Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Verde! [Milf Stories]

hallo suhu-suhu yang budiman.. thank ya, yg masih ngelike nih lapak.
sambil nunggu ucl, boleh lah ya, nubie olahraga jari bikin cerita.
jangan dibata ya, hu.

judulnya apa ya said:
06:10 am.

“Yo, bangun Yo.. Tolong nanti motor gue lu service ya..” samar-samar gua denger suara Kakak gua dalam keadaan tidur.

“Yo.. Tyo..”

“Hhhhhm..” jawab gua, seadanya. Masih dalam keadaan tidur.

Sebenernya gua bisa aja membangunkan diri, tapi karena adegan dalam mimpi belum sampai ejakulasi, jadi terpaksa gua paksa diri ini untuk tidur lagi agar mimpi itu kembali melanjutkan adegannya.

“Beneran. Gue tinggalin duit nih, buat lu ngopi. Sercive-nya masih gratis kok.”

“Nanti lu service di bengkel baru deket perempatan rumah sakit aja.”

“Yo..”

“Tyo!” suara kakak gua meninggi.

“Iyaaaaaa” jawab gua, kesal.

Kesal karena harus bersuara dan tak bisa melanjutkan mimpi. Mimpi basah di depan mata, sirna oleh permintaan tolong yang bisa dilakukan kakak gua, nanti, agak siangan. Sial.

06:11 am.

Gua kembali merebahkan badan di kasur. Dalam sekejap, gua kembali tertidur.

Mimpi silih berganti menghampiri, tapi adegan bercinta dengan wanita, tak kunjung gua dapati. Mpft.

*

08:05 am.

“Yoooo.. tadi kamu dimintain tolong apa sama kakakmu? Mumpung masih pagi, bangun. Kalo masih pagi gini, bengkel masih sepi. Kamu ga perlu antri.”

08:30 am.

“Yo.. udah mau jam 9 nih.. Bangun, nanti keburu rame.”

10:10 am.

“TYO, BANGUN!!!”

Adehhhh, oke. Gua bangun.

“Iya, Bu.. udah bangun..”

“Dibangunin dari pagi. Sampe ditinggal ke pasar masih belum juga bangun. Kamu itu..”

“Iyaaaaaaaaaaaa, ini udah bangun, Ibu. Ya Tuhann..”

*

Gua mandi, gosok gigi, setelah itu gua berjanji : Hari ini, esok pagi, atau lusa nanti. Garuda bukan burung perkutut, Sangsaka bukan sandang pembalut, dan coba kau dengarkan, Pancasila itu, bukanlah rumus kode buntut, yang hanya berisi harapan, yang hanya berisi khayalan. Oi.

Gua berangkat ke bengkel yang direkomendasikan kakak gua. Letaknya gak jauh dari rumah. Hanya sekitar, 3 hari. Hehe. 3km.

Hari itu panasnya naudzubilah. Padahal jam 11 aja belum. Belum “tengah hari bolong” tapi panasnya gak bohong.

Sesampainya di bengkel, gua langsung masukin motor ke dalam ruangan yang biasanya untuk service motor. Tanpa berhenti dipagar, tanpa bertanya diloby.

Bukan karena merasa akamsi, tapi karena bengkelnya memang sepi.

Bengkel yang gua maksud adalah bengkel resmi dari merk motor punya kakak gua. Gua rasa lu semua tau, nama bengkel ini.

Nama bengkelnya, AHAY. ahaydedehhh..
“Ahayyyyy...sodara-soadara.. Tendangannya mengganggu penerbangan.”

*

“Mba, aku service, ya..” kata gua, menghampiri mba-mba resepsionis yang... lumayan buat diajak ke ruanganberudara.

“Oiya, Mas. Bukunya ada?” jawab si mba dengan ramah dan wajah penuh senyum.

Entah memang dia orang yang murah senyum, entah karena tuntutan pekerjaannya, atau entah karena melihat raut wajah orang bangun tidur dan kepanasan. Entah.

Setelah menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan service, gua duduk dibangku besi yang ada didepan bengkel. Bangku ini besar kemungkinan untuk sales-sales menunggu calon customer. Karena di depan bangku tersebut, berjejer motor-motor baru yang siap menambah padat dan macet ibu kota. Yeay!

Gua membuka aplikasi kencan yang digeser kanan-kiri itu. Barangkali ada ikan yang terjaring. Sambil menikmati rokok, gua akses aplikasi itu tanpa ekspektasi.

Belum habis rokok gua satu batang, si mba menghampiri. “Pak, diatas ada ruang tunggu, lho.” Katanya.

Gua tak menjawab dengan kata, hanya memandanginya dengan wajah yang seolah bicara, “Pak? Pak-e? Lu mau gua pake?”

Si mba yang gak mengerti apa yang ada dalam pikiran gua, hanya tersenyum. Lalu menahan tawa.

“Gimana? Gimana?” kata gua, kemudian. Dan dia pun tertawa. Aneh ya?

“Kalo mau nunggu diatas, bisa pak?”

“Pak?” kata gua. Kali ini dengan suara. Tapi tidak dengan lanjutannya yang ada diatas. Bisa-bisa gua dimandiin oli sama security.

“Segitu tua-nya ya, mba, muka saya?” lanjut gua.

Si mba tertawa dan mengulangi kalimatnya. “Diatas ada ruang tunggu, Mba” what?

“Eh, Mas! Diatas ada ruang tunggu, Mas.”

Gua sendiri gak ngerti kenapa si mba sebegini anehnya. Jadi teman-teman pembaca, harap maklum yah.

Gua hanya tersenyum mendapati si mba grogi sampe salah manggil. Mungkin ini hari pertama kerjanya. Atau mungkin hari pertamanya liat cowo tampan.

Adeeeehhhhhhhhh.

*

“Oh, oke.” Kata gua, tanpa beranjak. Dan melanjutkan geser kanan-kiri.

Btw, kebanyakan yang gua geser ke kiri. Mpft. Pait nih, daerah.

Selang beberapa saat, saat gua sedang meneliti profile salah satu wanita, si mba kembali menghampiri, “Ada smoking room-nya kok, mas.” Katanya.

Gua mulai berpikir.

Atau lebih tepatnya, berkhayal.

Jangan-jangan ini kelakuannya si iblis nih. Settingannya si iblis nih. Gua dipaksa keatas. Nanti diatas, mbanya nyamperin gua, terus dia gatel, terus gua spikin, terus ngewew di toilet. Hooooo... iblis nih pasti, kerjaannya. Gak salah lagi. Baiklah, kalo memang itu mau lu, Blis.

“Ada yah..” kata gua, “bisa? (elu bisa gue pake), bisa ngerokok, ya..”

“Bisa kok mas. Malah enak, ada ac-nya. Adem. Ada wifi-nya juga.” Jawab si mba. Itu kayanya kalimat hasil briefing tadi pagi sama spv-nya.

“Ada mbanya juga ga, yang nemenin?” goda gua sambil berdiri dari duduk. Yaelah, berdri dari duduk. Dasar penulis amatir.

“Ada temennya, kok diatas.” Jawab si mba, polos. Tak menghiraukan godaan gua. Gua pun meninggalkan dia yang sesaat masih mau mengeluarkan kata-kata.

Sesampainnya diatas, memang ada “temennya”. Ibu-ibu paruh baya.

Jadi buat teman-teman yang berpikir gua akan ngewew sama mba resepsionis, silahkan tinggalkan cerita ini. Ibu-ibu paruh baya itu lah, pemeran wanitanya.

*

Biar gua gambarkan sedikit ruang tunggu dari bengkel resmi AHAY ini ya.

Bengkelnya berada dibangunan ruko yang tidak terlalu besar, jadi ruang tunggu ini, bisa dikatakan, sedikit dipaksakan keberadaannya. Karena selain tidak ada ruangan penyimpanan onderdil dibagian bawah, dan adanya diatas, juga karena keberadaan toilet dan mushola.

Ruang tunggu ini berukuran sekitar 2,5mx5m. Jadi bentuknya memanjang.

Dan waktu gua tanya, apa ada smoking room, memang ada. Tapi letaknya persis didepan pintu toilet. Tidak di dalam ruang tunggu utama yang memang ruangan ber-ac. Mirip-mirip seperti ruangan akuarium.

Gua pun memutuskan untuk tidak merokok dan masuk ke dalam ruang tunggu. Di dalam, dekorasinya seperti ini, ada 3 sofa. 2 sofa kecil dan 1 sofa agak panjang.

Satu sofa kecil adanya disebelah pintu masuk, lalu berurutan di sebelahnya sofa panjang dan sofa kecil lagi. 2 sofa kecil saling berhadapan, sedangkan sofa panjang menghadap layar lcd cctv. Kebayang ga? Ngga?

Gak apa-apa lah. Gak penting.

*

Waktu gua masuk, sofa panjang sudah dikuasai ibu-ibu customer lain yang tadi disebut “temennya” sama si mba resepsionis. Gua punya pilihan untuk duduk di 2 sofa kecil yang kosong, tapi entah kenapa, mungkin karena waktu gua masuk si ibu paruh baya gak peduli, tidak pula menengok, karena dia membelakangi pintu masuk, dan juga karena gua liat posisi pewe si ibu.

Posisi pewe = setengah duduk bersandar, setengah rebahan. Yah, macam duduk dibangku kereta eksekutif yang di-mentokin ke belakang.

Gua pun duduk disebelah si ibu, tanpa ada kemungkinan kita akan bersenggolan.

Gaya duduk gua lebih ekstrem dari si ibu. Bisa dikatakan, gua terlentang disofa, dengan kaki yang bergantian gua tekuk.

Si ibu masih tidak menghiraukan keberadaan gua, karena dia sedang telepon-teleponan. Bahasanya, bahasa jawa timuran. “kon nyapo..”

Gua melanjutkan main hp, buka aplikasi geser kanan geser kiri. Sampai akhirnya gua teringat sesuatu :wifi.

Password wifi di tempel pada selembar kertas yang berada tepat di depan si ibu, gua pun berdiri, melihat, mencatat, dan duduk kembali.

Saat proses duduk kembali itu lah, wajah kami saling bertemu.

Gua tersenyum. Begitu pula si ibu.

Gua melanjutkan pencarian teman kencan, si ibu melanjutkan telepon-teleponan.

Meski tau keberadaan gua, dan sudah saling tatap, si ibu tidak menurunkan volume suaranya. Tetap dengan volume seolah-olah hanya ada dia diruangan. Begitu pun bahasanya, baik pembahasannya maupun kata-katanya.

Yah, bisa dibilang, ibu-ibu masa kini. Gua yakin banget, waktu itu, kalo nih orang aktif di sosmed.

Karena si ibu tidak pedulikan keberadaan gua, maka gua pun melakukan hal yang sama.

Gua dengan santai berselancar di youtube dengan volume video yang tidak hanya bisa didengar oleh gua, tapi juga si ibu.

Suasana seperti diatas, terjadi sekitar 5 sampai 10 menit. Hingga gua menyadari sesuatu.

*

Karena gua asik main hp, gua gak perhatiin sekitar. Selain asik main hp, juga memang nyaman sekali gua hari itu. Sampai ketika gua hendak memikirkan sesuatu, yang membuat pandangan gua ke luar dari layar hp, gua menatap ke layar lcd yang ada di depan gua.

Layar itu berisikan 3 sisi ruangan service, yang mana customer bisa memantau motornya, 1 sisi dengan tampilan lebih besar, dua sisinya kecil, dan diantaranya juga terdapat satu sisi bangku besi yang diawal gua duduki dan satu sisi ruang tunggu!

Awalnya gua hanya memperhatikan tampilan layar paling besar, memperhatikan motor gua yang lagi di service. “Motor kakak lu woy!"-- iyeeee, motor kakak gua, elah.

Sampai akhirnya, gua tersadar akan keberadaan gua di layar lcd, dan lu tau apa? Si ibu memperhatikan gua! Goddamn!

Gua gak tau sejak kapan dia memperhatikan gua dari layar lcd, tapi yang jelas, dia tidak sedikit pun terdengar tidak fokus dalam percakapannya di telepon. lalu setelah beberapa saat, saat gua sudah kembali menatap layar, si ibu selesai teleponan.

Memainkan hpnya sebentar, lalu bertanya, "Mas, itu password wifi ya?"

*


Btw, ini cerita udah lumayan panjang, belum ada kalimat-kalimat yang ngacengin yak.. mau dilanjut gak nih? hahahahahahaha. piss. udah mau kick off.


*dan ngerti gak? sama gaya bercerita gua kali ini? tks.​
 
Wah cakeppppp.. Banyak mini seriesnya.. Alurnya ga panjang2 bgt sampe akhirnya ngebosenin, ga pendek jg yg lgsg main tusuk sembarangan.. Cakepp braderrrr!!!
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd