Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Efek Kuliah Luar Kota

autumnwhale

Suka Semprot
Daftar
18 Aug 2017
Post
3
Like diterima
6
Bimabet
SELURUH NAMA KOTA, TEMPAT, DAN INFORMASI / ORANG ADALAH FIKSI.

Part 1

Wina merupakan siswa SMA yang baru saja lulus dari sekolahnya di kota Dwija. Ia memiliki pacar yang bernama Heri. Heri sangat mencintai Wina, begitupula sebaliknya. Tetapi, mereka berdua memiliki perbedaan komitmen, meski keduanya berpacaran selama 3 tahun. Heri ingin kuliah di Srijaya, tetapi Wina ingin kuliah di Sandru. Itulah mengapa mereka menjadi sering bimbang mengenai kelanjutan hubungan mereka.

Hingga akhirnya, hasil seleksi perguruan tinggi telah diumumkan. Mereka berdua berhasil masuk ke perguruan tinggi yang diincar masing-masing.

Mereka berduapun berpisah dan bertemu untuk terakhir kali, entah sampai kapan bisa bertemu lagi- mungkin jika keduanya sama-sama bisa mengorbankan waktu untuk berjumpa kembali.

Wina dan Heri sama-sama berasal dari kota Dwija, yang mayoritas beragama Shiru. Penganut agama Shiru memang terkenal pintar. Oleh karena itu, kota Dwija menjadi kota yang maju. Sayang, universitas di kota Dwija belum selesai dibangun oleh pemerintah negeri Viruna. Makanya para siswa dari kota Dwija harus keluar kota untuk mengenyam pendidikan.

Hingga akhirnya, Wina dan keluarga pergi ke kota Sandru untuk mengatur segala persiapan kuliah Wina. Mulai dari kamar apartemen, urusan administrasi, kendaraan yang akan digunakan, hingga pendaftaran ke Asosiasi Shiru kota Sandru untuk mendapat Kartu Ijin Menetap Sementara.

Ayah Wina, Reyshi berkata "Jaga diri ya, anakku. Kamu harus lulus secepat mungkin agar tidak terlalu lama berada di kota ini.". "Iya ayah, aku akan semangat belajar agar bisa cepat lulus." sahut Wina. "Jauhi pergaulan bebas di kota ini, Wina. Kamu tahu kan, kalau Sandru sangat bebas? Jangan terseret arus pergaulan." kata sang Ayah. Wina mengangguk dengan bersemangat.

Wina kemudian pergi ke Universitas Sandru untuk melihat-lihat situasi. Dia sangat terkejut menyaksikan betapa bebasnya Universitas itu. Dimana orang-orang berpacaran dengan tanpa rasa malu. Di Dwija, untuk menggenggam tangan saja sudah sangat risih untuk dilakukan. Wina hanya berpikir dalam hati, "Ah nanti juga aku akan terbiasa."

Seminggu berlalu, dan masa orientasi Universitas Sandru pun dimulai.

Universitas Sandru memiliki sistem Masa Orientasi yang sangat membosankan. Disini, para mahasiswa baru diwajibkan untuk menjawab ujian kepribadian dan belasan kuisioner. Wina cukup kaget dengan mudahnya Masa Orientasi yang ada di Sandru.

Tetapi, Wina akhirnya tahu tantangan berikutnya ada pada hari keenam. Pada hari keenam, diumumkan bahwa seluruh mahasiswa baru akan diwajibkan untuk mendaftar pada Perhimpunan Mahasiswa berdasarkan agama masing-masing, dan mendapatkan 1000 poin akses dari Perhimpunan Mahasiswa tersebut dalam waktu 1 minggu.

Wina tentu sangat bingung. "Hah? Gimana ya caranya mendapat 1000 poin tersebut?" tanya Wina kepada Jiva, temannya yang juga berasal dari Dwija. "Ya kita harus menyelesaikan tantangan dari Perhimpunan Mahasiswa Shiru Universitas Sandru. Jadi nanti, Senior kita akan mengusili kita dengan berbagai tugas yang berkaitan dengan Agama. Dan biasanya, sangat ribet. Seminggupun belum tentu bisa kita kerjakan." sahut Jiva. "Sejak kapan ada peraturan begitu?" tanya Wina lagi. "Jadi Rektor sangat kesal dengan pergaulan bebas yang ada disini, jadi dia berusaha memperkuat keagamaan. Rektor ingin disini menjadi seperti Dwija." kata Jiva. "Baiklah, mari kita ke Perhimpunan." kata Wina.

1.1

Mereka pun akhirnya sampai di Kantor Perhimpunan Mahasiswa Shiru Universitas Sandru (PMSUS), dimana sudah ada puluhan mahasiswa dari Dwija yang berkumpul untuk mendaftar sebagai anggota PMSUS. Mereka dikumpulkan didalam aula sidang Perhimpunan, untuk mendengar petuah dari ketua Perhimpunan. "Wah, ganteng juga ya ketuanya!" kata Jiva. Wina hanya tersenyum. Dalam hatinya, ia juga sangat mengagumi ketampanan sang ketua. Hingga, petuah dimulai.

Ketua perhimpunan:
"Selamat datang ke dalam Perhimpunan. Saya bernama Khiya, dan saya berasal dari Dwija. Saya merupakan ketua dari PMSUS."

"Kalian adalah penganut agama Shiru. Kita adalah generasi emas. Kita adalah harapan negara Viruna. Sandru adalah tempat kita mengemban ilmu."

"Kalian akan dihadapkan dengan satu tugas saja. Yaitu, kalian harus menerjemahkan lima kitab agama Shiru, dan dikarantina. Satu kitab yang berhasil diterjemahkan sama dengan 2.000 poin. Masing-masing satu orang akan ditaruh dalam satu ruangan yang terbagi di Asrama Shiru di Universitas ini."

Semua yang ada di dalam ruangan terhenyak. Lima?- begitulah gumam seluruh mahasiswa baru Perhimpunan.

"Gila saja. Menerjemahkan satu saja sudah butuh waktu tiga hari." kata Jiva.

Bagi Wina, itu sangat sulit- tidak seperti Jiva yang berjam-jam, tetapi Wina sama sekali tidak bisa menerjemahkan sebuah kitab. Wina sangat tidak fasih berbahasa Dwijava. Iya tidak yakin sanggup mengerjakan semua itu. Tetapi Wina berjanji pada dirinya sendiri akan berusaha agar tidak mendapat urusan lebih jika gagal mengerjakannya.

"Selanjutnya saya akan mengabsen kalian." kata Khiya. Seluruh mahasiswa baru pun mengangkat tangan bergantian. Hingga akhirnya, nama Wina disebut.

"Wina Vrinneya?" seru Khiya. "Saya" kata Wina sambil mengangkat tangan.

"Saya ada suruh kamu bicara?" kata Khiya.

"Tidak kak." kata Wina. "Lalu kenapa kamu bicara?" sahut Khiya.

"Maaf kak, saya spontan saja untuk mencoba sopan." balas Wina sambil menunduk.

Dalam hati, Khiya sangat mengagumi kecantikan Wina. Wina sangatlah anggun dengan baju kemeja dan rok putih khas Dwija, dengan paras yang sangat manis. Tapi, tidak ada rasa nafsu dalam benaknya.

"Baiklah. Duduk." kata Khiya. Wina pun merasa lega. Tetapi, Khiya terus memandangi Wina sekalipun ia sedang mengabsen mahasiswa lain.

1.2

Wina pun sampai di ruang #30 Asrama PMSUS. Disana ia mendapati sebuah kamar berisi kasur kecil, meja, dan kursi, beserta lima kitab agama Shiru yang masih tertumpuk rapi dan sebuah kamus bahasa Dwijava - Viruna. "Niat sekali." pikir Wina. Tanpa banyak basa basi, Wina pun mencoba menerjemahkan satu Kitab Shiru, yaitu kitab Anvur.

Tetapi, ia benar-benar tidak bisa menerjemahkannya kembali menjadi bahasa Viruna. Ia hanya bisa memahami kitab hasil terjemahan, dan tentu saja ia tak hafal semua isi kitab yang telah ia baca sejak kecil.

"Ini benar-benar gila" sahut Wina. Wina pun pelan-pelan menerjemahkannya menggunakan kamus. Tapi hasil terjemahannya sangat aneh. Tetapi tetapi ia lanjutkan, hingga malam hari tiba.

Dugg dugg dugg

Pintu ruang Wina diketuk oleh entah siapa. Kemudian Wina membukanya, dan ternyata sudah ada salah satu panitia Perhimpunan, yaitu Nenvhy yang membawakan makanan. "Selamat malam, saya membawakan anda makanan." kata Nenvhy. Ia pun menyodorkan makanan dalam bentuk boks itu beserta sebuah surat. "Terimakasih kak, tetapi surat apa ini?" tanya Wina. Nenvhy kemudian menjawab, "Bukan hak saya untuk memberi tahu anda.". "Baiklah terimakasih." kata Wina.

Wina pun tidak langsung memakan makanan itu. Ia lebih tertarik kepada surat yang telah ia dapatkan. Kemudian ia membacanya.

Jika kamu dalam kesulitan, segera datang ke pondok #46.
Sendirian, tanpa teman.
Satu gangguan akan berakhir dengan hukuman.

- Ketua PMSUS.


1.3

Wina kemudian berpikir, "Ah paling semua orang mendapat surat ini. Aku ke pondok 46 saja deh, pasti ramai disana.". Kemudian, Wina berjalan menuju pondok #46 sambil membawa kitab dan buku beserta alat tulis. Tetapi ternyata tak sesuai perkiraannya. Jalanan menuju pondok 46 yang berada paling pojok itu sangat sepi dan senyap. "Apa aku saja ya yang diberikan surat?" pikir Wina.

Ia kemudian mengetuk ke pondok #46.

Kemudian terdengar suara dari dalam.

"Sendirian?"

Kemudian Wina menjawab, "Tanpa teman." ucapnya pelan.

Pintu kemudian terbuka dan Wina pun masuk.

"Selamat malam, kak Khiya." sapa Wina.

"Selamat malam juga. Anda butuh bantuan?" tanya Khiya.

"Iya kak, saya sangat butuh bantuan terhadap tugas ini. Tetapi sebelumnya, apakah surat dari kakak dikirim ke semua mahasiswa selain saya?" tanya Wina menimpali.

Khiya pun tersenyum, dan bertanya balik. "Tidak kok, hanya kamu yang saya kirimi surat. Saya merasa anda ini junior spesial. Sekarang apakah anda jadi ingin dibantu?"

"Tentu saja kak. Saya tidak bisa mengerjakan tugas ini. Tetapi sebelumnya, terimakasih kak untuk bantuan khususnya. Saya merasa tersanjung." kata Wina. Khiya pun mengunci pintu diam-diam.

"Begini, wina. Kamu ini cantik. Aku bisa langsung meluluskanmu dari semua tugas. Bahkan kamu bisa bebas kemana saja selama masa orientasi ini. Tetapi dengan satu syarat." kata Khiya dengan tatapan nafsu, tetapi wajahnya tetap tampan.

"Apa syaratnya kak?" tanya Wina.

"Kamu harus jadi pacarku." sahut Khiya tegas.

"Maaf kak, tapi saya sudah punya pacar. Dan lagipula, kak Khiya kan ganteng, masa tidak ada yang mau?" tanya Wina dengan grogi.

"Yakin tidak mau? Aku ketua PMSUS, dan aku bisa beri jaminan hidupmu disini hingga kau lulus. Bawahanku dan calon penggantiku akan mengurusimu. Lagipula kamu tak akan pernah bisa kontak lagi dengan pacarmu. Aku tahu orang Dwija tidak akan peduli soal hubungan jika sudah terpisah." kata Khiya.

Wina pun menggumam. Benar juga yang dikatakan, mending aku terima saja. Dia ketua PMSUS, dan aku juga pasti akan mengalami hal hebat kalau punya pacar seperti dia. Terkenal, ganteng, berwibawa. Martabatku akan naik dan aku akan disegani. Tetapi, Wina malah menolaknya. "Tidak kak, saya tidak mau."

Khiya pun seperti kehabisan akal. Jadi, ia memilih untuk frontal saja. Khiya pun mendekati Wina. Kemudian ia membelai paha Wina. "Yakin?" tanya Khiya menggoda. Khiya pun mendekatkan kepalanya ke leher Wina dan mengecupnya. "Sudah kak, geli" protes Wina. Wina pun mendorong Khiya pelan, tapi ia takut juga kalau menolak.

"Kamu yakin tidak mau, Win? Aku juga punya rencana kalau kamu menolakku." sahut Khiya sambil terus melahap leher Wina. Wina merasakan sensasi kegelian yang sangat aneh dan nikmat. Ia belum pernah merasakan itu sebelumnya. Wina pun makin terdiam dan gelisah ketika Khiya membuka jepitan kakinya dan membuatnya mengangkang. Khiya pun kemudian memasukan kepalanya ke dalam rok Wina dan menjilati memeknya. Wina pun merasakan nikmat bukan kepalang. Khiya juga mulai memasukan jari tengahnya pelan untuk merangsang Wina. Wina hanya bisa mendesah pelan sambil menahan nikmat. "Sudah kak, cukup." kata Wina menahan geli.

"GINI YA WIN, kalau kamu menolakku, Kamu tak akan lolos dari semua ini. Masa lulusmu akan aku tahan sampai kau akan memberiku memekmu." kata Khiya mulai kasar sambil terus mendekap Wina.

Wina berusaha mengelak, tapi Khiya sudah mengunci kedua tangannya di lantai. Khiya pun dengan agresif membuka rok Wina. Tak lupa ia membuka celananya sendiri. Nampak kontol Khiya sudah mengacung tegang dengan ukuran yang cukup besar.

"Ah sudahlah dari pada kelamaan" kata Khiya yang langsung memasukan kontolnya ke dalam memek Wina.
Dengan cepat ia gesekkan kontolnya di dalam memek Wina yang masih sangat sempit. "Sabar win, nanti juga enak" kata Khiya. Dengan cepat, keperawanan Wina direnggut oleh Khiya. Wina hanya bisa menahan sakit. Tetapi anehnya, Wina tidak merasakan sakit yang terlalu parah. Mungkin, selaput dara Wina elastis sehingga tidak terpengaruh besarnya kontol Khiya. Malah, Wina merasa keenakan. Wina pun melenguh pelan. "Uhhh uhhh" desah Wina.

"Enak kan Win? Kamu masih gak mau pacaran sama aku win?" tanya Khiya. Wina malah diam sambil menikmati setiap gesekan kontol di dalam memeknya. Kontol Khiya terus memompa di dalam memek Wina, dengan sangat lancar karena kontol Khiya sudah dibasahi oleh cairan vagina yang keluar karena Wina yang sudah sangat terangsang.

Sambil terus mengentoti memek Wina, Khiya membuka baju Wina yang awalnya sangat anggun, menyisakan bra dan susu yang berukuran sekitar 34C. Susu wina pun di raba-raba dengan ganas oleh Khiya, dan diisap putingnya. Wina pun masih terdiam dan hanya bisa mendesah pasrah. Kemudian Wina berkata, "Baiklah kak, saya mau."

Khiya pun tersenyum dan menghentikan segala aktivitasnya. Kemudian ia mendekatkan bibirnya ke Wina. Keduanya pun saling berciuman dengan gugup. Wina yang belum pernah ciuman, tidak bisa membalas ciuman bersemangat dari bibir Khiya. Namun kemudian Khiya pelan pelan memasukan lidahnya ke mulut Wina, dan mulut Wina perlahan-lahan mulai bisa membalas kecupan French kiss itu. Wina pun langsung mahir untuk berciuman, dan mereka berciuman dengan lidah sangat lama. Wina pun menjadi ketagihan untuk mencium Khiya.

Khiya pun memeluk pinggang wina, dengan posisi Wina dipangku Khiya dengan wajah yang saling berhadapan, kemudian Khiya mengusapkan tangannya ke memek Wina. Wina pun merasa kegelian. "Kamu mau lagi gak, win?" tanya Khiya. "Mau kak" sahut Wina dengan wajah nafsu.

Wina pun disuruh posisi menungging oleh Khiya. Khiya dengan cepat memasukan kontolnya ke dalam memek Wina yang masih basah, dan Wina pun merasakan sensasi hebat di dalam memeknya. Begitu juga Khiya yang menerima denyutan nikmat dari memek Wina yang berdenyut denyut seakan menikmati tumbukan kontol Khiya yang menderu-deru tanpa henti. Mereka mencoba posisi doggy style setelah tadi Khiya memerkosa Wina dengan posisi misionaris.

Wina pun akhirnya orgasme. "Kak, aku mau pipis.." "Yasudah keluarkan saja" kata Khiya yang sangat bernafsu, sambil mencabut kontolnya. Kemudian, keluarlah cairan squirt dari memek Wina yang sangat baru digarap itu. Dengan nafsu, Wina berkata "Kak, aku diatas ya, pengen hadap-hadapan sama kak Khiya".

Tentu saja, Khiya sangat senang. Ia pun ditunggangi oleh Wina yang sangat seksi, dengan bokong yang montok, dan payudara yang indah. Kemudian, kontol Khiya dimasukan sendiri oleh Wina ke dalam memeknya. Sangat seksi.

Khiya berhasil mengubah wanita yang sangat setia dan diharapkan oleh keluarga itu menjadi wanita hiperseks akibat paksaan yang sangat bejat.

Wina menggoyangkan pinggulnya sendiri seperti refleks spontan yang keluar akibat nafsu yang sudah lama tidak terlampiaskan, kini baru dibuka. Ibarat segel. Wina malah jadi ketagihan. Wina terus mendesah keenakan, kemudian mencium Khiya dengan french kiss. Sangat nikmat. Keduanya beradu lidah, dan Wina mengayungkan bokongnya naik turun-depan belakang dengan sangat lemuh.

Wina kemudian memperbaiki rambutnya dan mengangkat ketiaknya yang bersih, mengikat rambutnya menjadi pony tail sambil terus mengentoti kontol Khiya. Khiya hanya bisa terpesona dan menikmati setiap genjotan posisi woman of top itu.

Ya, iya sangat bangga bisa mendapatkan wanita seperti Wina, yang kini menjadi pacar hiperseksnya.

"Ahh aku mau keluar win" kata Khiya. Khiya pun mendorong Wina untuk mencabut kontolnya, karena Khiya tidak sempat mempersiapkan pil pencegah kehamilan. Khiya pun mengocok kontolnya, dan mengeluarkan spermanya ke kepala Wina.

Keduanya kemudian berpelukan dengan lemas dengan telanjang.

Wina pun mengambil sperma yang ada di mukanya dan mengoleskan di buku tulisnya yang berisi hasil terjemahan kitab sucinya itu. "Nih hasil terjemahanku, baguskan?" tanya Wina dengan nakal ke Khiya.

Khiya pun menatap nafsu Wina dengan rasa nafsu melihat keisengan Wina yang telah berubah menjadi gadis nakal. Kemudian Khiya pun langsung mendekap Wina dan kembali mencium Wina dengan ganas. Wina pun dengan ganas juga membalas ciuman itu hingga matanya hanya tersisa putih kosong karena kenikmatannya.

"Pacarmu mana nih, win?" tanya Khiya dengan nada mengejek.
"Kayak aku peduli aja, kak." sahut Wina

Khiya dan Wina sama sama tersenyum dan saling berciuman.
Fajar itu, mereka melanjutkannya ke ronde berikutnya. Dan pada malam itu juga, Wina telah mengubah jalan hidupnya.

bersambung..
 
Terakhir diubah:
gas trus hu jangan sampai putus critanya hu,,jdian cerbung hu :oops::oops::oops:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd