Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CInta Bersampul

Menanti akhr kisah ray dan cia...

Up suhu
 
Part 20





Ray keluar kamar perawatan dengan kondisi sudah terbius, dokter melakukan hal ini karena rasa nyeri kembali timbul membuat ray kembali kesakitan.

Terdengar langkah kaki yang sedang berlari mengarah ke lorong operasi, tak lama saat ray masuk ke dalam ruang operasi, langkah itu semakin dekat dan terlihat seorang perempuan yang yang lengkap dengan toga wisuda berlari,

Sosok yang selama ini yang ray lihat dari kejauhan, sosok yang merasa muak dengan kehadiran dirinya. Kini berlari dengan sekuat tenaga.

"tante, om, ray dimana?" tanya cia dengan nafas yang terengah-engah, mereka hanya menjawab dengan senyuman.

"kamu tau darimana?" tanya mama sedikit terkejut.

"dari saya tante, om. Maaf untuk itu, tapi saya merasa berdosa kalau tak memberikan kabar kondisi ray" Ucap edo tiba-tiba memotong pembicaraan dengan berpakaian yang sama dengannya. tak lama orang tua muncul menyusul cia, begitu pun shanty.

"apa itu semua benar? Kalau ray pendonor ginjalnya??" tanyanya sambil menahan sesuatu yang akan keluar matanya.

"jawab om tanteeeee!!!" ucapnya lagi sambil teriak histeris.

"iah semua itu benar, ray yang donorin ginjal ke kamu" ucap papa cia saat semua diam seribu bahasa.

"dan ini kalung pemberian ray kan?" tanyanya sambil menunjukan yang ia pakai sampai sekarang.

"iah" jawab mama singkat.

"kenapa gak kasih tau siapa pendonor ginjal itu ray, kenapaaaaaaa??!" jerit histerisnya sambil terisak, shanty pun memeluk erat cia mencoba menenangkannya.

"kalian jahat.... Jahaatttttttt!" lanjutnya sambil terisak-isak di pelukan shanty,

"ciaa... udah dongg" shanty menepuk-nepuk pundaknya, begitu pun orang tuanya berusaha menjelaskan apa yang terjadi dengan alasan aturan rumah sakit. Tak ada satu pun yang boleh tau identitas sang pendonor.

Hampir 2 jam mereka semua menunggu dengan harap-harap cemas, termasuk cia yang duudk termenung mengarah ke pintu operasi sambil terus memegang kalungnya.

Rasa cemas cia hilang seketika saat ruang operasi terbuka, dan ray pun keluar menuju ruang perawatan.

"tunggu" ucap cia langsung mendekati ray yang masih terpejam, cia melihat wajahnya dengan tatapan tak percaya. Dokter jun pun yang menyusul keluar dan terkejut di depannya adalah cia.

"aku balikin ke kamu " ucapnya pelan sambil melepas kalung dan langsung mengalungi ke leher ray. Suster pun kembali mendorong menuju ruangan perawatan.

"sebaiknya kalian pulang dulu, lagian pasti pada lelah kan abis wisuda" ucap mama kepada edo dan shanty, cia masih berdiri di depan ruang perawatan menatap dari luar pintu.

"yuk cia, pulang," ajak papanya sambil memegangg pundaknya,

"cia pulang dulu tante om" ucapnya berusaha tersenyum, mama pun memeluknya pelan.sebelum mereka semua pulang. Dan meyakinkan kalau ray tak terjadi apa-apa.

Dan akhirnya kondisi ray pun bocor oleh sahabatnya sendiri, tetapi seorang sahabat juga tak akan tega menyimpan perjuangan ray yang berjuang sendiri tanpa sepengatahuan sahabatnya sendiri.

***

Operasi berjalan dengan lancar, dokter jun turun langsung memantau kondisi ray karena sampai pagi hari ia belum sadarkan diri. Mungkin factor kelelahan karena ginjalnya bekerja belum optimal.

Jam 12 siang, akhirnya ray mulai sadarkan diri sambil membuka matanya perlahan, terdengar suara tv, dan cahaya yang sangat terang seolah tepat di wajahnya, ray mengusap matanya perlahan,

Ray melihat kak rani tertidur di sampingnya sambil memegang tangannya dan juga remot tv,

"kreeeekkk" bunyi pintu terbuka perlahan di ikuti langkah seseorang semakin dekat.

"wah udah bangun kamu ray" ucap mama, ray hanya tersenyum karena masih terasa lemas.

"rani, bangun, ray udah sadar tuh" bisik mama membangunkan kak rani yang tertidur pulas,

Kak rani langsung mendongakkan kepalanya langsung memeluk erat tubuhnya, seolah takut ray tak bangun lagi.

"sesek kak rani, udahan" gumam ray merasakan pelukan kak rani terlalu erat. Kak rani langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum senang.

"Oh ia ray, kebetulan ada yang mau jenguk," ucap mama memanggil seseorang, tak lama edo dan shanty muncul dari belakang mama yang langsung membuat ray terkejut, mama dan kak rani meninggalkan mereka bertiga.

"gimana keadaan lo" tanya shanty membuka pembicaraan sambil menaruh buah-buahan di meja dekat ranjang.

"gue udah denger dari edo semuanya, makanya gue dateng kesini. Jangan salahin edo karena gue yang paksa dia" lanjutnya, membuat ray terdiam,

"hmm thanks, tapi lo berdua cocok deh kenapa gak jadian aja" celetuk ray tertawa pelan,

"Ihhh.. sakit juga masih bisa ngeledek" ucap shanty dengan raut wajah yang ingin mengunyah hidup-hidup.

Dengan ini shanty pun tahu alasan ray memilih menjauhi cia setelah ia operasi. Ray sendiri tak bisalah di salahkan untuk hal ini, karena shanty juga tahu hubungan antara pendonor dan pasien tak boleh bocor, itu pun harus ada kesepakatan dari keluarga masing-masing.

"eh gue keluar bentar yah sama edo, ada yang mau di omongin" shanty langsung menarik tangan edo keluar dan menatapnya tajam agar mengikutinya.

"bentar oke.. " ucap edo sambil mengacungkan jempolnya.

"ada-ada tuh bocah dua, jangan-jangan tuh anak udah pacaran" tawa ray melihat tingkah mereka yang semakin akur.

Kembali terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki mulai mendekat, ray tak curiga memilih menonton tv sambil menunggu mereka berdua masuk kembali.

"hi" ucap seseorang yang sudah tak lama ray temui, membuat ray hanya terpaku tanpa berkedip yaitu cia.

Cia langsung berjalan perlahan mendekati dan menaruh buah-buahan di samping mejanya,

"hiii" balas ray menjadi sangat gugup tak beraturan, cia pun duduk di sampingnya membuat ray tak berani menatapnya dan begitu pun cia duduk terdiam.

"gimana keadaan kamu??" tanya cia pelan sambil sedikit senyum,

"udah lebih baik kok, thanks udah jengkuk" senyum ray menjadi sangat gugup berhadapan lagi dengan cia. Dan tak menyangka cia akhirnya tau sedikit demi sedikit.

"udah lama ya kita gak saling ngobrol kayak gini" ucapnya tiba-tiba.

"rasanya sangat canggung banget kan?" lanjutnya membuat ray semakin terdiam.

"next time, aku kesini lagi." cia langsung berdiri sambil mendudukan kepalanya. Dan langkah tertahan sebentar.

"dan satu lagi, aku balikin kalung yang kamu kasih" ucapnya sedikit terisak melangkah cepat keluar dari ruangannya.

Ray pun langsung meraba lehernya yang ternyata kalung giok yang ia berikan kepadanya, kini berada di lehernya.

Ray hanya bisa terdiam sambil memegang erat kalungnya, karena akhirnya cia tahu semuanya sang pendonor ginjalnya, tarikan nafasnya pelan,

"sorry ray, gue gak bisa diam diri kalau lo menyimpan rahasia itu sendiri. Gue dan shanty sepakat kasih tau soal itu, " ucap edo sambil tiba-tiba berdiri di depan rajangnnya.

"jadi kalau mau salahin, salahin gue sama edo, gue gak tega sahabat gue menderita sendirian dan berjuang sendirian" ucap edo saat shanty tak melanjutnya pembicaraan dengan mata memerah.

"dan gue sama edo berharap hubungan lo sama cia, sama kayak ke gue dan edo, jujur gue ngerasa kesel sama lo,"

"lo terlalu bodoh ray" lanjut shanty menyambung ucapan edo.

"hehe, semua udah terjadi, gue gak bisa salahin siapapun, gak ada gunannya juga" Senyuman ray pelan,

"kita balik dulu ray, pastiin lo bakal sembuhh!!" edo mendekati ray sambil memegang tangannya sambil menepuk bahunya, begitu pun shanty melempar senyum sebelum melangkah keluar dari ruangan.Seharian ray terus memikirkan pertemuannya dengan cia, karena kembali tak menyangka cia langsung menemuinya.

Tetapi ucapan edo pun benar, mungkin pertemuan tadi menunjukan ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan cia. Tetap saja susah harus di mulai dari mana.

***

Hari ini ray di izinkan pulang setelah dua minggu lebih di rawat, dan di lanjutkan istirahat di rumah sampai benar-benar fit.

Selama itu juga ray sudah memikirkan matang-matang untuk memulai memperbaiki hubungan dengan cia,

Suasana yang ray sangat rindukan, yaitu suasan kamar tidurnya sendiri. Jujur saja tempat tidur di rumah sakit tidak empuk, dan lebih nyaman dengan kamarnya sendiri.

"udah kering" gumamnya melihat luka jahitannya dari cermin.

"ray, ada yang jenguk kamu, edo dan shanty" teriak kak rani dari lantai bawah.

"iah kak bentar" ray langsung bergegas menemui shanty dan edo di meja paling sudut sambil menikmati jus buatan kak rani.

"gimana kondisi lo?" tanyanya sambil terus menyeruput jus

"udah mendingan kok, masih kurang fit aja" senyumnya pelan.

"oh ia, lo kesini berduaan terus?"

"siapa bilang? Ada supir kok," celetuk shanty sebelum menjadi bahan ledekan ray.

"oh ia ray, gue sekalian mau bilang, malam ini cia pergi ke London"

"dan dia titipin surat ini ke lo sebelum dia pergi, dia gak bisa jengguk lo entah alasan apa" lanjut shanty memberikan selembar surat.

"baca aja dulu, gue sama shanty gak berhak baca , cuman lo" ray dengan perasaan yang berdebar ray membuka suratnya perlahan. Dan benar ini tulisan tangan cia.

***

Hiii...

Sorry aku gak bisa jengguk kamu setelah hari itu, aku merasa belum saatnya berbicara empat mata seperti itu.

Dan lewat surat ini aku tuliskan apa yang harus aku ucapkan saat hari itu.

Pertama, aku mau ucapin, selamat udah lulus dan menjadi sarjana, tetapi kamu gak hadir saat itu. Setelah itu aku dapat kabar kalau kamu melakukan operasi, dengan tergesa-gesa aku, papa, mama, shanty, dan edo langsung menuju ke rumah sakit.

Kamu tau gak aku kesana masih pakai toga? Lucu kan? Di rumah sakit pakai toga.

Dan saat itu juga aku tahu semuanya secara langsung, orang yang di dalam ruangan operasi saat itu adalah orang bodoh yang rela donorin ginjal ke orang yang dulu tak punya harapan untuk hidup lagi.

Kamu tau gak?

Setelah pulih aku terus pakai kalung giok itu, aku merasa memakai kalung itu ada energy yang membuat aku mempunyai semangat hidup lagi. Karena dokter jun bilang itu peninggalan yang berharga dari sang pendonor.

Maka dari itu aku selalu pakai dan aku jaga baik-baik.

Dan kalung itu pun sudah kembali ke pemiliknya yang seharusnya,

Kedua, terima kasih buat jengguk aku waktu itu, dan nasihatin aku. Dan aku mau bilang, aku gak ngerasa muak lihat kamu, aku merasa terharu oleh ucapan kamu, karena ucapan kamu benar.

Aku tak sendiri, masih ada papa, mama, shanty, edo. Dan juga kamu.

Disini aku juga mau bilang ke kamu, kalau abang tukang pohonnya gak bohong kok. Aku yang sengaja tukar dengan pohon mangga, alasan aku tukar karena kamu suka mangga.

Ketiga, seharusnya malam itu, aku bilang ke kamu. Aku udah tahu kalau andri akan nyatakan cinta ke aku, dan aku sengaja menerimanya karena tak mau membuat andri malu.

Shanty dan edo tahu hal itu, tetapi mereka belum sempat bilang, dan akhirnya semua terlambat, aku harusnya bilang malam itu, tetapi saat kamu ucapin selamat membuat aku semakin mengurungkan niat aku.

Aku merasa seperti cewek jahat, seolah mempermainkan hati seseorang, aku minta maaf untuk itu ray,

Dan akhirnya kita tak tegur sapa sama sekali sampai seolah tak saling kenal satu sama lain.

Keempat, terima kasih buat tolongin aku saat aku pingsan di kampus, terlalu banyak hal bodoh yang kamu lakuin buat aku sampai aku tak berani bilang langsung dan hanya lewat surat ini.

Terakhir, aku mau bilang, apa kita bisa perbaikin hubungan kita seperti dulu? Seperti hubungan shanty dan edo.??

Kamu gak harus jawab kok,

Dan sekali aku ucapin terima kasih buat segalanya, dan cepet sembuh :)

***

Nafas ray seolah tertahan membaca suratnya, dan langsung menatap kosong kea rah shanty dan edo yang terlihat bingung.

"cia pergi jam berapa?"

"jam 9 pesawatnya berangkat," jawab edo singkat, ray pun langsung berlari ke belakang, dan muncul kembali membawa sepeda,

"ray mau kemana?" tanya kak rani. ray tak menggunakan motor karena sedang di pakai papa mengantar makanan.

"ketemu cia," jawabnya langsung pergi mengayun sepedanya.

"RAY!!" teriak edo, saat ray langsung menaiki sepedanya dan mengayunnya dengan cepat.

Ray langsung menuju rumah cia, tetapi sudah kosong karena cia dan kedua orang tuanya sudah berangkat. Ia langsung melirik jam di ponselnya menunjukan jam 19.00 dan tersisa dua jam lagi.

"masih ada waktu" ray langsung mengayun sepedanya menuju bandara, yang cukup jauh dari sini dan bisa memakan waktu satu jam lebih menggunakan mobil.

"harusnya aku yang minta maaf, harusnya aku yang gak jauhin kamu, plish jangan pergi duluuu aku mau kasih jawabannya langsung"

"aku mau bilang, pasti kita bisa perbaikin hubungan yang telah terputus sejak saat itu" gumam ray tak berpikir panjang langsung mengayun sepedanya menuju bandara dengan sekuat tenanganya, walau kondisi fisik ray belum terlalu fit.



Bersambung.....

#Note, jangan lupa kritik dan saran nya terima kasih.
 
Ray .... Kamu naif Bray .... :-|
 
Terakhir diubah:
Nah lho kan....

Semangat ray.

Btw ngejar pesawat jangan pake sepeda.....!!!!!
 
Part 21​


"haaaaa" nafas ray yang mulai terengah-engah setelah selama 30 menit terus mengayun sepedanya tanpa henti. Ray seolah tak memperdulikannya dan terus mengayun sepedanya.

"brretakkkkkkk" suara rantai sepedanya putus.

"sshittttt" geram ray memukul stang sepedanya, dan langsung turun dari sepedanya, ray langsung mengambil nafas dalam-dalam.

Dengan nafas yang masih terengah ray mendorong sepeda perlahan di pinggir jalan, ia melihat jam menunjukan 20,01.

"apa masih bisa??' tanyanya menghela nafas, seolah pasrah ia bakal terlambat menuju bandara.

"tinnnn tinnn tinnnnn~~~" klakson mobil alphard berhenti tepat di depannya, pintunya langsung terbuka.

"cepet naik, lo gak mau terlambat kan?" ucap shanty menampakan kepalanya dari kaca depan.

"cepetan rayyyyy" desis shanty kesal melihat ray yang hanya terdiam. Dengan tersenyum pelan, karena pertolongan tepat pada waktunya,

Ray pun langsung masuk kedalam mobil, menitipkan sepedanya yang rusak dekat warung nasi.

"yuk berangkat" di tepuknya pundak edo untuk segera jalan. Ray terus melihat kearah jam di ponselnya,

Perjalanan agak padat merayap saat keluar dari tol yang mengarah ke dalam bandara, ray pun semakin panik saat jam menunjukan 10 menit lagi, dan mobil masih mengantri masuk ke dalam terimal satu bandara.

"gue turun disini, thanks" ray kembali langsung berlari dengan sekuat tenaganya yang sudah terkumpul selama perjalanan kesini.

Dengan bertanya petugas untuk mencari jalur keberangkatan, dan kembali berlari setelah melihat petunjung jalur keberangkatan.

"itu cia?" ucapnya melihat perempuan mirip cia dari belakang sambil membawa koper.

"CIAAAAAAA" teriak ray langsung menorobos masuk kedalam, dan berlari ke arahnya. Tetapi ia tak berhenti, bahkan menoleh.

"Tahan!" " teriak beberapa petugas mencegah salah satu petugas saat ray berusaha terus masuk.

"pak, saya mohon izinin sebentar aja" ucapnya saat dua petugas menarik tangannya dengan paksa menuju keluar.

"ikut saya ke kantor!!" ucap petugas dengan nada membentak, ray pun pasrah di giring keluar,

"Soryy cia" gumam ray dalam hati saat pasrah tak bisa menyampaikan secara langsung, dan penyesalan yang terdalam baginya saat ini.

***

Kepala ray terus menoleh ke belakang saat terus di giring menuju kantor keamanan yang terletak di luar. Helaan nafas panjang ray karena pasti akan membuat mama dan papanya dalam masalah lagi.

"ray" ucap seseorang yang baru saja keluar dari foodcourt yang tak jauh dari kantor keamanan. Ray menoleh dengan wajah sangat tekejut karena seseorang yang memanggilnya adalah cia.

"kamu kenapa?" tanya terkejut karena ia terlihat di seret oleh dua petugas bandara.

"pak tunggu" ucap papa cia saat dua petugas tak memperdulikannya dan terus memaksa ray terus berjalan.

"bapak kenala sama orang ini?" tanya salah satu petugas yang mengikutinya dari belakang.

"saya kenal" jawabnya menangguk.

"oke, kalau gitu kalian ikut ke kantor"

Ray hanya bisa terdiam karena melibatkan cia dan orang tua cia masalah ini, dan sedikit lega ternyata orang yang ia anggap cia ternyata bukan.

Petugas keamanan pun menjelaskan apa yang terjadi, ray meneoribos masuk Karena mencari seseorang, hal itu sangat menganggu ketertiban bandara. Jelas kepala petugas,

Ray tak ikut masuk kedalam, karena malu melakukan hal bodoh, ia memilih duduk di kursi di luar ruangan dengan pengawasan petugas lainnya.

suara pintu terbuka, cia dan orang tuanya pun keluar dengan kepala petugasnya, "sudah selesai, kamu minta maaf" ucap papa cia, ray pun langsung bersalaman dan meminta maaf atas kejadian tadi.

"minum dulu, " ucap cia membeli kan minuman dari foodcourt yang tak jauh dari kantor keamaanan. Ray hanya tersenyum pelan dan tak banyak bicara.

"kamu kenapa lakuin itu?" tanya cia saat mereka duduk di salah satu bangku foodcourt yang tak terlalu ramai, di tambah papa dan mama cia seolah membiarkan mereka berbicara berdua.

"aku mau kasih tau kamu secara langsung, dan akan menyesal kalau tak bilang ke kamu" jawabnya menghela nafas.

"soal apa?"

"soal surat yang kamu buat, aku udah baca." Ucapnya pelan.

"uhm, itu," tangan cia meremas tangannya sendiri.

"mari kita perbaikin hubungan petemanan kita, dan kamu gak salah sepenuhnya, aku yang bersalah jauhin kamu!" ucap ray dengan nada yang serius.

Secara bersamaan cia tersenyum lebar sambil mengangguk pelan. " iah" jawabnya pelan membuat senyum ray ikut mengembang.

"hy cia" suara tak asing di telianga ray, dan langsung duduk di sampingnya, senyum ray sebelumnya merekah langsung menciut saat tau orang di sampingnya adalah andri.

"hi" senyumnya pelan.

"kalian berdua berangkat ke London?" tanya ray spontan.

"ha??, ngak kok. kebetulan aja liat kalian" jawabnya santai. Ray terus bertanya apakah selama ini andri mendekati cia lagi dan hubungan dia menjadi kembali baik.

"yuk berangkat, nanti kita telat loh" ucap mamanya yang berada di samping cia.

"eh ada andri, " ucapnya lagi.

"hi tante, om apa kabar?" senyum andri bersalaman,

"baik kok, kamu mau kemana?" tanya papa cia, ray hanya terdiam mendengarkan percakapan mereka, karena sikap andri seperti biasanya dan seolah ray harus tau diri.

"mau balik kok om, tante, kan lagi liburan musim panas disana, hehe" senyum ray sedikit lega karena ternyata andri sudah jarang bertemu dengannya.

"ouhh, kalau gitu om tinggal ya, takut telat 20 menit lagi"

"ia om tante, silahkan, " andri langsung berdiri,

"andri aku berangkat, bye,"

"ray, aku berangkat yah" ucapnya tersenyum sambil melambaikan tangannya seperti dulu, lambaian khas dirinya.

"oh ia thanks, udah jauh-jauh kasih tau" lanjutnya,

"iah, hati-hati" ray tersenyum lega sambil menghela nafas panjang.

***

Tidak sampai situ, ternyata andri tak ikut pergi dan malah duduk kembali, " tenang aja kali, gue sama cia udah gak apa-apa" ucapnya saat melihat ray duduk terdiam.

"gue sama cia sekarang seperti adik kakak kok," lanjutnya.

"sorry ya, buat kejadian tahun lalu" andri menjulurkan tangannya. Ray dengan ragu bersalaman deng anya. Karena andri yang sekarang jauh berbeda dari yang dulu masih kuliah.

"jujur, saat itu gue kesel, soalnya ada orang model kayak lo bisa deketin cia, bahkan sampai cia mau di antar naik sepeda,"

"dan hubungan pacaran gue sama cia gak lama, soalnya dia bilang ke gue. Dia terima gue karena gak mau bikin malu di depan-depan anak-anak."

"tapi ucapan cia saat itu benar, karena gue deket sama cia karena bukan rasa suka, gue deketin cia awalnya karena kasihan"

"dan dari situlah gue semakin tau apa yang cia alami, dan semakin lama gue semakin suka, dan sekarang jelas perasaan apa itu" lanjutnya tersenyum menghela nafas.

"gue juga mau bilang ke lo, terima kasih udah panggil ambulance tepat waktu,"

"satu lagi, kalau gue ada di posisi lo, ray, dan andai ginjal gue cocok. Gue belum tentu mau donorin ginjal,"

"gue gak bisa kayak lo, dan gue akui itu"

"kalau gitu gue juga balik, " andri langsung melangkah pergi begitu saja saat ray tak bisa berbicara apa-apa.

"dan kalau lo masih suka sama cia, perjuangin dia" andari langsung menjuukan jempol kearahnya.

Cukupa lama termenung memikirkan kembali saat kejadian saat itu. Dimana ia tak harusnya melakukan hal itu dan mendengarkan ucapan edo dan shanty.

Walau menyesakan tetapi terganti rasa lega dan senang, ia bisa memulai kembali hubungan dengan cia dan entah kapan ia kembali bertemu.

***

"woiiii rayyyy!!" teriak edo berlari, wajahnya terlihat terengah-engah dan telrihat air keringat mengucur deras di dahinya.

"abis ngapain lo?" tanya ray,

"cariin lo lah, gila kemana aja gue keliling gak ketemu."

"terus shanty mana?"

"cariin lo lah, enah kemana tuh anak, lo ketemu sama cia?" edo menghela nafasnya.

"iah, udah ketemu,"

"serius?" ray mengangguk pelan.

"haa, disini rupanya lo" ucap shanty yang sama seperti edo, terengah-engah menepuk pundaknya.

"gimana? Ketemu?" pertanyaan yang sama seperti edo, ray hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

"syukurlah....." senyum shanty,

"gue bakal bersalah kalau lo gak ketemu cia" ucapnya dengan nafas terengah.

"kenapa emang?"

"nanti aja di mobil gue jelasin, sekarang langsung balik aja" ajak edo langsung melangkah ke parkiran bandara,

"lagian gue belum tentu ketemu cia dalam waktu dekat" ucap ray membuka pembicaraan.

"gue bohong ke lo ray," shanty langsung menoleh ke belakang.

"cia sama orang tuanya buat liburan doank kok dua minggu di London,"

"haa serius?"

"ya lah, gue sama shanty sengaja bikin dramatis hahaah" tawa edo terbahak-bahak karena sadar ini semua kerjaan edo dan shanty.

"parah lo ah,"

"lagian, lo juga nekat sampai kayak gitu"

"kalau gak kayak gitu, susah majunya lo, makanya gue rencanain sama bebeb shanty" dengan cepat shanty langsung memukul pundak edo dengan keras.

Ray hanya tertawa, membuat muka shanty memerah padam, dan akhirnya mereka berdua akhirnya menjadi satu.

"dan lega rencananya berhasil, walau banyak hal yang di luar prediksi."

" kalau lo gak spontan pergi, sih gue sengaja ajak lo ke bandara terus ketemu cia sama di foodcourt bandara. Soalnya gue bilang gue mau nyusul dia"

"ohhhhh jadi cia di foodcourt bukannya tanpa alasan tohhh" anggukan pelan ray tak menyangka rencana edo dan shanty sampai segitu.

"sorry deh, tapi tetep kan berhasil haha"

"gue malah terima kasih, bantuin orang lemah kayak gue" senyum pasrah ray.

"emang lo lemah soal cinta kayak gitu, tetapi lo sangat sangat kuat ketika orang yang bearti bagi lo lagi lemah dan bisa bangkit lagi"

"sok ie bahasaaanya" celetuk shanty memotong pembicaraan edo,

"jangan gitu beb" di tariknya pipi shanty dengan keras. Membuat shanty memukul keras bahunya karena menjadi salah tinggkah saat ray melihatnya.

"hahahaha, pasangan yang lucu" tawa ray melihat langit dari luar kaca mobil, dan melihat pesawat yang baru saja lepas landas.

"dan gue tunggu selama dua minggu itu, kita mulai yang baru dari nol lagi" gumam ray tersenyum teringat senyuman cia seperti biasanya.



Bersambung....



#Note, wkwkw maaf lupa update..
 
TS lagi rajin ngupdate, yang sebelah juga diupdate...
 
Bimabet
Anjaaay Gila Aja lupa update ... Tapi jangan sampe lupa buat si Ray kimpoi yaa .. hahaha
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd