“Bir, kenapa disekolah aku hanya punya teman kamu saja ya ?” katanya, sehabis pulang sekolah di warung dekat lingkungan sekolah.
“mungkin kamu nya kaya monster, jadi semua orang pada takut.” Kataku sambil menyalakan sebatang rokok yang diberi Daniel.
“euuh serius ini mah.”katanya mengacak rambutku.
“hhahaha iya, mungkin kamunya disegani kali niel. Kata aku sih kalau disegani pasti banyak orang yang gak suka.”
“iyaa, aku merasa kalau aku sok jagoan di sekolah.” Akhirnya diapun sadar juga. “Bir, nanti bikin perkumpulan biar aku banyak teman juga dan kalau kita main jadi banyakan juga. Bosanlah aku kalau hanya dengan kamu terus entar disangka nya Homo.” Lanjutnya.
“Hhahaha setan, iya hayu biar nanti aku ajak semua yang dikelas ya.”
“jangan yang dikelas aja, kamu ajak aja kelas lain juga.”
“oke siap laksanakan.”
“tapi aku lupa, aku punya unek-unek sama kamu.”katanya dengan serius. Aku menanggapi nya juga dengan serius.
“apaan niel ?”
“uang aku habis dibeliin bensin buat motor. tolong bayarin rokok sama kopi barusan, Hhehehe.” Jawabnya dengan senyum dan ketawa.
“euuh anjing kirain apa.” Kataku dengan kesal sambil mukul kepalanya. Memang yang berani memukul nya adalah aku saja.
Setelah beres pelajaran di sekolah aku pulang kerumah ku, karena memang rumahnya Daniel juga searah jadi setiap pulang aku selalu bareng dengannya. Waktu itu dia naik motor HONDA TIGER 2000 yang suara knalpotnya bising. Dijalan motor Yamaha DTku dan motor sportnya Daniel adalah yang suaranya paling bising, ditambah gaya mengendarai Daniel yang suka ugal-ugalan. Dan aku yakin semua orang yang melihat kami dijalan pasti akan ber-argumen kami itu anak nakal, anak geng motor, anak masjid ahlus sunnah syurga mawaddah warrahmah,dan seterusnya yang baik-baik.
Tak sulit bagiku untuk mengajak teman yang lain ikut perkumpulan, dengan iming-iming kalau pulang sekolahnya bareng. Tapi disaat pulang aku mengajak semuanya nongkrong diwarung. Saat itu warung yang kami tongkrongi ada di JL.KAN*** yang memang warung itu adalah warung yang sering aku dan Daniel diam untuk merokok ataupun ngopi. Ditambah pemilik warung itu orang yang ramah namanya kang samid. Saat itu lama kelamaan semakin banyak teman ku disekolah yang ikut ngumpul hanya sekedar untuk merokok ataupun berbincang dengan yang lainnya. Bahkan ada juga yang dari sekolah lain ikut untuk gabung. Kuranglebih sekitar 35 orang ada lelaki juga perempuan, tapi kebanyakan perempuan itu adalah pacar dari salah satu temanku yang dibawanya. Disana Daniel dan aku seperti mendapat perlakuan khusus, karena hal banyak yang memberi sebatang rokok. Entah dengan tujuan apa, tapi aku merasa itu tidak perlu. Daniel berbeda denganku aku berkumpul dan semua yang ada disana adalah sebaya tidak ada yang tinggi ataupun rendah hanya saja aku ingin semua yang ikut kumpul itu adalah teman tanpa adanya ketua murid seperti di kelas.
Warung kang samid itu adalah sekaligus rumah tempat tinggalnya, lumayan luas ada tempat parkir yang cukup menampung semua motor kami, dan juga didalamnya di halaman belakang ada semacam ruangan sekaligus seperti kebun yang tidak terpakai. Dan di ruangan itulah kami sering bercanda gurau. Semakin bertambah hari, semakin banyak pula anak sekolah yang ikut berkumpul. Bukan saja dari sekolahku,tapi dari sekolah lain juga.
“bir kesini!” Daniel memanggil setengah teriak saat aku baru saja datang di warung dan memang sudah banyak yang mengumpul semacam ada rapat kerja.
“ada tahlilan?”kataku becanda, semua orang saat itu berkumpul membentuk lingkaran. Semua orang disana ketawa
“bir, kita mau bikin nama perkumpulan.” Daniel dengan serius. “kamu ada usul ? aku pilih kamu untuk jadi coordinator-nya.” Lanjutnya. Aku pun duduk di antar kerumunan teman-temanku yang lain.
“aku pilih dia saja yang jadi ketua-nya.” Kataku menunjuk seorang perempuan yang memang sangat cantik. Semua orang pada senyum terutama yang aku tunjuk tadi. Dia bukan satu sekolah denganku, Aku tahu namanya Futri, entah dia kenapa bisa tahu dan ikut berkumpul disini padahal yang aku lihat dia memang tidak punya pacar seperti teman-teman perempuannya di tongkrongan itu.
“baleg (benar) bir ! serius aah, aku pilih kamu yang jadi coordinatornya daritadi kita membahas soal itu, kamu telat datang.” Daniel bilang, “tapi aku mah tergantung sama keputusan kamu sih, kan kamu yang paling disegani.” lanjut Daniel sambil senyum cengar-cengir padaku.
“ooh, okee kalau gitu aku milih kang samid saja yang jadi coordinator sekaligus ketuanya. Mana kang samid?” kataku berdiri dan melihat kang samid di warungnya. “kang sini dulu bentar !”aku setengah berteriak, kang samid-pun datang dan ikut ngobrol.
“kenapa ada apa ini ? acara ulang tahun?” kang samid kegirangan dan semua orang tertawa. Kang samid langsung ikut duduk dekat denganku.
“kang jadi ketua ya? Ketua perkumpulan warung kang samid!” kataku kepada kang samid. Daniel hanya diam saja semua orang melihat ku dan kang samid.
“ooh, oke lah kalau gitu mah. Apa nama perkumpulannya ?” tanya kang samid
“bebas akang yang milih.” Kata Daniel ikut bicara juga.
“Usaha Kang Samid kita bisa singkat jadi U.K.S.”kataku dan selanjutnya semua orang tertawa termasuk aku juga.
“Hhahaha kalau itu disekolah juga ada shabir !” kata futri, tertawa melihatku. Maksudnya adalah U.K.S singkatan dari unit kesehatan sekolah. Dan ngomong-ngomong futri sudah tahu namaku, tanpa aku kasih tahu.
“kalau begitu sekarang kita jalan-jalan bawa motor yu ? rayain lah perkumpulan U.K.S ini. Hehehe” kata sony salah satu teman sekelasku.
Semua nya setuju dan mulai bersiap untuk menyalakan motornya masing-masing. Mungkin saat itu ada 25 motor yang hampir semua motornya punya suara yang bising. Termasuk kang samid juga ikutan, dia berbonceng bersama anak satu-satunya yang dinamai ahmad, yang baru duduk di sekolah dasar. Kebanyakan dari kami membawa motor masing-masing tapi ada juga yang tidak bawa motor salah satunya ivan dan futri. Ivan diajak Daniel untuk dibonceng. Sementara futri aku lihat dia malu-malu ingin bisa ikut dibonceng dengan motorku MUNGKIN. Hhahaha percaya diri sajalah aku
“Shabir bonceng futri ya ?” kata Diana salah satu perempuan pacarnya risky teman satu sekolah denganku juga.
“oke.” Kataku
“ futri ? ayo naik motor aku, aku ingin bawa kamu. Hhehehe” kataku sambil menghampiri futri. Dan, yaa akhirnya futri naik motor jadulku.
Motorku ini jok nya sangatlah pendek jadi yang dibonceng dibelakang mau tak mau harus dekat atau meluk. Hhahaha keberuntungan buatku punya motor tua. Buatku futri adalah perempuan yang cantik, bahkan yang aku lihat hampir semua laki-laki termasuk kang samid pun suka curi pandang terhadapnya. Mungkin karena pakaian nya ataupun wajahnya, aku pun tak tahu. Tapi bagiku yang baru mengenal futri, dia memiliki sifat seperti ke kanak-kanakan ditambah suara nya juga yang lembut seperti anak SD. Aku yang baru mengenalnya saat itu sudah dapat merasakan bahwa futri adalah tipe perempuan yang manja. Aku tahu itu, karena dijalan dia memang banyak bicara dan banyak bercerita. Walaupun aku baru mengenalnya tapi ia tidak merasa malu mengobrol denganku.
“bir pimpin jalan ya!” kata Daniel setengah berteriak dijalan waktu kita menaiki motor.
“kang samid aja, dia kan pemimpinnya.” Kataku “ atau kamu aja niel.” Lanjutku. Entah kenapa aku seperti dipandang terhormat oleh semua teman-temanku itu.
“kamu aja bir ! kelilingnya ke dago ya. Hhahaha.” Kata roni salah satu temanku juga.
“kamu maunya kemana ?” kataku pelan, di atas motor kepada futri.
“ke tempat yang rame aja, Hhehe.” Jawab futri. “ aku takut jatuh” lanjutnya.
Karena memang waktu itu futri tidak berani untuk langsun memeluk dan aku tahu kalau futri pasti sangat takut jatuh ke belakang. Aku pun mengerti aku gamau banyak ngomong karena memang kasian juga dia. Aku tarik tangannya yang ada di tumpuan lutut nya lalu aku suruh dia meluk ke perut-ku. waktu itu aku bisa memastikan kalau futri-pun nyaman dalam kondisi seperti itu.
“hehe, makasih ya. Aaah suaranya sumpah aku bikin suka, dia seperti anak kecil banget.
Kepala-nya dia senderkan ke bahuku. Dan aku merasa futri terlalu cepat untuk melakukan hal seperti itu, karena kita memang baru saja kenal. Tapi gapapa lah toh aku pun juga merasa senang.
Dijalan aku yang memimpin dan sesampai di simpang pertigaan JL.A*** ada sedikit kendala dari temanku dibelakang. Semuanya pun ke pinggir jalan, dan memang benar salah satu temanku sedang beradu mulut dengan siswa sekolah lain, ada 6 orang semuanya memakai seragam putih abu, aku tak tahu mereka sekolah dimana. Daniel pun ikut-ikutan menghampiri mereka. Aku hanya diam dimotor dan melihat semuanya, bukan aku tidak berani aku membayangkan jadi seperti mereka hanya 6 orang dikelilingi oleh 30 orang. Disaat semua teman-temanku berkerumun, lantas aku menghampiri mereka juga. Bukan maksudku untuk jadi pahlawan, aku hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa, bangsa,Negara,Jalan dan sekitarnya. Aku tinggalkan dulu futri diatas motor.
“jangan ribut ya, aku takut.” Katanya dengan suara parau, kalau boleh aku bilang saat itu aku kurang menyukai perempuan yang terlalu manja. Aku mengangguk dan berjalan kearah teman-teman yang lain.
“ada apa ?” kataku saat berada di kerumunan mereka. Dan aku yakin ke enam orang itu sedang dalam pengaruh minuman beralkohol. Karena dari baunya dan matanya, aku bisa membedakan itu.
“sia dek macem-macem jeung aing ?” (kamu mau cari masalah denganku?) Daniel membentak salah seorang dari mereka. Waktu itu dijalan memang terlihat sepi hampir tak ada orang jalan yang lewat kecuali motor dan mobil itu pun sedikit.
“naik ka motor kabeh (semua)!” kataku kepada semuanya “aku kan koordinatornya ? bener kan ? ayo niel udah jangan ribut! malu disini mah tempat umum.”lanjutku dengan menarik bahu Daniel dan membawanya menjauh dari mereka.daniel pun bisa menahan emosinya, aku tahu bagaimana persis sifat Daniel. Dan saat itu pertama kali aku melihatnya bisa mengontrol kebiasaan buruknya.
Semua temanku pun sudah menjalankan kembali motornya. Aku melihat keenam itu hanya diam saja di belakang. Setelah itu kami melajukan motor lalu kembali lagi, untuk diam dulu di rumah sekaligus warung kang samid. Saat itu seperti dijalan saat kami bersamaan aku merasa bahwa ada sesuatu yang membuat ku berpikir kelebih-lebihan. Entah, kenapa harus seperti ini. Karena kurang lebih cara ini sering dilakukan oleh sekelompok geng motor. Dan harapan saat itu semoga semua teman-teman berpikir sependapat denganku.
Sampai jam 5 sore, aku pamit kepada semua teman-temanku. Daniel masih ingin diam di warung kang samid bersama teman-teman yang lain, aku pulang bareng dengan futri. Kasian dia juga lah, gaada tebengan buat kerumahnya. Tapi sekaligus cara aku supaya dekat dengan dia. Hhehehe.
“aku pulang dulu aah, anak perjaka mah gak boleh pulang terlalu malam.” Kataku tertawa, semuanya juga tertawa kecil.
“islam lain ??” kataku, mereka diam menjawab hanya dengan anggukan “assalamualaikum !” kataku setengah berteriak di atas motorku, lalu melaju meninggalkan warung kang samid. Di sepanjang jalan sungguh benar futri banyak bicara, kalau tadi dia masih malu untuk memelukku kali ini dia sendiri yang memelukku tanpa ada rasa malu dan tanpa menunggu aku yang menyuruh.
“ga ngerepotin nganter aku pulang?” katanya di atas motor yang sedang jalan pelan.
“engga ko.” Lanjutku “daritadi kamu yang cerita kan, biar sekarang aku yang gantian nyerita ya ? “
“okee aku dengerin ya. Cerita nya tentang kamu aja, Hhehe” kata dia
“gaseru kalau tentang aku. Tentang kita aja.”
“kenapa kita ?”
“cerita kita yang berpacaran! Hehehe.”
“haa kapan kita jadian nya ? Hhahaha.”
“yah sekarang aja, kalau dinanti-nanti malah gajadi!” kataku becanda.
“oke, jadi sekarang kita pacaran?” tanyanya, walaupun aku dibuat heran tapi aku mengangguk. Padahal aku memang bercanda saja, tapi gimana lagi aku juga senang kalau jadi pacarnya. Hhahaha jadi futri adalah perempuan pertama yang jadi pacarku di masa aku sekolah dan remaja. Apa ini terlalu cepat? Aku tak tahu juga, waktu itu aku seperti polos dan menemukan perempuan cantik seperti futri mana mungkin aku gamau. Tak perduli orang lain menilai apa tapi hal semacam itu buatku yang baru berumur 16 tahun sangatlah menyenangkan.
Rumah futri berada di Jl.cari, cukup jauh sih dari rumahku, tapi tak apa lah sekalian silaturahmi juga tahu rumahnya. Sesampai dekat rumahnya aku disuruh dia untuk masuk dulu kerumahnya. Waktu itu sudah adzan maghrib, dan aku lihat lingkungan disekitar rumahnya telah banyak orang yang memakai sarung dan peci yang mungkin segera untuk menunaikan ibadah. Orang-orang disekitar rumahnya sangat ramah, apalagi banyak orang yang menyapa futri baik itu anak muda sebaya denganku ataupun bapak-bapak. Pikirku saat itu mungkin keluarga nya adalah ketua rt/rw sehingga anaknya dikenal banyak orang.
“assalamualaikum bu.” Kataku ketika sampai di teras rumahnya kepada ibu futri yang sedang berada di depan pintu rumah. Rumah futri cukup luas tapi kelihatan sepi, dan aku baru tahu kalau futri adalah anak satu-satunya dirumah.
“eeh waalaikumsalam, sini masuk dulu.” Kata ibu nya sangat ramah dan baik, lalu dia masuk ke dalam rumah, aku pun ikut masuk. Futri pergi ke belakang mungkin ke kamarnya.
“siapa namanya ? temennya futri yah ? satu sekolah ?” ibunya bertanya setelah aku duduk di sofa ruang tamu. dan aku ber-argumen bahwa ibu sama anak sama saja, sama-sama banyak bicara dan banyak bertanya.
“Shabir bu, iya temennya,..” belum sempat aku meneruskan bicara ku ibunya malah bertanya lagi sambil senyum.
“temennya apa pacarnya nih ? Hhehehe”
“baru tadi jadi pacarnya bu, baru 13 menit yang lalu. Hhehe.” Kataku sambil senyum,ibunya tertawa.
Tak lama futri pun datang seragam sekolahnya sudah ia ganti dengan baju dan celana jeans pendek yang hanya sampai atas paha. Kalian tahu ? Hhahaha, pakainnya sangat minim!
“mau minum apa ?” kata ibunya menawariku,
“gausah lah bu jadi ngerepotin”
“sebentar ya ibu ambilin dulu minum.” Ibu Berjalan ke belakang rumahnya. Dan di saat itu hanya ada aku dan futri. Futri duduk bersebelah denganku, entah aku tak tahu kenapa ibunya tidak terlalu melarang anaknya berdekatan dengan lelaki. Padahal aku baru saja datang dan kenal dengan ibunya.
“boleh panggil sayang ?” katanya,aku mangangguk dan senyum kepadanya. lalu dia mengambil handphone androidnya dan membuka aplikasi messenger.
“mana aku minta nomer hp kamu ?” dia meminta, dengan muka yang dia buat selucu mungkin. Kalau boleh jujur saat itu aku pun sangat suka dengan dia, karena bagiku dia adalah perempuan cantik mungkin bisa dibilang seksi, tak normal bagiku kalau saja aku pun tidak suka kepadanya. Aku mengetik nomor hp-ku.
“aku pasang status nama kamu ya ?” katanya
“iyaa, nanti juga aku pasang.”
“iiih sekarang ! mana hp kamu ? “ dia melihatku dan mengambil hp di saku baju seragamku.
“okee, sekarang kita pacaran. Hhahaha, kamu suka aku kan ?” katanya sesudah dia ambil hpku dan membuka aplikasi messenger di hpku. Dan aku lihat dia menambahkan nomor nya sebagai teman di hp ku dan status ku diganti oleh namanya ‘FutriZaenab” itulah nama kepanjangannya.
“iya aku suka kamu, hehehe.”
“aku juga suka kamu, aku sayang kamu.” Katanya sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.
Tak lama dalam suasana seperti itu ibunya pun datang, aku ketakutan kalau ibunya bisa memarahi ku. Tapi ternyata tidak, dia hanya menyimpan secangkir teh hangat di atas meja.
“ibu ke kamar dulu ya. Hehe” kata ibu sambil senyum, dan aku pun membalas dengan senyumannya.
Waktu itu futri mungkin mengantuk, sambil bercerita tentang pelajaran di sekolahnya dan juga guru killer yang marahi dia, futri merebahkan tubuhnya dan pahaku dijadikan nya bantalan. Lalu dia kembali bercerita.
“kalau ayah, dia jauh dari sini. Dia kan udah punya istri baru anak baru juga, aku benci sama ayah. Ayah udah ninggalin ibu, ninggalin aku juga.” Katanya pelan dan aku melihat ada lelehan air mata di pipinya. “aku juga butuh kasih sayang ayah, aku pengen diantar ke sekolah sama ayah, atau main bareng sama ayah sama ibu juga.” Suaranya sangat parau, mungkin dia tidak tahan ingin menangis. Aku pun langsung mengusap wajahnya dengan telapak tanganku.
“kamu jangan nangis, udah ada aku. Aku bukan bikin kamu nangis.” Kataku berusaha untuk bijak karena dia memang membutuhkan semacam saran seperti itu, barangkali.
“iyaa makasih, jangan tinggalin aku ya.” Katanya sambil mengusap air matanya lalu melihat ku dengan mata memelas. Sungguh waktu itu aku tidak mengerti masuk ke dalam suasana seperti apa. “kamu jangan tinggalin aku sama seperti ayah!”lanjutnya.
“iyaa,” dan aku tahu kalau dia memang mengantuk, dan tak lama dia tertidur di bantalan pahaku. heran aku, kenapa bisa jadi seperti ini. Sengaja waktu itu aku putar lagu mellow nya elvis Presley di hp-ku, mungkin lagunya membuat futri tertidur juga.
Futri tuhan itu memang adil, kalau kau memang membutuhkan seorang seperti ayahmu. Biar saja aku akan berikan kasih sayang itu, dengan kehendak tuhan juga. Aku mendengar cerita mu itu merasa tersentuh dan kasihan. Kalau cinta seperti dikatakan buya hamka adalah dengan tiga cara cinta melalui suka, cinta melalui nafsu, dan cinta melalui kasih. Kalau cinta melalui suka dan nafsu akan lahir kebiadaban sifat manusia, tidak akan hidupnya tenang dan sejahtera di dunia juga diakhirat. Tapi kalau cinta itu melalui kasih atau kasihan tak akan ada hawa nafsu karena dengan perasaan kasih melihatnya akan seperti dirinya sendiri. Dijaga nya syahwat dan tidak bermain berlebih-lebihan yang membuat itu dosa besar. Hari ini, besok, dan seterusnya semoga aku bisa membuat mu mendapat kan kasih sayang. Kalau boleh aku mengatakan biarlah futri itu selalu bersama ku semoga aku dapat membimbingnya dengan sama-sama ke jalan yang benar. Dan semoga tuhan mengizinkan aku dengan mu, kita kenal sudah takdir tuhan kedepannya kita sendiri yang menentukan nasib itu,. Futri..nasib itu!
Jam 8 malam setelah adzan isya ibu futri pun keluar kamar dan melihat aku yang main hp dan futri yang tidur.
“laah kok futri malah tidur ya ? duuuh bukannya tidur dikamarnya aja sih kan berat buat angkat dianya.” Ibunya ngomong seperti kepada diri sendiri.
“hahaha iya bu, biar aja shabir yang bawa futri ke kamarnya bu.”
“gapapa kan ? maaf yaa jadi ngerepotin.”
“iyaa gapapa ko bu, sekarang aja ya bu, lagian aku sudah harus pulang kerumah.” Kataku lalu mengangkat futri, jujur aku pun keberatan karena memang aku belum makan waktu itu. Hhehehe. Sesampainya dikamar aku melihat kamarnya yang sangat rapi cat tembok putih terdapat banyak poster seperti yellowclaw, raisa, atau maliq d’essentials itu semua adalah musisi yang memang saat ini sangat digemari oleh para remaja perempuan. Tepat di bagian atap kamarnya aku melihat ada tulisan (AKU,IBU, dan ??? ayah nya kemana ? aku kangen ayaaaah! huffft). Hahaha, Melihat itu sungguh aku sangat tersentuh.
Aku pamit pulang kepada ibunya, dijalan aku hanya memikirkan futri. Aku kasihan kepadanya, mungkin saja semua orang yang melihat futri di luar rumah berpikir bahwa dia baik-baik saja. Tapi sekarang aku tahu, dia tidak baik-baik. Maksudku dia membutuhkan kasih sayang, semacam yang memperhatikannya ataupun menyayanginya. Aku bersyukur kenal dengan dia, tidak kebaratan buatku untuk mengenalnya. Karena manusia harus mempunyai banyak teman tujuannya adalah saling membantu satu sama lain.
TERUSANNYA ?
“mungkin kamu nya kaya monster, jadi semua orang pada takut.” Kataku sambil menyalakan sebatang rokok yang diberi Daniel.
“euuh serius ini mah.”katanya mengacak rambutku.
“hhahaha iya, mungkin kamunya disegani kali niel. Kata aku sih kalau disegani pasti banyak orang yang gak suka.”
“iyaa, aku merasa kalau aku sok jagoan di sekolah.” Akhirnya diapun sadar juga. “Bir, nanti bikin perkumpulan biar aku banyak teman juga dan kalau kita main jadi banyakan juga. Bosanlah aku kalau hanya dengan kamu terus entar disangka nya Homo.” Lanjutnya.
“Hhahaha setan, iya hayu biar nanti aku ajak semua yang dikelas ya.”
“jangan yang dikelas aja, kamu ajak aja kelas lain juga.”
“oke siap laksanakan.”
“tapi aku lupa, aku punya unek-unek sama kamu.”katanya dengan serius. Aku menanggapi nya juga dengan serius.
“apaan niel ?”
“uang aku habis dibeliin bensin buat motor. tolong bayarin rokok sama kopi barusan, Hhehehe.” Jawabnya dengan senyum dan ketawa.
“euuh anjing kirain apa.” Kataku dengan kesal sambil mukul kepalanya. Memang yang berani memukul nya adalah aku saja.
Setelah beres pelajaran di sekolah aku pulang kerumah ku, karena memang rumahnya Daniel juga searah jadi setiap pulang aku selalu bareng dengannya. Waktu itu dia naik motor HONDA TIGER 2000 yang suara knalpotnya bising. Dijalan motor Yamaha DTku dan motor sportnya Daniel adalah yang suaranya paling bising, ditambah gaya mengendarai Daniel yang suka ugal-ugalan. Dan aku yakin semua orang yang melihat kami dijalan pasti akan ber-argumen kami itu anak nakal, anak geng motor, anak masjid ahlus sunnah syurga mawaddah warrahmah,dan seterusnya yang baik-baik.
Tak sulit bagiku untuk mengajak teman yang lain ikut perkumpulan, dengan iming-iming kalau pulang sekolahnya bareng. Tapi disaat pulang aku mengajak semuanya nongkrong diwarung. Saat itu warung yang kami tongkrongi ada di JL.KAN*** yang memang warung itu adalah warung yang sering aku dan Daniel diam untuk merokok ataupun ngopi. Ditambah pemilik warung itu orang yang ramah namanya kang samid. Saat itu lama kelamaan semakin banyak teman ku disekolah yang ikut ngumpul hanya sekedar untuk merokok ataupun berbincang dengan yang lainnya. Bahkan ada juga yang dari sekolah lain ikut untuk gabung. Kuranglebih sekitar 35 orang ada lelaki juga perempuan, tapi kebanyakan perempuan itu adalah pacar dari salah satu temanku yang dibawanya. Disana Daniel dan aku seperti mendapat perlakuan khusus, karena hal banyak yang memberi sebatang rokok. Entah dengan tujuan apa, tapi aku merasa itu tidak perlu. Daniel berbeda denganku aku berkumpul dan semua yang ada disana adalah sebaya tidak ada yang tinggi ataupun rendah hanya saja aku ingin semua yang ikut kumpul itu adalah teman tanpa adanya ketua murid seperti di kelas.
Warung kang samid itu adalah sekaligus rumah tempat tinggalnya, lumayan luas ada tempat parkir yang cukup menampung semua motor kami, dan juga didalamnya di halaman belakang ada semacam ruangan sekaligus seperti kebun yang tidak terpakai. Dan di ruangan itulah kami sering bercanda gurau. Semakin bertambah hari, semakin banyak pula anak sekolah yang ikut berkumpul. Bukan saja dari sekolahku,tapi dari sekolah lain juga.
“bir kesini!” Daniel memanggil setengah teriak saat aku baru saja datang di warung dan memang sudah banyak yang mengumpul semacam ada rapat kerja.
“ada tahlilan?”kataku becanda, semua orang saat itu berkumpul membentuk lingkaran. Semua orang disana ketawa
“bir, kita mau bikin nama perkumpulan.” Daniel dengan serius. “kamu ada usul ? aku pilih kamu untuk jadi coordinator-nya.” Lanjutnya. Aku pun duduk di antar kerumunan teman-temanku yang lain.
“aku pilih dia saja yang jadi ketua-nya.” Kataku menunjuk seorang perempuan yang memang sangat cantik. Semua orang pada senyum terutama yang aku tunjuk tadi. Dia bukan satu sekolah denganku, Aku tahu namanya Futri, entah dia kenapa bisa tahu dan ikut berkumpul disini padahal yang aku lihat dia memang tidak punya pacar seperti teman-teman perempuannya di tongkrongan itu.
“baleg (benar) bir ! serius aah, aku pilih kamu yang jadi coordinatornya daritadi kita membahas soal itu, kamu telat datang.” Daniel bilang, “tapi aku mah tergantung sama keputusan kamu sih, kan kamu yang paling disegani.” lanjut Daniel sambil senyum cengar-cengir padaku.
“ooh, okee kalau gitu aku milih kang samid saja yang jadi coordinator sekaligus ketuanya. Mana kang samid?” kataku berdiri dan melihat kang samid di warungnya. “kang sini dulu bentar !”aku setengah berteriak, kang samid-pun datang dan ikut ngobrol.
“kenapa ada apa ini ? acara ulang tahun?” kang samid kegirangan dan semua orang tertawa. Kang samid langsung ikut duduk dekat denganku.
“kang jadi ketua ya? Ketua perkumpulan warung kang samid!” kataku kepada kang samid. Daniel hanya diam saja semua orang melihat ku dan kang samid.
“ooh, oke lah kalau gitu mah. Apa nama perkumpulannya ?” tanya kang samid
“bebas akang yang milih.” Kata Daniel ikut bicara juga.
“Usaha Kang Samid kita bisa singkat jadi U.K.S.”kataku dan selanjutnya semua orang tertawa termasuk aku juga.
“Hhahaha kalau itu disekolah juga ada shabir !” kata futri, tertawa melihatku. Maksudnya adalah U.K.S singkatan dari unit kesehatan sekolah. Dan ngomong-ngomong futri sudah tahu namaku, tanpa aku kasih tahu.
“kalau begitu sekarang kita jalan-jalan bawa motor yu ? rayain lah perkumpulan U.K.S ini. Hehehe” kata sony salah satu teman sekelasku.
Semua nya setuju dan mulai bersiap untuk menyalakan motornya masing-masing. Mungkin saat itu ada 25 motor yang hampir semua motornya punya suara yang bising. Termasuk kang samid juga ikutan, dia berbonceng bersama anak satu-satunya yang dinamai ahmad, yang baru duduk di sekolah dasar. Kebanyakan dari kami membawa motor masing-masing tapi ada juga yang tidak bawa motor salah satunya ivan dan futri. Ivan diajak Daniel untuk dibonceng. Sementara futri aku lihat dia malu-malu ingin bisa ikut dibonceng dengan motorku MUNGKIN. Hhahaha percaya diri sajalah aku
“Shabir bonceng futri ya ?” kata Diana salah satu perempuan pacarnya risky teman satu sekolah denganku juga.
“oke.” Kataku
“ futri ? ayo naik motor aku, aku ingin bawa kamu. Hhehehe” kataku sambil menghampiri futri. Dan, yaa akhirnya futri naik motor jadulku.
Motorku ini jok nya sangatlah pendek jadi yang dibonceng dibelakang mau tak mau harus dekat atau meluk. Hhahaha keberuntungan buatku punya motor tua. Buatku futri adalah perempuan yang cantik, bahkan yang aku lihat hampir semua laki-laki termasuk kang samid pun suka curi pandang terhadapnya. Mungkin karena pakaian nya ataupun wajahnya, aku pun tak tahu. Tapi bagiku yang baru mengenal futri, dia memiliki sifat seperti ke kanak-kanakan ditambah suara nya juga yang lembut seperti anak SD. Aku yang baru mengenalnya saat itu sudah dapat merasakan bahwa futri adalah tipe perempuan yang manja. Aku tahu itu, karena dijalan dia memang banyak bicara dan banyak bercerita. Walaupun aku baru mengenalnya tapi ia tidak merasa malu mengobrol denganku.
“bir pimpin jalan ya!” kata Daniel setengah berteriak dijalan waktu kita menaiki motor.
“kang samid aja, dia kan pemimpinnya.” Kataku “ atau kamu aja niel.” Lanjutku. Entah kenapa aku seperti dipandang terhormat oleh semua teman-temanku itu.
“kamu aja bir ! kelilingnya ke dago ya. Hhahaha.” Kata roni salah satu temanku juga.
“kamu maunya kemana ?” kataku pelan, di atas motor kepada futri.
“ke tempat yang rame aja, Hhehe.” Jawab futri. “ aku takut jatuh” lanjutnya.
Karena memang waktu itu futri tidak berani untuk langsun memeluk dan aku tahu kalau futri pasti sangat takut jatuh ke belakang. Aku pun mengerti aku gamau banyak ngomong karena memang kasian juga dia. Aku tarik tangannya yang ada di tumpuan lutut nya lalu aku suruh dia meluk ke perut-ku. waktu itu aku bisa memastikan kalau futri-pun nyaman dalam kondisi seperti itu.
“hehe, makasih ya. Aaah suaranya sumpah aku bikin suka, dia seperti anak kecil banget.
Kepala-nya dia senderkan ke bahuku. Dan aku merasa futri terlalu cepat untuk melakukan hal seperti itu, karena kita memang baru saja kenal. Tapi gapapa lah toh aku pun juga merasa senang.
Dijalan aku yang memimpin dan sesampai di simpang pertigaan JL.A*** ada sedikit kendala dari temanku dibelakang. Semuanya pun ke pinggir jalan, dan memang benar salah satu temanku sedang beradu mulut dengan siswa sekolah lain, ada 6 orang semuanya memakai seragam putih abu, aku tak tahu mereka sekolah dimana. Daniel pun ikut-ikutan menghampiri mereka. Aku hanya diam dimotor dan melihat semuanya, bukan aku tidak berani aku membayangkan jadi seperti mereka hanya 6 orang dikelilingi oleh 30 orang. Disaat semua teman-temanku berkerumun, lantas aku menghampiri mereka juga. Bukan maksudku untuk jadi pahlawan, aku hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa, bangsa,Negara,Jalan dan sekitarnya. Aku tinggalkan dulu futri diatas motor.
“jangan ribut ya, aku takut.” Katanya dengan suara parau, kalau boleh aku bilang saat itu aku kurang menyukai perempuan yang terlalu manja. Aku mengangguk dan berjalan kearah teman-teman yang lain.
“ada apa ?” kataku saat berada di kerumunan mereka. Dan aku yakin ke enam orang itu sedang dalam pengaruh minuman beralkohol. Karena dari baunya dan matanya, aku bisa membedakan itu.
“sia dek macem-macem jeung aing ?” (kamu mau cari masalah denganku?) Daniel membentak salah seorang dari mereka. Waktu itu dijalan memang terlihat sepi hampir tak ada orang jalan yang lewat kecuali motor dan mobil itu pun sedikit.
“naik ka motor kabeh (semua)!” kataku kepada semuanya “aku kan koordinatornya ? bener kan ? ayo niel udah jangan ribut! malu disini mah tempat umum.”lanjutku dengan menarik bahu Daniel dan membawanya menjauh dari mereka.daniel pun bisa menahan emosinya, aku tahu bagaimana persis sifat Daniel. Dan saat itu pertama kali aku melihatnya bisa mengontrol kebiasaan buruknya.
Semua temanku pun sudah menjalankan kembali motornya. Aku melihat keenam itu hanya diam saja di belakang. Setelah itu kami melajukan motor lalu kembali lagi, untuk diam dulu di rumah sekaligus warung kang samid. Saat itu seperti dijalan saat kami bersamaan aku merasa bahwa ada sesuatu yang membuat ku berpikir kelebih-lebihan. Entah, kenapa harus seperti ini. Karena kurang lebih cara ini sering dilakukan oleh sekelompok geng motor. Dan harapan saat itu semoga semua teman-teman berpikir sependapat denganku.
Sampai jam 5 sore, aku pamit kepada semua teman-temanku. Daniel masih ingin diam di warung kang samid bersama teman-teman yang lain, aku pulang bareng dengan futri. Kasian dia juga lah, gaada tebengan buat kerumahnya. Tapi sekaligus cara aku supaya dekat dengan dia. Hhehehe.
“aku pulang dulu aah, anak perjaka mah gak boleh pulang terlalu malam.” Kataku tertawa, semuanya juga tertawa kecil.
“islam lain ??” kataku, mereka diam menjawab hanya dengan anggukan “assalamualaikum !” kataku setengah berteriak di atas motorku, lalu melaju meninggalkan warung kang samid. Di sepanjang jalan sungguh benar futri banyak bicara, kalau tadi dia masih malu untuk memelukku kali ini dia sendiri yang memelukku tanpa ada rasa malu dan tanpa menunggu aku yang menyuruh.
“ga ngerepotin nganter aku pulang?” katanya di atas motor yang sedang jalan pelan.
“engga ko.” Lanjutku “daritadi kamu yang cerita kan, biar sekarang aku yang gantian nyerita ya ? “
“okee aku dengerin ya. Cerita nya tentang kamu aja, Hhehe” kata dia
“gaseru kalau tentang aku. Tentang kita aja.”
“kenapa kita ?”
“cerita kita yang berpacaran! Hehehe.”
“haa kapan kita jadian nya ? Hhahaha.”
“yah sekarang aja, kalau dinanti-nanti malah gajadi!” kataku becanda.
“oke, jadi sekarang kita pacaran?” tanyanya, walaupun aku dibuat heran tapi aku mengangguk. Padahal aku memang bercanda saja, tapi gimana lagi aku juga senang kalau jadi pacarnya. Hhahaha jadi futri adalah perempuan pertama yang jadi pacarku di masa aku sekolah dan remaja. Apa ini terlalu cepat? Aku tak tahu juga, waktu itu aku seperti polos dan menemukan perempuan cantik seperti futri mana mungkin aku gamau. Tak perduli orang lain menilai apa tapi hal semacam itu buatku yang baru berumur 16 tahun sangatlah menyenangkan.
Rumah futri berada di Jl.cari, cukup jauh sih dari rumahku, tapi tak apa lah sekalian silaturahmi juga tahu rumahnya. Sesampai dekat rumahnya aku disuruh dia untuk masuk dulu kerumahnya. Waktu itu sudah adzan maghrib, dan aku lihat lingkungan disekitar rumahnya telah banyak orang yang memakai sarung dan peci yang mungkin segera untuk menunaikan ibadah. Orang-orang disekitar rumahnya sangat ramah, apalagi banyak orang yang menyapa futri baik itu anak muda sebaya denganku ataupun bapak-bapak. Pikirku saat itu mungkin keluarga nya adalah ketua rt/rw sehingga anaknya dikenal banyak orang.
“assalamualaikum bu.” Kataku ketika sampai di teras rumahnya kepada ibu futri yang sedang berada di depan pintu rumah. Rumah futri cukup luas tapi kelihatan sepi, dan aku baru tahu kalau futri adalah anak satu-satunya dirumah.
“eeh waalaikumsalam, sini masuk dulu.” Kata ibu nya sangat ramah dan baik, lalu dia masuk ke dalam rumah, aku pun ikut masuk. Futri pergi ke belakang mungkin ke kamarnya.
“siapa namanya ? temennya futri yah ? satu sekolah ?” ibunya bertanya setelah aku duduk di sofa ruang tamu. dan aku ber-argumen bahwa ibu sama anak sama saja, sama-sama banyak bicara dan banyak bertanya.
“Shabir bu, iya temennya,..” belum sempat aku meneruskan bicara ku ibunya malah bertanya lagi sambil senyum.
“temennya apa pacarnya nih ? Hhehehe”
“baru tadi jadi pacarnya bu, baru 13 menit yang lalu. Hhehe.” Kataku sambil senyum,ibunya tertawa.
Tak lama futri pun datang seragam sekolahnya sudah ia ganti dengan baju dan celana jeans pendek yang hanya sampai atas paha. Kalian tahu ? Hhahaha, pakainnya sangat minim!
“mau minum apa ?” kata ibunya menawariku,
“gausah lah bu jadi ngerepotin”
“sebentar ya ibu ambilin dulu minum.” Ibu Berjalan ke belakang rumahnya. Dan di saat itu hanya ada aku dan futri. Futri duduk bersebelah denganku, entah aku tak tahu kenapa ibunya tidak terlalu melarang anaknya berdekatan dengan lelaki. Padahal aku baru saja datang dan kenal dengan ibunya.
“boleh panggil sayang ?” katanya,aku mangangguk dan senyum kepadanya. lalu dia mengambil handphone androidnya dan membuka aplikasi messenger.
“mana aku minta nomer hp kamu ?” dia meminta, dengan muka yang dia buat selucu mungkin. Kalau boleh jujur saat itu aku pun sangat suka dengan dia, karena bagiku dia adalah perempuan cantik mungkin bisa dibilang seksi, tak normal bagiku kalau saja aku pun tidak suka kepadanya. Aku mengetik nomor hp-ku.
“aku pasang status nama kamu ya ?” katanya
“iyaa, nanti juga aku pasang.”
“iiih sekarang ! mana hp kamu ? “ dia melihatku dan mengambil hp di saku baju seragamku.
“okee, sekarang kita pacaran. Hhahaha, kamu suka aku kan ?” katanya sesudah dia ambil hpku dan membuka aplikasi messenger di hpku. Dan aku lihat dia menambahkan nomor nya sebagai teman di hp ku dan status ku diganti oleh namanya ‘FutriZaenab” itulah nama kepanjangannya.
“iya aku suka kamu, hehehe.”
“aku juga suka kamu, aku sayang kamu.” Katanya sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.
Tak lama dalam suasana seperti itu ibunya pun datang, aku ketakutan kalau ibunya bisa memarahi ku. Tapi ternyata tidak, dia hanya menyimpan secangkir teh hangat di atas meja.
“ibu ke kamar dulu ya. Hehe” kata ibu sambil senyum, dan aku pun membalas dengan senyumannya.
Waktu itu futri mungkin mengantuk, sambil bercerita tentang pelajaran di sekolahnya dan juga guru killer yang marahi dia, futri merebahkan tubuhnya dan pahaku dijadikan nya bantalan. Lalu dia kembali bercerita.
“kalau ayah, dia jauh dari sini. Dia kan udah punya istri baru anak baru juga, aku benci sama ayah. Ayah udah ninggalin ibu, ninggalin aku juga.” Katanya pelan dan aku melihat ada lelehan air mata di pipinya. “aku juga butuh kasih sayang ayah, aku pengen diantar ke sekolah sama ayah, atau main bareng sama ayah sama ibu juga.” Suaranya sangat parau, mungkin dia tidak tahan ingin menangis. Aku pun langsung mengusap wajahnya dengan telapak tanganku.
“kamu jangan nangis, udah ada aku. Aku bukan bikin kamu nangis.” Kataku berusaha untuk bijak karena dia memang membutuhkan semacam saran seperti itu, barangkali.
“iyaa makasih, jangan tinggalin aku ya.” Katanya sambil mengusap air matanya lalu melihat ku dengan mata memelas. Sungguh waktu itu aku tidak mengerti masuk ke dalam suasana seperti apa. “kamu jangan tinggalin aku sama seperti ayah!”lanjutnya.
“iyaa,” dan aku tahu kalau dia memang mengantuk, dan tak lama dia tertidur di bantalan pahaku. heran aku, kenapa bisa jadi seperti ini. Sengaja waktu itu aku putar lagu mellow nya elvis Presley di hp-ku, mungkin lagunya membuat futri tertidur juga.
Futri tuhan itu memang adil, kalau kau memang membutuhkan seorang seperti ayahmu. Biar saja aku akan berikan kasih sayang itu, dengan kehendak tuhan juga. Aku mendengar cerita mu itu merasa tersentuh dan kasihan. Kalau cinta seperti dikatakan buya hamka adalah dengan tiga cara cinta melalui suka, cinta melalui nafsu, dan cinta melalui kasih. Kalau cinta melalui suka dan nafsu akan lahir kebiadaban sifat manusia, tidak akan hidupnya tenang dan sejahtera di dunia juga diakhirat. Tapi kalau cinta itu melalui kasih atau kasihan tak akan ada hawa nafsu karena dengan perasaan kasih melihatnya akan seperti dirinya sendiri. Dijaga nya syahwat dan tidak bermain berlebih-lebihan yang membuat itu dosa besar. Hari ini, besok, dan seterusnya semoga aku bisa membuat mu mendapat kan kasih sayang. Kalau boleh aku mengatakan biarlah futri itu selalu bersama ku semoga aku dapat membimbingnya dengan sama-sama ke jalan yang benar. Dan semoga tuhan mengizinkan aku dengan mu, kita kenal sudah takdir tuhan kedepannya kita sendiri yang menentukan nasib itu,. Futri..nasib itu!
Jam 8 malam setelah adzan isya ibu futri pun keluar kamar dan melihat aku yang main hp dan futri yang tidur.
“laah kok futri malah tidur ya ? duuuh bukannya tidur dikamarnya aja sih kan berat buat angkat dianya.” Ibunya ngomong seperti kepada diri sendiri.
“hahaha iya bu, biar aja shabir yang bawa futri ke kamarnya bu.”
“gapapa kan ? maaf yaa jadi ngerepotin.”
“iyaa gapapa ko bu, sekarang aja ya bu, lagian aku sudah harus pulang kerumah.” Kataku lalu mengangkat futri, jujur aku pun keberatan karena memang aku belum makan waktu itu. Hhehehe. Sesampainya dikamar aku melihat kamarnya yang sangat rapi cat tembok putih terdapat banyak poster seperti yellowclaw, raisa, atau maliq d’essentials itu semua adalah musisi yang memang saat ini sangat digemari oleh para remaja perempuan. Tepat di bagian atap kamarnya aku melihat ada tulisan (AKU,IBU, dan ??? ayah nya kemana ? aku kangen ayaaaah! huffft). Hahaha, Melihat itu sungguh aku sangat tersentuh.
Aku pamit pulang kepada ibunya, dijalan aku hanya memikirkan futri. Aku kasihan kepadanya, mungkin saja semua orang yang melihat futri di luar rumah berpikir bahwa dia baik-baik saja. Tapi sekarang aku tahu, dia tidak baik-baik. Maksudku dia membutuhkan kasih sayang, semacam yang memperhatikannya ataupun menyayanginya. Aku bersyukur kenal dengan dia, tidak kebaratan buatku untuk mengenalnya. Karena manusia harus mempunyai banyak teman tujuannya adalah saling membantu satu sama lain.
TERUSANNYA ?