah ; KEINGINAN ( KRENTEG dan KAREP serta TUMINDAK ).
Kesemuanya ini memerlukan EMOSI, yang mana didalam diri kita terdapat dua jenis ialah ; 6 akar Kejahatan Emosi, dan 6 akar Budi Luhur Emosi.
RENUNGANKU :
Inilah nilai - nilai Ksatriaan, nenek moyang kita, sementara kita masih dalam sikon yang MAWAS DIRI, ada baiknya kita jangan terpengaruh dengan KEBUDAYAAN ASING, yang berbau EROPA, ARAB, AMERIKA, JEPANG, INDIA dan ISRAEL.
Kendatipun AGAMANYA / AJARANYA kita ANUT.
Tetaplah kita harus melestarikan KEBUDAYAAN NENEK MOYANG.
Sebab Kebudayaan adalah mencerminkan KEPRIBADIAN SUATU BANGSA.
Kita adalah BANGSA YANG BESAR, tapi untuk memelihara suatu nilai Kebesaran tidak tumbuh seperti JAMUR, nilai yang BESAR haruslah kita gali, kita perjuangkan sampai menjadi akar dan watak yang hidup dalam diri kita.
Jakarta, tanggal 1 Maret 1955
Presiden Panglima Tertinggi
Angkatan Perang
Republik Indonesia
Mr. Soekarno.
yg
berujung
