Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hubungan Pacar bukan Hubungan Intim

XSenfield

Suka Semprot
Daftar
28 Sep 2018
Post
22
Like diterima
111
Lokasi
bandung
Bimabet
Bir, kenapa disekolah aku hanya punya teman kamu saja ya ?” katanya, sehabis pulang sekolah di warung dekat lingkungan sekolah.

“mungkin kamu nya kaya monster, jadi semua orang pada takut.” Kataku sambil menyalakan sebatang rokok yang diberi Daniel.

“euuh serius ini mah.”katanya mengacak rambutku.

“hhahaha iya, mungkin kamunya disegani kali niel. Kata aku sih kalau disegani pasti banyak orang yang gak suka.”

“iyaa, aku merasa kalau aku sok jagoan di sekolah.” Akhirnya diapun sadar juga. “Bir, nanti bikin perkumpulan biar aku banyak teman juga dan kalau kita main jadi banyakan juga. Bosanlah aku kalau hanya dengan kamu terus entar disangka nya Homo.” Lanjutnya.

“Hhahaha setan, iya hayu biar nanti aku ajak semua yang dikelas ya.”

“jangan yang dikelas aja, kamu ajak aja kelas lain juga.”

“oke siap laksanakan.”

“tapi aku lupa, aku punya unek-unek sama kamu.”katanya dengan serius. Aku menanggapi nya juga dengan serius.

“apaan niel ?”

“uang aku habis dibeliin bensin buat motor. tolong bayarin rokok sama kopi barusan, Hhehehe.” Jawabnya dengan senyum dan ketawa.

“euuh anjing kirain apa.” Kataku dengan kesal sambil mukul kepalanya. Memang yang berani memukul nya adalah aku saja.

Setelah beres pelajaran di sekolah aku pulang kerumah ku, karena memang rumahnya Daniel juga searah jadi setiap pulang aku selalu bareng dengannya. Waktu itu dia naik motor HONDA TIGER 2000 yang suara knalpotnya bising. Dijalan motor Yamaha DTku dan motor sportnya Daniel adalah yang suaranya paling bising, ditambah gaya mengendarai Daniel yang suka ugal-ugalan. Dan aku yakin semua orang yang melihat kami dijalan pasti akan ber-argumen kami itu anak nakal, anak geng motor, anak masjid ahlus sunnah syurga mawaddah warrahmah,dan seterusnya yang baik-baik.


Tak sulit bagiku untuk mengajak teman yang lain ikut perkumpulan, dengan iming-iming kalau pulang sekolahnya bareng. Tapi disaat pulang aku mengajak semuanya nongkrong diwarung. Saat itu warung yang kami tongkrongi ada di JL.KAN*** yang memang warung itu adalah warung yang sering aku dan Daniel diam untuk merokok ataupun ngopi. Ditambah pemilik warung itu orang yang ramah namanya kang samid. Saat itu lama kelamaan semakin banyak teman ku disekolah yang ikut ngumpul hanya sekedar untuk merokok ataupun berbincang dengan yang lainnya. Bahkan ada juga yang dari sekolah lain ikut untuk gabung. Kuranglebih sekitar 35 orang ada lelaki juga perempuan, tapi kebanyakan perempuan itu adalah pacar dari salah satu temanku yang dibawanya. Disana Daniel dan aku seperti mendapat perlakuan khusus, karena hal banyak yang memberi sebatang rokok. Entah dengan tujuan apa, tapi aku merasa itu tidak perlu. Daniel berbeda denganku aku berkumpul dan semua yang ada disana adalah sebaya tidak ada yang tinggi ataupun rendah hanya saja aku ingin semua yang ikut kumpul itu adalah teman tanpa adanya ketua murid seperti di kelas.

Warung kang samid itu adalah sekaligus rumah tempat tinggalnya, lumayan luas ada tempat parkir yang cukup menampung semua motor kami, dan juga didalamnya di halaman belakang ada semacam ruangan sekaligus seperti kebun yang tidak terpakai. Dan di ruangan itulah kami sering bercanda gurau. Semakin bertambah hari, semakin banyak pula anak sekolah yang ikut berkumpul. Bukan saja dari sekolahku,tapi dari sekolah lain juga.

“bir kesini!” Daniel memanggil setengah teriak saat aku baru saja datang di warung dan memang sudah banyak yang mengumpul semacam ada rapat kerja.

“ada tahlilan?”kataku becanda, semua orang saat itu berkumpul membentuk lingkaran. Semua orang disana ketawa

“bir, kita mau bikin nama perkumpulan.” Daniel dengan serius. “kamu ada usul ? aku pilih kamu untuk jadi coordinator-nya.” Lanjutnya. Aku pun duduk di antar kerumunan teman-temanku yang lain.

“aku pilih dia saja yang jadi ketua-nya.” Kataku menunjuk seorang perempuan yang memang sangat cantik. Semua orang pada senyum terutama yang aku tunjuk tadi. Dia bukan satu sekolah denganku, Aku tahu namanya Futri, entah dia kenapa bisa tahu dan ikut berkumpul disini padahal yang aku lihat dia memang tidak punya pacar seperti teman-teman perempuannya di tongkrongan itu.

“baleg (benar) bir ! serius aah, aku pilih kamu yang jadi coordinatornya daritadi kita membahas soal itu, kamu telat datang.” Daniel bilang, “tapi aku mah tergantung sama keputusan kamu sih, kan kamu yang paling disegani.” lanjut Daniel sambil senyum cengar-cengir padaku.

“ooh, okee kalau gitu aku milih kang samid saja yang jadi coordinator sekaligus ketuanya. Mana kang samid?” kataku berdiri dan melihat kang samid di warungnya. “kang sini dulu bentar !”aku setengah berteriak, kang samid-pun datang dan ikut ngobrol.

“kenapa ada apa ini ? acara ulang tahun?” kang samid kegirangan dan semua orang tertawa. Kang samid langsung ikut duduk dekat denganku.

“kang jadi ketua ya? Ketua perkumpulan warung kang samid!” kataku kepada kang samid. Daniel hanya diam saja semua orang melihat ku dan kang samid.

“ooh, oke lah kalau gitu mah. Apa nama perkumpulannya ?” tanya kang samid

“bebas akang yang milih.” Kata Daniel ikut bicara juga.

Usaha Kang Samid kita bisa singkat jadi U.K.S.”kataku dan selanjutnya semua orang tertawa termasuk aku juga.

“Hhahaha kalau itu disekolah juga ada shabir !” kata futri, tertawa melihatku. Maksudnya adalah U.K.S singkatan dari unit kesehatan sekolah. Dan ngomong-ngomong futri sudah tahu namaku, tanpa aku kasih tahu.

“kalau begitu sekarang kita jalan-jalan bawa motor yu ? rayain lah perkumpulan U.K.S ini. Hehehe” kata sony salah satu teman sekelasku.

Semua nya setuju dan mulai bersiap untuk menyalakan motornya masing-masing. Mungkin saat itu ada 25 motor yang hampir semua motornya punya suara yang bising. Termasuk kang samid juga ikutan, dia berbonceng bersama anak satu-satunya yang dinamai ahmad, yang baru duduk di sekolah dasar. Kebanyakan dari kami membawa motor masing-masing tapi ada juga yang tidak bawa motor salah satunya ivan dan futri. Ivan diajak Daniel untuk dibonceng. Sementara futri aku lihat dia malu-malu ingin bisa ikut dibonceng dengan motorku MUNGKIN. Hhahaha percaya diri sajalah aku

“Shabir bonceng futri ya ?” kata Diana salah satu perempuan pacarnya risky teman satu sekolah denganku juga.

“oke.” Kataku

“ futri ? ayo naik motor aku, aku ingin bawa kamu. Hhehehe” kataku sambil menghampiri futri. Dan, yaa akhirnya futri naik motor jadulku.

Motorku ini jok nya sangatlah pendek jadi yang dibonceng dibelakang mau tak mau harus dekat atau meluk. Hhahaha keberuntungan buatku punya motor tua. Buatku futri adalah perempuan yang cantik, bahkan yang aku lihat hampir semua laki-laki termasuk kang samid pun suka curi pandang terhadapnya. Mungkin karena pakaian nya ataupun wajahnya, aku pun tak tahu. Tapi bagiku yang baru mengenal futri, dia memiliki sifat seperti ke kanak-kanakan ditambah suara nya juga yang lembut seperti anak SD. Aku yang baru mengenalnya saat itu sudah dapat merasakan bahwa futri adalah tipe perempuan yang manja. Aku tahu itu, karena dijalan dia memang banyak bicara dan banyak bercerita. Walaupun aku baru mengenalnya tapi ia tidak merasa malu mengobrol denganku.

“bir pimpin jalan ya!” kata Daniel setengah berteriak dijalan waktu kita menaiki motor.

“kang samid aja, dia kan pemimpinnya.” Kataku “ atau kamu aja niel.” Lanjutku. Entah kenapa aku seperti dipandang terhormat oleh semua teman-temanku itu.

“kamu aja bir ! kelilingnya ke dago ya. Hhahaha.” Kata roni salah satu temanku juga.

“kamu maunya kemana ?” kataku pelan, di atas motor kepada futri.

“ke tempat yang rame aja, Hhehe.” Jawab futri. “ aku takut jatuh” lanjutnya.

Karena memang waktu itu futri tidak berani untuk langsun memeluk dan aku tahu kalau futri pasti sangat takut jatuh ke belakang. Aku pun mengerti aku gamau banyak ngomong karena memang kasian juga dia. Aku tarik tangannya yang ada di tumpuan lutut nya lalu aku suruh dia meluk ke perut-ku. waktu itu aku bisa memastikan kalau futri-pun nyaman dalam kondisi seperti itu.

“hehe, makasih ya. Aaah suaranya sumpah aku bikin suka, dia seperti anak kecil banget.

Kepala-nya dia senderkan ke bahuku. Dan aku merasa futri terlalu cepat untuk melakukan hal seperti itu, karena kita memang baru saja kenal. Tapi gapapa lah toh aku pun juga merasa senang.

Dijalan aku yang memimpin dan sesampai di simpang pertigaan JL.A*** ada sedikit kendala dari temanku dibelakang. Semuanya pun ke pinggir jalan, dan memang benar salah satu temanku sedang beradu mulut dengan siswa sekolah lain, ada 6 orang semuanya memakai seragam putih abu, aku tak tahu mereka sekolah dimana. Daniel pun ikut-ikutan menghampiri mereka. Aku hanya diam dimotor dan melihat semuanya, bukan aku tidak berani aku membayangkan jadi seperti mereka hanya 6 orang dikelilingi oleh 30 orang. Disaat semua teman-temanku berkerumun, lantas aku menghampiri mereka juga. Bukan maksudku untuk jadi pahlawan, aku hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa, bangsa,Negara,Jalan dan sekitarnya. Aku tinggalkan dulu futri diatas motor.

“jangan ribut ya, aku takut.” Katanya dengan suara parau, kalau boleh aku bilang saat itu aku kurang menyukai perempuan yang terlalu manja. Aku mengangguk dan berjalan kearah teman-teman yang lain.

“ada apa ?” kataku saat berada di kerumunan mereka. Dan aku yakin ke enam orang itu sedang dalam pengaruh minuman beralkohol. Karena dari baunya dan matanya, aku bisa membedakan itu.

“sia dek macem-macem jeung aing ?” (kamu mau cari masalah denganku?) Daniel membentak salah seorang dari mereka. Waktu itu dijalan memang terlihat sepi hampir tak ada orang jalan yang lewat kecuali motor dan mobil itu pun sedikit.

“naik ka motor kabeh (semua)!” kataku kepada semuanya “aku kan koordinatornya ? bener kan ? ayo niel udah jangan ribut! malu disini mah tempat umum.”lanjutku dengan menarik bahu Daniel dan membawanya menjauh dari mereka.daniel pun bisa menahan emosinya, aku tahu bagaimana persis sifat Daniel. Dan saat itu pertama kali aku melihatnya bisa mengontrol kebiasaan buruknya.

Semua temanku pun sudah menjalankan kembali motornya. Aku melihat keenam itu hanya diam saja di belakang. Setelah itu kami melajukan motor lalu kembali lagi, untuk diam dulu di rumah sekaligus warung kang samid. Saat itu seperti dijalan saat kami bersamaan aku merasa bahwa ada sesuatu yang membuat ku berpikir kelebih-lebihan. Entah, kenapa harus seperti ini. Karena kurang lebih cara ini sering dilakukan oleh sekelompok geng motor. Dan harapan saat itu semoga semua teman-teman berpikir sependapat denganku.

Sampai jam 5 sore, aku pamit kepada semua teman-temanku. Daniel masih ingin diam di warung kang samid bersama teman-teman yang lain, aku pulang bareng dengan futri. Kasian dia juga lah, gaada tebengan buat kerumahnya. Tapi sekaligus cara aku supaya dekat dengan dia. Hhehehe.

“aku pulang dulu aah, anak perjaka mah gak boleh pulang terlalu malam.” Kataku tertawa, semuanya juga tertawa kecil.

“islam lain ??” kataku, mereka diam menjawab hanya dengan anggukan “assalamualaikum !” kataku setengah berteriak di atas motorku, lalu melaju meninggalkan warung kang samid. Di sepanjang jalan sungguh benar futri banyak bicara, kalau tadi dia masih malu untuk memelukku kali ini dia sendiri yang memelukku tanpa ada rasa malu dan tanpa menunggu aku yang menyuruh.

“ga ngerepotin nganter aku pulang?” katanya di atas motor yang sedang jalan pelan.

“engga ko.” Lanjutku “daritadi kamu yang cerita kan, biar sekarang aku yang gantian nyerita ya ? “

“okee aku dengerin ya. Cerita nya tentang kamu aja, Hhehe” kata dia

“gaseru kalau tentang aku. Tentang kita aja.”

“kenapa kita ?”

“cerita kita yang berpacaran! Hehehe.”

“haa kapan kita jadian nya ? Hhahaha.”

“yah sekarang aja, kalau dinanti-nanti malah gajadi!” kataku becanda.

“oke, jadi sekarang kita pacaran?” tanyanya, walaupun aku dibuat heran tapi aku mengangguk. Padahal aku memang bercanda saja, tapi gimana lagi aku juga senang kalau jadi pacarnya. Hhahaha jadi futri adalah perempuan pertama yang jadi pacarku di masa aku sekolah dan remaja. Apa ini terlalu cepat? Aku tak tahu juga, waktu itu aku seperti polos dan menemukan perempuan cantik seperti futri mana mungkin aku gamau. Tak perduli orang lain menilai apa tapi hal semacam itu buatku yang baru berumur 16 tahun sangatlah menyenangkan.

Rumah futri berada di Jl.cari, cukup jauh sih dari rumahku, tapi tak apa lah sekalian silaturahmi juga tahu rumahnya. Sesampai dekat rumahnya aku disuruh dia untuk masuk dulu kerumahnya. Waktu itu sudah adzan maghrib, dan aku lihat lingkungan disekitar rumahnya telah banyak orang yang memakai sarung dan peci yang mungkin segera untuk menunaikan ibadah. Orang-orang disekitar rumahnya sangat ramah, apalagi banyak orang yang menyapa futri baik itu anak muda sebaya denganku ataupun bapak-bapak. Pikirku saat itu mungkin keluarga nya adalah ketua rt/rw sehingga anaknya dikenal banyak orang.

“assalamualaikum bu.” Kataku ketika sampai di teras rumahnya kepada ibu futri yang sedang berada di depan pintu rumah. Rumah futri cukup luas tapi kelihatan sepi, dan aku baru tahu kalau futri adalah anak satu-satunya dirumah.

“eeh waalaikumsalam, sini masuk dulu.” Kata ibu nya sangat ramah dan baik, lalu dia masuk ke dalam rumah, aku pun ikut masuk. Futri pergi ke belakang mungkin ke kamarnya.

“siapa namanya ? temennya futri yah ? satu sekolah ?” ibunya bertanya setelah aku duduk di sofa ruang tamu. dan aku ber-argumen bahwa ibu sama anak sama saja, sama-sama banyak bicara dan banyak bertanya.

“Shabir bu, iya temennya,..” belum sempat aku meneruskan bicara ku ibunya malah bertanya lagi sambil senyum.

“temennya apa pacarnya nih ? Hhehehe”

“baru tadi jadi pacarnya bu, baru 13 menit yang lalu. Hhehe.” Kataku sambil senyum,ibunya tertawa.

Tak lama futri pun datang seragam sekolahnya sudah ia ganti dengan baju dan celana jeans pendek yang hanya sampai atas paha. Kalian tahu ? Hhahaha, pakainnya sangat minim!

“mau minum apa ?” kata ibunya menawariku,

“gausah lah bu jadi ngerepotin”

“sebentar ya ibu ambilin dulu minum.” Ibu Berjalan ke belakang rumahnya. Dan di saat itu hanya ada aku dan futri. Futri duduk bersebelah denganku, entah aku tak tahu kenapa ibunya tidak terlalu melarang anaknya berdekatan dengan lelaki. Padahal aku baru saja datang dan kenal dengan ibunya.

“boleh panggil sayang ?” katanya,aku mangangguk dan senyum kepadanya. lalu dia mengambil handphone androidnya dan membuka aplikasi messenger.

“mana aku minta nomer hp kamu ?” dia meminta, dengan muka yang dia buat selucu mungkin. Kalau boleh jujur saat itu aku pun sangat suka dengan dia, karena bagiku dia adalah perempuan cantik mungkin bisa dibilang seksi, tak normal bagiku kalau saja aku pun tidak suka kepadanya. Aku mengetik nomor hp-ku.

“aku pasang status nama kamu ya ?” katanya

“iyaa, nanti juga aku pasang.”

“iiih sekarang ! mana hp kamu ? “ dia melihatku dan mengambil hp di saku baju seragamku.

“okee, sekarang kita pacaran. Hhahaha, kamu suka aku kan ?” katanya sesudah dia ambil hpku dan membuka aplikasi messenger di hpku. Dan aku lihat dia menambahkan nomor nya sebagai teman di hp ku dan status ku diganti oleh namanya ‘FutriZaenab” itulah nama kepanjangannya.

“iya aku suka kamu, hehehe.”

“aku juga suka kamu, aku sayang kamu.” Katanya sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku.

Tak lama dalam suasana seperti itu ibunya pun datang, aku ketakutan kalau ibunya bisa memarahi ku. Tapi ternyata tidak, dia hanya menyimpan secangkir teh hangat di atas meja.

“ibu ke kamar dulu ya. Hehe” kata ibu sambil senyum, dan aku pun membalas dengan senyumannya.

Waktu itu futri mungkin mengantuk, sambil bercerita tentang pelajaran di sekolahnya dan juga guru killer yang marahi dia, futri merebahkan tubuhnya dan pahaku dijadikan nya bantalan. Lalu dia kembali bercerita.

“kalau ayah, dia jauh dari sini. Dia kan udah punya istri baru anak baru juga, aku benci sama ayah. Ayah udah ninggalin ibu, ninggalin aku juga.” Katanya pelan dan aku melihat ada lelehan air mata di pipinya. “aku juga butuh kasih sayang ayah, aku pengen diantar ke sekolah sama ayah, atau main bareng sama ayah sama ibu juga.” Suaranya sangat parau, mungkin dia tidak tahan ingin menangis. Aku pun langsung mengusap wajahnya dengan telapak tanganku.

“kamu jangan nangis, udah ada aku. Aku bukan bikin kamu nangis.” Kataku berusaha untuk bijak karena dia memang membutuhkan semacam saran seperti itu, barangkali.

“iyaa makasih, jangan tinggalin aku ya.” Katanya sambil mengusap air matanya lalu melihat ku dengan mata memelas. Sungguh waktu itu aku tidak mengerti masuk ke dalam suasana seperti apa. “kamu jangan tinggalin aku sama seperti ayah!”lanjutnya.

“iyaa,” dan aku tahu kalau dia memang mengantuk, dan tak lama dia tertidur di bantalan pahaku. heran aku, kenapa bisa jadi seperti ini. Sengaja waktu itu aku putar lagu mellow nya elvis Presley di hp-ku, mungkin lagunya membuat futri tertidur juga.

Futri tuhan itu memang adil, kalau kau memang membutuhkan seorang seperti ayahmu. Biar saja aku akan berikan kasih sayang itu, dengan kehendak tuhan juga. Aku mendengar cerita mu itu merasa tersentuh dan kasihan. Kalau cinta seperti dikatakan buya hamka adalah dengan tiga cara cinta melalui suka, cinta melalui nafsu, dan cinta melalui kasih. Kalau cinta melalui suka dan nafsu akan lahir kebiadaban sifat manusia, tidak akan hidupnya tenang dan sejahtera di dunia juga diakhirat. Tapi kalau cinta itu melalui kasih atau kasihan tak akan ada hawa nafsu karena dengan perasaan kasih melihatnya akan seperti dirinya sendiri. Dijaga nya syahwat dan tidak bermain berlebih-lebihan yang membuat itu dosa besar. Hari ini, besok, dan seterusnya semoga aku bisa membuat mu mendapat kan kasih sayang. Kalau boleh aku mengatakan biarlah futri itu selalu bersama ku semoga aku dapat membimbingnya dengan sama-sama ke jalan yang benar. Dan semoga tuhan mengizinkan aku dengan mu, kita kenal sudah takdir tuhan kedepannya kita sendiri yang menentukan nasib itu,. Futri..nasib itu!

Jam 8 malam setelah adzan isya ibu futri pun keluar kamar dan melihat aku yang main hp dan futri yang tidur.

“laah kok futri malah tidur ya ? duuuh bukannya tidur dikamarnya aja sih kan berat buat angkat dianya.” Ibunya ngomong seperti kepada diri sendiri.

“hahaha iya bu, biar aja shabir yang bawa futri ke kamarnya bu.”

“gapapa kan ? maaf yaa jadi ngerepotin.”

“iyaa gapapa ko bu, sekarang aja ya bu, lagian aku sudah harus pulang kerumah.” Kataku lalu mengangkat futri, jujur aku pun keberatan karena memang aku belum makan waktu itu. Hhehehe. Sesampainya dikamar aku melihat kamarnya yang sangat rapi cat tembok putih terdapat banyak poster seperti yellowclaw, raisa, atau maliq d’essentials itu semua adalah musisi yang memang saat ini sangat digemari oleh para remaja perempuan. Tepat di bagian atap kamarnya aku melihat ada tulisan (AKU,IBU, dan ??? ayah nya kemana ? aku kangen ayaaaah! huffft). Hahaha, Melihat itu sungguh aku sangat tersentuh.

Aku pamit pulang kepada ibunya, dijalan aku hanya memikirkan futri. Aku kasihan kepadanya, mungkin saja semua orang yang melihat futri di luar rumah berpikir bahwa dia baik-baik saja. Tapi sekarang aku tahu, dia tidak baik-baik. Maksudku dia membutuhkan kasih sayang, semacam yang memperhatikannya ataupun menyayanginya. Aku bersyukur kenal dengan dia, tidak kebaratan buatku untuk mengenalnya. Karena manusia harus mempunyai banyak teman tujuannya adalah saling membantu satu sama lain.



TERUSANNYA ?

 
Hari demi hari aku bersekolah dan setiap harinya setelah pulang aku pun beraktifitas menongkrong di warung kang samid bersama teman-teman ku yang lain. Ditambah saat itu hubungan ku dengan futri semakin dekat dan hampir setiap hari nya aku menjemput dan mengantarkannya pulang. Sekolah futri dan sekolahku jarak nya cukup dekat, sekolah futri berada disekitaran rumah kang samid. setelah pulang sekolah aku dan futri suka berdiam dulu di kang samid hanya sekedar untuk ngumpul atau mengobrol dengan teman yang lain. Saat itu di posisi ku, aku harus benar bisa mengatur peran antara mementingkan pacar dan juga teman. Jadi kalau di kang samid futri dan aku tidak banyak berdekatan, lagipula di warung kang samid juga banyak perempuan dan itu cukup membantu ku agar futri tidak terlalu bosan dengan ku yang mengobrol dengan teman-teman lain. Nama U.K.S lebih sering didengar oleh orang banyak, entah kenapa bisa seperti itu. Aku yang datang ke kang samid pun telah disediakan berbagai macam manusia yang berbeda sekolah. Itu membuatku nyaman, asalkan mereka bisa menghargai pendapatku.


"A’shabir"salah seorang yang baru datang memberi salam kepadaku.
"Jangan panggil kakak aku mah masih 16 tahun." Kataku.
“cuman ngerhargain doang atuh aa.”katanya lagi sambil senyum.


Sampai suatu saat disekolah saat jam istirahat para siswa. aku,daniel,ivan,risky,dan yang lainnya sengaja ke lapangan bola untuk bermain bola bersama kelas 12. Saat itu semua guru sedang mengadakan rapat dan kebanyakan siswa yang belajar pun di bebaskan atau mungkin diberi tugas. Aku bermain bola seperti biasa karena memang aku tak mahir sangat, apalagi daniel yang jadi penjaga gawang. Dan pada akhirnya, di menit rawan pun terjadilah pertikaian. Temanku ivan dikasari lawan yang aku tahu namanya adalah Permana kelas 12 cukup banyak yang tahu tentang kenakalan dia.
"Baleg atuh maenna anjing!" Ivan marah dalam bahasa sunda dan nama binatang.


Saat itu memang hampir semua pemain termasuk aku sudah tidak bisa mengontrol emosi. Sampai daniel pun yang jadi penjaga gawang di tendang oleh lawan. Semua pemain pun berkumpul di tengah lapang dengan memasang alat pelindung manusia kemarahan. Entah saat itu aku pun terlalu emosi dan yang selanjutnya terjadi yaah seperti itulah, pikir saja lah dengan sendirinya.
Kata-kata seorang laki-laki remaja yang emosi pun banyak keluar dan kejadian itu ditonton oleh sebagian besar siswa dan guru. Berlangsung lama, guru pun akhirnya datang. Pak,Benny guru olahraga sekaligus B.P dia termasuk guru yang paling ditakuti.
"Aya naon ieu ? Rek jaradi jagoan ? Haaaah, baris saria kadieu!" Ucapnya yang berteriak dalam bahasa sunda yang artinya (ada apa ini ? Mau jadi jagoan? Baris semua kesini!) Aku dan yang lainnya pun berbaris ditengah lapangan.

Saat itu tidak terkecuali yang ikut-ikutan rusuh kena tampar oleh tangan pak,benny ada sekitar lima belas orang dari kelasku dan kelas dua belas, dengan dilihat oleh banyak siswa lain. Hari itu dimana hari kebesaran ku, hari dimana aku harus bersabar dan di beri surat peringatan dari sekolah (Kalau tidak salah waktu itu aku di skorting 1 minggu). Dan pada cerita itu adalah awal dari aku mempunyai sekolah baru.



"Sekarang kamu ayah sekolah kan di sekolah perempuan saja!" Ayah marah pada saat dirumah sambil membaca surat peringatan terhadapku. Akupun tak tahu mengapa harus sekolah perempuan. Mungkin pikirnya agar aku terbawa kesifat perempuan atau menjadi baik baik seperti perempuan? Entahlah.


"Jangan dipindahkan dulu, kan ini masih S.P 1." Kataku membela.


"Pokoknya kalau kata ayah harus pindah ya pindah kamu cuman mempermalukan ayah!"ayahku cetusnya "senin depan mulai lagi kamu sekolah,disekolah yang baru" lanjutnya.


Waktu itu aku tahu akan disekolah kan di SMK mana kalau tidak yang deket jl.pelajar pejuang berarti di jl.pajagalan. yang aku tahu kedua smk itu memang mayoritas perempuan. Perasaan ku waktu itu mengawang-awang, bagaimana bila disekolah aku tak punya teman? Bagaimana bisa aku hanya diam disekolah untuk belajar dan istirahat? Apa disekolah baru seperti di syurga?

Disaat aku dapat skorting tidak sekolah selama seminggu itu sengaja aku tak memberi tahu futri soal itu. Karena aku tahu kalau aku bilang di skorting dia pasti bertanya 'kenapa bisa ?' Dan kalau aku menjawab nya pasti dia bertanya lagi dengan marah 'kenapa kamu seperti itu?' Dan selanjutnya lagi akan ada kemarahan perang dunia 3 dari dia kepadaku. Aku hanya diam saja tidak memberi tahu, aku hanya ingin futri tidak merasa marah kepadaku, apalagi aku pun tahu dia paling tidak suka dengan keributan atau apapun semacamnya. Entahlah, jadi mungkin kalian akan bilang kalau hal semacam itu adalah bentuk perhatian kasih sayang dari seorang pacar. Tapi buatku itu adalah hal yang bodoh hal yang paling tidak aku sukai. Waktu itu aku masih 16 tahun dan saat itu memang adalah saat aku ingin dapat kebebasan dalam pergaulan,mencari pengalaman dan lain itu sebagai-bagainya.


"Kamu sekolah yang benar ya!" Futri berkata diatas motor waktu aku mengantarkannya sekolah, mungkin dia belum tahu kalau saat itu aku di skorting. Dan sengaja aku pun memakai seragam sekolah. Hhehehe
"Kamupun, juga jangan istirahat ya!" kataku
"Maksudnya ?"
"Sekarang baru jam 7 istirahat kan jam 9.Hhehe"
"Iiih kirain apaan" katanya sambil menepuk bahuku dan tertawa.


Setelah aku mengantar futri ke sekolahnya aku berdiam di kang samid, juga daniel dan teman ku yang lain yang dapat skorting pun berada disana, juga sebagian siswa dari sekolah lain juga ada disana.
"Bir ! Tahu kan yang kemarin songong di lapang itu ?" Kata ivan waktu aku baru datang, dan menyalakan sebatang rokok.
"Tahu kenapa emang ?" Aku tahu pasti maksud dia adalah si Bowo.


"Ngajak ribut lagi, dia juga punya perkumpulan dan dia malah punya masalahnya sama kamu." Kata daniel kepadaku, langsung aku tahu saat itu daniel sedang berusaha mengontrol emosinya.


"si bowo itu mantan pacarnya futri." Kata seorang teman lain yang satu sekolah dengan futri.


"Heeh anu menangkeun si futri nepi ka beakna!" Kata risky sambil nyengir (iya yang dapetin si futri sampai habisnya.) waktu itu aku langsung tahu dan mengerti apa arti yang dibicarakan risky tadi. Apa kalian juga mengerti ? Aku tidak harus menjelaskan nya secara rinci.


"Dimakan ?" Kataku berusaha seserius mungkin. Dan teman ku yang lain pada ketawa. "Dia kanibal jadi suka makan manusia sampai habis ke tulang-tulang. Hhehehe" lanjutku, berusaha agar suasana ini tetap aman dan terjaga.


Sambil merokok dan meminun kopi yang aku beli dari kang samid aku berpikir apakah benar bowo dan futri seperti itu ? Entahlah, hanya karena itu aku menjadi tahu futri ditangan bowo adalah kesalahan besar. Bukan maksudku ingin menghakimi, tapi siapa saja yang berbuat demikian ia manusia yang sangat dihilangkan akal oleh tuhan. Aku tidak menyucikan diri, dan sekali lagi aku bukan untuk menyucikan diri dengan berkata demikian. Aku hanya berpendapat bahwa kalau benar yang dikatakan risky tentang bowo itu benar menjadi suatu urusan tersendiri bagiku. Bukan juga karena futri adalah pacarku sekarang. Tapi lebih dari itu aku ingin menjadi sekurang-kurangnya bermanfaat bagi manusia lain. Jadi sekarang prinsip ku menjadi pacarnya futri adalah untuk membimbing nya perlahan agar melupakan yang lalu untuk menemukan jalan yang lebih baik untuk masa depan yang dekat menuju akhirat kedalam pintu surga.


"Hese siah bir! Lamun awewe geus benang ku lalaki mah sok awewe na nu jadi ngudag-ngudag" kata daniel juga kepadaku (susah bir! Kalau perempuan sudah kena”main” oleh laki-laki, malah jadi perempuannya yang ngejar-ngejar).
"Yaa bagus, kalau futri mengejar dia sedang olahraga. lari pagi mungkin biar sehat lah Hhahaha" saat itu aku bercanda dengan tertutup karena dalam hatiku pun kalau boleh aku jujur merasa seperti sedang marah ataupun bisa dikatakan cemburu. Disana waktu itu teman ku seperti ingin memanasi ku untuk bertemu mengobrol ataupun berantem dengan bowo. Tapi hanya saja aku menjawab semua pembicaraan itu tidak terlalu serius.

“niel aku dipindahkan sekolah oleh ayahku.” Kataku mengalihkan pembicaraan.

“yang bener ? emang pindah ke sekolah mana?” Tanya Daniel, semua nya yang ada disana juga mendengarkan. Aku hisap rokokku mengepul kana sap dimulut agar semakin tenang dan kalem.

“gatau, tapi yang pasti pindah ke sekolah perempuan.”

“anjrit alus atuh engke menta awewe hijinya bir, hahaha.” (bagus atuh nanti minta satu perempuan ya.)Kata roni ikutan ngobrol.

Sampai jam 12 lebih disana waktuku aku habiskan dengan kopi ataupun tiduran di karpet. teman ku yang lain sengaja membawa kursi sofa bekas atau karpet dan di simpan di halaman belakang rumah kang samid. Tempat itu seperti kebun tak terawat, jadi kami semua membersihkan tempat itu dan menjadikannya markas besar negara U.K.S dengan mendapat perizinan dari president kerajaan kang Samid.


"Shabir!!! Kamu dimana ? Udah makan ?" Suara futri ditelpon ku.
"Ini sama siapa ?"
"Iiih, aku futri pacar kamu. Kamu lupa? Hah!!" Katanya seperti sedang marah.
"Oh, cuman mastiin aja kalau kamu pacar aku.Hehe"
"Terserah!" Aku mendengar futri seperti sedang menahan ketawa nya dan berakting seperti orang yang marah.
"Aku pengennya sama futri zaenab selain dari itu aku gamau." Kataku berusaha ingin futri tidak kembali marah. Walaupun saat itu ingin aku bertanya kepadanya tentang bowo, tapi aku urungkan niatan itu. Aku hanya tidak ingin ada kesinggungan oleh futri sendiri.
"Kamu udah makan ?" Dia malah bertanya setelah diam sebentar.
"Belum. Aku pengen makan kamu."
"Iih emang bisa ?"
"Harus dimutilasi dulu. Hhahaha" aku ketawa dia juga
"Hari ini aku pulang sekolah lebih awal. Kamu di mana ?" lanjutnya, setelah diam sebentar.
"Di kang samid, aku jemput sekarang ?"
"Emang kamu udah pulang sekolah?"
"Sudah, barusan. Hhehe" kataku berbohong
"Aku jalan kaki aja, kamu mau makan sama apa ?" Katanya, memang jarak antara sekolahnya dan warung kang samid tidak terlalu jauh.
"Iyaa, terserah kamu aja."
"Aku dijalan sekarang, tungguin disana ya. Jangan kemana-mana." Katanya dan kemudian menutup panggilan hp nya.

Waktu itu aku pikir futri adalah perempuan yang tepat buatku. Dia baik ke aku ataupun temanku. Dia tidak pelit, bahkan kalau perlu aku katakan dia selalu mentraktir teman-teman yang lain di warung. Aku juga tak tahu berapa uang saku dia sekolah, tapi menurutku itu akan cukup banyak. Melihat dia yang selalu jajan makanan ringan ataupun mentraktir teman-temannya.


tak lama futri datang, futri jalan kaki ke warung kang samid, tidak sendiri ada dina pacarnya ivan, nisa pacarnya risky, dan rumi belum jadi pacarnya Daniel hahaha atau mungkin juga gabakal terjadi. Di warung, futri langsung memelukku, sungguh dia itu manja aku menilainya seperti anak kecil. Seperti biasa kalau futri sudah berbicara ke aku pasti akan cerita panjang lebar tentang sekolahnya hari ini ataupun tentang dia yang lain. Aku hanya bisa menjadi pendengar yang baik, hanya diam tanpa mengerti keseluruhan ceritanya.


"Berapa banyak bekas pacar kamu?" Aku menanyakan itu waktu diatas motor berdua bersama futri.
"Mantan ?" Meyakinkan, dan aku mengangguk. "Ada berapa ya ? Lupa lagi. Hhahaha" dia seperti berpikir menghitung.
"Namanya siapa aja ?" Saat itu aku ingin mendengar cerita bowo versi dari futri sendiri. Karena mengingat pembicaraan teman-temanku tadi.
"Udah ah jangan bahas soal mantan"katanya datar. Karena aku tidak bisa memaksa kehendak, aku hanya diam saja.

Menjalankan motor ke daerah jl.kera dekat dengan smp nya futri dulu. Disana memang banyak yang berjualan makanan ada batagor,seblak,mie ayam,mie baso,cilor, dan lain lain seterusnya. Waktu itu futri pilih beli mie ayam.


"Mang 2 ya, yang aku sausnya banyak." Kata futri ke mang mie ayam
"Kalau aku pake kecap tapi jangan ada kata manisnya mang" kataku juga ke mang mie ayam. Dia pun langsung melihatku keheranan.
"Ada nya juga kecap manis dek" kata mang mie ayam kepadaku dengan senyum nya sambil kebingungan.
"Ohyaudah mang tapi jangan terlalu manis ya, pacar ku juga sudah sangat manis. Nanti aku bisa diabetes. Hhehe" kataku ketawa, mang mie ayam juga ketawa. Tapi futri malah nyubit perutku. "Malu-maluin!" Kata futri sambil pasang muka yang dibuat kesal sengaja.


Aku makan berdua dengan futri dekat dengan roda mang mie ayam. Waktu itu ga banyak pembeli, jadi hanya ada aku, futri, mang mie ayam, manusia yang lewat, dan tuhan juga. Futri benar-benar tipe yang muanjag, waktu aku makan pun malah dia meminta agar aku menyuapi nya. Sedangkan mie ayamku juga belum kumakan.
Setelah makan mie ayam di dekat smpn 14, aku langsung mengantar futri pulang kerumah. Sengaja aku tak kembali ke warung kang samid karena memang waktu sudah menjelang sore. Dijalan, diatas motor yamaha dt ku berdua sama futri melesat ke arah jalan. Pasir, jalan jami, dan seterusnya ke jalan cari.


"Masuk dulu ya, si ibu pengen ketemu katanya." Futri bilang waktu sudah sampai di depan rumahnya.
"Yaudah tapi sebentar ya. Aku sibuk"
"Sibuk kenapa ? Sama perempuan lain?" Futri adalah wanita yang pencemburu.
"Iyaa" kataku, futri hanya cemberut."sibuk buat bilang ke perempuan lain kalau aku adalah pacar kamu." Lanjutku.
"Iiiih jangan punya pacar lagi, gausah genit ke perempuan lain." Katanya sambil mengacak rambutku.
Aku menyimpan motor ku di teras rumahnya. Karena memang sudah sering aku bermain kerumah futri, jadi aku tak sungkan untuk masuk kerumahnya. Waktu itu aku hanya sebentar mampir di rumahnya futri, setelah aku ngobrol dengan futri dan ibunya masalah pelajaran sekolah aku pun pamit untuk pulang.

“makasi ya.”kata futri waktu aku diatas motor menghidupkan mesinnya.

“gausah makasih, aku senang bisa dekat kamu.” Kataku senyum melihatnya, sungguh aku melihat wajahnya sangat cantik dan aku berpikir waktu itu betapa beruntungnya aku menjadi pacarnya. Setelah itu futri memelukku diatas motor. Aku dicium pipi olehnya dan aku pun juga membalas mencium pipinya. Waktu itu sedang diteras rumah, jadi gaada orang lewat. Biar saja hanya sebatas itu tidak lebih, tidak melakukan hal yang membuat kelebih-lebihan yang dapat merusak masa depan diusia kita yang masih remaja.



Waktu di hari senin(aku lupa pada tanggal berapa)pagi itu, aku dibangunkan oleh ibu ku.

“nak bangun! Cepetan mandi. Ayah udah nunggu kamu sarapan tuh.” Kata ibu sambil membuka selimbut ku.

“sekolahnya dimana bu ?”

“gatau nanti ayah juga antar kamu ke sekolah hari ini.” Aku pun bangun dari tempat tidur. “cepetan ya jangan sampai terlambat masuk sekolah baru.” Lanjut ibu sambil pergi meninggalkan kamarku. Aku pun bergegas ke kemar mandi, aku mengganti pakaian dengan seragam sekolah. Kalau aku memang orangnya kurang rapih, seperti menata rambut ataupun memakai sabun muka menurutku itu aku tidak terlalu membutuhkannya. Jadi, aku memang bergaya seperti memakai celana abu yang ketat, dan rambut yang acak-acak kan karena sengaja tidak disisir. Aku tidak menggangap diriku tampan, jadi kalau ada orang bilang kepadaku mukaku jelek itu sudah sangat aku hormati. Karena sekali lagi aku menilai diriku juga tidak tampan, hehehe.

“kamu sekarang masuk ke sekolah SMK BIN******. Ayah nganter kamu hari ini kesana.” Kata ayah di meja makan, dan aku pun memakan makanan yang di masak oleh ibu. Aku tahu sekolah itu, aku sering lewat sana.

“masuk jurusan apa yah ?” kataku kepada ayah

“jurusan komputer, agar kamu jauh dari bengkel motor itu!” kata ayah memandangku dengan kesal. Aku tahu kalau ayah juga tahu aku suka ke bengkel motor, dan ayah mungkin ber argument bahwa aku disana bergaul dengan orang orang yang dinggapnya tidak baik.

Habis sarapan aku pun bersiap untuk pergi kesekolah, hari itu sengaja aku tidak menjemput futri. Karena aku juga sudah bilang kalau sekarang aku gabisa jemput.untungnya juga dia gabanyak bertanya kenapa, dan itu buatku suatu kelegaan tersendiri. Hehehe. Ayah mengendarai mobilnya, sementara aku memilih untuk naik motor ku. Dijalan aku berada di belakang ayah melewati dingin sejuk nya pagi ini dan tidak lupa juga melihat-lihat perempuan bening yang kebetulan aku lihat dijalan.

Waktu aku tiba disekolah aku melihat semua siswi sedang mengikuti upacara, aku diajak ayah keruangan seperti tata usaha. Bentuk bangunan sekolah baruku itu cukup sempit, aku jujur saja karena manusia yang menjadi murid disana juga banyak tak cukup kalau hanya seperti itu.

“titip shabir bu, kalau dia buat ulah bilang saja ke saya.” Kata ayahku kepada seorang guru diruangan tata usaha.

“ohiya, saya juga bakal anggap shabir anak saya sendiri pak.” Kata guru itu, aku jadi tahu kalau ayahku dan guru yang tadi itu memang sudah kenal.

“shabir kamu disini jangan malu-maluin ayah!”kata ayah memandangku yang duduk di kursi sebelahnya.

“iyaa yah.”

“belajar yang bener, jangan nakal jaga sikap ya.” Kata guru itu sambil senyum dan menepuk bahuku.

“yasudah bu, saya pergi dulu ke kantor ya. Saya titip anak saya.” Kata ayah, lalu berjabat tangan, Dan pergi buru-buru. Aku yakin waktu itu ayah pikir pasti telat datang ke kantornya. Disaat semua murid disana mengikuti upacara aku diam menunggu di parkiran motor. Ada seorang satpam dia sangat baik, namanya pak Suga. Dia bercerita dan menyapaku sangat baik sehingga aku pun nyaman dan terbawa perasaan berbicara lama-lama dengannya.

“shabir, tuh udahan upacaranya” kata pak Suga, dan memang aku lihat upacara bendera hari senin itu sudah selesai dan murid pun bergegas pergi dari lapangan itu. Aku pun menghampiri manusia-manusia yang ada dilapang sana, aku lihat disekolah itu memang mayoritas adalah perempuan. Kalau boleh aku jujur, mereka semua cantik dan aku betah untuk melihat-lihat setiap muka dari mereka. Ahahhaha. Kalau di sekolahku dulu aku kurang melihat perempuan disekolah baru ini aku bisa dengan leluasa menemukan perempuan. Hehehe, mereka melihat ku. Diantara mereka aku melihat barisan murid laki-laki tidak banyak sih mungkin ada sekitar 30 orang. Ada yang kelas 10,kelas 11, dan 12. Termasuk salah satu dari mereka ada yang menghampiri ku.

“murid baru ya?” kata nya, aku mengangguk dengan senyuman. “adit!” katanya menjulurkan tangan kepadaku. Aku pikir siapa juga yang mau kenalan sama dia, hahaha. Dia adalah murid berpenampilan rapih dan bersih, dan hampir semua nya murid laki-laki di sekolah itu mempunyai penampilan yang tidak seperti teman sekolah lamaku Daniel.

“shabir jabrana.” Kataku singkat
 
Bimabet
Cerita yang bikin Mamang jadi hayang balik ka Bandung ( Lengkong Kecil, Karapitan ...... ) TERASKEUN, YI .....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd