Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[cerbung] Tervil Backlite

Status
Please reply by conversation.

bossun

Suka Semprot
Daftar
21 Nov 2013
Post
4
Like diterima
2
Bimabet
selama ini, saya hanya 'pembaca yang diam' atau 'diam-diam membaca' karya-karya di forum ini...
sekarang, izinkan saya memposting cerita Karya teman saya yang berjudul'Tervil Backlite'...
semoga kalian semua terhibur...


Prolog

Ini adalah kota di mana semuanya di mulai. Newt Town sebuah kota kecil namun di penuhi oleh para pendatang dari berbagai kota terutama mereka yang menamakan diri mereka "Beast Hunter", mereka adalah para pemburu yang memburu BEAST, makhluk setengah manusia setengah hewan buas yang memakan manusia layaknya ternak, yang biasa menampakkan diri pada malam hari, namun saat siang hari berbaur dengan manusia lainnya tanpa rasa bersalah. Para Hunter biasanya mendapat uang ketika berhasil membunuh BEAST, serahkan tubuh mereka pada Dark Revolusion dan mereka akan memberimu imbalan. Dark Revolusion adalah sebuah organisasi bawah tanah yang gencar menyuarakan pemberantasan para BEAST, entah siapa yang mendirikan organisasi tersebut, sistem kerja dari organisasi tersebut bahkan sangat misterius. Semuanya masih tanda tanya.
Malam itu Newt town sepi seperti biasa, hanya beberapa orang mabuk yang lalu lalang di jalanan dan menjadi santapan yang yang digemari para BEAST. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dua kali, suara itu berasal dari suatu lorong yang sempit. Seorang manusia, bukan itu adalah seorang BEAST dengan tubuh penuh bulu tergeletak disana dengan kepala yang hancur, di depannya berdiri seseorang dengan jubah hitam, rambut hitam dan memegang dua buah pistol namun matanya yang merah menyala dalam kegelapan. Orang itu pun memanjat gedung disampingnya dengan mudah dan meloncati gedung yang lain hingga kemudian lenyap di kegelapan malam malam yang pekat.
 
1. Pekerjaan
Seorang pria tua berumur sekitar 60 tahun turun dari sebuah mobil impala berwarna hitam, mobil yang di parkir di sebuah rumah, entah mungkin juga bisa di sebut gudang yang di atasnya terdapat tulisan Tervil "BEAST HUNTER". Pria itu pun mengetuk pintu rumah tersebut, sudah semenit namun pintu itu belum terbuka. Pria tua itu mengetuk pintu itu lagi, kali ini dengan ketukan yang cukup keras, tak selang berapa lama pintu tersebut terbuka, seorang pria dengan rambut hitam yang cukup panjang dan tinggi tegap muncul dari pintu tersebut dengan mata terpicing menandakan pria itu belum sepenuhnya sadar dari tidurnya.
"ada apa pagi-pagi begini kau sudah menggangguku" ujar pria itu kesal.
"bukan kah aku sudah menghubungmu kalau aku akan datang hari ini, Tervil" kata pria tua itu pada pria yang bernama Tervil, yang kini mencoba membuka matanya lebar-lebar meski dengan susah payah.
"aku tau Mikel, tapi tak perlu sepagi ini" Tervil menyahut dengan ketus kepada pria tua yang bernama Mikel yang berdiri dihadapannya.
"ini sudah jam 10, kau menyebutnya masih pagi, hanya seorang pemalas sepertimu yang menyebut jam segini pagi" kini giliran Mikel yang kesal.
"baiklah jangan marah-marah begitu, kau seperti wanita tua yang tak kebagian tisu toilet, ayo masuk" Tervil mempersilakan Mikel masuk, dan pria tua itu pun melangkah ke dalam keruangan yang sangat berantakan, di ruangan tersebut terdapat sebuah meja kerja namun ditutupi dengan debu dan beberapa kursi di depannya.
"silahkan duduk dimanapun kau suka" ujar Tervil mempersilahkan Mikel duduk namun pria tua tersebut munculkan wajah kesal.
"kau menyuruhku duduk dimanapun, namun aku tak melihat satupun tempat yang layak, sepertinya kau butuh seorang pembantu disini" sahut Mikel ketus
"bukannya aku tak suka kalau ada yang membantuku, tapi aku tak suka ada yang menyentuh barang-barang pribadiku" kata Tervil duduk di belakang meja kerjanya yang berdebu. Mikel membersihkan sedikit debu yang terdapat di depan meja kerja itu, dan kini Mikel duduk berhadapan dengan Tervil.
"besok aku akan mencarikan mu asisten" ucap Mikel setelah duduk
"aku ingin seseorang yang cantik dan sexy" Tervil tersenyum ketika mengatakannya.
"itu bisa di atur. Baiklah, bukan hanya untuk itu aku kemari tapi kita punya seorang klien yang ingin menyewamu, beberapa anak kuliahan ingin berkemah di hutan dan mereka ingin menyewamu untuk menjaga mereka dari para BEAST" Mikel mulai menjelaskan, seperti biasa Mikel adalah perantara dari para klien untuk memyalurkan pekerjaan pada Tervil.
"bukan kah anak kuliahan tak terlalu banyak memiliki uang, bagaimana mereka akan membayar?" tanya Tervil kemudian dengan nada sangsi.
"tenang saja, mereka adalah anak-anak orang kaya, mereka bisa memakai uang orang tua mereka" ujar Mikel lagi.
"anak jaman sekarang memang seperti itu, seenaknya saja menggunakan uang orang tua mereka" Tervil kini menaikkan kedua kakinya di atas meja kerjanya.
"jadi apakah kau akan mengerjakan permintaan ini?" Mikel memastikan jawaban Tervil meski ia sebenarnya sudah tahu jawabannya.
"tentu saja, karna saat ini aku butuh uang, aku akan melakukan apapun yang menghasilkan uang"
Tervil berdiri dan mengambil jaket hitamnya yang sejak tadi tergantung di pengait yang menempel didinding.
"aku akan keluar membeli makanan, tinggalkan saja pesan tentang detail kerjaanku" Tervil berkata sembari melangkahkan kakinya keluar, namun sebelum benar-benar keluar ia menoleh ke arah Mikel dan berkata "jangan lupa tutup pintu!" dan kini telah menghilang di balik pintu.
Pagi menjelang siang, Suasana Newt Town cukup ramai, berbeda dengan malam hari yang senggang. Jalanan Newt Town tampak di penuhi orang-orang yang berlalu lalang dan memikirkan kesibukan masing-masing dan mobil yang lalu lalang di ruas jalan yang tak terlalu lebar. Tervil menyusuri jalan trotoar di sepanjang jalan dan menuju ke sebuah restoran kecil bernama "Sweet Morning", meskipun namanya seperti itu namun restoran tersebut buka hingga malam hari. Tervil hendak membuka pintu restoran tersebut namun seorang wanita keluar dan menabraknya, wanita itu terjatuh namun Tervil tetap berdiri dan hanya terdorong sedikit ke belakang, wanita tersebut melihat Tervil dan terlihat terkejut lalu bangkit dan berlari menjauh dan terus berlari hingga hilang di telan keramaian.
"hey tunggu sebentar" Tervil berteriak memanggil gadis itu namun sudah terlambat, pandangan Tervil teralih pada sesuatu, dia melihat sebuah kartu lalu memungutnya, di kartu tersebut terdapat sebuah tulisan yang berbunyi
"kupon potongan harga 20% dari Sweet Morning"
"wah, ini kupon yang cukup berharga bagi orang yang punya uang pas-pasan sepertiku" Tervil bergumam sambil nyengir, lalu berjalan dan mulai mengejar wanita tadi.
****
Seorang wanita terduduk dengan nafas terengah-engah di tepi sungai dengan air yang cukup bersih, Newt Town adalah sebuah kota kecil oleh karna itu suasana di kota itu masih bisa disebut bersih dan segar,dengan masih terdapat sungai dan juga banyak pepohonan.
"tak mungkin dia akan mengejarku sampai sini, Hunter sialan" wanita tersebut berkata pada diri sendiri, wanita tersebut merogoh kantung celananya dan kemudian kantung bajunya dan kini wajah panik di perlihatkannya.
"hilang, kupon yang kudapatkan hari ini hilang, padahal aku susah payah mendapatkan kupon itu" wanita tersebut menghela nafas dan kemudian terduduk.
"biarlah, yang penting aku bisa menghindari Hunter itu" ujarnya lagi masih pada diri sendiri karena tak ada seorangpun disana.
"hey" tiba-tiba datang suara dari arah belakang, dan Tervil muncul yang berhasil membuat wanita tersebut terkejut.
"k-kenapa kau mengejarku?" kata wanita itu ketakutan
Tervil sedikit heran lalu berkata
"hey, apa yang membuatmu begitu ketakutan? aku hanya ingin mengembalikan ini" ujar Tervil lalu menyerahkan kupon yang di pungutnya tadi, wanita tersebut mengambil kupon itu dengan enggan.
"terima kasih" katanya singkat
"kenapa kau lari tadi?" Tervil bertanya pada wanita tersebut
"aku kira kau orang yang ku kenal" jawabnya kemudian melangkah pergi, kini sepertinya ia pergi dengan sikap yang biasa.
"sekali lagi terima kasih" katanya lagi sebelum pergi
"mungkin aku salah mengingatnya, ternyata dia bukan seorang Hunter" gumam gadis itu selagi berjalan semakin menjauhi Tervil.
"hmm.. gadis yang aneh" kini giliran Tervil yang bergumam dan melihat wanita itu yang kini telah hilang di balik pepohonan rindang.
****
Kesunyian malam pecah dengan suara auman yang mengerikan. Sebuah mobil melaju dengan cepat, di belakangnya terlihat dua sosok mengejar dengan kecepatan yang hampir sama, sosok manusia dengan bulu-bulu yang lebat. Sadar dirinya akan terkejar, mobil itu pun berhenti dengan tiba-tiba, namun terlihat pengemudinya yang cukup cekatan. Keluarlah seseorang yang tua dari dalam mobil tersebut, dia adalah Mikel, di depannya sudah berdiri dua orang BEAST yang siap menerkamnya kapan saja. Mikel merogoh saku di bajunya dan mengeluarkan handphone, dan menelpon seseorang.
"Tervil, maaf aku akan terlambat malam ini"
Mikel lalu menutup telponnya dan kini sudah memegang pistol, kesunyian malam kembali pecah namun kini dengan suara letusan senapan api.
 
2. Pria Gila
"Lama sekali si Mikel, apakah dia sudah mati di bunuh para BEAST?" gerutu seorang pria yang terbaring di sofa yang terdapat di ruangan yang terlihat berantakan. Seorang pria dengan rambut hitam dan mata berwarna merah yang tak biasa, orang-orang yang mengetahui tentang BEAST biasanya memanggilnya Tervil the Hunter. Tervil mengambil handphonenya dan mulai menelpon Mikel, beberapa menit tak ada jawaban, namun menit berikutnya seseorang telah berbicara
"Tervil, kau tak tahu aku sedang sibuk?" Ujar suara tersebut dengan nafas terengah-engah dan suara yang bergetar, beberapa saat
kemudian terdengar suara tembakan.
"nah, sudah selesai" kata Mikel dengan suara lega setelah suara tembakan tadi.
"cepatlah kemari atau ku doakan kau di serang BEAST lagi" Tervil terdengar sangat kesal kemudian menutup telponnya.
"orang tua memang selalu lambat" gerutunya lagi.
****
"duduklah pak tua" kata Tervil ketika Mikel telah masuk ke kantornya.
"apakah kau terluka?" Tervil bartanya dengan nada mengejek.
"meskipun aku sudah tua, namun aku masih belum kehilangan kehebatanku" ujar Mikel dengan nada ketus yang kemudian duduk di sebuah kursi yang lusuh dan masih berdebu meski tadi pagi ia sempat membersihkannya.
"ada apa kedatanganmu kemari?tidak bisakah kau mengatakan lewat telpon saja?" kini wajah Tervil menjadi serius dan matanya yang merah menyorot tajam pada Mikel karna mengetahui kalau Mikel akan mengatakan sesuatu yang sangat penting jika ia tak bicara lewat telpon.
Mikel mengeluarkan sesuatu dari dompetnya dan mengeluarkan sebuah foto lalu meletakkannya di atas meja kerja. Foto tersebut tampak buram dan memperlihatkan wajah seseorang yang tak tampak dengan jelas, yang mudah di kenali hanyalah rambutnya yang berwarna merah.
"siapa orang ini?" Tervil memandangi foto tersebut dengan seksama
"itulah hal penting yang harus ku bicarakan denganmu, orang ini telah membunuh beberapa Hunter kemarin dan salah satunya adalah Hunter yang cukup terkenal yaitu Ragill" Mikel menjelaskan dengan suara di tekan, suara yang menampakkan kemarahan.
Mikel dan Ragill memiliki hubungan yang cukup dekat, mereka telah lama saling bahu-membahu membasmi para BEAST, jadi sudah sewajarnya Mikel merasa marah.
"apakah orang ini BEAST?" tanyanya lagi
"aku tak tahu. Informasi yang kita dapat baru sebatas foto ini" Mikel sekarang sudah terlihat sedikit tenang namun tatapannya masih tajam.
"berarti kau kemari untuk menyuruhku mencari orang ini dan membunuhnya?"
Mikel kini menatap Tervil yang tepat berada dihadapannya, tatapan yang sulit diartikan.
"bukan, aku tak menyuruhmu melawannya. Aku kemari memberimu peringatan agar kau menjauhi orang ini, jika dia bisa membunuh Ragill maka orang ini juga bisa dengan mudah membunuhmu" kata-kata Mikel membuat raut wajah Tervil berubah, kini wajahnya menampakkan kejengkelan yang sangat dalam.
"kau terlalu meremehkanku, aku bahkan Hunter yang lebih hebat darimu ataupun Ragill itu" kini Tervil menaikkan nada suaranya. Tervil memang mudah kesal namun ia sangat jarang marah dengan suara yang meninggi.
"aku bukannya meremehkanmu, tapi aku ingin mengalahkannya dengan tanganku sendiri untuk membalaskan Ragill karna saat ini aku benar-benar ingin membunuhnya" kini giliran Mikel yang berbicara dengan nada tinggi, lebih tinggi dari Tervil dan itu berhasil membuatnya terdiam sejenak dan berpikir.
"baiklah kalau begitu, kalau aku bertemu dengannya aku tak akan melawannya tapi akan ku beritahukan padamu" ucap Tervil kemudian, kini dengan suara yang tenang, nampaknya ia kalah oleh kemarahan Mikel.
"aku senang kalau kau mengerti" Mikel bangkit dari duduknya lalu mengambil foto yang berada di atas meja untuk dimasukkan kembali kedalam sakunya.
"saatnya aku pulang, aku memang hanya ingin memberitahukan hal itu. Dan jangan lupa besok tentang misimu menjaga anak kuliahan itu, mereka akan mencarimu kemari saat sore jadi kau tak perlu repot-tepot" Mikel melangkah keluar dari ruangan itu dan beberapa saat kemudian terdengar suara mesin mobil di hidupkan dan perlahan suara itu menghilang dari pendengaran.
"sialan, orang tua itu lupa menutup pintu"
****
Seorang pria dengan rambut merah menghunuskan sebilah pedang yang berkilat terkena cahaya bulan di malam itu, di hadapannya berdiri sesosok yang terlihat samar karna tertutupi bayangan bangunan yang gelap namun dua matanya memancarkan cahaya berwarna kuning yang menyeramkan bagaikan hewan buas yang siap menerkam. Pria dengan rambut merah itu berlari menghampiri sosok tersebut dengan sebilah pedang yang siap menebas. Sosok tersebut berlari menaiki sebuah gedung yang tak terlalu tinggi, sosok dengan bulu-bulu di sekujur tubuhnya, itu adalah BEAST. Namun nampaknya pria dengan rambut merah lebih cepat darinya dan kini sudah berdiri di hadapannya dan sejurus kemudian menebaskan pedangnya ke leher BEAST tersebut. Tubuh BEAST tersebut ambruk dengan kepala terpisah dari tubuhnya, pria dengan rambut merah tersenyum lalu menjilati pedangnya yang bersimbah darah dan berkata.
"hanya seekor tikus yang tak beruntung"
****
Pagi itu suasana Newt Town tak seperti biasanya,orang-orang berkumpul di depan gedung sebuah supermarket, mereka berkumpul di sana bukan untuk berbelanja, namun ada sesuatu yang menarik perhatian mereka yaitu mayat yang tergeletak dengan kepala terpisah dari tubuhnya. Tentu saja itu sedikit membuat heboh karna biasanya setelah Hunter membunuh BEAST, mereka akan membawa tubuh BEAST tersebut ke kantor Dark Revolution untuk mendapatkan imbalan. Namun pria berambut merah yang menghabisi BEAST tersebut membiarkan saja, seakan tak tertarik dengan imbalan yang di janjikan. Seorang wanita yang memakai pakaian serba merah mendekati kerumunan tersebut lalu makin mendekati mayat itu dan membolak-balikkan tubuh yang sudah tak bernyawa tersebut.
"tak salah lagi ini perbuatan orang itu" gumam wanita itu
"apa yang kau gumamkan Emma?" seorang pria berjubah hitam muncul dari kerumunan orang-orang yang melihat.
"Tervil, apa yang kau lakukan disini?" Seru wanita yang bernama Emma dengan nada seperti tak senang dengan kehadiran Tervil.
"hei, kau masih sinis seperti biasa padaku, tapi kau tetap manis" Tervil tertawa dengan nada mengejek yang membuat Emma berdiri lalu melayangkan sebuah tinju ke arah wajah Tervil dan berhasil mendarat dengan telak tanpa berhasil dihindari.
'duakkk'
suara tersebut membuat semua orang yang berkerumun disana terdiam dan hening seketika. Tervil memegang wajahnya yang terkena pukulan sedangkan Emma hanya tersenyum dengan penuh kemenangan.
"sialan kau" Tervil mengumpat dengan masih memegang wajahnya.
"kau masih ingin di hajar?" Emma melangkah maju mendekati Tervil
"tidak, aku tak melakukan kesalahan apapun, kenapa kau memukulku?" Tervil melangkah mundur untuk menjauhi Emma, ia mundur cukup jauh menandakan ketakutan.
"karna wajahmu membuatku kesal" Emma kini kembali memalingkan pandangannya pada mayat yang tergeletak disana.
"kau ingin tahu siapa yang melakukan ini?" kata Emma setelah kekesalannya mereda karna berhasil memukul Tervil.
Mendengar nada suara Emma, kini Tervil telah berani melangkah maju dan kini telah berdiri di samping Emma.
"kematian yang tidak biasa, apakah menggunakan pedang?" Tervil masih mengamati mayat tersebut.
"benar, dan kematiannya sama dengan kematian Ragill dan Hunter yang lain yaitu dengan kepala di penggal"
Tervil sangat terkejut mendengar perkataan Emma.
"jangan-jangan...." sebelum Tervil menyelesaikan kalimatnya Emma telah memotong.
"seperti dugaanmu, orang yang menghabisi BEAST ini kemungkinan sama dengan yang menghabisi para Hunter"
kini mereka berdua terdiam cukup lama, hanya kebisingan orang-orang di belakang mereka yang terdengar, ketika tiba-tiba sebuah mobil berhenti di jalan dekat orang-orang berkumpul dan turunlah tiga orang dengan memakai jas serba hitam, lalu mendekati tempat Emma dan Tervil masih berdiri.
"kami dari Dark Revolution akan mengambil mayat BEAST ini" katanya lalu menyuruh dua orang yang lain, yang dengan segera memindahkan mayat tersebut ke dalam mobil, ketiga orang itupun dengan segera meninggalkan tempat itu, diikuti oleh kerumunan orang-orang yang dengan perlahan mulai membubarkan diri meninggalkan Emma dan Tervil yang masih berdiri di sana.
"ini gawat, ada orang gila yang berkeliaran di kota ini"
 
Terakhir diubah:
3. Hari Perkemahan
Tok..tok...tok..
Ketukan terdengar beberapa kali di pintu rumah Tervil, pria itu dengan perlahan membuka pintu.
"siapa?" tanyanya ketika melihat seorang remaja dengan kaos yang kebesaran bertuliskan NY dan sebuah topi yang terlihat konyol.
"aku diminta kemari oleh Mikel untuk menjemputmu, karena kau akan menemani kami berkemah hari ini" kata remaja itu dengan nada suara yang aneh, sama anehnya dengan penampilannya "apakah semua anak muda jaman sekarang seaneh ini" gumam Tervil pada diri sendiri.
"oh, jadi kau yang menyewaku. Tunggu sebentar" Tervil masuk dan sekejap kemudian telah keluar dengan memakai jubah hitamnya, jubah yang membuatnya mudah dikenali apalagi ditambah dengan mata merahnya, orang lain pasti akan langsung mengenalinya.
"wow" ujarnya ketika melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya, sebuah mobil sport berwarna merah yang sangat jarang di jumpai di kota kecil ini. Tervil mengobrol dengan remaja itu di dalam mobil yang memperkenalkan dirinya bernama Gill. Mobil sport itu pun meluncur dengan cepat menyusuri jalanan yang tak terlalu ramai dan kini mulai berhenti di sebuah rumah besar dan mewah yang hampir bisa di sebut sebuah gedung, dan semua orang tahu siapa pemilik rumah tersebut, dia adalah walikota Newt Town.
"kenapa kita kesini?" tanya Tervil pada Gill
"ini rumahku, teman-temanku menunggu di dalam dan sedang bersiap-siap" Gill berkata lalu membunyikan klakson mobilnya dan pintu gerbang rumah itu pun terbuka. Setelah di dalam Tervil pun kembali melanjutkan perkataannya.
"jangan katakan kau adalah anak walikota Albert Cholinn"
"benar sekali, ayo masuk!, yang lain sudah menunggu" ujarnya dan melangkah masuk mendahului yang diikuti oleh Tervil. Di sebuah ruangan besar yang kemungkinan adalah ruang tamu, beberapa remaja sedang bersenda gurau disana, dua orang pria dan tiga orang wanita, dan salah seorang wanita disana membuat Tervil terkejut.
"apa yang kau lakukan disini?" Tervil mendekat pada wanita itu, ia adalah Emma, Hunter wanita.
"sudah ku duga itu adalah kau, ketika dia mengatakan akan menjemput Hunter yang lain, tak ada yang lebih buruk dari ini" Emma berkata dengan nada tak senang atas kehadiran Tervil disana. Tervil memandang Gill dan seolah meminta penjelasan, Gill pun melangkah mendekati Tervil dan Emma.
"aku lupa memberitahukanmu tadi, aku menyewa dua orang Hunter yaitu kau dan nyonya Emma, itu adalah rekomendasi dari Mikel" kata Gill menjelaskan pada Tervil yang meminta penjelasan.
"orang tua sialan!" Tervil mengumpat karena kesal.
"bukan kah seharusnya aku yang marah. Kalau tahu itu adalah kau, aku takkan mengambil misi ini" setelah berkata seperti itu Emma pun menjauh dari Tervil dan kini duduk di sebuah sofa.
Gill mengajak Tervil menuju teman-temannya dan mulai memperkenalkan mereka satu persatu, di mulai dari pria berkulit hitam yang bernama Rusel, kemudian pria yang satu lagi bernama Jared, kemudian dua orang wanita bernama Lana dan Edsie. Ada yang aneh dari salah satu wanita tersebut, yaitu Lana yang terus memandang Tervil sejak tiba tadi, dan sedikit senyum muncul di bibirnya yang di sadari oleh Tervil. Seorang pria yang tak asing lagi menuruni tangga tempat Gill dan yang lainnya berkumpul di temani oleh seorang wanita berkacamata yang cukup cantik dan berpenampilan seperti wanita kantoran.
"apakah semuanya sudah berkumpul?" kata pria itu yang tak lain adalah walikota Albert Cholinn. Walikota Albert kini semakin mendekati Gill.
"ayah, ini adalah dua orang Hunter yang ku sewa, ini Tervil dan satu lagi Emma" remaja itu memperkenalkan dua orang Hunter yang di sewanya.
"aku berharap kalian menjaga anakku dengan segala kemampuan kalian, karena dia adalah satu-satunya anakku, meskipun dia agak sedikit aneh" kata walikota lalu tertawa terbahak-bahak di ikuti oleh tawa yang lainnya kecuali Emma dan tentu saja Gill yang merasa sangat malu, Rusel bahkan sampai mengeluarkan air mata.
"baiklah,aku serahkan mereka pada kalian" ia melanjutkan setelah semua telah selesai tertawa dan kini melangkah menuju tangga untuk kembali ke atas dan masih diikuti oleh wanita berkaca mata yang sejak tadi berdiri di belakangnya.
"baiklah, ayo kita berangkat"
****
"hey Mikel lama tak jumpa" seorang bartender dengan kumis lebat menyapa Mikel yang baru masuk ke dalam sebuah bar dan kemudian duduk di hadapan bartender tersebut.
"seperti biasa bar mu selalu ramai" ucap Mikel kemudian.
"mau minum apa?"
"seperti biasa" Mikel menjawab dengan santai, lalu bartender tersebut menuangkan Wine Draculi ke dalam gelas dan menyodorkannya pada Mikel.
"aku ingin informasi yang penting, Dunn" ucap Mikel setelah meneguk minumannya lalu mengeluarkan sebuah foto yang di perlihatkan pada Tervil kemarin, Dunn pun mengambil foto tersebut untuk dipandangi dengan seksama.
"aku ingin tahu siapa orang itu dan dimana dia tinggal" lanjutnya dengan nada suara bersemangat.
Dunn masih memandangi foto itu dengan seksama.
"foto ini tak terlalu jelas, sangat sulit mengumpulkan informasi hanya dengan ini" iapun meletakkan foto itu kembali di hadapan Mikel.
Mikel mengeluarkan uang dari dompetnya, 50.000 Peer.
"ini hanya sebagian, aku akan memberikan sebagian lagi setelah kau berhasil" Mikel bangkit dari duduknya.
"baiklah, aku akan menghubungimu jika aku telah mendapatkan informasi tentang orang itu" Dunn mengambil uang yang di sodorkan Mikel dan memasukkan ke sakunya. Mikel melangkah keluar dan kini telah hilang di balik pintu.
****
Hutan Misery terlihat sangat bersih meski banyak pohon-pohon lebat tumbuh namun terlihat rapi, banyak spot berkemah yang sangat bagus dan menjadi pilihan utama bagi orang-orang menghabiskan liburan. Meski saat malam hari tak ada yang tahu apa yang terjadi, itulah sebabnya orang-orang yang berniat berkemah di tempat ini paling tidak biasanya menyewa satu orang Hunter.
"akhirnya sampai juga,setelah perjalanan yang melelahkan" Lana mengeluh sembari merenggangkan tubuhnya yang kelelahan.
Untuk sampai ke tempat berkemah memang harus berjuang ekstra, karna mobil tak bisa masuk sampai ke dalam, jadi mobil di parkir di luar hutan dan sisanya adalah berjalan kaki, kira-kira sekitar 2 kilometer.
"baiklah, kita dirikan tenda di sini" Gill memberikan perintah pada yang lainnya.
para lelaki bergegas mendirikan tenda sebelum hari gelap termasuk Tervil, dan para wanita menyiapkan makan malam. Akhirnya dua tenda yang cukup besar berhasil berdiri dengan gagah. Tapi makanan belum juga siap, karna hanya Lana dan Edsie yang bekerja, sedangkan Emma hanya berdiri di sana di dekat pohon yang cukup rimbun.
"dasar wanita pemalas, kalau kau ingin makan harusnya ikut bekerja" teriak Tervil dengan raut wajah kesal. Emma bergerak dari tempatnya berdiri, tapi bukan menuju ke tempat memasak namun wanita itu melangkah mendekati Tervil lalu mencengkram leher jubah hitamnya.
"berani sekali kau berteriak padaku, aku di bayar bukan untuk memasak namun sebagai penjaga" wanita itu menatap dengan tatapan yang tajam dengan aura membunuh yang tajam. Semua orang melihat ke arah mereka dengan perasaan heran.
"Ma-maafkan aku, aku hanya menyampaikan pendapat" Tervil meminta maaf dengan perasaan takut. Emma pun melepaskan cengkramannya dan kini melangkah kembali ke tempatnya berdiri tadi.
"hey kawan, sepertinya kalian cukup akrab" Jared yang sejak tadi diam mulai berbicara dan di sambut tawa Gill dan Rusel.
"diam kalian, suatu saat aku pasti membalasnya" gerutu Tervil yang menjadi bahan tertawaan.
"hey semuanya, makanan sudah siap"
****
Di sebuah ruangan yang mewah, pria paruh baya dengan setelan berwarna hitam dan bahkan memakai kacamata hitam, meskipun berada di dalam ruangan memandang keluar jendela yang terhampar pemandangan kota Newt Town yang terlihat sangat jelas karna terletak di bangunan yang cukup tinggi.
Seseorang mengetuk pintu, lalu masuklah seorang pria muda dengan membawa secarik kertas.
"tuan Black, ini daftar identitas para BEAST yang telah berhasil di bunuh oleh para Hunter bulan ini" ujar pria yang baru masuk itu,pria paruh baya yang di panggil tuan Black tersebut berbalik lalu memandang pria itu.
"apakah ada nama "orang itu" katanya
"tidak ada" jawab pria itu
Duuakkk
Tuan Black memukul meja yang ada di hadapannya dengan cukup keras
"orang itu belum mati juga ternyata"
****
"baiklah saatnya kita tidur" Gill berseru setelah mereka melakukan banyak hal seperti bernyanyi diiringi gitar yang di bawa dari rumah dan juga menari mengelilingi api unggun. Dimana Lana terus-menerus menarik lengan Tervil untuk mengajaknya menari, namun Tervil menolak karna harus tetap waspada mengawasi sekitar karna BEAST rawan menyerang saat gelap, namun hingga acara bersenang-senang berakhir tak terjadi apapun, paling tidak untuk saat ini.
"nah, hanya kita berdua sekarang di sini Emma, apa yang akan kita lakukan" ujar Tervil dengan senyum di bibirnya ketika tinggal mereka berdua yang berada di luar tenda, Emma bangkit lalu berjalan menuju tenda para wanita tanpa mengatakan apapun.
"hey, kenapa kau pergi, aku sendiri disini. Emma! ,Emma!" Tervil berteriak memanggil namun tak ada respon, seperti yang diharapkan dari Emma.
"itu artinya aku sendiri yang harus berjaga" gerutunya pada diri sendiri.
Malam itu sangat sunyi hanya suara jangkrik yang terdengar, langit-langit sangat indah bertabur bintang yang seakan adalah ciptaan tuhan paling indah. Beberapa jam terlewati tanpa terjadi apapun hingga tak sadar Tervil memejamkan matanya.
"GRRRRRRR"
"tolong" teriakan seseorang membangunkan Tervil dan di sana terpampang tenda para pria telah koyak dan terlihat makhluk bertubuh besar dengan bulu di sekujur tubuhnya sedang mengaum, tak jauh dari situ Gill dan Jared menggigil ketakutan. Emma telah keluar dari tendanya, Tervil memandangnya sejenak dan Emma seakan mengetahui apa yang di pikirkan Tervil. Makhluk itu mulai mengayunkan tangannya dengan cakar yang terlihat sangat tajam ke arah Gill dan Jared,dan tangan itu dengan cepat mengayun.
"Duakkkk" tangan makhluk itu menghantam tanah, di hadapannya sudah tak ada sasarannya tadi. Tidak jauh di sana terlihat Tervil dan Emma telah membawa Gill dan Jared di bawah pohon yang rindang, dimana Lana dan Elsie juga berada disana terlebih dulu.
"kalian tunggu disini, aku akan menghabisinya" kata Tervil yang mulai mengeluarkan dua buah pistol dari balik jubahnya.
"tunggu Tervil" Gill menghadang Tervil yang hendak berburu.
"ada apa?" Tanyanya
"aku melihatnya, makhluk itu adalah Rusel, aku melihatnya berubah saat dia tidur"
****
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd