Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku, Istriku dan Tetanggaku......lanjutan

sparrow71

Semprot Kecil
Daftar
10 Apr 2012
Post
60
Like diterima
25
Lokasi
bumi AREMA
Bimabet
Hari Sabtu.........kami (aku dan Sari istriku) berangkat menuju ke Puncak sesuai rencana, kami akan bertemu dengan Anton dan Ajeng istrinya di kota wisata Batu, kemudian bersama-sama menuju ke vila keluarga di daerah Songgoriti.

Pukul 11.00 siang kami sudah berada di Batu, ternyata Anton dan Ajeng sudah menunggu kedatangan kami. Dengan memakai rok terusan berbelahan dada agak rendah tanpa lengan, Ajeng kelihatan begitu cantik, apalagi dengan rambut yang dipotong pendek sehingga menambah pesona dirinya, terlihat lehernya yang putih jenjang.

Setelah makan dan berbincang sebentar kami sepakat untuk menukar penumpang, Sari istriku ikut mobil Anton begitu sebaliknya Ajeng ikut mobilku. Beriringan kami menuju ke Songgoriti dengan mobil Anton di depan. Jalanan sudah mulai padat, sehingga kami mulai kehilangan pandangan atas mobil Anton. Selama perjalanan menuju vila, tangan Ajeng mulai menggerayangi selangkanganku, sesekali kubalas dengan elusan di pahanya dengan menyingkap roknya ke atas paha.

45 menit kemudian sampailah kami di vila keluarga , ternyata mobil Anton belum kelihatan. Tempatnya cukup terpencil dan jauh dari keramaian, hanya hamparan kebun apel di sekelilingnya, tidak ada tetangga atau vila lain dalam radius ratusan meter. Vila tersebut sangat besar dengan 5 kamar tidur dan kolam renang yang besar, bangunan untuk pengurus vila terletak jauh di belakang yang dihubungkan jalan setapak melewati taman.

Ajeng segera memberi instruksi ke pengurus rumah agar acara kami tidak terganggu, mengijinkan mereka pulang selama kami di sini, kecuali kalau kami pesan makanan untuk diantar , jadi praktis vila tersebut tanpa pembantu yang mengganggu.

Kemudian Ajeng kembali ke teras depan dimana aku duduk sambil menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan. Langsung saja dia duduk di pangkuanku. Tanpa menunggu lebih lanjut, kupeluk tubuhnya dan kami berciuman di kursi teras depan diselingi angin sepoi daerah puncak yang dingin.

"Disini lah pertama kali aku melayani Anton...." bisiknya sambil menjilati telingaku.
Tapi aku tidak terlalu memperhatikan, tanganku segera menjelajah ke tubuhnya yang menantang, buah dada adalah sasaran pertamaku, masih terasa kenyal dan padat seperti yang kurasakan beberapa waktu yang lalu. Kuremas dengan penuh nafsu pada kedua bukit di dadanya secara bergantian, sementara tanganku satunya membuka resluiting baju di belakang. Sekali terbuka maka rok terusan itu merosot turun hingga ke pinggang, dan tampaklah buah dadanya yang putih mulus dengan berbalut bra satin biru tua, sungguh kontras dengan kulitnya yang putih mulus, menambah sexy tubuhnya.

Ciumanku mulai mendarat di leher jenjangnya, tanganku tidak pernah lepas dari dada Ajeng. Dia hanya menggelinjang dan mendesah ketika lidahku menjelajahi lehernya, terus turun hingga bahu dan berputar di sekitar dada. Dinginnya udara puncak tidak dapat mengusir panasnya birahi kami berdua. Ajeng menja mesra rambutku ketika putingnya kukeluarkan dari bra-nya dan kupermainkan dengan lidahku, sambil tanganku mulai menyelinap di balik roknya dan menjelajah di sekitar pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam halus. Terasa lembab dan basah di antara pahanya.

"Sshh.. agh..!" desahnya di dekat telingaku sambil sesekali mengulum daun telingaku, membuatku kegelian dalam kenikmatan.
Akhirnya dengan sekali sentil di kaitan bra, maka terlepaslah bra dari tempat semestinya. Kini terpampang tepat di wajahku kedua belahan buah dada yang putih montok dengan puting yang kemerahan, sungguh indah dan menantang untuk diremas dan dikulum. Maka segera kudaratkan bibirku di antara kedua bukit itu dan kembali lidahku menjelajahi kulit mulus itu terus mendaki ke puncak bukit.

Kuputar-putar jilatanku di sekitar putingnya sebentar, lalu kukulum putingnya dan kusedot dengan gigitan-gigitan ringan nan nakal. Ajeng makin menggelinjang, pantatnya mulai digoyang-goyangkan di pangkuanku, sehingga menekan dan menggesek-gesek kemaluanku yang sudah menegang. Tangan kiriku sudah masuk di balik celana dalamnya yang basah. Mulanya satu jari masuk ke liang vaginanya, kemudian dengan dua jari kukocok vaginanya sambil kusedot kedua putingnya secara bergantian.

"Aaghh.. yess.. yaa.. truss.. sshh..!" desahnya makin kencang tidak perduli dengan suasana sekitar, bahwa kami masih di teras villa.
Goyangan pantatnya makin kencang seirama kocokan jariku di vaginanya. Kemudian dia berdiri, dengan sendirinya roknya merosot ke bawah, hingga tinggal celana dalam yang masih menempel, sekali tendang terlemparlah rok itu entah kemana.

"Nggak adil, aku sudah hampir telanjang horny tapi kamu masih lengkap." katanya sambil melepas kaosku dan langsung jongkok di depanku.
Dibukanya celanaku dan dikeluarkannya alat kebanggaanku dari sarangnya.
"Aku rindu batang ini……!" katanya sebelum bibirnya mungilnya menyentuh ujung kejantananku yang menegang.
Ujung kejantananku sudah basah, lidah Ajeng menari-nari di lubangnya sambil tangannya mengocok batangnya. Kepala kejantananku sudah berada dalam kuluman mulut manisnya, sementara tangannya menjelajah ke bawah ke kantong bola, dan tangan satunya memilin ringan putingku. Aku begitu terangsang dan kelojotan kenikmatan dibuatnya.

Kupegang kepalanya dan kugoyangkan pinggulku sehingga aku dapat mengocok mulutnya dengan kejantananku. Meskipun Ajeng tidak dapat mengakomodasi semua kejantananku , tapi dia cukup memberi rangsangan dengan menggoyang-goyangkan kepala saat kukocok mulutnya. Ajeng seperti kewalahan menghadapi kocokanku di mulutnya. Kuangkat tubuhnya, kutarik celana dalamnya ke bawah hingga terlepas lalu kutelentangkan di meja teras tubuh telanjangnya.

Baru kali ini aku dapat melihat dengan jelas tubuh telanjang Ajeng, begitu putih mulus dan padat berisi, sungguh beruntung Anton mendapatkan istri Ajeng dan sungguh beruntung aku dapat ikut menikmati tubuh indah dan seksinya. Aku jongkok di antara pahanya, kucium aroma khas dari vaginanya yang sudah basah, kembali kumasukkan jariku ke liang vaginanya sambil kujilati klitorisnya yang merah mudah dan dikelilingi rambut halus tipis di sekelilingnya.

Ajeng menarik rambutku dan memaksanya untuk masuk lebih dalam lidahku ke vaginanya. Jilatan lidahku langsung menelusuri bibir vaginanya hingga akhirnya mengganti kocokan jari tangan dengan kocokan dan jilatan lidah di vagina basahnya. Ajeng kembali mendesah atau lebih tepatnya teriak histeris dalam gelombang kenikmatan. Tidak mau 'menyiksa'-nya lebih lanjut, maka aku berlutut dan mengatur posisiku di antara kakinya yang kurentangkan terbuka lebar. Karena aku masih ingat pada pertemuan terakhir, lubang vagina Ajeng terlalu sempit untuk ukuran kejantananku, hingga dia menjerit pada saat awalnya.

Dengan perlahan kuusap-usapkan kepala kejantananku di bibir vaginanya. Aku tidak mau terlalu bernafsu untuk segera memasukkan ke dalam, karena itu akan membuat dia kesakitan. Setelah kurasakan cukup, perlahan kudorong kejantananku masuk sedikit demi sedikit sambil menikmati expresi di wajah cantik Ajeng ketika menerima kejantananku di vaginanya yang sempit. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya yang mungil dan tangannya meremas pinggiran meja.

Aku menghentikan sesaat doronganku untuk memberi dia kesempatan bernapas, kemudian kulanjutkan untuk membenamkan sisa dari batang kejantananku di vagina Ajeng. Setelah semua masuk, kudiamkan sejenak untuk kembali menikmati expresi wajah Ajeng yang memerah dalam kenikmatan.
"Sshh.., yess.., lakukan dengan pelan..!" katanya pelan bercampur desahan.
Perlahan kutarik kejantananku keluar dan memasukkan lagi dengan pelan, semakin lama semakin cepat hingga aku dapat mulai melakukan kocokan-kocokan ke vaginanya.

"Yess.. ya.. ouugghh.. yess.. good.. I love it.. I like it.. I miss it..!" desahnya.
Tangan Ajeng sekarang meremas kedua buah dadanya sendiri yang dari tadi bergoyang-goyang mengikuti goyangan atas kocokanku. Dipilinnya sendiri kedua putingnya sambil tetap mendesah dan mengerang dalam kenikmatan birahi. Kunaikkan kedua kakinya ke pundakku, sesekali kujilat dan kukulum jari-jari kakinya sambil mengocok vaginanya, Ajeng makin menggelinjang.

"Ougghh.. sshhit.. aaku.." belum sempat dia menyelesaikan desahannya, kulihat tubuhnya menegang dan kurasakan denyutan dan remasan dari dinding vaginanya.
Kemudian tubuhnya terkulai lemas di atas meja teras, aku masih belum menyelesaikan hasratku, bahkan belum separuhnya terpenuhi.
"Udah Mas……, istirahat dulu, aku udah keluar, enaak banget, lemes nih..!" katanya memelas padaku.
Tidak kuperdulikan permintaannya, kocokanku makin kutingkatkan frekuensinya. Ajeng melotot padaku, tapi jadi tambah cantik dan lebih menggairahkan.

Kemudian kutelungkupkan tubuhnya di atas meja dan kakinya berlutut di lantai, aku masih ingin menikmati anal sex padanya tapi belum kesampaian. Kulakukan seperti yang dilakukan dengan suaminya di Singapore tempo hari, dimana dia mendapatkan double penetration denganku di vagina dan suaminya di anal.

Kuusapkan kejantananku yang basah di analnya, tapi Ajeng menolak, dia membimbing kejantananku ke vaginanya. Maka tanpa menunggu lagi, kusodokkan kejantananku dengan keras ke vaginanya.
"Aauugghh.. yess..!" dia menjerit kaget, tapi terus berlanjut dengan kenikmatan.
Kupegangi pantatnya dan kutarik maju mundur seirama dengan kocokanku. Dengan posisi seperti doggie style, penetrasi kejantananku di vaginanya dapat masuk ke dalam dan kurasakan kepala kejantananku menyentuh seperti rahimnya.

Kocokanku semakin lama semakin keras menghantam dinding vaginanya, kuputar-putar pantatku untuk memberikan gairah erotik pada Ajeng. Kedua tangan Ajeng kupegang dan kutarik ke belakang, kini dia bergantung pada tangannya yang kupegangi. Tidak lama kemudian kepalanya digoyang-goyangkan pertanda dia kembali mengalami orgasme hebat, tapi tetap aku tidak mau menghentikan kocokanku. Aku kembali duduk di kursi, Ajeng kutarik ke pangkuanku. Perlahan dia menurunkan pantatnya sehingga kejantananku melesak mulus masuk ke vaginanya.

Kini giliran dia ambil kendali. Ajeng mulai menggoyang goyangkan pantatnya, sehingga kejantananku terasa dipelintir di dalam vagina. Kusedot dan kupermainkan puting buah dadanya yang bergoyang-goyang di depan wajahku. Ajeng kembali mengimbangi permainan ini dengan posisi seperti itu dia bebas berkreasi, baik bergoyang maupun turun naik, ganti aku yang dibuat kelojotan olehnya. Dari expresi wajahnya aku yakin dia sudah orgasme untuk kesekian kali dengan posisi seperti ini. Dia sungguh menikmati posisi seperti ini.

Aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatan ketika tiba-tiba kudengar bunyi klakson mobil dari luar pagar, tentu saja mengganggu kenikmatan dan konsentrasi kami berdua.
"Sialan..!" gumanku karena puncak yang sudah hampir terengkuh buyar begitu saja.
Ajeng hanya tertawa menggoda mendengar gerutuanku, tentu saja dia sudah mendapatkan puncak kenikmatan birahi beberapa kali sementara aku belum. Dia segera turun dari pangkuanku. Dengan tetap telanjang kemudian lari menuju pintu pagar yang tinggi dan tertutup fiber, lalu membukanya. Masukklah mobil Anton ke halaman vila.

Setelah parkir di sebelah mobilku, Anton dan Sari keluar dari mobil. Kulihat sepintas Sari menenteng celana dalam dan bra yang aku masih ingat tadi dipakainya sebelum berangkat.
"Apa yang telah mereka lakukan tadi..?" pikirku.
Belum sempat berpikir lebih lanjut, Anton menyapaku duluan, "Wah wah wah.., rupanya kalian sudah mulai dan tak sabar menunggu kedatangan kita..?"
Ajeng sudah langsung menceburkan diri ke kolam renang di samping teras. Dengan telanjang tenang saja dia berenang. Aku tidak dapat mengikuti dia berenang karena memang aku tidak dapat berenang, tidak seperti istriku yang hampir tiap minggu berenang.

Ketika Anton dan Sari sampai di teras, kutarik lengan istriku, kupeluk dan kucium lehernya. Bau sperma masih menyengat dari wajahnya.
"Aku ingin menyelesaikan permainan yang kamu ganggu tadi." kataku sambil meremas buah dadanya yang ternyata memang sudah tidak memakai bra.
"Tanya dulu sama dia, bukankah kita sudah sepakat..?" kata istriku menggoda sambil menoleh ke Anton yang masih berdiri di belakangnya.
Anton hanya tersenyum, "Boleh.., tapi setelah aku selesai dengan dia." jawabnya kalem, tapi tidak terlalu kuhiraukan.

Tanganku meremas pantatnya, kembali kurasakan kalau istriku sudah tidak memakai celana dalam di balik rok mininya, berarti Anton sudah selesai dengan istriku, pikirku. Kembali aku mencium istriku, Anton mendatangi istriku dari belakang, disibakkannya roknya ke atas hingga tampak pantat istriku yang telanjang. Anton mengeluarkan kejantanannya tanpa membuka celana dan bajunya, hanya membuka resluiting celana. Dia mengusap-usapkan kejantanannya di pantat istriku yang kemudian mencondongkan tubuh dan mengangkat kaki kanannya hingga memudahkan Anton untuk memasukinya dari belakang dengan tanpa melepas ciumannya dariku.

Sari istriku sedikit tersentak dan mendongak ke atas pertanda Anton sudah berhasil membenamkan kejantanannya ke vaginanya. Sambil tetap memeluk tubuhku, istriku menerima kocokan Anton dari belakang, sementara Anton memegang pinggul istriku untuk lebih menghunjamkan kejantanannya lebih dalam di vagina. Istriku mulai mendesah kenikmatan di telingaku saat menerima kocokan ganas dari Anton. Sodokan dan hentakan Anton dapat kurasakan dari pelukan istriku.

"Yeah.. uugghh.. yess..!" desah istriku makin keras di telingaku sambil tangannya mulai mengocok kejantananku yang masih basah dari sisa Ajeng.
Aku mengimbangi dengan remasan-remasan di dadanya dan jilatan di leher, kocokan tangannya semakin keras sekeras sodokan Anton padanya. Kulepas kaosnya dan rok mininya lewat atas, Anton juga mengikuti melepas baju dan celananya hingga telanjang, karena dia juga sudah tidak bercelana dalam, maka itu dilakukan tanpa melepaskan kejantanannya dari vagina istriku.

Kini kami semua sudah telanjang bulat. Dan permainan diteruskan, kami main bertiga dengan Anton sebagai leader karena dia sebagai 'owner' dari istriku saat ini dan aku adalah 'guest of honornya'. Dan aku harus terima kenyataan ini karena saat ini sebenarnya 'haknya' Anton atas istriku dan sebaliknya 'hakku' atas istrinya. Sepintas kulihat Ajeng melihat permainan kami dari kolam renang, dia menikmati pertunjukan dimana suaminya sedang mengocok istriku di hadapanku. Tentu nanti akan terjadi sebaliknya, pikirku.

Sari membungkukkan badannya, kini kepalanya sejajar dengan kejantananku dan siap mengulumnya, ketika Anton makin mempercepat tempo permainannya. Kami bergeser ke meja, istriku telentang di atas meja dan Anton mengambil posisi di antara kakinya, aku mendekatkan kejantananku ke mulutnya yang segera disambutnya dengan kuluman ganas. Dengan sekali sodok ke vagina, melesakklah kejantanan Anton kembali ke vagina istriku, dan langsung memompa dengan cepat. Tangannya meremas-remas kedua buah dada istriku sambil memilin putingnya dengan ringan.

"Uugghh.. eemmpphh.. eerrhh..!" desahan istriku yang tertahan keluar di sela kulumannya.
Ketika aku hampir memuncak, Anton menarik kejantanannya dan menggeser ke posisiku untuk bertukar tempat, segera kami berganti posisi. Seperti halnya Anton, dengan sekali sodokan keras kulesakkan kejantananku ke vagina istriku.

"Aauugg.. sshhitt..! Pelaan doong..!" teriak istriku sambil melepas kulumannya pada kejantanan Anton.
Aku lupa kalau kejantanan Anton tidak sebesar punyaku, sehingga istriku terkaget menerima sodokan kasar itu. Tapi tidak lama kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan mengikuti irama kocokanku yang semakin cepat dan keras.

Tidak lama kemudian Anton menyemprotkan spermanya di mulut istriku, Sari seolah menikmati aroma rasa sperma dan menjilati sisa di kejantanan Anton hingga bersih. Tidak lama kemudian kocokanku makin keras dan tidak beraturan, dan menyemprotlah spermaku di vagina istriku bersamaan dengan dia mengalami orgasme. Aku segera menarik keluar dan menyodorkan ke mulutnya, kembali dia menjilati sisa sperma yang ada di kejantananku hingga bersih.

Kucium kening istriku dan kami bertiga menuju ke kolam renang untuk bergabung dengan Ajeng yang dari tadi menikmati pertunjukan threesome kami. Anton, Ajeng dan Sari langsung menceburkan diri ke kolam, sementara aku hanya duduk di kursi samping kolam melihat mereka bertiga mandi telanjang.

Tidak lama kemudian kunikmati pertunjukan bagaimana Anton menikmati Ajeng istrinya di kolam renang. Sari duduk di tepi kolam renang, sementara kepala Anton sudah di antara kedua kaki Ajeng menikmati nikmatnya aroma vagina istrinya. Tanpa menghiraukan dinginnya udara sore, Ajeng lalu mencebur ke kolam, mereka langsung berciuman dalam air. Dari bayangan air yang tidak terlalu jelas, sepertinya Anton menggendong istrinya secara berhadapan dan kaki istrinya menggapit pinggangnya.

Mereka kembali 'in action', Anton mengocok istrinya dari depan sambil menggendongnya, karena di air maka tubuh istrinya dengan mudahnya di angkat naik turun hingga semua kejantanannya masuk ke vaginanya bercampur dengan air kolam. Aku tidak dapat memperhatikan mereka lebih lanjut karena Sari sudah mendatangiku dan mulai menciumi punggungku. Beberapa lama kemudian sambil tetap menancapkan kelamin masing-masing Anton menggendong Ajeng istrinya sambil berjalan ke ruang tamu dan menyandarkan istrinya di sofa ruang tamu. Kemudian ku ajak Sari istriku dan menghampiri Anton dan Istrinya yang sedang bersetubuh di sofa.

Aku berdiri di belakang Ajeng, sepertinya dia belum menyadari kehadiranku, kupeluk dari belakang, kudekap erat dan kuremas buah dadanya sambil menciumi tengkuknya, dia menggelinjang hebat, apalagi bersamaan dengan kuluman suaminya pada putingnya, desahannya berubah menjadi jeritan liar nan nikmat menggairahkan.
"Aaagghh..sshh..ehhmm" sambil menggoyang goyangkan kepalanya, rambut indahnya tergerai menutupi wajahnya yang kemudian disibakkan suaminya.

Aku berdiri di atas sofa, posisi penisku sejajar kepala Ajeng, kusodorkan penisku yang tegang ke mulutnya, dia meraih dan mengocoknya, kulihat Ajeng memandang ke arah suaminya sebelum akhirnya memasukkan penisku ke mulutnya, tanpa mengentikan goyangan pinggulnya. Penisku segera keluar masuk mulut Ajeng, tepat di muka suaminya yang sedang meremas remas kedua buah dadanya, kini Ajeng mendapat dua penis ….di atas dan dibawah. Istriku hanya berdiri tersenyum melihat kami bertiga dan memandangku saat merasakan nikmatnya kuluman Ajeng.
Kupegang rambut indah Ajeng yang tergerai di mukanya dan kukocokkan penisku ke mulutnya membuat dia tidak bisa bebas bergerak kecuali hanya bergoyang pinggul. Aku sudah tak mempedulikan lagi suaminya, yang hanya menonton bagaimana penisku mengisi mulut istrinya tercinta.

Hanya beberapa menit kami mengeroyok Ajeng, ternyata sensasinya terlalu tinggi baginya, tak lama kemudian kurasakan cengkramannya pada penisku mengeras menegang, gerakannya tidak beraturan dan,
"Ooouugghh..yess..yaa..yaa.. oh Mass" jeritnya orgasme, dia menggeliat di pangkuan suaminya sambil tetap mencengkeram penisku. Tubuh Ajeng melunglai memeluk suaminya, aku turun dan kucium pipinya yang masih bersandar di bahu sang suami, napasnya masih menderu, sempat kudengar dia berucap "terima kasih Mas", entah ditujukan ke aku atau suaminya.

"Giliranku" kata Sari, aku duduk di samping Anton yang masih memangku istrinya. Sari berlutut di selangkanganku dan memasukkan penisku ke mulutnya, Ajeng turun dari suaminya, menggenggam dan mengocok penisnya yang masih tegang dan basah karena vaginanya, dikulumnya penis itu seakan membersihkan dari cairannya. Istriku sambil mengulumku meraih penis Anton yang masih dalam kuluman istrinya, lalu mengocoknya setelah ditinggalkan Ajeng ke kamar mandi.

Anton beralih ke belakang istriku, mengatur posisinya bersiap untuk doggie. Tak lama kemudian istriku sudah menerima kocokannya dari belakang, dengan liarnya menghentakkan tubuhnya ke tubuh istriku yang masih bergairah mengulumku, sesekali kulumannya terlepas karena sodokan keras Anton. Desahannya tertahan penisku yang ada di mulutnya, gerakan Anton makin ganas, ditariknya rambut istriku dan menyodoknya dengan keras, tubuh istriku terdongak karena sodokannya, tapi dia tidak pedulikan, sodokan kerasnya tidak melemah, semakin istriku menggeliat nikmat membuatnya semakin bersemangat.

Sambil mengocok, tangannya tak pernah lepas dari tubuh istriku, dielusnya punggung dan pantatnya lalu diremasnya kedua buah dadanya yang menggantung bebas. Dengan cepat istriku sudah bisa menyesuaikan dengan gaya permainan liar Anton, kembali dia mengulum penisku, kupegang dan kuelus rambutnya, sesekali kutekan ke arah penis supaya masuk ke mulutnya sebanyak mungkin, meski dia tidak pernah bisa memasukkan semuanya.

Kami berganti posisi, istriku duduk di pangkuanku, tapi sebelum dia memasukkan penisku ke vaginanya, Anton sudah mendahului menyapukan kepala penisnya, dan melesak kembali ke vaginanya. Istriku menoleh ke Anton, dia hanya membalas dengan senyuman, kini Anton mengocok istriku yang duduk di pangkuanku. Dia mendesis di pelukanku menerima kembali kocokan Anton.

" Mbak….suaminya nakal nih, merebut jatah suamiku" teriak istriku sambil mendesah ketika melihat Ajeng keluar kamar mandi. Ajeng terlihat makin cantik dengan rambutnya yang tergerai basah dan hanya berbalut handuk, buah dadanya makin kelihatan montok berisi tertutup handuk putih.
"Biarin aja, itulah balasan kalau kalian menggoda istri orang, tetangga lagi, bikin mereka kapok mas" jawab Ajeng mencium suaminya lalu duduk di sampingku. Tak kuperhatikan buah dada istriku yang berayun-ayun di mukaku, kutarik tubuh Ajeng mendekat, kulempar handuk penutup tubuhnya, aroma wangi tercium dari tubuh segarnya ketika kucium leher dan bibirnya, kami saling mengulum sambil aku memangku istriku yang menerima kocokan Anton.

"Pindah ke kamar yuk, disini kurang bebas" usul Ajeng
Tanpa menunggu jawaban, kudorong istriku turun dari pangkuanku lalu kutuntun Ajeng menuju kamar, sekilas masih kulihat Anton meneruskan kocokannya terhadap istriku, dia menyetubuhi istriku dari belakang sama sama berdiri, berpelukan dan berciuman.

Sesampai di kamar, kurebahkan tubuh telanjang Ajeng dan langsung kutindih, kususuri tubuhnya yang segar sehabis mandi, terasa lebih menggairahkan, aku paling menyukai membenamkan mukaku di antara kedua bukit di dadanya yang montok. Tak lama kemudian istriku dan Anton masuk kamar, ketika kami sedang ber-69 dengan Ajeng di atas, mereka langsung mengambil posisi doggie. Istriku mengatur posisi tubuhnya hingga kepalanya di antara kakiku dan bisa mengulumku bergantian dengan Ajeng ketika suaminya mengocoknya dari belakang, aku tak bisa melihat dengan jelas, tapi bisa merasakan ketika dua mulut dan dua lidah sedang berada di kejantananku baik secara bersamaan maupun bergantian, terasa kenikmatan yang berlebihan.

Ranjang serasa bergoyang ketika kudengar jeritan nikmat istriku akibat hentakan kuat dari Anton, kulihat dari celah paha Ajeng, Anton menjamah rambut istriku hingga dia terdongak ke belakang dan menyodoknya dengan keras, buah dada istriku berayun-ayun tak beraturan karena sodokan itu.

"Mas, gantian dong" pinta Ajeng pada suaminya, tanpa menunggu jawaban dia langsung turun dan nungging di samping istriku. Anton melepaskan istriku dan bergeser di belakang istrinya, langsung penisnya melesak ke vagina Ajeng dengan kecepatan tinggi seperti yang dia lakukan pada istriku, kontan Ajeng menjerit seperti terkaget menerima perlakuan suaminya yang kasar itu, tapi tak ada tanda protes, justru kulihat expresi kenikmatan di wajahnya yang cantik. Kuraih buah dadanya yang montok berayun ayun dan kuremas sambil kupermainkan putingnya, membuat Ajeng makin histeris dalam desahannya.

Istriku yang ditinggal Anton, beralih ke atasku, mengatur posisinya sebelum akhirnya melesakkan penisku ke liang vaginanya. Jeritan nikmat keluar dari mulutnya saat penisku menerobos masuk. Setelah terdiam sesaat, mulailah goyangan pinggulnya di atasku, penisku terasa di remas remas, gerakan istriku semakin liar, kunikmati sambil meremas remas buah dada Ajeng yang sedang mendapat kocokan dari suaminya.

Melihat istriku bergoyang liar dan menggairahkan, Anton rupanya tergoda juga untuk kembali menikmati istriku yang memang lebih liar dibandingkan istrinya, ditinggalkannya istrinya yang sedang mendesah nikmat, tak dipedulikannya suara protes dan kecewa dari Ajeng. Dia berdiri di samping Sari yang sedang terbakar kenikmatan, menyodorkan penisnya yang masih basah dari Ajeng ke mulutnya, istriku segera meraih penis itu dan langsung mengulumnya sambil tetap bergoyang pinggul dan turun naik di atasku.

Penis Anton yang tidak terlalu besar segera masuk semua ke mulutnya tanpa hambatan, dia tidak mengalami kesulitan meng-handle dua penis secara bersamaan. Kedua penis mengocoknya di atas dan dibawah secara bersamaan, Ajeng yang cemberut segera kutarik dalam dekapanku, dia merebahkan kepalanya di dadaku sambil memandangi penis suaminya meluncur di mulut istriku. Ajeng berlutut di sisi istriku, kedua wanita itu bergantian mengulum dan menjilati penis Anton dengan rakusnya.

Kami berimprovisasi dengan berbagai gaya dan posisi di semua tempat di kamar itu, sepertinya sudah menjadi kodrat bahwa aku lebih sering menikmati Ajeng dan Anton lebih menyukai istriku.

Tak ada aturan, yang capek boleh berhenti yang masih kuat silahkan melanjutkan, permainan selalu bervariasi, kadang MMF, FFM atau MMFF. Anehnya, Anton yang tadi cepat orgasme, dengan berame rame seperti ini justru bisa bertahan lebih lama, bahkan istriku sempat dibuat kewalahan.

Kami saling mereguk dan memberi kenikmatan yang seolah tak pernah habis dinikmati. Selama di kamar tak seutas benang menutupi tubuh kami, bahkan ketika penjaga villa mengantar pesanan makan malam, hanya Anton yang berbalut handuk yang menerimanya, karena aku lagi sibuk mereguk kenikmatan dengan istriku dan istrinya.


Setelah makan malam, kami semua duduk di sofa ruang tengah sambil nonton VCD, pakaian yang kami kenakan hanya untuk sekedar mengusir dingin, tapi tetap membikin horny yang melihat, seminim mungkin pakaiannya, bila perlu tidak usah kalau tidak kedinginan. Istriku bercerita kenapa mereka terlambat datang. Dengan tenangnya dia duduk di samping Anton, dia mulai bercerita.

"Kami sengaja jalan dulu ke Pasar Songgoriti untuk mencari VCD porno di kaki lima pasar. Ketika menuju vila melewati jalanan setapak itu, kami menghentikan mobil di tepi jalanan yang sepi, karena jalan tersebut memang hanya menuju vila ini. Mulanya kami berciuman saja dan saling meraba, tetapi keadaan bertambah panas, maka pindah ke jok belakang. Anton kemudian menyingkap rokku dan melepas celana dalamku lalu diikuti dengan melepas bra. Di jok belakang kami berciuman sambil tangan Anton mengocok vaginaku hingga basah, lalu Anton jongkok di depanku dan mengeluarkan kejantanannya. Ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam, dengan mengangkat kakiku di pundaknya, dia memasukkan kejantanannya yang sudah mengeras ke vaginaku dan mulai mengocok dan menyodok. Mobil terasa bergoyang-goyang mengiikuti irama goyangan Anton. Kemudian Anton duduk di jok dan aku di pangkuannya, sekarang aku yang menggoyang-goyang di pangkuan Anton dan mobil kembali bergoyang. Tidak lama kemudian Anton menyemprotkan spermanya ke vaginaku, dan segera aku turun dari pangkuannya, kemudian kukulum kejantanannya hingga sisa sperma yang ada tak berbekas lagi karena sebagian sudah masuk ke mulut dan sebagian lagi di sapukan ke muka, leher dan dadaku. Makanya kami datang terlambat dan tubuhku tercium aroma sperma." cerita Sari pada kami.

Berbagai variasi aku mainkan dengan Ajeng dan Istriku, sementara Anton hanya melihat sambil memegangi sendiri kejantanannya yang akhirnya dikeluarkan di mulut salah satu Ajeng atau istriku, begitu sebaliknya. Dan juga bagaimana kami berdua, aku dan Anton, secara bergantian mengeroyok Ajeng kemudian ganti mengeroyok istriku. Atau di ranjang yang sama kami main dengan pasangan masing-masing (bukan istri), kemudian berganti ke istri masing-masing tiap 5 menit dan kembali lagi ke pasangannya, yang keluar duluan jadi pononton. Atau siapa saja boleh melakukan terhadap istri/suami siapa saja dimana saja kapan saja asal dia mau.

Sepertinya kami berada di surga dunia, yang hanya berhenti bermain sex apabila saatnya makan tiba. Banyak yang kami lakukan bersama-sama, baik di ranjang, ruang tamu, kolam renang, taman, sambil makan atau bahkan di mobil. Tapi dari semua itu yang paling berkesan adalah ketika kami bermain sex dengan istri masing-masing di ruang tamu. Aku lagi mengocok istriku dengan doggie style di kursi sementara Ajeng duduk di pangkuan Anton dengan posisi membelakangi suaminya di kursi sofa yang sama.

Ternyata mereka melakukan anal. Sambil mengocok istriku dari belakang, kuremas-remas buah dada Ajeng. Kulihat Ajeng menggosok-gosok klitorisnya dengan jari tangannya ketika menggoyang kejantanan Anton yang tertanam di anusnya. Beberapa saat kemudian kukeluarkan kejantananku dari vagina istriku, kudekati Ajeng dari depan dan kucium bibirnya. Dia mengocok kejantananku dengan tangannya sambil tetap bergoyang di atas pangkuan suaminya, kemudian kudekatkan kejantananku ke tubuhnya, kuusapkan ke daerah sekitar vagina, dia menghentikan gerakannya.

Perlahan kudorong masuk kejantananku ke vaginanya yang terasa begitu sempit karena dinding vaginanya terdorong oleh kejantanan Anton dari anus. Kuangkat kaki kanannya untuk memudahkan menembus vaginanya. Liang Vagina Ajeng jadi begitu sempit, dengan kesabaran dan pelan-pelan akhirnya aku dapat membenamkan seluruh kejantananku di vagina Ajeng. Kini dia menerima dua kejantanan di kedua lubangnya. Terlalu sulit bagi Ajeng maupun suaminya untuk bergoyang, maka aku lah yang mendapat kewajiban mengocok vaginanya.

Dengan satu goyangan dariku, baik Anton maupun istrinya merasakan sensasi yang luar biasa. Kurasakan ganjalan kejantanan Anton di dinding vagina istrinya saat aku mengocok keluar masuk. Sementara istriku mendekat ke arah Anton dan mereka berciuman ketika aku mengocok vagina istrinya.

Tidak lama kemudian kurasakan denyutan pada dinding vagina Ajeng diikuti erangan keras dari suaminya. Ternyata Anton menyemprotkan spemanya di anus istrinya, kuteruskan kocokanku. Sebenarnya aku berniat untuk mengganti posisi Anton di anus Ajeng, tapi dia tidak mengijinkan. Setelah Anton mengeluarkan kejantanannya dari anus istrinya, maka aku pun mengeluarkan dari vaginanya dan kembali berpaling ke istriku yang dari tadi memperhatikan aksi kami.

Setelah cukup lama aku mengocok istriku dengan berbagai posisi dan disaksikan suami istri Anton-Ajeng, akhirnya aku mengalami orgasme. Kusodorkan kejantananku yang baru menyemprotkan sperma di vagina istriku ke mulut Ajeng yang lagi duduk di sebelah suaminya. Tanpa ragu disambutnya dengan penuh hasrat. Itulah variasi yang paling berkesan.

Kami memang sering melakukan acara seperti ini, Just for fun dan sekedar mencari variasi dari pada selingkuh di belakang pasangan kami masing-masing. Lebih baik selingkuh 'resmi' seperti ini, paling tidak itu lah pemikiran kami saat ini, dan kami yakin banyak yang tidak setuju maupun yang setuju.

TAMAT
 
kaya kisah pertukaran di puncak...erwin hendra diana lily...tp okelah..kreatif dan lanjutkan bro...lebih hot lg dialognya.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ceritanya sepertinya sudah pernah saya baca.
Hanya pertukaran pasangan yang saya baca mereka bersahabat/berteman karib dirubah menjadi bertetangga.
Tetapi di bagian satu nampak juga, karena diawal-awal cerita mereka sebuah keluarga yang bertetangga, tetapi di pertengahan sampai habis bagian 1 berubah menjadi sahabat/teman karib..

Tetapi mantap jugalah.. Terus berkarya bro..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
lanjut bos sampai istri istri mereka hamil bukan dgn benih suaminya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd