Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

My first series #01- aku dan bola

Enyas

Tukang Semprot
UG-FR+
Daftar
6 Jun 2012
Post
1.136
Like diterima
584
Bimabet
WARNING!!
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, tanpa maksud menyudutkan orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Segala bentuk perlakuan yang merugikan orang lain adalah kejahatan, dan kejahatan tetaplah kejahatan. Cerita ini mengandung unsur kekerasan, seksual dan beberapa teknik yang sukar dilakukan di kehidupan nyata. Penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu terbentuknya tulisan ini. Juga kepada para pembaca. Apabila ada kesamaan nama, tempat, ataupun kejadian maka itu adalah sesuatu yang (mungkin) disengaja tanpa maksud khusus selain untuk mengembangkan isi cerita ini.
SALAM OLAHRAGA!

Gemuruh penonton di stadion semakin membahana. Beberapa penonton melonjak-lonjak menyemangati tim favoritnya. Di tepi lapangan, dua manajer dari dua tim raksasa yang sedang berlaga terlihat tegang dan gelisah. Begitu juga yang tergambar di wajah para pemain di dua kesebelasan yang bertanding. Tropi penuh presisi yang menggambarkan kasta tertinggi kejuaraan antar klub di Eropa terlihat berkilau tenang menantikan tim mana yang sekiranya akan mengangkatnya di musim ini.
Dan satu tendangan keras terukur dari David Villa membungkam mimpi para punggawa Manchester United malam ini. Tertinggal 2 gol di menit ke-69 ini bukanlah apa yang mereka butuhkan untuk mengangkat trofi itu. Edwin Van Der Sar beranjak bangkit setelah gagal menghentikan tendangan itu. Para punggawa Setan Merah sekali lagi mencoba merubah keadaan.

Namun hingga peluit panjang berbunyi… tak ada perubahan yang terjadi…

Myrna menghela nafasnya, tubuhnya yang hanya terbungkus selimut sedikit bergetar, bukan karena AC yang dingin, namun ada sedikit ketakutan dalam batinnya.
*.*.*
Rainmaker mempersembahkan :
MY FIRST SERIES #01
AKU DAN BOLA
Namanya Myrna Augusta, mahasiswi berusia 21 tahun ini sudah cukup lama mengenal seks bebas, bahkan mungkin kelewat bebas. Dia gemar chatting melalui sebuah aplikasi java yg bisa digunakan lewat handphone. Bertemu dengan user lain yang baru dia kenal dan berhubungan seks dengan mereka bukanlah hal baru bagi dia. Meski begitu dia punya peraturan yang cukup ketat untuk menjaga dirinya ; wajib menggunakan kondom, dan tidak melayani penis besar/panjang. Hal ini karena dia beranggapan penis besar/panjang dapat mengurangi kerapatan lubang kenikmatannya.

Sore ini dia akan pertama kalinya bertemu dengan teman chattingnya dari jogja bernama irwan. Sebulan lamanya mereka saling chat dan saling goda di chat sambil seringkali bertukar foto-foto bugil masing-masing dan melakukan chat sex.

Sebelum bertemu Myrna berjanji akan memperbolehkan irwan menyetubuhinya jika penis irwan seperti apa yang ada difoto yang sering dia kirimkan. Karena berdasarkan foto penis irwan tidak terlalu besar. Mereka juga sepakat apabila penis Irwan terlalu besar Myrna akan memuaskannya dengan mulutnya saja.

Malam itu Myrna menunggu di sebuah kafe, dengan mengenakan jeans biru dan kaos ketat merah muda Myrna duduk manis menunggu Irwan. Rambut hitam panjangnya terurai manis, dengam tubuh ramping dan dada 34B yang membusung ketat Myrna terlihat begitu sensual.

“Myrna ya?” . sebuah suara memanggilnya dari belakang. Myrna menoleh dan melihat Irwan yang kurus tinggi dan berkulit gelap, potongan rambutnya spike tapi terlihat kurang terurus. Myrna tersenyum dan mengangguk.

“irwan” ujarnya sambil mengajak myrna berjabat tangan.

“Myrna”. Jawab Myrna manis. Jujur saja pemuda yang berdiri di depannya ini bukanlah seleranya. Sangat jauh dari seleranya. Namun Myrna tetap konsisten dengan prinsipnya. Toh, banyak cowok yang biasa-biasa saja atau bahkan jelek yang dia kenal dari chat sudah merasakan lubang vaginanya. Myrna selalu konsisten dengan kata-katanya.

“sudah lama?” ucap Irwan basa-basi.

Mereka mengobrol cukup lama, memesan makanan lalu melanjutkan kencan semalam mereka ke sebuah bioskop.

“kamu cantik banget” rayu Irwan di tengah-tengah film yang mereka tonton. “perjanjian kita beneran nih?” lanjutnya setengah berbisik.

“iyalah… kenapa emangnya? Kamu ga mau?” tanya Myrna sambil memindahkan tangannya ke selangkangan Irwan, membuat Irwan sedikit terkejut.

“hmmm… sudah keras… pengen yah??” goda Myrna. Irwan sedikit berinisiatif, tangannya bergerilya ke dada Myrna yang masih terbungkus kaos dan bra.

Myrna sedikit mendesah saat tangan irwan bergerak nakal meremas buah dada Myrna. Tangan Myrna semakin berani membuka resleting Irwan dan mengeluarkan batang penisnya lalu mengocoknya pelan, membuat Irwan sedikit mengerang keenakan.

“gimana? Pas kan?” bisik Irwan menanyakan ukuran penisnya ke Myrna. Myrna mencibir menggoda sambil memainkan penis Irwan makin kencang.

Sebenarnya ini bisa dibilang aksi paling nekat Myrna, baru pertama kali ini dia melakukan di bioskop. Mereka berdua memang duduk di deret paling belakang dan dua kursi paling tepi, tapi bukan tepi pojok, melainkan tepi dekat jalan. Meski lampu bioskop remang-remang, penonton yang duduk di dekat Myrna pasti dapat melihat apa yang mereka lakukan.

Myrna mengocok penis Irwan dengan sangat lembut, sementara remasan di dadanya semakin konstan, tak lama kemudian tangan Irwan menyusup ke punggung Myrna dan melepaskan kaitan branya, Myrna membantu dengan sedikit menegakkan badannya.

Setelah lepas tangan Irwan menyusup masuk dan meremas langsung bukit kenyal gadis cantik itu. Remasan-remasan Irwan dan jarinya yang menyentil-nyentil putting buah dadanya membuat nafas Myrna memburu, kocokannya di penis Irwan juga makin cepat, Myrna memejamkan matanya sambil sesekali mendesah kecil saat putingnya dipermainkan jari Irwan.

Begitu asyiknya mereka sampai tanpa sadar kaos Myrna sudah tergulung dan buah dada kanan Myrna yang sedang diremas Irwan sudah terekspos.

“nghhhh….” Myrna mendesah saat bagian kaos yang menutupi buah dada kirinya digulung keatas, membuat kedua dada kencang gadis cantik itu kini terekspos, disusul dengan remasan kasar di buah dada kirinya yang nikmat.

Myrna kini terbuai menikmati kedua buah dadanya yang diremas bersamaan.

Sedikit terlambat Myrna baru menyadari bahwa dalam keadaan seperti itu tak mungkin Irwan yang ada di sebelah kanannya meremas kedua buah dadanya sekaligus!!.

Dia menoleh ke samping kirinya, seorang pria berkumis tersenyum padanya sambil terus meremasi buah dada kirinya!!!

Sebenarnya Myrna ingin marah, namun dia tidak mungkin membuat keributan di tempat umum, apalagi saat ini birahinya sedang terbakar, dia memejamkan mata, pasrah membiarkan buah dadanya dinikmati Om-om mesum yang duduk di sebelah kirinya. Tidak berapa lama dia sedikit mendengar suara resleting celana terbuka dan sesuai dugaan Myrna, Om-om berkumis itu mengarahkan jemari lentiknya ke arah penis besarnya. Irwan menyadari itu, namun tidak melihat penolakan dari sisi Myrna jadi dibiarkannya saja.

Kini dua buah dada Myrna diremas bersamaan selagi dia mengocok dua penis berukuran berbeda. Harus diakui, dia menikmati perpaduan antara remasan kasar dari Om itu dan remasan lembut dari Irwan secara bersamaan. Myrna mengocok kedua penis itu dengan lembut dan makin cepat.

Tiba-tiba dengan gerakan sangat cepat dan mendadak Om berkumis itu menarik punggung Myrna, membuat remasan irwan di dada kanannya terlepas, Myrna jadi sedikit membungkuk dan tanpa aba-aba Om berkumis itu memasukkan penis besarnya ke mulut Myrna!. Myrna terkejut dan berusaha meronta, tapi Om itu menekan kepalanya dan menggerakkannya dengan cepat sehingga penis besarnya terkocok di mulut Myrna, irwan hanya bisa terdiam menyaksikan hal itu.

“ngghh… mmmpphh..mhph..mhphh…” gumam myrna saat Om berkumis itu semakin cepat menggerakkan kepalanya. Nafas Om berkumis itu memburu, sampai akhirnya dia menggeram dan empat semprotan sperma kencang meluncur dari kepala penisnya.

“Ngghhh!!!...” Myrna menggumam kaget sebelum akhirnya pasrah, Myrna memejamkan mata dan mencoba membiarkan semua sperma itu tertelan. Ini pertama kalinya dalam hidup dia menelan sperma.
 
Si Om berkumis melepaskan tekanannya di kepala Myrna, nafasnya memburu namun senyum puas tersungging di wajahnya. Sebaliknya, Myrna terlihat capai dan sebal. Membaca gelagat tidak enak, Irwan merapikan kaos Myrna dan celananya lalu menarik Myrna meninggalkan bioskop itu.


"maaf ya soal tadi.." ujar Irwan sambil mengaduk secangkir coffelattenya

"kenapa jadi kamu yang minta maaf?" tanya Myrna sambil meneguk kopinya. "om-om sialan, ini pertama kalinya ada cowok yg nyemprotin di dalam mulutku" keluhnya sebal. Irwan jadi makin salah tingkah.

"kamu diem aja sih tadi... kupikir kamu menikmati.." Irwan mencoba membela diri.

"iya sih... tadinya, tapi ga kayak gitu juga kali... huh!"

Irwan terdiam, meneguk coffelattenya yang mulai dingin. keadaan hening sejenak. Myrna mengalihkan pandangannya kesekeliling, kondisi mall saat itu sudah mulai sepi.

"mau disini terus? mendingan aku pulang ke kost deh..." ujar Myrna ketus.

"eh! jangan..." Irwan buru-buru mencegah.

"ya udah yuk buruan... sebelum tambah bad mood nih aku.

Irwan menghentikan mobilnya di garasi kamar hotel Short Time yang sudah dipesannya. Dengan gaya gentleman Irwan membukakan pintu mobil untuk Myrna. Gayanya membuat Myrna terkikik geli. Mereka berdua melenggang masuk ke kamar hotel itu.

Wallpaper coklat lembut dan lampu yang cahayanya dapat diatur menampilkan kesan yang cukup romantis. Aroma terapi semerbak memenuhi isi kamar itu. Kamar itu tertata rapi dengan 1 ranjang king size di tengah ruangan kamar.

Irwan langsung memeluk tubuh Myrna dari belakang begitu pintu kamar ditutup, Myrna membiarkannya menciumi rambut dan tengkuknya, membuat rambut-rambur halus Myrna bergetar. Sambil memeluk dan menciumi Myrna dari belakang, tangan kanan Irwan bergerak masuk ke balik kaos dan meremas payudara Myrna yang masih tertutup bra dengan lembut. Myrna menjawab perlakuan Irwan itu dengan satu lenguhan kecil yang samar terdengar.

Tidak berhenti di situ saja, dengan sebelah tangan Irwan mengangkat bra Myrna hingga ke atas buah dadanya, meremas-remasnya pelan sebelum memfokuskan dengan jepitan jarinya di puting Myrna.

"Emmhhh...sshh..." Myrna mendesis, memejamkan mata menikmati kenikmatan yang kini menjalar dari putingnya yang tengah dipilin oleh Irwan.

Myrna menolehkan kepalanya ke kiri, wajahnya memerah. Irwan yang sudah berpengalaman paham apa yang diinginkan Myrna, dikecupnya bibir Myrna dengan lembut, sekali, dua kali dan mereka pun berciuman dengan ganas dan dalam sementara jari Irwan bermain makin kuat di puting payudara Myrna.

Badan Myrna sedikit mengejan membuat ciuman mereka terlepas saat Irwan menggerakkan tangan kirinya masuk ke celana jeansnya, Myrna sendiri tidak tahu kapan Irwan membuka kancing celana jeansnya, yang dia tahu tangan kiri Irwan terus masuk hingga ke dalam celana dalamnya dan jari-jari irwan mulai memainkan lubang kenikmatan gadis cantik ini.

Myrna memejamkan mata, tubuhnya melemas bersandar pada badan irwan, kepalanya tertunduk pasrah, menikmati rangsangan demi rangsangan yang kini melanda kedua bagian vitalnya.

"eeeNGGhh..." Myrna melenguh sedikit kencang ketika Irwan memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang kenikmatannya. Jari –jari itu keluar masuk perlahan dengan lembut, membuat Myrna dapat merasakan gesekan-gesekan jari dan dinding vaginanya.

Sesekali Irwan menggerakkan ruas-ruas jarinya di dalam vaginanya, membuat Myrna menggelinjang-gelinjang kecil, mulutnya setengah terbuka dan matanya terpejam, menikmati rasa nikmat yang kini menjalar di setiap sel tubuhnya.

Kecupan Irwan turun ke lehernya dan berubah menjadi hisapan-hisapan kuat, meninggalkan bekas merah kehitaman di kulit leher Myrna yang putih bersih. Myrna sendiri seakan lupa bahwa bekas itu nantinya dapat dilihat oleh teman-teman kampusnya keesokan harinya, yang ada di pikirannya kini hanyalah gelora yang menggebu-gebu dalam dirinya. Lenguhan-lenguhannya seakan menjadi cerminan betapa besar hasrat yang dia rasakan saat ini.

Irwan menuntun Myrna ke ranjang hotel dari belakang tanpa menghentikan aktifitasnya, pelan tapi pasti mereka sudah tiba di tepi ranjang. Irwan menghentikan aktifitasnya memutar tubuh Myrna hingga mereka berhadap-hadapan sebelum mendudukkannya di tepi ranjang.

Seolah mengerti apa yang diinginkan Irwan, jemari Myrna dengan tangkas membuka kancing celana Irwan dan menurunkannya, Irwan melangkahkan kakinya hingga celana itu lolos, detik kemudian, celana dalam Irwan telah sampai di mata kakinya sendiri. Tanpa banyak kata dan aba-aba, Myrna membelai penis Irwan yang sudah menegang akibat sentuhannya pada titik-titik vital Myrna yang dipadu dengan desisan lenguhan Myrna.

Tanpa bersuara Myrna menggenggam penis itu lembut, mengocoknya sebentar sebelum membasuh kepala penis itu dengan lidahnya. Myrna memutar lidahnya menjilati seluruh kepala penis tu dengan seluruh bagian lidah yang bisa dia gunakan, membuat Irwan memejamkan mata menikmatinya.

"Uuhhhh..." Irwan melenguh saat Myrna memasukkan penis itu ke mulutnya, ekspresi wajahnya menunjukkan kenikmatan, satu lenguhan lagi terdengar saat Myrna mulai bergerak lembut, menghisap dan mengocok penis itu dalam mulutnya.

Irwan membuka matanya, memandangi Myrna yang menjepit penisnya dengan bibir. Irwan mengulurkan tangannya membelai rambut dan kepala Myrna.

"Oouhhh..." lenguhnya lagi saat Myrna mempercepat gerakan mulutnya, sesekali Myrna membenamkan seluruh penis itu ke mulutnya, sesekali mengeluarkan dari mulutnya untuk memberikan hisapan kecil yang kuat di lubang yang ada di kepala penis itu.

"sudah sa..yaang...hhh..." Irwan bicara tertahan, dia menahan kepala Myrna dan menghentikan oral sex hebat yang baru dia alami, dalam hati Irwan harus mengakui ini adalah mulut ternikmat yang pernah dimasukinya selama ini. Irwan tidak mau kalah sebelum bisa merasakan lubang kenikmatan yang pastinya jauh lebih nikmat dari yang ia rasakan barusan.

Myrna tersenyum dan diam saja saat Irwan melucuti kaos dan branya, kakinya terjuntai dari tepi ranjang saat Irwan membaringkannya dan mulai melumat buah dadanya bergantian, tangan Irwan kembali aktif masuk ke celana jeansnya, langsung masuk ke celana dalam dan menyentuh vaginanya yang sudah basah.

Sampai saat ini Myrna tidak melihat raut buru-buru di wajah Irwan, sesuatu yang jarang sekali ia temukan di laki-laki yang selama ini menidurinya, kebanyakan cowok-cowok itu terlalu bernafsu hingga terkesan buru-buru ingin menjarah rongga kewanitaannya dengan penis tumpul mereka. Keuletan Irwan membuat Myrna sangat menikmati percumbuan ini, meski wajah Ian bisa dibilang jauh dari tampan.

Myrna kembali menggelinjang dan mengeluarkan lenguhan saat jari Irwan kembali mengisi lubang kewanitaannya, Irwan menambah kenikmatan yang dirasakan Myrna dengan cupangan dan hisapan serta permainan lidahnya di puting susu Myrna, membuat gadis cantik berusia 21 tahun ini menggeleng-gelengkan kepalanya menahan kenikmatan yang menjalar.

Irwan bergerak melepas kaosnya sendiri dan melumat bibir Myrna, jarinya masih mengobok-obok vagina Myrna. Myrna membalas ciuman itu dengan hisapan-hisapan kuat, Myrna terlalu terlena hingga tidak menyadari kalau celana dalamnya sekarang jadi satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya. Detik berikutnya, Myrna mendesah sambil tersentak saat lidah Irwan menusuk-nusuk liang kewanitaannya, beberapa detik setelah celana dalamnya dilolosi.

"Uuungghh... eeengg.. owwhhhss..." Myrna mendesah tak karuan, nafasnya memburu, kini keduanya telah telanjang bulat, Myrna meremas seprei temmpat tidur, matanya terpejam dan kepalanya menggeleng-geleng sebelum tubuhnya mengejan hebat.

"Oooogghhhhhh!!!!!" Myrna mendesah melenguh kencang saat cairan dalam vaginanya terasa meledak, ini adalah orgasme yang hebat yang berlangsung selama beberapa detik. Myrna hanya bisa melukiskan kenikmatan akan orgasme yang ia rasakan dengan tubuhnya yang mengejan hebat.

Irwan memeluk tubuh Myrna erat dan membiarkannya menikmati orgasmenya, setelah orgasmenya mengendur, Myrna merasakan ada sebuah benda hangat tumpul membuka bibir vaginanya.

"Hhh....." Myrna menahan gerakan Irwan. "kondom sayang... pakai kondom..." pintanya sambil memelas.

Myrna memang tidak pernah tidak menggunakan kondom saat bersetubuh dengan siapapun. Juga pada saat persetubuhan pertamanya dengan adik sepupunyapun dia menggunakan kondom. Dia tidak mau mengambil resiko, itu adalah prinsipnya.

Irwan tidak bergerak, sesaat kemudian dia berusaha mendorongkan penisnya memasuki liang kewanitaan Myrna yang sudah sangat basah. Myrna menahannya lagi. "jangan... kalau mau masuk pakai kondom... aku selalu pakai kondom apapun alasamya" cegah Myrna tegas. Tubuhnya memang masih lemas, andai Irwan tidak memperdulikannya dan memaksakan penisnya masuk pun Myrna takkan dapat melawan. Jika itu terjadi, maka penis Irwan akan jadi penis tanpa kondom pertama yang masuk ke dalam liang kenikmmatannya. Untungnya Irwan tidak melakukannya.

"aku ga bawa sayang..." ujar Irwan dengan nada memelas. Penisnya masih tidak bergerak sedikitpun dari mulut vagina Myrna.

"aku punya di tasku... ambil aja di tas kecilku paling depan... masukin aku sepuasmu, tapi pake kondom please..."

Irwan mengerti, dia beranjak dan membuka tas kecil Myrna, mengeluarkan satu pak kondom dari sana dan mengenakannya. Irwan merangkak diatas tubuh telanjang Myrna yang telentang pasrah, lekuk-lekuk tubuh Myrna terlihat begitu indah, gadis cantik itu kini terbaring pasrah dibawahnya tanpa busana, siap untuk dicampuri.

Irwan mengecup bibir Myrna dengan ganas, membuat birahi Myrna semakin terbakar, Myrna membalas dengan sama ganasnya. Perlahan tapi pasti Irwan mengarahkan penisnya yang terlindung kondom dengan tangan kanannya ke arah liang kenikmatan Myrna, badan Myrna sedikit menggelinjang saat penis Irwan menggesek-gesek liang kenikmatannya. Tanpa menghentikan ciumannya Irwan menghentikan kepala penisnya tepat di mulut vagina Myrna dan menekannya masuk sedikit demi sedikit.

"aangg...ehhss..." Myrna melenguh dan mendesis saat merasakan sebuah benda tumpul memasuki kewanitaannya. Matanya terpejam, penis Irwan masuk dengan lancar ke dalam lubang surga Myrna yang memang sudah sangat basah.

Irwan terus menekan masuk batang penisnya, membuat Myrna sedikit menggelinjang nikmat.

"Hhhh... sempit banget punya kamu yank..." Irwan berbisik di telinga Myrna, badannya sedikit terangkat dengan kedua tangan bertumpu di ranjang. Dengan posisi ini Irwan dapat melihat ekspresi dan tubuh telanjang Myrna, sambil merasakan jepitan dinding-dinding liang kenikmatan Myrna yang sempit. Myrna sendiri tidak menjawab, perhatiannya masih penuh pada penis irwan yang kini tertanam sepenuhnya dalam vaginanya.

"aku genjot ya?" Irwan berbicara dengan suara lemah dan sedikit serak. Tanpa menunggu jawaban Myrna ia mulai menggenjo tubuhnya, merasakan gesekan penisnya di dalam tubuh Myrna.

"Akhh.. nnghh..." Myrna mendesah, Irwan menggenjotnya dengan pelan tapi pasti. Membuat tubuhnya meliuk-liuk menahan kenikmatan. Desahan Myrna terdengar sebagai lantunan nada seksi yang membuat Irwan semakin menikmatinya. Begitu pula Myrna.

Setahap demi setahap Irwan mempercepat temponya, desahan Myrna terdengar setiap saat dia melesakkan penisnya. Dalam hati Irwan bersyukur dia bisa menikmati tubuh gadis cantik yang selama ini mungkin Cuma ada dalam angan-angannya saat onani.

Myrna menatap sayu pada Irwan dengan bibir setengah terbuka yang terus menerus mengeluarkan desahan lembutnya. Sesekali dia memejamkan mata menikmati sodokan penis di lubang kenikmatannya sambil menjerit tertahan penuh kenikmatan.

Persetubuhan ini terjadi tanpa kata-kata selain desisan dan lenguhan nafas mereka berdua, butir-butir keringat perlahan membasahi tubuh mereka berdua.

"Ouhh..." lenguh Myrna saat Irwan menarik lepas penisnya, dengan sigap Irwan membalikkan tubuh Myrna, rupanya dia mau menggati posisi, Myrna mengerti dan pasrah saja saat Irwan menarik pinggangnya ke belakang hingga posisi Myrna merangkak di ata ranjang.

"AAAAkkhhh!!" Myrna menjerit keras saat penis Irwan masuk ke vaginanya dalam satu hentakan keras. Irwan mencengkeram pinggang Myrna dan memompa penisnya dengan cepat dan cenderung kasar, berbeda dengan pompaannya di posisi sebelumnya.

Meski sedikit ngilu, rojokan penis Irwan terasa lebih bertenaga dan berirama, membuat Myrna semakin cepat terbakar birahi. Myrna sudah tak peduli dengan keadaan sekitarnya, dia menjerit, melenguh, mendesah dengan keras tanpa ampun. Suaranya memenuhi seisi kamar hotel tersebut. Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit Myrna merasa dirinya akan meledak.

"Ngghh.. aakh.akhaa...akhhu.. sshhammpaaii...NGGGHHHH!!!" Myrna mengejang kuat, tubuhnya melenting ke depan menyambut orgasme hebatnya, jauh lebih hebat dari orgasme pertamanya tadi. Irwa yang menyadari itu memeluk perut Myrna dan menahannya.

Myrna mengejang-ngejang, melentingkan tubuhnya yang kini murni disangga oleh tangan Irwan. Sedang tangannya sendiri terkulai di samping tubuhnya.

Irwan mendorong tubuh Myrna hingga ke ujung ranjang yang bertembok. Dengan pasrah Myrna mengikutinya, tubuh Myrna benar-benar lemas, dipepetnya tubuh gadis cantik itu hingga payudaranya tergencet dinding.

"aku lepas kondom ya? Biar cepat keluar.." Irwan berbisik namun Myrna segera menahan pantatnya dan menggeleng lemah. Irwan tidak memaksakan kehendak, meski ia tahu kalaupun dia nekat melepas kondom dan memompa Myrna dengan penis polosnya, Myrna pasti tak kuasa melawan. Irwan tetap bersikap gentleman dengan mengikuti permintaan Myrna.

"ya udah, kamu sandaran ama tembok itu dulu ya? Tahan sedikit aku mau kenceng supaya cepet keluar" ujar Irwan lembut dan tanpa menunggu reaksi Myrna, dia menggoyangkan pantatnya, menggenjot vagina Myrna dengan cepat dan kasar, lebih cepat dari sebelumnya.

Myrna yang pasrah hanya bisa memekik dan mendesah-desah keras dirojok dengan ganas seperti itu. Tubuhnya yang lemas menempel pada dinding, dan terlonjak-lonjak akibat genjotan Irwan yang sangat keras.

"ngghh.. akh...AKH! AKH! Pellaanhh..AAHHH!!". Myrna kesulitan bicara, birahinya memang sudah naik lagi, namun baginya Irwan menyetubuhinya terlalu kencang.

"tahan cantik...oggh.. tahaan..." ujar Irwan tanpa mengurangi genjotannya, alih-alih memperlambat, Irwan justru mengocok penisnya di vagina gadis cantik ini makin cepat dan cepat.

Myrna memejamkan mata sambil mendesah-desah kencang, dia hampir orgasme.

"OooNNNGH! AAAHHHH!!!" Myrna menjerit saat orgasme melanda dirinya, beda dengan sebelumnya, kali ini Irwan tidak menghentikan genjotannya, dia terus menunggangi gadis cantik ini dengan kencang, nafasnya makin memburu.

"OOOOHHHHHH!!! YESSSHH!!" lolong Irwan sambil menghentakkan penisnya dalam-dalam. Dia menggencet tubuh telanjang Myrna di tembok dan berejakulasi di kondom yang dikenakannya.

Setelah beberapa saat barulah Irwan mencabut penisnya dan melepaskan tubuh Myrna. Myrna langsung melorot dan terkulai di depan Irwan. Dengan lembut Irwan menggulingkan tubuh Myrna dan rebahan di sampingnya.

"enak sayang?" tanya Irwan sambil melepaskan kondom dan membuangnya di tempat sampah. Myrna hanya mengangguk sambil mulutnya setengah terbuka. Dia masih sibuk mengatur nafas, dan peluh membasahi tubuhnya, membuat kulit putihnya berkilau akibat cahaya lampu kamar yang remang-remang.

"kamu gila..." ujar Myrna kemudian. "ini pertama kalinya aku orgasme 3 kali".

"oh ya?" Irwan tersenyum bangga dan mengecup kening Myrna lembut. "punya kamu juga sempit, enak banget rasanya, apalagi kalau langsung tanpa kondom, pasti...".

"jangan ah... aku ga pernah dan aku ga mau." Myrna menolak lembut.

"ya udah, kamu istirahat gih!, nanti temani aku nonton bola ya?, mau kan sayank?" Irwan berkata pelan sambil meremas buah dada Myrna. Setelah itu Irwan bergegas ke kamar mandi untuk mencuci penisnya yang belepotan sperma, sedangkan Myrna yang sudah lemas menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut.

Andai saja Myrna pengalaman pertama apalagi yang akan dia alami setelah ini...

*_*_*
 
Myrna menggeliat pelan di balik selimut kamar hotel, dia terbangun karena suara TV yang melantunkan lagu yang jadi official song Liga champhion, tubuhnya masih sedikit lemas dan matanya masih setengah mengantuk. Di sebelahnya, Irwan duduk dibalik selimut, juga tanpa busana.

"sudah mulai ya?" ujar Myrna parau sambill beranjak duduk membuat selimut tak lagi menutupi bagian atas tubuhnya.

"eh, si cantik bangun. Baru mau mulai kok" jelas Irwan sambil merangkulkan tangannya di pundak Myrna. Myrna mengerjapkan matanya sambil melihat tayangan kedua kesebelasan yang akan bertanding. Myrna meman penggemar sepak bola, namun hanya ada lima tim yang dia gemari dan salah satunya akan bertanding merebutkan gelar kampiun malam ini. Manchester United.

"hayo kamu bela tim mana?" Irwan bertanya sambil mengecup pipi Myrna lembut, tangan kirinya bergerak meremasi bukit kembar Myrna.

"jelas MU donk!" jawab Myrna sambil membiarkan tangan Irwan bergerilya.

"mana bisa... Barca pasti jadi juaranya!" Irwan membela tim favoritnya sambil memilin puting buah dada Myrna, membuat tubuh Myrna sedikit menggelinjang.

"enggaklah, kali ini giliran MU!" tukas Myrna sambil menahan tangan Irwan. "udah nonton! Jangan bikin pertandingan sendiri" cibir Myrna.

Saat itu satu-satunya sumber cahaya kamar itu berasal dari layar televisi, pertandingan baru dimulai. Kondisi kamar yang samar-samar itu membuat Myrna tidak menyadari bahwa di kursi sofa dekat ranjang mereka ada seorang pria lain. Pria berusia 35 tahun itu adalah Dedi, atasan Irwan yang menginap di kamar sebelah. Tadinya Dedi mengajak Irwan nonton bareng di kamarnya, namun melihat ada gadis cantik yang tertidur membuat ia memutuskan menonton di kamar Irwan saja.

Myrna yang sudah konsen ke pertandingan belum menyadari keberadaan Dedi, dia masih tidak sadar bahwa tubuh telanjang bagian atasnya menjadi santapan liar kedua mata Dedi, apalagi Irwan sengaja meremas kedua buah dadanya tadi. Hal itu mau tak mau menaikkan birahi Dedi. Namun Dedi tetap diam.

"tuh kan, MU maennya bagus, Barca susah dapat bola" ejek Myrna.
MU menguasai awal permainan dengan baik, hal itu membuat Irwan sedikit senewen, dan saat itu tiba-tiba ada ide nakal yang muncul di benaknya.

"paling juga ntar kalah" jawab Irwan sekenanya.

"enak aja, Barca tuh yang bakal keok..." Myrna membalas dengan kesal.

"mau taruhan?" pancing Irwan dengan halus.

"boleh! Taruhannya apa?" Myrna merasa tertantang.

Irwan tersenyum samar, umpan yang dilepaskannya ditelan mentah-mentah oleh gadis cantik maniak MU ini. Dengan santai Irwan menjawab. "kalau MU menang, aku beliin apa aja yang kamu mau asal ga lebih dari 5 juta deh!". Tantang Irwan.

"beneran yah?? Trus kalo aku kalah?"

"kalau kalah aku boleh ga pake kondom" nada Irwan masih terdengar santai.

"hah?" Myrna mengernyit lalu terdiam sejenak. Dia berpikir, apa yang jadi taruhannya itu adalah sesuatu yang melanggar prinsipnya dalam free-sex.

"tapi ga usah deh, MU kan pasti kalah" sindir Irwan.
"eh! Enak aja.. oke deal!!" ujar Myrna tak mau kalah. Irwan tersenyum dalam hati melihat skenarionya berjalan dengan lancar.

Sementara mereka berdebat, Myrna masih juga belum menyadari keberadaan Dedi, dengan santainya dia membiarkan payudaranya terpampang tanpa penutup.

Permainan berlangsung makin seru, Myrna dan Irwan tampak fokus ke layar televisi. Dedi juga sudah mengalihkan perhatiannya ke pertandingan final di TV. Saat turun minum, skor imbang 1-1.

"ntar juga dibalas... pipis dulu ah!" ujar Myrna sambil beranjak turun dari tempat tidur hendak menuju kamar mandi, tanpa berusaha menutupi tubuh telanjangnya. Myrna memekik terkejut saat dia menyadari ada seorang lagi di ruangan itu. Dedi memandang tubuh telanjang Myrna sambil tersenyum.

Myrna langsung menyambar handuk di dekatnya dan bergegas ke kamar mand dengan muka merah padam. Cukup lama dia berdiam di kamar mandi.

'sial si Irwan!' gerutu Myrna dalam hati. 'jadi dari tadi ada yang ngeliatin tubuh setengah telanjangku dong!' rutuknya dalam hati.

Myrna berusaha cuek dan melenggang saat keluar dari kamar mandi, dia mencari pakaiannya.
"wan? Bajuku mana?" tanyanya. Irwan hanya mengangkat bahu.

"udah selimutan aja dulu" jawab Irwan sekenanya. Tidak ada pilihan lain, Myrna jelas tidak ingin lampu dinyalakan. Tanpa banyak bicara Myrna masuk ke selimut dan membuka handuk yang menutupi tubuhnya.

"Myr, jangan marah dong, kenalin nih Dedi, atasanku" rayu Irwan. Risih juga Myrna saat Dedi mendekat mereka berjabatan. Muka Myrna memerah menahan malu, dia terlihat canggung.

"sorry gua ga ngomong dulu tadi, gua Dedi, cuman mau nonton bola aja kok! Kan ga enak nonton sendirian" Dedi mengutarakan alibi tak berdasarnya.

"Myrna, iya gapapa, cuman kaget aja kok... si Irwan sih ga bilang kalau ada orang lain disini". Jawab Myrna.

Babak kedua dimulai, Dedi kembali duduk di sofanya, Myrna duduk di ranjangnya namun kali ini selimut menutupi tubuh bagian atasnya.

"YESS!!" Irwan dan Dedi bersorak saat tendangan keras Lionel Messi dari luar kotak penalti bersarang di gawang MU. Sebaliknya Myrna semakin khawatir dengan keadaan tim kesayangannya. Namun dia masih yakin MU bisa membalikkan keadaan.

Namun takdir berkata lain, menit ke 69 David Villa membuyarkan harapan MU. Skor akhir 3-1 untuk kemenangan Barcelona. Kini Myrna benar-benar menyesali taruhannya.

Myrna menghela nafasnya, tubuhnya yang hanya terbungkus selimut sedikit bergetar, bukan karena AC yang dingin, namun ada sedikit ketakutan dalam batinnya.

"Ir.. taruhannya batal yah?" Myrna mencoba memelas.

"wah kok jadi ga sportif sih?" Irwan protes, Myrna hanya bisa terdiam.

Tiba-tiba Irwan menarik Myrna hingga kembali berbaring sambi menciumnya, Myrna kaget dengan serangan mendadak Irwan, Irwan tak mau membuang waktu, penisnya sudah cukup keras membayangkan nikmatnya jepitan vagina gadis cantik ini tanpa kondom.

"ngghh.. ir.. nanti dulu.. sshh.. stopp" Myrna berusaha melepaskan diri, namun Irwan sudah lebih dulu menyibak selimut dan menindih tubuhnya.

"Ir... jangan dulu.. masih ada bosmu.." Myrna panik mengingat Dedi masih ada di kamar itu, dia mengalihkan pandangannya ke Dedi yang merokok santai sambil memperhatikan mereka berdua.

"jang.HHHHHH!!!" Myrna melenguh kencang, batang kejantanan Irwan merangsek masuk ke liangnya dengan setengah memaksa. Vaginanya belum cukup basah untuk melakukan penetrasi namun Irwan tidak menghentikan dorongannya.

"AANGHH! AUCH! Ssakit..." Myrna meronta. Irwan menindihnya rapat sambil mulai mengocok penisnya pelan-pelan. Tampak dia sangat menikmati penetrasi langsung tanpa kondom itu.

"bener-bener.. hhh.. enak ga pake kondom Myr... uugh.." lenguh Irwan sambil mulai menyetubuhi Myrna.

Irwan memompa Myrna dengan sodokan-sodokan kencang, membuat ranjang itu berderak-derak mengikuti irama pompaannya. Tubuhnya masih menindh rapat tubuh Myrna, sedang dibawahnya, Myrna setengah menjerit menerima tiap sodokannya.

Liang kewanitaan Myrna sendiri mulai mengeluarkan cairan pelumas yang mengurangi rasa nyerinya. Perasaan nikmat mulai menjalari tubuhnya, Myrna mulai terbawa suasana dan menikmati persetubuhan tanpa kondom pertamanya ini.

"aachh...ahhh..ahhh..." Myrna mendesah seiring keluar masuknya penis Irwan di lubang kenikmatannya. Dalam hati dia harus mengakui sensasi berbeda dengan persetubuhan-persetubuhan sebelumnya, tanpa kondom, dia dapat merasakan hangatnya batang kejantanan Irwan dalam vaginanya.

Wajah cantik Myrna terlihat pasrah menikmati keluar-masuknya batang kejantanan Irwan di vaginanya. Mereka mendesah-desah, melenguh. Tempo permainan Irwan semakin kencang dan menjurus ke kasar, peluh membasahi tubuh mereka berdua.

"acch...aaahhha...aakh..khuu.. AAAHHHHH!!!" Myrna menjerit, badannya melenting saat orgasme hebat melandanya, yang kali ini jauh lebih hebat dari sebelumnya.

Mengetahui Myrna orgasme, Irwan tidak mengendurkan genjotannya. Justru sebaliknya, Irwan menggenjot makin kencang dan dalam, membuat Myrna kembali menjerit nikmat akibat orgasme beruntunnya.

Myrna masih terlena dengan multi orgasmenya ketika ia merasakan batang kejantanan Irwan berkedut-kedut di dalam vaginanya.

"ERRGGHHHHHH!!!" Myrna memekik saat Irwan menghantamkan penisnya dalam-dalam dengan keras.. satu kali! Dua kali! Dan Myrna merasakan semprotan cairan hangat dalam tubuhnya bersamaan dengan hentakan keras Irwan yang ketiga.

Gerakan mereka kini berhenti, hanya sengalan nafas yang masih terdengar dari tubuh dua orang berlainan jenis itu. Irwan membiarkan penisnya di dalam lubang kenikmatan Myrna selama beberapa saat sebelum mencabutnya. Myrna sendiri tampak lemas, masih terasa hangat di rahimnya yang baru pertama kali ini disinggahi benih laki-laki. Irwan beranjak ke samping tubuh Myrna.
CLAPP!! Tiba-tiba lampu kamar menyala, membuat Myrna tersadar, dilihatnya Dedi sudah menaiki ranjang, tubuhnya telanjang bulat!. Entah kapan Dedi membuka pakaiannya.

"Eh! Jangan..."keluh Myrna lemah sambil berusaha bangkit, Dedi segera menahan bahunya dan membaringkannya kembali. Ditindihnya tubuh telanjang Myrna. Sekejap Myrna terbelalak melihat ukuran penis Dedi yang sangat besar. Dia meronta.

"enggak... jangan... aku ga mau dimasukin segede itu.. enggak..." Myrna menggelengkan kepalanya sambil meronta. Melihat Myrna yang meronta Irwan mendekat memberi pertolongan, namun pertolongan itu untuk Dedi, bukan Myrna.

Myrna memohon-mohon lirih saat Dedi menindihnya, melumat kedua buah dadanya sembari menggesekkan penis besarnnya di lubang kenikmatan Myrna. Myrna menggeliat berusaha melepaskan diri, namun Irwan memegangi kedua tangannya membuatnya tak bisa lagi bergerak.

"Aauuukkhhh!!...." Myrna menjerit saat kepala penis Dedi membelah bibir kewanitaannya dan mulai menelusup lebih dalam. Dedi meringis menahan kenikmatan, kendati cairan sperma Irwan yang meluber sedikit membantu penisnya masuk.

"Emmmhhh!!..." Dedi menggeram saat seluruh batang kejantanannya terbenam penuh di lubang kenikmatan Myrna. Myrna memejamkan mata menahan sedikit perih saat batang kejantanan Dedi yang besar itu tertanam seluruhnya. Air matanya mengalir pelan,dibawah sana terasa sangat penuh, ini adalah batang kejantanan terbesar yang pernah memasukinya.

"gila sempit banget memekmu, rasanya kenceng banget!" Dedi berkomentar sambil membiarkan penisnya di dalam vagina Myrna.

"ni cewek baru kali ini dimasukin penis jumbo bos" tambah Irwan. "dia suka pilih-pilih sih..."

"pantes aja... wah beruntung gua, loe pinter nyari pecun Wan, cantik, sexy, kenceng lagi... bakalan enak nih!". Dedi bicara sambil mulai menarik penisnya pelan. "mantab banget.. uuhhh..." ceracaunya, Dedi mulai memompa penisnya perlahan, Myrna masih memejamkan mata merasakan penis jumbo itu bergerak di kemaluannya.

"enghh...eh! ah! Ah!" Myrna mendesah saat Dedi mulai konstan menggenjot tubuhnya, Irwan melepaskan pegangannya pada tangan Myrna. Myrna terbaring pasrah mengikuti pompaan penis besar Dedi. Tak ada gunanya melawan, penis itu sudah bersarang.

Kepasrahan Myrna membuat rasa perih di vaginanya mulai berkurang, penis jumbo Dedi terasa menggesek seluruh dinding vaginanya, rasa nikmat kini mulai menjalari tubuhnya. Namun Myrna sudah terlalu lemas untuk bergerak.

"aahh..akh.. aahh..ngg..auwh.." Myrna merintih-rintih, tubuhnya telah sepenuhnya milik Dedi, Dedi menggenjotnya makin kencang, tanpa ragu melesakkan seluruh penis besarnya ke tubuh Myrna, membuat Myrna makin merintih.

"aduh..aahhh! NGGHHH!!" Myrna melenguh kencang, dia mencapai orgasmenya. Melihat itu Dedi makin bersemangat, dipeluknya tubuh Myrna dan dilumatnya buah dada Myrna dengan ganas. Sedangkan dibawah sana, genjotannya makin brutal tak beraturan.

Hanya sebuah lenguhan yang keluar saat Dedi mencabut penisnya dan membalikkan tubuh Myrna, Myrna yang sudah sangat lemas berusaha mengangkat pinggulnya, tapi Dedi menahannya. Rupanya bukan doggy yang diinginkan Dedi, Dedi ingin menyetubuhi Myrna dari belakang dengan posisi Myrna telungkup.

Dengan posisi telungkup itu tentu menyulitkan penis Dedi untuk masuk. Namun itu yang dicari Dedi, dengan kasar dia memaksa penis jumbonya masuk ke lubang vagina Myrna.

"Ouugghhh..!!" Myrna terlonjak saat kepala penis Dedi memasuki vaginanya, dan terus meluncur hingga terbenam penuh. Dedi meregang merasakan sempitnya vagina Myrna dari belakang, setelah sepenuhnya tertanam, Dedi menindih tubuh Myrna dan memompa vagina gadis cantik ini.

"aagh..awh..hhhoohh.." Myrna terus mengerang. Dedi seperti lupa diri, dia menggenjot penisnya keliar-masuk dengan sangat kencang, dia kini mengejar kepuasannya sendiri.

"ehh...ja..jang..ouhh..." Myrna berusaha bangkit saat batang kejantanan Dedi dirasakannya mulai berdenyut-denyut. Namun Dedi menahan punggungnya.

"Mmaaabtaaapppphhh!!! Uooooghhh!!" erang Dedi sambil menghentakkan penisnya dalam-dalam. Myrna pasrah saat merasakan semburan demi semburan menyentuh dinding rahimnya. Tangannya menggenggam sprei tempat tidur, matanya terpejam, menangis...

Nafas keduanya kini tersengal-sengal. Dedi ambruk menindih tubuh telungkup Myrna. Barulah setelah beberapa saat, dia mencabut penisnya dengan raut wajah penuh kepuasan.

"hhh... ajib bener Wan tangkepan loe..." Ujar Dedi sambil tersenyum puas melihat Myrna yang telungkup di ranjang sambil sesenggukan.

Irwan dan Dedi menyalakan rokok mereka sambil bersantai di sofa, sedangkan disana Myrna masih sesenggukan. Ketakutan bercampur aduk dala dirinya mengingat kedua pria ini mengeluarkan benih mereka di dalam rahimnya. Dia berharap tidak hamil.

Dedi mengenakan pakaiannya dan kembali pulang. Menjelang sore barulah Myrna keluar dari kamar hotel itu, setelah Irwan dan Dedi puas menikmati tubuhnya. Tubuhnya lelah, begitu pula pikirannya. Myrna mengurung diri di kamarnya sambil menangis.

Akhir petualangan seks Myrna ataukah awal dari bab baru kisahnya?? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

The FIRST Ch.01 : Aku dan Bola-END.
 
Haha...mantebh neyh...cerita yg nulis rainmaker...
Thanks uda mencantumkan penulis aslinya Bro'
:jempol:
 
Haha...mantebh neyh...cerita yg nulis rainmaker...
Thanks uda mencantumkan penulis aslinya Bro'
:jempol:
Yah Harus dong... kasian yg nulis lama-lama kok gak dihargai... hehehe
 
keren bro.. keren...

Makasih Jendral, aku dapat kabar dari penulisnya kalo SEHARUSNYA bulan mei kemarin chapter 2 rilis. tapi bro rainmaker abis kecelakaan dan data di harddisk portablenya hilang semua. semoga rainmaker ga kapok nulis.
 
^
^
Waduh...bsa kontak ama rainmaker yah...blngin tuh Aidanya jg dlanjutin...chapter5 khan seru tuh kykny
:D

Yah Harus dong... kasian yg nulis lama-lama kok gak dihargai... hehehe
Okey...g pegang kata2 lo Bro' mudah2an g ga nemu lo post tanpa mencantumkan penulis aslinya except it karya lo...
 
Aku kenal Rainmaker dah lama banget wkwkwk....

sejak dia bikin Aida versi jilbab sampe dia revisi jadi tanpa jilbab supaya bisa diterima di Kisah Beauty and The Beast pimpinan Bos Shusaku.

eh btw udah baca karya Rainmaker lainnya yang Silent Rose?
 
Waduhh...bakalan nanggung kalo ga diterusin.

Lanjut...

Katanya sih dilanjut... tapi dengan tokoh lain cz ni cerita cuma 1 seri satu tokoh
 
Aku kenal Rainmaker dah lama banget wkwkwk....

sejak dia bikin Aida versi jilbab sampe dia revisi jadi tanpa jilbab supaya bisa diterima di Kisah Beauty and The Beast pimpinan Bos Shusaku.

eh btw udah baca karya Rainmaker lainnya yang Silent Rose?
Okey...bgtu toh...
Yah...g prtm tw jg dr Aida tuh...cm 3 cerita yg rilis...ampe g tw dy yg nulis tuh cerita di satu forum
:D
Silent Rose yah yg genreny konspirasi...kmrn khan dpsoting di kbb yah g uda baca tuh...nice siy,cm klo bwt cerita yg genre konspirasi uda ad standarny noh
:jempol:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
hahaha chapter dua yang ini masih disimpan.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd