Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    633
Keren hu ceritane, beribu maaf ni juga untuk latar kampus cerita nya masih monoton, thx suhu atas cerita nya
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 29: Ditaklukan!
***************************************************************************************************************************************
Ari

Tak terasa sudah sebulan lebih ika tanpa kabar, aku bahkan polisi pun tak dapat menemukan dimana keberadaan ika saat ini. Hari ini aku berencana ke rumah nia hendak meminta pertolongan pada nia untuk membantu mencari ika.

Setibanya di rumah nia…

“Tok..tok..tok”, “Yaa sebentar…Oh mas ari…sila masuk mas…saya buat minum dulu” ucap nia ramah. Setelah ia meletakkan minuman, “Makasih nia” ucapku. “Jadi ada apa hal yang membuat mas datang kesini?” tanya nia. “Jadi gini, sampai saat ini ika belum kunjung pulang, aku bingung mesti cari kemana lagi, kamu boleh bantu aku nyariin ika?” ucapku. “Nyariin ika yaa…Mas udah laporan ke polisi?” tanya nia. “Udah nia…cuman masih belum ada kabar” ucapku lesu. “Oo gitu…nanti nia coba tanya rekan nia yang kerja di polisi deh” jawab nia seraya tersenyum. “Makasih banyak sebelumnya nia…Mas pamit dulu” ucapku seraya meninggalkan rumah nia.

Siang harinya…

Ika

“Ugghh ughh shhh” desahku saat pak karyo menyodokkan kontolnya dengan sangat cepat pada memekku. “Arrgghh tetep rapet memekmuhh” desah pak karyo. Kurang lebih sebulan sudah aku berada disini menjadi budak syahwat pak karyo dkk., sejujurnya aku rindu rumah, rindu aliyah dan tentu saja rindu suamiku. Tapi apa daya, hanya ini yang bisa kulakukan agar nia tidak menyakiti mereka, dua orang yang paling kusayangi. Mungkin kini mereka sibuk mencariku, aku tau betapa pedulinya aliyah padaku. “Akhhh akhhh gak tahannn” desah pak karyo seraya menekan kontolnya dalam-dalam di memekku dan “Crooott crooott crooott” ada sekitar 3 semburan peju beliau yang membasahi liang memekku, tubuh beliau rubuh dan dengusan nafasnya terasa berat dan menggelitik pipiku. “Udah puas pak?” ucap seorang wanita yang kutebak itu pasti nia. “Puas banget…dan gak bakal bosan…sama kayak ngentotin kamu” ucap pak karyo seraya bangkit dari tubuhku, kurasakan peju hangatnya meluber ke pahaku. “Mandi dulu gih pak…kontolnya berpeju gitu” ucap nia. Akupun duduk seraya membersihkan memekku yang basah dengan cairan cintaku dan peju pak karyo.

“Udah sebulanan, baru kesini kamu nia” ucapku. “Iya…karena aku mau memberitahu sesuatu” ucap nia. “Memberitahu apa emangnya?” tanyaku ketus. “Ini tentang suamimu” ucap nia singkat. “Suamiku? Mas Ari? Kenapa dia? Kamu apakan dia?” tanyaku panik. “Aku gak ada apa-apain dia, aku cuman mau kasih liat ini” ucap nia memberikan hp nya yang menampilkan beberapa foto mas ari. Seketika jantungku seperti berhenti berdetak, aku tak percaya mas ari tega berbuat seperti ini, foto pertama terlihat mas ari tengah duduk di salah satu foodcourt dengan seorang wanita, foto kedua masih dengan wanita yang sama, mas ari pergi ke taman wisata, dimana taman itu adalah tempat pertama kali kami memacu birahi, dan foto ketiga adalah kulihat mas ari tengah bersenggama dengan wanita tersebut diatas kap mobilnya. “Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin nia!!! Siapa lonte itu?!!!!” pekikku. “Aku tidak tau…tapi apakah itu suamimu?” tanya nia dengan nada datar. “Iyaa!! Dia mas ari suami aku!!! Bangsat!! Suami Bangsat!!! Nih hp mu!” aku mengutuk suamiku sendiri. “Coba liat foto berikutnya” ucap nia. Akupun menggeser beberapa foto, sampai pada sebuah foto dimana mas ari tengah jalan mesra di mall yang sama namun dengan perempuan yang berbeda, aku yang sakit hati semakin penasaran dengan foto berikutnya, dan ternyata foto terakhir adalah mereka berjalan mesra dengan berpelukan masuk ke sebuah wisma di dekat rumah kami. “Anjing! Bangsat! Bangsat kau ari!” pekikku yang tak dihiraukan oleh nia. Kuberikan kembali hpnya dan nia meninggalkanku sendiri di ruangan ini.

Seminggu berlalu…

Ari

Sudah seminggu ini aku masih belum juga mendapatkan kabar mengenai keberadaan ika. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk kembali mengunjungi rumah nia kembali. “Tok..tok..tok”, “Yaa sebentar…oh mas ari…ada apa mas?” tanya nia. “Boleh mas masuk?” tanyaku. “Oh boleh mas…silahkan masuk” ucap nia seraya menutup pintu. “Kamu masih belum dapat kabar tentang ika ya?” tanyaku. “Belum mas…mas sendiri gimana?” tanya nia. “Belum juga nih…bingung mas mau nyari kemana lagi” ucapku seraya menunduk. “Yang sabar ya mas…bentar nia buatkan minum dulu” ucap nia seraya beranjak menuju dapur. Saat aku menunggu minuman yang dibuat oleh nia, sebuah pesan singkat masuk.

“Hai sayang…”
“Siapa ya?” balasku.
“Ini aku lisa say…” balasnya.
Lalu nomor tersebut mengirimkan sebuah foto, ternyata foto kak lisa.

“Ooo kak lisa…pakai bra gak itu? Hehe” candaku.
“Menurut kamu say?” balasnya.
“Kayaknya gak deh…” balasku.
“Hehe bener….yuk ngentot lagi say” balasnya.
“Nanti ya sayang…” balasku.
“Ih kok gitu…udah bosen sama aku ya?” balasnya.
“Bosen? Kan baru satu kali ngentotnya” balasku.
“Oiya juga yaa…hehe Sini lah ngentot” balasnya yang membuat jantungku berdegup kencang dan perlahan kontolku mulai mengeras.
“Iya sabar dong…muach” balasku mengakhiri pesan tersebut, karena nia sudah kembali ke ruang tamu membawakanku secangkir teh hangat.

“Nih sila diminum mas tehnya” ucap nia ramah. “Nia ke belakang dulu ya mas” ucap nia seraya meninggalkanku. Seteguk dua teguk aku minum teh buatan nia, dan perlahan ada gejolak di dalam diriku, yang tak lain adalah gejolak birahi. “Apa iya karena godaan kak lisa tadi?” aku membatin. “Ah gak mungkin…ini kuat banget rangsangannya…” aku membatin. Kurasakan diriku sudah dikuasai syahwat sepenuhnya, aku tak dapat berfikir jernih, yang aku pikirkan saat ini bagaimana melampiaskan birahiku saat ini, kalau mesti ke rumah kak lisa itu kejauhan. Di ruang tamu ini aku mulai membuka resleting celanaku, dan langsung mengeluarkan kontolku, kukocok saja seraya melihat foto-foto para ‘Budak seks’ ku.

“Eh mas ari ngapain! Mas!” pekik nia saat menyaksikan aku sedang coli di ruang tamunya. “Eh ini…maaf mas…gak bermaksud” ucapku panik seraya menutup kontolku dengan bantal sofa. Nia hanya terdiam berdiri melihatku ia seolah tak percaya dengan apa yang kulakukan, karena nafsu yang menggebu-gebu sudah menguasai diriku, langsung saja aku beranjak mendekatinya, nia yang terkejut dengan tindakanku berusaha menghidar dan berlari dari kejaranku. Sampailah pada satu sudut rumah, dimana aku berhasil menghimpit tubuhnya ke dinding. Kedua tanganku merayap dengan cepat masuk ke balik jilbab biru muda yang ia kenakan, tanganku langsung meremas toketnya, yang ternyata ia gak pakai bra. “Ahhh mass…lepasin nia mass….mass ngapain?” ucap nia seraya meronta agar kulepaskan.

Nia memukul perutku dengan sikunya sehingga ia dapat lepas dan dengan buas aku kembali mengejarnya. Saat kudapatkan, langsung kutundukkan tubuhnya dan bertumpu pada meja makan. “Mas mau ngapain?Uhh” tanya nia saat aku dengan beringas menyingkapkan rok biru yang ia kenakan. “Kamu kasih mas racun ya? Dan ini kamu malah gak pakai cd dan bra…” ucapku. “Racun apa mas? Ssshh” desah nia saat jemariku bergerak cepat mengocok memeknya yang sama sekali tak berbulu itu. Jemariku terus mengocok memeknya, sementara tanganku yang satunya berusaha masuk ke balik baju kaos dan jilbab biru muda yang ia kenakan, kurasakan toketnya mulai menegang pertanda ia juga dilanda birahi, kupermainkan puting toketnya.

“Akkhh sshh mass hentikan uhhh” desah nia. Kuhentikan semua seranganku, dan dengan tergesa-gesa kubuka celana dan cd yang kukenakan. Lekas saja kumasukkan kontol milikku ke dalam memeknya, “Akkhh mas besar akkhh” desah nia kewalahan menerima sodokan kontolku yang begitu cepat. “Apanyaah yang besar?” tanyaku. “Kontol mass..ughh” desah nia seraya mulai menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama sodokan kontolku. “Tadi gak mau katanya?” tanyaku seraya melepaskan kontolku. “Akhh mass sodok lagi…maaf nia tadi ketakutan” ucap nia seraya menggenggam dan menuntun kontolku untuk kembali masuk ke memeknya. “Akhh habisnya mass kasar banget tadi ughhh” desah nia. Dengan tenaga dan birahiku yang menggebu-gebu, kuputar tubuhnya untuk duduk mengangkang diatas meja makan ini. Dan langsung kunaikkan tempo sodokan kontolku, karena melihat wajah nia yang sangat menikmati permainan kasarku.

“Ughh ughh mass aku gak tahan” desah nia diikuti semburan cairan cintanya. Kusingkapkan baju kaos dan jilbab yang ia kenakan hingga ke bahunya, lalu kuhisap dan remas kedua toketnya. “Akkhh bentar dong akkh akuhhh baru keluar iniiihh” racau nia. “Akkhh mass perkasa banget ihh” desah nia.”Mass jangan dicupangin semua donggg” desah nia. “Kenapa emangnya?” tanyaku seraya makin mempercepat sodokan kontolku. “Ka..kar…akhh karena merah-merah mas…ughh gatal…” desah nia. “Apanya yang gatal haa?” tanyaku. “Memek akuhh mas” desah nia. “Lonte banget si nia ini” aku membatin. Entah obat apa yang nia kasih ke minumanku tadi, yang jelas aku benar-benar berstamina ngentotin akhwat lonte satu ini. Kugenjot ia selama 5 menit, “Akhh mas akkhh” desah nia diikuti semburan cairan cintanya yang kedua. Kehangatan cairan cintanya pada palkonku memicu hasrat ingin berejakulasi. Kuhentakkan dalam-dalam, aku ingin nekat ‘buang bibit’ di dalamnya. “Akhh sshh masshh jangan buang dalem sshh” desah nia seraya mendorong tubuhku hingga kontolku terlepas dari memeknya. Dengan telaten nia mengocok kontolku dan “Crooott crooott crooot” ada sekitar 3 semburan pejuku langsung membasahi perut dan rok nia.[/HIDE]
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 30: Rusak
***************************************************************************************************************************************
Dua minggu berlalu…

Ari

Entah sudah beberapa kali aku bertukar ‘teman main’ selama dua minggu ini, sementara istriku sama sekali tak kusentuh karena dalam masa kandungan, mood aliyah sangat tidak beraturan, daripada saat ingin bercinta malah moodnya berubah drastis. Dalam dua minggu ini aku selalu memacu birahi dengan mbak tini, kak lisa dan sang akhwat lonte siapa lagi kalau bukan si nia. Mereka benar-benar bisa membuatku terpuaskan tanpa harus terikat ikatan resmi. Selagi aliyah tidak mengetahui hal ini, mungkin tidak akan menjadi masalah. Hpku bergetar dan ternyata ada notifikasi pesan dari nomor yang tak kukenal.

“Mas .. kapan main lagi?”
“Maaf ini siapa ya?” balasku.
“Ini nia mas” balasan kuterima ternyata itu nomor nia.
“Oh nia…maaf masnya lagi belum bisa ke rumahmu” balasku.
“Yaahh padahal nia lagi pengen mas” balasnya.
“Yaa mas nya lagi di rumah aja nih sementara istri kedua mas lagi ada kegiatan” balasku.
“Kalau nia kesana boleh?” balasnya.
“Boleh aja sih, mau ngapain?” balasku.
“Mau tau rumah mas dimana, kan aku belum pernah kesana” balasnya.
Akupun mengirimkan alamat lengkap rumahku.

Siang harinya…

“Tok tok tok” terdengar ketukan pintu utama rumahku. Saat kubuka ternyata nia, “Gak susah kan cari rumahnya mas?” tanyaku. “Gak kok mas” ucap nia. “Sila duduk dulu….bajunya bagus…merah semua” ucapku. Aku bergegas ke dapur menyajikan teh hangat, “Ini silahkan diminum” ucapku. “Merah semua nyentrik ya mas?” tanya nia. “Gak juga sih…mencolok banget warnanya” ucapku. “Mencolok atau menggairahkan mas?” goda nia. “Hehe itu juga” ucapku. “Istri keduanya mas kemana?” tanya nia. “Oo dia lagi pergi ke forum dakwah di perumahan ini” jelasku. “Oo padahal aku mau kenalan dengan istri keduanya mas” ucap nia. “Oo dia pulang sore atau magrib kayaknya” ucapku. Saat sudah kehabisan bahan obrolan, aku sesekali membuka hpku, saat aku terlarut dalam keasyikanku dan mengabaikan nia, “Mas lihat ini deh” ucap nia seraya menyingkapkan baju dan jilbab merah yang ia kenakan.

“Ups…kamu ngapain?” ucapku seraya menurunkan apa yang telah nia singkapkan. “Kan tadi nia bilang bahwa nia pengen mas” ucap nia. “Yaa kesini jangan tanpa bra juga kali” ucapku. “Yaa nia gak tahan mas habisnya” ucap nia seraya berpindah duduk ke sampingku. “Nia gak tahan rindu dengan ininya mas” ucap nia seraya meremas kontolku dari balik celana pendek yang kukenakan. “Jangan lama-lama ya tapi” ucapku seraya membuka celana dan cd yang kukenakan. Dengan beringas nia mengulum dan menghisap kontolku yang masih setengah tegang tersebut, kocokan dan remasan ia lakukan pada buah zakarku.

Tanganku pun tak tinggal diam, mulai meremasi toketnya yang sudah mengacung, “Slluurrpp uhhmm uhhmm” desah nia. “Mas langsung aja yaaa…udah gatel memek nia” ucap nia seraya menungging di sofa tempat kami duduk, ia pun menyingkapkan rok merah yang ia kenakan. “Gak pakai cd juga…pengen dientot banget ya?” ucap seraya memainkan jemariku di memeknya. “Iyaahh dientot sama kontolmu mas” desah nia, tangannya sibuk menarik kontolku agar lekas masuk ke memeknya.

Saat kontolku sudah berada di dalam memeknya, aku sama sekali tak menggerakkan pinggulku, kulihat nia menggerakkan pinggulnya agar terjadi gesekan antara dinding memeknya dengan kontolku. “Iiiihh mas usil….plis entotin niaaaa” desah nia. Kupegang pinggulnya dan mulai kumaju mundurkan kontolku. “Ugghh mass sshh cepetin” desah nia. Kutegakkan tubuhnya hingga kami tegak lurus, kedua toketnya kuremas dengan keras, “Akkhh masss toket niaa mass” desah nia. Kupermainkan puting toketnya, hingga membuatnya kegelian.

“Akhh mass….entot terus” desah nia. “Ughh ughh pindah posisi yuk niaa” ucapku. “Pindah kemana masss uhh?” Tanya nia. Aku tak menjawab, namun aku menyuruh nia untuk merangkak dan berjalan dengan kondisi kontolku masih menancap. “Ugghh masss kemana nihh jauhh gakk” desah nia seraya berjalan menungging. “Tuh lurus ke kamarnya masss” ucapku seraya terus menyodokkan kontolku ke memek nia.

“Ughh jauhh banget lagiiihhh” desah nia, melihatnya yang kesusahan, lekas kulepaskan kontolku, nia yang tak paham maksudku langsung berjalan menuju kamarku, namun langsung kucegah, kutarik tangan nia sehingga kami berhadapan sebelum ia masuk ke kamarku. Aku mencumbu bibirnya, kedua tanganku langsung memegang pahanya, karena aku hendak menggendongnya. “Uughh mass…ini ngapainn?” tanya nia bingung. “Akhh kontol…masukk lagiihh” desah nia saat kontolku kembali masuk ke memeknya dengan kini posisinya ia adalah kugendong depan. Akupun terus menggenjot memeknya seraya berjalan masuk ke kamarku.

“Akkhh mass perkasa banget…bisa ngentot sambil gendong” desah nia seraya kembali mencumbuiku. Saat sudah berada di dekat ranjangku, langsung kuhempaskan tubuh kami di ranjangku tanpa menutup pintu terlebih dahulu. “Akkhh mass cepetan masss nia gak tahan ughhh” desah nia diikuti semburan cairan cintanya. Kugenjot memeknya dengan tempo yang cepat pada posisi missionary ini dengan kedua kakinya kunaikkan bertumpu pada bahuku. “Akhh mass cepet banget….” Desah nia. Dengan posisi saat ini membuat tanganku bebas meremas toket nia dari balik baju merah yang ia kenakan.

“Ughh mas…toket niaahh memek niaaahh” desah nia menerima serangan gandaku. Sudah kurang lebih 10 menit aku menggenjot memek nia pasca orgasme pertamanya, “Akkhh mass cepetin laggiihh niaaah mau keluar laggiihhh” desah nia diikuti semburan cairan cintanya yang kedua. Pada orgasmenya yang kedua, kupelankan tempo sodokan kontolku. “Hiks hiks hiks” aku mendengar seperti ada seorang yang menangis tepat dibelakangku. Saatku menoleh ke belakang ternyata aliyah berdiri di dekat pintu menangis dan menatapku tak percaya dengan apa yang tengah ia saksikan.

“Apa maksudnya ini mas?!!” pekik aliyah. Aku yang masih terkejut lekas berdiri dan merapikan celanaku, aliyah berlari keluar, namun dengan cepat kutangkap tangannya. “Lepaskan aku mas!!! Kamu pengkhianat mas!!!” pekik aliyah. “Saat istri lagi ke pengajian…kamu disini malah selingkuh sama perempuan itu!!!” pekik aliyah memarahiku. Aku menoleh ke nia yang mulai merapikan pakaiannya dan ia menuju tempat aku dan aliyah yang tengah beradu argumen. “Siapa sih perempuan itu hah!!!” bentak aliyah berjalan cepat menuju nia namun dapat kutahan. “Mas bela dia!! Siapa sih?!! Nia!! Kamu nia kan!!!” pekik aliyah seolah tak percaya apa yang dilihat olehnya.

Aku yang tidak paham bagaimana istri keduaku ini bisa kenal nia hanya bisa diam selama mereka saling beradu argumen, dari beberapa argumen kudapatkan kesimpulan bahwa nia lah orang yang menjebak istri keduaku pada masa lalu sampai kehilangan keperawanannya, “Kamu dulu menjerumuskan aku!! Sekarang kamu ngerebut suami aku!!!” bentak aliyah. “Kenapa kamu senyum-senyum hah?! Tidak ada yang lucu disini!!” bentak aliyah. “Ngerebut?! Suamimu aja yang tolol bisa takluk sama aku… mungkin karena memekmu busuk!” ucap nia. “Plak!!” sebuah tamparan keras dari aliyah mendarat di pipi nia hingga membuat nia tersungkur. “Jaga mulutmu ya!! Sudah ngerebut suami orang!! Malah kau menghinaku!!” bentak aliyah seraya menendang nia. Namun tendangan aliyah tak tepat mengenai nia, karena dengan cepat nia menghindar. Aku langsung melerai perkelahian dua wanita ini daripada memperburuk suasana. “Mas bisa jelasin say…. jangan berkelahi…” ucapku seraya memeluk aliyah agar tidak membantai nia.

“Lepaskan aku mas! Perempuan seperti ini harus diberi pelajaran!!” bentak aliyah seraya meronta. “Sayangg….kasihan calon anak kita yang kamu kandung…” ucapku seraya terus menahan tubuh aliyah yang terus saja meronta. “Anak kita?! Kalau seperti ini…aku tak sudi mengandung anakmu! Dasar lelaki pengkhianat!!” ucap aliyah yang seketika membuatku melonggarkan dekapan pada tubuhnya. “Tak sudi?” tanyaku pelan. “Iyaa aku tidak sudi!! Dan sekarang kita cerai!!! Jangan sentuh aku lagi mas!” bentak aliyah seraya berlari keluar dari rumah ini. “Mas…maaf aku tidak bermaksud..” ucap nia seraya mendekatiku. “Kamu pulang sekarang” ucapku. “Ta tapi mas” ucap nia. “Pulang kau wanita sialan!! Angkat kakimu dari rumahku! Dasar perusak rumah tangga orang!!!” bentakku pada nia. “Baiklah kalau itu yang kamu mau….percayalah…kau akan menyesal mas” ucap nia seraya meninggalkan rumahku. Sementara aku meringkuk di lantai menangisi kepergian aliyah.[/HIDE]
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd