Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dilema antara si alim dan si binal (real story)

Kintazali

Semprot Baru
Daftar
25 Apr 2024
Post
48
Like diterima
49
Bimabet
Real story dengan banyak bumbu tentunya, agar cerita lebih panas

Cerita nyata ini tentang Riko ( nama samaran), laki laki berusia 24 tahun yang banyak digandrugi para kaum hawa karena memiliki badan yang kekar dan besar dilengkapi dengan paras yang tampan.

Riko merupakan pendatang di suatu kota kecil di sulawesi barat, dia melanjutkan usaha herbal turunan dari orang tuanya. Di desa kecil itu Riko berjuang sendirian. Sikap nya yang santun,ramah,dan sopan menutupi fakta bahwa Riko merupakan seorang hypersex, semenjak pindah dari kota, Riko uring uringan karena tidak pernah melakukan hubungan seks lagi.

Partner seks nya di kota yakni Rara sudah tidak bisa dihubungi lagi bahkan hanya sekedar melakukan video call.
Hasrat Riko yang menggebu gebu menyebabkan ia lebih buas memandang wanita wanita di sekitarnya.

Salah satu wanita yang sudah ia sukai sejak pertama kali ia pindah adalah Billah, gadis berhijab yang memiliki wajah yang sangat sesuai dengan tipe Riko.


Walaupun Billah sehari sehari menggunakan gamis lebar dan jilbab yang menjuntai menutupi dada, tidak dapat menutupi bahwa ia memiliki payudara yang padat dan besar, serta pantat yang montok menonjol dibalik gamis lebarnya. Akhir akhir ini Riko baru mengetahui bahwa Billah merupakan guru mengaji di masjid.

Saat ini, Riko sedang duduk di kursi di dalam kios herbal kecilnya, menunggu pelanggan datang sambil menonton film bokep di hp nya, headset yang menempel di telinganya mengeluarkan suara desahan yang membuat hasratnya melonjak naik dan membuatnya lupa akan sekitar, juga tidak menyadari bahwa seorang gadis sedari tadi sudah berdiri di depan etalase, tepat di hadapannya.
 
Terakhir diubah:
“Mas Riko!” Ucap billah kesal sambil menepuk bahu Riko, Riko tersentak dan sontak menelan ludah melihat Billah berada tepat dihadapannya.

"eh Billah sorry ada apa?"
"mau beli mas, dari tadi aku nunggu, asik banget, ngapain sih?"
"hehe biasa lah urusan cowok, mau beli apa?"
"obat buat stroke ada ga mas?"
"obat buat stroke? maksudnya gimana?"
"iyaa, barusan bapak kena serangan stroke"

"loh? kenapa ga di bawa ke rumah sakit?"
"gaada uangnya mas" Ucap Billah dengan menunduk sedih
"oh yaudah, paling ada obat buat saraf nya aja"
"oh iya boleh mas, eumm harganya berapa?"
Riko sangat bimbang karena obat tersebut memiliki harga cukup mahal, namun diam diam ia tersenyum menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang bagus buatnya.

"harga nya sebenarnya 720.000, tapi buat kamu 200.000 aja!"
"loh? apa ga kejauhan harganya mas?"
"emang kamu ada uang 720.000?"
"gaada sih, cuma bawa 200.000"
"nah kan, udah ambil aja"
"beneran mas? saya jadi gak enak"
"tapi ada syaratnya"
"apa syaratnya?"
"kita sering sering ngobrol dongg, masa deketan tapi ga pernah saling sapa"
"ohh iya iya mas"
setelah kejadian siang itu, Riko mulai optimis bahwa ia bisa mendekati Billah, mengingat bahwa Billah adalah piatu dan saat ini dia hanya punya bapaknya. Siapa yang tidak mau uang di saat terdesak?

"Billah, keadaan bapak gimana?" tegur Riko keesokan harinya saat tidak sengaja melihat Billah lewat didepan kiosnya.
"eh, iya mas alhamdulillah udah mau makan, nih abis beli bubur didepan" ucap Billah sambil mengangkat plastik putih yang di tentengnya.

"oh iya Billah, alhamdulillah deh, semoga bapak cepat sembuh ya"
"aamin makasih banyak mas"
"eh, mampir dulu sini sebentar, aku mau kasih tau saran mamahku katanya buat orang stroke"
Billah bimbang, disisi lain, bapaknya sendirian di rumah namun saran Riko sepertinya bagus untuk didengar, terlebih lagi orang tuanya merupakan penjual obat yang sudah expert. Akhirnya Billah mengangguk dan memutuskan singgah sebentar.

"nah, kata mamahku, orang stroke itu bagus dibawa kena air asin atau air pantai, kamu mau bawa bapak ke pantai?"
"eungg emang ada pantai sekitar sini kah mas?"
"ada kok, sekitar 30 menit dari sini"
"bapak kubawa naik motor gitu mas?"
"hahahaha masa orang stroke dibawah naik motor?"
"yaa abisnya.."
"nanti deh aku anter naik mobil ku"
"serius mas?"
"serius lah"
"alhamdulillah, makasih banyak ya mas"
"iya, kamu kalau ada apa apa bilang sama aku, kalau bisa pasti aku bantuin"
"iya mas, eumm aku izin balik dulu ya mas? kasihan bapak nunggu lama dirumah"
"oke Billah, hati hati yaa!"

Sore hari setelah menutup kios, Riko beranjak ke masjid, ia tahu kalau sore adalah jadwal Billah mengajar mengaji di masjid. Rencananya, ia ingin berbincang bincang dengan Billah.

Namun sesampainya ia tidak mendapati sosok Billah, lantas ia mendekati anak anak yang terlihat sedang asyik bermain.
"eh mau tanya dong, kakak Billah nya dimana?"
"om Riko? kak Billah tadi pulang ada yang jemput katanya bapaknya sakit"
"ohh gitu ya, oke deh makasih ya"
Riko berjalan lunglai kebingungan, pasti ada hal yang tidak beres dengan bapak Billah, ia sangat khawatir dengannya, ia sangat menyayangi bapaknya lebih dari apapun. Oleh karena itu, ia sontak langsung tancap gas menuju rumah Billah.

sesampainya di rumah Billah, ia mendapati Billah dengan mata sembab sedang menyendiri di pekarangan rumah, tanpa ragu Riko mendekatinya.
"Billah? ada apa? bapak kamu kenapa?"
"loh mas Riko?" Billah tersontak menemukan sosok Riko disampingnya.
"Iyaa, bapak kenapa, tadi aku ke masjid kamu ga ada"
"bapak drop mas, muntah muntah gamau makan, gabisa ngapa ngapain, tangan kirinya lumpuh"
ucap Billah kentara sekali menahan tangisan agar tidak pecah.
mengambil kesempatan, Riko merentangkan tangannya memberikan ruang pada Billah untuk menangis di pelukannya.

"maaf mas, baju mas Riko jadi basah"
kini Riko dan Billah sudah duduk di kursi beranda rumah, Billah sudah merasa sedikit lebih tenang.
"gapapa billah, kaya sama siapa aja"
"makasih ya mas, aku bingung banget gimana caranya bawa bapak berobat, uangnya gaada"
"Billah, kira kira kalau bapak dibawa berobat aku yang biayain kamu mau?"
"loh, mau banget mas, tapi mas emang mau?"
"mau dong, kalau aku bisa bantu ngapain ga?"

"mau mas, mau tapi aku gak bisa tentuin balikinnya kapan, tapi pasti aku balikin!" Ucap Billah bersemangat, raut kesedihan yang tadi nampak dimukanya sudah sirna.

"hmm oke, aku pulang dulu ya mau bersih bersih. Nanti sehabis isya kamu kerumahku ya?"
"oke mas, makasih ya!"

Riko pulang kerumahnya dengan hati bahagia, ia sangat senang bisa dekat dengan Billah, gadis yang ia kagumi. Sesampainya di rumah, Riko langsung bersih bersih dan memakai parfum yang banyak.

Setelah lewat beberapa jam azan isya berkumandang, ketukan di pintu rumah Riko terdengar. Riko yang sudah bersiap dari sore tadi melonjak senang lantas segera beranjak ke arah pintu.
"eh Billah, sini masuk!"
Billah datang dengan pakaian yang tidak biasa, gamis lebarnya terlihat tak di kenakan hari ini. Ia hanya mengenakan celana kulot, baju kaos serta jilbab bergo yang hanya menutupi sebagian dada nya yang membungsung besar.

Riko dan Billah kini duduk berdampingan di ruang tamu sederhana milik Riko sambil meminum hidangan di meja.
"Billah, kamu sebenarnya umur berapa sih?"
"umurku 21 mas tahun ini"
"loh muda banget ya?"
"hehehe emang mukanya keliatan tua ya mas?"
"gak kok, aku kagum aja kamu bisa biayain bapak dan adik adik kamu padahal kamu masih muda banget"
"ga sehebat itu kok mas, aku masih banyak kekurangannya, kadang juga penghasilan ku gabisa nutup"
"emang penghasilan kamu dari guru ngaji berapa?"
"aku kan ga netapin tarif mas, aku minta bayaran seikhlasnya aja. Paling banyak sebulan 400"

"owalah, biasanya ga nutup di pengeluaran apa?"
"biaya sekolah adik adik kan besar mas, belum lagi jajannya aduh pusing"
"kamu ga minat cari pekerjaan lain? mungkin yang gaji nya lebih besar"
"ga mas, aku kasihan sama bapak, dia stroke karena sering kepikiran aku yang sering gaada di rumah"
"sabar ya, Billah, aku yakin bapak kamu akan diberikan kesembuhan"
"aamiin, makasih ya mas"
Riko tersenyum, perlahan ia meraih tangan Billah yang diletakkan di paha nya.

Billah kaget namun tidak menarik tangannya dari genggaman Riko.
Riko menatap mata Billah lekat lekat.
"Billah, kamu cantik sekali"
"mmm apa sih mas" ia bimbang dengan tangannya yang digenggam oleh Riko dapat memunculkan hasratnya, namun jujur saja ia merasa nyaman.

"Billah, saya suka kamu dari awal saya pindah ke sini"
"mas Riko serius?" mata Billah membulat mendengar penuturan pria kekar itu.
"kamu sempurna sekali, badanmu bagus, wajahmu cantik, kamu juga pekerja keras"
Billah hanya menggigit bibirnya bimbang.
ditengah hening malam, Riko mendekatkan bibirnya ke bibir pink milik Billah, Billah yang kaget langsung menarik kepalanya menjauh.
Billah langsung berdiri tersentak
"mas Riko apa apaan!"
Riko berdiri meraih tangan Billah
"Billah, saya tulus sama kamu, tolong balas cinta saya" Riko menatap Billah lekat lekat
Billah membuang tangan Riko dengan kasar
"saya bukan cewek seperti itu mas!" Billah membentak Riko
Riko hanya tersenyum dan meraih kembali tangan Billah
"Billah, saya tulus sama kamu, saya cinta sama kamu. Saya janji saya akan membantu pengobatan bapak kamu." Mata Billah membulat, ia sangat bimbang. Bapak adalah segala galanya bagi Billah.

"saya cinta kamu, Billah" Riko langsung mendekatkan wajahnya lantas melumat bibir Billah.
Billah yang awalnya kaget dan kaku mulai menikmati.
tangan Riko beraksi mengusap paha Billah dan menyerempet ke arah vagina nya.

Billah menahan tangan Riko untuk bertindak lebih jauh,namun lumatan Riko masih ia nikmati.
lumatan mereka terlepas setelah Billah mendorong bahu Riko kasar lantas menunduk. Riko tidak menyerah, ia meraih tangan billah lalu menuntun agar wajah mereka berhadapan.
"Mas riko.."
"Billah, saya mencintai kamu"
"saya, saya juga mas. Tapi ini tidak benar!" Billah memalingkan wajahnya dari Riko.

"saya tulus sama kamu Billah, sebagai rasa terima kasih saya, saya akan membiayai pengobatan bapak dan sekolah adik kamu"
Mata Billah membulat mendengar penuturan Riko.

Riko tersenyum senang, ia berdiri dan menarik tangan billah untuk berdiri juga, lalu menarik pinggang nya agar mendekat. Pinggang mereka saling bertemu, wajah mereka hanya tersisa beberapa centi. Lumatan demi lumatan bibir terdengar di keheningan malam. Tangan Billah sudah bertaut melingkar di pinggang Riko, kemaluan mereka saling bertemu dan hanya dipisahkan oleh pakaian mereka saja.

Riko membuka jilbab tipis Billah, cantik sekali dengan wajahnya yang memerah malu.

"mas, Mas benar mencintai Billah?"
Riko hanya tersenyum dan menyisipkan rambut Billah yang berantakan ke belakang telinganya. Ia mencium leher Billah dengan lembut, mengeksplor setiap inchi leher Billah yang putih bersih itu.

"mmm, Billah geli mas.."
Baju kaos Billah disingkapkan oleh riko perlahan ke atas, terlihat bra Billah dengan payudaranya yang menyembul.
Billah menarik kembali bajunya ke bawah
"ini gak bener mas!" Billah kembali bimbang.

Riko dengan lembut mendudukkan Billah di kursi dan perlahan menurunkan ciumannya dari leher ke arah payudara Billah. Puting Billah mencuat keluar keras. Riko memainkan puting Billah dengan lidahnya
"ahh, sshhh sebentar mashh, eughh" Billa mengerang.

"Billah, saya cinta kamu"
Riko langsung melahap payudara itu.
puting sebelah kanan ia mainkan dengan mulutnya dan puting sebelah kiri ia mainkan dengan tangan kanannya.
desahan manja Billah terdengar erotis memenuhi seluruh ruangan.

"ahh mas Riko, eughh gelii mas"
Riko mulai menjalari selangkangan Billah dengan tangannya, ia memasukkan tangannya ke dalam celana Billah yang sudah basah.

"ahh jangan mas, memekkuu eughh mass riko" Billah membusungkan dadanya kenikmatan, mulutnya menganga merasakan jari hangat menjalari vagina nya.

"Billah, memek kamu hangat sekali"
Riko menarik celana Billah, kini hanya tersisa celana dalamnya yang sangat basah. Riko membuka paha Billah lebar lalu mencium vagina Billah.

"eunghh mass, jangann massh geli" Billah menggelinjang saat lidah Riko mempermainkan klitorisnya.
Riko mengeluarkan batangnya dari celana boxernya lalu menggeseknya ke vagina Billah yang terbuka lebar dan basah dari luar celana dalam.

"ahhhh mass, saya gak tahan mas"
Billah meremas pegangan sofa didekatnya dengan kuat. Ia menyisipkan celana dalamnya hingga vagina nya terlihat dan terbuka. Riko memasukkan penis nya yang sudah tegang sempurna dengan perlahan ke dalam vagina Billah.
"ahhh masshhh, memekkuu penuh mashh, eughhh" Billah mengerang kenikmatan, matanya merem melek menikmati sensasi nikmat di vagina nya.
Penis besar Riko yang masuk setengah terasa nyut nyut.

"Billah, memek kamu sempit sekalii ahhh" Riko mengerang merasakan penisnya dijepit oleh vagina Billah.
Riko menghentakkan penisnya masuk seluruhnya ke dalam vagina Billah, Billah sontak mendesah keras
"eughhh! mas! penismu besar sekali, memekku teraduk aduh, ahh mas"
Billah merasakan kenikmatan tiada tara di vagina nya. Sambil digenjot oleh penis Riko, klitorisnya juga dimainkan oleh Riko.

"aghhh Billahh" Riko mengerang keras merasakan ada sesuatu yang hendak keluar. Ia menghentakkan penis nya keras hingga mencapai dinding rahim Billah.

"aghhh masss dalam sekalii" Billah menggelinjang dengan vagina yang berkedut kedut, ada perasaan yang sangat asing menyusup di hati Billah.
"ayo jilat mani saya" suruh Riko
Billah menggeleng, merasa jijik.
Riko mendengus nafas kasar. Ah, sudahlah.

Riko mendorong bahu Billah kasar agar terbaring di atas sofa kembali lalu segera membuka lebar pahanya, ia memandang vagina Billah lekat lekat. Tanpa aba aba, ia mengulum vagina Billah dan memaikan klitoris nya dengan lidahnya. Dada montok billah membungsung ketika klitorisnya menyentuh lidah Riko, sensasi tersengat sukses membuat Billah berteriak dan memegang kepala Riko yang sekarang menempel di selangkangannya. Perawan Billah sudah jebol.

Setelah satu menit berlalu, dan rintihan Billah perlahan mereda yang digantikan oleh isak tangis. Perlahan Riko melepaskan pelukannya. Ia kecup mesra bibir Billah yang merah tipis untuk mengembalikan nafsu gadis itu. Nikmatnya jepitan liang vagina Billah mulai terasa meresap di batang penisnya, Riko merintih dan mulai menggerakkan kemaluannya tidak digoyang naik-turun, tapi cukup dikedut-kedutkan ke atas dan ke bawah.
"mas Riko.." Billah menatap Riko sayup
Riko tersenyum dan memeluk Billah
"makasih ya Billah, saya mencintai kamu"
Billah hanya menunduk malu
 
Terakhir diubah:
2 bulan sudah terlewati Riko menjalankan kehidupannya yang baru di kota ini, setelah kejadian itu, ia menjalin hubungan dengan Billah, bukan hanya hubungan sebagai partner seks namun Riko benar benar mencintai Billah.

Sekarang, bapak Billah sedang dirawat di rumah sakit dan Billah hanya tinggal sendiri di rumah. Hanya sesekali ia mengunjungi bapak nya dirumah sakit. Namun, Riko sebagai seorang hypersex, dia tidak merasa cukup dengan hubungan seks nya bersama Billah, Billah selalu menolak jika disuruh menggunakan gaya lain apalagi sampai disuruh mengulum penis Riko. Padahal, Riko membutuhkan itu semua untuk memenuhi hasrat nya yang sangat besar.

"Billah, kita sudah 2 bulan menjalani hubungan kita" Ucap Riko saat mereka sedang menyantap bakso di samping rumah sakit.
"tepatnya, 2 bulan sudah mas Riko membiayai pengobatan bapak" ucap Billah lirih
Riko menyimpan sendok dan garpunya dengan kasar
"Billah, kamu gak pernah menganggap aku benar tulus sama kamu?"
"hah, tidak begitu mas" Billah buru buru meralat ucapannya
"Aku membiayai pengobatan bapak kamu karena aku sayang sama kamu, loh!" Riko menatap Billah lekat
"tapi maaf mas, aku rasa hubungan seks kita akhir akhir ini kurang sehat"
Riko menghela nafas kasar
"kamu tahu kan, nafsu seks ku gimana?"
"tahu mas, karena itu aku merasa gak pantas dengan mas Riko"
"astaga, jadi kamu selama ini tidak senang berhubungan dengan aku?"
"bukan begitu mas, aku senang sekali, aku mendapatkan kenikmatan yang belum pernah aku dapat, tapi mas Riko gak"

Riko menerawang
"ah sudahlah, Billah, lagian saya melakukan seks dengan kamu karena saya benar benar mencintai kamu!"
"iya mas, makasih ya sudah menerima Billah dan membiayai pengobatan bapak"

Riko tersenyum kecut, pastinya ia akan lebih mencintai Billah lagi jika ia memiliki nafsu dan kebinalan yang setara dengan dirinya.

malam ini, Billah dan Riko duduk berdampingan di atas mobil yang sedang melaju di jalan tol, mereka baru saja pulang dari rumah sakit, hari ini mereka pulang agak terlambat karena bapak Billah baru saja melakukan terapi.

mereka sibuk mendegar lagu dari radio. Di keheningan mobil itu, tiba tiba saja Billah menaruh tangannya di selangkangan Riko dengan takut takut.
"loh, Billah? kenapa sayang?" Riko jujur saja kaget dengan perlakuan Billah itu.
"penis nya kuisap ya mas?" Billah tersipu malu

"di jalan begini?" Riko terbelalak kaget
tanpa aba aba, Billah membuka resleting celana jeans Riko dan mengusap penisnya dari luar.

"ahhh billahh, aghh isap sayang" Riko mengeluarkan penis tegak nya dari celana dalam.
Billah tertegun, ragu ragu.
Namun perlahan, ia menggenggam penis riko dan dikocoknya pelan atas bawah
"aghhh enak sayang, kocok terus Billah" Riko kenikmatan dan tak fokus menyetir.
Billah menundukkan kepalanya ke selangkangan Riko, perlahan ia menjulurkan lidahnya menyentuk kepala penis Riko
"ahh yess sayang, hangat sekali lidahmu" Riko merasakan sensasi tersengat di penisnya, ia benar benar melayang dengan perlakuan Billah.

Billah mulai menghisap kepala penis Riko naik turun
"ahh yes, suck my dick, aghh yess Billah, terus" Riko mendorong kepala Billah yang ditutupi jilbab itu agar menghisap penisnya lebih dalam.

"huwek" Billah sontak melepaskan kulumannya dan merasa mual.
Riko yang sudah kepalang tanggung langsung menghentikan mobilnya dipinggir jalan.

Mereka menghentikan mobilnya di perbatasan kota, sekitar 1 kilometer lagi menuju rumah, suasana remang remang dan sepi.

"maaf, mas Riko, Billah gabisa" Billah terbata bata.
Riko memundurkan sandaran jok mobil Billah lalu melumat bibirnya sambil perlahan membuka satu persatu kancing baju Billah,
"Billah, kenapa tiba tiba kamu jadi nakal?" Riko tersenyum miring
"ahhh mash, Billah sayang mas Riko"
Riko menghirup payudara Billah yang terlihat semakin padat saja. Tanpa aba aba, ia menghisap puting payudara Billah kasar.

"aghh mass, pelan pelann nghh" Billah membusungkan dadanya mengikuti ritme lidah Riko, vagina nya basah akibat di gerayangi dari luar oleh Riko. Selalu begini, Riko menjadi yang lebih aktif di permainan seks mereka.
"mashh rikoo, memek billah gatal mas"
"iya sayang, mas Riko tau"
Jari jari Riko memainkan titik sensitif di vagina Billah
"ahhh masshh, Billahh mau keluarrh aghh" Billah mengerang
kocokan tangan Riko di vagina Billah dipercepat, klitorisnya ditekan naik turun
"aghhhh masss Rikoo!" Billah mengerang bersamaan dengan kedutan di vagina nya dan cairan yang meleleh keluar membasahi rok nya.

Riko membantu Billah untuk membuka Rok dan celana dalamnya lalu melemparnya ke jok kursi belakang.
"buka pahamu Billah"
"mau diapai mas" billah mengerling nakal
"mau kumakan"
Kini Billah mengangkang membuka lebar bibir Vagina nya.

Batang penis Riko yang tegang sempurna dimainkan di bibir vagina Billah sambil sedikit ditekan di bagian klitorisnya.
"egghh mashh, masukinn mass" Billah meraih penis Riko dan mengarahkannya masuk ke dalam vagina nya.
"Ahhhh" Billah memegang bagian atas vagina nya, berusaha memainkan klitorisnya dengan tangannya sendiri.
"ahhh billah, kocok klitorismu sayang"
Riko tersenyum, sepertinya Billah berusaha lebih aktif.

"Billah sayang, kamu cantik sekali, ahhh"
Riko memaju mundurkan penis besarnya dengan cepat, tangan lentik Billah pun memainkan klitorisnya
Penis besar Riko sangat terasa di dinding vagina Billah, begitupun vagina Billah yang memijat penis Riko dan terasa hangat.

Riko memasukkan batang besar nya sampai mentok ke dalam, Billah merem melek kenikmatan dan mulut yang menganga.
"ahhhh mashh, gaa bisaa mas" Billah mengerang dan sekejap cairan vagina nya muncrat keluar, Riko sigap menjilat cairan itu.

Riko melumat bibir Billah sambil memberikan kembali pakaiannya untuk di gunakan kembali.
ia mengecup kening Billah
"Mas riko billah sayang sekali sama mas"
"mas riko juga, Billah"
Setelah mereka selesai membereskan, Riko tancap gas mengantar Billah kerumahnya.
 
Terakhir diubah:
usai mengantar Billah kerumahnya, Riko pun membawa mobil menuju kerumahnya. Riko memicingkan mata melihat Santi, sahabat Billah sedang berdiri di teras dengan menenteng selimut ditangannya.
Riko memarkirkan mobilnya dan turun dengan tergesa.

Santi datang dengan celana hotpants dan kaos yang rasanya tidak dapat menampung payudaranya. Paha nya yang putih mulus sukses membuat Riko menelan ludah.

"loh santi? ada apa malam malam kesini?"
"hehe, Santi mau numpang tidur mas!"
"numpang tidur?"
"iyaa, rumah Santi listrik nya mati, Santi serem, kan Santi sendirian dirumah"
"owalah, yaudah sini masuk"
Riko memutar gagang kunci dan membuka pintu, mempersilahkan Santi masuk. Ia segera menunjukkan kamar depan untuk Santi tidur, sedangkan dirinya tidur di kamar belakang.

Riko pun segera beranjak membersihkan badannya setelah mengantar Santi ke kamarnya.

Paha nya sangat lengket dengan cairan seks nya tadi bersama Billah.
setelah membersihkan badan, Riko kelelahan dan dalam waktu 2 detik dirinya menyentuh kasur, Riko langsung tertidur.
jarum jam berdetak, dan ditengah keremangan kamarnya, Riko yang sedang tertidur kaget dengan rasa hangat yang menjalari penisnya.

lalu terlonjak kaget saat mendapati Santi sedang mengulum penisnya dengan ganas dibawah sana. Dia segera menarik penisnya lalu pelan pelan berbisik
"kenapa kamu disini?" ucap Riko kaget. Santi hanya tersenyum binal lalu kembali meraih penis Riko.

"kalau lagi ngentot liat kondisi dong!" bisik Santi sesaat ia mengisap penis Riko. Tidak hanya mengulumnya, ia memainkan biji penis Riko dengan cara di kocok menggunakan tangannya,
"ahh santi, kenapa tiba tiba?"
"diam saja Riko, nikmati saja"
Riko menggelinjang kenikmatan. Ia sudah lama tidak merasakan sensasi ini, ia mendekap mulutnya sendiri agar desahannya tidak lolos keluar dari mulutnya.

"aghh santii, yesss my dick"
Riko menjambak rambut Santi dan menggerakkannya mengulum penisnya.
Tentu saja tidak membutuhkan waktu lama untuk Riko mencapai puncak dan menyemburkan mani nya. Santi sontak membuka mulutnya lebar menerima cairan Riko, dan melahapnya sampai habis.

"kamu minum sperma saya?"
"enak, Riko"
Belum habis kekagetan Riko,
Santi menyingkapkan daster nya dan memamerkan vagina tembem nya yang sudah basah dengan cairan bening. Ia nungging dengan pantat menghadap Riko.
"Fuck me Riko!"
Riko dengan gemas menepuk pantat Santi lalu mengisap nya bertahap hingga vagina nya. Pemandangan vagina mulus dari belakang sangat membangkitkan nafsu Riko.

"ahhh memekku basah"
Riko mengisap vagina Santi dari belakang sambil memainkan puting payudaranya dari luar daster
"memekmu enak, santi"
"suck my pussy! ahh fuck me!" bisik Santi kasar.

Riko melepaskan isapan nya pada vagina santi lalu menariknya untuk berbaring telentang.

Ia menghisap puting payudara santi yang mencuat keras.

Riko menjilat tubuh santi dari payudara dan berhenti di klitorisnya, Riko menggerakkan lidahnya menyapu klitoris santi dengan cepat.

“Fuck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Riko eghh hmmppp” badan santi mengejang, Riko mendekap mulutnya agar tidak mendesah lebih keras. Tangannya menekan kepala Riko ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajah Riko basah karena cairan vaginanya.

Santi muncrat dengan waktu singkat.
"penisku udah mau bersarang nih ahh"
tanpa menunggu, Riko memasukkan penisnya ke vagina tembem santi,
Walaupun santi sudah tidak perawan, sensasi vagina nya seperti memijat penis Riko. Riko mendesah pelan sambil menggenjot batang nya di vagina hangat milik santi.

"ahhh ngentot aku Riko, fuck me, fuck my pussy" bisik santi lirih.
Riko menggenjot Santi dengan cepat, santi memainkan klitorisnya sembari penis Riko berkelana di vagina nya.

saat sedikit lagi mencapai puncak, Riko melepaskan penisnya yang membuat Santi memasang muka kesal.

"doggy style" ucap riko sambil mengulum bibir santi dan memainkan putingnya.
Santi menungging dengan pantat dan vagina yang menjorok ke arah Riko. Riko langsung memasukkan penisnya, sensasi nikmat menjalar di setiap inchi penis Riko, Ia menggenjot vagina Santi sambil menjambak rambutnya keras.
"ahh santi, memeknu enak sekali"
Santi yang binal menjilat tangannya lalu ikut memainkan klitorisnya.

"Aku muncrat didalam ya? ahhh shhh" Riko menghentakkan penis nya hingga mencapai titik terdalam vagina Santi dan memuncratkan sperma nya, Cairan putih itu meleleh keluar bersamaan dengan lepasnya penis Riko dan vagina Santi.
Riko sangat puas dengan permainan ini, Riko merasa hasrat nya bermain kasar sudah terpenuhi.

Riko menjilat seluruh vagina Santi, memastikan tidak setitik pun cairan vagina nya tersisa.
Setelah itu, Riko terbaring dengan Santi berbaring diatas tubuhnya.
"hmm.. sekarang kamu jelasin perbuatan kamu tadi, Santi"
Santi tersenyum binal ke Riko
"aku suka mas Riko dari awal kita kenal, mas, aku sudah tahu kalau penis mas Riko pasti besar"
"hmm masa iya"
"mas, aku sudah beberapa kali mendapati kamu ngentot dengan Billah, Billah beruntung sekali dapat pasangan seperti kamu"
"aku mencintai Billah" ucapan itu mendadak keluar dari mulut Riko, hatinya membantah perbuatannya dengan Santi tadi.

"Billah itu bodoh! tidak bisa memuaskan kamu!" Santi bangun dari kasur dan berdiri.
"tapi saya cinta dia"
"kamu akan sadar mas, seks yang nikmat itu bisa mengalahkan cinta"
Santi keluar dari kamar. Riko menghela nafas kasar. permainan seks nya dengan Santi sungguh luar biasa, tapi dia sangat mencintai Billah.

Siang ini, Riko kembali menjaga kios herbal nya setelah 2 hari kemarin ia tutup. Sebab ia sibuk mengurus keperluan bapak Billah di rumah sakit.
Riko saat itu sedang duduk sambil memainkan handponenya, berkenala di media sosial.

Billah datang dengan tergesa gesa, mata sembab dan pakaian yang tidak beraturan. Riko sontak berdiri dari duduknya.
Billah datang dan menampar Riko dengan keras
"Mas Riko jahat!" Billah berteriak nyaring dengan air mata yang bercucuran.
"hei? ada apa Billah?" Riko mengerutkan dahi nya, tanda merasa keheranan.
"katanya mas Riko seks sama Billah karena cinta?!" suara Billah bergetar
"kenyataannya begitu, Billah"
"bohong! Mas juga cinta sama Santi?!"
Riko sontak terbelalak, mengapa Billah bisa tau?
"jahat kamu mas! aku kasih keperawananku karena aku kira mas Riko tulus sama aku!" Billah memukul dada Riko lemah
"Billah, tenang dulu dengerin aku dulu"
"Billah udah kotor mas! Mas Riko laki laki bajingan!" Billah yang bercucuran air mata kini memukul Riko berkali kali dengan segenap tenaga
"Billah, tenang dulu ya? Mas melakukan itu bukan karena sengaja"
"nggak sengaja gimana?! Santi sendiri yang cerita sama aku! Laki laki bajingan!"
"aku kira kamu tulus mas! ternyata aku jadi pelampiasan nafsu bejat mu saja!" Billah menatap Riko getir
"aku benci mas!!" Billah berteriak nyaring lalu segera meninggalkan kios Riko dengan bahu yang bergetar.
Riko sontak menutup kios nya dan berlari ke rumah Santi.

sesampainya dirumah santi, riko melihat pintu rumahnya terbuka dan langsung merangsek masuk.
Namun Riko kaget menemukan santi yang tersenyum kearahnya.
Dia memakai rok putih sepaha, kaos kaki yang menutupi betis dan kemeja putih yang menerawang. Dia berdiri dan tersenyum binal ke arah Riko
"apa apaan ini?"
"aku tahu kamu akan kesini"
"kenapa kamu memberitahu Billah? Kamu sengaja?!"
"sengaja lah, sudahlah Riko, aku bisa memuaskan nafsu mu!"
Riko menelan ludah, payudara besar Santi membayang di balik kemeja tipisnya. Riko yakin sekali dia tidak memakai apapun lagi di balik rok pendek nya. Santi menghampiri Riko
Kemudian dia mulai menjilati telinga dan leher Riko
"hmm santii"

Karena nafsu birahi ada di kepala, Riko mulai meletakkan tangannya ke dalam kemeja tipis Santi dan memeras remas payudaranya yang ranum.
"yess enak kan payudara ku riko?"
"santii, kamu nakal sekali"
Riko menjalari kancing kemeja dan membukanya sembari melumat bibir Santi. Mereka berdua saling membuka pakaian masing masing dengan bibir yang saling bertaut.

Tangan Santi masuk ke celana Riko dan mulai memutar penisnya.
"penismu besar mash" bisik santi di telinga Riko
Lidahnya menjilati puting Riko dan tangannya terus meremas remas penis. Kurang dari 5 menit, mereka berdua telanjang. Santi berlutut dan mulai mencium penis Riko, dia meludahi seluruh penisnya sampai benar-benar basah, mencampurnya dan mulai mengisap dengan mulutnya dengan gerakan ke bawah.

“eughhh” Riko mengerang ketika penisnya diisap secara memutar.
"santii, ahhh yess"
Riko menarik tangan Santi agar tak membuatnya orgasme,
"jangan sekarang, Santi"
"ahh yess puasin aku mas"
Riko mendorong Santi ke sofa dan menghirup vagina nya.
Santi menggelinjang ketika Riko mengisap klitorisnya. Perlahan-lahan, penis Riko naik karena bau vagina yang menusuk hidungnya.

"bau memekmu harum sekali"
"yess kocok memekku mas"
Riko menusuk vagina Santi dengan jari tengahnya, Santi mengangkat pinggulnya keatas dan membuka pahanya lebih lebar.
"ahh mass yess jari mu enakk sekali"
Gerakan jari di vagina santi memutar memutar dalam sekejap membuatnya orgasme

"aghh, Rikoo, yess play with my pussyy ahhh" Santi menggigit bibirnya, sedangkan jari Riko terus memutar di dalan vagina Santi dengan cepat.
Cairan vagina santi membasahi tangan Riko.

"kamu nakal! lihat tanganku!"
Riko mengeluarkan jarinya dan menghisap cairan di tangannya.
Santi menungging di sofa dan
Riko mulai menjilati anusnya dengan perlahan.

"ahh yess, fuck me" Santi memohon kepada Riko.
Riko mengarahkan penisnya ke anus sempit milik Santi.
"anus mu sempit sekali Santi, penis ku susah masuk"
"ahh penismu yang kebesaran mashh"
Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya semua penisnya telah memasuki anus Santi. Ternyata sensasinya luar biasa, anusnya sangat sempit dan Riko merasa hisapan anus nya begitu kuat.

"ahhhh anusmuu nakal santi, ahhh"
"rasain riko! penismu di siksa di anus ku!"
Riko menyodomi Santi sementara tangannya meremas payudaranya dan mulutnya mencium leher santi.
"aghhh ahhh" Santi mengerang keras merasakan penis besar Riko yang bergerak di anus nya.

Santi melepaskan penis Riko lalu menarik tangan riko ke arah kamar lalu mendorong Riko agar berbaring di kasur
"kamu diam riko, sekarang aku yang beraksi"
"oh ya santi? coba lihat seberapa jauh kemampuan kamu.
Ia menaiki Riko dan memasukkan penis Riko ke dalam anus nya dalam posisi jongkok.

"ahhh, aghhh yess" Santi bergerak naik turun sambil mengejang kenikmatan.
desahannya memenuhi ruangan kecil itu.
Sedangkan tangan riko memainkan vagina santi yang menganggur.
"aghhhh yesss ahhh" Santi mempercepat gerakannya dan dalam waktu singkat dia memuncratkan cairannya.
"ahhh memekku dan anusku penuh mass"
"ahh santi!"

Riko tidak tahu apa yang dia lakukan. Dia merasa frustasi dengan semua ini.
Dia menyendiri di rumahnya, permainan seks nya dengan Santi sangat menggairahkan. Tapi, dia paham, seks tanpa cinta memiliki kekurangan tersendiri. Dia mencintai Billah bukan karena dia memuaskan nafsu nya pertama kali. Namun ia mencintai Billah karena kepribadiannya.
Riko beranjak mengambil kunci mobilnya lantas membawa kendaraannya menuju rumah sakit.

Dia berjalan lunglai ke arah ruang perawatan bapak Billah.
Saat ia membuka pintu, ia mendapati suster yang sepertinya baru saja membersihkan kotoran Bapak Billah itu.
"makasih sus" Ucap Riko yang berpapasan dengan suster tersebut dan dibalas oleh senyuman.

Ia lantas berjalan masuk.
Riko mengajak bapak Billah mengobrol dan menyuapinya makanan walau ia tak terlalu mahir.
Setelah Riko menyelesaikan pekerjaannya dan mulai santai bermain handphone,
terdengar suara decitan pintu, Riko sontak berbalik dan mendapati sosok Billah yang buru buru menutup pintu lagi, tak jadi masuk.

Riko berdiri dari duduknya dan berusaha mengejar Billah
"Billah, ayo kita bicara dulu!"
Billah tak sedikitpun balik badan untuk Riko
Riko mempercepat langkahnya dan berhasil meraih tangan Billah.
"mau apa lagi Riko?" Billah berucap pedas
"Billah, kamu salah paham"
"salah paham apa nya? aku sudah tidak suci begini salah paham apa?!" Billah membentak sinis
"Billah, kita duduk dulu, kita bicara" Riko membujuk
"ga mas, aku pergi dulu aku buru buru" Billah berlari dan Riko hanya terpaku di tempatnya. Dia menjambak rambutnya, frustasi.
 
Riko akhirnya pulang dengan perasaan tidak tenang, dia menelepon Santi dari handphone nya.

"Santi, boleh kita ketemu di taman?"
"eum mau apa mas? masih belum puas yaa?"
"saya tidak mau seks dengan kamu santi, saya mau bicara serius"
"hmm aku otw taman nih"
Santi mengacuhkan perkataan pedas Riko.
Sesampainya di taman, Riko menghampiri Santi yang memakai baju minim, sengaja menggoda Riko.

"Santi, kita ga boleh seperti ini, aku sangat mencintai Billah" Riko memohon kepada Santi
"cinta itu bullshit Riko! Seks with me ga enak ya?"
"bukan masalah itu Santi! saya cinta Billah"
"tapi seks sama Billah ga asyik kan?" Santi tersenyum menggoda Riko.

Santi sudah menyadari sedari tadi bahwa Billah sedang berada di sekitar mereka, membawa adiknya berjalan jalan.
Riko menyadari bahwa Billah ada beberapa meter di sampingnya langsung saja menghampiri Billah.

"Billah!"
Billah tertegun namun tak bisa marah karena adiknya melihat mereka. Wajahnya masam melihat Riko yang kemudia disusul oleh sahabatnya Santi.
"dek, kamu main dulu perosotan di sana ya" Billah menyuruh adiknya menjauh.
"mau apa kalian? mau pamer abis seks?" Billah murka melihat mereka berdua.
Riko meraih tangan Billah dan menatap matanya lekat.

"Billah, saya betul tulus sama kamu, kamu tidak tahu"
Billah memalingkan wajahnya
Santi hanya berdiri sambil melipat tangannya melihat drama di depannya.
"kamu seks sama Santi juga tulus kan?!" Billah menggertak
"Billah, saya Seks sama Santi bukan karena di sengaja, bahkan tidak ada perasaan tulus sedikitpun dari saya untuk Santi!"
Santi tersenyum miring "saya bisa memberikan Riko apa yang kamu tidak bisa berikan, Billah"
"santi, kamu tega sekali! aku anggap kamu saudaraku sendiri!"
"kalau kamu anggap aku saudara, saudara harus saling berbagi kan?"
"diam kamu santi!" Riko berteriak, ia tidak mau ucapan santi membawa kemurkaan bagi Billah.

"Billah, ayo kita bangun lagi hubungan kita. Saya tidak peduli dengan seks, saya cinta sama kamu!" Riko menggigit bibirnya getir.
Billah menunjukkan wajah kecewa,
"mas Riko, aku sudah tidak suci, aku sudah berdosa" Billah menangis tersedu sedu, pertahanannya runtuh. Ia menangis di pelukan Riko.

"Billah, maaf kan saya, saya cinta sama kamu" Riko mengusap bahu Billah
"halah, bullshit kamu Riko, diajak seks sama aku juga mau" Santi menyela kedekatan mereka
"santi! tutup mulutmu! pergi kamu dari sini!" Riko menunjuk wajah Santi dengan sorot mata yang mengancam. Billah masih menangis di pelukan Riko.
"maafkan saya Billah, saya tulus sayang sama kamu" Riko mempererat pelukannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd