Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Budidaya Jamur ala Rumahan

materia05

Semprot Kecil
Daftar
22 Aug 2014
Post
54
Like diterima
43
Lokasi
Grow Tent
Bimabet
Mau berbagi sedikit pengetahuan ttg budidaya jamur ala rumahan (kecil2an) suhu, tp sebelum mulai detailnya sy mau menerangkan sedikit ttg jamur dan bagaimana mrk hidup. Kalau ada suhu2 yg berpengalaman dlm budidaya jamur, mohon kritik & masukannya.

Berbeda dari tumbuhan dan binatang, jamur (fungi) mempunyai "kerajaannya" sendiri dlm struktur organisme, apa yg sering kita sebut "jamur" itu sebenarnya adalah merupakan bagian kecil dari keseluruhan fisiknya yg dalam istilah umumnya disebut buah. Siklus kehidupan mrk berawal dari berjuta2 spora yg dilepaskan oleh buah dewasa (matang) dan terbawa oleh angin, selanjutnya spora tersebut akan tersebar dan mendarat dimana2, dan jika spora tersebut mendapatkan tempat dgn kondisi yg memungkinkan utk tumbuh (adanya sumber makanan, temperatur dan kelembaban yg pas) maka spora tsb akan bergerminasi dan berkembang menjadi mycelium.

Mycelium merupakan tubuh inti jamur dimana tugasnya adalah untuk mencari makan, bentuknya seperti perpaduan antara akar tanaman dan kapas berwarna putih (tp ada pula mycelium berwarna lain) dan biasanya bisa kita jumpai dibawah tanah lembab atau dibalik kayu2 mati. Mycelium akan menyerap makanan dari sisa2 sampah organik tsb membentuk jaringan terstruktur dan ukurannya akan makin melebar seiring dgn bnyknya makanan yg mrk konsumsi, dan jika kondisi lingkungan memadai (turunnya temperatur, adanya cahaya dan udara segar) maka mycelium akan memasuki fase berbuah yg ditandai dgn tumbuhnya apa yg sering kita sebut jamur.

Perlu diketahui, tidak semua jamur akan tumbuh dimedia yg sama, sebagian jenis lebih suka tumbuh dikayu, sebagian lg ada yg suka tumbuh diatas dedaunan dan ada pula yg memilih tempat favoritnya diatas kotoran2 hewan dll.

Budidaya jamur sendiri sebenarnya tdklah sesulit yg kita bayangkan, kuncinya adalah menciptakan kondisi yg mirip dengan apa yg ada dialam dimana jamur2 tersebut tumbuh. Beberapa hal penting yg harus digaris bawahi dlm budidaya jamur adalah temperatur, kelembaban, pemilihan media tanam serta yg paling penting adalah sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi.

Sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi yg dimaksud adalah kebersihan dari unsur2 yg tdk kita kehendaki (bakteri, kuman, spora jamur lain, dsb) yg dpt menyebabkan terkontaminasinya jamur2 yg kita budidayakan. Perlu diingat bahwa media yg kita gunakan disini tdk hanya disukai oleh jamur yg kita tanam, tp juga mahluk mikroorganisme lain yg mengganggu seperti jamur roti, jamur hijau, dsb. Dan jika jamur yg kita budidayakan tsb terkontaminasi oleh jamur2 yg kita tdk kehendaki, sebaiknya langsung buang krn tdk ada cara utk menyelamatkannya dan mengkonsumsi jamur yg medianya sudah terkontaminasi jamur lain walaupun tdk terlihat SANGAT TIDAK DISARANKAN & JANGAN AMBIL RESIKO krn bisa saja jamur tersebut jadi beracun, selain itu kontaminasi jg akan membuang2 waktu kita. Maka dr itu sangat ditekankan ttg pentingnya sterilisasi khususnya utk mrk2 yg masih pemula dlm dunia mikologi. Standar sterilisasi selain yg nanti akan dijabarkan dibawah adalah mandi dan pakai baju yg baru dicuci, krn tubuh kita sendiri merupakan salah satu sumber terbesar kontaminasi (kulit mati, rambut rontok, ketombe, hembusan nafas, dsb).

Disini kita akan membahas cara budidaya jamur baik itu utk konsumsi maupun utk medis. Jadi bagaimana cara budidaya jamur? Pertanyaan tsb tdk mempunyai jawaban yg simpel dan pasti. Tergantung jenis jamur yg kita ingin budidayakan maka caranya pun akan berbeda2. Beberapa jamur yg tidak bisa tumbuh indoor hanya akan bisa tumbuh outdoor.

Kenapa budidaya jamur? Selain rasanya enak jamur juga sangat menyehatkan dan kaya protein, jamur jg mempunyai peranan sangat penting dlm siklus kehidupan di bumi, jamur2 macam reishi dan lion's mane juga mengandung zat yg berguna utk kesehatan dan beberapa tahun belakangan ini sudah bnyk ilmuwan yg meneliti utk menggali lebih dalam manfaat jamur medis (cubensis, cyanescens, subaeruginosa, azurescens, dsb) dan budidaya jamur sangatlah menyenangkan sbg hobi. Klo suhu2 kurang beruntung dlm membudidayakan tanaman ataupun hewan, mungkin jamur bisa jd alternatif.

Krn ada bnyk sekali teknik dan cara budidaya tergantung jenisnya maka sebagai pembuka (dan mudah2an akan dilengkapi kedepannya) sy akan memberi tips cara budidaya jamur yg dapat tumbuh indoor dgn 1 cara tp bisa diterapkan dgn menggunakan berbagai jenis jamur sekaligus (konsumsi & medis) seperti jamur kuping, jamur enoki, jamur shitake, jamur reishi, jamur lion's mane dan jamur cubensis.

Utk mempermudah penjelasan sy akan membaginya menjadi tiga bagian, tingkat dasar > menengah > lanjutan.

1) Tingkat Dasar.

Dgn peralatan serta bahan yg minim dan sederhana, siapa saja bisa mencoba utk mulai mencoba membudidayakan jamur dirumah. Teknik yg akan kita pakai dibawah ini mungkin adalah teknik yg paling sederhana dan terkenal dikalangan pemula yaitu 'Brown Rice Flour Cakes' atau bahasa kerennya disebut 'Kue Tepung Beras Coklat'.

Tahap pertama adalah persiapan;

Bahan utk sterilisasi (akan selalu dipakai dgn semua teknik):
1. SAB (still Air Box) adalah kotak yg digunakan utk pembibitan dimana fungsinya agar meminimalisir kontaminasi dari udara, SAB bisa dibuat dari kardus bekas atau box container plastik yg diberi 2 lubang utk tangan.
2. Oven bisa jg digunakan dgn cara memanaskannya lalu membuka tutupnya dan kita melalukan pembibitan didepan oven tsb, udara panas dr dlm oven akan mendorong kontaminasi udara agar tdk mendekati media tanam yg akan kita beri bibit.
3. Disinfektan (bisa dibuat dgn mencampur sabun pencuci piring dan air) lalu dimasukan kedalam sprayer, fungsinya utk mengendapkan kontaminasi yg berterbangan diudara dan yg menempel di dinding SAB.
4. masker
5. sarung tangan karet/latex
6. alkohol 90%
7. korek api gas/lampu alkohol.

Bahan utk media tanam:
1. Tepung beras coklat (bisa dibeli di internet atau toko makanan bayi)
2. Vermiculite yg bentuknya kasar (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik)
3. Air bersih (distill/mineral)
4. toples kaca/plastik tahan panas dgn bentuk U agar media tanam yg telah berubah bentuk menjadi padat nantinya akan mudah dikeluarkan.
5. kertas almunium/foil
6. Panci besar atau panci presto lebih disarankan.

Bahan utk tempat berbuah/menaruh media tanam;
1. box kontainer plastik besar dan sebening mungkin (kalau bisa tutupnya juga, jika tdk ada bisa diakali dgn melubangi tutupnya dan menambalnya dgn plastik tebal bening).
2. perlite (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik).
3. termometer/higrometer digital atau analog
4. sprayer/semprotan (bisa dibeli diwarung atau toko bangunan)
5. air bersih (distill/mineral).

Bahan utk pembibitan:
1. bibit jamur/spora (bisa dibeli di internet atau bisa mencari sendiri)
2. air bersih (distill/mineral)
3. syringe/suntikan (bisa dibeli di apotik)
4. gelas sloki
5. pisau cutter kecil.

Penjelasan ttg pembibitan: Ada beberapa jenis bibit yg beredar dipasaran, pertama adalah murni spora yg tercetak pada kertas biasa/almunium atau yg sudah dicampur dgn air dlm wadah syringe/suntikan (S), kedua adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media agar2 (F0), berikutnya adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media pra-tanam, biasanya dgn butiran2 jagung (F1/2) dan yg terakhir bibit yg sudah dicampur dgn media tanam dan siap berbuah (F3). Disini sy akan menjelaskan cara membuat suntikan bibit dr masing2 jenisnya.
Sekedar mengingatkan bahwa menangani bibit/spora termasuk proses yg rentan kontaminasi, maka dr itu diperlukan perhatian pd sterilisasi.

S: jika bibit sudah dlm bentuk syringe/suntikan, silahkan lewati penjelasan ini. Jika bibit masih dlm bentuk spora yg tercetak diatas kertas, kita harus mempersiapkan syringe/suntikan baru lalu isi dgn air distill/mineral, bungkus suntikan tsb dgn kertas almunium lalu kukus selama 30 menit dlm panci presto atau 1 jam dgn panci biasa bersama dgn gelas sloki dan pisau cutter yg sudah dibungkus dgn kertas almunium jg (INGAT! pastikan semua perlengkapan yg dimasukkan ke dlm panci presto tahan panas, jika tdk alat2 tsb akan meleleh). Setelah dingin bawa alat2 tsb ke dlm SAB atau depan oven, pastikan tangan kita sudah bersih terbungkus sarung tangan karet yg sudah dibasuh dgn alkohol 90%. Buka bungkus kertasnya, bakar ujung jamur suntukan dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), masukkan air dr suntikkan kedalam gelas sloki, bakar ujung pisau cutter dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), kerok spora dari kertas dgn cutter kedlm gelas sloki yg berisi air lalu bakar lagi jarum suntikan sampai kemerahan (dinginkan) dan sedot kembali air yg sudah tercampur dgn spora tsb kembali kedalam suntikan. Bekerjalah dgn hati2 dan sigap, jgn terlalu lama dan jgn terlalu terburu2.

F0: Siapkan semuanya sama dgn cara diatas, namun yg membedakannya adalah kita akan mengambil sedikit mycelium dari media agar2 lalu memasukkannya kedalam air dan suntikan.

F1: Sama seperti diatas minus gelas sloki, kita tidak memasukkan air dr suntikan tsb kedalam gelas sloki tapi kedalam botol mycelium-biji jagung dan menyedotnya kembali kedalam suntikan sehingga didapatkan serpihan2 mycelium.

Penjelasan ttg print spora: Cara utk mendapatkan print spora sendiri adalah dgn memotong ujung tangkai buah jamur dari kepalanya dan meletakkannya diatas kertas atau almunium foil lalu menutupnya dgn gelas/kain bersih agar terlindung dr debu kotoran dan tiupan angin. diamkan selama 24-36 jam sampai tumpukan spora jatuh dibawah kepala jamur, setelah itu angkat tanpa merusak print jamur dibawahnya dan tutup kembali dengan gelas lalu tunggu sampai spora benar2 mengering. simpan spora ditempat yg kering dan gelap, spora bisa disimpan selama bertahun2 asalkan tetap kering.


Tahap kedua adalah pengerjaan;

Pengerjaan media tanam:

1. Beri beberapa lubang pd tutup toples utk pembibitan, pastikan lubang tsb bisa dilewati oleh jarum suntik.
2. Campur vermiculite dan tepung beras coklat dgn perbandingan 2:1 di wadah terpisah lalu tambahkan air sedikit demi sedikit sampai media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas (jgn sampai basah/becek apalagi sampai tergenang, yg kita butuhkan adalah media yg lembab). Cara menentukan bahwa media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas adalah dgn cara mengambil segenggam media tanam dan remaslah dgn keras, jika sedikit air di media tsb mengalir sebentar (tdk sampai 1 detik) lalu berhenti maka kelembabannya sudah pas.
3. Isi toples dgn media tanam dan sisakan ruang pada ujung toples (dekat tutupnya) kira2 2cm dan bersihkan kaca pada ruang kosong tsb (luar dan dalam dgn tisu kering) lalu isi sisa ruang kosong tsb dgn vermiculite kering, fungsinya adalah sbg filter/penyaring dari kontaminasi udara agar kontaminasi tdk sampai menyentuh media tanam.
4. tutup toples dan lapisi tutupnya dgn kertas almunium, fungsinya agar tetesan air dlm panci atau presto dk masuk kedalam toples dan merusak konsistensi kelembaban media tanam.
5. masukkan toples tsb kedalam panci dan kukus selama 90 menit, atau jika menggunakan panci presto panaskan selama 60 menit. Sy merekomendasikan menggunakan panci presto adalah krn beberapa kontaminasi tdk akan mati walaupun telah dipanaskan dlm suhu didih 100 derajat celcius dgn menggunakan panci biasa, sedangkan panci presto memiliki tekanan uap yg dapat menaikkan suhu didalamnya hingga 160 derajat celsius, dan dlm suhu ini sudah pasti dijamin tdk akan ada yg selamat.
6. jika sudah selesai, tunggu sampai dingin, jangan membuka tutup panci presto jika masih ada tekanan uap didlmnya bisa bolong atap rumah krn tutup panci yg melayang, jangan mendinginkan secara paksa krn dpt merusak toples dan jgn membuka tutup panci sampai kita benar2 siap utk melakukan pembibitan.
7. fungsi vermiculite adalah utk menyimpan air sbg makanan utk jamur, fungsi tepung beras coklat sbg nutrisi utk jamur dan air tentu saja sbg makanan utama krn 90% buah jamur adalah air.

Pengerjaan pembibitan (rentan kontaminasi);

1. Siapkan suntikan bibit dan siapkan toples media tanam
2. bawa semua peralatan kedalam SAB atau depan oven yg sudah dipanaskan
3. pakai sarung tangan karet, masker, basuh tangan dgn alkohol
4. kocok suntikan agar spora atau mycelium tersebar merata
5. panaskan ujung jarum suntikan sampai merah (dinginkan)
6. buka kertas almunium yg menutupi toples, lalu dari masing2 lubang pd tutup toples suntikkan kira2 1cc bibit perlubang, pastikan jarum menempel pada kaca toples, sehingga pertumbuhan mycelium bisa kita amati apakah terkontaminasi atau tidak.
7. Jgn menggoyang2kan toples media tanam apalagi sampai membalikkannya, kita tdk mau lapisan filter vermiculite kering yg jd pelindung kontaminasi dibawah tutup toples tsb jd berantakan.

Tahap ketiga Inkubasi;

Pada tahap ini kesabaran kitalah yg diuji, simpan toples2 yg telah dibibiti tsb ditempat yg bersih, hangat dan agak sedikit gelap sekitar 30-35 derajat celcius (diatas kulkas misalnya) dan tunggu lah selama kurang lebih 2 minggu sampai semua media tanam tsb tertutupi mycelium berwarna putih (INGAT! jgn sampai ada bagian yg tdk tertutupi, krn bagian tsb rentan kontaminasi).

selama 2 minggu tsb cobalah sesekali mengecek apakah media tanam kita terkontaminasi atau tdk. Kontaminasi bisa dilihat dr warna pada permukaan media tanam, jika ada warna selain mycelium yg putih bersih atau permukaan media tanam terlihat berlendir maka bisa dipastikan media tanam tsb sudah terkontaminasi, jika ada media yg terkontaminasi lekas buang jauh2 isinya, jgn buka didlm rumah krn spora kontaminasi tsb bisa menyebar dan menempel dimana2. Tp ada beberapa pengecualian mengenai warna mycelium, pada jenis jamur medis (ajaib), terkadang akan muncul warna biru keunguan, ini bukanlah kontaminasi tapi merupakan "lebam" krn mycelium terkena sentuhan (dinding toples atau tangan kita) dan jg terkadang muncul warna kuning sedikit kecoklatan krn kekurangan oksigen, hal ini wajar dan tdk berpengaruh apa2, Maka dr itu selain melihat permukaan media tanam, kontaminasi juga bisa dideteksi dgn bau/aroma, jika dari dalam toples tercium bau busuk atau tidak enak maka buang jauh2. Bau mycelium yg sehat itu tercium aroma khas jamur segar.

Tahap keempat kelahiran;

1. Pastikan media tanam sudah 100% tertutup mycelium dan tdk ada kontaminasi
2. cuci tangan dgn sabun anti bakteri
3. pada tahap ini sterilisasi sudah tdk terlalu krusial krn madia tanam yg sudah 100% tertutupi mycelium akan sangat sulit terkontaminasi krn sudah tdk ada tempat berpijak bagi spora jamur lain (kontaminasi)
4. keluarkan media tanam dari dlm toples, media tanam akan berbentuk seperti kue padat yg agak kering dan menyusut, ini krn proses pertumbuhan mycelium menghabiskan air yg tersimpan pd vermiculite.
5. disinilah kita melakukan proses re-hidrasi, yaitu memberi kembali media tanam air yg diperlukan utk proses pertumbuhan buah (jamur), caranya dgn merendam media tanam2 tsb kedalam air didlm panci selama 24 jam penuh.

Tahap kelima Tempat berbuah;

1. Siapkan box container plastik bening/putih dan beri lubang2 kecil dgn jarak 5x5cm diseluruh permukaan box tsb termasuk tutup dan bawahnya.
2. rendam perlite kedalam air, biarkan menyerap air lalu angkat dan tiriskan, fungsinya utk menyediakan kelembaban didlm box diatas 90%
3. masukkan perlite kedalam box yg telah dilubangi setebal kira2 5-8cm (tergantung ukuran box yg digunakan) dibawah box.
4. ambil media tanam dari dalam panci rendaman dan lumuri permukaannya dgn vermiculite kering dan bersih (dioven selama 15 menit sangat diajurkan) sehingga menutupi seluruh permukaan media tanam, hal ini berfungsi selain utk perlindungan kontaminasi jg sebagai penahan kelembaban agar air dimedia tanam tdk cepat menguap.
5. jejerkan media tanam2 tsb didlm box buah dgn lapisan kertas almunium dibawahnya agar tdk langsung menyentuh perlite.
6. simpan box ditempat yg bersih, adem dan terkena cahaya matahari secara tdk langsung (bisa diganti dgn lampu neon) krn kebutuhan cahaya jamur berbeda dgn tanaman
6. pastikan kelembaban didlm box selalu diatas 90%
7. semprot dinding box beberapa kali sehari, tp hati2 jgn menyemprot media tanam secara langsung
8. kipas2 isi box dgn tutupnya beberapa kali sehari utk mengganti udara segar krn karbondioksida mengendap dibawah box dan hal ini dpt memperlambat pertumbuhan buah jamur
9. dgn perpaduan penurunan temperatur, pengenalan pada cahaya dan udara segar, maka proses berikutnya media tanam akan ditumbuhi pin2 kecil bakal calon buah jamur.

Tahap keenam panen;

1. proses ini memakan waktu kira2 4 minggu dari proses pembibitan
2. utk 1 media tanam efektifnya bisa utk 3-4 kali panen dan hanya berselang 1-2 minggu kepanen berikutnya
3. selalu akan ada pin jamur yg tdk tumbuh besar, hal ini wajar dan sebaiknya ikut dipanen krn buah tsb akan mati dan busuk yg akhirnya hanya akan mengundang kontaminasi
4. selalu merendam media tanam selama 24 jam selang panen utk mengganti air yg hilang pd media tanam
5. tidak perlu melumuri lg media tanam dengan vermiculite kering (hanya pertama kali saja)
7. utk jenis jamur medis (ajaib) sebaiknya dipanen ketika selaput kepalanya mulai robek, krn jika kita telat memanen dan jamur tersebut sudah melepaskan spora, maka media tanam akan tdk efektif lg, belum lg akan kotor berantakan dimana2 berwarna hitam. tp hal ini tdk berlaku jika ingin membuat print spora utk proses berkelanjutan.

Tahap ketujuh penyimpanan;

Utk jenis jamur konsumsi, cara menyimpan supaya ttp segar sampai maksimal beberapa hari kedepan yaitu dengan membungkusnya dengan kantong kertas makanan didlm kulkas.
Sedangkan utk jenis jamur medis (ajaib), krn jenis ini bukanlah jenis yg bisa dikonsumsi setiap hari (tubuh kita akan langsung membangun toleransi yg cepat terhadap efek jamur jenis ini), mengkonsumsinya sebulan sekali atau maksimal 2 minggu sekali masih bisa mendapatkan efek yg sama seperti ketika kita mengkonsumsinya pertama kali. Maka dari itu penyimpanannya biasanya dgn cara dikeringkan, yaitu dgn menaruhnya didepan kipas angin selama 24 jam sampai kering lalu memberinya dessicant (silica gel/dehumidifier) dlm wadah tertutup agar jamur benar2 ekstra kering seperti biskuit crackers, dan kita bisa menyimpannya selama berbulan2 bahkan tahunan jika jamur tsb benar2 dijaga kekeringannya.

enoki>lion's mane>reishi>shitake>tiram>cubensis
 
2) Tingkat Menengah

Disini sy akan membahas beberapa teknik untuk mendapatkan hasil panen yg lebih bnyk ketimbang budidaya menggunakan teknik kue yg sudah kita bahas sebelumnya tp masih dlm skala rumahan/hobi.

- Pembibitan pada Biji-bijian (grain).

Tidak seperti pada taknik kue yg akan membentuk media padat, pembibitan menggunakan grain akan memudahkan para pembudidaya utk lebih fleksibel menggunakan teknik lanjutan yg lebih rumit, Ini dikarenakan biji2an mudah disebar-ratakan dan dpt diaplikasikan dgn teknik2 yg akan kita bahas dibawah. Ada beberapa biji2an yg bisa digunakan utk pembibitan seperti pakan burung (yg isinya campur2), biji rye dan jagung popcorn.

Toples yg digunakan pun bebas bentuknya (ttp harus tahan panas), krn grain mudah utk dipisahkan & dikeluarkan. Bahan lain yg digunakan utk menggunakan teknik ini pun hanya membutuhkan polyfill/dacron silikon (biasanya utk isi bantal atau boneka) atau plester micropore yg bisa dibeli di apotik. Caranya dgn melubangi tutup toples ditengah 1 lubang saja (agak besar) lalu memasukkan dacron pd lubang tsb sbg filter agar bibit akan tetap bisa bernafas dgn ttp terlindungi dr kontaminasi udara, sedangkan jika menggunakan plester pastikan di double utk menutup lubangnya.

disini sy akan membahas bagaimana cara mempersiapkan Jagung popcorn saja krn mudah utk didapatkan dan lebih murah ketimbang grain yg lain. Caranya yaitu dgn merendam jagung selama 24 jam dlm panci agar jagung dpt menyerap air, berikutnya tambahkan air jika air menyusut dan rebus jagung selama 1 jam penuh atau sampai biji2 jagungnya pecah sedikit (jgn sampai isinya merekah keluar). Setelah itu tiriskan dgn menggunakan saringan dan tunggu sampai jagung dingin dgn sendirinya (jgn memasukkan jagung ketika masih menghasilkan uap, krn nanti akan menjadi genangan air dibawah toples dan dpt menyebabkan kontaminasi).

Langkah berikutnya terbilang mudah, tinggal masukkan jagung kedalam toples, sisakan ruang kosong 1/3 dari ukuran toples agar nantinya bisa di kocok2 utk memisahkan jagung yg melekat krn mycelium. Lalu tutup atasnya dgn kertas almunium foil, agar tdk ada tetesan air yg msk kedlm toples dan merusak konsistensi kelembaban jagung. kukus selama 90 menit dgn panci biasa dan 60 menit dgn panci presto utk sterilisasi.

setelah selesai dan dingin, masukkan bibit sama seperti ketika membuat kue seperti penjelasan sebelumnya. jika mycelium sudah mengkolonisasi jagung kira 30% nya, silahkan kocok2 toples utk memisahkan jagung yg saling menempel sekaligus agar mycelium tersebar merata sehingga proses kolonisasi akan menjadi lebih cepat.

Jika jagung sudah 100% terkolonisasi, selanjutnya persiapkan salah satu teknik dibawah utk ke tahap selanjutnya...

- CASING

Casing adalah salah satu teknik utk memperoleh panen yg lebih bnyk krn menggunakan wadah yg lebih luas seperti nampan, dsb. Bahan yg digunakan utk membuat casing biasanya berupa material non-nutrisi namun dlm teknik yg lebih tinggi pembudidaya biasanya akan menambahkan gypsum pertanian, kapur pertanian, kulit kerang, dsb utk mengatur pH. Fungsi casing sendiri selain utk melindungi bibit dari kontaminasi jg sbg penyedia air tambahan utk jamur. Ada berbagai macam resep membuat casing, disini sy akan membahas 2 resep yg sering digunakan oleh pemula dgn bahan yg mudah ditemukan.

1. 100% Vermiculite

seperti judulnya diatas, bahan yg dibutuhkan murni vermiculite. Kita hanya tinggal menambahkan air bersih sedikit demi sedikit sampai memiliki kelembaban yg pas, sama seperti ketika membuat kue di pembahasan sebelumnya.

2. 100% Coco coir/serbuk batok kelapa

Sama seperti vermiculite bahan ini bisa dicari ditoko tanaman/hidroponik (harganya jauh lebih murah dr vermiculite), biasanya dijual dlm bentuk bata padat dan mempunyai fungsi yg sama seperti vermiculite, dapat menyerap dan menampung air. Perlu di ketahui, tdk seperi vermiculite yg tdk bernutrisi, bnyk produk coco coir telah dicampur dgn bakteri jamur hijau yg berfungsi utk menyehatkan tanaman, tapi dgn proses sterilisasi atau pasteurisasi yg benar hal tersebut tdk akan menjadi masalah.

Cara mempersiapkan casing adalah dgn mencampur bahan diatas dgn air sedikit demi sedikit sehingga diperoleh kelembaban yg pas, lalu masukkan bahan casing yg sudah lembab tsb kedalam toples dan kukuslah dgn menggunakan panci biasa (60 menit) atau panci presto (30 menit) utk sterilisasi, lalu biarkan dingin dgn sendirinya.

setelah semua selesai, siapkan nampan plastik, keramik atau kaca, nampan besi atau almunium tdk disarankan krn ada sebagian jenis mycelium yg agresif dan dpt menggerogoti kedua bahan tsb. Jika nampan yg digunakan tembus cahaya (bening) ada baiknya utk menutupi nampan tsb dgn plastik hitam atau almunium foil dr luar, hal ini utk mencegah jamur (buah) tumbuh dr bawah nampan krn mrk tertarik dgn cahaya.

langkah berikutnya adalah dgn menaburkan bahan casing kedalam nampan secara merata dgn ketebalan kira2 1/4 dr ukuran nampan yg digunakan, lalu masukkan biji2an yg sudah terkolonisasi dgn merata diatas permukaan lapisan casing yg pertama td, setelahnya tutupi lg dgn 1/4 bahan casing. pastikan bahwa casing merata sampai ke pinggiran nampan, krn kita tdk ingin jamur tumbuh hanya dr pinggiran nampan. Tutup nampan tsb dgn almunium foil lalu beri tusukan lubang2 kecil 6-8 ukuran ujung pensil saja lalu masuk ke proses inkubasi dgn meletakkan nampan tsb di tempat yg bersih dan agak sedikit hangat selama 5-10 hari, harus diwaspadai bahwa dlm proses ini pertumbuhan mycelium bisa terbilang cepat, bahkan agresif, kita tdk mau mycelium sampai menutupi seluruh permukaan casing (overlay), jika hal tersebut terjadi biasanya casing tdk akan berbuah. Yg kita mau adalah ketika mycelium baru mulai muncul dipermukaan casing secara tdk merata, dan saat itulah kita memaksanya utk berbuah dgn cara memperkenalkannya dgn cahaya, penurunan temperatur dan udara segar... sama seperti teknik kue diatas, yg membedakannya adalah kelembabanya harus berkisar antara 79%-85%, hal ini bisa dilakukan dgn cara mengurangi jumlah perlite didlm box berbuah dan membuatnya agak sedikit kering.

- BULK

Bulk adalah teknik dgn membuat media tanam bernutrisi kedua yg lebih besar utk menghasilkan panen yg jauh lebih besar pula dan teknik ini menjadi pilihan utama bagi para pembudidaya skala industri. Bahan2 utama yg biasa digunakan adalah Jerami, serbuk kayu, serutan kayu, kotoran sapi/kuda/kerbau/banteng/gajah atau bahkan perpaduan diantaranya dan mencampurnya dgn beberapa nutrisi tambahan seperti kapur pertanian, gypsum pertanian, bubuk kerang, serbuk kopi, dsb.
Pasteurisasi lebih sering digunakan ketimbang sterilisasi krn dlm prosesnya pasteurisasi hanya membunuh bakteri2 yg merugikan dgn ttp mempertahankan bakteri yg menguntungkan utk jamur, ini berbeda dgn proses sterilisasi yg tdk tebang pilih.
Teknik ini pula yg digunakan utk budidaya jamur outdoor, jamur pemakan kayu dan beberapa jenis jamur yg tdk bisa tumbuh dgn teknik2 sebelumnya termasuk jamur medis (cyanescens, subaeruginosa, azurescens, dsb).

Ada bnyk sekali resep dan cara yg digunakan dlm teknik bulk tergantung jenis jamur yg akan dibudidayakan, sehingga agak sulit utk menentukan mana yg terbaik. Sy akan membahasnya dilain waktu krn jujur aja bnyk bgt suhu... tp jika ada pertanyaan mengenai teknik ini silahkan ditanyakan, mudah2an sy bisa bantu.

Jika suhu2 tertarik utk budidaya dlm skala industri, silahkan google dgn keyword 'budidaya jamur dengan baglog', byk blog2 bahasa Indonesia yg membahas hal tsb.
 
3) Tingkat Lanjutan

Tingkat ini biasanya digunakan oleh para pembudidaya yg sudah berpengalaman dan penyabar, krn biasanya dgn menggunakan teknik2 disini akan memakan waktu lebih lama dan membutuhkan perhatian lebih terhadap teknik starilisasi, tp sepadan dengan hasil panennya yg maksimal dan berkualitas.
Ada beberapa teknik tambahan yg sering digunakan utk menghasilkan panen berkualitas, yaitu Media Agar, Liquid Culture dan Cloning.

- Media Agar

Madia agar biasanya digunakan dlm ilmu bio-mikrologi termasuk mikologi didlmnya, media agar dipakai utk mengkulturisasi bakteri, kuman, mycelium, dsb supaya para ahli dpt mempelajari mrk dgn lebih seksama dlm wadah cawan petri (petri dish) di laboratorium. Dlm ilmu mikologi media agar digunakan utk mengamati pertumbuhan mycelium dlm bidang 2 dimensi sehingga tdk ada yg terlewatkan, ini tentunya berbeda dgn mycelium yg tumbuh pd media tanam krn sulit diamati. Kelebihan lainnya dr media agar adalah para pembudidaya jamur bisa memaksimalkan panennya dgn cara ini, yaitu dgn mengisolasi sel tunggal/gnome sehingga bisa didapatkan hasil panen yg sama persis.
Ketika kita menggunakan spora sbg bibit, didlmnya terdapat berjuta2 spora yg masing2 memiliki karakteristik pertumbuhan yg berbeda pula, sehingga ketika panen buah yg dihasilkan mempunyai bentuk dan kualitas yg berbeda2 dan tdk merata, inilah yg disebut dgn istilah 'multispore', tp dgn menggunakan media agar kita bisa memilah mana mycelium yg mempunyai pertumbuhan yg sehat dan cepat (ditandai dgn bentuk yg mirip dgn tali/akar), dan dpt mengeliminasi mycelium yg lemah (berbentuk seperti kapas/awan), lalu mycelium yg sehat tsb akan digunakan sbg bibit pertumbuhan, dan hasilnya akan memiliki persamaan ditiap buahnya.

Ada beberapa jenis media agar yg dijual bebas dipasaran, yg paling umum adalah PDA (Potato dextrose agar), tp harganya masih terbilang lumayan mahal. Disini kita akan membahas cara membuat PDA ala rumahan dgn bahan yg tersedia dimana2.

Bahan:
- 500ml air rebusan kentang (150gr) Kentang yg dipotong2 lalu direbus selama 30 menit (tambah air jika berkurang lalu saring) atau bisa jg pakai 5gr potato flakes instan (bisa dibeli di internet).
- 9gr bubuk agar2 swallow
- 10ml madu murni
kurangi atau tambah bahan sesuai rasio resep jika ingin membuat lebih atau kurang dr resep diatas.

Caranya yaitu campur semua bahan diatas dan masukkan kedalam toples/botol anti panas, tutup dgn agak longgar dan lapisi dengan almunium foil agar air tdk merembes kedalam toples. seperti biasa sterilkan dgn panci biasa selama 30 menit atau presto 15 menit. Tunggu supaya agak dingin tp jgn sampai dingin sekali krn media agar akan mengeras, jika toples cukup dingin utk dipegang, langsung tuang media agar ke tempat yg diinginkan cawan petri, toples, atau dimana saja selama wadahnya mempunyai tutup dan kedap udara mencegah kontaminasi dr luar, dan perlu diingat media agar sangat rentan thd kontaminasi, jd lakukan semua proses didlm SAB atau depan oven. letakkan media agar yg telah dituang td ditempat yg sejuk sampai mengeras, tunggulah beberapa hari utk memastikan bahwa media agar yg kita buat tdk terkontaminasi sebelum digunakan.

Bekerja dgn media agar hrs didlm SAB atau didepan oven yg telah dipanaskan, pastikan tangan terbungkus sarung tangan karet yg telah dibasuh alkohol, gunakan masker, bakarlah peralatan yg akan menyentuh media agar dan spora/bibit dgn korek api sampai kemerahan. Kita bisa memasukkan spora atau mycelium lalu menginkubasinya sampai mrk tumbuh, carilah mycileum yg membentuk seperti tali2 kecil yg berjejer (rhizmoropic) krn itulah yg nantinya akan menghasilkan jamur (buah). potong bagian yg unggul tsb dgn pisau steril dan kita bisa bebas dgn leluasa menggunakannya sesuai keinginan kita.

- Liquid culture

liquid culture (LC) adalah mycelium berbentuk cair yg mempunyai fungsi sedikit agak berbeda dgn mengkulturisasi mycelium dgn media agar, dgn LC fungsi utamanya adalah utk mempercepat proses kolonisasi mycelium kedlm media tanam, baik itu kue maupun grain. Jika kita menggunakan bibit dr spora, maka akan memakan proses yg sedikit agak lama utk spora berubah menjadi mycelium didlm media tanam dan disinilah peran LC yg sudah dlm bentuk mycelium cair yg mudah ditransfer melalui suntikan sehingga meminimalisir kontaminasi.
membuat LC cukup mudah, hanya dengan 100ml air murni (distill/mineral) yg dicampur dgn 1 sendok teh madu murni, lalu disetrilisasi sama seperti ketika membuat media agar. Buatlah tutup toples LC dengan dua lubang diatasnya, 1 lubang dipakai utk pertukaran udara menggunakan dacron, satu lagi digunakan utk lubang injeksi dengan karet self-healing yg bisa dibeli ditoko peralatan kesehatan, atau kita bisa menggantinya dgn menggunakan lem silikon tahan panas yg bisa dibeli di toko material.

suntikkan spora atau mycelium kedalam LC lalu biarkan mycelium tsb tumbuh, dan kita bisa menggunakannya langsung atau menyimpannya dlm kulkas utk penggunaan dimasa depan.

- Cloning

Seperti namanya proses ini membuat kembaran dr buah jamur yg kita inginkan, caranya pilih lah jamur yg paling sehat, paling cepat pertumbuhannya atau yg menurut kita paling unggul. kerjakan semuanya dgn teknik sterilisasi, belah jamur menjadi 2 bagian secara vertikal dangan tangan (jgn gunakan pisau), ambil sebagian bongkahan kecil berwarna putih ditengah bagian kepala jamur atau bawah batang jamur, letakkan bagian tsb ke wadah media agar atau LC dan hasil pertumbuhannya bisa digunakan utk menumbuhkan jamur yg sama seperti aslinya.
 
Ane udah coba brah..... tetep aja stuck....
jamur suka tempat lembab dan gelap, tapi untuk berbuah butuh matahari, doi juga butuh oksigen dan udara tapi tempat harus steril, susah brahhhh....
Apalagi beli sporanya... doi ga suka kalo ada pesaing, padahal musim ujan kan di sindang banyak mold... pusing dah...
 
^

jamur memang butuh tempat lembab utk hidup, itu wajar tp ga mesti di tempat yg gelap.
jamur itu organisme photosensitif, mrk butuh cahaya tp tujuannya berbeda dr tanaman, mrk butuh cahaya hanya utk menentukan kearah mana mrk tumbuh, jd ga mesti matahari, kena cahaya lampu biasa pun mrk fine2 aja.
sterilisasi hanya krusial disaat kita mempersiapkan media tanam dan pembibitan, setelah mycelium/jamur tumbuh, steril sudah tdk jd prioritas lg.

suhu terlalu cepat nyerah kelihatannya, hobi apapun pastinya butuh kesabaran :)
 
Sekedar saran, kalo mw nanem jamur mending punya ruang khusus kultur sendiri. Biar jamurnya g nyebar kemana mana
 
mau nanya hu.. kalo mau ngejamur di satu ruangan misalnya.. itu budidaya jamur mengeluarkan bau2 tertentu gak sih hu? atau ga ada bau apa2?
 
Update.
Ini channel yg menjelaskan budidaya jamur dgn teknik dan peralatan yg sangat mudah dan murah.
https://www.yout*be.com/channel/UCjeI_v4b7cZ1h46Nn9NiSCQ/videos
 
Wah thanks udah berbagi.

Kemaren sempat liat di e commerce ada yang jual paketan gini.

Bagus banget beginian buat belajar bareng anak 🙏
 
Gampang emang budidaya jamur, yg penting rajin cek kelembaban ruangan..
Dulu babe ada ruangan buat khusus jamur, dikasih termometer ruangan dan karung goni dibasahin. Tiap berapa jam cek suhu.
Panena pun kebilang cepet nya. Sayang bibit yg dibeli dari temen jelek dan mahal, akhirna males lanjutin.
Sayang mah, tapi gimana lagi
 
^

jamur memang butuh tempat lembab utk hidup, itu wajar tp ga mesti di tempat yg gelap.
jamur itu organisme photosensitif, mrk butuh cahaya tp tujuannya berbeda dr tanaman, mrk butuh cahaya hanya utk menentukan kearah mana mrk tumbuh, jd ga mesti matahari, kena cahaya lampu biasa pun mrk fine2 aja.
sterilisasi hanya krusial disaat kita mempersiapkan media tanam dan pembibitan, setelah mycelium/jamur tumbuh, steril sudah tdk jd prioritas lg.

suhu terlalu cepat nyerah kelihatannya, hobi apapun pastinya butuh kesabaran :)
ntaps bang lanjutkan
 
Ninggalin Jejak, Kali aja bisa mencoba usaha laen, selain kerja yg mononton dr pagi ke malam😁
 
Mau berbagi sedikit pengetahuan ttg budidaya jamur ala rumahan (kecil2an) suhu, tp sebelum mulai detailnya sy mau menerangkan sedikit ttg jamur dan bagaimana mrk hidup. Kalau ada suhu2 yg berpengalaman dlm budidaya jamur, mohon kritik & masukannya.

Berbeda dari tumbuhan dan binatang, jamur (fungi) mempunyai "kerajaannya" sendiri dlm struktur organisme, apa yg sering kita sebut "jamur" itu sebenarnya adalah merupakan bagian kecil dari keseluruhan fisiknya yg dalam istilah umumnya disebut buah. Siklus kehidupan mrk berawal dari berjuta2 spora yg dilepaskan oleh buah dewasa (matang) dan terbawa oleh angin, selanjutnya spora tersebut akan tersebar dan mendarat dimana2, dan jika spora tersebut mendapatkan tempat dgn kondisi yg memungkinkan utk tumbuh (adanya sumber makanan, temperatur dan kelembaban yg pas) maka spora tsb akan bergerminasi dan berkembang menjadi mycelium.

Mycelium merupakan tubuh inti jamur dimana tugasnya adalah untuk mencari makan, bentuknya seperti perpaduan antara akar tanaman dan kapas berwarna putih (tp ada pula mycelium berwarna lain) dan biasanya bisa kita jumpai dibawah tanah lembab atau dibalik kayu2 mati. Mycelium akan menyerap makanan dari sisa2 sampah organik tsb membentuk jaringan terstruktur dan ukurannya akan makin melebar seiring dgn bnyknya makanan yg mrk konsumsi, dan jika kondisi lingkungan memadai (turunnya temperatur, adanya cahaya dan udara segar) maka mycelium akan memasuki fase berbuah yg ditandai dgn tumbuhnya apa yg sering kita sebut jamur.

Perlu diketahui, tidak semua jamur akan tumbuh dimedia yg sama, sebagian jenis lebih suka tumbuh dikayu, sebagian lg ada yg suka tumbuh diatas dedaunan dan ada pula yg memilih tempat favoritnya diatas kotoran2 hewan dll.

Budidaya jamur sendiri sebenarnya tdklah sesulit yg kita bayangkan, kuncinya adalah menciptakan kondisi yg mirip dengan apa yg ada dialam dimana jamur2 tersebut tumbuh. Beberapa hal penting yg harus digaris bawahi dlm budidaya jamur adalah temperatur, kelembaban, pemilihan media tanam serta yg paling penting adalah sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi.

Sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi yg dimaksud adalah kebersihan dari unsur2 yg tdk kita kehendaki (bakteri, kuman, spora jamur lain, dsb) yg dpt menyebabkan terkontaminasinya jamur2 yg kita budidayakan. Perlu diingat bahwa media yg kita gunakan disini tdk hanya disukai oleh jamur yg kita tanam, tp juga mahluk mikroorganisme lain yg mengganggu seperti jamur roti, jamur hijau, dsb. Dan jika jamur yg kita budidayakan tsb terkontaminasi oleh jamur2 yg kita tdk kehendaki, sebaiknya langsung buang krn tdk ada cara utk menyelamatkannya dan mengkonsumsi jamur yg medianya sudah terkontaminasi jamur lain walaupun tdk terlihat SANGAT TIDAK DISARANKAN & JANGAN AMBIL RESIKO krn bisa saja jamur tersebut jadi beracun, selain itu kontaminasi jg akan membuang2 waktu kita. Maka dr itu sangat ditekankan ttg pentingnya sterilisasi khususnya utk mrk2 yg masih pemula dlm dunia mikologi. Standar sterilisasi selain yg nanti akan dijabarkan dibawah adalah mandi dan pakai baju yg baru dicuci, krn tubuh kita sendiri merupakan salah satu sumber terbesar kontaminasi (kulit mati, rambut rontok, ketombe, hembusan nafas, dsb).

Disini kita akan membahas cara budidaya jamur baik itu utk konsumsi maupun utk medis. Jadi bagaimana cara budidaya jamur? Pertanyaan tsb tdk mempunyai jawaban yg simpel dan pasti. Tergantung jenis jamur yg kita ingin budidayakan maka caranya pun akan berbeda2. Beberapa jamur yg tidak bisa tumbuh indoor hanya akan bisa tumbuh outdoor.

Kenapa budidaya jamur? Selain rasanya enak jamur juga sangat menyehatkan dan kaya protein, jamur jg mempunyai peranan sangat penting dlm siklus kehidupan di bumi, jamur2 macam reishi dan lion's mane juga mengandung zat yg berguna utk kesehatan dan beberapa tahun belakangan ini sudah bnyk ilmuwan yg meneliti utk menggali lebih dalam manfaat jamur medis (cubensis, cyanescens, subaeruginosa, azurescens, dsb) dan budidaya jamur sangatlah menyenangkan sbg hobi. Klo suhu2 kurang beruntung dlm membudidayakan tanaman ataupun hewan, mungkin jamur bisa jd alternatif.

Krn ada bnyk sekali teknik dan cara budidaya tergantung jenisnya maka sebagai pembuka (dan mudah2an akan dilengkapi kedepannya) sy akan memberi tips cara budidaya jamur yg dapat tumbuh indoor dgn 1 cara tp bisa diterapkan dgn menggunakan berbagai jenis jamur sekaligus (konsumsi & medis) seperti jamur kuping, jamur enoki, jamur shitake, jamur reishi, jamur lion's mane dan jamur cubensis.

Utk mempermudah penjelasan sy akan membaginya menjadi tiga bagian, tingkat dasar > menengah > lanjutan.

1) Tingkat Dasar.

Dgn peralatan serta bahan yg minim dan sederhana, siapa saja bisa mencoba utk mulai mencoba membudidayakan jamur dirumah. Teknik yg akan kita pakai dibawah ini mungkin adalah teknik yg paling sederhana dan terkenal dikalangan pemula yaitu 'Brown Rice Flour Cakes' atau bahasa kerennya disebut 'Kue Tepung Beras Coklat'.

Tahap pertama adalah persiapan;

Bahan utk sterilisasi (akan selalu dipakai dgn semua teknik):

1. SAB (still Air Box) adalah kotak yg digunakan utk pembibitan dimana fungsinya agar meminimalisir kontaminasi dari udara, SAB bisa dibuat dari kardus bekas atau box container plastik yg diberi 2 lubang utk tangan.
2. Oven bisa jg digunakan dgn cara memanaskannya lalu membuka tutupnya dan kita melalukan pembibitan didepan oven tsb, udara panas dr dlm oven akan mendorong kontaminasi udara agar tdk mendekati media tanam yg akan kita beri bibit.
3. Disinfektan (bisa dibuat dgn mencampur sabun pencuci piring dan air) lalu dimasukan kedalam sprayer, fungsinya utk mengendapkan kontaminasi yg berterbangan diudara dan yg menempel di dinding SAB.
4. masker
5. sarung tangan karet/latex
6. alkohol 90%
7. korek api gas/lampu alkohol.

Bahan utk media tanam:
1. Tepung beras coklat (bisa dibeli di internet atau toko makanan bayi)
2. Vermiculite yg bentuknya kasar (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik)
3. Air bersih (distill/mineral)
4. toples kaca/plastik tahan panas dgn bentuk U agar media tanam yg telah berubah bentuk menjadi padat nantinya akan mudah dikeluarkan.
5. kertas almunium/foil
6. Panci besar atau panci presto lebih disarankan.

Bahan utk tempat berbuah/menaruh media tanam;
1. box kontainer plastik besar dan sebening mungkin (kalau bisa tutupnya juga, jika tdk ada bisa diakali dgn melubangi tutupnya dan menambalnya dgn plastik tebal bening).
2. perlite (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik).
3. termometer/higrometer digital atau analog
4. sprayer/semprotan (bisa dibeli diwarung atau toko bangunan)
5. air bersih (distill/mineral).

Bahan utk pembibitan:
1. bibit jamur/spora (bisa dibeli di internet atau bisa mencari sendiri)
2. air bersih (distill/mineral)
3. syringe/suntikan (bisa dibeli di apotik)
4. gelas sloki
5. pisau cutter kecil.

Penjelasan ttg pembibitan: Ada beberapa jenis bibit yg beredar dipasaran, pertama adalah murni spora yg tercetak pada kertas biasa/almunium atau yg sudah dicampur dgn air dlm wadah syringe/suntikan (S), kedua adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media agar2 (F0), berikutnya adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media pra-tanam, biasanya dgn butiran2 jagung (F1/2) dan yg terakhir bibit yg sudah dicampur dgn media tanam dan siap berbuah (F3). Disini sy akan menjelaskan cara membuat suntikan bibit dr masing2 jenisnya.
Sekedar mengingatkan bahwa menangani bibit/spora termasuk proses yg rentan kontaminasi, maka dr itu diperlukan perhatian pd sterilisasi.

S: jika bibit sudah dlm bentuk syringe/suntikan, silahkan lewati penjelasan ini. Jika bibit masih dlm bentuk spora yg tercetak diatas kertas, kita harus mempersiapkan syringe/suntikan baru lalu isi dgn air distill/mineral, bungkus suntikan tsb dgn kertas almunium lalu kukus selama 30 menit dlm panci presto atau 1 jam dgn panci biasa bersama dgn gelas sloki dan pisau cutter yg sudah dibungkus dgn kertas almunium jg (INGAT! pastikan semua perlengkapan yg dimasukkan ke dlm panci presto tahan panas, jika tdk alat2 tsb akan meleleh). Setelah dingin bawa alat2 tsb ke dlm SAB atau depan oven, pastikan tangan kita sudah bersih terbungkus sarung tangan karet yg sudah dibasuh dgn alkohol 90%. Buka bungkus kertasnya, bakar ujung jamur suntukan dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), masukkan air dr suntikkan kedalam gelas sloki, bakar ujung pisau cutter dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), kerok spora dari kertas dgn cutter kedlm gelas sloki yg berisi air lalu bakar lagi jarum suntikan sampai kemerahan (dinginkan) dan sedot kembali air yg sudah tercampur dgn spora tsb kembali kedalam suntikan. Bekerjalah dgn hati2 dan sigap, jgn terlalu lama dan jgn terlalu terburu2.

F0: Siapkan semuanya sama dgn cara diatas, namun yg membedakannya adalah kita akan mengambil sedikit mycelium dari media agar2 lalu memasukkannya kedalam air dan suntikan.

F1: Sama seperti diatas minus gelas sloki, kita tidak memasukkan air dr suntikan tsb kedalam gelas sloki tapi kedalam botol mycelium-biji jagung dan menyedotnya kembali kedalam suntikan sehingga didapatkan serpihan2 mycelium.

Penjelasan ttg print spora: Cara utk mendapatkan print spora sendiri adalah dgn memotong ujung tangkai buah jamur dari kepalanya dan meletakkannya diatas kertas atau almunium foil lalu menutupnya dgn gelas/kain bersih agar terlindung dr debu kotoran dan tiupan angin. diamkan selama 24-36 jam sampai tumpukan spora jatuh dibawah kepala jamur, setelah itu angkat tanpa merusak print jamur dibawahnya dan tutup kembali dengan gelas lalu tunggu sampai spora benar2 mengering. simpan spora ditempat yg kering dan gelap, spora bisa disimpan selama bertahun2 asalkan tetap kering.


Tahap kedua adalah pengerjaan;

Pengerjaan media tanam:


1. Beri beberapa lubang pd tutup toples utk pembibitan, pastikan lubang tsb bisa dilewati oleh jarum suntik.
2. Campur vermiculite dan tepung beras coklat dgn perbandingan 2:1 di wadah terpisah lalu tambahkan air sedikit demi sedikit sampai media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas (jgn sampai basah/becek apalagi sampai tergenang, yg kita butuhkan adalah media yg lembab). Cara menentukan bahwa media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas adalah dgn cara mengambil segenggam media tanam dan remaslah dgn keras, jika sedikit air di media tsb mengalir sebentar (tdk sampai 1 detik) lalu berhenti maka kelembabannya sudah pas.
3. Isi toples dgn media tanam dan sisakan ruang pada ujung toples (dekat tutupnya) kira2 2cm dan bersihkan kaca pada ruang kosong tsb (luar dan dalam dgn tisu kering) lalu isi sisa ruang kosong tsb dgn vermiculite kering, fungsinya adalah sbg filter/penyaring dari kontaminasi udara agar kontaminasi tdk sampai menyentuh media tanam.
4. tutup toples dan lapisi tutupnya dgn kertas almunium, fungsinya agar tetesan air dlm panci atau presto dk masuk kedalam toples dan merusak konsistensi kelembaban media tanam.
5. masukkan toples tsb kedalam panci dan kukus selama 90 menit, atau jika menggunakan panci presto panaskan selama 60 menit. Sy merekomendasikan menggunakan panci presto adalah krn beberapa kontaminasi tdk akan mati walaupun telah dipanaskan dlm suhu didih 100 derajat celcius dgn menggunakan panci biasa, sedangkan panci presto memiliki tekanan uap yg dapat menaikkan suhu didalamnya hingga 160 derajat celsius, dan dlm suhu ini sudah pasti dijamin tdk akan ada yg selamat.
6. jika sudah selesai, tunggu sampai dingin, jangan membuka tutup panci presto jika masih ada tekanan uap didlmnya bisa bolong atap rumah krn tutup panci yg melayang, jangan mendinginkan secara paksa krn dpt merusak toples dan jgn membuka tutup panci sampai kita benar2 siap utk melakukan pembibitan.
7. fungsi vermiculite adalah utk menyimpan air sbg makanan utk jamur, fungsi tepung beras coklat sbg nutrisi utk jamur dan air tentu saja sbg makanan utama krn 90% buah jamur adalah air.

Pengerjaan pembibitan (rentan kontaminasi);

1. Siapkan suntikan bibit dan siapkan toples media tanam
2. bawa semua peralatan kedalam SAB atau depan oven yg sudah dipanaskan
3. pakai sarung tangan karet, masker, basuh tangan dgn alkohol
4. kocok suntikan agar spora atau mycelium tersebar merata
5. panaskan ujung jarum suntikan sampai merah (dinginkan)
6. buka kertas almunium yg menutupi toples, lalu dari masing2 lubang pd tutup toples suntikkan kira2 1cc bibit perlubang, pastikan jarum menempel pada kaca toples, sehingga pertumbuhan mycelium bisa kita amati apakah terkontaminasi atau tidak.
7. Jgn menggoyang2kan toples media tanam apalagi sampai membalikkannya, kita tdk mau lapisan filter vermiculite kering yg jd pelindung kontaminasi dibawah tutup toples tsb jd berantakan.

Tahap ketiga Inkubasi;

Pada tahap ini kesabaran kitalah yg diuji, simpan toples2 yg telah dibibiti tsb ditempat yg bersih, hangat dan agak sedikit gelap sekitar 30-35 derajat celcius (diatas kulkas misalnya) dan tunggu lah selama kurang lebih 2 minggu sampai semua media tanam tsb tertutupi mycelium berwarna putih (INGAT! jgn sampai ada bagian yg tdk tertutupi, krn bagian tsb rentan kontaminasi).

selama 2 minggu tsb cobalah sesekali mengecek apakah media tanam kita terkontaminasi atau tdk. Kontaminasi bisa dilihat dr warna pada permukaan media tanam, jika ada warna selain mycelium yg putih bersih atau permukaan media tanam terlihat berlendir maka bisa dipastikan media tanam tsb sudah terkontaminasi, jika ada media yg terkontaminasi lekas buang jauh2 isinya, jgn buka didlm rumah krn spora kontaminasi tsb bisa menyebar dan menempel dimana2. Tp ada beberapa pengecualian mengenai warna mycelium, pada jenis jamur medis (ajaib), terkadang akan muncul warna biru keunguan, ini bukanlah kontaminasi tapi merupakan "lebam" krn mycelium terkena sentuhan (dinding toples atau tangan kita) dan jg terkadang muncul warna kuning sedikit kecoklatan krn kekurangan oksigen, hal ini wajar dan tdk berpengaruh apa2, Maka dr itu selain melihat permukaan media tanam, kontaminasi juga bisa dideteksi dgn bau/aroma, jika dari dalam toples tercium bau busuk atau tidak enak maka buang jauh2. Bau mycelium yg sehat itu tercium aroma khas jamur segar.

Tahap keempat kelahiran;

1. Pastikan media tanam sudah 100% tertutup mycelium dan tdk ada kontaminasi
2. cuci tangan dgn sabun anti bakteri
3. pada tahap ini sterilisasi sudah tdk terlalu krusial krn madia tanam yg sudah 100% tertutupi mycelium akan sangat sulit terkontaminasi krn sudah tdk ada tempat berpijak bagi spora jamur lain (kontaminasi)
4. keluarkan media tanam dari dlm toples, media tanam akan berbentuk seperti kue padat yg agak kering dan menyusut, ini krn proses pertumbuhan mycelium menghabiskan air yg tersimpan pd vermiculite.
5. disinilah kita melakukan proses re-hidrasi, yaitu memberi kembali media tanam air yg diperlukan utk proses pertumbuhan buah (jamur), caranya dgn merendam media tanam2 tsb kedalam air didlm panci selama 24 jam penuh.

Tahap kelima Tempat berbuah;

1. Siapkan box container plastik bening/putih dan beri lubang2 kecil dgn jarak 5x5cm diseluruh permukaan box tsb termasuk tutup dan bawahnya.
2. rendam perlite kedalam air, biarkan menyerap air lalu angkat dan tiriskan, fungsinya utk menyediakan kelembaban didlm box diatas 90%
3. masukkan perlite kedalam box yg telah dilubangi setebal kira2 5-8cm (tergantung ukuran box yg digunakan) dibawah box.
4. ambil media tanam dari dalam panci rendaman dan lumuri permukaannya dgn vermiculite kering dan bersih (dioven selama 15 menit sangat diajurkan) sehingga menutupi seluruh permukaan media tanam, hal ini berfungsi selain utk perlindungan kontaminasi jg sebagai penahan kelembaban agar air dimedia tanam tdk cepat menguap.
5. jejerkan media tanam2 tsb didlm box buah dgn lapisan kertas almunium dibawahnya agar tdk langsung menyentuh perlite.
6. simpan box ditempat yg bersih, adem dan terkena cahaya matahari secara tdk langsung (bisa diganti dgn lampu neon) krn kebutuhan cahaya jamur berbeda dgn tanaman
6. pastikan kelembaban didlm box selalu diatas 90%
7. semprot dinding box beberapa kali sehari, tp hati2 jgn menyemprot media tanam secara langsung
8. kipas2 isi box dgn tutupnya beberapa kali sehari utk mengganti udara segar krn karbondioksida mengendap dibawah box dan hal ini dpt memperlambat pertumbuhan buah jamur
9. dgn perpaduan penurunan temperatur, pengenalan pada cahaya dan udara segar, maka proses berikutnya media tanam akan ditumbuhi pin2 kecil bakal calon buah jamur.

Tahap keenam panen;

1. proses ini memakan waktu kira2 4 minggu dari proses pembibitan
2. utk 1 media tanam efektifnya bisa utk 3-4 kali panen dan hanya berselang 1-2 minggu kepanen berikutnya
3. selalu akan ada pin jamur yg tdk tumbuh besar, hal ini wajar dan sebaiknya ikut dipanen krn buah tsb akan mati dan busuk yg akhirnya hanya akan mengundang kontaminasi
4. selalu merendam media tanam selama 24 jam selang panen utk mengganti air yg hilang pd media tanam
5. tidak perlu melumuri lg media tanam dengan vermiculite kering (hanya pertama kali saja)
7. utk jenis jamur medis (ajaib) sebaiknya dipanen ketika selaput kepalanya mulai robek, krn jika kita telat memanen dan jamur tersebut sudah melepaskan spora, maka media tanam akan tdk efektif lg, belum lg akan kotor berantakan dimana2 berwarna hitam. tp hal ini tdk berlaku jika ingin membuat print spora utk proses berkelanjutan.

Tahap ketujuh penyimpanan;

Utk jenis jamur konsumsi, cara menyimpan supaya ttp segar sampai maksimal beberapa hari kedepan yaitu dengan membungkusnya dengan kantong kertas makanan didlm kulkas.
Sedangkan utk jenis jamur medis (ajaib), krn jenis ini bukanlah jenis yg bisa dikonsumsi setiap hari (tubuh kita akan langsung membangun toleransi yg cepat terhadap efek jamur jenis ini), mengkonsumsinya sebulan sekali atau maksimal 2 minggu sekali masih bisa mendapatkan efek yg sama seperti ketika kita mengkonsumsinya pertama kali. Maka dari itu penyimpanannya biasanya dgn cara dikeringkan, yaitu dgn menaruhnya didepan kipas angin selama 24 jam sampai kering lalu memberinya dessicant (silica gel/dehumidifier) dlm wadah tertutup agar jamur benar2 ekstra kering seperti biskuit crackers, dan kita bisa menyimpannya selama berbulan2 bahkan tahunan jika jamur tsb benar2 dijaga kekeringannya.

enoki>lion's mane>reishi>shitake>tiram>cubensis
Terima kasih banyak ilmuanyanya 🙏🙏
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd