needlenbitch
Guru Semprot
- Daftar
- 5 Nov 2014
- Post
- 531
- Like diterima
- 291
memuaskan keponakanku
Sore itu aku sedang menonton TV
di kamar hotelku, ketika telepon
berbunyi. Kuraih pesawat telepon
yang terletak di meja samping
ranjangku.
"Hallo Oom Robert. Ini Andi. Apa
kabar?"
"Baik. Kamu sendiri bagaimana?"
"Lumayan. Kemarin Lolita cerita
kalau ketemu dengan Oom di
Tunjungan Plaza ya?"
Kamipun lalu berbasa-basi sejenak.
Kuraih remote TV karena suaranya
terlalu keras sehingga menggangu
pembicaraan kami.
"Oom.. Saya ada sesuatu yang perlu
dibicarakan. Boleh saya mampir?"
"Of course. Ada apa sih?" tanyaku
sedikit khawatir. Jangan-jangan
Lolita cerita tentang kejadian
kemarin.
"Nanti aja deh saya cerita. Jam 5
nanti saya ke hotel ya" jawab Andi
di seberang sana.
Sekitar jam 5.15, terdengar bunyi
bel pintu di kamarku. Seperti
kuduga, ternyata Andi, suami Lolita
keponakanku yang datang.
"Masuk Di"
"Makasih Oom".
Kamipun kemudian berbasa-basi
menanyakan kabar masing-masing.
Tak lama akupun bertanya maksud
sebenarnya kedatangan Andi.
"Begini Oom. Mungkin Lolita sudah
cerita tentang keadaan saya. Saya
datang untuk minta bantuan Oom."
"Bantuan apa Di?" tanyaku
walaupun sebenarnya aku sudah
bisa menebak arah
pembicaraannya.
"Jangan tersinggung ya Oom. Kita
minta supaya Oom sewaktu-waktu
jadi suami pengganti buat Lolita"
"Maksudmu?"
"Oom kan tahu. Saya tidak bisa
memenuhi kebutuhan seks Lolita
karena penyakit saya. Mungkin
Oom Robert berkenan
memenuhinya."
Andipun kemudian bercerita lebih
lanjut, bahwa telah beberapa bulan
Lolita memintanya untuk mencari
lelaki untuk memuaskan birahinya.
Karena ia sangat menyayangi
istrinya dan takut bila Lolita
menuntut cerai, iapun terpaksa
menyanggupi. Tetapi sampai saat
ini, dia belum mendapatkan yang
cocok.. Kemarin setelah bertemu
denganku, Lolita meminta suaminya
untuk menanyakan kesediaanku
untuk menjadi pemuas birahinya.
"Tolong ya Oom. Kasihan istri saya.
Dia masih muda. Please ya Oom.
Dia mengancam akan panggil gigolo
atau bahkan akan menceraikan
saya bila saya gagal membujuk
Oom" Andi setengah merengek
memintaku untuk meniduri istrinya
yang cantik itu.
Sore itu aku sedang menonton TV
di kamar hotelku, ketika telepon
berbunyi. Kuraih pesawat telepon
yang terletak di meja samping
ranjangku.
"Hallo Oom Robert. Ini Andi. Apa
kabar?"
"Baik. Kamu sendiri bagaimana?"
"Lumayan. Kemarin Lolita cerita
kalau ketemu dengan Oom di
Tunjungan Plaza ya?"
Kamipun lalu berbasa-basi sejenak.
Kuraih remote TV karena suaranya
terlalu keras sehingga menggangu
pembicaraan kami.
"Oom.. Saya ada sesuatu yang perlu
dibicarakan. Boleh saya mampir?"
"Of course. Ada apa sih?" tanyaku
sedikit khawatir. Jangan-jangan
Lolita cerita tentang kejadian
kemarin.
"Nanti aja deh saya cerita. Jam 5
nanti saya ke hotel ya" jawab Andi
di seberang sana.
Sekitar jam 5.15, terdengar bunyi
bel pintu di kamarku. Seperti
kuduga, ternyata Andi, suami Lolita
keponakanku yang datang.
"Masuk Di"
"Makasih Oom".
Kamipun kemudian berbasa-basi
menanyakan kabar masing-masing.
Tak lama akupun bertanya maksud
sebenarnya kedatangan Andi.
"Begini Oom. Mungkin Lolita sudah
cerita tentang keadaan saya. Saya
datang untuk minta bantuan Oom."
"Bantuan apa Di?" tanyaku
walaupun sebenarnya aku sudah
bisa menebak arah
pembicaraannya.
"Jangan tersinggung ya Oom. Kita
minta supaya Oom sewaktu-waktu
jadi suami pengganti buat Lolita"
"Maksudmu?"
"Oom kan tahu. Saya tidak bisa
memenuhi kebutuhan seks Lolita
karena penyakit saya. Mungkin
Oom Robert berkenan
memenuhinya."
Andipun kemudian bercerita lebih
lanjut, bahwa telah beberapa bulan
Lolita memintanya untuk mencari
lelaki untuk memuaskan birahinya.
Karena ia sangat menyayangi
istrinya dan takut bila Lolita
menuntut cerai, iapun terpaksa
menyanggupi. Tetapi sampai saat
ini, dia belum mendapatkan yang
cocok.. Kemarin setelah bertemu
denganku, Lolita meminta suaminya
untuk menanyakan kesediaanku
untuk menjadi pemuas birahinya.
"Tolong ya Oom. Kasihan istri saya.
Dia masih muda. Please ya Oom.
Dia mengancam akan panggil gigolo
atau bahkan akan menceraikan
saya bila saya gagal membujuk
Oom" Andi setengah merengek
memintaku untuk meniduri istrinya
yang cantik itu.