Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Derita Marshanda hingga mengalami depresi jiwa

Status
Please reply by conversation.

ratu crot

Adik Semprot
Daftar
12 Mar 2016
Post
107
Like diterima
101
Bimabet
Saat itu adalah hari yang melelahkan bagi
Marshanda. Artis cilik yang biasa dipanggil Chacha
ini tampat kelelahan, karena seharian penuh ia
mengikuti syuting 'Bidadari' dari pagi hingga
malam. Saat tiba di depan rumahnya, orang tuanya
membuka garasi untuk memasukkan mobil.
"Aduh... Sapu tanganku jatuh." Ucap Marshanda
pelan agar tidak terdengar orang tuanya.
Artis cilik yang cantik itu sengaja mengendap
keluar dari mobil yang hampir masuk garasi,
keluar rumah untuk mengambil sapu tangannya
yang kebetulan jatuh tidak jauh dari pintu
rumahnya. Saat keluar, seorang tukang becak
yang dikenalnya, Pak Darso berumur 50 tahun
lewat di depannya.
"Cari apa nak Marshanda?" Tanyanya ramah.
"Mau ngambil sapu tangan saya di depan tuh..."
Marshanda menunjuk ke depannya.
Saat Marshanda menunduk mengambil satu
tangannya, tiba-tiba sebuah tangan kekar
menutup hidungnya, sementara tangan lain dengan
sebilah pisau terhunus mengarah ke dekat
lehernya. Marshanda terkejut bukan main.
Ternyata pak Darso yang melakukannya.
"Kamu diam saja! Ikut becak saya ke rumah, kalau
tidak mau mati. Di rumah cuma ada saya dan cucu
saya Hendro..." Ucapnya dengan garang dan
napas terengah.
Akhirnya Marshanda terpaksa menurut diajak ke
rumah Pak Darso. Ia cemas, tentu ayah ibunya
akan mencari-carinya. Sampai di rumahnya, Pak
Darso menyuruh Marshanda masuk ke kamarnya,
sementara ia menutup pintu rumah dan
menguncinya dari dalam.
"Sekarang kamu menurut saja. Sudah lama saya
mencari kesempatan seperti ini. Biar kamu pantas
jadi cucuku, malam ini kamu menggantikan
istriku..." Ujar pak tua itu dengan suara keras.
"Maksudnya Bapak apa-a...?" Tanya Marshanda
gemetar.
Wajah cantiknya itu kini seperti kelinci yang
ketakutan. Tidak terlihat lagi senyum manis 'Si
Lala' di wajahnya.
"Duduk saja! Dan ikuti perintahku..." perintah Pak
Darso.
Saat itu Marshanda mengenakan kaus putih
berlengan pendek dan bawahan berupa rok selutut
terbuat dari bahan jeans. Tukang becak itu segera
mendekat sehingga tubuhnya tinggal berjarak
seperempat meter dari Marshanda yang duduk di
pembaringan kamar pak tua itu.
Dengan tanpa malu lagi, tukang becak yang sudah
kesetanan itu membuka resleting celananya
sendiri dan mengeluarkan penisnya yang
berwarna coklat tua, panjang 20 cm dan
berdiameter 3 cm itu. Mata Marshanda melotot.
Baru sekali ini ia melihat penis laki-laki. Pak Darso
mendekatkan 'jalan tol'nya itu ke dekat mulut
Marshanda.
"Jilat, isap kemudian emut-emut seperti es krim.
Tapi jangan digigit..." Ujarnya keras.
Awalnya Marshanda menolak. Tetapi setelah
diancam akan dibunuh, terpaksa artis cilik cantik
yang baru kelas 1 SMP itu menurut. Mulut kecilnya
mulai mengulum penis pak Darso. Pertama
sekedar menjilat-jilatnya, lalu mulai memasukkan
penis itu kedalam mulutnya, bagian kepalanya
saja. Namun pak Darso terus melesakkan
penisnya yang besar dan panjang itu sampai lebih
setengahnya ke mulut Marshanda.
Marshanda gelagapan. Sungguh tidak disangka,
bahwa pada malam itu ia akan mendapatkan
pelecehan yang amat menyakitkan seperti itu, oleh
tetangganya sendiri, sudah tua lagi. Dengan amat
terpaksa Marshanda terus mengulum dan menjilati
'jalan tol' pak Darso. Pak Darso yang memberi
petunjuk, sambil menjambak rambut anak kecil
yang juga artis terkenal itu, memaju mundurkan
penisnya dengan paksa.
Setelah lebih sepuluh menit, pak Darso berhenti. Ia
menyuruh Marshanda berbaring. Artis cilik itupun
menurut saja. Pertama kali, pak Darso langsung
menciumi dan melumat mulut mungil Marshanda.
Dengan ganas ia mengunyah dan menyantap
mulut artis cilik cantik itu dengan lahap, sehingga
terdengar suara kecipak kecipuk seperti orang
makan dengan rakus. Sejurus kemudian, pak
Darso mulai menyingkap rok Marshanda ke atas,
hingga batas perut.
Kontan terlihatlah kedua bongkah paha artis cilik
itu yang amat mulus, meski masih kecil karena ia
memang masih tergolong awal remaja, bahkan
masih anak-anak. Celana dalamnya yang
berwarna biru laut berenda-renda, terbuat dari
sutra halus juga terlihat menutupi kemaluannya
yang masih kecil, tetapi sudah menggunduk indah.
Mulut Pak Darso melahap kemaluan Marshanda
sambil mengelus-elus pahanya yang mulus.
"Auhhh, auuuh, sudah pak, sudaaaah, ampun pak,
ampuuun, Aaaaaaaaaaah..." Marshanda merintih
pasrah.
Tidak kelihatan lagi gayanya yang cerdik seperti
dalam sinetron Bidadari.
Kini Marshanda hanya seorang anak kecil cantik
yang sedang diganyang habis oleh tetanggganya,
seorang tukang becak yang sudah berumur. Baju
kaus Marshanda pun dilepas oleh Pak Darso
dengan kasar, sehingga terlihatlah BH sempit yang
dikenakan oleh Marshanda menutupi dua bongkah
payudaranya yang baru tumbuh.
BH itupun direnggut paksa oleh pak Darso. Lalu
rok yang dikenakan Marshanda juga ditariknya ke
bawah sehingga terlepas. Kini Andriani
Marshanda, pemeran Lala, anak susu bendera itu
tinggal mengenakan celana dalam kecil berwarna
biru. Meskipun belum montok, tetapi tubuhnya
amat mulus dan indah sekali, enak dipandang dan
amat merangsang.
Pak Darso mulai menjilati seluruh jengkal tubuh
anak baru gede itu dengan rakus sekali, sehingga
badan Marshanda penuh dengan air liurnya. Tak
lama kemudian, napasnya sudah makin memburu,
Pak Darso tidak tahan, celana dalam, pertahanan
terakhir Marshdanda pun dipelorotkan dengan
paksa. KIni Marshanda sudah bugil total.
Terlihatlah gundukan kemaluannya yang belum
ditumbuhi rambut itu dengan indah.
Garis kemaluannya masih terlihat jelas dengan
bibir vagina agak keriput karena terlalu
menggembung. Nafsu pak Darso tak tertahankan
lagi. Tanpa sempat melumat lagi kemaluan itu
dengan mulutnya, ia langsung mengarahkan penis
besarnya ke vagina Marshanda yang sudah
menantang itu. Marshanda sadar apa yang akan
terjadi. Ia memelas-melas minta ampun. Tetapi
pakda Darso sudah tidak memperdulikan rengekan
anak kecil itu. Ia harus menjebol kemaluan artis
cilik cantik tetangganya ini.
Kepala penisnya mulai melesak, sedikit demi
sedikit memasuki kemaluan Marshanda yang
empuk sekali, tetapi amat sempit. Memang agak
sulit. Tetapi tak lama kemudian, ia berhasil
menjebol selaput dara Marshanda, artis cilik itu
menjerit histeris. Karena rumahnya agak terpencil,
suara itu tak mengundang kecurigaan para
tetangga.
jalan tol besar Pak Darso mulai menghujam makin
dalam, akhirnya hampir seluruhnya tertanam di
kemaluan Marshanda. Pak tua itu mulai memaju-
mundurkan penisnya di kemaluan nikmat
Marshanda.
"Aaah... Uuuuh... Aaaah..." Hanya rintihan pasrah
yang terdengar dari Marshanda.
Baru kemudian disusul tangisnya karena ia sadar
bahwa keperawanannya telah hilang diambil oleh
Pak Darso. Tidak puas dengan cara itu, Pak Darso
menyuruh Marshanda menungging. Ia mulai
menggarap Marshanda dari belakang dengan
setengah berdiri dan kedua tangan Marshanda
bertumpu di pinggiran tempat tidur.
Tangan Pak Darso meremas-remas payudara
Marshanda. Penisnya maju mundur secara teratur.
jalan tol besar Pak Darso mengobrak-abrik
kemaluan Marshanda yang tentu saja masih terlalu
kecil. Tubuh Marshanda yang sudah hangat, kini
makin hangat karena menahan sakit bercampur
nikmat. Keringatnya bercucuran. Pak Darso yang
sudah berumur itu terus menggenjot Marshanda,
hingga akhirnya meledaklah air maninya di dalam
vagina Marshanda.
"Aaaah..." Terdengar erangan mereka secara
bersamaan.
Marshanda menangis sesenggukan karena ia
sudah betul-betul habis diperkosa. Tanpa mereka
sadari, cucu pak Darso yang bernama Hendro dan
baru berusia 10 tahun itu menonton apa yang
dilakukan kakeknya. Pak Darso tentu saja terkejut.
"Kamu jangan bilang siapa-siapa ya kalau saya
sudah memperkosa Marshanda..." Si cucu
mengangguk.
"Tapi Kek, saya mau ngerasain juga dong. Boleh
kan?" Tanyanya dengan lugu.
Karena takut ketahuan orang lain. si kakek
membolehkannya.
"Jangan, jangan perkosa saya lagi. Saya capek
dan sakit... Tolong jangan...!" Jerit Marshanda
memelas.
Tetapi si cucu sudah tidak sabar lagi. Dipeluknya
tubuh Marshanda, artis idolanya itu dengan ganas.
Setelah melepas seluruh pakaiannya sendiri
sehingga ia pun telanjang bulat, ia mulai menindih
Marshanda. Penisnya yang belum begitu besar, ia
paksakan untuk masuk ke kemaluan Marshanda.
Ia menggenjot dengan nafsu, mengocok-ngocok
kemaluan Marshanda dengan penis kecilnya itu
tanpa ampun. Marshanda hanya bisa merintih-
rintih. Tetapi rintihan itu makin lama berubah
menjadi rintihan kenikmatan. Tampaknya ia juga
menikmati genjotan anak kecil yang pantas
manjadi adiknya tersebut.
Marshanda sepertinya mulai menikmati
pemerkosaan tersebut. Hilang sudah keangkuhan
Marshanda, keangkuhan si Lala dalam sinetron
bidadari. Sekarang dia sedang diperkosa seorang
anak kecil! Hendro tidak puas-puasnya
memandangi wajah cantik Marshanda yang kini
merintih-rintih tidak karuan, sementara penisnya
yang kecil itu semakin mengeras dalam kemaluan
Marshanda.
Dengan agak susah karena terlalu pendek, Hendro
menciumi mulut Marhanda yang indah dan mungil
itu dengan air liur menetes-netes saking
nafsunya. Akhirnya setelah 10 menit bersetubuh,
muncratlah air mani anak kecil itu yang kembali
mengisi rahim Marshanda. Sampai tengah malam,
secara bergantian kakek-cucu itu menggarap
sang artis cilik idola mereka, hingga Marshanda
pingsan. Baru setelah puas, mereka melemparkan
tubuh artis cantik itu di jalan depan rumahnya.
Namun ternyata mimpi buruk Marshanda belum
berakhir sampai di sini. Dari kejauhan, lima orang
anak kecil teman dan juga tetangga Hendro
mendekati tubuh telanjang Marshanda. Kemudian
mereka mengangkatnya ke sebuah rumah kosong
di dekat situ. Secara bergantian mereka
menggunakan kesempatan emas itu untuk
memperkosa Marshanda secara bergiliran.
"Kapan lagi bisa ngesot sama Marshanda...." Ujar
seorang anak berusia 10 tahun bernama Andri
kegirangan.
Akhirnya dengan ganas, tubuh bugil Marshanda
yang sudah pingsan itu kembali digarap semalam
suntuk. Si Andri yang pertama kali menindih
Marshanda. Dengan telanjang bulat, ia menindih
tubuh mulus Marshanda yang sudah tidak berdaya
itu, dipeluknya dengan erat, sementara penisnya
langsung menghujam ke lubang kemaluan
Marshanda yang sudah mulai melebar, setelah
dipaksa menelan penis Pak Darso dan cucunya,
Hendro.
Pantatnya maju mundur menikmati kemaluan
Marshanda yang sungguh nikmat. Bagaimana
tidak nikmat, bisa menjebol kemaluan artis idola
seperti Marshanda. Kemudian secara bergiliran
mereka semua menikmati tubuh mulus Marshanda
dengan penuh kenikmatan. Baru sebelum matahari
terbit, mereka meletakkan kembali tubuh artis cilik
naas itu di depan rumahnya. Pagi hari, keluarganya
heboh. Tapi semuanya sudah terlanjur terjadi
. Kasihan sekali Marshanda
Dengan kejadian itu Marshanda menjadi Depresi
berat bahkan berkali kali ingin melakukan bunuh
diri karena hidupnya merasa sudah tidak ber arti
lagi. Begitulah ke hidupan artis yang tidak se indah
dan se nyaman seperti apa yang terlihat di layar
televisi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd