Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Aku dan Penghuni Kost

jintol

Semprot Baru
Daftar
28 Jan 2014
Post
36
Like diterima
66
Bimabet
Mohon ijin suhu-suhu semuanya, saya akan menuliskan cerita saya yang pertama. Setelah sekian lama hanya menjadi silent reader saja. Sekarang saya mencoba untuk berkontribusi untuk forum ini. Mohon petunjuknya jika masih ada yang kurang atau perlu diganti. Terima kasih

----------------------------------------------------------


1. Awal Cerita

Ini penerbangan dari kota S menuju kota Y aku yang terakhir, paling tidak dalam 1 tahun kedepan. Setelah bertahun-tahun aku bolak-balik ke kota S untuk menempuh pendidikan saya, sepertinya akuakan menetap di kota asal saya. Perkenalkan nama saya Inneke, tinggi 162cm dengan berat badan ideal seperti cewek pada umumnya, bekulit putih karena ada keluarga dari kakek dari papa yang bule, berambut panjang sepunggung dan yaahhh nantinya akan ketahuan lagi seperti apa saya.

Sebenarnya saya malas untuk pulang ke kota asal karena sudah banyak teman kuliah disana, dengan kehingar bingaran kota metropolitan dan tentunya jauh dari orang tua sehingga bisa terbebas dari kerja rumah.. hehehe… Tetapi karena harus menetap di luar negeri untuk waktu yang lama dan hanya pulang dalam 1 atau 2 kali setahun. Ini sudah tahun ke 2 papa di luar negeri. Akhirnya mama menyuruhku pulang untuk membantu depot makan di rumah dan menemani mama tentunya.

Rumahku tergolong lumayan besar dengan 3 lantai depot di lantai bawah bagian depan dan ada 10 kamar. Ya, 10 kamar. Semenjak papa di luar negeri, papa membangun rumah yang dulunya memiliki halaman di belakang menjadi sebuah kost-kostan cewek dengan alasan untuk menemani mama. Kupikir betul juga sih sebelum aku selesai kuliah, siapa yang akan menemani mama, dan aku kan juga anak satu-satunya.

“Kiri pak… ini rumah saya, terima kasih ya pak”, aku keluar dari taksi yang sudah mengantarku dari Bandara

“Mamaaaa….” Sambil aku peluk mama

“Inee… sudah mama tunggu daritadi lho, macet ya perjalanan?”

“Iya ma tadi macet dijalan, Inne jg mampir ke mini market dulu beli minum”

“Tinaaaa, tolong bawakan barangnya nonik” teriak mama ke pembantu di rumah, Tina Namanya”

Tina menggantikan Bi Sunarti yang sudah tua sekali, sudah ikut keluarga kami hampir seumur aku hidup. Tina ini adalah cucu keponakan Bi Sunarti jadi kami juga sudah percaya dengan dia. Apalagi rumah 3 lantai, mana sanggup bibi membersihkan semua. Sekilas Tina ini mirip dengan penyanyi dangdut V** V***n, dengan tinggi 158 rambut panjang dengan berat badan 52kg. Lekuk tubuhnya membuat pedagang asongan dan sales-sales yang suka lewat di rumah sering mampir untuk sekedar beli minum hanya untuk menggoda Tina.

Dengan bibir mungilnya siapa yang tidak tertarik untuk berlama-lama ngobrol dengan dia, dan lagi nada nya yang sangat lembut dan lugu menjadi daya tarik tersendiri untuk Tina. Seringkali mama marah gara-gara banyak ngobrol dengan pelanggan sebelum kerjaannya selesai.

Pukul 17.00 lihatku dalam jam dinding kamar. Ingin rasanya aku langsung tidur karena kelelahan akibat perjalanan tadi, tapi nanti tidak bisa tidur cepat gara-gara tidur terlalu sore pikirku. Aku mengambil baju baby doll ku di lemari lalu aku keluar menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Kamar mandi kami ada 1 disetiap lantai. 2 kamar tidur utama dibawah, 4 kamar tidur di masing-masing lantai atas. Karena aku tidak mau tidur di lantai bawah, maka 1 kamar tidur dipakai oleh Tina sehingga dapat menemani mama tidur di lantai bawah.

Aku tutup pintu kamarku lalu aku berjalan ke kamar mandi. Hampir sampai di kamar mandi aku terkejut dengan sosok Sonya yang juga keluar dari kamar mandi. Yang membuatku terkejut dia hanya menggunakan celana dalam tipis warna ungu dan bra yang aku perkirakan berukuran 36b dan rambut yang digulung dengan handuk diatasnya. Sonya adalah satu anak kost yang sudah bekerja sebagai sales mobil di salah satu dealer di sini. Tidak heran jika dia merawat tubuhnya sangat seksi, lekuk tubuhnya sangat terbentuk kulit sawo matang, dengan tinggi 170an berambut panjang dengan semir coklat menambah keseksiannya lebih terlihat. Dan ya ada tattoo kupu-kupu di dada kiri nya.

“Halo Inne, apa kabar? Sudah lama tidak berjumpa ya?” uluran tangannya membuat lamunanku terhenti

“Iya kak, sudah lama tidak bertemu nih, terakhir 1 tahun lalu dan itu juga cuma 1 hari”

“Sekarang disini terus membantu mama ya?” tanyanya sambil membuka handuk diatas kepalanya sehingga terlihat ketiaknya yang mulus terawat

“Iya kak kasian mama kesepian kalau tidak ada yang menemani”

“Aahh, nggak juga kok” jawabnya sambil berlalu dengan tersenyum nakal ke arahku

Apa maksudnya ya pikirku. Ah sudah lah tidak perlu dihiraukan, lagian aku juga harus cepat-cepat mandi. Sebelum aku masuk ke kamar mandi aku sempat melihat tubuh Sonya dari belakang, bak model dia jalan meliuk-liuk dengan celana dalam tipis sehingga bongkah pantatnya terlihat bulat dan naik turun mengikuti langkah kakinya. Kakinya yang panjang membuat siapapun iri bisa memiliki kaki seperti itu.

Aku segera masuk kamar mandi untuk menyegarkan badanku. Aku membuka bajuku dan segera mengguyur air di badanku dan menyabuni seluruh tubuhku. Sambil aku mengusapkan sabun cari di badanku, aku masih tidak percaya melihat Sonya keluar dari kamar mandi hanya menggunakan dalaman saja. Yah mesti memang disini tidak ada cowok yang bisa masuk kecuali papa, dan tidak ada cctv di dalam, hanya di luar rumah saja, bahkan tidak ada di garasi yang sebenarnya harus dipasang untuk keamanan.

Membayangkan melihat tubuh Sonya ada perasaan berdesir di tubuhku, apalagi aku sambil mengusap sabun cair disekitar payudara 32B ku. Lama-lama aku merasakan putting ku mengeras karena keenakan aku mengusap bagian puting pink dan aerola coklat muda ku.

“aaahhhhh….errghhhh” aku mendesah keenakan sambil tangan kiriku memilin puting kanan ku dan tangan kananku membesarkan shower supaya tidak terdengar dari luar

“eerrrgghhhhh... ssshhhhh... ahhhh” aku sangat menikmati rangsangan diriku sendiri.

Tiba-tiba aku hentikan itu, aku pikir ada yang salah dengan rangsangan itu.. ahh tidak tidak, aku bukan seorang lesbiaannn. Bahkan aku menikmati seks dengan cowokku walaupun hanya beberapa kali sebelum kami akhirnya putus. Well, aku segera mengguyur badanku lalu ganti baju baby doll ku dan segera aku keluar dari kamar mandi.

Dari kamar mandi untuk ke kamarku aku akan melewati 2 kamar tidur, yaitu kamar Ci Yina, dan Dita. Sepertinya Dita masih belum pulang dari kerja kantornya karena lampu kamarnya masih mati dan sepatu kerjanya juga tidak ada di rak depan kamar. Ah Ci Yina sudah pulang pikirku karena lampu kamarnya hidup walaupun tidak terang, dia adalah salah satu dosen muda di univ swasta ternama dikota ini.

“aaahhh... ssshttthhh ahhh, yyeeahhh... terus teruuuussss jilaat teruuuuus memek kuuuu aku mau sampaaiiii.. ahhhhhh yeahh.....”

HHaaaahhh??? Apa yang aku dengar barusan??? Desahan sayup-sayup ci Yina mengagetkanku kali ini waktu melewati kamarnya. Ingin aku dobrak kamarnya dan langsung melabraknya biar dia dan cowoknya malu. Lagian di sini kan tidak boleh membawa masuk cowok. Siapa suruh dia kasi masuk cowok kesini.

Saat aku pegang handle pintu kamarnya aku mendengar suara lain yang lebih mengangetkanku.

“sudahhh enakan ci sakit kepalanya? Hahahahhaaa... aku pakai baju dulu aku langsung balik ke kamar ya, mau ngerjain tugas dari kantor dulu nih”

HHAAHHH?? Mbak Primaaaaa... aku tidak menyangka suara dari dalam Ci Yina adalah mbak Prima. Seorang pekerja kantoran yang cukup religius menurutku karena keseharian memakai jilbab jika keluar kantor.

“aku balik dulu ya... hmm slrrppp” sepertinya french kiss terakhir sebelum mbak prima pulang ke kamarnya

Dan lalu aku bergegas berlari kecil ke arah kamarku supaya tidak ketahuan, lalu menutup pintuku rapat-rapat. Dengan napas yang masih terengah-engah aku duduk di lantai dengan perasaan masih tidak percaya dengan kejadian barusan. Aku mengusap keringatku. Lalu aku merebahkan tubuh di kasur.

“Innee.. Innee.... ayo bangun sayang, makan dulu sudah jam 7 malam nih” suara mamaku sambil menggoyang kakiku menyadarkan kalau aku ternyata langsung tertidur setelah rebahan tadi

“eehhmmm, iyaa maa, nanti Inne turun” jawabku yang masih mengantuk berat.

Setelah beberapa menit aku mengumpulkan nyawaku, aku turun ke bawah untuk makan bersama mama. Aku terkejut dengan pakaian yang dikenakan mama. Mama menggunakan daster tipis berwarna merah muda tanpa menggunakan bra atau celana dalam sehingga terlihat puting mama menyembul dibalik dasternya. Mama memang sudah hampir kepala 5, 47 tahun. Tetapi mama sangat rajin untuk gym dan perawatan tubuhnya. Sehingga tubuh mama yang tinggi 168 cm tidak terlihat bongsor dan kendor seperti ibu-ibu pada umumnya. Dengan rambut panjang yang di buat berombak dan di cat warna coklat tua dada 38b dan pinggul yang besar, membuat aku iri kalau jalan dengan mama. Anaknya yang masih muda saja kalah seksi dibanding dengan mamanya yang berumur hampir 2 kali lipatnya.

“kenapa bengong??” tanya mama membuyarkan kekagumanku ke mama

“iyaa ma habisnya mama pakai baju tipis bangett, apa ga risih kalau dilihat sama orang”

“hah siapa juga yang lihat mama pakai baju ini, paling juga anak kost kan. Semuanya kan cewek”

“iya sih”

“lagian kalau depot buka, kan mama pakai baju yang biasa aja, bukan seperti ini.. sudah tenang aj. Tuh dimakan sayurnya”

“Iya maa”

Aku jadi teringat kejadian Ci Yina dengan mbak Prima yang tadi aku alami. Aku jadi ingin cerita ke mama biar mereka ditegur, walaupun aku tidak punya bukti tetapi paling tidak kalau mereka sadar pasti akan nurut juga

“maaa, Inne mau cerita ke mama” sambil aku menyendok sayurku

“iyaa Inne mau cerita apa?”

“begini maa.. tadi......”

“WAAAHH BAU GOSONG APA INI??” teriak mama tiba-tiba sambil berlari ke dapur

“Iyaaaa nyaah, maaaf masakannya jadi gosonng saya tinggal ke toilet sebentar tadi” sahut Tina”

“gimanaa kamu ini Tina, ini besok kan untuk jualan” kata mamaa dengan sedikit jengkel”

“maaaf nyaahh, tadi saya lupa mengecilkan api”

“ya sudah gpp, tapi nanti kamu saya hukum ya” sambil mama ketawa kecil seperti bercanda ke Tina”

“iya nyonyah, asal tidak dipotong gaji saya” kata Tina dengan memelas


Lalu mama datang ke meja makan lagi untuk berberes piring

“Inne sayang, ceritanya besok aja ya.. masakan mama dibuat gosong sama Tina, mama harus masak dari awal lagi untuk jualan besok”

“yaa sudah ma, besok saja gpp” kasian juga mama pikirku, jam 8 malam harus masak dari awal lagi. Ya sudah lah aku berberes piring lalu aku kembali ke kamar

Sampai di depan kamar aku bertemu dengan Dita yang baru pulang dari kantor. Dita, berambut hitam legam dengan potongan pendek khas polwan memakai high heels dan rok span hitam saat itu, dengan stocking hitam juga. Memang dia tidak seksi seperti Sonya, agak berisi dengan tinggi 165, dada yang aku tebak sama denganku 34B, berkulit putih khas orang M**ado. Tetapi dengan pemilihan baju yang pas untuk dia, tidak sedikit juga cowok yang melirik ke arah dia. Apalagi cara bicaranya yang agak lantang membuat cowok-cowok jadi penasaran untuk dekat dengan dia.

“Haaii Innee, kata mama km sekarang mentap disini ya?”

“Iya Dit, sekarang aku bantui mama sambil jagain rumah, kasian kalau mama kesepian”

“Ohhh iyaa” Dita berkata sambil menahan ketawa kecil di mulutnya

“Kenapa Dit? Kok mau ketawa gt kayanya?”

“Nggak, kasian aja km kembali ke kota sini, kan enak di kota besar”

“hahahaha,, iya sih tp ya mau gmn lagi.. aku masuk dulu ya ke kamar”

“ok sipp” jawabnya


Aku pikir apa ada yang aneh ya aku tinggal sama mama disini sampai di mau ketawa begitu. Dita berlalu ke kamar sambil melepas high heels yang dia pakai.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Aku bersiap untuk mencoba tidur lagi supaya badan lebih segar besok harinya. Tidak lupa aku mencuci kaki di kamar mandi. Pas aku lewat di kamar Dita, aku melihat ada sepasang sepatu high heels lain bukan yang dipakai oleh Dita, aku penasaran. Lalu aku sedikit mengintip di celah jendelanya yang tidak tertutup tirai. Posisi pintu dan jendela agak jauh dari dalam ruangan sehingga aku merasa aman untuk mengintip.

Terkejutnya aku Dita sudah hanya menggunakan celana dalam saja sedang berciuman dengan seorang cewek yang sudah telanjang bulat. Cewek tersebut membelakangi ku sehingga aku tidak begitu tau siapa itu. Dita sudah memeluk dengan tangan kiri dan tangan kanan nya meremas pantat gemuk cewek tersebut dengan posisi masih berciuman

“mmmpphhh, ahhhh.. sllrrpphh. Ahhh... mmpphhhh” desah Dita sambil terus meremas pantat lawannya

Cewek tersebut mendorong Dita untuk jatuh ke kasur lalu melepas bra Dita.

“AAHHHH tante dewi....!!” jeritku dalam hati. iya itu tante dewi penghuni kost lantai 3, yang sudah ditinggal suami nya 2 tahun setelah menikah lalu sekarang harus kerja untuk menghidupi anaknya yang tinggal di rumah orang tuanya. Aku sebenarnya sudah menduga bahwa itu adalah tante Dewi, karena tubuhnya yang langsing dengan pantat yang bulat keras dengan kaki jenjang panjang dengan beberapa terlihat urat biru khas cewek berumur. Menurutku tante dewi adalah Sonya putih yang sudah berumur. Kira-kira begitu.

“sluurrrppphhh,, sllphhh ahhh” karena posisinya menyamping aku hanya melihat kaki Dita yang ditekuk dan di buka lebar-lebar dengan kepala tante Dewi yang sudah ada diantara selangkangan Dita.

“aahhh enak tanteee,,, eerrggghhh.... ahhhhhhhh... ohhh fffuckkkk.. hmpphh” erang DIta sambil menjambak rambut pirang tante Dewi”

Tante dewi terus mengerjai Dita dengan menjilat memek Dita dan meremas toket Dita dengan tangan kirinya. Tangan kiri nya mengelus-elus paha bagian luar kaki kiri Dita sambil beberapa kali meremas pantat besar Dita

Puting ku sudah mengeras karena menyaksikan pemandangan ini dan sedikit cairan kewanitaanku merembes ke celana baby dollku..

“ahhh aku ga boleh hanyut dalam situasi ini, harus aku laporkan ke mama” pikirku dalam hati.

Ak lalu bergegas kebawah cepat-cepat supaya sebelum mereka selesai, mama bisa memergoki mereka. Aku turun ke bawah lalu menuju kamar mama.

“maaa..” panggilku dengan pelan supaya tidak terdengar oleh yang lain

Wah tidak ada jawaban, aku mendekat lagi ke kamar mama. Aku lihat dari pintu yang tidak tertutup rapat. Aku lihat remang-remang karena lampu kamar tidak dinyalakan semua, mama terlungkup di kasur.

“ohhh mama sudah istirahat” pikirku, aku buka lagi pintu pelan-pelan supaya mama tidak kaget.

Tiba-tiba mama menungging dan alangkah terkejutnya aku melihat Tina sudah telanjang bulat sambil memakai dildo yang diikatkan diperutnya sambil mengarahkan ke memek mama yang sudah siap untuk digenjot oleh TIna. Aku terdiam dan terpaku melihat nya.


To Be Continue
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd