Sebenarnya dilanjutin ama penulis aslinya kok, ada 1 lanjutannya yang udah rilis malah.
Sisanya lagi diberesin sampai ending. Tenang aja ntar bakal dirilis juga, masih ada 20-an chapter kok :D
PART 10: A Dream's End
CUIIT... CUIITT... Terdengar suara kicau burung di telinga Ryan dan membangunkannya dari tidurnya. Entah sudah berapa lama Ryan tertidur lelap. Saat ia mulai sadar dan terbangun, ia bisa merasakan rasa hangat menerpa wajahnya dengan lembut, sementara angin semilir...
PART 9: The Farewell
"Maaf, Meester. Apa yang harus dilakukan pada pemuda ini?" tanya Agatha tiba-tiba sambil melirik kearah Ryan yang terikat tanpa daya di dinding itu.
"Cerenia, kuserahkan dia padamu. Lakukanlah apapun sesukamu padanya." Ujar Roubert.
"Aku mengerti." Cerenia menganggukkan...
PART 8: A Lover's Passion
"Nah, pegang rantai Ryan dengan kedua tanganmu." Perintah Roubert. Cerenia hanya menurut sambil mengulurkan kedua tangannya dan mencengkeram rantai yang mengikat tangan Ryan. Kini, posisi tubuh Ryan dan Cerenia berhadapan langsung dengan wajah mereka yang saling...
PART 8: A Lover's Return
"Nah, pegang rantai Ryan dengan kedua tanganmu." Perintah Roubert. Cerenia hanya menurut sambil mengulurkan kedua tangannya dan mencengkeram rantai yang mengikat tangan Ryan. Kini, posisi tubuh Ryan dan Cerenia berhadapan langsung dengan wajah mereka yang saling...
PART 7: Cerenia
Selama beberapa saat Ryan merenung dalam kegelapan pengelihatannya. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Melissa? Mengapa Melissa seolah berubah drastis, dan apakah wanita yang lembut barusan itu benar-benar suara Melissa? Dari isi percakapan itu, seolah memang Melissa yang...
PART 6: Soul Unification
Roubert lalu menggenggam punggung tangan Melissa dan menggandengnya turun dari meja itu. Ryan melihat Roubert menggandeng tangan Melissa dengan menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya tampak masih basah oleh cairan cinta Melissa.
Melissa lalu dituntun ke...
PART 5: Ritual for Melissa
Waktu pun berlalu. Saat tersadar, Ryan merasakan hawa hangar di sekujur tubuhnya dan aroma lilin yang terbakar tampak memasuki indra penciumannya. Ada dimanakah dirinya? Ryan perlahan-lahan membuka matanya, samar-samar Ryan melihat dirinya sedang berada di sebuah...
PART 4: Time tells the Truth
Saat melihat Ryan sudah pergi, Melissa tak kuasa menahan isak tangisnya. Agatha segera membelai kepala Melissa untuk menenangkan gadis itu.
"Sudah, sudah... tidak apa-apa, besok kalian akan kembali bertemu." Ujar Agatha.
"Sekarang, saya akan membantu supaya kamu...
PART 3: "The Possession"
Melissa membuka kunci kamar itu dan masuk kedalam. Melissa terkagum melihat desain kamar yang luas itu; seisi kamar itu semuanya berperabot antik bernuansa kolonial. Ada sebuah meja rias dan lemari dari kayu jati berwarna coklat. Sementara sebuah ranjang kanopi dengan...
PART 2: The Villa
Sementara itu, Ryan dan Melissa terus menyusuri jalan setapak yang ditunjuk oleh Kek Sapto. Ditengah perjalanan, Ryan tampak merenung dengan seksama.
"Apaan sih?! Kok melamun melulu?" tanya Melissa gusar.
"Bukan, Mel. Aku cuma bingung dengan keadaan disekitar sini." Gumam...
PART 1: Missing in the Mountain
Cuaca di siang itu cukup cerah, matahari bersinar terang dan angin tampak bertiup semilir. Ya, cuaca di gunung pada hari itu memang cukup menyenangkan untuk piknik dan tentu saja cocok bagi para muda-mudi untuk bersenang-senang. Namun lain halnya dengan...