Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku suka diperkosa brutal (repost dari forum tetangga)

nero angelo

Guru Semprot
Daftar
8 Apr 2012
Post
626
Like diterima
4.375
Lokasi
Dimensi keterasingan
Bimabet
Kalau ada orang yang benci pada dirinya
sendiri, siapa tahu aku merupakan
orangnya. Aku sungguh benci pada
tubuhku, wajahku, rambutku serta
semuanya. Ya.., perasaan itu semua
muncul sebab segala kelebihan yang
kumiliki justru mengancam diriku sendiri.
Berkali-kali jiwaku terancam sebab
mereka ingin memperkosaku.

Yang Jebih mengherankan merupakan
mereka bukanlah orang lain, melainkan
orang-orang yang aku kenal. Orang yang
sangat dekat dengan diriku. Sungguh
memalukan.

Sampai kini aku tetap semakin
memikirkan mengapa orang-orang di
sekelilingku ingin memperkosaku. Ya ayah
kandung, ayah tiriku, serta paman. Entah
mengapa mereka begitu bernafsu
menontonku. Padahal mestinya mereka
jadi pelindungku. Aku hampir tidak
percaya bakal semua ini. Begitu berat
beban yang wajib kupikul jadi aku hampir
bunuh diri. Kupikir hanya itu jalan satu-
satunya untuk keluar serta persoalan ini.

Beruntunglah saat aku mengambil pisau
dapur ketahuan paman. Saat itu juga aku
dicegah untuk tidak melanjutkan niatku.
Aku terksiap begitu dibentak paman, “Apa
kalian telah gila ya?” Mendengar itu aku
cuma dapat menangis, tidak kuasa
berbuat apa-apa. Rasanya segala yang
kulakukan serba salah.

Waktu itu aku terbukti ikut paman, seusai
ayah serta bunda bercerai. Aku berpikir
dengan ikut paman bakal lebih aman.
Tidak berpihak terhadap ayah maupun
ibu. Biarlah paman Sebagai pengganti
orang tuaku.

Di rumah itu aku diberi kamar sendiri.
Kebetulan paman serta bibi tidak punya
anak. Hitungannya aku ini sebagai anak
angkatnya. Mugkin sebab itu aku sangat
diperhatikannya, walau aku diambilnya
ketika usiaku telah menginjak remaja, 16
tahun.

Hari-hari pertamaku tinggal bersamanya
dengan penuh keceriaan. Akupun mulai
lupa dengan persoalan ayah serta ibu.
Kupikir tidak ada gunanya aku ikut
memikirkan persoalan mereka, toh aku
telah dewasa.

Dalam sehari-hari aku terbukti termasuk
gadis yang lincah. Dalam berbusana aku
paling suka dengan rok mini. Mungkin
sebab aku bahagia menampakkan
kelebihanku pada paha serta kaki yang
putih mulus. Ditambah tubuhku yang
ramping serta padat berisi. Setinggi
badan 167 cm serta berat 48 kg,
ditunjang dengan kesempurnaan
payudaraku yang berkapasitas 36C
terbukti membikin tidak sedikit pria yang
berminat bahkan tergila-gila pada diriku.

Sungguh aku tidak menyangka apabila
kesempurnaan penampilanku yang
semacam itu malah menjadi bumerang.
Terbukti tidak sedikit pria kemudian
tergoda melirikku. Tapi yang tidak
kusangka sama sekali kalau bahkan
pamankupun ikut tergoda.
Malam itu aku tidur tanpa sempat ganti
baju. Tidak biasanya aku terbukti ganti
baju. Hanya kalau ingin saja, aku ganti
baju tidur. Saat tidur itulah rupanya aku
lupa mengunci pintu kamar. Aku baru
tersadar ketika kurasa ada tangan nakal
mengusap-usap pahaku. Alangkah aku
terkejut, nyatanya yang ada di segi
tempat tidurku merupakan pamanku
sendiri. Aku terpekik, tapi seketika itu
juga tangan paman membekap mulutku.

Dengan penuh harap aku memohon
supaya paman tidak melanjutkan niatnya.
Pamanpun memohon maaf serta
menyebutkan kehilafannya. Kuakui istri
paman terbukti tidak begitu cantik. Ia juga
tidak begitu pintar memelihara diri, jadi
tubuhnya yang gemuk dibiarkan begitu
saja. Dalam berpakaian sekenanya, paling
banter pakai daster lusuh alias kaos
oblong. Kupikir-pikir terbukti, kok mau-
maunya paman sama bibi. Apa tidak ada
wanita lain, kata batinku.

Aku tidak menyalahkan kalau kemudian
paman melirik wanita lain, yang tidak
kumengerti sebab wanita yang dipilih
merupakan aku, kemenakannya sendiri.
Untuk kemarin hari aku tetap semakin
berpikir, jangan-jangan paman bakal
mengulangi lakukanannya lagi. Itu
makanya setiap tidur aku tidak dapat
nyenyak. Kadang-kadang tengah malam
aku terbangun, hanya khawatir paman
tiba-tiba masuk kamarku.

Seusai kupikir-pikir, akhirnya kuputuskan
untuk keluar dari rumah paman. Daripada
tiap hari hatiku tidak tenang. Sebetulnya
bibi sempat bertanya-tanya mengenai
keinginanku itu. Apalagi aku tetap
sekolah, saat itu kelas 2 di suatu SMU
Negeri di Surabaya. Tapi dengan argumen
aku kangen pada ayah, dirinya pun
melepaskanku. Pamanku sendiri
memaklumi, bahkan tetap sempat minta
maaf berkali-kali padaku. Rupanya dirinya
sangat rugii lakukannnya.

Selanjutnya aku terbukti pergi ke rumah
ayah di Bali. Aku telah tidak ingat dengan
sekolahku. Pikirku yang penting
bagaimana dapat terbebas dari rasa
takut. Aku berharap dengan ikut ayah
hatiku dapat tentram. Sejak pisah dengan
Ibu, ayah terbukti tinggal di sana sebab
argumen dagang. Nyatanya ayahku telah
menikah lagi dengan seorang gadis asal
Kalimantan. Ayahku sendiri berasal dari
Sunda.

Aku lebih memilih tinggal bersama ayah
sebab ibuku telah menikah lagi Bahkan
bunda telah menikah untuk kedua kalinya.
Yang terbaru dirinya menikah dengan
seorang pegawai negeri.
Ketika menonton aku datang, ayah sangat
bahagia. Kebetulan dari pernikahan
dengan gadis Kalimantan itu, ayah belum
juga dikaruniai anak. Jadilah aku
dijadikan anak yang manja. Bagi bunda
tiriku juga tidak persoalan. Dirinya
menganggapku sebagai adiknya,
kebetulan dirinya tetap sangat muda,
usianya kurang lebih 30 tahun.

Di rumah ini pun aku memperoleh suatu
kamar. Hari-hariku boleh dikata lebih
tidak sedikit bersama bunda tiri. Itu
sebab ayah terlalu sibuk dengan usahanya
di luar. Aku hanya berjumpa ayah ketika
telat tidur, alias pagi sekali sebelum
dirinya pergi kerja.

Sekali waktu aku telah tertidur pulas
ketika ayah datang. Saat itulah ayah
masuk ke kamarku yang hanya ditutup
kain gorden. Lagi-lagi kejadian serupa
yang dilakukan paman terjadi. Aku
tersadar ketika ayah sedang asyik
mengusap-usap pahaku. Saat itu aku
terbukti sedang mengenakan rok mini.
Mungkin ayah sangat terangsang saat
menatap rokku yang tersingkap. Aku tidak
menyangka sama sekali apabila ayah
dapat berbuat semacam itu. Tidakkah ia
ingat bahwa aku ini anaknya, darah
dagingnya.

Mengapa dirinya mesti berbuat semacam
itu kepadaku. Toh dirinya telah punya
istri. Apalagi istrinya juga tidak jelek-jelek
amat serta tetap muda. Tapi itulah
manusia, ketika telah dikuasai nafsu, akal
sehatnya pun hilang. Andai saja aku tidak
terbangun, entah apa yang terjadi.
Mungkin aku telah ditindihnya. Rupanya
Tuhan masib menyayangi diriku. Sejak
kejadian itu pikiranku kembali kalut.
Kadang-kadang aku berpikir betulkah aku
ini anak kandungnya. Jangan-jangan aku
cuma anak angkatnya, Sebab kalau
terbukti aku anak kandungnya, mengapa
ayah, paman tidak menonton aku sebagai
tahap dari dirinya.

Semacam ketika paman hendak
memperkosaku, akupun berkali-kali
menyadarkan ayahku. Aku meminta
supaya ayah sadar. “Sadarlab pak! Ingat
aku ini anakmu masak tega menodai..”,
kataku setengah berbisik sebab takut
terdengar bunda tiriku. Untunglah ayah
tidak memaksa, serta dirinya pun minta
maaf atas apa yang baru ia lakukan.

Esok harinya kita berusaha bersikap
semacam biasa, seakan tidak terjadi apa-
apa. Ayah pun segera berangkat,
semacamnya dirinya sangat malu atas
kejadian semalam. Tinggalah aku
merenung. Aku lebih tidak sedikit berdiam
di kamar dengan pura-pura membaca
majalah. Padahal hatiku sangat gelisah.

Tidak lama seusai kejadian itu, akhirnya
kuputuskan kembali ke Surabaya. Kupikir
biarlah aku hidup bersama bunda serta
ketiga adik-adikku Selagi ini, tiga adik-
adikku itu, 2 laki-laki serta seorang
perempuan, terbukti ikut ibu. Siapa tahu
dengan hidup di rumah yang tidak sedikit
orang aku terhindar serta tangan-tangan
jahil. Aku yakin bahwa di rumah bunda
lebih aman, apalagi ayah tiriku usianya
telah 50 tahun. Jadi tidak mungkin dirinya
macam-macam. Aku juga sekamar
dengan adik-adikku.

Sejak saat itu aku juga mulai menjaga
penampilanku. Aku tidak lagi bahagia
menggunakan rok mini walau itu menjadi
busana favoritku. Tapi siapa tahu telah
suratan hidupku wajib jadi korban
kebiadaban. Aku tidak habis pikir ada apa
sebetulnya ditubuhku jadi dapat
memancing hasrat para lelaki untuk
memperkosaku.

Kali ini, siang hari, ketika adik-adikku
pada sekolah serta bunda ke pasar. Tiba-
tiba saja ayah tiriku yang biasa kupanggil
abah telah mendekapku dari belakang.
Belum sempat aku bertanya, dirinya telah
membalikkan tubuhku serta mendorongku
ke tempat tidur. Dalam posisi berhadap-
hadapan, akhirnya aku berusaha lepas
sambil mengingatkannya. Aku memohon
pada abah supaya dirinya tidak
melakukannya. Pada saat-saat genting
itulah bunda datang serta menyelamatkan
diriku.

Aku langsung keluar serta
memperlawankan pada ibu. Di
pangkuannya aku menangis sejadi-
jadinya. Mengenal kejadian itu, bunda
sangat marah. Tapi rupanya abah telah
pergi meninggalkan rumah. Sejak saat itu
bunda mewanti-wanti. Ia bilang kalau ada
apa-apa jangan sungkan-sungkan
mengatakannya.

Entah telah berapa hari abah tidak
pulang, tapi yang kutahu kemudian Bunda
mencaci maki abah ketika kembali ke
rumah. Abah rupanya sadar serta minta
maaf berkali-kali terhadap Ibu. Ia juga
terbuktigilku kemudian minta maaf atas
lakukanannya. Aku serta Bunda akhirnya
berangkulan serta bertangis-tangisan.
Kulihat abah hanya menunduk lesu di
kursi. Siapa tahu juga menangis.

Sejak kejadian itu aku betul-betul
dibangun bingung. Mau pergi, tapi mau
kemana lagi. Semacamnya aku lolos
serta mulut singa, tapi masuk mulut
buaya. Dampak kejadian demi kejadian,
aku jadi takut dekat laki-laki. Setiap ada
laki-laki yang ingin mendekat, aku jadi
curiga. Aku betul-betul trauma, tidak tahu
wajib bagaimana menghadapinya.

Berhari-hari aku merenung, tapi bunda
semakin membesarkan hatiku supaya
tabah menghadapi cobaan ini. Yang
penting belum terjadi kan? Percayalah
untuk kedua kalinya takkan terulang lagi.
Imi bakal menjagamu Nak”, kata ibuku
memberi keyakinan. Untuk tidak
meningkatkan kalut pikiran ibu, akupun
mengurungkan niatku untuk menceritakan
kejadian sebelumnya. Hingga kini dirinya
tidak tahu kalau sebetulnya percobaan
perkosaan ini telah untuk ketiga kalinya
menimpa anak gadisnya. Pikirku biarlah
persoalan ini kupendam sendiri, yang
penting kegadisanku tetap utuh. Aku
hanya berharap jangan hingga terulang
lagi.

Hari-hari selanjutnya kucoba
menenangkan diri sambil semakin
membenahi sikapku. Aku juga mulai
mengisi hari-hariku dengan kesibukan.
Daripada tidak Sekolah, aku ikut kursus
komputer serta Bahasa Inggris. Bukan itu
saja, diwaktu-waktu senggang aku tetap
sempatkan ikut fitnes, walau hanya sekali
alias dua kali seminggu. Sungguh, dengan
ikut fitnes itu tubuhku makin tampak
padat berisi serta kata kawan-kawan aku
tambah cantik. Tapi mesikipun begitu aku
jarang sekali menggunakan rok, apalagi
rok mini. Aku lebih suka memaka celana
panjang dengan baju yang tertutup.

Abahku juga rupanya telah menyadari
kesalahannya serta tidak sempat lagi
melirik-lirik diriku. Mungkin takut sama
ibu. Mereka berdua tampak lebih sibuk
mengurusi tokonya yang rutin ramai
dengan pengunjung.

Disaat-saat aku mulai tenang, muncul
persoalan-persoalan baru dalam hidupku.
Dua orang paman tiriku, saudara abah
tiriku sama-sama mencintaiku. Pamanku
itu kakak beradik, tapi hatiku mengatakan
lebih bahagia adiknya. Bukan saja usianya
yang lebih pas dengan usisiaku, tapi juga
wajah adiknya lebih ganteng.

Rupanya mereka berdua, sebut saja
Paman A serta Paman B saling bersaing
ketat untuk merebut hatiku, walau di
antara mereka tidak saling tahu. Entah
mengapa aku begitu susah menolak
ajakan mereka. Makanya ketika A
membelikan cincin alias kebutuhan
lainnya, akupun menerimanya saja.
Padahal Jujur kukatakan aku tidak begitu
suka dengannya. Terhadap B aku suka,
tapi sayang terlalu pecemburu. Aku
khawatir terjadi apa-apa di antara
mereka.

Pada saat bersamaan aku berkenalan
dengan Kus, seorang rnahasiswa suatu
PTS di Surabaya. Pemuda ini lumayan
terpelajar, akupun bahagia. Herannya,
yang mengenalkan Kus kepadaku
merupakan paman B. Mereka merupakan
kawan akrab. Aku betul-betul dibangun
bimbang oleh ketiga laki-laki ini.
Semuanya punya kelebihan serta ketidak
lebihan. Kus sendiri mengaku telah punya
tunangan. Tapi katanya dirinya lebih
mencintai aku.

Dalam usia 19 tanun kini sebetulnya aku
juga telah kepingin kawin. Tapi siapa di
antara ketiga laki-laki itu yang pantas
kupilih? Dengan A alias B tidak mungkin,
sebab bagaimanapun dirinya merupakan
pamanku, walau hanya paman tiri. Dengan
Kus aku tetap ragu, mesikipun
seandainya disuruh memilih aku pilih dia.

Dalam kebingunan, rasanya aku ingin
pergi jauh untuk menenangkan diri. Aku
ingin kerja, walau itu di luar negeri
sekalipun. Pasti pekerjaan yang sesuai
dengan keterampilan yang kumiliki. Tapi
dimana?,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Lanjut Hu, buat si cewek suka eksib dg orang² rendahan, ditempat umum.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd