Hunthijab
Adik Semprot
- Daftar
- 14 Mar 2018
- Post
- 130
- Like diterima
- 1.095
Terima kasih buat para pembaca setia
Walaupun thread ini sepi, akan tetap nubie update
Karena emang nulis beginian buat ngisi waktu luang gara2 kerjaan nubie kebanyakan bengongnya
Sepanjang jalan Ratih terus menerus “menyiksaku”. Ingin rasanya ku berhentikan motor ku sejenak di tempat sepi untuk menjamah tubuh Ratih. Namun kilat mulai bermunculan di langit. Air hujan mulai turun membasahi jalan, untungnya kami tiba di rumah Ratih tepat sebelum hujan semakin deras
Ku dengar pintu pagar telah tertutup, Langkah kaki di jalanan yang basah juga sudah tidak terdengar. Kami yang duduk bersebelahan, langsung memanfaatkan kesempatan ini. Ciuman panas tidak terhindari, tentu saja tanganku juga ikut meremas payudaranya dari balik jaketnya.
Ratih berpindah ke hadapanku. Tangannya langsung membuka kancing celana jeans yang aku kenakan. Akupun ikut berdiri untuk mempermudah celana ku turun. Ratih hanya menurunkan celana jeans & celana dalam ku sebatas betisku saja. Kami khawatir akan kerepotan jika harus melepas semuanya.
Ratih mulai mengangkat rok panjang miliknya, dan ia langsung membelakangi tubuhku. Saat ini dirinya tidak memakai celana dalam di balik rok panjangnya setelah kejadian di warnet beberapa saat yang lalu. Akupun mulai tidur telentang di lantai tanpa satupun alas. Dinginnya lantai mulai menusuk punggungku. Namun aku menghiraukannya saat area kewanitaan milik pacarku ini tepat berada di depan mukaku.
Ratih mulai mengulum penisku, aku juga mulai menjilati lubang vaginanya. Lidahku menyapu vaginanya dari atas ke bawah. Ratih pun hanya melenguh bersamaan dengan jilatan dan hisapan dari mulutnya kepada penisku ini
Tak ada pembicaraan yang terjadi saat ini. Kami berdua hanya menikmati aktivitas yang kami lakukan bersama. Hanya lenguhan2 kecil yang terdengar dari mulut ratih saat ini.
Rasanya tak sampai 5 menit, kurasakan mulut Ratih mengocok penisku lebih cepat. Pinggulnya pun juga sama, kini ikut bergerak cepat mencari2 sapuan lidahku terhadap vaginanya. Hingga akhirnya kocokan mulutnya pada penisku berhenti, berganti dengan hisapan yang sangat kuat. Pinggulnya pun bergetar di mukaku ini. Cairan mulai keluar dari vaginanya dan membasahi mukaku. Ratih sudah mendapatkan orgasmenya dan ia pun melepas penisku dari dalam mulutnya. Dan mulai berbaring di sebelahku
Akupun berpindah ke sofa menuruti permintaan dari Ratih. Tak lama setelah aku duduk. Ratih pun mulai duduk di pangkuanku, tepatnya di atas penisku. Vaginanya yang masih basah, menempel langsung di penisku ini. Dirinya mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, mengikut arah penisku yang saat ini sedang berdiri tegak
Diriku membuka resleting jaket miliknya. Payudara yang hanya di bungkus oleh Bra miliknya kini terpampang jelas di hadapanku.
Kunaikkan sedikit bra miliknya, putting payudaranya sudah mengeras. Ku cubit & hisap payudara miliknya.
Dirinya mendesah akibat perlakuanku bersamaan dengan gerakkan naik turun tubuhnya menggesek penisku ini.
Ratih mulai mempercepat gesekannya pada penisku. Aku membalas nya dengan gigitan & cubitan kecil di kedua puting payudaranya
Ratih mempercepat goyangan pinggulnya. Ia memeluk tubuhku dengan erat. Kurasakan cairan hangat mulai membasahi penisku. Cairan orgasme nya memang tidak sebanyak saat kamu melakukan 69 tadi. Namun cairan hangat yang membasahi penisku ini membuat diriku juga mengalami orgasme pada saat kami berpelukan erat.
Aku pun beranjak lebih dulu ke kamar mandi untuk bersih2. Tak lupa aku mengelap sperma ku yang menempel di penis & perutku dengan tissue. Kupastikan sisa2 kenikmatan ini tidak tertinggal saat aku berjalan menuju kamar mandi
Tak lama setelah kami berdua bersih2, Ibu pun tiba di rumah. Kami menyantap nasi goreng tersebut seakan2 tidak ada kejadian apapun pada saat sang Ibu pergi meninggalkan kami berdua.
Hujan pun juga sudah mulai reda, aku pun berpamitan untuk segera pulang karena sudah cukup malam.
Tak lupa aku mengucapkan terima kasih atas hidangan nasi goreng malam ini.
Ini merupakan nasi goreng paling enak yang pernah aku santap selama hidupku
Bersambung
Part 13. Pisang Coklat
Walaupun thread ini sepi, akan tetap nubie update
Karena emang nulis beginian buat ngisi waktu luang gara2 kerjaan nubie kebanyakan bengongnya
PART 12
Nasi Goreng
Nasi Goreng
Sepanjang jalan Ratih terus menerus “menyiksaku”. Ingin rasanya ku berhentikan motor ku sejenak di tempat sepi untuk menjamah tubuh Ratih. Namun kilat mulai bermunculan di langit. Air hujan mulai turun membasahi jalan, untungnya kami tiba di rumah Ratih tepat sebelum hujan semakin deras
Ratih: Masuk dulu yang, Ujan
Diriku: Iya sayang, ada Ibu kan di rumah?
Ratih: Tenang aja ada, Assalamualaikum, Buuuu ada Mas Danil numpang neduh
Ibu Ratih: Suruh langsung masuk aja Mbak
Diriku: Assalamualaikum Bu, maaf ngerepotin jadinya
Ibu Ratih: Gpp mas, udah makan belum?
Ratih: Belom bu, udh mau ujan jadi langsung pulang tadi
Ibu Ratih: Saya beliin nasi goreng aja ya?
Ratih: Boleh bu, yang pedes
Diriku: Saya aja yang beliin Bu, lagi ujan juga kan
Ibu Ratih: Udah gpp, saya aja
Diriku: Kalo gitu saya sedeng aja deh bu, jangan terlalu pedes
Ibu Ratih: Saya ke depan dulu ya, titip rumah
Diriku: Hati2 ya bu, jalanan licin
Ku dengar pintu pagar telah tertutup, Langkah kaki di jalanan yang basah juga sudah tidak terdengar. Kami yang duduk bersebelahan, langsung memanfaatkan kesempatan ini. Ciuman panas tidak terhindari, tentu saja tanganku juga ikut meremas payudaranya dari balik jaketnya.
Ratih: Lanjutin yuk?
Diriku: Beli nasi gorengnya kan Cuma di depan yang, takut keburu balik malah kentang lagi
Ratih: Main cepet aja yang, aku udh g tahan soalnya
Diriku: Yaudh sini aku jilatin memeknya
Ratih: Trus kamu gimana?
Diriku: Mau coba 69?
Ratih: Boleh deh, biar barengan enaknya
Ratih berpindah ke hadapanku. Tangannya langsung membuka kancing celana jeans yang aku kenakan. Akupun ikut berdiri untuk mempermudah celana ku turun. Ratih hanya menurunkan celana jeans & celana dalam ku sebatas betisku saja. Kami khawatir akan kerepotan jika harus melepas semuanya.
Ratih mulai mengangkat rok panjang miliknya, dan ia langsung membelakangi tubuhku. Saat ini dirinya tidak memakai celana dalam di balik rok panjangnya setelah kejadian di warnet beberapa saat yang lalu. Akupun mulai tidur telentang di lantai tanpa satupun alas. Dinginnya lantai mulai menusuk punggungku. Namun aku menghiraukannya saat area kewanitaan milik pacarku ini tepat berada di depan mukaku.
Ratih mulai mengulum penisku, aku juga mulai menjilati lubang vaginanya. Lidahku menyapu vaginanya dari atas ke bawah. Ratih pun hanya melenguh bersamaan dengan jilatan dan hisapan dari mulutnya kepada penisku ini
Tak ada pembicaraan yang terjadi saat ini. Kami berdua hanya menikmati aktivitas yang kami lakukan bersama. Hanya lenguhan2 kecil yang terdengar dari mulut ratih saat ini.
Rasanya tak sampai 5 menit, kurasakan mulut Ratih mengocok penisku lebih cepat. Pinggulnya pun juga sama, kini ikut bergerak cepat mencari2 sapuan lidahku terhadap vaginanya. Hingga akhirnya kocokan mulutnya pada penisku berhenti, berganti dengan hisapan yang sangat kuat. Pinggulnya pun bergetar di mukaku ini. Cairan mulai keluar dari vaginanya dan membasahi mukaku. Ratih sudah mendapatkan orgasmenya dan ia pun melepas penisku dari dalam mulutnya. Dan mulai berbaring di sebelahku
Ratih: Kamu hebat banget sih yang, aku udah ke enakan gini tapi kamu masih belum keluar
Diriku: Iya nih yang, aku jadi kentang lagi dong ini
Ratih: Kalo aku gesek2in di memek aku aja gimana yang?
Diriku: Petting maksudnya?
Ratih: Iya kaya gitu, Kamu duduk di sofa dulu sana
Akupun berpindah ke sofa menuruti permintaan dari Ratih. Tak lama setelah aku duduk. Ratih pun mulai duduk di pangkuanku, tepatnya di atas penisku. Vaginanya yang masih basah, menempel langsung di penisku ini. Dirinya mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, mengikut arah penisku yang saat ini sedang berdiri tegak
Ratih: Gimana yang, kalo kaya gini bisa cepet keluar?
Diriku: Belum tau yang, aku belum pernah di giniin. Memek kamu anget banget yang, licin juga, enak banget yang
Ratih: Hihi, Kan kamu tadi yang bikin jadi licin.
Diriku: Jaketnya aku buka ya
Ratih: Sleting nya aja ya yang, jangan semuanya, nanti ribet
Diriku membuka resleting jaket miliknya. Payudara yang hanya di bungkus oleh Bra miliknya kini terpampang jelas di hadapanku.
Kunaikkan sedikit bra miliknya, putting payudaranya sudah mengeras. Ku cubit & hisap payudara miliknya.
Dirinya mendesah akibat perlakuanku bersamaan dengan gerakkan naik turun tubuhnya menggesek penisku ini.
Ratih: Ahhh, enak banget yang, harusnya dari dulu kita begini aja, ughhh
Diriku: Di gesek2 gini aja udah enak, apalagi di masukin yang
Ratih: Plis, jangan di masukin ya yang, aku masih belum siap
Diriku: Iya sayang, aku gak akan maksa kamu kok
Ratih mulai mempercepat gesekannya pada penisku. Aku membalas nya dengan gigitan & cubitan kecil di kedua puting payudaranya
Ratih: aaaahh.. aku nggak kuat Sayang, enak banget yang, ahhh…
Diriku: Terus desah yang…. Aku gak kuat sama suara desahan kamu yang
Ratih: Uuggggh, ahhhh, ayo yang, keluarin peju kamu yang, uhhh, enak banget yang.
Diriku: Aaaahhh, cepetin dong yang, aku juga udah mau keluar nih
Ratih: Ahhh, tahan dikit lagi yang, aku juga udah mau keluar
Ratih mempercepat goyangan pinggulnya. Ia memeluk tubuhku dengan erat. Kurasakan cairan hangat mulai membasahi penisku. Cairan orgasme nya memang tidak sebanyak saat kamu melakukan 69 tadi. Namun cairan hangat yang membasahi penisku ini membuat diriku juga mengalami orgasme pada saat kami berpelukan erat.
Diriku: Anget banget yang memek kamu, makasih ya sayang
Ratih: Iya sayang, aku juga sampe keluar 2x nih, hihihi
Diriku: Udah yuk beres2, ntar keburu Ibu pulang
Ratih: Kamu duluan gih sana. Aku mau ngelapin lantai dlu tuh yang masih basah
Aku pun beranjak lebih dulu ke kamar mandi untuk bersih2. Tak lupa aku mengelap sperma ku yang menempel di penis & perutku dengan tissue. Kupastikan sisa2 kenikmatan ini tidak tertinggal saat aku berjalan menuju kamar mandi
Tak lama setelah kami berdua bersih2, Ibu pun tiba di rumah. Kami menyantap nasi goreng tersebut seakan2 tidak ada kejadian apapun pada saat sang Ibu pergi meninggalkan kami berdua.
Hujan pun juga sudah mulai reda, aku pun berpamitan untuk segera pulang karena sudah cukup malam.
Tak lupa aku mengucapkan terima kasih atas hidangan nasi goreng malam ini.
Ini merupakan nasi goreng paling enak yang pernah aku santap selama hidupku
Bersambung
Part 13. Pisang Coklat
Terakhir diubah: