Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

di perkosa sopir ku jadi ketagihan

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Namaku Winie, umurku sudah 35
tahun dengan dua orang
anak yang sudah beranjak dewasa.
Waktu menikah
umurku masih 19 tahun dan sekarang
anakku yang paling
tua sudah berumur 15 tahun sedang
yang bungsu
berumur 13 tahun. Kedua anakku
disekolahkan di luar
negeri semua sehingga di rumah
hanya aku dan suami
serta dua orang pembantu yang
hanya bekerja untuk
membersihkan perabot rumah serta
kebun, sementara
menjelang senja mereka pulang.
Suamiku sebagai seorang usahawan
memiliki beberapa
usaha di dalam dan luar negeri.
Kesibukannya membuat
suamiku selalu jarang berada di
rumah. Bila suamiku
berada di rumah hanya untuk
istirahat dan tidur sedang
pagi-pagi sekali dia sudah kembali
leyap dalam pandangan
mataku. Hari-hariku sebelum anakku
yang bungsu
menyusul kakaknya yang sudah lebih
dulu menuntut ilmu di
luar negeri terasa menyenangkan
karena ada saja yang
dapat kukerjakan, entah itu untuk
mengantarkannya ke
sekolah ataupun membantunya
dalam pelajaran. Namun
semenjak tiga bulan setelah anakku
berada di luar negeri
hari-hariku terasa sepi dan
membosankan.
Terlebih lagi bila suamiku sedang
pergi dengan urusan
bisnisnya yang berada di luar negeri,
bisa meninggalkan
aku sampai 2 mingguan lamanya.
Aku tidak pernah ikut campur urusan
bisnisnya itu
sehingga hari-hariku kuisi dengan
jalan-jalan ke mall
ataupun pergi ke salon dan
terkadang melakukan senam.
Sampai suatu hari kesepianku
berubah total karena
supirku. Suatu hari setibanya di
rumah dari tempatku
senam supirku tanpa kuduga
memperkosaku.
Seperti biasanya begitu aku tiba di
dalam rumah, aku
langsung membuka pintu mobil dan
langsung masuk ke
dalam rumah dan melangkahkan
kakiku menaiki anak
tangga yang melingkar menuju lantai
dua dimana kamar
utama berada. Begitu kubuka pintu
kamar, aku langsung
melemparkan tasku ke bangku yang
ada di dekat pintu
masuk dan aku langsung melepas
pakaian senamku yang
berwarna hitam hingga tinggal BH
dan celana dalam saja
yang masih melekat pada tubuhku.
Saat aku berjalan
hendak memasuki ruang kamar mandi
aku melewati
tempat rias kaca milikku. Sesaat aku
melihat tubuhku ke
cermin dan melihat tubuhku sendiri,
kulihat betisku yang
masih kencang dan berbentuk mirip
perut padi, lalu mataku
mulai beralih melihat pinggulku yang
besar seperti bentuk
gitar dengan pinggang yang kecil
kemudian aku
menyampingkan tubuhku hingga
pantatku terlihat masih
menonjol dengan kencangnya.
Kemudian kuperhatikan bagian atas
tubuhku, buah dadaku
yang masih diselimuti BH terlihat
jelas lipatan bagian
tengah, terlihat cukup padat berisi
serta, “Ouh.. ngapain
kamu di sini!” sedikit terkejut ketika
aku sedang asyik-
asyiknya memandangi kemolekan
tubuhku sendiri tiba-tiba
saja kulihat dari cermin ada
kepalanya supirku yang
rupanya sedang berdiri di bibir pintu
kamarku yang tadi
lupa kututup.
“Jangan ngeliatin.. sana cepet
keluar!” bentakku dengan
marah sambil menutupi bagian
tubuhku yang terbuka.
Tetapi supirku bukannya mematuhi
perintahku malah
kakinya melangkah maju satu demi
satu masuk kedalam
kamar tidurku.
“Aris.. Saya sudah bilang cepat
keluar!” bentakku lagi
dengan mata melotot.
“silakan ibu teriak sekuatnya, hujan
di luar akan
melenyapkan suara ibu!” ucapnya
dengan matanya
menatap tajam padaku.
Sepintas kulihat celah jendela yang
berada di sampingku
dan ternyata memang hujan sedang
turun dengan lebat,
memang ruang kamar tidurku cukup
rapat jendela-
jendelanya hingga hujan turun pun
takkan terdengar
hanya saja di luar sana kulihat
dedaunan dan ranting
pohon bergoyang tertiup angin
kesana kemari.
Detik demi detik tubuh supirku
semakin dekat dan terus
melangkah menghampiriku. Terasa
jantungku semakin
berdetak kencang dan tubuhku
semakin menggigil
karenanya. Aku pun mulai mundur
teratur selangkah demi
selangkah, aku tidak tahu harus
berbuat apa saat itu
sampai akhirnya kakiku terpojok oleh
bibir ranjang tidurku.
“Mas.. jangan!” kataku dengan suara
gemetar.
“Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa
supirku saat melihatku
mulai kepepet.
“Jangan..!” jeritku, begitu supirku
yang sudah berjarak satu
meteran dariku menerjang tubuhku
hingga tubuhku
langsung terpental jatuh di atas
ranjang dan dalam
beberapa detik kemudian tubuh
supirku langsung menyusul
jatuh menindih tubuhku yang
telentang.
Aku terus berusaha meronta saat
supirku mulai
menggerayangi tubuhku dalam
himpitannya. Perlawananku
yang terus-menerus dengan
menggunakan kedua tangan
dan kedua kakiku untuk menendang-
nendangnya terus
membuat supirku juga kewalahan
hingga sulit untuk
berusaha menciumi aku sampai aku
berhasil lepas dari
himpitan tubuhnya yang besar dan
kekar itu. Begitu aku
mendapat kesempatan untuk mundur
dan menjauh
dengan membalikkan tubuhku dan
berusaha merangkak
namun aku masih kalah cepat
dengannya, supirku berhasil
menangkap celana dalamku sambil
menariknya hingga
tubuhku pun jatuh terseret ke
pinggir ranjang kembali dan
celana dalam putihku tertarik hingga
bongkahan pantatku
terbuka. Namun aku terus berusaha
kembali merangkak
ke tengah ranjang untuk
menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah
cepat dengan supirku, dia berhasil
menangkap tubuhku
kembali namun belum sempat aku
bangkit dan berusaha
merangkak lagi, tiba-tiba saja
pinggulku terasa kejatuhan
benda berat hingga tidak dapat
bergerak lagi.
“Aris.. Jangan.. jangan.. mas..”
kataku berulang-ulang sambil
terisak nangis.
Rupanya supirku sudah kesurupan
dan lupa siapa yang
sedang ditindihnya. Setelah melihat
tubuhku yang sudah
mulai kecapaian dan kehabisan
tenaga lalu supirku dengan
sigapnya menggenggam lengan
kananku dan
menelikungnya kebelakan tubuhku
begitu pula lengan kiriku
yang kemudian dia mengikat kedua
tanganku kuat-kuat,
entah dengan apa dia mengikatnya.
Setelah itu tubuhnya
yang masih berada di atas tubuhku
berputar menghadap
kakiku. Kurasakan betis kananku
digenggamnya kuat-kuat
lalu ditariknya hingga menekuk. Lalu
kurasakan
pergelangan kaki kananku dililitnya
dengan tali. Setelah itu
kaki kiriku yang mendapat giliran
diikatkannya bersama
dengan kaki kananku.
“Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya
dekat telingaku.
“Sejak pertama kali saya melamar
jadi supir ibu, saya
sudah menginginkan mendapatkan
kesempatan seperti
sekarang ini.” katanya lagi dengan
suara nafas yang
sudah memburu.
“Tapi saya majikan kamu Ris..”
kataku mencoba
mengingatkan.
“Memang betul bu.. tapi itu waktu
jam kerja, sekarang
sudah pukul 7 malam berarti saya
sudah bebas tugas..”
balasnya sambil melepas ikatan tali
BH yang kukenakan.
“Hhh mm uuhh,” desah nafasnya
memenuhi telingaku.
“Tapi malam ini Bu Winie harus mau
melayani saya,”
katanya sambil terus mendengus-
denguskan hidungnya di
seputar telingaku hingga tubuhku
merinding dan geli.
Setelah supirku melepas pakaiannya
sendiri lalu tubuhku
dibaliknya hingga telentang. Aku
dapat melihat tubuh
polosnya itu. Tidak lama kemudian
supirku menarik kakiku
sampai pahaku melekat pada perutku
lalu mengikatkan tali
lagi pada perutku. Tubuhku
kemudian digendongnya dan
dibawanya ke pojok bagian kepala
ranjang lalu
dipangkunya di atas kedua kaki yang
diselonjorkan, mirip
anak perempuan yang tubuhnya
sedang dipeluk ayahnya.
Tangan kirinya menahan pundakku
sehingga kepalaku
bersandar pada dadanya yang
bidang dan terlihat otot
dadanya berbentuk dan kencang
sedangkan tangan
kanannya meremasi kulit pinggul,
pahaku dan pantatku
yang kencang dan putih bersih itu.
“Aris.. jangan Ris.. jangan!” ucapku
berulang-ulang dengan
nada terbata-bata mencoba
mengingatkan pikirannya.
Namun Aris, supirku tidak
memperdulikan perkataanku
sebaliknya dengan senyum penuh
nafsu terus saja
meraba-raba pahaku.
“Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang
dengan tubuh menegang
menahan geli serta seperti terkena
setrum saat
kurasakan tangannya melintasi
belahan kedua pahaku.
Apalagi telapak dan jemari tangannya
berhenti tepat di
tengah-tengah lipatan pahaku.
“Mass.. Eee” rintihku lebih panjang
lagi dengan bergetar
sambil memejapkan mata ketika
kurasakan jemarinya
mulai mengusap-usap belahan bibir
vaginaku. Tangan Mas
Aris terus menyentuh dan bergerak
dari bawah ke atas
lalu kembali turun lagi dan kembali
ke atas lagi dengan
perlahan sampai beberapa kali. Lalu
mulai sedikit menekan
hingga ujung telunjuknya tenggelam
dalam lipatan bibir
vaginaku yang mulai terasa
berdenyut-denyut, gatal dan
geli.
Tangannya yang terus meraba dan
menggelitik-gelitik
bagian dalam bibir vaginaku
membuat birahiku jadi naik
dengan cepatnya, apalagi sudah
cukup lama tubuhku tidak
pernah mendapatkan kehangatan lagi
dari suamiku yang
selalu sibuk dan sibuk. Entah siapa
yang memulai duluan
saat pikiranku sedang melayang
kurasakan bibirku sudah
beradu dengan bibirnya saling
berpagut mesra, menjilat,
mengecup, menghisap liur yang
keluar dari dalam mulut
masing-masing.
“Ouh.. Winie.. wajahmu cukup
merangsang sekali Winie..!”
ucapnya dengan nafasnya yang
semakin memburu itu.
Setelah berkata begitu tubuhku
ditarik hingga buah
dadaku yang menantang itu tepat
pada mukanya dan
kemudian, “Ouh.. mas..” rintihku
panjang dengan kepala
menengadah kebelakan menahan geli
bercampur nikmat
yang tiada henti .
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd