Rangga yang sudah hilang kesabarannya karena niatnya yang hendak membantu Saka Lintang di halang-halangi oleh Nambi, kini terlihat melompat cepat, menerjang deras ke arah kakek tua yang berjuluk Setan Jubah Merah itu. Pertempuran sengit pun tidak dapat di hindari lagi, ke dua tokoh yang sama-sama mulai saling menyerang satu sama lain itu, bentrok adu kekuatan di udara.
“Hiyaattt…”
“Haiittt…”
Plak…, Dug…, Deesss…, Bughk…,
Nambi yang kini terlihat mulai mengerahkan jurus-jurus andalannya pun tampak bergerak dengan kecepatan bagaikan kilat, ke dua tangannya yang sedang menyerang itu menimbulkan desir angin yang menderu-deru. Jurus tangan kosong yang di lancarkannya sungguh sangat hebat dan dahsyatn. Bahkan setiap pukulan yang di lancarkan kakek tua itu juga ternyata mengandung hawa racun yang sangat dahsyat, dan mematikan. Namun semua itu seolah tidak berpengaruh apa-apa terhadap Rangga. Pemuda tampan yang sudah di gembleng di goa Lembah Bangkai oleh se ekor burung Rajawali raksasa itu, tubuhnya telah menjadi kebal terhadap segala jenis racun apa pun juga. Bahkan gerakan tubuhnya yang gesit dan lincah terus saja meliuk-liuk menghindari serangan yang di lancarkan oleh Nambi, sambil sesekali pula balas menerjang lawan dengan jurus ‘Cakar Rajawali’, Dengan jurus itu dirinya tidak bermaksud memandang enteng lawan, tapi justru sudah menjadi sifatnya yang selalu mengukur tingkat kepandaian musuhnya. Sebelum dia mengeluarkan jurus-jurusnya yang lebih dahsyat dan berbahaya.
Bughk…, Bughk…,
Traakkk…, Treekkk…,
Plaakkk…, Plaakkk…,
Benturan demi benturan ke dua tangan dan kaki ke duanya yang masing-masing mengandung hawa tenaga dalam tingkat tinggi, terus terdengar se iring tubuh mereka yang saling bergerak lincah dan gesit. Melompat dan menyerang satu sama lain.Hingga tak terasa ke dua lelaki yang berbeda usia itu, telah terlibat dalam sebuah pertarungan yang seru dan mendebarkan. Tubuh mereka yang sama‐sama saling menyerang itu pun, kini sudah tak terlihat lagi, yang terlihat hanyalah seberkas cahaya putih dan merah yang tampak saling serang dan saling sambar dengan cepatnya di udara. Begitu cepat dan luar biasa hebatnya kecepatan ke duanya, hingga gerakan tubuh mereka pun sukar sekali di ikuti oleh mata. Di tambah gerakan Rangga yang tengah mengerahkan jurus ‘Cakar Rajawali’, sambil sesekali di padukan dengan jurus ‘Seribu Rajawali’ hasil ciptaannya. Tubuhnya yang bergerak lincah itu pun, terlihat bergerak dengan kecepatan bagaikan kilat. Berpindah-pindah ke sana dan ke mari dengan cepatnya. Bahkan tubuh dan gerakan ke dua tangan Rangga yang tengah berkelebatan menyerang itu, mendadak mulai terlihat bagaikan berjumlah ribuan.
“Hiyaattt…,”
“Hup…,”
“Haiittt…,”
“Hap…,”
Plak…, Plak…, Plak…,
Deesss…,
Bughk…,
Ribuan tangan dan ribuan tubuh pemuda tampan yang berkelebatan cepat itu, terus menyerang secara beruntun bagaikan tak ada habisnya saja. Kadang‐kadang tubuh yang kini menjadi ribuan jumlahnya itu, terlihat melambung tinggi di udara. Sambil kemudian melayangkan tendangan dan pukulan yang juga berjumlah ribuan, dan mengandung hawa tenaga dalam tingkat tinggi ke arah tubuh Nambi. Bahkan angin pukulan yang di hasilkan dari ribuan tangan dan kaki itu, begitu luar biasanya. Hingga membuat pepohonan di sekitar tempat itu, tumbang satu persatu bagaikan di landa angin topan yang dahsyat. Debu-debu dan pasir pun kini mulai terlihat beterbangan ke udara, akibat pukulan‐pukulan dahsyat yang di lancarkan oleh Rangga atau pun pukulan maut yang juga di lancarkan oleh Setan Jubah Merah.
Wusshhh…
Plak…, Plak…, Plak…,
Deesss…,
Bughk…,
Splaakkk…,
Detik demi detik terus berjalan, waktu pun berlalu dengan cepatnya. Hingga tak terasa pertarungan antara ke duanya telah memasuki sepuluh jurus, bahkan pada suatu kesempatan, Terlihat telapak tangan Rangga yang kaku dan keras bagaikan besi itu. Mulai berhasil masuk menerobos pertahanan lawannya. Gerakan telapak tangan yang membentuk cakar itu, tampak melaju deras ke arah dada kakek tua itu. Dengan di iringi desir angin yang menderu-deru, karena memang mengandung hawa dorongan tenaga dalam tingkat tinggi.
Wesshhhh…,
Nambi yang melihat gerakan pukulan itu, langsung segera tanggap. Dengan gerakan yang cepat pula, dia pun langsung bergerak menghindar dengan lincahnya. Lalu dengan gesitnya pula tubuh kakek tua itu terlihat bergerak memutar cepat, sambil melayangkan sebuah tendangan yang di sertai pengerahan tenaga dalam tingkat tinggi pula ke arah dada Rangga.
Wuussshhh…,
“Heaattt…,”
“Haiittt…”
Namun pemuda tampan yang sedang di hadapinya itu juga bukanlah anak kemarin sore, dia adalah murid tunggal seorang tokoh sakti yang tidak terkalahkan. Yang pernah hidup seratus tahun yang silam. Begitu matanya melihat gerakan kaki yang datang secara tiba-tiba dan cepat itu, Murid tunggal Pendekar Rajawali Sakti tersebut hanya menarik sedikit tubuhnya ke arah belakang. Sehingga tendangan yang di layangkan oleh Setan Jubah Merah pun, hanya lewat sedikit di hadapannya. Dan tepat setelah serangan itu lewat, dia pun tak membuang-buang kesempatan, dengan cepatnya pula sebelah tangan kanannya terulur deras ke depan. Mencoba mengirimkan satu hantaman keras ke arah dada Nambi. Hembusan angin yang menderu, serta hawa panas yang sangat luar biasa, langsung menerpa dada kakek tua itu begitu telapak tangan kanan Rangga menempel telak di dadanya.
“Hiihhh…,”
Bughk…,
Deessshhh…,
Plaakkk…,
“Ughhkkk…,”
Dan tepat ketika telapak tangan kanan yang mengandung pengerahan tenaga dalam tingkat tinggi itu dengan telak mengenai dadanya, Setan Jubah Merah pun seketika langsung meraung kesakitan. Di iringi dengan tubuhnya yang terlempar sejauh dua puluh tombak, dan terus bergulingan hingga menabrak sebongkah batu besar. Begitu dahsyat dan kerasnya hawa dorongan tenaga itu, sampai membuat lawannya terlempar keras ke belakang. Namun karena ilmunya juga sangat tinggi, dorongan keras yang di lancarkan oleh pemuda tampan itu pun seolah tidak berpengaruh apa-apa bagi dirinya. Dengan gerakan cepat dan gesit, kakek tua bernama Nambi itu pun ternyata mampu segera bangkit berdiri kembali, sepasang matanya memandang tajam ke arah wajah Rangga yang terlihat berdiri tegak tidak jauh dari hadapannya. Sementara Rangga sendiri hanya terlihat tersenyum kecut, namun jauh di dalam lubuk hatinya, dia juga sempat sedikit terkejut. Begitu mengetahui serangan yang di lancarkannya barusan, ternyata tidak berarti apa-apa buat lawannya.
***